Anda di halaman 1dari 14

UJIAN AKHIR SEMESTER

Teknologi Termal Surya

Kajian Desain Sistem Pembangkit Listrik Berbasis ORC dengan Kolektor Tabung
Vakum

Oleh :

Fathan Fathullah

16/394980/TK/4272

Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika

Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada umumnya, energi yang digunakan dalam berbagai kegiatan manusia adalah energi
yang bersumber dari fosil. Kegiatan manusia tersebut menyebabkan terjadinya eksploitasi
besar-besaran pada sumber energi fosil, yang berdampak pada rusaknya lingkungan hidup. Di
samping itu, pemakaian energi fosil juga menghasilkan gas sisa yang berbahaya seperti CO 2,
CO, NOx dan sebagainya. Gas sisa ini memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia dan
juga menimbulkan pemanasan global. Masalah lain yang cukup mengkhawatirkan adalah
masalah ketersediaan dari sumber energi itu sendiri. Dengan besarnya permintaan atas sumber
energi yang tidak dapat diperbaharui, maka jumlah sumber daya energi ini akan habis. Hal ini
diperburuk dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya permintaan.

Untuk mengatasi masalah di atas, maka diperlukan sumber energi lain yang mampu
menyokong kebutuhan hidup manusia secara aman, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Salah satu sumber energi terbarukan yang tepat untuk digunakan sekarang adalah energi termal
surya. Maka, muncullah siklus rankine. Namun, siklus rankine konvensional dengan fluida
termal dinilai tidak mampu mengkonversi energi panas matahari ke energi listrik dengan
oprimal. Lain halnya dengan siklus rankine organik, yang menggunakan fluida bertitik didih
rendah. Sistem pembangkit energi listrik yang menggunakan siklus rankine organik memiliki
beberapa kelebihan, yaitu efisiensi produksi energi yang besar, biaya operasional yang rendah,
dan tentunya ramah lingkungan.

Pemilihan fluida kerja sistem adalah salah satu faktor penting. Fluida kerja yang baik
harus memiliki kalor laten yang tinggi, stabilitas termal yang tinggi, dan tentunya titik didih
yang rendah. Beberapa tahun terakhir, sudah banyak penelitian yang dilakukan terkait siklus
rankine organik, mulai dari pengujian fluida kerja yang tepat sampai pembangunan pembangkit
listrik skala menengah. Ke depannya, diharapkan siklus rankine organik mampu menjadi salah
satu metode pembangkitan energi listrik yang menjadi pengganti energi fosil.

Rumusan Masalah
Kajian desain sistem pembangkit listrik berbasis siklus rankine organik dengan kolektor
pipa vakum, yang dilakukan dengan nilai intensitas radiasi surya sebesar 727,2 W/m2 dan
insolasi tapak sebesar 4,27 kWh/hari. Fluida kerja primer adalah air, dan fluida kerja sekunder
adalah refrigeran R245fa.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Siklus Rankine Organic (Organic Rankine Cycle)

Siklus rankine organik adalah variasi dari siklus rankine biasa, yang digunakan untuk
mengatasi masalah keperluan suhu tinggi. Di siklus rankine biasa, energi thermal digunakan
untuk mengkonversi air menjadi uap, yang akan bergerak melalui turbin sehingga dapat
menghasilkan energi listrik. Siklus rankine organik menggunakan fluida organik yang
memiliki titik didih rendah sehingga dapat menguap dengan mudah, yang juga memiliki titik
beku rendah, sehingga fluida tidak akan menjadi padat selama berada di dalam siklus. [4]

Prinsip kerja dari ORC sama dengan siklus rankine biasa. Fluida kerja dipompa ke
dalam boiler sehingga menguap, lalu bergerak melewati turbin, lalu melalui kondensator di
mana fluida tersebut dikondensasi kembali. Di siklus ideal (sesuai model teoritik), masa
ekspansi fluida seharusnya isentropik, sedangkan pada masa penguapan dan pengondensasian,
prosesnya harus isobarik. [1]

Gambar 1. Grafik siklus rankine [1]


Adapun fluida “pendukung” yang ada di sistem ORC, adalah refrigeran. Refrigeran
yang bisa dipakai dalam sistem ORC, salah satunya adalah hydrofluorocarbon.
Hydrofluorocarbon adalah senyawa yang mengandung fluorin dan hidrogen, dan merupakan
senyawa organofluorin yang paling umum digunakan. Kebanyakan dari senyawa ini ada dalam
bentuk gas di suhu ruangan. Biasanya, sering digunakan di pengondisian udara dan sebagai
refrigeran. [2]

Refrigeran yang digunakan di sistem ORC ini adalah R-245fa. R-245fa tidak memiliki
potensi untuk mengikis ozon dan hampir tidak beracun sama sekali. Meskipun begitu, R-245fa
memiliki potensi pemanasan global 950 kali lebih besar dari CO2, jika sampai keluar dari
insulasinya. [5]

Gambar 2. Entalpi vs tekanan pada refrigeran R-245fa [7]


Di bawah ini adalah spesifikasi R-245fa menurut standar ASHRAE
Gambar 3. Spesifikasi refrigeran R-245fa [3]

Kolektor Tabung Vakum

Salah satu kolektor pemanas air tenaga matahari yang banyak beredar dimasyarakat
adalah kolektor tabung vacuum. Kolektor tabung vacuum terdiri dari tabung kaca yang
berongga. Udara antar tabung dipompa keluar, sedangkan bagian luar dari tabung dipanaskan,
sehingga hal tersebut menciptakan ruang hampa didalam tabung. Mekanisme ini menciptakan
isolasi panas yang sangat baik, dengan menjebak panas di dalam tabung, sehingga membuat
kolektor tabung vacuum sangat efisien.

Lapisan khusus penyerap panas di dalam tabung menyerap radiasi matahari. Kolektor
tabung vacuum memanaskan fluida yang berada didalam tabung (dalam hal ini air) dengan
sistem Thermosyphon. Sistem Thermosyphon ialah suatu sistem yang mengacu pada metode
pertukaran panas pasif berdasarkan konveksi alam, yang beredar tanpa perlu adanya pompa
mekanik. Sedangkan Konveksi itu sendiri merupakan proses perpindahan massa jenis.
Gerakan konvektif cairan dimulai ketika air dalam tabung dipanaskan, menyebabkan
air tersebut memuai dan molekul-molekulnya menjadi kurang padat (massa jenis kecil),
sehingga lebih ringan daripada air dingin yang berada di bagian bawah tabung. Akibatnya air
yang panas tadi mengalir dan tempatnya akan diisi oleh air yang lebih dingin karena massa
jenisnya lebih besar. Inilah yang disebut dengan sistem Thermosyphon. Tujuan dari sistem
Thermosyphon adalah untuk menyederhanakan pergerakan cairan dan perpindahan panas,
dengan menghindari biaya dan kompleksitas yang ditimbulkan oleh pompa cair konvensional.

Ruang hampa udara (vacuum) adalah isolator yang sangat efektif yang membuat air di
dalam kolektor tetap terjaga panasnya, sementara tabung kaca lapisan luar hanya memanaskan
beberapa derajat saja. Kehilangan panas (heat loss) rendah membuat kolektor tabung vacuum
paling efisien dari semua jenis kolektor pemanas air tenaga matahari.

Kolektor tabung vacuum juga dapat bekerja dengan baik dalam kondisi berawan
sekalipun. Karakteristik inilah yang paling menguntungkan pada iklim dingin, atau selama
musim hujan, di mana kolektor surya lain tidak dapat menghasilkan banyak energi. Bentuk
silinder juga memungkinkan kolektor untuk menangkap radiasi yang terpantul dari tanah, yang
dikenal sebagai ” passive tracking effect”. Sistem tabung vacuum bisa menjadi pilihan yang
lebih baik ketika ruang untuk menempatkan kolektor surya terbatas. Walaupun biaya untuk
membeli unit water heater teknologi kolektor tabung vacuum sedikit lebih mahal dari kolektor
flat, hal tersebut bisa terbayarkan dengan kinerja dan fungsionalitas yang tinggi dari kolektor
tabung vacuum tersebut. Selain itu Kolektor tabung vacuum pemanas air tenaga matahari dapat
bertahan sekitar 20 tahun. Jika suatu saat tabung vacuum mengalami kerusakan (pecah) tabung
dapat diganti secara individual tanpa harus mengganti seluruh kolektor, ditambah lagi
pemeliharaan nya yang sangat mudah dengan kinerja dan fungsionalitas yang tinggi
menjadikan kolektor tabung vacuum pilihan yang tepat. [6]

Prinsip Kerja Sistem ORC


Gambar 4. Skema sistem ORC
1. R-245fa dialirkan menuju pompa untuk dinaikkan tekanannya, sehingga mencapai
tekanan pemanas.
2. R-245fa dipanaskan oleh recuperator, sehingga entalpi meningkat.
3. R-245fa dipanaskan oleh pre-heater, sehingga entalpi meningkat.
4. R-245fa dievaporasi oleh evaporator, sehingga entalpi meningkat menjadi entalpi uap
yang dapat menggerakkan turbin.
5. Uap R-245fa menggerakkan turbin, untuk mengaktifkan kerja generator. Energi listrik
pun terbentuk.
6. R-245fa jenuh dialirkan ke dalam recuperator untuk memanaskan fluida dari kondisi 1
ke 2, lalu campuran ini dialirkan ke condenser untuk didinginkan.

Prinsip Kerja Power Thermal Collector

1. Air dialirkan dari storage ke dalam kolektor tabung vakum.


2. Air dipanaskan di dalam kolektor tabung vakum.
3. Air dialirkan menuju storage untuk memanaskan storage.
4. Suhu di kumparan atas meningkat akibat pemanasan oleh kumparan bawah.
5. Air panas dialirkan ke dalam evaporator untuk memanaskan R-245fa yang bersuhu
tinggi.
6. Air panas dialirkan menuju pre-heater untuk memanaskan R-245fa yang bersuhu
rendah.
7. Air kembali dialirkan menuju storage.
BAB 3

PEMBAHASAN

Analisis Sistem ORC

Diketahui (NIF 44272) :

𝜂 𝑇,𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑘 = 0,85

𝜂 𝑇,𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 = 0,90

𝜂𝑃,𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑘 = 0,80

𝜂𝑃,𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 = 0,90

𝑃𝑚𝑎𝑥 = 10 𝑀𝑊𝑒

𝐼 = 727,2 𝑊 ⁄𝑚2

𝑖𝑛𝑠𝑜𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = 4,27 𝑘𝑊ℎ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖

Dengan mengacu pada tabel properti fluida, akan didapatkan :

Dead State :

𝑃0 = 100𝑘𝑃𝑎

𝑇0 = 25℃

ℎ0 = 104,83 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑠0 = 0,3672 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

Keadaan 8 :

𝑃8 = 0,4 𝑀𝑃𝑎

𝑇8 = 55℃

ℎ8 = 273,25 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑠8 = 1,24 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

̇
𝑚̇ = 35,076 𝑘𝑔⁄𝑠
𝑣8 = 0,0001 𝑚3 ⁄𝑘𝑔

Keadaan 1 :

𝑃1 = 2 𝑀𝑃𝑎

𝑇1 = 56,88℃

ℎ1,𝑠 = 276,13 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑠1 = 1,24 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

̇
𝑚̇ = 35,076 𝑘𝑔⁄𝑠

(ℎ1,𝑠 − ℎ8 ) + 𝜂𝑃,𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑘 . ℎ8
ℎ1,𝑎 = = 𝟐𝟕𝟔, 𝟖𝟓 𝒌𝑱⁄𝒌𝒈
𝜂𝑃,𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑘

(ℎ1,𝑎 − ℎ8 ) = 𝟑, 𝟔 𝒌𝑱⁄𝒌𝒈

Kerja Pompa :

𝑊𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝑚̇(ℎ1,𝑎 − ℎ8 ) = 𝟏𝟐𝟔, 𝟐𝟕𝟒 𝒌𝑱⁄𝒔

Keadaan 2 :

𝑃2 = 1,99 𝑀𝑃𝑎

𝑇2 = 77,31℃

ℎ2 = 305,21 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑠2 = 1,33 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

̇
𝑚̇ = 35,076 𝑘𝑔⁄𝑠

Kerja Recuperator :

𝑊𝑟𝑒𝑐𝑢𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑚̇(ℎ2 − ℎ1,𝑎 ) = 𝟗𝟗𝟒, 𝟕𝟓𝟓 𝒌𝑾

Keadaan 3 :

𝑃3 = 1,98 𝑀𝑃𝑎

𝑇3 = 110℃

ℎ3 = 355,43 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔
𝑠3 = 1,47 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

̇
𝑚̇ = 35,076 𝑘𝑔⁄𝑠

Kerja Pre-Heater :

𝑃𝑝𝑟𝑒−ℎ𝑒𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝑚̇(ℎ3 − ℎ2 ) = 𝟏𝟕𝟔𝟏, 𝟓𝟏𝟔 𝒌𝑾

Keadaan 4 :

𝑃4 = 1,97 𝑀𝑃𝑎

𝑇4 = 160℃

ℎ4 = 537,93 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑠4 = 1,92 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

̇
𝑚̇ = 35,076 𝑘𝑔⁄𝑠

Keadaan 5 :

𝑃5 = 0,42 𝑀𝑃𝑎

𝑇5 = 117℃

ℎ5 = 508,23 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔

𝑠5 = 1,92 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

̇
𝑚̇ = 35,076 𝑘𝑔⁄𝑠

Kerja Evaporator :

𝑃𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑚̇(ℎ4 − ℎ3 ) = 𝟔𝟒𝟎𝟏, 𝟑𝟕 𝒌𝑾

Entalpi Keadaan 5 :

ℎ5,𝑎 = ℎ4 − 𝜂 𝑇,𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑘 (ℎ4 − ℎ5 ) = 𝟓𝟏𝟐, 𝟔𝟖𝟓 𝒌𝑱⁄𝒌𝒈

Keadaan 6 :

𝑃6 = 0,41 𝑀𝑃𝑎

𝑇6 = 90℃

ℎ6 = 479,31 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔
𝑠6 = 1,85 𝑘𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾

̇
𝑚̇ = 35,076 𝑘𝑔⁄𝑠

Kerja Recuperator :

𝑊𝑟𝑒𝑐𝑢𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑚̇(ℎ5,𝑎 − ℎ6 ) = 𝟏𝟏𝟕𝟎, 𝟔𝟔 𝒌𝑾

Kerja Condenser :

𝑊𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑒𝑟 = 𝑚̇(ℎ6 − ℎ8 ) = 𝟕𝟐𝟐𝟕, 𝟕𝟔 𝒌𝑾

Daya Keluaran :

𝑊𝑛𝑒𝑡 = (ℎ4 − ℎ5,𝑎 ) − (ℎ1,𝑎 − ℎ8 ) = 𝟐𝟏, 𝟔𝟒𝟓 𝒌𝑱⁄𝒌𝒈

Kalor Masuk :

𝑞𝑖𝑛 = ℎ4 − ℎ1,𝑎 = 𝟐𝟔𝟏, 𝟎𝟖 𝒌𝑱⁄𝒌𝒈

𝑊𝑛𝑒𝑡
𝜂𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 = × 100% = 𝟖, 𝟐𝟗%
𝑞𝑖𝑛

Daya Keluaran Sistem :

𝑤𝑛𝑒𝑡 = 𝑚̇. 𝑊𝑛𝑒𝑡 = 𝟕𝟓𝟗, 𝟐𝟐 𝒌𝑾

Daya Keseluruhan :

𝑤𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝟏𝟖, 𝟒𝟒𝟏 𝑴𝑾

Jumlah Energi Matahari yang Diserap :

Asumsi :

 Sudut penerimaan sinar matahari sebesar 90oC


 Durasi operasi selama 1 jam = 3600s
 Intensitas radiasi sebesar 727,2 W/m2 dan konstan setiap waktu
 Energi matahari yang masuk ke permukaan bumi = 60%
 Luas permukaan absorber = 1 m2
 Tingkat absorpsi kolektor tabung vakum = 60%

𝐸 = 𝐼 × 𝑠𝑖𝑛𝜃 × 𝜂𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝐴 × 𝜂𝑘𝑜𝑙𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 × 𝑡

= 727,2 × 1 × 0,6 × 1 × 0,6 × 3600 = 𝟗𝟒𝟐. 𝟒𝟓𝟏, 𝟐 𝑱𝒐𝒖𝒍𝒆


Daftar Pustaka

[1] M. Arifin and A. D. Pasek, "Design of radial Turbo-Expanders for Small Organic
Rankine Cycle System," in 7th International Conference on Cooling & Heating
Technologies, 2015.

[2] US EPA, "Understanding Global Warming Potentials," US EPA, 2016.

[3] Honeywell, "Genetron 245fa (R-245fa)," [Online]. Available: https://www.honeywell-


refrigerants.com/europe/product/genetron-245fa/. [Accessed 12 May 2020].

[4] Ormat, "Organic Rankine Cycle," 12 August 2015. [Online]. Available:


http://www.ormat.com/organic-rankine-cycle. [Accessed 20 May 2020].

[5] Honeywell, "HFC-245fa-Product Stewardship Summary," December 2007. [Online].


Available: http://www51.honeywell.com/sm/common/documents/Public-Ris-Summary-
HFC-245fa.pdf. [Accessed 18 May 2020].

[6] Intisolar, "Kolektor Tabung Vacuum," 18 February 2017. [Online]. Available:


http://intisolar.com/news/kolektor-tabung-vacuum/. [Accessed 22 May 2020].

[7] R. Capata and C. Toro, "Small Scale ORC Energy Recovery System for Wasted Heat :
Thermodynamic Feasibility Analysis and Preliminary Expander Design," in 1st
International e-Conference on Energies, 2014.

Anda mungkin juga menyukai