Pencemaran Lingkungan
Dalam proses produksi listrik dari pada PLTU batu bara
terdapat proses pembakaran batubara. Seperti halnya bahan
bakar fosil lainnya, dalam proses pembakaran batubara selain
dihasilkan pelepasan energy berupa panas juga dihasilkan
abu dan asap. Debu dan asap ini merupakan polutan yang
dihasilkan dari PLTU batubara.
Dampak PLTU Batubara
Pencemaran Udara
Dampak yang di timbulkan lainya dalam pembangunan PLTU
adalah asap hasil pembakaran batubara. Apabila terus menerus
menghirup asap dari hasil pembakaran itu, lambat laun akan
mengalami kerusakan pernapasan. Unsur Beracun menyebabkan
penyakit kulit, gangguan pencernaan, paru- paru dan penyakit
kanker otak. Air sungai tempat buangan limbah apabila digunakan
masyarakat secara terus menerus, gejala penyakit itu biasa akan
tampak setelah bahan beracun terakumulasi dalam tubuh manusia.
Masyarakat pada umumnya hanya mengetahui bahwa pemakaian
batubara sebagai bahan bakar dapat menimbulkan polutan yang
mencemari udara berupa CO (karbon monoksida), NOx (oksida-
oksida nitrogen), SOx (oksida-oksida belerang), HC (senyawa-
senyawa karbon), fly ash (partikel debu). dan juga partikel-partikel
yang terhambur ke udara sebagai bahan pencemar udara.
Dampak PLTU Batubara
Hujan Asam
Bahan bakar fosil adalah campuran dari berbagai macam
bahan kimia, termasuk belerang (sulfur) dalam jumlah kecil.
Sulfur pada bahan bakar bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida (SO2), yang merupakan polutan
udara. Sumber utama SO2 adalah pembangkit tenaga listrik
yang membakar batubara dengan kandungan sulfur tinggi.
Kendaraan bermotor juga merupakan salah satu sumber SO2
karena bensin dan solar juga mengandung sulfur dengan
jumlah kecil.
Dampak PLTU Batubara
Kerusakan Hutan
Kerusakan yang di akibatkan oleh pencemaran udara yang
berasal dari PLTU akan merusak biota lautan dan pantai yang
dekat dengan PLTU. Kerusakan berawal dari kerusakan
terumbu karang langka yang menjadi tempat berkembang-
biaknya ikan dan biota laut lainnya. Rusaknya terumbu karang
dipastikan akan menyebabkan berkurangnya populasi ikan
dan biota laut lainnya di wilayah tersebut.
Dampak PLTU Batubara
Kerusakan Ekosistem
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun
2009 menjelaskan tentang baku mutu air limbah bagi usaha
dan/atau kegiatan pembangkit listrik tenaga thermal. Dalam
peraturan ini, kadar maksimum temperatur buangan dari
sumber pendingin adalah 40° C. Penyebaran limbah panas
yang memiliki temperatur di atas 30° C akan memengaruhi
produktivitas di ekosistem pesisir.
Contoh Audit Lingkungan
batu bara di sekitar paiton-
probolinggo
Permasalahan yang
disebabkan oleh PLTU
Batubara
Dampaknya tidak terlihat langsung/kronis, maka harus dilakukan
monitoring secara periodik.
polutan berkadar rendah/trace element dan radioaktiv maka perlu
metode analisis spesifik; dipilih teknik analisis nuklir (tan) :
gamma spektrometri dan analisis aktivasi neutron (AAN). AAN
untuk penentuan logam berat berbahaya, spektrometri gamma
untuk identifikasi radionuklida alam dan metode terkait lainnya
mengacu ISO17025 kemudian dibandingkan dengan Baku Mutu
yang ada (BAPETEN dan KLH) sehingga terkumpul sebagai
base data.
Beberapa alasan batubara
dipergunakan sebagai
sumber energi primer
Cadangan batubara sangat banyak dan tersebar luas. Diperkirakan terdapat lebih dari
984 milyar ton cadangan batubara terbukti (proven coal reserves) di seluruh dunia yang
tersebar di lebih dari 70 negara
Negara – negara maju dan negara – negara berkembang terkemuka memiliki banyak
cadangan batubara.
Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di pasar dunia dengan pasokan yang
stabil.
Harga batubara yang murah dibandingkan dengan minyak dan gas.
Batubara aman untuk ditransportasikan dan disimpan.
Batubara dapat ditumpuk di sekitar tambang, pembangkit listrik, atau lokasi sementara.
Teknologi pembangkit listrik tenaga uap batubara sudah teruji dan handal.
Kualitas batubara tidak banyak terpengaruh oleh cuaca maupun hujan.
Pengaruh pemanfaatan batubara terhadap perubahan lingkungan sudah dipahami dan
dipelajari secara luas, sehingga teknologi batubara bersih (clean coal technology) dapat
dikembangkan dan diaplikasikan (WCI, 2004).
KESIMPULAN
Makalah ini membahas penggunaan batubara
sebagai sumber energi primer, terutama dalam
konteks pembangkit listrik tenaga uap batu bara
(PLTU). Beberapa poin penting yang dapat diambil
dari makalah ini adalah: Sejarah Penting: Batubara
telah memiliki peran penting dalam sejarah, terutama
dalam mendukung Revolusi Industri. Penemuan
mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 sangat
meningkatkan penggunaan batubara sebagai
sumber energi. Pembangkit Listrik Tenaga Batubara
di Indonesia: PLTU batubara merupakan salah satu
sumber utama listrik di Indonesia. Hal ini juga
mencerminkan potensi besar batubara dalam
memenuhi kebutuhan energi di negara ini.
TERIMA KASIH