Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fakhriy Bahrul Islam

NIM 2203030019

Dasar Konversi Energi Listrik

Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi kinetik dari
uap dan mengubahnya menjadi energi listrik. Di seluruh dunia, listrik sebagian besar dihasilkan dari
pembangkit listrik tenaga uap. Angka persentasenya mencapai 86% dari seluruh pembangkit listrik yang
ada.

Pembangkit listrik jenis lain yang dapat menghasilkan energi yang cukup signifikan adalah pembangkit
listrik tenaga air dan turbin gas. Pembangkit listrik seperti tenaga panas bumi dan angin hingga saat ini
belum bisa menghasilkan kapasitas listrik yang memadai.

Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Uaup diawali dengan perbaikan yang dilakukan oleh James Watt pada
abad ke-18 terhadap mesin uap reciprocating yang digunakan sebagai sumber tenaga mekanik.
Selanjutnya, pada tahun 1882 pusat pembangkit listrik komersil pertama yang berdiri di New York dan
London menggunakan mesin uap ini.

Kemudian pada tahun 1920, semua stasiun pusat yang kapasitas listriknya lebih besar beberapa kilowatt
menggunakan tenaga turbin sebagai penggerak utamanya. Alasannya adalah karena ukuran generator
yang terus bertambah, sehingga turbin dipilih untuk alasan efisiensi yang lebih baik dan harga produksi
yang lebih murah.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa menggunakan berbagai macam bahan bakar. Umumnya PLTU
menggunakan batu bara, minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Proses konversi atau cara kerja
PLTU terdiri dari 3 tahapan sebagai berikut:

1. Bahan bakar yang mengandung energi kimia akan diubah menjadi energi panas. Bentuknya
dikonversi menjadi uap dengan temperatur dan tekanan yang tinggi.
2. Energi panas tersebut kemudian diubah menjadi energi mekanik melalui putaran pada turbin.
3. Selanjutnya putaran energi mekanik tersebut akan diubah menjadi energi listrik.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya
menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai
berikut:

1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Di
dalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara
sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengantekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsungdengan turbin berputar menghasilkan energi listrik
sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan, sehingga ketika turbin berputar
dihasilkan energi listrik dari terminal output generator
4. Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin
agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi
uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Kelebihan PLTU:

 Murah, karena energi yang bersumber dari batubara harganya terjangkau dan kenaikannya tidak
terlalu signifikan, bahkan saat ini harganya terus menurun. Harga batubara pun jauh lebih
murah dibandingkan dengan bahan bakar tenaga angin, biomassa, maupun surya.
 Dapat bekerja secara berkelanjutan selama 24 jam.
 Jumlah cadangan batu bara di Indonesia sampai saat ini masih sangat melimpah. Sehingga untuk
kedepannya, jenis pembangkit listrik ini dapat bekerja secara optimal.
 Sifat batubara mudah terbakar sehingga cepat dalam menghasilkan energi panas untuk
penguapan.
 Untuk pertambangan, pemrosesan, transportasi, serta penggunaan batubara, infrastrukturnya
telah tersedia.
 Batubara sebagai sumber energi awal mudah disimpan, dikirim kemanapun. Hal ini jauh lebih
efisien dibandingkan energi primer lainnya, misalnya air, angin, dan sebagainya.
 Batubara dapat diperoleh di seluruh dunia. Terdapat banyak cadangan batubara di kawasan
Amerika Utara, Asia, Eropa, hingga Australia.
 Produk akhir dari batubara dapat digunakan oleh industri lain, misalnya industri semen.
 Load Factor PLTU tinggi, yaitu dapat mencapai 80%.
 Sebagai penghasil batubara, Indonesia dapat menggunakan bahan bakar tersebut dari
negaranya sendiri tanpa perlu impor atau bergantung ke negara lainnya.
Kekurangan PLTU:

 Pembakaran batubara akan menghasilkan zat berbahaya bagi kesehatan, seperti sulphur
dioxide. Efek paling buruk dari kontaminasi zat tersebut adalah penyakit pernapasan jika
pembakaran dari batubara tidak terkontrol.
 Ekstrasi batubara memerlukan investasi mahal. Kondisi ini menyebabkan harga listrik dari
sumber satu ini terus menerus mengalami kenaikan.
 PLTU berpotensi menghasilkan gas rumah kaca. Sedangkan turbin angin menghasilkan gas CO2
delapan kali lebih rendah dibandingkan yang dihasilkan dari PLTU.
 Penambangan batubara berpotensi merusak lingkungan dan cukup berbahaya untuk jangka
panjang.
 PLTU dinilai tidak ramah terhadap flora dan fauna yang ada di sekitar pembangkit.
 Limbah yang dihasilkan dapat mencemari perairan penduduk yang berada di sekitarnya.
 Abu terbang merupakan sisa dari hasil pembakaran PLTU. Sisa pembakaran ini merupakan zat
yang sangat beracun. Selain itu, dengan adanya sisa pembakaran tersebut kualitas udara yang
ada di sekitar kawasan akan menurun.
 Jutaan ton limbah dihasilkan dari operasional PLTU batubara. Limbah tersebut mengandung
berbagai zat berbahaya dan terus menumpuk membawa dampak buruk pada kondisi
lingkungan.
 Perubahan topografi dari alam yang terjadi karena adanya penambangan batubara. Bekas galian
yang tidak lagi digunakan akan membuat penampakan alam berubah drastis.

Anda mungkin juga menyukai