Energi geothermal
Peradaban Romawi kuno telah memanfaatkan energi panas bumi untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Energi panas bumi berasal dari gunung berapi Vesuvius, yang kemudian memanaskan air di sekitar
wilayah tersebut.
Panas yang dihasilkan tadi kemudian digunakan untuk berbagai hal, seperti untuk pemandian
air panas, hidrolik, kebutuhan medis, dan lainnya. Jika listrik telah ditemukan pada masa itu,
mungkin sumber energi ini bisa dimanfaatkan lebih luas lagi.
Energi Panas Bumi
Diihat dari definisi diatas maka jelas bahwa energi Panas bumi adalah energi yang
terkandung dalam produksi air, uap, bebatuan beserta gas ikutana lainnya dari
penmabangan atau ekksploitasi panas bumi.
Energi yagn dikandung berupa nilai kalor dan dimanfaatkan dengan menyerap energi
tersebut menjadi energi mekanik yang selanjutnya dirubah menjadi energi mekanis
yang terus dirubah menjadi energi listrik agar mudah ditrasnmisikan.
Energi panas bumi (atau energi geothermal) adalah sumber energi yang relatif ramah
lingkungan karena berasal dari panas dalam bumi. Air yang masuk ke dalam bumi
secara alamiah beruba (hujan) atau air resapan lainnya dikumpulkan ke permukaan
bumi dalam bentuk uap. untuk menjaga kesinambungan maka air produksi yang telah
digunakan dapat di pompa kembali kedalam tanah.
Energi panas bumi tersebut yang digunakan untuk menggerakkan turbin-turbin untuk
memproduksi listrik. Dengan pemindahan energi menggunakan kabel tegangan tinggi.
Sehingga proses pembangkitan energi nya benar-benar eco friendly.
Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti
planet kita sangat panas- estimasi saat ini adalah 5,500 celcius (9,932 F)- jadi tidak
mengherankan jika tiga meter teratas permukaan bumi tetap konstan mendekati 10-16
Celcius (50-60 F) setiap tahun. Berkat berbagai macam proses geologi, pada beberapa
tempat temperatur yang lebih tinggi dapat ditemukan di beberapa tempat.
Dimana ada sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas itu dapat
langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini adalah salah satu cara
geothermal digunakan untuk menenuhi kebutuhan air panas, menghangatkan rumah,
untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan mencairkan salju di jalan.
Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas bumi tidak mudah diakses, pompa
pemanas tanah dapat membahwa kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung.
Cara ini bekerja dimana saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama
tahunan. Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di musim
dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.
Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi
panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi
karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih
122 kg CO2 per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi
pembangkit listrik tenaga batubara.
Pada tabel dibawah dapat dilihat perbandingkan emisi CO2 dibandingkan beberapa
pembangkit lIstrik.
Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas
rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik
tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen
pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Tabel di bawah mendaftarkan lima negara yang paling banyak menghasilkan listrik
menggunakan energi geothermal:
Dry steam, Dry steam plants Pembangkit dengan sistem uap kering merupakan
rancangan paling tua dan sederhana. Dalam sistem ini uap panas bumi bersuhu
150 °C atau lebih langsung digunakan untuk memutar turbin. Dengan mengambil
uap panas bumi dan langsung digunakan untuk menggerakan turbin yang
memutar generator penghasil listrik. Flash plants mengambil air panas, biasanya
bersuhu lebih dari 200 derajat Celcius, dari tanah yang kemudian mendidih pada
saat naik ke permukaan dan kemudian dipisahkan antara air panas dan uap
panas yang dialirkan ke turbin. Untuk binary plants, air panas mengalir melalui
heat exchangers, mendidihkan cairan organic yang memutarkan turbin. Uap
panas yang dimampatkan dan sisa dari cairan geothermal dari ketiga cara diatas
disuntikkan lagi ke batuan panas agar menghasilkan panas lagi.
Air panas
Air dingin
Uap isobutana
Cairan isobutana
Flash, Pembangkit dengan sistem flash steam mengambil air panas bertekanan
tinggi dari kedalaman bumi masuk ke tangki bertekanan rendah lalu
menggunakan uap yang dihasilkan untuk memutar turbin. Sistem ini
membutuhkan fluida bersuhu sekurang-kurangnya 180 °C;biasanya lebih. Ini
adalah jenis yang paling umum dioperasikan saat ini.
Air panas
Air dingin
Uap isobutana
Cairan isobutana
Air panas
Air dingin
Uap isobutana
Cairan isobutana
Di beberapa tahun terakhir, pasar untuk tenaga geothermal meningkat tajam, terutama
di pasar-pasar negara berkembang karena - akibat pertumbuhan ekonomi - semakin
banyak komunitas-komunitas di pedesaan berpenghasilan rendah yang mendapat
akses ke jaringan listrik. Banyak pemerintah juga makin meningkatkan fokus untuk
mengurangi kebergantungan pada bahan bakar fosil yang mahal dan tidak ramah
lingkungan.
Indonesia adalah salah satu dari negara-negara berkembang ini yang meghadapi
perningkatan permintaan listrik sebanyak 10% setiap tahunnya (terutama di pulau-pulau
di luar Jawa) dan karena itu negara ini membutuhkan tambahan kapasitas untuk
menghasilkan listrik sekitar 6 Giga Watt per tahun. Rasio kelistrikan Indonesia - yaitu
persentase rumah tangga Indonesia yang terhubung dengan jaringan listrik - sekitar
80,38% pada akhir 2013, mengimplikasikan bahwa masih ada sekitar 50 juta penduduk
Indonesia yang tidak memiliki akses listrik. Pemerintah Indonesia memiliki harapan-
harapan tinggi untuk energi geothermal. Indonesia memiliki cadangan-cadangan
geothermal terbesar di dunia, karena itu Pemerintah bertujuan meningkatkan peran
energi geothermal sebagai penghasil listrik. Karena permintaan energi meningkat tajam
di Indonesia (negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara) - karena
pertambahan penduduk dikombinasikan dengan ekspansi struktural ekonomi
menyebabkan semakin bertambahnya jumlah kalangan menengah dan juga
pertumbuhan industrialisasi dan investasi-investasi baru - Pemerintah, baru-baru ini,
telah melakukan usaha-usaha untuk mempermudah investasi dalam ekspansi
geothermal setelah selama ini cenderung mengabaikan sektor ini. Di masa lalu
keadaannya terbalik, pemerintah bergantung pada batu bara, gas bumi, dan minyak
mentah untuk menjadi bahan bakar pembangkit-pembangkit listrik. Sejalan dengan
masa lalu ini, pemerintah juga telah mengabaikan potensi sumber-sumber energi
terbarukan yang lain (seperti energi hidroelektrik, tenaga surya, biofuel dan biomass).
Pihak swasta juga kurang berminat untuk berinvesatasi di sumber-sumber energi
terbarukan di Indonesia karena iklim investasi negara ini yang rumit (birokrasi yang
buruk, korupsi, kurangnya infrastruktur yang layak, dan kurangnya kepastian hukum).
Terlebih lagi, berlimpahnya batu bara yang murah di Indonesia membuat investasi
dalam energi yang terbarukan kurang menarik.
Gambar 7. Pembangkit Listrik GeoTehmal yang sangat ramah lingkungan
Karena negara ndonseia berada dalam ringkaran Ring Of Fire maka, banyak potensi
panas bumi yang dapat dimanfaatkan dan sekitar 40% cadangan energi geothermal
dunia terletak di bawah tanah Indonesia, maka negara ini diperkirakan memiliki
cadangan-cadangan energi geotermal terbesar di dunia dan karena itu memiliki potensi
tinggi untuk sumber energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari potensi ini belum
digunakan. Saat ini, Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas
geothermalnya.
Pemerintah Indonesia juga telah melaksanakan berbagai upaya lain untuk membuat
investasi energi panas bumi lebih menarik. Geothermal Fund Facility (GFF) menyediakan
dukungan untuk memitigasi resiko-resiko dan menyediakan informasi mengenai biaya
pengembangan awal geothermal yang relatif tinggi.
Halangan lain di Indonesia adalah tarif listrik yang tidak kompetitif. Melalui subsidi
pemerintah, tarif listrik menjadi murah. Selain itu, Perusahaan Listrik Negara (PLN)
memiliki monopoli distribusi listrik di Indonesia dan karena itu energi listrik dari
produsen-produsen independen harus dijual kepada PLN. Namun, di Juni 2014,
Pemerintah Indonesia mengumumkan akan membuat harga pembelian (dibayar oleh
PLN) menjadi lebih menarik melalui kebijakan tarif feed-in yang baru.
Tabel 8. Potensi Pembangkit Listrik GeoTehmal di Indonesia
Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat Indonesia dimana
ada permintaan energi yang paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali. Sulawesi Utara
adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan geotermal untuk energi listrik:
sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi geothermal.
Saat ini yang menjadi kendala dalam membangun energi panas bumi ada beberapa
yaitu :
Biaya eksplorasi dan juga biaya modal pembangkit listrik geotermal lebih tinggi
dibandingkan pembangkit-pembangkit listrik lain yang menggunakan bahan
bakar fosil. Namun, setelah mulai beroperasi, biaya produksinya rendah
dibandingkan dengan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Umumnya kawasan panas bumi berada dalam area hutan linding atau malah
berada di kawasan Taman Nasional, sehingga izin pemanfaatannya sulit dan
ada tetangan dari masyarakat. Faktor utama yang menghalangi investasi
pengembangan geothermal di Indonesia adalah hukum di Indonesia sendiri. Dulu
aktivitas geothermal didefinisikan sebagai aktivitas pertambangan (Undang-
Undang No. 27/2003) yang mengimplikasikan bahwa hal ini dilarang untuk
dilaksanakan di wilayah hutan lindung dan area konservasi (Undang-Undang No.
41/1999), walaupun faktanya aktivitas-aktivitas tambang geothermal hanya
memberikan dampak kecil pada lingkungan (dibandingkan aktivitas-aktivitas
pertambangan yang lain). Namun, sekitar 80% dari cadangan geothermal
Indonesia terletak di hutan lindung dan area konservasi, oleh karena itu mustahil
untuk memanfaatkan potensi ini. Pada Agustus 2014, waktu periode kedua
administrasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hampir selesai, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia mengesahkan Undang-Undang Geothermal
No. 21/2014 (menggantikan Undang-Undang No. 27/2003) yang memisahkan
geotermal dari aktivitas-aktivitas pertambangan yang lain dan karena itu
membuka jalan untuk eksplorasi geothermal di wilayah hutan lindung dan area
konservasi. Pengesahan Undang-Undang ini adalah gebrakan yang penting.
Namun, pada saat tulisan ini dibuat (Desember 2014), Undang-Undang baru ini
masih perlu diatur pelaksanaannya dengan peraturan-peraturan kementerian
yang lain.
Teknologi material dan pemboran relatif lebih sulit dibandingkan dengan
pengeboran energi fossil (minyak bumi). Panas bumi mengandung beberapa gas
yang sifatnya racun dan korosif, sehingga diperlukan material khusus dan
pengolahan yang khusus pula untuk racun.
Gambar 10. Pengelolaan sumur GeoTehmal di Indonesia
Pembangkit Listrik Sarulla akan menggantikan Pembangkit Listrik Panas Bumi Wayang
Windu (milik Star Energy) sebagai pembangkit listrik tenaga geotermal terbesar di
Indonesia. Pembangkit Listrik Wayang Windu, terletak di wilayah selatan Bandung
(Jawa Barat), memiliki kapasitas total 227 Mega Watt.
Pengembangan Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla adalah langkah penting untuk
meningkatkan peran sumber energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan listrik
negara, untuk menggunakan potensi tenaga geothermal yang luar biasa besar, dan
untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat dari negara dengan ekonomi
terbesar di Asia Tenggara.
Pemanfaatan energi geothermal atau panas bumi sebagai salah satu sumber energi
alternatif diyakini mempunyai berbagai keuntungan dan kelebihan. Di antara kelebihan
dan keuntungan pemanfaatan energi geothermal tersebut adalah :
Panas bumi (geothermal energy) merupakan salah satu sumber energi paling
bersih. Jauh lebih bersih dari sumber energi fosil yang menimpulkan polusi atau
emisi gas rumah kaca.
Geothermal merupakan jenis energi terbarukan yang relatif tidak akan habis.
Sumber energi ini terus-menerus aktif akibat peluruhan radioaktif mineral.
Energi Geothermal ramah lingkungan yang tidak menyebabkan pencemaran
(baik pencemaran udara, pencemaran suara, serta tidak menghasilkan emisi
karbon dan tidak menghasilkan gas, cairan, maupun meterial beracun lainnya).
Panas bumi (geothermal energy), dibandingkan dengan energi alternatif lainnya
seperti tenaga surya dan angin, bersifat konstan sepanjang musim. Di samping
itu energi listrik yang dihasilkan dari geothermal tidak memerlukan solusi
penyimpanan energi (energy storage) karena dapat dihasilkan sepanjang waktu.
Untuk memproduksi energi geothermal membutuhkan lahan dan air yang
minimal, tidak seperti misalnya pada energi surya yang membutuhkan area yang
luas dan banyak air untuk pendinginan. Pembangkit panas bumi hanya
memerlukan lahan seluas 3,5 kilometer persegi per gigawatt produksi listrik. Air
yang dibutuhkan hanya sebesar 20 liter air tawar per MW / jam.