Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menipisnya lapisan ozon berdampak pada tidak tersaringnya sinar ultraviolet dari matahari
yang berbahaya bagi kesehatan kulit. Sementara peningkatan efek rumah kaca, dapat
mengakibatkan kenaikan suhu bumi secara global yang dapat mengganggu keteraturan iklim
dunia.

AC di rumah anda memang diakui sangat bermanfaat. Tapi tanpa kepedulian dalam
pengoperasian dan pemeliharaannya, AC yang sepertinya sederhana bisa mengancam
keamanan dan kesehatan kita, keluarga kita dan mungkin anak cucu keturunan kita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut
1) Bagaimana cara kerja pompa kalor sebagai alternatif AC?
2) Bagaimana penerapan pompa kalor di lingkungan masyarakat?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan dari laporan ini sebagai berikut
1) Untuk mengetahui cara penggunaan pompa kalor sebagai alternatif AC
2) Untuk mengetahui implementasi pomapa kalor di lingkungan masyarakat

1.4 Cara Memperoleh Data


Dalam menulis karya tulis ini, penulis melakukan penelitian dan wawancara langsung
kepada masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Pompa Kalor
Heat pump atau pompa kalor adalah suatu sistem yang dapat menyerap kalor dari suatu
tempat kemudian membuangnya di tempat lain. Pompa kalor dapat digunakan sebagai pendingin
jika memanfaatkan sisi penyerapan kalor , inilah yang disebut dengan sistem
refrigerasi. Sebaliknya pompa kalor juga dapat digunakan sebagai pemanas jika memanfaatkan
sisi pembuangan kalornya. Contoh sederhana pompa kalor adalah air conditioner. Air conditioner
menyerap kalor yang ada diruangan kemudian membuangnya ke luar ruangan.
Untuk memahami prinsip pompa kalor maka analogi pompa air dapat digunakan karena
secara prinsip keduanya tidak berbeda. Air secara alami akan mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah. Untuk mengalirkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi
dibutuhkan suatu alat (pompa) dan usaha/kerja/energi dari luar (mekanik). Dengan menggunakan
pompa maka air yang ada di tempat yang lebih dapat dihisap dan dikeluarkan di tempat yang lebih
tinggi.
Pada kalor pun terjadi hal yang sama. Kalor secara alami mengalir/berpindah dari
temperatur yang tinggi ke temperatur yang rendah. Tinggi atau rendahnya temperatur merupakan
salah satu indikasi besarnya energi kalor yang dimiliki suatu zat. Semakin tinggi temperatur maka
semakin tinggi energi kalornya. Untuk memindahkan kalor dari tempat yang temperaturnya lebih
rendah maka dibutuhkan sistem pompa kalor. Seperti halnya pompa air, untuk menyerap kalor dan
membuang kalor dibutuhkan kerja/usaha/energi dari luar. Biasanya proses pompa kalor
digambarkan seperti dibawah ini.
Dimana Ts adalah suhu lingkungan, Tc adalah temperatur pada sisi penyerapan kalor, Th adalah
temperatur pada sisi pembuangan kalor, W adalah kerja dari luar, Qc adalah kalor yang terserap
dan Qh adalah kalor yang dibuang.

Pada saat tidak ada W yang bekerja maka temperatur Ts, Tc, dan Th adalah sama (Ts=Th=Tc) dan
tidak ada proses perpindahan kalor diantaranya. Begitu ada kerja W dijalankan maka Tc menjadi
lebih rendah dibandingkan dengan Ts. Oleh karena itu energi kalor yang berada di sekitarnya
terserap oleh sistem ini. Kalor yang terserap ini dibuang ke sisi Qh sehingga temperatur Th menjadi
lebih besar dari Ts. Pada keadaan ini maka Tc < Ts < Th. Hubungan antara kalor yang diserap dan
dibuang mengikuti persamaan:

Untuk menunjukkan sebarapa baik performa dari suatu pompa kalor, maka dikenal dengan istilah
COP (Coefficient of Performance) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan koefisien kinerja.
COP ini merupakan perbandingan antara output yang digunakan dengan input yang diberikan.
Pada pompa kalor, input adalah kerja dan output dapat merupakan penyerapan kalor atau
pembuangan kalor. Jika pompa kalor digunakan sebagai pendingin (Refrigerasi) maka output
adalah penyerapan kalor. Sebaliknya, jika pompa kalor digunakan sebagai pemanas (heater) maka
outputnya adalah pembuangan kalor. Oleh karena itu COP diekspresikan dengan:

- Untuk pendingin:

oleh karena

maka:
- Untuk Pemanas

atau

Dua jenis sistem pompa kalor yang sudah di komersilkan secara luas adalah sistem refrigerasi
kompresi uap (SRKU) dan thermoelectric. SRKU merupakan sistem yang paling banyak ditemui
di dalam kehidupan sehari-hari, sepeti Air conditioner (AC) dan lemari es. Keunggulan dari SRKU
adalah COPnya yang sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan teknologi ini belum bisa
digantikan oleh teknolgi lain. Walaupun demikian, SRKU membutuhkan banyak komponen dan
kurang bisa diterapkan di tempat yang kecil.

Jenis pompa kalor thermoelectric sering dijumpai sebagai pendingin elektronik seperti prosesor.
Keunggulan teknologi ini adalah ukurannya yang kecil , sangat mudah diterapkan dan cukup dicatu
dengan listrik searah (DC). Namun COPnya masih sangat kecil dibandingkan dengan SRKU.

Sebenarnya ada beberapa jenis lain yang dapat digunakan sebagai sistem pompa kalor namun sulit
untuk dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: sistem refrigerasi absorpsi, thermoacoustic,
thermomagnetic, dan tabung vortex.

2.2 Prinsip Dasar Pompa Kalor


Prinsip kerja heat pump water heater pada dasarnya sama dengan prinsip kerja pada lemari
es, hanya sistem kerjanya terbalik dimana udara dari luar (sekitar) diambil untuk memanaskan air.
1. Udara dari sekitar heat pump diambil/dihisap oleh alat Evaporator yang dilengkapi
dengan kipas (fan) sehingga udara masuk ke dalam unit heat pump.
2. Udara tersebut dengan bantuan Refrigerant (fluida kerja yang ada dalam refrigerator)
dan Kompresor temperaturnya dinaikkan kemudian dipindahkan/dialirkan ke Heat Exchanger
(Pemindah/Penukar Panas)
3. Udara yang telah naik temperaturnya akan otomatis men-transfer panas ke Saluran Pipa
Air Dingin yang ada di Heat Exchanger. (Hukum Thermo II : Panas (Kalor) akan selalu
mengalir/menuju tempat yang temperaturnya lebih rendah)
4. Sisa udara panas yang tidak ter-transfer akan mengalir ke Expansion Valve/Katup
Pembuangan sehingga temperaturnya turun dan dimasukkan kembali ke Evaporator dan demikian
seterusnya.
5. Air dingin yang telah naik temperaturnya (air panas) masuk ke dalam Tangki
Penampung Air Panas (Storage Tank).
6. Dari Storage Tank air panas akan di-distribusikan ke Jaringan Distribusi Pipa Air Panas
7. Supply air dingin yang telah masuk inlet air dingin Storage Tank akan di-hisap dan di-
dorong masuk ke Heat Exchanger kembali melalui Pompa sehingga temperaturnya naik (air
panas).

2.3 Definisi Geothermal (Panas Bumi)


Panas bumi atau geothermal merupakan salah satu sumber energy yang dapat diperbaharui
dan berkelanjutan (renewable and sustainable). Panas bumi banyak ditemui di daerah yang
memiliki banyak gunung berapi aktif, seperti Indonesia, Selandia Baru, Amerika Serikat,
Jepang, Filipina, Meksiko, dan Islandia. Panas bumi berasal dari dalam permukaan bumi atau
lebih tepatnya di bawah kerak bumi (astenosphere hingga lapisan mantel). Pada daerah tersebut
terdapat magma, yang sangat panas dan bersifat mobile, yang terbentuk dari lelehan batuan
secara alami. Magma juga berasal dari material radioaktif seperti uranium dan potassium.
Energi panas bumi ini sangatlah menjanjikan, karena selain renewable dan sustaible, kekuatan
energinya lebih besar dari minyak dan gas bumi. Karenanya, tidak heran jika energi panas
bumi ini mulai dikembangkan untuk mrnjadi energi alternatif.
Indonesia sendiri memiliki sumber energi panas bumi yang cukup banyak, Dengan
memanfaatkan energy panas bumi, Indonesia bisa berhemat anggaran untuk sumber listrik
secara besar-besaran, karena panas bumi ini tidak akan pernah habis. Berdasarkan data
kementerian ESDM, potensi panas bumi di dunia yang bisa dimanfaatkan untuk sumber listrik
mencapai 113 Giga Watt (GW), dimana 40%-nya dimiliki oleh Indonesia, yaitu sebesar 28
GW.
Proses Pembaharuan dan Pemanfaatan Geothermal di Indonesia
Meskipun energi panas bumi mampu memperbaharui dirinya sendiri, namun diperlukan
perbaharuan secara cepat untuk dapat memenuhi kebutuhan energi masyarakat, kaenanya
dibutuhkan proses pembaharuan dalam pemanfaatan energi panas bumi tersebut. Di Indonesia,
proses pembaharuan energi panas bumi yang sering dilakukan yaitu dengan cara
“hydrothermal convection”. Proses ini terjadi dengan cara air dingin sisa pemanfaatan energy
geothermal, dimasukkan kembali ke dalam kerak bumi. Di kerak bumi air tersebut dipanaskan
lagi secara alami yang selanjutnya akan menjadi uap. Uap atau steam ini kemudian naik
kembali ke permukaan bumi. Proses yang sangat sederhana ini merupakan salah satu hal positif
kenapa kita harus segera menggunakan energi panas bumi ini pada pembangkit tenaga listrik.
Pemanfaatan energi geothermal dapat dibagi menjadi 3 yaitu, untuk menghasilkan energy
listrik, penggunaan geothermal secara langsung, dan pemanfaatan geothermal untuk pompa
panas. Dari 3 manfaat tersebut, kita akan fokuskan pemanfaatan energy geothermal untuk
menghasilkan energy listrik pada pembahasan selanjutnya.
Di Indonesia pemanfaatan energi panas bumi ini masih dibilang rendah, karena sebagian
besar listrik di Indonesia 88% lebih dipasok lewat pembangkit listrik berbahan bakar fosil, 42
% batubara, 23% BBM, dan 21% gas alam (geothermal). Sungguh miris melihat situasi ini
dimana Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber energy geothermal yang sangat
melimpah, yaitu sebesar 40% panas bumi di dunia. Potensi Indonesia dari panas bumi ini untuk
pembangkit listrik hampir 30.000 megawatt (MW) atau 4 % saja yang masih dimanfaatkan
oleh bangsa Indonesia..
Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan
dengan cara melihat resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki panas
bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut langsung dapat digunakan.
Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk
menghasilkan energy listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju condenser
sehingga steam tersebut terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi
uap lagi secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air
panas tersebut harus di ubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini
membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger, dimana air panas ini dialirkan
menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap air. Dari uap air (steam) ini proses selanjutnya
sama dengan penjelasan sebelumnya.

Pemanfaatan Panas Bumi dari Steam


DAFTAR PUSTAKA

Bracciano , Alfred F. 2016. Modern Refrigeration and Air Conditioning. Goodheart-Willcox


Assosiation : Texas
Dickson ,Mary H. 2004. Geothermal Energy: Utilization and Technology. New Energy
Assosiation : California
Farras, Muhammad. 2013. Prinsip Kerja Pompa Kalor.
https://www.google.co.id/search?q=prinsip+kerja+heat+pump&oq=prin&aqs=chrome.0.69i59j6
9i57j35i39j0l3.1322j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8# (31 Mei 2017)

Anda mungkin juga menyukai