Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATAKULIAH

PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL

ACARA II : PENGGUNAAN ENERGI FOSIL

Oleh:
Ulfah Shela Majid
26020214120027

Dosen Pengampu :
Drs. Heryoso Setiyono, MSi
NIP. 19651010 199103 1 005

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama dan sumber
devisa negara. Kenyataan menunjukkan bahwa cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia
jumlahnya terbatas. Sementara itu, konsumsi energi terus meningkat seiring dengan laju
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Dengan demikian sumberdaya alam
yang mampu menghasilkan energi semakin terkuras, karena sebagian besar sumber energi
berasal dari sumberdaya yang tidak terbarukan, misalnya minyak bumi, gas dan batubara.

Krisis energi menjadi perhatian serius yang harus segera dicarikan solusinya. Salah
satu penyebabnya adalah terlalu besarnya ketergantungan penyediaan energi Indonesia pada
bahan bakar minyak. Saat ini, sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia
berasal dari energi fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Sedangkan bila dilihat dari sisi
supply, sumur-sumur minyak yang ada di Indonesia sudah sangat tua dan tidak layak lagi
untuk dioperasikan. Ditambah lagi dengan semakin berkurangnya kegiatan eksplorasi
menyebabkan semakin berkurangnya produksi minyak Indonesia.

Cadangan energi Indonesia hanya dapat bertahan beberapa puluh tahun lagi. Jika tidak
ada efisiensi maka cadangan tersebut akan lebih cepat habis membuat harus lebih dipikirkan
energi alternatif yang sifatnya terbarukan. Sumber sumber energi terbarukan seperti : angin,
sinar matahari dan mikro hidro menawarkan alternatif energi yang jauh lebih bersih dan
ramah lingkungan daripada energi fosil. Energi tersebut menghasilkan sedikit atau tidak sama
sekali polutan atau gas-gas yang akan mengakibatkan efek rumah kaca dan energi
tersebut tidak akan pernah habis. Untuk hal tersebut maka sudah saatnya mulai dikembangkan
pembangkit energi listrik yang energinya berasal dari energi yang dapat tergantikan.

Dampak yang ditimbulkan dari krisis energi ini sudah mulai terasa di kalangan
masyarakat. Khusunya masyarakat kelas menengah ke bawah. Krisis bahan bakar berbasis
fosil ini telah berdampak pada melonjaknya harga bahan bakar. Semakin meluasnya dampak
yang mempengaruhi seluruh sektor kehidupan, pemerintah Indonesia melakukan upaya-upaya
penanggulangan krisis tersebut. Salah satu diantaranya adalah melakukan diversifikasi
pemakaian sumber energi, dari yang semula hanya memanfaatkan energi fosil, lalu diperluas
dengan memanfaatkan energi berbahan baku nabati sebagai sumber energi alternatif.
I.2. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pemanfaatan jenis-jenis energi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan pemanfaatan energi dengan perubahan iklim.

II. ISI
II.1. Energi Fosil

Energi fosil merupakan energi yang berasal dari alam seperti fosil-fosil yang
menghasilkan gas, batu bara dan minyak bumi, matahari, air, dan angin merupakan sumber
energi yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia karena sifatnya yang dapat
menggerakkan berbagai hal di dunia.

Selama ini sebagian besar sumber energi utama manusia di bumi lebih terfokus pada
penggunaan bahan bakar fosil yang telah banyak menghasilkan gas-gas rumah kaca seperti
CO2, dan telah memberikan kontribusi terbesar bagi pemanasan global.
Saat ini, hampir semua kebutuhan energi yang manusia gunakan diperoleh dari konversi
sumber energi fosil, misalnya energi untuk pembangkit listrik, industri dan berbagai macam
alat-alat transportasi.

Pembentukan energi fosil ini mengalami proses yang sangat lama dengan mendapatkan
pengaruh dari gesekan panas bumi dan tekanan udara lainnya. Bahan bakar fosil itu sendiri
adalah bahan bakar yang terbentuk dari proses alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-
sisa organisme termasuk fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian bawah laut
(atau danau) dalam jumlah besar, selama jutaan tahun.

Bahan bakar fosil merupakan sumber daya tak terbarukan karena proses
pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun, sedangkan cadangan di alam habis jauh
lebih cepat daripada proses pembentukannya. Produksi dan penggunaan bahan bakar fosil
menimbulkan keprihatinan lingkungan. Sebuah gerakan global menuju generasi energi
terbarukan karena itu dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan energi meningkat.

II.2. Macam-Macam Energi Fosil

1. Minyak Bumi

Minyak bumi yang merupakan cairan kental berwarna cokelat gelap dan
kehijauan yang mudah terbakar. Cairan ini juga sering disebut sebagai emas hitam
yang berada di lapisan atas dari sebagian area yang ada di kerak bumi. Bahan kimia
yang terkandung di dalam minyak bumi adalah berbagai hidrokarbon, sebagian besar
dari seri alkana dengan berbagai varian penampilan, komposisi, dan kemurnian.
Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang terdapat di lokasi sumber minyak
dengan melalui berbagai macam proses, yakni proses studi geologi, analisis, sedimen,
karakter, serta struktur sumber. Lalu minyak bumi tersebut akan diproses di
pengilangan minyak yang dipisah-pisahkan berdasarkan titik didihnya sehingga
menghasilkan beraneka ragam jenis minyak bumi. Bahan bakar tersebut dipergunakan
untuk memproduksi berbagai material yang dibutuhkan oleh manusia.
Beberapa jenis bahan bakar minyak yang terdapat di Indonesia adalah minyak tanah
rumah tangga, minyak tanah industri, pertamax, pertamax racing, pertamax plus,
premium, bio premium, bio solar, solar transportasi, solar industri, minyak diesel,
minyak bakar, dan pertamina DEX.

2. Batu Bara

Batuan yang dapat dibakar karena terbentuk dari endapan organik sisa
tumbuhan yang kemudian dibentuk dengan proses pembatubaraan. Unsur-unsur kimia
yang terdapat dalam batu bara ini adalah hidrogen, oksigen, dan karbon. Pembentukan
energi fosil ini mengalami proses yang sangat lama dengan mendapatkan pengaruh
dari gesekan panas bumi dan tekanan udara lainnya. Jenis batu bara pun ada dua
macam, yakni batu bara dengan pertambangan darat dan pertambangan terbuka. Batu
bara juga merupakan bahan bakar yang bisa juga digunakan sebagai bahan bakar
untuk pembangkit listrik tenaga uap yang juga bisa digunakan dalam teknik peleburan
logam dan industri.

3. Gas Alam

Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metanaCH4. Ia dapat ditemukan di
ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya
dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-
bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat
ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan
kotoran manusia dan hewan.

II.3. Pemanfaatan Energi Fosil

Pemanfaatan gas bumi sebagai sumber energi pada zaman sekarang, sudah banyak
digunakan oleh berbagi macam sektor, dikarenakan karakteristiknya yang aman, bersih dan
efisien. Pada keadaan murni, karakteristik lain dari minyak bumi yaitu tidak berbau, tidak
berbentuk dan tidak berwarna sehingga lebih efisien dibandingkan dengan bahan bakar fosil
lainnya, misalnya saja minyak bumi dan batu bara, karena gas bumi menghasilkan
pembakaran yang sempurna (clean burning) sehingga hampir tidak menghasilkan emisi
buangan yang dapat merusak lingkungan.

Terdapat berbagi macam sektor yang memanfaatkan gas bumi seperti bahan bakar
pembangkit listrik, bahan bakar industri dan tentunya bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
Selain sebagai bahan bakar, gas alam juga digunakan sebagai bahan baku produksi, misalnya
bahan baku methanol, petrokimia, pabrik pupuk dan bahan baku plastik serta sebagai
komuditas expor untuk pendapatan negara contohnya saja LNG (Liquid Natural Gas). Karena
gas alam terbentuk secara alami dan memerlukan waktu yang lama, maka gas alam
digolongkan dalam sumber daya yang tidak dapat diperbaharui.

II.4. Dampak Pemanfaatan Energi Fosil


Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar
fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri. Ratusan
unsur dan senyawa, seperti benzena dan formaldehid diketahui teremisi pada pembakaran
batubara, minyak bumi, gas alam, dan kayu di pembangkit-pembangkit tenaga listrik, mesin
kendaraan, tungku pembakaran, dan bahkan perapian. Sumber terbesar polusi udara adalah
dari kendaraan bermotor, dan polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan biasanya
dikelompokkan sebagai hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida
(CO). Emisi HC merupakan komponen besar dari emisi senyawa volatil organik (VOCs), dan
ini umumnya digunakan secara bergantian untuk emisi kendaraan bermotor. Sebagian besar
dari emisi VOC atau HC disebabkan oleh penguapan pada saat pengisian bahan bakar atau
tumpahan ketika spitback atau oleh penguapan dari tangki gas karena penutup yang tidak
tertutup rapat. Pelarut, bahan pembakar, dan produk pembersih untuk rumah tangga yang
mengandung benzena, butana, atau produk HC lainnya juga merupakan sumber penting dari
emisi HC.
Peningkatan pencemaran lingkungan membuat perlu dilakukannya pengendalian
pencemaran lingkungan dengan menggunakan undang-undang dan kesepakatan internasional.
Menetapkan batas polutan yang dihasilkan pembangkit-pembangkit besar dan kendaraan.
Standar ini difokuskan pada emisi hidrokarbon, nitrogen oksida, dan karbon monoksida.
Mobil-mobil baru harus memiliki alat konversi katalis (catalytic converter) pada sistem
pembuangannya untuk mengurangi emisi HC dan CO. Sebagai manfaat lain, pemisahan
timbal dari bensin pada catalytic converter menyebabkan penurunan yang drastis pada emisi
timbal beracun.
Dampak Terhadap Udara dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi,
batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida
(NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog
dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida), konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia
(misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan
sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat
organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah
dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika
dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6
yang merupakan pH hujan normal), yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam
menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk
perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu
hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx,
SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri.
Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata
dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.
Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga
terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi
naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari
gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana
merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi.

Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak


bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan
pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan
manusia.

Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari


pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama
dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang
sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga
bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat
dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

II.5. Kelebihan dan Kekurangan Energi Fosil

Kelebihan Energi Fosil

Mampu menghasilkan listrik dalam jumlah besar di satu lokasi .


Relatif lebih mudah untuk ditemukan.
Relatif hemat biaya.
Transportasi mudah melalui pipa.
Bahan bakar ini sangat stabil bila dibandingkan dengan zat lain.
Untuk saat ini banyak tersedia.
Memiliki potensi besar untuk mengalirkan listrik di seluruh dunia.
Telah teruji dan memiliki potensi untuk pembangunan berkelanjutan.
Jauh lebih murah daripada bentuk-bentuk energi non-konvensional.

Kekurangan Energi Fosil


1. Bahaya Lingkungan:

Pencemaran lingkungan merupakan salah satu kelemahan utama dari bahan


bakar fosil. Sudah menjadi fakta yang diketahui semua orang bahwa karbondioksida,
yang merupakan gas yang dilepaskan ketika bahan bakar fosil dibakar, merupakan
salah satu gas utama yang bertanggungjawab untuk pemanasan global. Kenaikan suhu
bumi telah mengakibatkan mencairnya es di kutub, banjir daerah dataran rendah dan
kenaikan permukaan air laut. Jika kondisi ini berlanjut, bumi kita mungkin
menghadapi beberapa konsekuensi serius dalam waktu dekat.

2. Harga Minyak yang Meningkat

Negara-negara Timur Tengah memiliki cadangan besar minyak dan gas alam
dan banyak negara lain yang tergantung pada mereka untuk pasokan bahan bakar ini.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) adalah kelompok 13 negara termasuk
Iran, Irak, Kuwait, Qatar, Arab Saudi dan UEA. Mereka bertanggungjawab untuk 40
persen dari produksi minyak dunia dan memegang mayoritas cadangan minyak dunia,
menurut Administrasi Informasi Energi (EIA). OPEC terus memantau volume minyak
yang dikonsumsi dan kemudian menyesuaikan produksi sendiri untuk
mempertahankan harga per barel yang diinginkan. Hal ini menyebabkan fluktuasi
harga di seluruh dunia.

3. Hujan Asam

Sulfur dioksida adalah salah satu polutan yang dilepaskan ketika bahan bakar
fosil dibakar dan merupakan penyebab utama hujan asam. Hujan asam dapat
menyebabkan kerusakan bangunan yang terdiri dari bata. Bahkan tanaman dapat
terpengaruh karena pengasaman tanah liat. Pertambangan batubara menyebabkan
rusaknya ekosistem dan juga membahayakan nyawa penambang.

4. Efek pada Kesehatan Manusia

Polusi dari kendaraan dan pembangkit listrik bertenaga batubara dapat


menyebabkan bahaya lingkungan yang serius. Penyakit polusi terkait berkisar dari
ringan sampai parah dan secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup
seseorang. Polusi udara dapat menyebabkan asma, gangguan paru obstruktif kronis
atau COPD, dan kanker paru-paru. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan
infeksi pernafasan pada populasi umum. Anak-anak dan orangtua yang paling rentan
untuk terinfeksi partikulat dan toxicants udara lainnya.
5. Tidak Terbarukan

Saat ini, bahan bakar fosil mengalami eksploitasi yang sangat tinggi untuk
memenuhi kesenjangan antara permintaan dan penawaran dan diperkirakan bahwa
bahan bakar ini akan habis dalam 30-40 tahun ke depan. Karena takterbarukan, maka
ada kemungkinan bahwa biaya bahan bakar akan menghadapi kenaikan tajam dalam
waktu dekat. Butuh jutaan tahun lagi untuk mengganti minyak, gas dan batubara yang
telah dipakai dan ini berarti bahwa kita tidak akan mampu lagi berkendara mobil,
kecuali kita beralih ke mobil listrik yang menggunakan energi dari sumber energi
terbarukan. Sekali sumber-sumber energi tidak terbarukan benar-benarhabis, tidak ada
lagi yang tertinggal.

6. Dampak Tumpahan Minyak Kepada Kehidupan Air

Bahan bakar fosil dibutuhkan dalam cadangan besar dimana pun


pembangkitnya. Ini mengharuskan bahan bakar untuk diangkut ke lokasi yang
diinginkan melalui truk, kereta api, kapal atau pesawat. Sering kita mendengar adanya
kebocoran di kapal tanker minyak atau kapal tenggelam yang membawa minyak
mentah. Dampak dari ini adalah bahwa minyak mentah mengandung beberapa zat
beracun yang bila bercampur dengan air menimbulkan dampak serius pada kehidupan
air. Transportasi minyak mentah melalui laut dapat menyebabkan tumpahan minyak
yang dapat menimbulkan bahaya terhadap kehidupan air dengan mengurangi
kandungan oksigen di air.

7. Pertambangan Batubara

Ekstraksi batubara dari daerah yang memiliki cadangan besar tidak hanya
tugas yang sulit dan berbahaya, tetapi juga menimbulkan bahaya kesehatan yang
serius bagi kehidupan beberapa pekerja yang bekerja di sana. Pertambangan batubara
menghancurkan tanah pada wilayah yang luas dan mengakibatkan ketidakseimbangan
ekologi.

8. Perlu Jumlah Besar Cadangan

Pembangkit listrik batubara membutuhkan pasokan besar dan teratur batubara


untuk menghasilkan sejumlah besar energi secara konstan. Ini berarti bahwa
pembangkit ini banyak bahan bakar di dekat pembangkit listrik untuk melaksanakan
proses menghasilkan daya. Hal ini diperlukan karena banyak negara yang masih
bergantung pada batubara sebagai sumber utama untuk menghasilkan tenaga.

II.6. Upaya Untuk Mempertahankan Energi

Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana
manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan
mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat
menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara,
keamanan pribadi, serta kenyamanan.

Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita,
sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal
ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi
atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam
memilih metode produksi energi.

Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting
dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan
digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat
diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi
kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
meningkatkan produksi energi.

Usaha mempertahankan keberadaan energi di bumi yang bisa kita lakukan di sekitar kita,
seperti :

Menanam pohon , hal ini bisa menambah persedian energi di bumi , berupa air.
Mematikan lampu yang tidak terpakai hal ini bisa menghemat energi fosil.
Mulai menggunakan energi alternatif yang sudah tersedia.
Mulai menggunakan biogas
Memanfaatkan energi surya sebagai pengganti energi listrik
Memanfaatkan air untuk PLTA sebagai penggganti batu bara
Jangan menggunakan kendaraan bermotor apabila jarak yang di tempuh dekat, hal ini
bisa menghemat energi minyak bumi berupa minyak bumi(fosil)
Jika bisa, pemerintah tidak usah ,mengekspor SDA fosil kenegara lain , lebih baik di
olah sendiri. Karna pengaruhnya lebih besar
Matikan segala alat elektronik ketika sedang tidur
Gunakan barang barang elektronik yang berdaya kecil
II.7. Studi Kasus
Nama Responden : Kamal
Umur : 36 th
Alamat : Tembalang, Semarang
Pekerjaan : Penjual gorengan
Penggunaan jenis energi : Gas
Jenis kegiatan : Penjualan makanan
Penggunaan energi :
a. Dalam sehari membutuhkan gas 6 kg
b. Energi yang digunakan adalah gas
c. Harga 3 kg gas sebesar Rp. 18.400,00
d. Sudah 3 tahun berjualan dengan menggunakan gas
e. Grafik perbandingan pemanfaatan energi
III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Energi fosil merupakan energi yang berasal dari alam seperti fosil-fosil yang
menghasilkan gas, batu bara dan minyak bumi, matahari, air, dan angin merupakan
sumber energi

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi,
batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan
asam, smog dan pemanasan global). Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas
rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan
pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang
dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik.
DAFTAR PUSTAKA

Negara, T.A. 2008. Dampak Negatif Penggunaan Energi Fosil dari Sektor Transportasi dan
Industri. Diakses melalui http://www.kamase.org/?p=162 pada tanggal 2 Juni 2017.

Said, M. 2016. Energi Fosil. Diakses melalui http://muhammadsaid28.blogspot.co.id /


2016/08/energi-fosil.html pada tanggal 2 Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai