POKOK BAHASAN:
Abstract Kompetensi
Materi ini membahas tentang Mahasiswa mampu, mengetahui, memahami dan
Konstitusi dan Rule Of Law Menjelaskan tentang Sistem Konstitusi Negara
Indonesia, Rule of Law.
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan naskah dasar sebagai kaidah fundamental Negara. Istilah konstitusi
berasal dari bahasa Prancis constituer yang berarti membentuk, yaitu membentuk, menyusun atau
menyatakan suatu Negara, konstitusi diartikan peraturan dasar tentang pembentukan suatu Negara
atau Undang-undang Dasar. Secara terminologis konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan
dan aturan-aturan dasar yang terbentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk juga dasar hubungan antara Negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2) Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme
(kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan ketegasan bahwa cara
pengendalian pemerintah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan danhukum lain yang
merupakan produk konstitusional, seperti garis-garis besar haluan negara, undang-undang.
Dengan demikian sistem ini memperkuat dan menegaskan lagi sistem negara hukum seperti
dikemukakan di muka. Dengan landasan kedua sistem itu, sistem negara hukum dan sistem
konstitusional, diciptakanlah sistem mekanisme hubungan tugas dan hukum antara
lembaga-lembaga Negara yang sekiranya dapat menjamin terlaksananya sistem itu sendiri
b. Sistem Pelaksana
Sistem ketiga sampai dengan sitem ketujuh merupakan sistem pelaksana, yaitu perwujudan
sistem Negara hukum dan sistem konstitusional. Adapun lembaga Negara yang tercantum dalam
sistem pelaksana pemerintahan ada tiga lembaga negara yaitu Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat.
B. Rule of Law
1. Latar belakang Rule of Law
Latar belakang kelahiran rule of law.
a. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan
Negara.
b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.
c. Perumusan yuridis dari demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum
f. Pendidikan kewarganegaraan.
1) Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
2) Kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
3) untuk memajukan kesejahteraan umum, dan keadilan sosial
4) disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang
Dasar Negara Indonesia.
5) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
6) Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia..
Dengan demikian inti Rule of Law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat
terutama keadilan sosial. Penjabaran prinsip-prinsip Rule of Law secara formal termuat di dalam
pasal-pasal UUD 1945, yaitu:
1) Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
2) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat
1)
3) Segala warga Negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan,
serta menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27
ayat 1)
4) Dalam bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat 10 pasal antara lain bahwa setiap
orang berhak atas pengakuan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum (pasal 28
D ayat 1)
5) Setiap orang berhak untuk berkerja serta mendapat imbalan dan perlakuaan yanga dil
dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).
b. Prinsip-prinsip Rule of Law secara hakiki (materiil) erat kaitannya dengan (penyelenggaraan
menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) “the enforcement of the rules of law” dalam
a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa
b. Rule of Law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada budaya yang
tumbuh dan berkembang pada bangsa.
c. Rule of Law sebagai suatu legalisme yanmg memuat wawasan sosial, gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakkan secara adil juga
memihak pada keadilan. Untuk mewujugkan perlu hukum progesif (Setjipto Raharjo:2004),
yang memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan
lain. Asumsi dasar hukum progesif bahwa “hukum adalah untuk manusia”, bukan sebaliknya.
Hukum progesif memuat kandungan moral yang kuat. Arah dan watak hukum yang dibangun
harus dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa
yang bersangkutan.
Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Ada pengakuan dan pelindungan hak asasi.
4) Pancasila menurut Mr. Moh. Yamin adlah disampaikan di dalam sidang BPUPKI
pada tanggal 29 Mei 1945.
5) Pancasila menurut Ir. Soekarno yang disampaikan pada tanggal 1 Juni 1945 di
depan sidang BPUPKI.
6) Dan Masih menurut Ir. Soekarno Trisila masih dapat diperas lagi menjadi Ekasila
atau Satusila yang Intinya adalah Gotong Royong.
Mengenai perumusan dan tata urutan Pancasila yang tercantum dalam dokumen historis
dan perundang-undangan negara tersebut di atas adalah agak berlainan tetapi inti dan
fundamennya adalah tetap sama sbb:
a. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh
Ir. Soekarno.
Rumusan dan tata urutannya adalah sbb:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasional atau Kemanusiaan
b. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Naskah Politik yang bersejarah
(Piagam jakarta Tanggal 22 Juni 1945).
Untuk pertama kalinya falsafah pancasila sebagai falsafah negara dicantumkan autentik
tertulis di dalam alinea IV dengan perumusan dan tata urutan sbb:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
2) Kemanusian yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila dicantumkan secara resmi, autentik dan sah
menurut hukum sebagai dasar falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan sbb:
1) Kemanusiaan yang adil dan beradab
2) Kerakyatan yang dipimpin oelh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
3) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Mukadimah Konstitusi RIS 1949.
f. Pancasila Sebagai Dasar Falsafat negara dalam Pembukaan UUD 1945 Setelah
Dekrit Presiden 5 juli 1959.
Pemerinrtah menegeluarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan
Umum untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante yang akan menyusun UUD
baru. Pada tanggal 5 Juli 1950 Presiden RI mengeluarkan sebuah dekrit yang pada pokoknya
berisi pernyataan:
1) Pembubaran Konstuante.
2) Berlakunya kembali UUD 1945.
3) Tidak berlakunya lagi UUD 1945
4) Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS.