Anda di halaman 1dari 14

Pilihan 1:

ENERGI PANAS BUMI / GEOTHERMAL


Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang
dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berakar dari bahasa Yunani
dimana kata, "geo", berarti bumi dan, "thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga
sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan
radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.

Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil
karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang terperangkap jauh di
dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas rumah kaca yang
dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Ada cukup energi geothermal di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat ini.
Namun, sangat sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan pada skala global karena
dengan teknologi saat ini hanya daerah di dekat batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk
dieksploitasi.

Pembangkit listrik geothermal saat ini beroperasi di 24 negara di seluruh dunia, dan negara yang
terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi adalah Amerika Serikat. Pada
tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77 pembangkit listrik tenaga panas bumi yang
memproduksi lebih dari 3000 MW.

Amerika Serikat juga merupakan lokasi bagi kompleks pembangkit listrik tenaga geothermal
terbesar di dunia, terletak di Geysers, California. Namun, Amerika Serikat hanya memperoleh
sekitar 0,3% pasokan listriknya dari pembangkit listrik panas bumi, bahkan meskipun negara ini
merupakan negara terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi geothermal.

Energi geothermal tidak hanya digunakan untuk pembangkit listrik tetapi juga untuk tujuan
pemanasan. Di banyak daerah di seluruh dunia, pemanasan geothermal adalah cara yang lebih
ekonomis untuk memanfaatkan energi panas bumi dibandingkan dengan pembangkit listrik
geotermal.

Energi geothermal tersedia 24-7 dan karenanya tidak memiliki masalah intermitten (tidak
kontinyu) seperti energi surya dan angin. Setelah dibangun, pembangkit listrik geothermal
membutuhkan biaya pemeliharaan yang relatif rendah, dan tidak memerlukan banyak sumber
daya air. Namun, memerlukan biaya modal yang tinggi untuk pengeboran. Pengeboran sumur
geothermal menyumbang lebih dari setengah dari biaya modal.

Energi geotehermal memiliki lebih dari cukup potensi untuk memainkan peran penting di pasar
energi global masa depan. Kemajuan teknologi dan iptek harus membantu membuat biaya modal
untuk proyek panas bumi menjadi turun sehingga listrik tenaga geothermal terjangkau di
berbagai area di seluruh dunia.
Bagaimana Energi Geothermal Diproduksi
Bayangkan pusat Bumi. Bagian ini sangat panas sehingga dapat mencairkan batu dengan cukup
mudah. Nah, bila Anda pergi menuju kerak bumi, suhu akan lebih tinggi dan lebih tinggi.
Menurut perkirakan, untuk kira-kira setiap empat puluh meter (belum sampai setengah panjang
lapangan sepak bola), suhu naik sekitar tiga puluh empat derajat Fahrenheit. Akibatnya adalah
batu-batu yang panas di bawah permukaan bumi ikut memanaskan air sehingga terjadilah
peguapan. Untuk memanfaatkannya, kemudian dibuat lubang dengan cara mengebor ke daerah
panas bumi pada kedalaman tertentu sehingga uap air dapat terbebaskan.

Selama proses, di stasiun panas bumi dibor lubang seperti disebutkan di atas dan dibuat sumur
injeksi dimana air dingin dipompakan ke sumur. Air dingin ini kemudian dialirkan melewati batu
panas dan kemudian tekanan digunakan untuk mengeluarkan air kembali. Setelah air panas
mencapai permukaan, air tersebut berubah menjadi uap, yang kemudian dimanfaatkan sebagai
sumber daya. Nah, uap yang sudah dibersihkan dan disaring lalu digunakan untuk menggerakkan
turbin listrik, yang pada gilirannya akan mengahasilkan energi listrik.

Kelebihan Energi Geothermal


Bila pembangkit listrik memanfaatkan tenaga panas bumi dilakukan dengan cara yang benar,
tidak ada produk samping yang berbahaya bagi lingkungan. Pemerhati lingkungan pasti akan
menyukainnya!

Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu, energi geothermal tidak
menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah pembangunan pembangkit listrik tenaga
geothermal, hanya ada sedikit pemeliharaan. Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik
tenaga panas bumi adalah pembangkit energi mandiri. Keuntungan lain untuk energi geothermal
adalah bahwa pembangkit listrik tidak harus yang besar untuk melindungi lingkungan alam.

Kekurangan Energi Geothermal


Ada beberapa kekurangan pada energi geothermal. Pertama, Kita tidak bisa membangun
pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang lahan kosong di suatu tempat. Daerah tempat
pembangkit energi geothermal yang akan dibangun harus mengandung batu-batu panas yang
cocok pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran. Selain itu, jenis bebatuannya harus mudah
untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk menjaga area sekitar karena jika lubang dibor
dengan tidak benar, maka mineral dan gas yang berpotensi membahayakan bisa menyembur dari
bawah tanah. Pencemaran dapat terjadi karena pengeboran yang tidak tepat di stasiun panas
bumi. Dan juga, memungkinkan pula pada suatu area panas bumi tertentu terjadi kekeringan.

Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi :

1. Energi panas bumi uap basah


Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut bumi
berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin generator
listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada
umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang harus
dipisahkan terlebih dulu sebelumdigunakan untuk menggerakkan Uap basah yang keluar dari
perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang
permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk
dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan
air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator
listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air
dalam tanah.

2. Energi panas bumi air panas


Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut brine
dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas
tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan
sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem
sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin. Energi panas bumi uap panas bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya.

3.Energi panas bumi batuan panas


Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat berkontak
dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri dengan cara
menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan
untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan
panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu
teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.

Potensi Panas Bumi


Potensi panas bumi Indonesia dapat dibagi dalam 2 (dua) kelas, yaitu : sumber daya dan
cadangan; yang masing-masing dibagi lagi menjadi subkelas-subkelas.

Kriteria sumber daya terdiri dari :


1. Spekulatif, dicirikan oleh terdapatnya manifestasi panas bumi aktif dimana luas reservoir
dihitung dari data geologi yang tersedia dan rapat dayanya berdasarkan asumsi.
2. Hipotesis, dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif dengan data dasar hasil survei regional
geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan penyebaran
manifestasi dan batasan geologi, sementara penentuan suhu berdasarkan geotermometer.

Kriteria cadangan terdiri dari :


1. Terduga, dibuktikan oleh data pemboran landaian suhu dimana estimasi luas dan ketebalan
reservoir serta parameter fisika batuan dan fluida dilakukan berdasarkan data ilmu kebumian
terpadu, yang digambarkan dalam bentuk model tentatif.

2. Mungkin, dibuktikan oleh sebuah sumur eksplorasi yang berhasil dimana estimasi luas dan
ketebalan reservoir didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian rinci
terpadu. Parameter batuan, fluida dan suhu reservoir diperoleh dari pengukuran langsung dalam
sumur.

3. Terbukti, dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil mengeluarkan uap/air
panas, dimana estimasi luas dan ketebalan reservoir didasarkan kepada data sumur dan hasil
penyelidikan ilmu kebumian rinci terpadu. Parameter batuan dan fluida serta suhu reservoir
didapatkan dari data pengukuran langsung dalam sumur dan atau laboratorium.

Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang
dapat mengkonversi panas bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan
binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-
beda.

1. Dry Steam Power Plants

Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) lang-sung
diarahkan ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas
yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well.
Pembangkit tipe tertua ini per-tama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 dimana saat
ini masih berfungsi dengan baik. Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan
seperti yang ada di Geysers, California Utara.
2. Flash Steam Power Plants

Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C dapat
digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida panas tersebut dialir-
kan kedalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat.
Uap panas yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk meng-aktifkan
generator yang kemudian menghasil-kan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai ma-suk kembali
ke reservoir melalui injection well. Con-toh dari Flash Steam Power Plants adalah Cal-Energy
Navy I flash geothermal power plants di Coso Geothermal field, California, USA.

3. Binary Cycle Power Plants (BCPP)

BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry
steam dan flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur pro-duksi
(production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan
apa yang disebut dengan working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemu-dian menjadi
panas dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu
dialirkan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan genera-tor untuk menghasilkan
sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai
secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup.
Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.

Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu ren-dah yaitu 90-1750C. Contoh
pene-rapan teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geo-thermal Power Plants
di Casa Di-ablo geothermal field, USA. Diperkirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan
semakin banyak digunakan dimasa yang akan datang.

Potensi Panas bumi Di Indonesia

Manifestasi panas bumi diindonesia yang berjumlah tidak kurang dari 244 lokasi tersebar di Pulau
Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Pulau Sulawesi, Halmahera dan
Irian Jaya, ini menunjukkan betapa besarnya kekayaan energi panas bumi yang tersimpan di dalamnya.

Sumber : http://n-pangestu.blogspot.com/2014/05/makalah-energi-panas-bumi-geothermal.html
Pilihan 2:

Energi Panas Bumi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Panas bumi adalah anugerah alam yang merupakan sisa-sisa panas dari hasil reaksi nuklir
yang pernah terjadi pada awal mula terbentuknya bumi dan alam semesta ini. Reaksi nuklir yang
masih terjadi secara alamiah di alam semesta pada saat ini adalah reaksi fusi nuklir yang terjadi
di matahari dan juga di bintang-bintang yang tersebar di jagat raya. Reaksi fusi nuklir alami
tersebut menghasilkan panas berorde jutaan derajat Celcius. Permukaan bumi pada mulanya juga
memiliki panas yang sangat dahsyat, namun dengan berjalannya waktu (dalam orde milyard
tahun) suhu permukaan bumi mulai menurun dan akhirnya tinggal perut bumi saja yang masih
panas berupa magma dan inilah yang menjadi sumber energi panas bumi.
Untuk mengatasi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat ini, usaha diversifikasi
energi mutlak harus dilaksanakan. Salah satu usaha diversifikasi energi ini adalah dengan
memikirkan pemanfaatan energi panas bumi sebagai penyedia kebutuhan energi listrik tersebut.
Dasar pemikiran ini adalah mengingat cukup tersedianya cadangan energi panas bumi di
Indonesia, namun pemanfaatannya masih sangat sedikit. Indonesia sebagai negara vulkanik
mempunyai sekitar 217 tempat yang dianggap potensial untuk eksplorasi energi panas bumi.
Bila energi panas bumi yang cukup tersedia di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal,
kiranya kebutuhan energi listrik yang terus meningkat akan dapat dipenuhi bersama-sama dengan
sumber energi lainnya. Pengalaman dalam memanfaatkan energi panas bumi sebagai penyedia
energi listrik seperti yang telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat akan sangat
membantu dalam pengembangan energi panas bumi lebih lanjut.
B. Topik Bahasan
Pada makalah ini kami akan membahas tentang ENERGI PANAS BUMI.

C. Tujuan Penulisan Makalah


Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Syubhan Annur, S.
Pd serta untuk menjelaskan tentang ENERGI PANAS BUMI.

BAB II

A. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
memanfaatkan tenaga panas bumi menjadi tenaga listrik. Menurut salah satu teori, pada
prinsipnya bumi merupakan pecahan yang terlempar dari matahari, karena itu bumi masih
memiliki inti yang panas sekali dan meleleh. Bumi juga mengandung banyak bahan radioaktif
seperti uranium -23x, uranium 2s51 dan thorium r3r. Sebagaimana halnya dalam inti sebuah
reaktor nuklir, kegiatan bahan-bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi
yang berusaha untuk keluar dan mencapai permukaan bumi. Semua energi panas bumi ini sering
tampak dipermukaan bumi dalam bentuk semburan air panas, uap panas, dan sumber air
belerang.
Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah sebagai berikut: air panas ang
berasal dari sumur akan disalurkan ke separator, oleh separator air dengan uap dipisah, kemudian
uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin. Ada dua sistem dalam pembangkit ini yaitu:
1. Simple flash (kilas nyala tunggal)
2. Double flash (kilas nyala ganda)
Dapat dikemukakan bahwa sistem double flash adalah 15-20% lebih produktif dengan sumur
yang sama dibanding dengan simple flash. Uap yang keluar dari sumur sering mengandung
berbagai unsur kimia yang terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu murni,
zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2, H2S, dan NH4. pengotor ini akan mengurangi efisiensi
PLTP, merusak sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.
Perkiraan atau estimasi yang memberikan besarnya potensi energi panas bumi menurut
metode Perry adalah:
E = D x Dt x P
Dimana: E = arus energi (kcal per detik)
D = debit air pana (liter per detik)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin.
B. Konsep Energi Panas Bumi
Energi panas bumi dihasilkan dari batuan panas yang terbentuk beberapa kilometer di
bawah permukaan bumi yang memanaskan air di sekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber
uap panas atau geiser (Gambar 1.1).

Sumber uap panas ini di bor. Uap panas yang keluar dari pengeboran setelah disaring,
digunakan untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Agar uap panas selalu keluar dengan kecepatan tetap, air dingin

harus dipompakan untuk mendesak uap panas. Semburan uap panas dengan kecepatan tertentu
akan menggerakkan turbin yang dihubungkan ke genertaor sehingga generator menghasilkan
energi listrik.
Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi:

1. Energi panas bumi "uap basah"

Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang keluar dari perut
bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan langsung untuk menggerakkan turbin
generator listrik. Namun uap kering yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia
dan pada umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah air yang
harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk menggerakkan turbin.
Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas bertekanan tinggi
yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air.
Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk
memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk
menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk
menjaga keseimbangan air dalam tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik atas dasar
pemanfaatan energi panas bumi "uap basah" dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap basah".

2. Energi panas bumi "air panas"

Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin panas yang disebut
"brine" dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air
panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa
sistim pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini,
digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya
dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap
untuk menggerakkan turbin.
Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya
lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya. Skema pembangkitan tenaga
listrik panas bumi "air panas" sistem biner dapat dilihat pada Gambar 2.
Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air panas"
3. Energi panas bumi "batuan panas"

Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut bumi akibat
berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil sendiri
dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas,
kemudian diusahakan untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan
turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk
memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan biaya cukup tinggi.

C. Sumber Energi Panas Bumi


Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi panas yang berasal dari kedalaman
bumi yang berada di bawah daratan antara 32-40 km dan di bawah lautan antara 10-13 km.
Panas geotermal ini dijumpai dalam 3 kondisi alamiah:
(1) Steam (uap),
(2) Hot water (air panas), dan
(3) Dry rock (batuan panas).
Adapun sumber panas-bumi dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu: hydrothermal,
geopressured, dan petrothermal. Sistem hydrothermal terdiri dari 2 macam yaitu vapor
-dominated system dan liquid-dominated system.
Pergerakan lapisan bumi yang saling bertumbukan menyebabkan terjadinya proses
radioaktif di kedalaman lapisan bumi sehingga menyebabkan terbentuknya magma dengan
temperatur lebih dari 2000 C. Setiap tahun air hujan serta lelehan salju meresap ke dalam
lapisan bumi, dan tertampung di suatu lapisan batuan yang telah terkena arus panas dan magma.
Lapisan batuan itu disebut dengan geothermal reservoir yang mempunyai kisaran temperatur
antara 200 - 300 C. Siklus air yang setiap tahun berlangsung menyebabkan lapisan batuan
reservoir sebagai tempat penghasil energi panas bumi yang dapat terus menerus diproduksi
dalam jangka waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya mengapa panas bumi disebut sebagai
energi terbarukan dan sumber energi panas bumi tersebut berasal dari magma.

D. Manfaat Energi Panas Bumi


Sebagian besar energi panas-bumi yang diperoleh dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik. Lebih dari 200 lokasi panas-bumi terletak di daerah terpencil seperti Nusa
Tenggara dan Maluku berpeluang untuk pengembangan listrik pedesaan. Pengembangan sumber
panas-bumi skala kecil (<10 MW) dimanfaatkan untuk listrik pedesaan disamping untuk
keperluan pertanian/perkebunan dan industri kecil.
Direktorat Perencanaan PT. PLN memproyeksikan kebutuhan energi listrik pada tahun
1998/1999 sebesar 17.247 MW dan pada tahun 2003/2004 sebesar 27.284 MW.
Soegianto menggambarkan kebutuhan sumber energi pada tahun 1998/1999 untuk
pembangkitan tenaga listrik dari kelima jenis sumber energi (migas & batubara, tenaga-air,
panas-bumi) sebesar 664,8 SBM atau sebesar 1130,16 MW dengan perincian 51% BBM, 24%
gas, 18% batubara, 5% tenaga air, dan 2 % panas bumi (12 SBM=20,4 MW). Sedangkan
pemasokan masing-masing energi untuk pembangkitan listrik berjumlah 242,2 SBM atau sebesar
411,74 MW, dengan perincian: 31% BBM, 22% gas, 28 % batubara, 14 % tenaga air, dan 5 %
panas bumi. Apabila ditinjau partisipasi masing-masing jenis sumber energi tersebut, panas bumi
dan tenaga air dapat memenuhi total kebutuhan yang direncanakan untuk jenis energi tersebut.
Dalam hal ini ada peluang penggantian kebutuhan energi fosil dengan energi panas bumi maupun
energi terbarukan lainnya.
Seperti diketahui, energi panas bumi memiliki beberapa manfaat lainnya dibandingkan
sumber energi terbarukan yang lain, diantaranya:
(1) hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
(2) mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan
tempat penyimpanan energi (energy storage), serta
(3) tingkat ketersediaan (availability) yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.

Tabel 1
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Panas Bumi
Dengan Kapasitas Total Energi 1.205 MW Yang Telah Ada Pengembangnya*)
Kapasitas
Lokasi
(MW)
Sarulla 6 x 55
Sumatera Utara Sibayak 3 x 40
Sumatera Selatan Lumut Bai 3 x 70
Patuha 2 x 55
Kamojang 2 x 30
Jawa Barat Gunung Salak 7 3 x 55
Wayang Windu 2 2 x 110
Cibuni 1 x 10
Jawa Tengah Dieng 2 2 x 60
Kapasitas Total 1.205

Tabel 2
Daerah-Daerah Prospek Berpotensi Sumber Panas Bumi Dengan Kapasitas Total
1.590 MW Yang Belum Ada Pengembangnya*)
Lokasi Kapasita
s (MW)
Nangroe Aceh Darussalam Pulau Weh 2 x 40
Begkulu Ululais 3 x 55
Rantau Dedap 3 x 70
Lampung Ulubelu 3 x 55
Lumut Balai 6 x 55
Jawa barat Karaha bodas 2 x 110
Jawa timur Argopuro 3 x 70
Gorontalo Kotamobagu 2 x 40
Sulawesi Utara Lahendong 2 2 x 20
Tompaso 2 x 40
Maluku Ambon 2 x 25
Kapasitas Total 1.590

E. Dampak Energi Panas Bumi Terhadap Lingkungan


Energi panas-bumi mempunyai banyak kelebihan dalam hal keramahannya terhadap
lingkungan dibanding energi yang lain. Energi panas-bumi dapat menghasilkan
1. Tenaga listrik langsung di lokasi,
2. Dengan biaya relatif rendah,
3. Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang berbahaya.
4. Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan air
disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air tanah.
5. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan merusak
atmosfer.
6. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak
memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas buangan
berbahaya akibat pembakaran.
Ungkapan bahwa panas bumi tidak mencemari lingkungan disebabkan sebagian besar
problem yang timbul dapat dikontrol atau dieliminasi, dan pencemaran ini lebih bersifar lokal.
Meskipun demikian gas-gas yang terkandung, antara lain gas hidrogen sulfida (H2S), perlu
mendapat perhatian.
Walau penggunaan energi panas-bumi dampak positifnya lebih menonjol untuk
pembangkitan tenaga listrik, sebenarnya energi panas-bumi juga dapat memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan, seperti: polusi suhu, penurunan permukaan tanah, dan tumpang
tindih lahan.

BAB III
A. Simpulan
Pembahasan energi panas-bumi dalam penyediaan energi diatas menghasilkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Energi panas-bumi potensial untuk mengisi atau bahkan mengganti kebutuhan sumber energi
berbahan bakar fosil untuk pembangkitan tenaga listrik.
2. Potensi energi panas-bumi di pulau Sumatra perlu ditingkatkan pemanfaatannya untuk
pembangkitan tenaga listrik dengan perhitungan kemungkinan penjualan energi listrik ke negara
tetangga terdekat.
3. Dampak terhadap lingkungan relatif sangat kecil atau dapat dikatakan tidak ada. Hal ini
dikarenakan polusi yang timbul dapat dikontrol oleh sistim pemanfaatan energi panas-bumi yang
dipergunakan

Sumber : http://energi-panas-bumi-vivie.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai