Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

OLEH
Rifky Ananda
2107110739

S1 TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS RIAU
2023
1. Pendahuluan
Energi panas bumi adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan dibawah
permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand
tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non-listrik (direct use) telah
berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta
meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memicu
negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka
pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat
ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan
di 70 negara. Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi
berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW. Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715
megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW,
diikuti oleh Filipina dan Indonesia. India sudah mengumumkan rencana untuk
mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertamanya di Chhattisgarh.
Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi
panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi
karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg CO2
per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik
tenaga batubara.
Indonesia dikaruniai sumber panas Bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung
berapi di Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja yang
tidak mempunyai potensi panas Bumi.
Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia berdasarkan data Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi
panas bumi sebesar 27.000 MW hingga 28.900 ribu MW listrik dari energi panas bumi
yang tersebar di 253 lokasi.
Hal ini menurut data PT Pertamina Geothermal Energy, setara dengan 40% dari
seluruh potensi panas bumi di dunia. Namun sayangnya, dari potensi tersebut hingga
sekarang baru kurang dari 5 persen saja yang telah dimanfaatkan. Jumlah dan produksi
energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia tidak sebanding dengan
potensi geothermal yang dimiliki.
Dari potensi panas bumi di Indonesia, baru ±4% yang telah dikembangkan dan
dimanfaatkan terutama untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di wilayah
wilayah dimana kebutuhan energi listrik dari sumber pembangkit konvensional sudah
tidak memadai lagi, diantaranya adalah :
1. 2 MW di Sibayak (Sumatera Utara)
2. 330 MW di G.Salak
3. 110 MW di Wayang Windu
4. 125 MW di Darajat
5. 140 MW di Kamojang
6. 60 MW di Dieng (P.Jawa)
7. 20 MW di Lahendong (Sulawesi Utara).

Gambar 1. Contoh Lokasi PLTPB

2. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


o Definisi
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang
menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi
saat ini digunakan di 24 negara, sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi
digunakan di 70 negara. Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga
panas bumi berkisar antara 35 s.d 2.000 GW. Kapasitas di seluruh dunia saat ini
adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar di Amerika Serikat sebesar
3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan Indonesia. India sudah mengumumkan rencana
untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertamanya di
Chhattisgarh.

o Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Prinsip kerja PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada
PLTP adalah uap panas bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung
dari perut bumi. Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat
gunung berapi. Biaya operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan
PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi
yang cukup besar untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Pengeboran dilakukan di atas permukaan kantong uap di perut bumi, tepatnya, di
atas lapisan batuan yang keras di atas penggerak generator, hingga uap dari dalam
akan menyembur keluar.
Namun ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur keluar
ini. Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia yang
terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni. Zat-zat
pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, CO2, H2S dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi
efisiensi PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.
Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam kondensor menjadi air
dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong uap. Jumlah kandungan
uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP yang sudah maupun akan
dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut.
Untuk membangkitkan listrik dengan panasbumi dilakukan dengan cara
mengebor tanah di daerah yang berpotensi untuk membuat lubang gas panas yang
akan dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa
menggerakkan turbin uap yang tersambung ke Generator.
Panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung memutar turbin
generator, setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu. Pembangkit listrik
tenaga panas bumi termasuk sumber energi terbarukan.

Gambar 2. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Keterangan gambar :
1. Sumur uap, mengambil uap panas yang didapatkan dari kantung uap di perut
bumi
2. Steam receiving header (header penerima uap)
3. Separator (pemisah)
4. Demister
5. Governing valve (katup pengatur)
6. Turbine, mengubah energi uap menjadi energi gerak yang memutar generator
7. Generator, menghasilkan energi listrik
8. Main transformer
9. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen
10. Condenser, mengembunkan uap menjadi air
11. Sumur reinjection, menyuntikkan air kembali ke perut bumi (tanah).
12. Tanah

Prinsip kerja pembangkit listik tenaga panas bumi secara singkat adalah sebagai
berikut :
a. Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header (berfungsi
menampung uap panas bumi). Pada steam receiving terdapat Vent structure (katup
pelepas uap) yang berfungsi menjaga tekanan pasokan uap ke pembangkit bila terjadi
perubahan pasokan dari sumur uap atau pembebanan dari pembangkit.
b. Karena uap panas bumi dari sumur uap tidak murni uap maka uap kemudian
disalurkan ke separator yang berfungsi memisahkan partikel padat yang terbawa
bersama uap.
c. Dari separator, masuk ke deminister. (berfungsi memisahkan butiran air dari uap
panas bumi, untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada
sudu dan nozzle turbine).
d. Uap yang sudah bersih dialirkan menuju turbine melalui main steam valve.
e. Uap akan menggerakan turbin dan memutar generator dengan kecepatan 3000 rpm.
keluaran generator berupa energi listrik dengan arus 3 phasa, frekuensi 50 Hz, dan
tegangan 11,8 kV.
f. Uap bekas memutar turbin dikondensasikan di dalam kondenser. Proses kondensasi
terjadi akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan lewat spray-
nozzle. level air kondenser dijaga dalam kondisi normal oleh cooling water pump, lalu
didinginkan di cooling tower sebelum disirkulasi kembali.
g. kelebihan air kondeser akan diinjeksikan kembali (reinjeksi) ke dalam reservoir
melalui injection well. Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran
lingkungan, mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, serta recharge water
bagi reservoir.

o Ciri – ciri Geologi Daerah Panas Bumi


1. Sumber Panas : Magma yang mempunyai temperature ~ 700 C
2. Bed Rock : Lapisan Batuan Dasar yang merupakan batuan keras lapisan bagian
bawah.
3. Aquifer (Lapisan Permeable Zone) : merupakan lapisan yang mampu dialiri oleh
air. Lapisan ini sebagai Reservoir
4. Cap Rock : Lapisan batuan keras sebagai lapisan batuan penutup.
5. Water Replishment : sebagai air penambah.
6. Surface Manifestation yaitu : Gejala-gejala yang muncul di permukaan bumi
(kawah, air panas, Geyser, Gunung berapi, dll).
o Kasus
Di PLTP Dieng, silika terlarut pada brine sangat tinggi. Untuk menangani
tingginya kandungan silika, brine dilewatkan pada kolam pengendap silika, sebelum
diinjeksikan kembali ke dalam bumi (Pohan dkk., 2008). Sehingga sistem pembangkit
tersebut dapat memberikan peluang untuk memanfaatkan unsur ekonomi terlarut, baik
silikanya maupun unsur-unsur kimia ekonomi lain dari brine yang berada pada kolam
pengendapan. Penelitian ini untuk mengetahui tipe fluida dari mata air panas di
Indonesia yang mempunyai potensi unsur kimia ekonomis terlarut tinggi, serta
kelompok asosiasi unsur. Studi kasus di PLTP Dieng, dengan tujuan untuk
mendapatkan potensi jumlah brine tersisa yang diinjeksikan kembali ke dalam bumi
serta kandungan unsur kimia ekonomis terlarutnya.

o Analisa
Daerah Panas Bumi Dieng berada di Banjarnegara, Jawa Tengah, mempunyai
potensi 780 MW, dengan kapasitas yang telah terpasang pada PLTP PT Geo Dipa
Unit Dieng, 60 MW (Sukhyar dkk., 2014). Pada operasi produksi menghadapi kendala
dengan sangat tingginya kandungan silika pada fluida. Namun demikian, dengan
kondisi tersebut memberikan peluang untuk dimanfaatkannya kandungan unsur
terlarut pada fluida yang diproduksi.

o Kesimpulan
Diperoleh empat kelompok unsur hasil analisis statistik data dari 256 lokasi
mata air panas di Indonesia, kelompok SiO2 – F, kelompok Al-Fe-SO4, kelompok
Ca-Mg-ClNa-K, serta kelompok Li-B-HCO3. Peninggian kandungan litium pada
mata air panas dari beberapa daerah panas bumi vulkanik maupun non-vulkanik
berupa fluida tipe khlorida atau air formasi. Fluida dari manifestasi mata air panas di
Daerah Dieng termasuk tipe bikarbonat, dominan dipengaruhi oleh air meteorik.
Sedangkan fluida terproduksi pada PLTP, dari reservoir tipe meteorik yang
mengalami interaksi intensif dengan batuan sekitarnya serta fluida magmatik. Brine
tersisa di PLTP Dieng, mempunyai total debit 457,1 m3 /jam, dengan kandungan
kadar tinggi beberapa unsur, litium 77,31-99,4 mg/l, silika 1.109,25 s.d. 1.220,9 mg/l,
boron 404,16 s.d. 589,4 mg/l, kalium 2.532,2 s.d. 4536,5 mg/l, dan mangan 5,49 s.d.
15,82 mg/l. Potensi panas bumi daerah Dieng 780 MW, dengan kapasitas telah
terpasang 60 MW (7,7%), sehingga total potensi unsur yang dapat dikembangkan
akan jauh lebih besar apabila seluruh potensi energi panas buminya dikembangkan.
Diperlukan analisis kandungan fluida dengan jumlah unsur yang lebih lengkap agar
potensi unsur kimia ekonomis yang lain seperti REE, Au, dan Ag dapat diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kusnadi, D., Supeno, Kencanawati, L., Hendaryanti, L., 2009. Survei Terpadu Geologi dan
Geokimia Daerah Panas Bumi Bituang, Kabupaten Toraja, provinsi Sulawesi Selatan.
2. Pusat Sumber Daya Geologi. Bandung. Kusnadi, D, Wibowo, A.E.A., Rohani, A., Dinarsih, D.,
Purwoto, E., Kencanawati, L., 2011. Survei Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi
Sumani, Provinsi Sumatera Barat. Pusat Sumber Daya Geologi. Bandung.
3. Sukhyar, R., Gurusinga, C.K., Kasbani, Munandar, A., Dahlan, dkk., 2014. Potensi dan
Pengembangan Sumber Daya Panas Bumi di Indonesia. Badan Geologi, Bandung. Sundoro, H.,
2009.
4. Survei Terpadu Daerah Panas Bumi Limbong, Kabupaten Limbong, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pusat Sumber Daya Geologi. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai