Anda di halaman 1dari 6

JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)

Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia

PROSES PEMANFAATAN FLUE GAS


SETELAH PEMBAKARAN PADA BOILER PC DI PLTU
KEBAN AGUNG 2 X 135 MW
Deni Fernando
PLTU Keban Agung Lahat
fdenny253@gmail.com

ABSTRAK

Pemanfaatan Flue Gas sangat penting untuk proses pemanasan pada beberapa bagian boiler
yang bertujuan agar gas hasil pembakaran tidak terbuang sia-sia ke atmosfer. Pemanfaatan
ini dapat mengurangi atau meminimalisir dampak pencemaran udara dan juga menimalisir
pemakaian bahan bakar. Penelitian ini bertujuan agar proses pemanfaatan flue gas pada
boiler di PLTU Keban Agung lebih efisien.

Kata Kunci: Flue Gas, Boiler, PLTU Keban Agung

PENDAHULUAN residu/MFO (solar) dan gas alam. Kelebihan


PT.Priamanaya Energi merupakan dari PLTU adalah daya yang dihasilkan sangat
perusahaan Operation & Maintenance (O&M) besar. Konsumsi energi pada peralatan PLTU
yang mengoperasikan pembangkit listrik yang bersumber dari putaran turbin uap. PLTU
berkapasitas 2 x 135 MW yang bernama PLTU adalah suatu pembangkit yang menggunakan
Keban Agung, untuk mendukung kebutuhan uap sebagai penggerak utama (prime mover).
tenaga listrik masyarakat. Batubara yang Untuk menghasilkan uap, maka haruslah ada
digunakan sebagai bahan bakar pada PLTU proses pembakaran untuk memanaskan air.
Keban Agung merupakan hasil penambangan PLTU merupakan suatu sistem pembangkit
oleh PT. Dizamatra Powerindo dan PT. Cipta tenaga listrik yang mengkonversikan energi
Kridatama. Lokasi penambangan dan PLTU kimia menjadi energi listrik dengan
Keban Agung terletak pada wilayah yang sama menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya,
yaitu Desa Kebur, Kecamatan Merapi Barat, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. untuk menggerakkan proses sudu-sudu turbin
Pada pembangkit listrik tenaga uap ada menggerakkan poros turbin.selanjutnya poros
beberapa faktor yang menentukan efektifitas turbin menggerakkan generator yang kemudian
pembakaran. Salah satu faktor yaitu kualitas dibangkitkannya energi listrik. Energi listrik
batubara, dalam prosesnya batubara sebagai yang dihasilkan akan menyuplai alat- alat yang
bahan bakar akan menghasilkan sisa disebut beban.
pembakaran tak aktif yang umumnya disebut
ash (abu). Dalam boiler pembakaran batubara
pulverized, umumnya ash batubara akan
terbawa ke furnace produk gas hasil
pembakaran (flue gas).
Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan proses pemanfaatan flue gas di
PLTU Keban Agung 2 x 135 MW dan metode Gambar 1
yang bisa dilakukan agar pemanfaatan flue gas Skema Pembangkit Listrik Tenaga Uap
di PLTU Keban Agung bisa maksimal dan Sumber: Yunus A. Cengel dan Michael A.
efisien. Boles (1994)

TINJAUAN PUSTAKA Proses Pembakaran PLTU Keban Agung


PLTU Keban Agung 2 x 135 MW 2x135 MW
Sistem kerja PLTU Keban Agung Coal & combustion system dalam
menggunakan bahan bakar minyak PLTU terdiri dari Coal Bunker, Coal Feeder,

30 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia

Pulverizer (Coal Mill), Coal Pipes dan Flue Gas System adalah bagian yang
Combustion Burner. Dari coal yar, batubara sangat penting untuk menjaga agar PLTU tidak
diangkut dengan belt conveyor menuju boiler menyebabkan polusi berlebihan kepada
house dan disimpan di dalam coal bunker. lingkungan. Bagian dari flue gas system yang
Untuk menghasilkan pembakaran yang digunakan di PLTU Keban Agung adalah
effisien, batubara yang masuk ruang bakar Electristatic Precipitator (ESP). ESP adalah
harus digiling terlebih dahulu hingga alat penangkap debu sisa pembakaran batu
berbentuk serbuk (pulverized coal). bara. Sebelum dilepas diudara bebas, gas
Penggilingan batubara menjadi serbuk buang sisa pembakaran batubara terlebih
dilakukan pulverizer yang dikenal juga dengan dahulu melewati ESP untuk dikurangi
nama Coal Mill. semaksimal mungkin partikel abu nya. Bagian
Pemasukan batubara dari coal bunker utama dari ESP ini adalah housing (casing),
ke pulverizer diatur dengan coal feeder, internal parts yang terdiri dari dircharge
sehingga jumlah batubara yang masuk ke electrode, collecting plates, hammering
pulverizer bisa diatur dari control room. system, dan ash hoppers yang terletak dibagian
Batubara yang sudah digiling menjadi serbuk bawah untuk menampung abu sebelum di
ditiup dengan udara panas (primary air) dari transferkan ke ash silo.
pulverizer menuju combustion burner melalui Pembakaran batubara low range untuk
pipa-pipa coal piping. Pada saat start-up, umpan PLTU sebanyak ± 1400 ton per unit
pembakaran tidak langsung dilakukan dengan selama satu hari. Dari pembakaran batubara ini
batu bara, tetapi mempergunakan bahan bakar fly ash (abu terbang) yang dihasilkan per hari ±
minyak (solar). Setelah beban (load) mencapai 40 ton / unit. Fly Ash hasil pembakaran PLTU
10 - 15 % batubara pelan-pelan mulai masuk ditampung di ash silo yang kemudian akan
menggantikan minyak. Maka selain coal diangkut menggunakan dumptruck ke disposal.
piping, burner juga terhubung dengan oil pipe,
automizing air dan scavanging air pipe yang Batubara
berfungsi untuk mensuplai BBM. Batubara yaitu batuan sedimen yang
Agar pembakaran dalam combustion tersusun atas karbon, hidrogen, oksigen,
chamber berlangsung dengan baik perlu nitrogen dan sulfur. Dalam proses
didukung dengan sistem suplai udara dan pembentukannya, batubara diselipi batuan
sistem pembuangan gas sisa pembakaran yang yang mengandung mineral, (Muchjidin, 2006).
baik. Tugas ini dilakukan oleh Air and Flue Dalam ensiklopedia Nasional Indonesia,
Gas System. Udara yang akan disuplai ke menurut Ambyo Mangunwidjaja (1989)
ruang pembakaran dipanaskan terlebih dahulu batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan
agar tercapai efisiensi pembakaran yang baik. berjuta tahun yang lalu, dalam suasana
Pemanasan tersebut dilakukan oleh Air Heater lingkungan tanpa oksigen, kemudian diubah
dengan cara konduksi dengan memanfaatkan oleh bakteri dari bentuk jelly, hingga
panas dari gas buang sisa pembakaran di dalam terakumulasi dan terpadatkan menjadi gambut,
furnace. (Ensiklopedia Pertambangan Indonesia, 2005).
Primary Air Fans (PAF) berfungsi 1. Sub-bituminus mengandung sedikit
untuk menghasilkan primary air yang Karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
diperlukan untuk mendorong batubara serbuk menjadi sumber panas yang kurang efisien
dari pulverizer ke burner. Forced Draft Fans dibandingkan dengan bituminus.
(FDF) berfungsi untuk menghasilkan 2. Lignit atau batu bara coklat adalah batu
secondary air untuk mensuplai udara ke ruang bara yang sangat lunak yang mengandung air
pembakaran. Sedangkan Induced Draft Fans 35-75% dari beratnya.
(IDF) berfungsi untuk menyedot gas sisa 3. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di
pembakaran dari burner / furnace untuk atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
dikeluarkan ke cerobong asap (chimney)
setelah melalui Electrostatic Precipitator Emisi Gas Buang
(ESP) yang berfungsi untuk menyaring Polusi udara oleh gas buang
partikel-partikel abu terbang sisa pembakaran. merupakan gangguan terhadap lingkungan.

31 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia

Komponen-komponen gas buang yang debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-


membahayakan itu antara lain adalah asap ).
hitam (angus), hidrokarbon yang tidak 2. Partikel debu yang bermuatan negatif (-)
terbakar, karbon monoksida (CO), oksida selanjutnya menempel pada pelat-pelat
nitrogen (NO), dan NO2. NO dan NO2 biasa pengumpul (collector plate), lihatgambar 4.
dinyatakan dengan NOx (Arismunandar, 2002: Debu yang dikumpulkan di collector plate
51). Namun jika dibandingkan dengan bensin, dipindahkan kembali secara periodik dari
solar lebih banyak mengandung CO. collector plate melalui suatu getaran
Disamping itu kadar NO2 sangat rendah jika (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke bak
dibandingkan dengan NO. Jadi boleh penampung (ash hopper), lihat gambar 2
dikatakan bahwa komponen utama gas buang dan 3, dan dipindahkan ke flyash silo
dari bahan bakar solar yang membahayakan dengan cara dihembuskan (vacuum).
adalah NO dan asap hitam. Selain dari
komponen tersebut diatas beberapa hal berikut
yang merupakan bahaya atau gangguan
meskipun bersifat sementara. Asap putih yang
terdiri atas kabut bahan bakar atau minyak
pelumas yang terbentuk pada start dingin, asap
biru terjadi karena adanya bahan bakar yang
tidak terbakar atau tidak terbakar sempurna
terutama periode pemanasan, serta bau yang
kurang sedap merupakan bahaya yang
mengganggu lingkungan. Selanjutnya bahan
bakar dengan kadar belerang yang tinggi
sebaiknya tidak digunakan karena akan Gambar 2
menyebabkan adanya SO2 didalam gas buang. Bagian-Bagian Electrostatic Precipators
Menurut Nakoela Soenarta (1995: 39) Sumber : Artikel Teknologi
faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya
jelaga atau angus pada gas buang ruang bakar
adalah:
1. Konsentrasi oksigen sebagai gas pembakar
yang kurang
2. Bahan bakar yang disemprotkan ke dalam
ruang bakar terlalu banyak
3. Suhu di dalam ruang bakar terlalu tinggi.
4. Penguapan dan pencampuran bahan bakar
dan udara yang ada di dalam silinder tidak
berlangsung sempurna
5. Karbon tidak mempunyai cukup waktu
untuk berdifusi supaya bergabung dengan Gambar 3
oksigen Discharge Electrode
Sumber : Artikel Teknologi
ESP (Electrostatic Precipitator)
Cara kerja dari electrostatic METODE PENELITIAN
precipitator (ESP) yaitu sebagai berikut: Pengujian preventive dilaksankan di
1. Melewatkan gas buang (flue gas) melalui PLTU keban agung 2 x 135 MW yaitu pada
suatu medan listrik yang terbentuk antara ruangan produksi domestic. 3.6. Setelah
discharge electrode dengan collector plate, dilakukan riset dan studi literatur dan ditemani
flue gas yang mengandung butiran debu oleh tim mechanic, dilakukan predictive
pada awalnya bermuatan netral dan pada maintenance dan preventive maintenance pada
saat melewati medan listrik, partikel debu seluruh equipment yang ada di domestic room
tersebut akan terionisasi sehingga partikel PLTU Keban Agung 2x 135 MW.

32 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia

HASIL DAN PEMBAHASAN pembakaran berupa gas panas dan abu. Gas
Skema sistem udara pembakaran dan panas yang terjadi dialirkan ke saluran (duct)
pembuangan flue gas. Salah satu unsur penting untuk memanaskan steam drum, pipa-pipa wall
dalam reaksi pembakaran adalah oksigen. tube dan down comer, pipa pemanas lanjut
Oksigen diperoleh dari udara, udara yang (superheater), pemanas ulang (reheater) dan
digunakan untuk pembakaran batubara terdiri economizer. Setelah dari economizer gas
atas udara primer dan udara sekunder. Udara masih bertemperatur tinggi yaitu sekitar 400°C
primer yang bersuhu 40°C dihisap oleh dan dipergunakan sebagai sumber untuk
primary air fan setelah sebelumnya melalui memanaskan udara pada air heater. Keluar
filter udara. Udara ini kemudian dipanaskan dari boiler, gas dialirkan ke electriostatic
pada tri-sector air heater dengan precipitator untuk diambil abu hasil
memanfaatkan gas panas setelah melewati pembakaran boiler dengan efisiensi
economizer agar kandungan air dalam udara penyerapan abu sekitar 99,5%. Sedang sisanya
primer dan sekunder menguap. Udara ini terbawa bersama udara dihisap oleh induced
kemudian disalurkan ke penggiling batubara draft fan dan akhirnya dibuang ke lingkungan
(Pulverizer) dengan dikendalikan oleh control melalui cerobong (stack).
dampers agar menstabilkan gabungan udara
dingin dan udara panas sesuai dengan jumlah Penyesuaian Flue Gas Damper
dan temperatur yang dibutuhkan masing- Empat set damper flue gas dipasang di
masing pulverizer yaitu 300°C. Udara panas boiler. Satu set pertama adalah primary flue
ini akan memanaskan batubara dan gas duct side damper dengan suhu ≤ 460°C
mengeringkan batubara. Udara primer ini dan material bingkai damper adalah 15CrMo.
membawa batubara yang sudah dihancurkan Satu set yang kedua adalah secondary air side
menjadi serbuk sebesar 200 mesh menuju ke flue gas adjustment damper dengan suhu ≤
burner pada boiler. 400°C dan material bingkai damper adalah
Jadi udara primer berfungsi sebagai: Q235-A. Satu set yang ketiga adalah reheater
1. Memanaskan batubara. side flue gas adjustment damper dengan suhu
2. Menyediakan udara untuk masing-masing ≤ 460°C dan material bingkai damper adalah
pulverizer guna mentransport batubara 15CrMo. Dan set yang terakhir adalah
menuju ruang bakar. Sedangkan udara superheater (suhu rendah) side flue gas
sekunder dihasilkan oleh force draft fan. adjustment damper dengan suhu ≤ 460°C dan
Udara yang dihasilkan force draft fan material bingkai damper adalah 15CrMo. Dua
kemudian menuju ke secondary air heater aktuator dipasang disetiap damper dan nilai
untuk dipanaskan lagi dengan torsi akuator adalah 6000N.m.
memanfaatkan gas pembakaran setelah
melewati economizer. Tujuan pemanasan Karakteristik Penyesuaian dari Flue Gas
ini adalah udara cukup panas (sekitar Damper :
300°C) sehingga memudahkan proses 1. Pada pengaturan suhu reheated steam
pembakaran. Dari pemanas ini udara dengan damper, ada beberapa derajat
sekunder dialirkan ke wind box yang hyteresis alami. Pada umumnya, suhu
dihubungkan ke lubang udara pembakaran reheated steam mulai berubah 1.5 menit
pada burner. Fungsi udara ini selain setelah damper dioperasikan, dan akan
sebagai pensuplai udara pembakaran juga stabil setelah 10 menit.
sebagai pendingin bagian-bagian pembakar 2. Kisaran penyesuaian suhu untuk suhu outlet
(Firing System) agar tidak rusak karena reheater lebih dari 40°C.
panas (radiasi) api. Jadi fungsi dari udara 3. Disarankan untuk memperbaiki derajat
sekunder adalah sebagai penyuplai udara bukaan pada reheater damper 50% dan
pembakaran di dalam furnace. hanya menyesuaikan damper pada bagian
superheater.
Di dalam boiler terjadi pencampuran 4. Penyesuaian damper flue gas juga dapat
antara batubara serbuk, udara primer, dan menggunakan regulasi sinkronisasi saluran
udara sekunder yang kemudian dibakar. Hasil ganda flue gas. Ketika beban (load) berubah

33 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia

dari tinggi ke rendah, diperlukan untuk : Air Leakage (%)


menyesuaikan suhu reheated steam,
menaikan damper di reheater, dan
menurunkan damper di superheater. : Temperatur gas keluar APH (oC)
: Temperatur udara rata-rata masuk
Pressure Drop APH (oC)
Pressure drop yaitu penurunan
tekanan yang terjadi dalam heat exchanger 3. Efisiensi Thermal air heater
apabila suatu fluida melaluinya. Pressure drop
merupakan parameter penting dalam desain tg1 − tg 2 nl
alat penukar panas. Penurunan tekanan ini = X 100%
tg1 − ta2
semakin besar dengan bertambahnya fouling
factor pada heat exchanger karena usia
penggunaan alat terlalu lama. Dalam pemanas = Efisiensi termal sisi gas buang (%)
udara tipe rotary, penurunan tekanan pada sisi
gas (gas side) dan sisi udara (air side) muncul 4. Penyesuaian Damper Flue Gas
dari hambatan (gesek) terhadap aliran masuk Empat set damper flue gas dipasang di
dan keluar. boiler. Satu set pertama adalah primary
flue gas duct side damper dengan suhu ≤
Efisiensi Air Heater 460°C dan material bingkai damper adalah
Pada analisa ini perhitungan pada 15CrMo. Satu set yang kedua adalah
efisiensi memindahkan panas dari sisi flue gas secondary air side flue gas adjustment
menuju udara primer dan sekunder sehingga damper dengan suhu ≤ 400°C dan material
mengetahui berapa efisiensi perpindahan panas bingkai damper adalah Q235-A. Satu set
tersebut, karena pada proses perpindahan yang ketiga adalah reheater side flue gas
panas terjadi kebocoran pada air heater karena adjustment damper dengan suhu ≤ 460°C
radial seal atau axial seal korosi dan berlubang dan material bingkai damper adalah
sehingga mengakibatkan mengurangi efisiensi 15CrMo. Dan set yang terakhir adalah
air heater dan efisiensi pada air heater sisi flue superheater (suhu rendah) side flue gas
gas ditentukan dengan: adjustment damper dengan suhu ≤ 460°C
dan material bingkai damper adalah
1. Kalkulasi kebocoran udara10 : 15CrMo. Dua aktuator dipasang disetiap
damper dan nilai torsi akuator adalah
6000N.m.
== 0,9 x 100 %
Karateristik Penyesuaian dari Flue Gas
AL = Air heater Leakage (%) Damper:
1. Pada Pengaturan suhu reheated steam
= Prosentase keluar air heater (%) dengan damper, ada beberapa derajat
hyteresis alami. Pada umumnya, suhu
reheated steam mulai berubah 1.5 menit
= Prosentase masuk air heater (%)
setelah damper dioperasikan, dan akan
stabil setelah 10 menit.
2. Temperatur gas keluar terkoreksi tanpa
2. Kisaran penyesuaian suhu untuk suhu outlet
kebocoran di air heater
reheater lebih dari 40°C.
3. Disarankan untuk memperbaiki derajat
AL bukaan pada reheater damper 50% dan
= X - +
100 hanya menyesuaikan damper pada bagian
superheater.
: Temperatur gas keluar air preheater 4. Penyesuaian damper flue gas juga dapat
dengan koreksi pada kondisi tidak ada menggunakan regulasi sinkronisasi saluran
kebocoran udara (oC) ganda flue gas. Ketika beban (load) berubah

34 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia

dari tinggi ke rendah, diperlukan untuk Induk selalu rutin melaksanakan pemekrisaan
menyesuaikan suhu reheated steam, kondisi peralatan.
menaikan damper di reheater, dan
menurunkan damper di superheater. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Boiler training material. PT. Power Plant


Kesimpulan Operation Indonesia Agung Project.
Flue Gas dibutuhkan untuk membantu
mengoptimalkan proses pemanfaatan panas Santoso, Edi & julianto, Chairul Edwin. 2007.
dari hasil pembakaran pada furnace/ruang Jurnal Inasea, Vol. 8 No. 2, Oktober
Bakar yang mana bertujuan untuk efesiensi 2007
pada peralatan yang memanfaatkan flue gas / Abdul Kadir, A. 2011. Teknologi Tenaga
gas buang sisa pembakaran sebagai berikut: Listrik Ramah Lingkungan. Bandung:
1. Ecomizer ITB
2. Hot Air yang di pakai untuk mengeringkan
batu bara pada Coal Mill Walean, David M. 2012. Jurnal Sipil Statik,
Vol 1 No. 1, November 2012.
Saran Universitas Sam Ratulangi
Untuk menjaga mutu peralatan-
peralatan yang di analisa agar selalu dalam
kehandalan yang tinggi, agar pihak Gardu

35 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW

Anda mungkin juga menyukai