Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan


berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti
bumi. Saat ini energi panas bumi mulai menjadi perhatian dunia.
Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, telah
memacu negara‐negara lain untuk mengurangi ketergantungan mereka pada
minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi untuk menghasilkan
energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas bumi sudah
dimanfaatkan oleh 24 negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis,
Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia, Jepang, termasuk
Indonesia. Negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi
panas bumi adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat
memiliki 77 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang
memproduksi lebih dari 3000 MW. Indonesia menempati posisi ketiga setelah
Amerika dan Filipina dalam hal pemanfaatan panas bumi untuk sumber energi
listrik. Dari total potensi panas bumi di Indonesia sebesar 28.617 MW, sumber
energi panas bumi yang saat ini sudah digunakan sebesar 1341 MW.
Sedangkan untuk Amerika pemanfaataan panas bumi sebesar 3093 MW dan
Filipina di posisi kedua sebesar 1904 MW.
Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar yaitu 40% dari potensi
dunia, yang tersebar di 265 lokasi di sepanjang jalur vulkanik yang
membentang dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan
Maluku. Berdasarkan data dari Badan Geologi pada tahun 2011, potensi
pembangkit listrik tenaga panas bumi Indonesia adalah 29.308 MW. Namun,
sampai dengan saat ini baru sekitar 1.196 MW (4%) dari total potensi
pembangkit listrik tenaga panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi listrik. Dengan kapasitas yang besar tersebut, diharapkan

1
2

pembangkit listrik ini dapat sedikit mengatasi kekurangan akan kebutuhan


energi listrik yang terjadi saat ini.

Selain sebagai pembangkit listrik, energi panas bumi dapat juga


dimanfaatkan pada bidang-bidang lainnya. Karena itu, saya mengangkat
makalah yang membahas bentuk-bentuk pemanfaatan energi geotermal
sebagai pembangkit listrik dan pemanfaatan energi geotermal pada bidang-
bidang lainnya.

B. Rumusan Masalah
Apa sajakah bentuk pemanfaatan energi geotermal?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk
pemanfaatan energi geotermal.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Energi Geothermal atau Energi Panas Bumi

Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi


thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah
geothermal berakar dari bahasa Yunani dimana kata, "geo", berarti bumi dan,
"thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut panas
bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan
radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.
Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan
dengan bahan bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit
gas rumah kaca yang terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat
diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan
oleh pembakaran bahan bakar fosil. Ada cukup energi geothermal di dalam
inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat ini.
Namun sangat sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan
pada skala global karena dengan teknologi saat ini hanya daerah di dekat
batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk dieksploitasi. Pembangkit
listrik geothermal saat ini beroperasi di 24 negara di seluruh dunia, dan
negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi
adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77
pembangkit listrik tenaga panas bumi yang memproduksi lebih dari 3000
MW.
Amerika Serikat juga merupakan lokasi bagi kompleks pembangkit
listrik tenaga geothermal terbesar di dunia, terletak di Geysers, California.
Namun, Amerika Serikat hanya memperoleh sekitar 0,3% pasokan listriknya
4

dari pembangkit listrik panas bumi, bahkan meskipun negara ini merupakan
negara terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi geothermal.
Energi geothermal tidak hanya digunakan untuk pembangkit listrik
tetapi juga untuk tujuan pemanasan. Di banyak daerah di seluruh dunia,
pemanasan geothermal adalah cara yang lebih ekonomis untuk memanfaatkan
3
energi panas bumi dibandingkan dengan pembangkit listrik geotermal.
Energi geothermal tersedia 24-7 dan karenanya tidak memiliki
masalah intermitten (tidak kontinyu) seperti energi surya dan angin. Setelah
dibangun, pembangkit listrik geothermal membutuhkan biaya pemeliharaan
yang relatif rendah, dan tidak memerlukan banyak sumber daya air. Namun,
memerlukan biaya modal yang tinggi untuk pengeboran. Pengeboran sumur
geothermal menyumbang lebih dari setengah dari biaya modal.
Energi geotehermal memiliki lebih dari cukup potensi untuk memainkan
peran penting di pasar energi global masa depan. Kemajuan teknologi dan
iptek harus membantu membuat biaya modal untuk proyek panas bumi
menjadi turun sehingga listrik tenaga geothermal terjangkau di berbagai area
di seluruh dunia.

B. Kelebihan dan Kekurangan Energi Geothermal


1. Kelebihan Energi Geothermal
Pada proses produksi, tidak digunakan bahan bakar fosil. Selain itu,
energi geothermal tidak menyebabkan efek rumah kaca apapun. Setelah
pembangunan pembangkit listrik tenaga geothermal, hanya ada sedikit
pemeliharaan. Dalam hal konsumsi energi, pembangkit listrik tenaga
panas bumi adalah pembangkit energi mandiri. Keuntungan lain untuk
energi geothermal adalah bahwa pembangkit listrik tidak harus yang besar
untuk melindungi lingkungan alam.
2. Kekurangan Energi Geothermal
Ada beberapa kekurangan pada energi geothermal. Pertama, Kita tidak
bisa membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di sembarang
5

lahan kosong di suatu tempat. Daerah tempat pembangkit energi


geothermal yang akan dibangun harus mengandung batu-batu panas yang
cocok pada kedalaman yang tepat untuk pengeboran. Selain itu, jenis
bebatuannya harus mudah untuk dibor ke dalam. Hal ini penting untuk
menjaga area sekitar karena jika lubang dibor dengan tidak benar, maka
mineral dan gas yang berpotensi membahayakan bisa menyembur dari
bawah tanah. Pencemaran dapat terjadi karena pengeboran yang tidak
tepat di stasiun panas bumi. Dan juga, memungkinkan pula pada suatu
area panas bumi tertentu terjadi kekeringan.
6

BAB III
PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Energi Geotermal Sebagai Pembangkit Listrik


1. Energi panas bumi "uap basah"
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi yang
keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan
langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering
yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada
umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah
air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk
menggerakkan turbin.

Gambar 1. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap


basah".

Uap basah yang keluar dari perut bumi pada mulanya berupa air panas
bertekanan tinggi yang pada saat menjelang permukaan bumi terpisah
menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas dasar ini maka untuk dapat
memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan
7

antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin
untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan
kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah.
Skema pembangkitan tenaga listrik atas dasar pemanfaatan energi panas
bumi "uap basah" dapat dilihat pada Gambar 1.

2. Energi panas bumi "air panas"


Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air asin
panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan
langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi
jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air
panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat
penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin.

Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal
pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis
lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas"
sistem biner dapat dilihat pada Gambar 2.
8

Gambar 2. Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi


"air panas"

3. Energi panas bumi "batuan panas"


Energi panas bumi jenis ini berupa batuan panas yang ada dalam perut
bumi akibat berkontak dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas
bumi ini harus diambil sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam
batuan panas dan dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan
untuk dapat diambil kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan
turbin. Sumber batuan panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut
bumi, sehingga untuk memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus
yang memerlukan biaya cukup tinggi. Skema pembangkitan tenaga listrik
energi panas bumi "batuan panas" dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi


"batuan panas"
9

B. Pemanfaatan Lain Energi Geotermal

Gambar 4. Pabrik Gula Aren Masarang yang telah memanfaatkan energi


panas bumi untuk semua proses pengolahan gula aren

Selain untuk tenaga listrik, panas bumi dapat langsung dimanfaatkan untuk
kegiatan usaha pemanfaatan energi dan/atau fluidanya, misalnya
dimanfaatkan dalam dunia agroindustri. Sifat panas bumi sebagai energi
terbarukan menjamin kehandalan operasional pembangkit karena fluida panas
bumi sebagai sumber tenaga yang digunakan sebagai penggeraknya akan
selalu tersedia dan tidak akan mengalami penurunan jumlah. Pada sektor
lingkungan, berdirinya pembangkit panas bumi tidak akan mempengaruhi
persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan air disuntikkan ke
bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air tanah. Limbah yang
dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan merusak
atmosfer. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena
10

pengoperasiannya tidak memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit


listrik tenaga lain yang memiliki gas buangan berbahaya akibat pembakaran.

Gambar 4. Taman wisata cagar alam Kamojang dengan luas sekitar 10


hektar. Di taman wisata ini terdapat 23 kawah dua diantaranya
berbentuk danau dengan asap yang mengepul ke permukaan air

Di sektor pariwisata, keberadaan panas bumi seperti air panas maupun uap
panas menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan orang. Tempat
pemandian air panas di Cipanas, Ciateur, mapun hutan taman wisata cagar
alam Kamojang menjadi tempat tujuan bagi orang untuk berwisata.
11

Gambar 5. Pilot Proyek Percobaan Pemanfaatan Panas Bumi untuk


Budi Daya Jamur

Selain diamanfaatkan pada sektor pariwisata Energi Panas Bumi juga dapat
dimanfaatkan untuk Pengeringan. Energi panas bumi dapat digunakan secara
langsung (teknologi sederhana) untuk proses pengeringan terhadap hasil
pertanian, perkebunan dan perikanan dengan proses yang tidak terlalu sulit.
Air panas yang berasal dari mata air panas atau sumur produksi panas bumi
pada suhu yang cukup tinggi dialirkan melalui suatu heat exchanger, yang
kemudian memanaskan ruangan pengering yang dibuat khusus untuk
pengeringan hasil pertanian.
12

BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa energi panas
bumi (geotermal) selain dapat dimanfaatkan untuk energi listrik, dapat
juga dimanfaatkan di bidang-bidang lainnya seperti bidang pariwisata,
pertanian, perkebunan dan perikanan,
B. Saran
Pembangkit listrik tenaga panas bumi seharusnya dapat
dimaksimalkan,terlebih khusus di indonesia yang memiliki banyak potensi
akan energi panas bumi. Sebagai anak bangsa kita harus mampu
mengelola kekayaan alam kita. Jangan biarkan orang asing yang
menguasai potensi alam di indonesia karena hal tersebut akan
menguntungkan mereka dan merugikan kita di negeri kita sendiri.
13

12
DAFTAR PUSTAKA

Akbar. 2008. Tinjauan Energi Panas Bumi : Potensi, Peran, Dan Prospek
Dalam Penyediaan Energi. (online), (http://pmii-samarinda. blogspot.
com/2008/05/tinjauan-energi-panas-bumi-potensi. html diakses 6 januari
2017).

Anonim. 2005. Pemanfaatan Energi Panas Bumi. (online),


(http://www.distamben-jabar.go.id/modules.php?
name=News&file=article&sid=6 diakses 6 Januari September 2017).

Anonim. 2007. EGS dan masa depan energi panas bumi di Indonesia, (online),
(http://infoenergi.wordpress.com/2007/03/13/egs-dan-masa-depan
energi-panasbumi-di-indonesia/ diakses 15 September 2008).

Anda mungkin juga menyukai