ABSTRAK
Pemanfaatan Flue Gas sangat penting untuk proses pemanasan pada beberapa bagian boiler
yang bertujuan agar gas hasil pembakaran tidak terbuang sia-sia ke atmosfer. Pemanfaatan
ini dapat mengurangi atau meminimalisir dampak pencemaran udara dan juga menimalisir
pemakaian bahan bakar. Penelitian ini bertujuan agar proses pemanfaatan flue gas pada
boiler di PLTU Keban Agung lebih efisien.
30 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia
Pulverizer (Coal Mill), Coal Pipes dan Flue Gas System adalah bagian yang
Combustion Burner. Dari coal yar, batubara sangat penting untuk menjaga agar PLTU tidak
diangkut dengan belt conveyor menuju boiler menyebabkan polusi berlebihan kepada
house dan disimpan di dalam coal bunker. lingkungan. Bagian dari flue gas system yang
Untuk menghasilkan pembakaran yang digunakan di PLTU Keban Agung adalah
effisien, batubara yang masuk ruang bakar Electristatic Precipitator (ESP). ESP adalah
harus digiling terlebih dahulu hingga alat penangkap debu sisa pembakaran batu
berbentuk serbuk (pulverized coal). bara. Sebelum dilepas diudara bebas, gas
Penggilingan batubara menjadi serbuk buang sisa pembakaran batubara terlebih
dilakukan pulverizer yang dikenal juga dengan dahulu melewati ESP untuk dikurangi
nama Coal Mill. semaksimal mungkin partikel abu nya. Bagian
Pemasukan batubara dari coal bunker utama dari ESP ini adalah housing (casing),
ke pulverizer diatur dengan coal feeder, internal parts yang terdiri dari dircharge
sehingga jumlah batubara yang masuk ke electrode, collecting plates, hammering
pulverizer bisa diatur dari control room. system, dan ash hoppers yang terletak dibagian
Batubara yang sudah digiling menjadi serbuk bawah untuk menampung abu sebelum di
ditiup dengan udara panas (primary air) dari transferkan ke ash silo.
pulverizer menuju combustion burner melalui Pembakaran batubara low range untuk
pipa-pipa coal piping. Pada saat start-up, umpan PLTU sebanyak ± 1400 ton per unit
pembakaran tidak langsung dilakukan dengan selama satu hari. Dari pembakaran batubara ini
batu bara, tetapi mempergunakan bahan bakar fly ash (abu terbang) yang dihasilkan per hari ±
minyak (solar). Setelah beban (load) mencapai 40 ton / unit. Fly Ash hasil pembakaran PLTU
10 - 15 % batubara pelan-pelan mulai masuk ditampung di ash silo yang kemudian akan
menggantikan minyak. Maka selain coal diangkut menggunakan dumptruck ke disposal.
piping, burner juga terhubung dengan oil pipe,
automizing air dan scavanging air pipe yang Batubara
berfungsi untuk mensuplai BBM. Batubara yaitu batuan sedimen yang
Agar pembakaran dalam combustion tersusun atas karbon, hidrogen, oksigen,
chamber berlangsung dengan baik perlu nitrogen dan sulfur. Dalam proses
didukung dengan sistem suplai udara dan pembentukannya, batubara diselipi batuan
sistem pembuangan gas sisa pembakaran yang yang mengandung mineral, (Muchjidin, 2006).
baik. Tugas ini dilakukan oleh Air and Flue Dalam ensiklopedia Nasional Indonesia,
Gas System. Udara yang akan disuplai ke menurut Ambyo Mangunwidjaja (1989)
ruang pembakaran dipanaskan terlebih dahulu batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan
agar tercapai efisiensi pembakaran yang baik. berjuta tahun yang lalu, dalam suasana
Pemanasan tersebut dilakukan oleh Air Heater lingkungan tanpa oksigen, kemudian diubah
dengan cara konduksi dengan memanfaatkan oleh bakteri dari bentuk jelly, hingga
panas dari gas buang sisa pembakaran di dalam terakumulasi dan terpadatkan menjadi gambut,
furnace. (Ensiklopedia Pertambangan Indonesia, 2005).
Primary Air Fans (PAF) berfungsi 1. Sub-bituminus mengandung sedikit
untuk menghasilkan primary air yang Karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
diperlukan untuk mendorong batubara serbuk menjadi sumber panas yang kurang efisien
dari pulverizer ke burner. Forced Draft Fans dibandingkan dengan bituminus.
(FDF) berfungsi untuk menghasilkan 2. Lignit atau batu bara coklat adalah batu
secondary air untuk mensuplai udara ke ruang bara yang sangat lunak yang mengandung air
pembakaran. Sedangkan Induced Draft Fans 35-75% dari beratnya.
(IDF) berfungsi untuk menyedot gas sisa 3. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di
pembakaran dari burner / furnace untuk atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
dikeluarkan ke cerobong asap (chimney)
setelah melalui Electrostatic Precipitator Emisi Gas Buang
(ESP) yang berfungsi untuk menyaring Polusi udara oleh gas buang
partikel-partikel abu terbang sisa pembakaran. merupakan gangguan terhadap lingkungan.
31 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia
32 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia
HASIL DAN PEMBAHASAN pembakaran berupa gas panas dan abu. Gas
Skema sistem udara pembakaran dan panas yang terjadi dialirkan ke saluran (duct)
pembuangan flue gas. Salah satu unsur penting untuk memanaskan steam drum, pipa-pipa wall
dalam reaksi pembakaran adalah oksigen. tube dan down comer, pipa pemanas lanjut
Oksigen diperoleh dari udara, udara yang (superheater), pemanas ulang (reheater) dan
digunakan untuk pembakaran batubara terdiri economizer. Setelah dari economizer gas
atas udara primer dan udara sekunder. Udara masih bertemperatur tinggi yaitu sekitar 400°C
primer yang bersuhu 40°C dihisap oleh dan dipergunakan sebagai sumber untuk
primary air fan setelah sebelumnya melalui memanaskan udara pada air heater. Keluar
filter udara. Udara ini kemudian dipanaskan dari boiler, gas dialirkan ke electriostatic
pada tri-sector air heater dengan precipitator untuk diambil abu hasil
memanfaatkan gas panas setelah melewati pembakaran boiler dengan efisiensi
economizer agar kandungan air dalam udara penyerapan abu sekitar 99,5%. Sedang sisanya
primer dan sekunder menguap. Udara ini terbawa bersama udara dihisap oleh induced
kemudian disalurkan ke penggiling batubara draft fan dan akhirnya dibuang ke lingkungan
(Pulverizer) dengan dikendalikan oleh control melalui cerobong (stack).
dampers agar menstabilkan gabungan udara
dingin dan udara panas sesuai dengan jumlah Penyesuaian Flue Gas Damper
dan temperatur yang dibutuhkan masing- Empat set damper flue gas dipasang di
masing pulverizer yaitu 300°C. Udara panas boiler. Satu set pertama adalah primary flue
ini akan memanaskan batubara dan gas duct side damper dengan suhu ≤ 460°C
mengeringkan batubara. Udara primer ini dan material bingkai damper adalah 15CrMo.
membawa batubara yang sudah dihancurkan Satu set yang kedua adalah secondary air side
menjadi serbuk sebesar 200 mesh menuju ke flue gas adjustment damper dengan suhu ≤
burner pada boiler. 400°C dan material bingkai damper adalah
Jadi udara primer berfungsi sebagai: Q235-A. Satu set yang ketiga adalah reheater
1. Memanaskan batubara. side flue gas adjustment damper dengan suhu
2. Menyediakan udara untuk masing-masing ≤ 460°C dan material bingkai damper adalah
pulverizer guna mentransport batubara 15CrMo. Dan set yang terakhir adalah
menuju ruang bakar. Sedangkan udara superheater (suhu rendah) side flue gas
sekunder dihasilkan oleh force draft fan. adjustment damper dengan suhu ≤ 460°C dan
Udara yang dihasilkan force draft fan material bingkai damper adalah 15CrMo. Dua
kemudian menuju ke secondary air heater aktuator dipasang disetiap damper dan nilai
untuk dipanaskan lagi dengan torsi akuator adalah 6000N.m.
memanfaatkan gas pembakaran setelah
melewati economizer. Tujuan pemanasan Karakteristik Penyesuaian dari Flue Gas
ini adalah udara cukup panas (sekitar Damper :
300°C) sehingga memudahkan proses 1. Pada pengaturan suhu reheated steam
pembakaran. Dari pemanas ini udara dengan damper, ada beberapa derajat
sekunder dialirkan ke wind box yang hyteresis alami. Pada umumnya, suhu
dihubungkan ke lubang udara pembakaran reheated steam mulai berubah 1.5 menit
pada burner. Fungsi udara ini selain setelah damper dioperasikan, dan akan
sebagai pensuplai udara pembakaran juga stabil setelah 10 menit.
sebagai pendingin bagian-bagian pembakar 2. Kisaran penyesuaian suhu untuk suhu outlet
(Firing System) agar tidak rusak karena reheater lebih dari 40°C.
panas (radiasi) api. Jadi fungsi dari udara 3. Disarankan untuk memperbaiki derajat
sekunder adalah sebagai penyuplai udara bukaan pada reheater damper 50% dan
pembakaran di dalam furnace. hanya menyesuaikan damper pada bagian
superheater.
Di dalam boiler terjadi pencampuran 4. Penyesuaian damper flue gas juga dapat
antara batubara serbuk, udara primer, dan menggunakan regulasi sinkronisasi saluran
udara sekunder yang kemudian dibakar. Hasil ganda flue gas. Ketika beban (load) berubah
33 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia
34 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW
JTERAF (Jurnal Teknik Elektro Raflesia)
Vol I, No 1, 2021, Politeknik Raflesia
dari tinggi ke rendah, diperlukan untuk Induk selalu rutin melaksanakan pemekrisaan
menyesuaikan suhu reheated steam, kondisi peralatan.
menaikan damper di reheater, dan
menurunkan damper di superheater. DAFTAR PUSTAKA
35 Deni Fernando: Proses Pemanfaatan Flue Gas Setelah Pembakaran Pada Boiler PC di PLTU Keban
Agung 2x135 MW