Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN

TUGAS PENGGANTI PRAKTIKUM


CAD/ CAM/ CNC

DISUSUN OLEH :
NAMA : Yokoyama T.Rumayar
NIM : 1811045

LABORATORIUM CAD/ CAM/ CNC


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S-1
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS PENGGANTI PRAKTIKUM
CAD/ CAM/ CNC

DISUSUN OLEH :
Nama : Yokoyama T.Rumayar
NIM : 1811045

Malang, 23 Mei 2021


Diperiksa dan disetujui
Laboratorium CAD/ CAM/ CNC
Kepala Laboratorium

(Ir. Soeparno Djiwo, MT.)


NIP. Y. 1018600128

Laporan Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN Malang i


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas pengganti
praktikum CAD/CAM-CNC dengan lancar. Laporan proses pratikum CAD/CAM-
CNC ini di susun berdasarkan hasil pembelajaran yang telah penulis lakukan pada
semester genap di ITN Malang.
Selama melaksanakan praktikum dan pembuatan laporan ini penulis
banyak menemui hambatan-hambatan dalam penyusunan, Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan bimbingan dari :
1. Dr. I Komang Astana Widi, ST, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin S-1.
2. Bapak Ir. Soeparno Djiwo, MT. Sebagai Kepala Laboratorium
CNC.
3. Djoko Hari Praswanto ST., MT. Selaku Dosen Pengajar mata kuliah
CNC.
4. Seluruh pihak yang telah banyak membantu mulai dari proses
penyusunan laporan ini hingga selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan praktikum
CAD/CAM-CNC ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
berharap adanya saran dan kritik yang bersifat membangun bagi kesempurnaan
laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat berguna serta bermanfaat bagi
pembaca.

Malang, 23 Mei 2021

Izza Nur Afida


Laporan Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN Malang ii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ……………………………………………………………i
Kata Pengantar …………………………………………..…………………….ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………….iii
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………….1
1.1 Sejarah dan perkembangan mesin – mesin CNC…………………….1
1.2 Tahap perencanaan proses permesinan……………………………… 2 .

1.3 Manfaat penggunaan mesin CNC…………………………………….4


1.4 Tujuan praktikum……………………………………………………. 4 .

BAB II DASAR TEORI…………………………………………………………5


2.1 Spesifikasi mesin……………………………………………………..5
2.1.1 Spesifikasi mesin bubut TU CNC 2A………………………...6
2.1.2 Spesifikasi mesin milling TU CNC 3A…………………….... 6 ...

2.2 Bagian – bagian utama mesin………...………………………………7


2.2.1 Bagian Mekanik……………………………………………....7 .

2.2.1.1 Mesin bubut TU CNC 2A….……………..………....7


2.2.1.2 Mesin milling TU CNC 3A……………..…………..9
2.2.2 Bagian Controller……………………………………………12
2.2.2.1 Mesin bubut TU CNC 2A….………………………12
2.2.2.2 Mesin milling TU CNC 3A………………………...13
2.3 Penentuan referensi koordinat…..………………...………………....15
2.4 Perintah – perintah pemograman…………………………………….19
2.4.1 Perintah pemograman mesin CNC TU-2A…..…………....... 20
.

2.4.1.1 Fungsi G (Going)….………………………………. 20 .

2.4.1.2 Fungsi M (Miscellaneous).……………..………….. 21 .

2.4.2 Perintah pemograman mesin CNC TU-3A…..……………....21


2.4.2.1 Fungsi G (Going)….………………………………..21
2.4.2.2 Fungsi M (Miscellaneous).……………..…………. 22 ..

Laporan Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN Malang iii


2.4.3 Tanda alarm………………………………………………..... 23 ...

2.4.4 Tombol kombinasi…………………………………………...24


2.5 Penentuan parameter permesinan.…………….……………………..25
2.5.1 Penentuan parameter permesinan CNC TU-2A…………….. 25 .

2.5.2 Penentuan parameter permesinan CNC TU-3A………..…….26


2.6 Macam – macam pahat………...……………………………………. 28 .

2.6.1 Macam – macam pahat mesin CNC TU-2A………..………..28


2.6.2 Macam – macam pahat mesin CNC TU-3A……………........29 .

BAB III METODE PRAKTIKUM……………………………………………. 31 ..

3.1 Persiapan praktikum……………………………………………........ 31 .

3.2 Prosedur menghidupkan mesin……...……………………………….34


3.3 Pelaksanaan prosedur permesinan…...………………………………34
3.3.1 Pelaksanaan prosedur permesinan TU CNC 2A……………..34
3.3.1.1 Pelayanan RS-232….……………..………………...34
3.3.1.2 Pengeplotan……………..………………………......35
3.3.1.3 Setting pahat dan benda
kerja……………………… 35 .

3.3.1.4 Dry run…………………………………..……….....37 .

3.3.1.5 Eksekusi program TU CNC-2A…………………….38


3.3.2 Pelaksanaan prosedur permesinan TU CNC 3A……………..38
3.3.2.1 Pelayanan RS-232….……………..………………...38
3.3.2.2 Pengeplotan……………..…………………………..39
3.3.2.3 Setting pahat dan benda
kerja……………………… 39 .

3.3.2.4 Dry run……………………………………………...41


3.3.2.5 Eksekusi program TU CNC-3A…………………….41
3.4 Prosedurmematikanmesin…...……...………………………………..42
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM MESIN
CNC TU-2A…………………………………………………………….43
4.1 Desain benda kerja………………………………...………………....43
4.2 Flowchart……………………..……...…………………………........44

Laporan Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN Malang iv


4.3 Program manuscript………………………………………………….47
4.4 Parameter permesinan…………...…...……………………………....51
4.4.1 Cutting speed………………………………………………....51
4.4.2 Feeding speed………………………………………………...51
4.4.3 Material removal rate…………………..…………………….52
4.4.4 Cutting time………………………………………………….52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……...…………………………………………………...53
5.2 Saran…...…………...…...…………………………………………... 54 .

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………........55

Laporan Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN Malang v


Laporan Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN Malang vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan perkembangan mesin – mesin CNC


Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula
dari 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek
tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit.
Semula perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume
unit pengendali yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal
sehingga masih sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam
mempelopori investasi dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin
CNC mulai berkembang pesat.
Penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang. Dari bidang
pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat demikian dihasilkan
berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa sudah banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak. Di industri
menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan mesin CNC dalam
mendukung proses produksi. Secara garis besar, mesin CNC dibagi dalam 2
(dua) macam, yaitu mesin bubut CNC dan mesin frais CNC.
Pada mesin CNC untuk keperluan unit latih (Training Unit) atau dengan
operasi sederhana, baik tampilan pada monitor maupun eksekusi program,
maka PC yang dipergunakan sebagaimana pada mesin CNC jenis LOLA 200
MINI CNC, LEMU IITM, EMCO TU, maupun yang sejenis.
Perkembangan jenis pekerjaan yang menggunakan peranan mesin CNC
sejalan dengan kebutuhan teknologi manufaktur semakin meningkat. Oleh
karena itu dikembangkan pula perangkat PC yang dapat melayani mesin CNC
dengan kinerja yang mampu mengatasi beberapa faktor kesulitan yang
dijumpai pada proses manufaktur.
Operator mesin CNC yang akan memasukkan program pada mesin
sebelumnya harus sudah memahami gambar kerja dari komponen yang akan
dibuat pada mesin tersebut. Gambar kerja biasanya dibuat dengan cara
manual atau dengan computer menggunakan program CAD (Computer Aided
Design). Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang computer, maka telah
dikembangkan suatu software yang berisi aplikasi gambar teknik dengan
CAD yang sudah dapat diminta untuk menampilkan program untuk
dikerjakan dengan mesin CNC. Aplikasi program tersebut dikenal dengan
sebutan CAM (Computer Aided Manufacturing). Software CAM pada
umumnya dibuat oleh pabrik yang membuat mesin CNC dengan tujuan untuk
mengoptimalkan kinerja mesin CNC yang diproduksinya. Dengan
menggunakan software CAM, seorang operator cukup membuat gambar kerja
dari benda yang akan dibuat dengan mesin CNC pada PC. Hasil gambar kerja
dapat dieksekusi secara simulasi untuk melihat pelaksanaan pengerjaan benda
kerja di mesin CNC melalui layer monitor. Apabila terdapat kekurangan atau
kekeliruan, maka dapat diperbaiki tanpa harus kehilangan bahan. Jika hasil
eksekusi simulasi sudah sesuai dengan yang diharapkan, maka program
dilanjutkan dengan eksekusi program mesin. Program mesin yang sudah jadi
dapat langsung dikirim ke mesin CNC melalui jaringan atau kabel atau
ditransfer melalui media rekam.
Dengan perkembangan teknologi informasi, maka di masa datang
dimungkinkan input mesin CNC dapat berasal dari gambar kerja manual yang
dibaca melalui scan, kemudian diinterpretasikan oleh PC yang terkoneksi
dengan mesin CNC. Hasil dari pembacaan scan akan diolah oleh software
pada PC menjadi program simulasi berupa CAD/CAM. Selanjutnya hasil
simulasi akan dieksekusi menjadi program mesin CNC yang siap dieksekusi.

1.2 Tahap perencanaan proses permesinan


Proses dalam melaksanakan pembelajaran simulasi CNC ini dimulai dari
pembuatan desain benda kerja menggunakan software CAD, kemudian
dilanjutkan mengubah desain menjadi kode - kode numerik (NC kode).
Selanjutnya kode numerik yang dihasilkan diuji kebenarannya dalam suatu
software simulasi CNC. Proses desain dan pengubahan desain menjadi kode
numerik dilakukan dengan software CAD/CAM, salah satunya adalah
MasterCam. Mastercam adalah perangkat lunak komputer berbasis
CAD/CAM (Computer Aided Design/Computer Aided Manufacturing).
Aplikasi ini digunakan untuk mendesain dan membuat program CNC untuk
proses pemesinan (Mastercam, 2002:1).
Perangkat lunak mastercam memiliki empat ikon yaitu, mastercam yang
digunakan untuk menggambar (design), proses bubut (Lathe), proses frais
(Mill), proses wire cutting. Perangkat lunak komputer berbasis CAD/CAM
yang memiliki fasilitas komputer grafis dengan memungkinkan penggunanya
untuk melakukan berbagai bentuk simulasi proses pemesinan sebelum di
implementasikan pada proses pemesinan yang sesungguhnya.
Kode (G-code) dasar yang digunakan dalam Proses Pembelajaran :
G90 : Kode untuk mode absolute
G90 : Kode untuk mode Incremental
G54 : Kode untuk offset titik kerja mesin
G00 : Kode untuk menjalankan pisaupahat dengan gerak cepat tanpa
melakukan pemahatan.
G01 : Kode untuk menjalankan pisau pahat dengan interpolasi linier dan
melakukan pemahatan.
X0, Y0 Z0 : Kode untuk inisialisasi titik kerja awal mesin
X Y Z : Kode untuk pergerakan arah X, Y dan Z
F : Kode untuk menetukan Feed rateatau kecepatan gerak mesin
M02 : Kode untuk menyatakan proses berakhir
Kode yang dihasilkan dari proses CAD/CAM kemudian dimasukkan ke
dalam sistem control yang terdapat dalam software simulasi CNC, dalam hal
ini software yang digunakan adalah Swansoft CNC. Setelah kode dimasukkan
kemudian dilakukan penyesuaian beberapa parameter agar hasil yang
diperoleh dalam proses simulasi sesuai dengan desain rancangan.
Berdasarkan proses yang harus dilalui dalam mempelajari mesin CNC
melalui software simulasi, maka dapat diidentifikasi materi yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
1.3 Manfaat penggunaan mesin CNC

Selain dapat memproduksi komponen-komponen mesin presisi dalam


jumlah besar dengan kurun waktu yang singkat, terdapat berbagai manfaat
dan keunggulan yang didapatkan dengan menggunakan mesin CNC dalam
proses produksi. Berikut merupakan beberapa manfaat yang bisa kalian
dapatkan:

1. Proses produksi dapat ditempuh dengan cepat;


2. Tingkat ketelitian pengukuran jauh lebih akurat;
3. Menurunkan angka kerugian (pemborosan komponen karena mengalami
kegagalan);
4. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pabrikasi jauh lebih cepat;
5. Tidak memakan banyak tempat, dan lain-lain.
1.4 Tujuan praktikum
Praktik kerja mesin CNC dilaksanakan guna menunjang teori yang
diberikan pada mata kuliah CAD/CAM-CNC.

Tujuan utama dari praktek ini adalah :

1. Untuk mengenalkan mesin CNC dan sifat-sifat dari mesin tersebut serta
mengetahui cara pengoperasiannya.
2. Untuk memperoleh pengalaman dalam hal:
 Persiapan proses permesinan
 Pelaksanaan proses permesinan
 Kotrol kualitas proses permesinan
3. Mampu membuat program mesin CNC untuk model geometri suatu
komponen.
4. Mengetahui simulasi gerakan pahat denga atau tanpa bantuan plotter.
5. Melatih praktik atau mahasiswa untuk menganalisa proses pelaksanaan
produksi suatau komponen.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Spesifikasi Mesin
Mesin bubut CNC Training Unit adalah jenis mesin yang di pergunakan
untuk latihan dasar – dasar pengoperasian dan pemrograman. Karena mesin
dikendalikan komputer, maka semua gerakan berjalan secara otomatis sesuai
perintah program yang diberikan. Sehingga dengan program yang sama mesin
CNC dapat diperintahkan untuk mengulangi proses pelaksanaan program
secara terus menerus.
Mesin bubut nonkonvensional yang digunakan dalam praktikum adalah
mesin bubut Emco TU-2A buatan Emco Austria, mesin ini merupakan mesin
bubut otomatis yang menggunakan Computer Numerically Controlled dengan
dua sumbu (X dan Z), untuk simulasi proses pembubutan. Sistem persumbuan
pada mesin EMCO TU-2A terdiri dari 2 sumbu yaitu sumbu X dan Z. Sumbu
X berada pada arah melintang, sedangkan sumbu Z berada pada arah
longitudinal. Berikut ini adalah gambar 2.1 yang merupakan mesin EMCO
CNC TU-2A yang digunakan pada saat praktikum CNC.

Gambar 2.1 Mesin CNC Bubut EMCO TU-2


(referensi : Lab. PP-CNC Teknik Mesin Undip)

2.1.1. Spesifikasi Mesin Bubut TU CNC 2A

Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar


sepertihalnya Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan kearah
melintang dan horizontal dengan system koordinat sumbu X dan Z.
Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin
Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam
bergerak sedangkan alat potong diam.Untuk arah gerakan pada Mesin
Bubut diberi lambing sebagai berikut :

1. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap


sumbu putar.
2. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.

Mesin Bubut CNC TU-2A adalah mesin bubut CNC yang


digunakan dalam pelatihan-pelatihan permesinan. Salah satu yang
sering digunakan adalah Emco TU-2A buatan Emco Austria,berupa
mesin perkakas CNC untuk simulasi proses pembubutan. Spesifikasi
mesin ini adalah:

 Daerah kerja putaran spindel antara 50-3200 rpm


 Kecepatan garak pahat arah longitudinal atau melintang
Kecepatan penuh (tak boleh memotong) :700 mm/menit
Kecepatan secara manual (mode manual) :5-400 mm/menit
Kecepatan secara otomatis (mode CNC) :5-499 mm/menit
 Ketelitian gerakan (yang tercantum pada display digital) 0,01 mm
 Daerah kerja memanjang :300 mm
 Daerah kerja melintang :50 mm
 Gaya pemakanan maksimum yang diperbolehkan : 1000 N

2.1.2. Spesifikasi Mesin Milling CNC TU-3A


Spesifikasi mesin ini adalah:                                           
1. Daerah kerja putaran spindel antara 50 - 3200 rpm
2. Kecepatan gerak pahat arah longitudinal atau melintang
Kecepatan penuh ( tak boleh memotong) : 700 mm/mnt
Kecepatan secara manual (mode manual) : 5-400 mm/mnt
Kecepatan secara otomatis (mode CNC) : 5-499 mm/mnt
3. Ketelitian gerakan (yang tercantum pada display digital) :
0,01 mm
4. Daerah kerja memanjang, melintang, dan vertikal : 300 mm
5. Kapasitas cengkram ragum : 60 mm x 60 mm
6. Gaya pemakanan maksimum yang diperbolehkan : 1000 N

2.2 Bagian – bagian utama Mesin


2.2.1 Bagian Mekanik
2.2.1.1 Mesinbubut CNC TU-2A
Bagian-bagian Mesin CNC Bubut EMCO TU-2A :
1. Monitor

Gambar Monitor
(referensi : Lab. PP-CNC Teknik Mesin Undip)
Pada mesin CNC Bubut EMCO TU-2A monitor
berfungsi untuk menunjukkan informasi program yang
sedang berjalan pada mesin.

2. Tailstock
Pada mesin bubut TU-2A tailstock berfungsi untuk
menahan benda kerja yang panjang agar benda kerja
tidak oleng dan untuk mencekam pahat drill.
Gambar Tailstock
(referensi : Lab. PP-CNC Teknik Mesin Undip)
3. Revolver pahat

Gambar Revolver pahat


(referensi : Lab. PP-CNC Teknik Mesin Undip)
Pada mesin bubut TU-2A terdapat revolver pahat yang
berguna untuk mencekam pahat dalam jumlah banyak
( maksimum 6 buah, 3 buah pahat luar dan 3 buah pahat
dalam).

4. Chuck
Gambar Chuck
(referensi : Lab. PP-CNC Teknik Mesin Undip)
Pada mesin bubut TU-2A chuck berfungsi untuk
mencekam benda kerja.

2.2.1.2 Mesin milling CNC TU-3A


Bagian-bagian  Mesin CNC TU-3A
1. Monitor
Pada mesin CNC Frais EMCO TU-3A monitor
berfungsi untuk menampilkan informasi program yang
sedang berjalan pada mesin.

Gambar Monitor Mesin CNC TU-3A


(Sumber : Lab CNC Universitas Diponegoro)
2. Ragum
Fungsi dari ragum adalah untuk mencekam benda kerja.

Gambar Ragum
(Sumber : Lab CNC Universitas Diponegoro)
3. Arbor
Arbor berfungsi untuk mencekam pahat frais.

Gambar Arbor
(sumber : Lab CNC Universitas Diponegoro)
3.  Motor listrik
Motor listrik pada mesin CNC berfungsi menjalankan
pahat serta memutar pahat . 
Gambar Motor listrik
(Sumber : Lab CNC Universitas Diponegoro)
4.  Tempat pahat
Tempat pahat berfungsi untuk meletakan jenis-jenis
pahat yang hendak digunakan untuk melakukan eksekusi
benda kerja.

Gambar Tempat pahat


(Sumber : Lab CNC Universitas Diponegoro)

2.2.2 Bagian Controller


2.2.2.1 Mesinbubut CNC TU-2A
menunjukkan konfigurasi dan toinbol-tombol atau bagian-
bagian untuk mengoperasikan mesin bubut CNC TU-2A, yang
terdiri dari:
Gambar Konfigurasi tombol operasipada TU-2A
(referensi : Lab. PP-CNC Teknik Mesin Undip)
1. Saklar utama, digunakan untuk menghidupkan/ mematikan
mesin
2. Lampu indikator, digunakan sebagai petunjuk bahwa jika
lampu hidup maka mesin dalam keadaan hidup
3. Saklar untuk menghidupkan spindle (untuk saklar
menunjukan angka 0 - spindle mati, angka 1 – spindle hidup
untuk melayani manual, CNC – spindle hidup untuk
melayani CNC/ otomatis)
4. Tombol untuk mengatur besar putaran spindle
5. Display penunjuk besar putaran spindle
6. Tombol untuk mengatur kecepatan asutan (untuk mode
manual)
7. Lampu indikator untuk mode manual
8. Tombol asutan untuk arah Z dan X untuk mode manual
9. Tombol gerakan cepat jika di tekan bersamaan dengan
mode asutan (no. 8), maka gerak asutan menjadi cepat.
Kecepatan asutan diatur dengan tombol no.6
10. Display yang menunjukan harga X dan Z dari gerakan
eretan/pahat dalam perseratus mm. Data ini juga terlihat di
monitor
11. Switch untuk mengubah dari pelayanan/mode manual ke
CNC atau sebaliknya pada mesin ini tersedia dua macam
pelayanan/mode, yaitu dapat dipakai secara manual (mode
manual) atau dipakai secara otomatis yang menggunakan
program CNC (mode CNC)

2.2.2.2 Mesin milling CNC TU-3A


konfigurasi dan tombol-tombol atau bagian-bagian untuk
mengoperasikan mesin frais CNC TU-3A, yang terdiri dari: 

Gambar Konfigurasi tombol operasipada TU-3A


(Sumber : Lab CNC Universitas Diponegoro)

1. Saklar utama, digunakan untuk menghidupkan/mematikan


mesin.
2. Lampu ontrolr, digunakan sebagai petunjuk bahwa jika
lampu hidup maka mesin dalam keadaan hidup.
3. Emergency Stop Button, merupakan saklar darurat.
4. Tombol untuk memilih satuan yang dipakai dan jenis
penggunaan frais (horizontal atau vertikal)
5. Saklar untuk rnenghidupkan spindel ( untuk saklar
menunjuk angka 0 – spindel mati, angka I – spindel hidup
untuk pelayanan manual, CNC – spindel hidup untuk
pelayanan CNC/otomatis).
6. Amperemeter, menunjukkan besar arus yang dipakai saat
mesin digunakan. Pemakaian arus diharapkan tidak lebih
dari 2 A, sebab kalau arus terlalu besar menunjukkan beban
pada mesin sangat besar yang dapat menimbulkan
kebakaran.
7. Tempat kaset untuk menyimpan program.
8. Tombol H/C yang berfungsi untuk pergantian mode
(pelayanan), dan mode manual ke CNC atau sebaliknya.
9. Lampu indikator untuk mode CNC.
10.Tombol START yang berfungsi untuk menjalankan
program.
11.Tombol untuk memasukkan program, yaitu tombol-tombol
angka, tombol INP + DEL dan sebagainya, yang letaknya
berdekatan  Fungsi dan masing-masing tombol ini akan
dijelaskan kemudian.
12.Display nilai-nilai atau huruf dari program CNC yang
ditunjuk.
13.Lampu kontrol untuk kode-kode program CNC.
14.Pengatur kecepatan spindel.
Selain itu juga ada tombol-tombol untuk gerak manual
arah +X, -X, +Y, -Y, +Z dan –Z, yang terletak disebelah
tombol angka (keyboard). Mesin juga dilengkapi dcngan
monitor yang dipakai untuk memantau koordinat pahat
(pada mode manual) atau program CNC yang aktif (pada
mode CNC).

2.3 PenentuanReferensiKoordinat
Mesin CNC adalah mesin yang bekerja dengan gerakan dasar sesuai
dengan arah koordinat kartesian yaitu di sumbu X,Y, dan Z.
Kaidah tangan kanan untuk sistem koordinat kartesian
Lokasi sistem koordinat relatif terhadap mesin bergantung pada tipe mesin.
Arah sumbu mengikuti aturan tiga jari tangan kanan (sesuai dengan DIN
66217).
Ketika kita berdiri di depan mesin, arah jari tengah tangan kanan
merupakan arah sumbu utama spindle. Berikut kemudian berlaku: Ibu jari
menunjuk ke arah sumbu X positif, telunjuk menunjuk ke arah sumbu Y
positif, jari tengah menunjuk ke arah sumbu Z positif. Dalam prakteknya, ini
dapat terlihat sangat berbeda pada berbagai jenis mesin.

Metode pengukuran koordinat


Terdapat dua jenis metode pengukuran koordinat yang dapat menjelaskan
pergerakan sumbu mesin dalam arah sumbu X, Y dan Z. Kedua jenis metode
pengukuran koordinat tersebut adalah :
 metode pengukuran mutlak ( absolute )
 metode pengukuran dengan pertambahan / berantai ( incremental ).
Dalam aplikasinya di mesin kedua metode pengukuran koordinat
tersebut dapat saling dikombinasikan penggunaannya secara bersamaan
sesuai dengan kebutuhan.
 Metode pengukuran mutlak ( absolute )
Pengertian dari metode pengukuran mutlak ( absolute ) adalah metode
pengukuran koordinat yang hanya menggunakan sebuah titik tetap /
sebuah titik referensi. Kemudian titik tetap / titik referensi tersebut
digunakan sebagai acuan atau referensi untuk pengukuran koordinat
tujuan selanjutnya. Sehingga dalam hal ini terjadi proses menentukan titik
tetap / titik nol pada benda kerja hanya satu kali saja ( tidak berulang ).
Jadi setelah proses penetapan sebuah titik nol pada benda kerja tersebut
dilakukan, semua penulisan ukuran koordinat tujuan selanjutnya dihitung
dan diukur dari titik nol benda kerja yang telah ditentukan sebelumnya

 Metode pengukuran dengan pertambahan / berantai ( incremental )


Pengertian dari metode pengukuran dengan pertambahan / berantai
(incremental) adalah metode pengukuran koordinat yang menggunakan
koordinat tujuan terakhir yang kemudian digunakan sebagai acuan atau
referensi untuk pengukuran koordinat tujuan selanjutnya.
Dalam hal ini terjadi proses menentukan titik tetap / titik nol pada
benda kerja terjadi berulang kali ( setiap kali berhenti, koordinat tujuan
terakhir tersebut digunakan sebagai acuan atau referensi untuk pengukuran
koordinat tujuan selanjutnya). Sehingga semua penulisan ukuran koordinat
tujuan selanjutnya dihitung dan diukur dari koordinat titik setiap
perhentian terakhir dari setiap pergerakan yang telah dilakukan. Tanda
pengenal plus ( + ) atau minus ( - ) menjelaskan tentang arah koordinat :
(+) bergerak ke kanan atau ke atas
(-) bergerak ke kiri atau ke bawah

Titik Referensi
Titik referensi disebut juga titik nol atau Zero Point adalah titik acuan
dalam sebuah proses pengukuran. Dalam pemrograman mesin CNC, titik
referensi dapat dibedakan menjadi 2 macam :
 Titik referensi mesin
 Titik referensi benda kerja
 Titik referensi mesin
disebut juga titik nol mesin (Machine Zero Point). Titik referensi mesin
adalah titik dimana koordinat sumbu X, Y dan Z mesin bernilai nol, maka
disebut juga titik nol mesin. Titik ini mempunyai posisi yang tetap,
maksudnya posisinya sudah dipersiapkan oleh pembuat mesin dan tidak dapat
diubah oleh operator mesin CNC.

 Titik referensi benda kerja


disebut juga titik nol (Workpiece Zero Point). Titik referensi benda kerja
adalah titik dimana koordinat sumbu X, Y dan Z benda kerja bernilai nol,
maka disebut juga titik nol benda kerja. Titik ini mempunyai posisi yang
dapat ditentukan sendiri oleh programmer dan operator mesin CNC. Posisi
titik referensi benda kerja merupakan posisi titik dengan jarak yang kita
tentukan , diukur dari titik referensi mesin.

Hubungan antara Titik Referensi Mesin dan Titik Referensi Benda


Kerja, Titik referensi benda kerja adalah hasil offset pengukuran dari titik
referensi mesin
2.4 Perintah –perintah pemograman
Memprogram mesin NC/CNC adalah memasukan data ke komputer mesin
NC/CNC dengan bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti oleh mesin.
Bahasa yang dipakai berupa bahasa numerik yaitu bahasa gabungan huruf dan
angka. Untuk melaksanakan perintah jalannya gerakan alat potong guna
mencapai tujuan yang diinginkan, diperlukan bahasa pemrograman berupa
kode-kode dalam bentuk huruf dan angka serta metode pemrograman.
2.4.1 Perintah pemrograman mesin CNC TU-2A
Perintah pemprogaman mesin CNC TU-2A mempunyai 2 sumbu
utama arah potong ( X dan Z ) untuk menjalankan untuk menjalankan
siklus pemprograman.
2.4.1.1 Fungsi G (going)
FUNGSI G
G00 : Gerak Lurus Cepat (tidak menyayat).
G01 : Gerak lurus penyayatan.
G02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW).
G03 : Gerak melengkung berlawanan jarum jam (CCW).
G04 : Gerakan Penyayatan dengan Feed berhenti sesaat.
G21 : Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan
INP
G25 : Memanggil sub program
G27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
G33 : Pembuatan ulir tunggal
G64 : Mematikan arus step motor
G65 : Operasi disket
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G78 : Siklus pembuatan ulir
G81 : Siklus pengeboran langsung
G82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G84 : Siklus pembubutan memanjang (Z)
G85 : Siklus perimeran
G86 : Siklus pembuatan alur
G88 : Siklus pembubutan melintang (X)
G89 : Siklus perimeran dengan waktu berhenti sesaat
G90 : Program Absolute
G91 : Program Inkrimental
G92 : Penetapan posisi pahat (Absolute)

2.4.1.2 Fungsi M (Miscellaneous)


FUNGSI M
M00 : Program berhenti
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (CW)
M05 : Putaran spindel berhenti
M06 : Perintah ganti tool
M17 : Perintah kembali ke program utama
M30 : Program berakhir
M99 : Penentuan parameter I dan K

2.4.2 Perintah pemrograman mesin CNC TU-3A


Perintah pemprogaman mesin CNC TU-3A mempunyai 3 sumbu
utama arah potong ( X,Y,Z ) untuk menjalankan untuk menjalankan
siklus pemprograman
2.4.2.1 Fungsi G (going)
G00 : gerak lurus cepat tanpa penyayatan
G01 : gerak lurus dengan penyayatan
G02 : gerak melingkar searah jarum jam
G03 : gerak melingkar berlawanan arah jarum jam
G04 : waktu tinggal diam/berhenti sesaat
G21 : baris blok sisipan
G25 : memanggil program subrutin
G27 : perintah melompat ke nomor blok yang dituju
G40 : membatalkan kompensasi radius pisau
G45 : penambahan radius pisau bagian dalam kontur kantong
G46 : pengurangan radius satu kali untuk kontur luar
G47 : penambahan radius pisau frais dua kali untuk kontur
luar
G48 : pengurangan radius pisau dua kali untuk bagian dalam
kontur kantong
G64 : mematikan arus motor asutan/step motor
G65 : pelayanan operasi disket (menyimpan atau memanggil
program)
G66 : pelayanan dengan transfer komputer ke EPS
G72 : siklus pengefraisan kantong segiempat (pocket milling
cycle)
G73 : siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G81 : siklus pengeboran langsung
G82 : siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83 : siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G85 : siklus pereameran
G89 : siklus pereameran dengan waktu tinggal diam/berhenti
sesaat
G90 : program absolut
G91 : program inskrimental
G92 : penetapan titik awal posisi program absolut
2.4.2.2 Fungsi M (Miscellaneous)
M00 : program berhenti terprogram
M03 : spindel berputar searah jarum jam
M05 : putaran spindel berhenti
M06 : perintah memasukkan data alat potong
M17 : perintah ganti alat potong
M30 : perintah ganti alat potong
program berakhir
2.4.3 Tanda alarm
Kode alarm adalah suatu tanda/ isyarat bahwa mesin telah
menemukan data program yang tidak benar. Apabila kesalahan data
program tidak dibetulkan maka mesin tidak akan melaksanakan
program selanjutnya. Kode alarm ini sangat membantu dalam
memeriksa tingkat kesalahan awal data program sehingga dapat
menekan kerusakan mesin akibat kesalahan yang dilakukan oleh
programmer. Kode alarm ini akan muncul pada monitor dengan kode A
5 diikuti angka dari pesan yang menunjukkan arti kesalahan dan
masingmasing angka. Berikut ini adalah jenis kode alarm yang ada pada
mesin CNC TU-2A.

Kode alarm dan artinya:


A00 : Salah Perintah Fungsi G Dan M
A01 : salah perintah radius M99
A02 : salah nilai X
A03 : salah Nilai F
A04 : salah nilai Z
A05 :: kurang perintah M30
A08 : disket penuh/pita kaset habis
A09 : program tidak ditemukan dalam disket/kaset
A10 : disket dikunci/diprotek
A11 : salah memuat disket
A12 : salah pengecekan
A13 : salah satuan metris atau inchi dalam pemuatan
A14 : salah posisi kepala frais (vertical atau horizontal)
A15 : salah nilai Y
A16 : tidak ada data radius pisau
A17 : salah sub program
A18 : gerakan kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari 0
Sebagai contoh berikut ini dapat dilihat kode alarm A03, yaitu
terdapat kesalahan harga F, yang dalam hal ini harga F= 00. Kalau
harga F= 00 berarti tidak akan ada gerakan pemakanan (feeding). Untuk
membetulkan harga F tersebut, maka kita harus menghapus atau
menghilangkan tanda alarm dengan menekan tombol INP + Rev.
Setelah itu kita baru dapat mengedit atau membetulkan harga F, dengan
cara menempatkan kursor pada 00 kemudian tekan DEL dan
selanjutnya kita ketik harga F yang baru misalnya 100.

2.4.4 Tombol kombinasi


Dalam pengoperasiannya tombol eksekusi pada mesin CNC TU-3A,
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a) tombol
eksekusi tunggal, dan b) tombol eksekusi ganda. Tombol eksekusi
tunggal adalah jika hanya menggunakan satu tombol dalam
memberikan perintah atau mengeksekusi suatu program. Sedangkan
jika kita menggunakan dua tombol atau lebih secara bersamaan atau
secara serempak maka disebut tombol eksekusi ganda.
a. Tombol Eksekusi tunggal
Adapun tombol-tombol eksekusi tunggal pada mesin CNC TU-
3A adalah :
H/C Pemindahan layanan CNC dan manual
INP Memasukkan/ menyimpan data pada memori mesin
DEL Menghapus data satu kata untuk diganti
REV Kursor kembali ke blok sebelumnya
FWD Kursor menuju blok berikutnya
- Penetapan harga negatif
-> Memindahkan kursor
M Memasukkan data M (Miscellaneous)
b. Tombol Eksekusi Gabungan
Tombol eksekusi gabungan pada mesin CNC TU-3A adalah
sebagai berikut:
- + DEL Menghapus Satu Blok Program
- + INP Menyisipkan satu baris blok program
- Menghapus alarm
- Kembali ke awal program
REV + INP
- Menggagalkan/menghentikan program yang
sedang berlangsung (sedang running)
INP + FWD Eksekusi program berhenti sesaat
DEL + INP Menghapus program seluruhnya
1 + START Eksekusi program satu persatu baris blok
START Eksekusi program CNC keseluruhan.
Catatan : tanda + (plus), artinya kedua tombol tersebut dalam
pengoperasiannya
harus ditekan secara bersamaan.
2.5 Penentuan parameter permesinan
2.5.1 Penentuan parameter permesinan CNC TU – 2A
Dalam proses pemotongan logam pada CNC TU-2A bubut untuk
meningkatkan hasil pemotongan diperlukan cutting improvement yang
berupa seleksi parameter pemotongan feeding, kedalaman pemakanan
dan feeding, pemakaian pahat dengan ukuran sudut tertentu dan bahan
standar yang memenuhi hasil akhir terbaik. Hasil akhir terbaik adalah
berupa tingkat waktu pemotongan benda uji yang paling terkecil.
Disamping itu penentuan parameter feeding dan kecepatan spindel
sangat dominan dalam proses pemotongan terakhir.
Penggunaan mesin CNC bubut adalah suatu cara pemotongan
otomatis pada benda uji dengan posisi alat potong horisontal tegak lurus
pada sumbu benda uji. CNC merupakan perangkat lunak yang berbasis
CAM yang sering digunakan pengerjaan manufaktur yang
memungkinkan penggunaannya untuk melakukan berbagai bentuk
simulasi proses pemesinan berbasis CNC.
Feeding merupakan feeding pada benda uji dengan posisi pahat
diam dan benda uji berputar. Parameter putaran feeding dan putaran
spindel pahat potong pada proses pemotongan sangat mempengaruhui
hasil akhir [2]. Penelitian ini mempelajari feeding dan putaran spindle
terhadap waktu pemotongan, dan gaya pemotongan (Fc) pada benda uji
dihasilkan dari daya dinamomotor mesin bubut. Pemotongan
menggunakan tiga tingkatan yang meliputi facing, roughing dan
finishing.. Dalam proses pemotongan bahwa cutting speed , putaran
spindel , feeding, signifikan mempengaruhi bentuk waktu pemotongan
benda uji. Hasil akhir proses pembubutan bahwa pemotongan
dipengaruhi oleh cutting speed dan interaksi cutting speed dan putaran
spindle pahat potong [6].
2.5.2 Penentuan parameter permesinan CNC TU – 3A
Proses permesinan yang dilakukan pada mesin CNC milling adalah
proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong yang berputar.
Beberapa parameter yang bisa mempengaruhi proses permesinan adalah
cutting speed yang berhubungan dengan dengan putaran motor dan
diameter alat potong, feedrate berhubungan dengan kecepatan
pemakanan dan depth of cut (kedalaman pemakanan). Ketiga parameter
pemakanan tersebut merupakan parameter penting dalam sebuah proses
permesinan. Pemilihan parameter pemotongan yang tepat dalam proses
permesinan adalah hal yang sangat penting untuk meraih kualitas
produk yang baik serta proses yang ekonomis dan produktif
Pada proses permesinan dengan menggunakan mesin milling terdapat
beberapa parameter pemotongan, antara lain:
(1). Kecepatan potong (Cutting speed) Kecepatan potong merupakan
kecepatan putar gerak pahat, yang dinyatakan dalam meter/menit.
Kecepatan gerak pahat tergantung dari bahan benda kerja yang
akan di-milling dan bahan dari pahat potong itu sendiri, untuk
mencari kecepatan pemotong rumusnya dengan:
V c =πdn
Dimana Vc adalah kecepatan potong (mm/menit), d menunjukan
diameter pisau
(mm), n adalah putaran spindle (rpm).
(2). Putaran spindle (spindle speed) Kecepatan putaran mesin adalah
kemampuan kecepatan putaran mesin dalam satu menit. Dalam hal
ini mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan
sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur
dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerja. Nilai
putaran dapat dihitung menggunakan persamaan.
(3). Kecepatan pemakanan (Feedrate) Gerak makan (f) adalah jarak
lurus yang ditempuh pisau dengan laju konstan relatif terhadap
benda kerja dalam satuan waktu, biasanya satuan gerak makan
yang digunakan adalah mm/menit.
V f =n f z z
Dengan Vf adalah kecepatan makan (mm/menit), n adalah
putaran spindle (rpm), z adalah jumlah gigi pahat (tooth) dan fz
adalah kecepatan makan pergigi (mm/tooth).
(4). Kedalaman pemotongan (Depth of cut) Kedalaman potong (a)
ditentukan berdasarkan selisih tebal benda kerja awal terhadap
tebal benda kerja akhir. Untuk kedalaman potong yang relatif besar
diperlukan perhitungan daya potong yang diperlukan untuk proses
penyayatan. Besarnya kedalaman pemakanan berhubungan erat
dengan kecepatan pemakanan dan juga dari diameter pahat
tersebut. Semakin tinggi kecepatan pemakanan, maka pahat yang
digunakan semakin kecil diameternya dan kedalaman pemakanan
pada benda kerja menjadi kecil.
2.6 Macam – macam pahat
2.6.1 Macam – macam pahat mesin CNC TU – 2A

Keterangan bentuk pahat yang sering digunakan dalam mesin


Turning:
a. Pahat bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk benda kerja
sesuai  bentuk permukaan yang diharapkan, salah satu
contohnya  adalah pahat yang ujungnya beradius. Pahat bentuk yang
lain adalah berbentuk pesegi, biasanya untuk  membuat alur pada
benda silinder.
b. Pahat alur segitiga (kanan – kiri)
Pahat alur segitiga, sebenere sama ama pahat alur biasa, cumin
kalo pahat alur biasa kan ujungnya kanan ama kiri pahat siku tu, kalo
pahat ini, segitiga, jadi memungkinkan ngelakuin dua tugas, kayak
bikin alur ama   chamfer secara bersamaan.
c. Pahat sisi/permukaan kanan
Pahat ini adalah pahat yang sering di pakai dalam pe\roses
pembubutan.
d. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja.
Macam-macam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan
membuat celah alur atau ukuran clip.

e. Pahat Ulir
Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal
maupun ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk  ulir
yang diinginkan. Untuk itu diperlukan pengasahan pahat sesuai
dengan mal ulirnya. Pahat ulir tidak mermpunyai sudut tatal,
permukaannya rata dengan ujung beradius sesuai radius  kaki ulir
yang besarnya tergantung besar kisar ulirnya. Di bawah  ini ilustrasi
pahat ulir segitiga dan ulir segi empat.

2.6.2 Macam – macampahatmesin CNC TU – 3A


a. end mill

Pahat ini mempunyai bentuk gigi yang bergelombang di pinggirnya


seperti pahat bor dan tajam.
b. Metal Slitting Saw
Pahat ini memiliki gigi hanya di bagian keliling saja, atau memiliki
gigi keduanya di bagian keliiling dan sisinya saja. Digunakan untuk
memotong kedalaman celah dan untuk pemotongan panjang dari
material. Ketipisan pahat bermacam macam, dari 1mm – 5mm, dan
ketipisan pada bagian tengah lebih tipis dari bagian tepinya, hal ini
untuk mencegah pahat untuk terjepit di celah.
c.Tee Slot Cutter

Pahat ini digunakan untuk freis celah awal, suatu celah atau alur
harus dibuat pada benda kerja sebelum pahat digunakan.Alat ini
hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk “T” seperti halnya
pada meja mesin frais.
d.   Freis Muka
            Pahat ini dibuat untuk mengerjakan pemotongan berat dan juga
digunakan untuk menghasilkan permukaan yang datar. Ini lebih
akurat dari pada Sylindrical Slab Mill atau Freis Slab Silindris. Freis
muka memiliki gigi diujung muka dan kelilingnya. panjang dari gigi
dikelilingnya selalu kurang dari separuh diameter dari pisaunya.
Pada dasarnya pahat yang sering digunakan dalam mesin frais CNC
yaitu pahat end mill, karena pahat ini mudah dalam
pengoperasiannya, mulai dari diameter kecil sampai diameter besar,
yang sesuai dengan kapasitas mesin tersebut.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Persiapan Praktikum


Alat dan Bahan
1. Alat
Dalam memproses benda kerja menjadi sebuah produk yang
diinginkan, dibutuhkan alat-alat yang mampu bekerja sesuai dengan
fungsinya. Pada praktikum ini, dibutuhkan alat-alat untuk memproses
sebuah batang alumunium. Alat-alat yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut.
a) MesinBubut CNC Emco TU-2A
Mesin bubut TU-2A adalah mesin bubut CNC training unit yang
biasa digunakan dalam pelatihan-pelatihan penggunaan mesin bubut
CNC. Mesin bubut CNC yang digunakan di Laboratorium CNC Teknik
Mesin ITN adalah mesin bubut Emco TU-2A, buatan Emco Austria,
berupa mesin perkakas CNC untuk simulasi proses pembubutan. Mesin
ini memiliki 2-axis yaitu sumbu X dan Z yang dilengkapi dengan
monitor untuk menampilkan informasi program yang sedang berjalan
pada mesin.
Gambar 3.1.Mesin CNC EMCO TU-2A [LaboratoriumCNC, 2017]

b) Mesin Bubut CNC Emco TU-3A


Mesin CNC TU 3A adalah mesin Training Unit yang
menggunakan 3 Axis atau sumbu. Pada system persumbuan ini, letak
atau posisi dari sumbu mengacu kepada posisi tegak lurus kepala tegak
dengan meja mesin, ketika terjadi pergeseran posisi kepala tegak, maka
letak posisi persumbuan akan mengikuti kearah mana kepala tegak
tersebut bergeser.

Sistem persumbuan Mesin Frais Tegak dan Datar


A. Kunci
Kunci digunakan untuk menyalakan mesin CNC EMCO TU-2A.
dan CNC EMCO TU – 3A Cara menggunakannya dengan memasukkan
kunci kesaklar utama pada mesin CNC EMCO TU-2A dan TU – 3A
dan memutarnya.
Gambar 3.2. Kunci. [Laboratorium CNC, 2017]
B. Vernier Caliper
Vernier caliper (jangka sorong) adalah alat ukur yang ketelitiannya
hingga seper seratus mili meter dan terdapat bagian yang diam dan
bergerak. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur panjang dan
diameter benda kerja dengan menjepit benda kerja pada kedua rahang
dan dibaca skala utama dan skala nonius.

Gambar 3.3. Vernier caliper.


C. Kunci Chuck
Kunci chuck adalah kunci yang digunakan untuk mengencangkan
dan mengendurkan jepitan chuck. Kunci ini berbentuk T untuk
memudahkan saat memutarnya. Cara menggunakan kunci chuck adalah
dengan memasukkan ujung kunci chuck pada lubang kunci chuck dan
diputar searah jarum jam untuk mengencangkannya dan berlawanan
untuk mengendurkannya.
Gambar 3.5. Kunci chuck
D. Pulpen Plotter
Pulpen akan membentuk garis-garis yang serupa dengan kode
program yang telah diinput ke mesin.
Gambar 3.6. Pulpen plotter.
[Laboratorium CNC, 2017]
E. Kertas Plotting
Kertas yang digunakan sebagai tempat mem-plotting hasil input
program pada mesin CNC TU-2A dan CNC TU-3A. Cara
menggunakannya yaitu dengan menjepit kertas plotter pada meja
plotter, memasang pahat plotter yang berupa pulpen, dan eksekusi
plotting. Syarat melakukan plotter yaitu setelah melakukan cek M dan
kode-kode program telah benar semua.
F. Batang Plotter
Batang plotter adalah batang yang menghubungkan antara tool post
dan pulpen plotter. Cara menggunakannya dengan menggunakan baut
untuk menghubungkan antara tool post dengan batang plotter dibantu
dengan obeng untuk mengencangkan baut.

Gambar 3.8. BatangPlotter.

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 32


Malang
G. Pahat
Dalam revolver pahat terdapat lebih dari satu pahat dengan jumlah
maksimum 6 buah pahat, 3 pahat luar dan 3 pahat dalam. Saat eksekusi
berlangsung, mata pahat bias diganti dengan cara mematikan putaran
spindle dengan kode M05, lalu menginput kode M06 dengan nilai X=0
dan Z=0 untuk mengganti mata pahat, dan T yang berarti jumlah
putaran revolver yang bertujuan untuk mengganti pahat.

Gambar 3.9 Revolver pahat.


2. Bahan
Benda kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah silinder pejal
yang terbuat dari alumunium dengan diameter 22 mm dan panjang awal
100 mm.

Gambar 3.10 Benda kerja.


Benda kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah kubus yang
terbuat dari alumunium dengan ukuran 50 mm x 50 mm

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 33


Malang
Gambar 3.11 Benda kerja.

3.2 Prosedur Menghidupkan Mesin


1. Menghidupkan stabilizer.
2. Menghidupkan mesin dengan memutar kunci kontak ke point 1.
3.3 Pelaksanaan Prosedur Permesinan
1. Memilih system operasi ke operasi manual atau otomatis dengan menekan
H/C.
2. Memposisikan turret hingga pada posisi yang aman guna pemasangan
maupun penggantian pisau.
3. Memasang benda kerja pada ragum hingga benar.
4. Memilih pisau refrensi untuk pertama kali proses.
3.3.1 Pelaksanaan Prosedur Permesinan CNC TU – 2A
Pada saat proses permesinan benda kerja, mesin harus selalu diawasi.
Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam proses diperlukan
pengawasan dan penanganan khusus.
3.3.1.1 Pelayanan RS – 232
 Proses di computer
1. Masukkan data notepad yang sudah diberi nama pada
computer (folder NC)
2. Hubungkan kabel RS – 232 antara computer dan mesin
CNC yang akan digunakan
3. Buka aplikasi SEREMCO
4. Klik “output to emco tronic for other”
5. Akan keluar pilihan notepad pada folder NC

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 34


Malang
 Proses di CNC
1. CNC Mode
2. Masukkan G kode 66 Tekan INP
3. Akan muncul pada layar monitor CNC “BACA
PROGRAM”
4. Klik nama notepad pada aplikasi SEREMCO di computer
5. Akan muncul pada layer monitor CNC “LAYAR AKAN
TERBACA”

3.3.1.2 Pengeplotan
Pengeplotan berfungsi untuk mengetahui apakah Gerakan
pahat atau pemotongan sudah sesuai dengan gambar yang
direncanakan pada desain geometri TU – 2A . Berikut
merupakan langkah – langkah :
1. Memilih operasi manual dengan menekan H/C.
2. Pasang tangkai plotter dan atur posisi pena serta kertas
3. Tempelkan atau posisikan plotter pada titik referensi
4. Pilih CNC mode, ganti F = 200
5. Putar saklar sumbu utama ke mode CNC
6. Tekan “START” dan catat waktu mulai
7. Lakukan pengeplotan hingga selesai
8. Catat waktu akhir.

3.3.1.3 Setting Pahat dan Benda Kerja


 Setting pahat
Setting pahat dilakukan dengan tujuan agar mengetahui
nilai kompensasi pahat. Pada saat proses eksekusi
menggunakan 3 buah pahat atau lebih yang masing –
masing. Memiliki posisi yang berbeda pada tool turret,
untuk melakukannya digunakan bantuan lup

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 35


Malang
Gambar 3.12 Setting pahat.
Setting pahat dilakukan dengan langkah – langkah berikut :
1. Pilih operasi ke manual H/C.
2. Pastikan tool turret hingga kedudukannya aman untuk
memasang pahat.
3. Pasang pahat pada revolver sesuai dengan urutan proses.
4. Pastikan tool turret sedemikian rupa sehingga ada ruang
untuk memasang lup.
5. Pilih pahat refrensi pada revolver.
6. Dekatkan tool turret mendekati lup dan amati hingga
kedudukan pahat tepat pada salip sumbu.

Gambar 3.13 Turret dan lup.


7. Untuk pahat refrensi, harga X dan Z adalah 0, untuk
pahat lain catat harga X dan Z untuk dimasukkan
kedalam program, lakukan hingga pahat di set-up semua.
8. Setelah selesai lepaskan lup.
 Setting benda kerja
Setting benda kerja dilakukan untuk melakukan titik 0
pahat terhadap pada benda kerja. Langkah – langkah pada
setting benda kerja adalah :
1. Pilih operasi ke manual, tekan H/C
2. Posisikan tool turret hingga kedudukan aman untuk
pemasangan pahat (agak menjauh dari chuck)

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 36


Malang
3. Posisikan benda kerja pada chuck
4. Pilih pahat referensi untuk pertama kali proses
5. Putar saklar sumbu utama “I”
6. Gerakkan mata pahat ke arah pahat
7. Sentuhkan ujung pahat ke arah X facing memakan
sedikit kemudian tekan “DEL” masukkan nilai jari –
jari benda.

Gambar 3.14 Ujung pahat rata kanan.

8. Sentuhkan ujung pahat ke arah Z memanjang dari


permukaan benda kerja. Masukan nilai 0

Gambar 3.15 Ujung pahat rata kanan.


9. Putar saklar sumbu utama “0”
10. Toll turtter pada bagian X dan Z diposisikan pada titik
refrensi

3.3.1.4 Dry run


Proses dry run bertujuan untuk mengetahui seberapa aman
Gerakan dalam melakukan proses eksekusi yang dilakukan
tanpa benda kerja, dry run dapat dilakukan :
1. Masukan manuskrip dengan nilai F=200
Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 37
Malang
2. Lakukan setting benda kerja TU CNC 2A
3. Posisikan pahat pada harga X dan Z pada titik referensi
4. Lepaskan benda kerja dari chuck
5. Aturlah putaran spindle
6. CNC-mode: kursor di N00
7. Putar saklar sumbu utama di posisi CNC
8. Tekan START dan catat waktu mulai
9. Lakukan dry run hingga selesai
10.Catat waktu akhir

3.3.1.5 Eksekusi Program CNC TU – 2A


Setelah eksekusi program dengan dry run selesai dan benar
maka pasanglah benda kerja pada chuck, kemudian:
1. Masukkan manuskrip dengan nilai F actual
2. Atur putaran spindle
3. Tangan di posisikan pada “INP” + “FWD” dan ujung yang l
ain ditempat “EMERGENCY STOP”
4. Eksekusi dimulai tekan “START” catat waktu mulai
5. Arus dicatat
6. Lakukan eksekusi hingga selesai
7. Catat waktu selesai
8. Lepaskan benda kerja dari ragum

3.3.2 PelaksanaanProsedurPermesinan CNC TU – 3A


Pada saat proses permesinan benda kerja, mesin harus selalu diawasi.
Karena untuk meminimalisir kesalahan dalam proses diperlukan
pengawasan dan penanganan khusus.
3.3.2.1 Pelayanan RS – 232
 Proses di computer
1. Masukkan data notepad yang sudah diberi nama pada
computer (folder NC)

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 38


Malang
2. Hubungkan kabel RS – 232 antara computer dan mesin
CNC yang akan digunakan
3. Buka aplikasi SEREMCO
4. Klik “output to emcotronic for other”
5. Akan keluar pilihan notepad pada folder NC
 Proses di CNC
1. CNC Mode
2. Masukkan G kode 66
3. Tekan INP
4. Akan muncul pada layer monitor CNC “BACA
PROGRAM”
5. Klik nama notepad pada aplikasi SEREMCO di
computer
6. Akan muncul pada layer monitor CNC “LAYAR AKAN
TERBACA”

3.3.2.2 Pengeplotan
1. Memilih operasi manual dengan menekan H/C.
2. Menggerakkan tool turret keposisi pada pemasangan plotter
untuk eksekusi program.
3. Menempatkan plotter dan mengatur posisi ball point serta
kertas.
4. Menempatkan atau memposisikan plotter pada start point.
5. Memilih operasi CNC.
6. Mengatur putaran spindle.
7. Memulai eksekusi program dengan plotter START
8. Melakukan pengamatan hingga selesai.

3.3.2.3 Setting Pahat dan Benda Kerja


1. Memilih system operasi ke operasi manual atau otomatis
dengan menekan H/C.

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 39


Malang
2. Memposisikan turret hingga pada posisi yang aman guna
pemasangan maupun penggantian pisau.
3. Memasang benda kerja pada ragum hingga benar.
4. Memilih pisau refrensi untuk pertama kali proses.
5. Menggerakan pisau kearah benda kerja (set up pahat)
6. Menyentuhkan pisau deat benda kearah sumbu Y, lalu
menekan INP dan memasukan nilai radius pisau.

Gambar 3.16 Penyentuhan Tools Sebagai Pembatasan Sumbu


X
7. Menyentuhkan pisau kebenda kerja kearah sumbu X, lalu
menekan INP dan memasukan nilai pisau.

Gambar 3.17 Penyentuhan Tools Sebagai Pembatasan Sumbu


Y
8. Menyentuhkan pisau ke benda kerja kearah sumbu Z, lalu
menekan INP dan memasukan nilai radius pisau.

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 40


Malang
Gambar 3.18 Penyentuhan Tools SebagaiPembatasanSumbu Y
9. Memposisikan pisau frais pada harga X,Y dan Z pada start
point (sesuai program pada line number
X(250),Y(250),Z(100).
10. Memutar saklar ke point C.
11. Memilih operasi CNC dengan menekan H/C
12. Memulai eksekusi program dengan menekan tombol
START dan mengamati gerakan tool sampai selesai.

3.3.2.4 Dry run


Proses dry run bertujuan untuk mengetahui seberapa aman
Gerakan dalam melakukan eksekusi yang dilakukan tanpa
benda kerja, dry run dilakukan dengan :
1. Masukan manuskrip dengan nilai F = 200
2. Lakukan setting benda kerja TU CNC 3A
3. Posisikan pahat pada harga X dan Z pada titik referensi
4. Lepaskan benda kerja dari chuck
5. Aturlah putaran spindle
6. CNC-mode: kursor di N00
7. Putar saklar sumbu utama di posisi CNC
8. Tekan START dan catat waktu mulai
9. Lakukan dry run hingga selesai
10.Catat waktu akhir

3.3.2.5 Eksekusi Program CNC TU – 3A


Setelah eksekusi program dengan dry run selesai dan benar
maka pasanglah benda kerja pada chuck, kemudian:
1. Masukkan manuskrip dengan nilai F actual
2. Atur putaran spindle
3. Tangan di posisikan pada “INP” + “FWD” dan ujung yang
lain ditempat “EMERGENCY STOP”
4. Eksekusi dimulai tekan “START” catat waktu mulai
Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 41
Malang
5. Arus dicatat
6. Lakukan eksekusi hingga selesai
7. Catat waktu selesai
8. Lepaskan benda kerja dari ragum

3.4 Prosedur Mematikan Mesin


1. Memilih operasi manual dengan menekan H/C.
2. Menggeser tool turret pada posisi yang aman lalu geram sisa proes
pemesinan dibersihkan.
3. Memberi pelumas pada bagian-bagian mesin yang bergerak.
4. Menempatkan tool turret pada posisi bebas.
5. Mematikan stop kontak.
6. Mematikan stabilizer.

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 42


Malang
BAB IV

4.1 Desain benda kerja


A. Gambar kerja praktikum mesin CNC TU-2A

Gambar 4.1 Desain benda kerja CNC TU-2A.


B. Gambar kerja praktikum mesin CNC TU-3A

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 43


Malang
Gambar 4.2 Desain benda kerja CNC TU-3A.

4.2 Flowchart
Diagram alir pembuatan produk pada mesin CNC Emco TU-2A
adalah sebagai berikut :
A. CNC TU - 2A

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 44


Malang
Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 45
Malang
Gambar 4.3 Diagram Alir CNC TU-2A.

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 46


Malang
B. CNC TU – 3A
Diagram alir pembuatan produk pada mesin CNC Emco TU-2A
adalah sebagai berikut.

Gambar 4.4 Diagram Alir CNC TU-3A

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 47


Malang
4.3 Program Manuskrip
A. Program manuskrip Absolut CNC TU-2A

G H( S)
NO X( I ) Z( K ) F( P ) Deskripsi
( M) (T )
Penentuan titik referensi program absolut
1 92 3000 1000 T0101
dan penggunaan pahat kanan
2 M03 S800 Spindle frais hidup searah jarum jam
3 00 1800 500 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
4 01 1800 -7700 35 Gerak lurus dengan penyayatan
5 02 2200 -7700 35 Gerak melingkar searah jarum jam
6 M99 I 200 K 00 35 Parameter dari interpolasi melingkar
7 00 2500 -7700 35 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
8 00 2500 500 35 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
9 01 1400 -3800 35 Gerak lurus dengan penyayatan
10 03 1700 -4600 35 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
11 M99 I 1400 K 1825 35 Parameter dari interpolasi melingkar
12 03 1400 -5400 35 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
13 M99 I 1700 K 1549 35 Parameter dari interpolasi melingkar
14 01 1400 -7500 35 Gerak lurus dengan penyayatan
15 02 2200 -7900 35 Gerak melingkar searah jarum jam
16 M99 I 400 K 00 35 Parameter dari interpolasi melingkar
17 00 2500 -7900 35 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
18 28 U 00 W 00 35 Kembali ketitik referensi penyayatan
19 M05 Spindle frais berhenti
Perintah ganti alat potong ke pahat
20 M06 T0303
grooving
21 97 S500 Kontrol kecepatan Spindle Konstan
22 M03 Spindle frais hidup searah jarum jam
23 00 1400 500 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
24 01 1400 -2600 35 Gerak lurus dengan penyayatan
25 01 800 -2600 25 Gerak lurus dengan penyayatan
26 00 1600 -2600 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
27 00 1600 -3200 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
28 01 800 -3200 25 Gerak lurus dengan penyayatan
29 00 1600 -3200 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
30 00 1600 -3800 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
31 01 800 -3800 25 Gerak lurus dengan penyayatan
32 00 1600 -3800 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
33 00 1600 -5700 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
34 01 800 -5700 25 Gerak lurus dengan penyayatan
35 00 1600 -5700 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 48
Malang
36 00 1600 -6300 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
37 01 800 -6300 25 Gerak lurus dengan penyayatan
38 00 1600 -6300 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
39 00 1600 -6900 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
40 01 800 -6900 25 Gerak lurus dengan penyayatan
41 00 1600 -6900 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
42 28 U 00 W 00 Kembali ke titik referensi penyayatan
43 M05 Spindle frais berhenti
44 M06 T0505 Perintah ganti alat potong ke Pahat Ulir
45 97 S200 Kontrol kecepatan Spindle Konstan
46 M03 Spindle frais hidup searah jarum jam
47 00 1400 500 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
U
48 78 W 00 15 Siklus penguliran
1400
U W
49 78 P 1.25 Siklus penguliran
1400 -2950
50 00 1600 -2950 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
51 28 U 00 W 00 Kembali ke titik referensi penyayatan
52 M05 Spindle frais berhenti
53 M30 Program berakhir
B. Program manuskrip CNC TU-3A
G X Y Z F
NO Deskripsi
(M) (I) (J) (K) (S) (T)
Penentuan titik referensi program absolut
1 92 -1500 00 1000 T0101
dan pengunaan Pahat Kantong
2 M03 S700 Spindle frais hidup searah jarum jam
3 00 2500 200 1000 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
4 01 2500 200 -200 10 Gerak lurus dengan penyayatan
5 03 4383 4200 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
6 M99 I - 2112 J 3397 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
7 02 3433 4600 -200 50 Gerak melingkar searah jarum jam
8 M99 I - 132 J 1190 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
9 03 2500 4800 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
10 M99 I - 918 J 1186 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
11 03 1514 4600 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
12 M99 I 00 J -1500 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
13 02 617 4200 -200 50 Gerak melingkar searah jarum jam
14 M99 I -795 J – 900 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
15 03 2500 200 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
16 M99 I 3957 J -584 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
17 00 2500 200 400 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
18 00 2500 512 400 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 49


Malang
19 01 2500 512 -200 50 Gerak lurus dengan penyayatan
20 03 4254 3796 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
21 M99 I -2042 J 3202 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
22 03 4039 3986 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
23 M99 I -200 J 00 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
24 02 3311 4200 -200 50 Gerak melingkar searah jarum jam
25 M99 I8 J 1302 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
26 03 2500 4488 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
27 M99 -770 1050 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
28 03 1689 4600 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
29 M99 I 00 J -1302 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
30 02 617 3986 -200 50 Gerak melingkar searah jarum jam
31 M99 I -770 J 1050 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
32 03 746 3796 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
33 M99 I 00 J -200 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
34 03 2402 512 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
35 M99 I 3800 J -73 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
36 03 2508 512 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
37 M99 I 113 J 165 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
38 00 2508 512 400 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
39 00 2605 993 400 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
40 01 2605 993 -200 50 Gerak lurus dengan penyayatan
41 03 3858 3613 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
42 M99 I -2149 J 2635 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
43 02 33135 3796 -200 50 Gerak melingkar searah jarum jam
44 M99 I 00 J 1800 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
45 03 2769 4200 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
46 M99 I -554 J -729 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
47 02 2605 993 -200 50 Gerak melingkar searah jarum jam
48 M99 I -1281 J -4000 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
49 00 2605 993 400 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
50 00 2313 1144 400 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
51 01 2313 1144 -200 50 Gerak lurus dengan penyayatan
52 03 1933 3955 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
53 M99 I - 2231 J 1128 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
54 02 1176 3613 -200 50 Gerak melingkar searah jarum jam
55 M99 I -1101 J 1424 K 00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
56 03 2313 1144 -200 50 Gerak melingkar berlawanan jarum jam
57 M99 I 3399 J 79 K00 50 Parameter dari interpolasi melingkar
58 00 2313 1144 400 Gerak lurus cepat tanpa penyayatan
59 00 -1500 00 1000 Kembali ke titik referensi penyayatan
60 M05 Spindle frais berhenti
61 M30 Program berakhir

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 50


Malang
4.4 Parameter Pemesinan
Diketahui :
CNC MILLING TU – 2A CNC MILLING TU – 3A
d = 22 mm d = 50 mm
α = 2 mm α = 2 mm
n = 700 rpm n = 700 rpm
f = 0,5 mm/r f = 0,5 mm/r
Lt = 650 mm Lt = 530 mm

4.4.1 Cutting speed


Jarak yang ditempuh oleh satu gigi pahat dalam satuan meter per menit.
CNC MILLING TU – 2A CNC MILLING TU – 3A
πdn πdn
V = V =
1000 1000
3,14 .22 . 800 3,14 .50 . 700
= =
1000 1000
m m
= 48,356 = 109,9
min min
mm mm
= 48356 = 109900
min min

4.4.2 Feeding Speed


Ialah kecepatan ujung pahat dalam pemakanan terhadap benda kerja.
CNC MILLING TU – 2A CNC MILLING TU – 3A
Vf = f . n Vf = f . n
= 0,5 . 700 = 0,5 . 700
= 350 mm/min = 350 mm/min

4.4.3 Material Removal Rate


Jumlah geramyang dihasilkan dalam sekali pemakanan.
CNC MILLING TU – 2A CNC MILLING TU – 3A
Z =f.α .v Z =f.α .v
= 0,5 . 2 . 48356 = 0,5 . 2 . 109900
mm3 mm3
= 48356 = 109900
min min

4.4.4 Cutting Time


Waktu yang diperlukan untuk proses pemakanan terhadap benda kerja.
Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 51
Malang
CNC MILLING TU – 2A CNC MILLING TU – 3A
¿ ¿
tc = Vf tc = Vf
650 530
= =
350 350
=1,86 menit = 1,51 menit

BAB V

4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan tugas pengganti praktikum CNC TU-2A dan TU-
3A di ITN Malang, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Hasil yang didapat setelah proses mesin adalah belum cukup halus untuk
suatu pengerjaan dengan mesin CNC ini dapat diakibatkan karena kurang
sesuainya pemilihan putaran mesin dan feeding dalam proses perhitungan,
untuk mengatasi masalah ini dapat di lakukan beberapa kali pemakanan
dimana pada proses finishing dapat dilakukan dengan kecepatan spindel
mesin yang tinggi dengan tanpa merubah dalamnya pemotongan dan

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 52


Malang
parameter lain. Disisi lain kekasaran permukaan hasil pengerjaan juga
dapat disebebkan oleh getaran yang terjadi pada ragum atau putn pada
pahat, pada saat proses pengerjaan ataupun adanya deformasi melengkung
pada pahat sehingga dapat menyebabkan kurang sesuainya proses
pemakanan pada saat mesin bekerja.
2. Mesin CNC TU-2A Dan TU-3A merupakan teknologi canggih yang
memadukan teknologi komputer dengan teknologi mekanik yang dapat
membuat berbagai macam produk dari yang mudah sampai yang rumit
dengan skala besar (masal) dengan sedikit campur tangan manusia
sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan.
3. Dengan adanya tuga pengganti praktikum CNC TU-2A Dan TU-3A ini
maka mahasiswa dapat mengimplementasikan materi yang didapat di
ruang kuliah pada mesin CNC TU-2A Dan TU-3A sehingga dapat
menjelaskan teori yang didapat.
4. Dengan mesin CNC TU-2A Dan T-3A, dapat dilakukan pengecekan
ketepatan dari sebuah susunan program dimana sebelum program di
proses pada benda kerja, dapat dibuat sebuah plot untuk mengecek hasil
akhir dari profram yang telah dibuat.

4.2 Saran
Dari pengecekan penyusun terhadap praktikum yang dilaksanakan ,
penyusun ingin menyarankan agar :
1. Perlunya perbaikan pada mesin-mesin CNC di laboratorium CNC.
2. Perlunya kelengkapan fasilitas yang ada, seperti pahat didak lengkap.
3. Perlunya dihidupkan lagi sisyem CAD/CAM yang ada, adar
mahasiswa dapat mengerti pross sesungguhnya.
4. Banyak fasilitas LAB CNC yang rusak dan perlunya perbaikan.
5. Perlunya praktikum MESIN BUBUT CNC, bukan hanya praktikuam
MESIN MILLING CNC agar mahasiswa memperoleh banyak ilmu
dan pemahaman sesuai kebutuhan dunia industri.

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 53


Malang
DAFTAR PUSTAKA

1. Zuhdhan Kebun. 2016. Fungsi G, Fungsi M dan Kode Alarm CNC


Turning TU-2A. Bekasi
2. Hidayat, Ismail N. 2020. Mesin Bubut CNC TU-2A. Makassar, Indonesia
3. Hidayat, Ismail N. 2020. Mesin Frais CNC TU-3A. Makassar, Indonesia
4. Kristianto, G.H. Yudhi.2006. Pemprograman CNC TU – 3A. Yogyakarta :
Penerbit Gava Media.
5. Praswanto, Djoko H. 2020. Modul mata kuliah CNC pertemuan 5.
Malang: Institut Teknologi Nasional
6. Jihong Chen,dkk, 2017 CPS Modeling of CNC Machine Tool Work
Processses Using an Instruction-Domain Based Approach

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 54


Malang
7. Suryaputra, Wisnu. 2011. Pengenalan CNC Training Unit 3 Axis(TU 3A).
Universitas Negeri Yogyakarta
8. Praswanto, Djoko H. 2020. Modul mata kuliah CNC pertemuan 10.
Malang: Institut Teknologi Nasional
9. Draganescu F., Gheorghe M., Doicin C.V., 2003, Models of machine tool
efficiency and specific consumed energy, Journal of Materials Processing
Technology, Vol.141, No.1, pp. 9 - 15.

10. Krar S., Gill A., 1999, Computer numerical control programming
basics, Industrial Press Inc. New York.

Laporan Tugas Pengganti Praktikum CAD/CAM/CNC– ITN 55


Malang

Anda mungkin juga menyukai