Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

POKOK BAHASAN:

Sistem Konstitusi Negara Indonesia, Rule of Law

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


FEB Teknik Industri 07 U001700007 Syamsunasir, S.Sos, MM, CrFA

Abstract Kompetensi
Materi ini membahas tentang Mahasiswa mampu, mengetahui, memahami dan
Konstitusi dan Rule Of Law Menjelaskan tentang Sistem Konstitusi Negara
Indonesia, Rule of Law.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

A. Sistem Konstitusi Negara Indonesia


Dalam organisasi suatu Negara naskah dasar atau naskah awal yang disebut sebgai kaidah
fundamental Negara Yaitu Konstitusi. Konstitusi Negara dianggap sebagai kesatuan yang mencakup
semua bangunan hukum dan semua organisasi yang ada dalam Negara. Konstitusi berisikan aturan-
aturan dan ketentuan-ketentuan hukum untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga Negara
termasuk dasar hubungan kerja sama antara Negara dan Masyarakat yang merupakan refleksi nilai-
nilai dasar.

1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan naskah dasar sebagai kaidah fundamental Negara. Istilah konstitusi
berasal dari bahasa Prancis constituer yang berarti membentuk, yaitu membentuk, menyusun atau
menyatakan suatu Negara, konstitusi diartikan peraturan dasar tentang pembentukan suatu Negara
atau Undang-undang Dasar. Secara terminologis konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan
dan aturan-aturan dasar yang terbentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk juga dasar hubungan antara Negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

2. Konstitusi Negara Indonesia


Pengertian Konstitusi dalam praktik ketatanegaraan ad dua arti pertama dalam arti umum adlah
segala sesuatu dan aturan mengenai ketatanegaraan, kedua dalam arti khusus adalah undang-
undang dasar suatu Negara. Undang-undang Dasar Negara Indonesia yang saat ini berlaku adalah
Undang-undang dasar 1945 veserta amandemen. Pengertian pokok tentang Undang-undang Dasar
1945 yang dimaksudkannya adlah keseluruhan naskah, terdiri dari, pembukaan Undang-undang
Dasar 1945, Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, dan pnjelasan Undang-undang Dasar 1945.
Undang-undang dasar 1945 merupakan sebagian dari hukum dasar, yaitu khusus hukum dsar tertulis
yang disampingnya masih ada hukum dsar tidak tertulis yaitu, “aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara, meskipun tidak tertulis “, yang disebut konvensi”.
Hukum dasar tertulis merupakan konstitusi. Hukum dasar tertulis terdiri atas pembukaan, batang
tubuh, dan penjelasan, sebagai satu kesatuan organik yang masing-masing mempunyai fungsi dan
kedudukan tersendiri. Hukum dasar tertulis mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri. Hukum
dasar tertulis mempunyai syarat-syarat tertentu yangs ering dinyatakan juga sebagi sifat-sifatnya.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
Hukum dasar tidak tertulis disebut dengan istilah konvensi, mempunyai syarat-syarat yang disebut
dengan ciri-cirinya. Undang-undang Dasar 1945 yang singkat, mengandung semangat dan
merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam UUD 1945, juga merupakan
rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.

3. Sistem Pemerintahan Negara


Sistem pemerintahan Negara Indonesia di jelaskan dengan terang dan sistematis. Penjelasan
Undang-Undang Dasar 1945. Di dalam penjelasan itu dikenal tujug kunci pokok sistem pemerintahan
negara yang dapat di bagi dua kelompok, yaitu sistem dasar dan sistem pelaksana.
a. Sistem Dasar
Sistem Negara hukum dan sistem Konstitusional merupakan sistem dasar dengan dua sistem
ini diciptakan sistem mekanisme hubungan tugas dan hukum antara lemaag Negara. Sistem
dasar merupakan penjelmaan langsung tujuan ideology Pancasila.

1) Sistem Negara Hukum


Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum. Negara Indonesia berdasarkan atas
hukum tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka. Hal ini mengandung arti bahwa Negara,
termasuk di dalamnya Pemerintah dan lembaga-lembaga Negara yang lain dalam
melaksanakan tindakan-tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum atau harus dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Tekanan pada hukum disini diharapkan sebagai
lawan dari kekuasaan. Prinsip dari sistem ini di samping akan tampak dalam rumusan pasal-
pasalnya, jelas sejalan dan merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang diwujudkan oelh cita-cita hukum yang
menjiwai Undang-undang Dasar 1945 dan hukum dasar yang tidak tertulis.

2) Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan ketegasan bahwa cara
pengendalian pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan danhukum lain yang
merupakan produk konstitusional, seperti garis-garis besar haluan negara, undang-undang.
Dengan demikian sistem ini memperkuat dan menegaskan lagi sistem negara hukum seperti
dikemukakan di muka. Dengan landasan kedua sistem itu, sistem negara hukum dan sistem
konstitusional, diciptakanlah sistem mekanisme hubungan tugas dan hukum antara
lembaga-lembaga Negara yang sekiranya dapat menjamin terlaksananya sistem itu sendiri

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
dan dengan sendirinya juga dapat memperlancar pelaksanaan pencapaian cita-cita
nasional.

b. Sistem Pelaksana
Sistem ketiga sampai dengan sitem ketujuh merupakan sistem pelaksana, yaitu perwujudan
sistem Negara hukum dan sistem konstitusional. Adapun lembaga Negara yang tercantum dalam
sistem pelaksana pemerintahan ada tiga lembaga negara yaitu Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.

c. Kekuasaan Negara yang tertinggi di tangan rakyat


Sistem Kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan Amandemen dinyatakan dalam Penjelasan
Undang-undang Dasar 1945 sebagai berikut: Kedaulatan rakyat di pegang oleh suatu badan,
bernama MPR, sebagai penjelma seluruh rakyat Indonesia. Majelis ini menetapkan Undang-
undang Dasar dan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara. Majelis ini mengangkat
Kepala Negara (Presiden) dan Wakil Kepala Negara (Wakil Presiden). Majelis inilah memegang
kekuasaan Negara yang tertinggi, sedangkan Presiden harus menjalankan haluan negara
menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh Majelis. Presiden yang diangkat oleh
majelis tunduk dan bertanggungjawab kepada majelis (Mandataris) dari majelis. Presiden wajib
menjalankan putusan-putusan Majelis dan “tidak neben” akan tetapi “undergeordnet kepada
Majelis. Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen dinyatakan Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar (pasal 1 ayat 2). Di sinilah terjelmanya
pokok pikiran kedaulatan rakyat yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Kekuasaan
MPR merupakan UUD 1945 hasil amandemen, hanya memiliki kekuasaan:
1) Mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar.
2) Melantik Presiden dan Wakil Presiden.
3) Memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

B. Rule of Law
1. Latar belakang Rule of Law
Latar belakang kelahiran rule of law.
a. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan
Negara.
b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.
c. Perumusan yuridis dari demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
Rule of Law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke-19, seiring dengan negara
konstitusi dan demokrasi. Rule of Law adalah konsep tentang common law yaitu seluruh aspek
negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di atas prinsip keadilan dan
egalitarian. Rule of Law adalah rule by the law bukan rule by the man.

2. Latar belakang Rule of Law


Unsur-unsur Rule of Law menurut A. V. Dicey terdiri dari:
a. Supremasi aturan-aturan hukum.
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum.
c. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan
pengadilan.

3. Syarat-syarat Terselenggarannya Pemerintah yang Demokrasi menurut Rule of Law


Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut Rule of
Law adalah:

a. Adanya perlindungan Konstitusional.

b. Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

c. Pemilihan umum yang bebas.

d. Kebebasan untuk menhatakan pendapat.

e. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan berposisi

f. Pendidikan kewarganegaraan.

4. Pengertian Rule of Law


Friedman (1959) membedakan Rule of Law menjadi dua yaitu: Pertama pengertian secara
formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized
public power) misalnya negara. Kedua, secara hakiki/materiil (ideologicalsense), lebih
menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk
(just and just law). Rule of Law terkait erat dengan keadilan sehingga harus menjamin keadilan

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
yang dirasakan oleh masyarakat. Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga
mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan
prosedur yang objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom.

5. Prinsip-prinsip Rule of Law di Indonesia


a. Prinsip-prinsip Rule of Law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang
dinyatakan.

1) Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
2) Kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
3) untuk memajukan kesejahteraan umum, dan keadilan sosial
4) disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang
Dasar Negara Indonesia.
5) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
6) Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia..
Dengan demikian inti Rule of Law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat
terutama keadilan sosial. Penjabaran prinsip-prinsip Rule of Law secara formal termuat di dalam
pasal-pasal UUD 1945, yaitu:
1) Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
2) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat
1)
3) Segala warga Negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan,
serta menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27
ayat 1)
4) Dalam bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal antara lain bahwa setiap
orang berhak atas pengakuan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum (pasal 28
D ayat 1)
5) Setiap orang berhak untuk berkerja serta mendapat imbalan dan perlakuaan yanga dil
dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).
b. Prinsip-prinsip Rule of Law secara hakiki (materiil) erat kaitannya dengan (penyelenggaraan
menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) “the enforcement of the rules of law” dalam

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum dan implementasi prinsip-
prinsip Rule of Law.
Berdasarkan pengalaman berbagai Negara dan hasil kajian, menunjukkan keberhasilan “the
enforcement of the rules of law” bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa (sunarjati
Hartono:1982). Hal ini didukung kenyataan bahwa “the enforcement of the rules of law”
merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar
budayanya yang khas pula, karena bersifat legalisme maka mengandunggagasan bahwa
keadilan dapat dilayani dengan pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat
objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom. Secara kuanitatif, peraturan perundang-
undangan yang terkait Rule of Law telah banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya
belum mencapai hasil yang optimal sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan
Rule of Law belum dirasakan dimasyarakat.

6. Strategi Pelaksanaan (Pengembangan) Rule of Law


Agar pelaksanaan Rule of Law bisa berjalan dengan yang diharapkan, maka:

a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa

b. Rule of Law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada budaya yang
tumbuh dan berkembang pada bangsa.

c. Rule of Law sebagai suatu legalisme yanmg memuat wawasan sosial, gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakkan secara adil juga
memihak pada keadilan. Untuk mewujugkan perlu hukum progesif (Setjipto Raharjo:2004),
yang memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan
lain. Asumsi dasar hukum progesif bahwa “hukum adalah untuk manusia”, bukan sebaliknya.
Hukum progesif memuat kandungan moral yang kuat. Arah dan watak hukum yang dibangun
harus dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa
yang bersangkutan.

Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Ada pengakuan dan pelindungan hak asasi.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
2) Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan
atau kekuatan apapun.
3) Legalitas terwujud dalam segala bentuk. Contoh: Indonesia adlah salah satu negara
terkorup di dunia (Masyarakat Tranparasi Internasional:2005). Beberapa kasus dan
ilustrasi dalam penegakan Rule of Law antara lain:
a) Kasus korupsi KPU dan KPUD
b) Kasus Ilegal Logging
c) Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA).
d) Ksaus-kasus perdagangan narkoba dan psikotropika
e) Kasus perdagangan wanita dan anak.

1. Falsafah Pancasila Sebagai dasar Negara


1. Landasan Filosofis Pancasila
a. Pengertian Filsafat
Secara etimogis istilah “filsafat” atau dalam bahasa inggris “philosophy” adlah berasal
dari bahasa Yunani “Philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”
kata philosophia tersebut berakar pada kata philos (cinta) dan sophia “kearifan”.
Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa
juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan.
Beberapa tokoh-tokoh filsafat menjelaskan pengertian filsafat adalah sebagai berikut:

1) Socrates (469-399 S.M.)


Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat refleksi atau berupa
perunangan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.

2) Plato (472-347 S.M.)


Dalam karya tulisnya “Republik” Plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pecinta
pendangan tentang kebenaran (vision of truth). Dalam konsepsi Plato filsafat
merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan
tentang seluruh kebenaran.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
b. Pengertian Pancasila
Kata pancasila berasal dari kata Sansakerta (agama Budha) yaitu mencapai Nirwana
diperlukan 5 Dasar/Ajaran, yaitu:
 Jangan mencabut nyawa mahluk hidup/Dilarang membunuh.
 Jangan mengambil barang orang lain/Dilarang mencuri.
 Jangan berhubungan kelamin/Dilarang berjinah.
 Jangan berkata palsu/Dilarang berbohong/berdusta.
 Jangan minum yang menghilangkan pikiran/dilarang minuman keras.

1) Pengertian pancasila Secara Etimologis


Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Budha yaitu kitab
Tripitaka dimana dlam ajaran Budha tersebut terdapat suatu ajaran moral untuk
mencapai nirwana.

2) Pengertian Secara Historis


Tanggal 01 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya UUD 1945
termsuk pembukaanya dimana di dalamnya terdapat rumusan 5 Prinsip sebagai Dasar
Negara yng dikenal dengan nama Pancasila.

3) Pengertian Pancasila Secara Termitologis


Proklamasi 17 Agustus 1945 telah melahirkan Negara RI untuk melengkapi alat
Perlengkapan Negara PPKI mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
berhasil mengesahkan UUD 45 dimana di dalam bagian Pembukaan yang terdiri dari 4
Alinea di dalamnya tercantum rumusan Pancasila.

4) Pancasila menurut Mr. Moh. Yamin adlah disampaikan di dalam sidang BPUPKI
pada tanggal 29 Mei 1945.

5) Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 di
depan sidang BPUPKI.

6) Dan Masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila
atau Satusila yang Intinya adalah Gotong Royong.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
7) Pancasila menurut Piagam Jakarta yang disahkan pada tanggal 22 Juni 1945
rumusannya sbb:

c. Pengertian Filsafat Pancasila


Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia. Kenyataannya filsafat Pancasila telah diubah
dan diinterprestasi berbeda oleh beberapa filsuf Indonesia. Filsafat Pancasila senantiasa
diperbaharui sesuai dengan “permintaan” rezim yang berkuasa, sehingga Pancasila berbeda
dari waktu ke waktu.

1) Filsafat Pancasila Asli


Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Soekarno di
BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas Eropa, dimana filsafat
barat merupakan salah satu materi kuliah mereka.

2) Filsafat pancasila versi Soekarno


Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Soekarno sejak 1955 sampai
berakhirnya kekuasannya (1965). Pada saat itu Soekarno selalu menyatakan Pancasila
merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan
akuiturasi budaya India.

3) Filsafat pancasila versi Soeharto


Oleh Soeharto filsafat Pancassila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang
disponsori Depdikbud, semua elemen barat disingkirkan dan diganti interprestasinya
dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila trully Indonesia”.

2. Fungsi Utama Filsafat pancasila bagi Bangsa Negara Indonesia


a. Filsafat pancasila Sebagai pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah ke arah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Seperti yang ditujukan
dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1979, maka Pancasila itu adlah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara kita.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
b. Pancasila Sebagai dasar negara Republik Indonesia
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari PPKI pada tanggal 1 Juni 1945 adalah
dikandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesai merdeka. Sidang PPKI telah
menerima secara bulat Pancasila itu sebgai dasar negara Indonesia merdeka. Dalam
keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila tercantum secara
resmi dalam pembukaan UUD RI, Undang-Undang dasar yang menjadi sumber
ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang menjadi landasan
hidup bagi seluruh bangsa dan negara.
Isi dan tujuan dari peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh
menimpang dari jiwa Pancasila. Bahkandalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966
ditegaskan, bahwa Pancasila itu adlah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum
formal, undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum).

c. Pancasila Sebagai Jiwa dan Kepribadian bangsa Indonesia.


Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksud dengan kepribadian Indonesia
ialah: keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa lainnya.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 itulah yang kita
gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan oleh wakil-wakil bangsa
Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI.

3. Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia


Falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapatlah kita temukan dalam
beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia.

Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam dokumen historis
dan perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak berlainan tetapi inti dan
fundamennya adalah tetap sama sbb:

a. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh
Ir. Soekarno.
Rumusan dan tata urutannya adalah sbb:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasional atau Kemanusiaan

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
3) Mufakat atau Demokrasi
4) Kesejahteraan sosial dan
5) Kebutuhan yang berkemanusiaan

b. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Naskah Politik yang bersejarah
(Piagam jakarta Tanggal 22 Juni 1945).
Untuk pertama kalinya falsafah pancasila sebagai falsafah negara dicantumkan autentik
tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata urutan sbb:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
2) Kemanusian yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

c. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Pembukaan UUD 1945.


Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya yang pertama dengan
mengambil keputusan penting
1) Mensahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945
2) Mensahkan dan menetapkan UUD 1945
3) Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir. Soekarno dan Drs.
Mohamad hatta, masing-masing sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI.

Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara resmi, autentik dan sah
menurut hukum sebagai dasar falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan sbb:
1) Kemanusiaan yang adil dan beradab
2) Kerakyatan yang dipimpin oelh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
3) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

d. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id
Walaupun bentuk negara Indonesia telah berubah dari negara Kesatuan RI menjadi
negara serikat RIS dan kontitusi RIS telah disusun di negeri Belanda jauh dari tanah air kita,
namun demikian Pancasila tetap tercantum sebagai dasar falsafah negara dalam mukadimah
pada alinea IV Konstitusi RIS 1949, dengan perumusan dan tata urutan sbb:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Prikemanusiaan
3) Kebangsaan
4) Kerakyatan
5) Keadilan Sosial

e. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Mukadimah UUD Sementara RI


(UUDS-RI 1950).
Sejak Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia menghendaki bentyuk negara
kesatuan oleh karena bentuk negara serikat (federalisme) tidaklah sesuai dengan cita-cita
kebangsaan dan jiwa proklamasi.
Tanggal 5 April 1950 negra Federasi RIS, tinggal 3 negara bagian yaitu:
1) RI Yogyakarta.
2) Negara Sumatera Timur (NST).
3) Negara Indonesia Timur (NTT).

f. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Pembukaan UUD 1945 Setelah
Dekrit Presiden 5 juli 1959.
Pemerinrtah menegeluarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan
Umum untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante yang akan menyusun UUD
baru. Pada tanggal 5 Juli 1950 Presiden RI mengeluarkan sebuah dekrit yang pada pokoknya
berisi pernyataan:
1) Pembubaran Konstuante.
2) Berlakunya kembali UUD 1945.
3) Tidak berlakunya lagi UUD 1945
4) Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS.

2016 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Syamsunasir, S.Sos, MM. CrFA http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai