Anda di halaman 1dari 32

TUGAS PTS

MINYAK BUMI DAN ENERGI TERBARUKAN


Disusun guna memenuhi tugas Penelitian Tengah Semester
Mata Kuliah Sains Teknologi

Dosen Pengampu:
Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, PhD.

Disusun Oleh:
M. Aljunaedi
NIM : S832308009

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN SAINS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
pada masyarakat dan alam sekitar, karena hampir semua aktivitas manusia salalu
membutuhkan energi. Dalam energi ini digunakan untuk pertanian, perkebunan,
penerangan dan proses perindustrian dalam pengoperasian alat.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa manusia hidup di dunia ini
hampir tidak bisa dipisahkan dari minyak bumi. Tidak hanya untuk bahan bakar
saja kita menggunakan minyak bumi. Adakah yang menyadari bahwa pakaian kita
ini menggunakan komponen yang berasal dari minyak bumi? Bahkan sampai ke
pupuk pun menggunakan minyak bumi, sehingga tanaman bisa subur dan
menghasilkan berbagai macam hasil tanaman.
Contoh yang tergolong minyak bumi adalah bensin, elpij, minyak tanah dan
bahan bakar sejenis lainnya merupakan bahan alam yang terjadi dalam waktu yang
sangat lama yakni sekitar jutaan tahun. Minyak bumi tersebut merupakan bahan
bakar yang tak dapat diperbaharui (unrenawable resources). Sehingga, kita harus
se-efesien mungkin dalam menggunakannya. Bagaimanakah seandainya minyak
bumi itu tiada, atau habis cadangannya?
Energi terbarukan (renawable resources) merupakan sumber energi
alternatif sebagi pengganti energi minyak bumi. Energi terbarukan dapat
dimanfaatkan secara terus menerus dan energi ini tidak akan pernah habis Beberapa
sumber energi terbarukan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan
industri. Banyak sekali sumber energi yang digunakan sehari-hari berasal dari
sumber energi terbarukan, seperti energi angin, energi bioethanol, energi biogas,
energi biosolar, energi air, energi surya, energi ombak , energi kimia / bateray dan
energi nuklir. Energi ini dapat di konversi menjadi bentuk energi lainnya.
Energi terbarukan menjadi jawaban terhadap permintaan kebutuhan desa
pembangunan di Indonesia, serta mengusulkan solusi praktis dan berkelanjutan
yang bisa langsung masuk oleh masyarakat pedesaan yang menjadi prioritas bagi
bangsa Indonesia. Tantangan yang ada di hadapan kita adalah memastikan bahwa
masyarakat perdesaan memiliki akses yang cukup terhadap banyak pilihan
teknologi energi terbarukan sebelum mereka memutuskan untuk menggunakannya,
di mana mereka ingin ikut berinvestasi untuk melakukan diversifikasi energi lebih
lanjut, yang menawarkan peluang lebih luas kepada mereka untuk meningkatkan
mata pencahariannya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu minyak bumi dan bagaimanakah cara mendapatkannya?
b. Apakah energi angin, energi bioethanol, energi biogas, energi
biosolar, energi air, energi surya, energi ombak , energi kimia / bateray
dan energi nuklir ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a. Dapat mengetahui serta mendalami pengetahuan penulis terkait
minyak bumi dan alternatif energi terbarukan lainnya.
b. Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi dan alternatif
energi terbarukan bagi kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Energi Minyak Bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri
atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah
alakana. Kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik,
sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen,
dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang
mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang
mengandung logam.
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor,
dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil.
Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, baik
tumbuhan maupun hewan. Sisa-sisa rganisme itu mengendap didasar lautan,
kemudian tertutup oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah
menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik
itu dan mengubahnya menjadi miyak dan gas. Proses terbentuknya minyak dan gas
ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentu meresap dalam bentuk batuan yang berpori
bagaikan air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu
daerah ke daerah yang lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan
yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak
sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal itu terjadi karena pergerakan
kulit bumi, sehingga sebagaian besar lautan menjadi daratan.
1. Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi hasil pertambangan yang belum diolah dinamakan minyak
mentah (crude oil). Minyak mentah merupakan campuran yang sangat kompleks.
Komposisi minyak mentah secara umum:
 57% hidrokarbon alifatik
 29% hidrokabon aromatic
 14% resin
 2% belerang thiofenik yang terikat dalam hidrokarbon aromatic
Senyawa-senyawa yang merupakan komponen minyak bumi dapat dilihat
dalam table berikut:

2. Proses Terjadinya Minyak Bumi


Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu
minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan
minyak bumi lainnya. Karena saya adalah seorang chemist, maka pendekatan yang
saya lakukan lebih banyak kepada aspek kimianya daripada dari aspek geologi.
Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi akan diperlukan sebagai
bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada banyak
hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli,
beberapa diantaranya adalah :
Teori Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan
pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W.
Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas
juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk
(1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi
berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan
membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam
alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan
dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan
bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-
karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa
ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman
prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses
terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material
hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori
Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang
seiring dengan berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai
kemudian pada tahun 1984 G. D. Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The
Occurrence and Origin of Oil and Gas”.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya
kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi
antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah
dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon
dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi,
artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada
arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk
hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran
kecil yang memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali
ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhirnya
menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini jumlahnya hanya kecil
sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman. Akibatnya,
bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil
jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan lemak)
diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya, seperti untuk
mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau sebagai komponen fisik dan
makhluk hidup itu. Komponen yang dimaksud dapat berupa konstituen sel,
membran, pigmen, lemak, gula atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan,
jamur, protozoa, bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas,
sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau dalam tanah.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa
tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat
lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi:
a. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari
matahari dengan fotosintesis.
b. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar
cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan
induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic
Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi
batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan
sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak
mungkin dimasak.
c. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang
berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus
menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan
reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping,
atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di
dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-
batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan
terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya
akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila
suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena
cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan
penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi
gas.
d. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang
ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi
mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis
dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air,
namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi
yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas.
Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai
mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
3. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi
diperoleh denganmembuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak terdapat
di berbagai tempat,misalnya Aceh, Sumatera Utara , Kalimantan , dan Irian
Jaya.Minyak mentah (crude oil )berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang
sedap. Minyak mentah belum dapatdigunakan sebagai bahan bakar maupun untuk
keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah (cruide oil ) mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan
jumlah atomC-1 hinggga 50, karena titik didih karbon telah meningkat seiring
bertambahnya jumlah atomC dalam molekulnya.Oleh karena itu pengolahan
(pemurnian =refining ) minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana
minyak mentah dipisahkan ke dalamkelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih
yang mirip.Mula-mula minyak mentah padasuhu sekitar 400°C, kemudian dialirkan
ke dalam menara fraksionasi.
Komponen yang titik didihnya tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah,sedangkanyang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian
atasmelalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas,
suhu dalam menara fraksionasi itusemakin rendah. Sehingga setiap kali komponen
dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen
yang titik didihnya lebih rendah naik ke atas. hidrokarbon rantai panjang dimana
memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.
Minyak Bumi dan gas alam terbentuk dari hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan yang tertimbun dalam kerak bumi selama jutaan tahun. Akibat
pengaruh suhu dan tekanan tinggi selama jutaan tahun, sisa tumbuhan dan hewan
tersebut berubah menjadi minyak bumi. Minyak bumi yang terjadi merembes ke
atas dan terkumpul dalam batuan reservoir, yaitu batuan berpori yang dapat
ditembus oleh minyak bumi. Jika penumpukan minyak ini banyak jumlahnya dan
menguntungkan, maka akan dilakukan pengeboran.
Suatu contoh anjungan pengeboran minyak lepas di pantai . minyak mentah
yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun
tanki atau ke kilang minyak. Di indonesia penambangan minyak terdapat di
berbagai tempat, seperti misalnya Aceh, Sumatra Utara, Pulau Jawa, Riau,
Kalimantan dan Irian Jaya.
Minyak mentah (crude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memnasakan minyak mentah pada suhu
sekitar 4000C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi di mana akan
terjadi pemisahan berdasarkan perbedaan titih didih. Komponen yang titik didihnya
lenih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian tas, suhu semaki rendah ,
sehingga setiap kali komponen dengan titik didihnya lebih rendah akan terus naik
ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya, sehingga berupa gas.
Komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen pada suhu kamar
berupa gas. Komponen yang berupa gas itu disebut gas petroleum. Melalui
kompresi dan pendinginan, gas petroleum dicairkan sehingga diperoleh LPG
(liquified Petroleum Gas).
a. Pengolahan pertama,
Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi
minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi
akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut
sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua,
Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat
dengan proses sebagai berikut:
 Perengkahan (cracking)
 Ekstrasi
 Kristalisasi
 Pembersihan dari kontaminasi
4. Bensin
Bensin merupakan salah satu bahan bakar transportasi yang masih
memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500
jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung
komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Bensin yang memiliki
berbagai persyaratan kualitas yang paling banyak digunakan di barbagai negara
dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat
sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Proses penambahan zat aditif ini disebut dengan Blending. Dewasa ini, tersedia 3
jenis bensin yang disediakan oleh pertamina untuk Indonesia , yaitu Premium,
Petamax, dan Pertamax Plus. Ketiganya mempunyai mutu yang berbeda. Adapun
mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang
ditimbulkannya dan dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya,
semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya. Ketukan adalah suatu
perilaku yang kurang baik dari bahan bakar, yaiu pembakaran terjadi terlalu dini
sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan megakibatkan boros bahan
bakar dan mengurangi peforma mesin serta dapat merusak mesin. Untuk
menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu
”isooktana” dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara banyak macam
senyawa yang tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit
dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan keukan terbanyak.
Berikut Perbandingan Ketiga bahan bakar tersebut:
a. Bensin premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih dan mengandung timbal. Bensin mengandung lebih
dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Premium
merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di
Indonesia. Premium di Indonesia dipasarkan oleh Pertamina dengan harga
yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari APBN RI. Premium
merupakan BBM dengan oktan terendah di antara BBM untuk kendaraan
bermotor lainnya, yakni hanya 88. Pada umumnya, Premium digunakan
untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil,
sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain.
 Menggunakan tambahan pewarna dye
 Mempunyai Nilai Oktan 88
 Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah banyak
b. Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax, seperti
halnya Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi tanpa
timbal. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannnya di kilang minyak.
5. Dampak Pembakaran Bahan Bakar
Selain memberikan maanfaat yang besar untuk membuat kehidupan
manusia menjadi lebih baik dan lebih mudah, misalnya minyak bumi dapat
menghasilkan bahan bakar seperti bensin, yang dapat beguna untuk bahan bakar
kendaraan bermotor. Tetapi dibalik itu semua, ternyata minyak bumi juga
memberikan dampak yang besar terhadap lingkungan, misalnya asap kenalpot
kendaraan, dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu
meyebabkan pencemaran udara. Dampak tersebut ditimbulkan karena penggunaan
minyak bumi sebagai bahan bakar. Oleh karena itu, pembakaran minyak bumi dapat
dibedakkan menjadi 2 jenis, yaitu:
Pembakaran sempurna : hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen
membentuk gas karbon dioksida dan air. Jika dalam bahan bakar tersebut
mengandung nitrogen, sulfur atau besi, maka pembakaran sempurna akan
menghasilkan nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi (III) oksida.
CxHy + O2 ---> CO2 + H2O
Pembakaran tidak sempurna : hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen
membentuk gas karbon monoksida dan air, serta beberapa senyawa lainnya seperti
nitrogen oksida.
CxHy + O2 ---> CO + H2O
Setelah sedikit menjelaskan mengenai pembakaran sempurna dan tidak
sempurna, sekarang kita akan membahas tentang dampak pembakaran minyak
bumi pada kendaraan.
Salah satu bahan bakar yang dipakai pada kendaraan yaitu bensin. Bensin
adalah fraksi hasil pengolahan minyak bumi yang memiliki jumlah atom C yaitu
C5 – C10 dan memiliki titik didih 40℃-180℃ . Asap knalpot mengandung
berbagai macam zat pencemar.
Zat pencemar hasil pembakaran bahan bakar pada kendaraan, yaitu gas-gas
seperti karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen dioksida, nitrogen oksida,
sulfur dioksida, dan timbal. Gas tersebut adalah gas yang dapat menyebabkan
pencemaran udara yang berdampak besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan,
yang satu persatu gas-gas tersebut akan kita bahas.
Gas karbon monoksida(CO): gas karbon monoksida adalah gas yang
bersumber dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Karena pembakaran
yang tidak sempurna itu, berdampak pada lingkungan yaitu bersifat racun dan dapat
menyebabkan kematian jika konsentrasi CO di udara mencapai 0,1%. Serta
dampak terhadap manusia yaitu menimbulkan sakit kepala dan gangguan
pernapasan.
Gas karbon dioksida (CO2): gas karbon dioksida adalah gas yang bersumber
dari pembakaran bahan bakar sempurna. Walaupun termasuk gas yang berasal dari
pembakaran sempurna, tetapi gas tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan.
Dampak negatif tersebut yaitu terjadinya pemanasan global/efek rumah kaca.
Oksida Nitrogen (NO, NO2): gas yang bersumber dari pembakaran bahan
bakar pada suhu tinggi dimana nitrogen dalam udara ikut teroksidasi. Dampak
negatif yang terjadi terhadap lingkungan yaitu Hujan asam dan smog
fotokimia serta menghasilkan asap kabut yang menyebabkan tumbuhan layu dan
gangguan pernapasan.
-Sulfur dioksida (SO2): gas sulfur dioksida adalah gas yang dapat menimbulkan
iritasi saluran pernapasan, iritasi mata, batuk, dan hujan asam.
Timbal (Pb): Timbal bersumber dari penggunaan bensin yang mengandung aditif
senyawa timbal. Dampak yang terjadi terhadap lingkungan yaitu bersifat racun
terhadap udara yang menyebabkan pencemaran udara. Serta dampak yang
ditimbulkan terhadap manusia yaitu iritasi kulit, gatal-gatal, mata perih, infeksi
saluran pernapasan, memicu serangan jantung, merusak ginjal, dan memengaruhi
kemampuan otak.

B. Energi Angin
Pembangkit listrik tenaga angin, memanfaatkan energi angin sebagai
sumber energinya. Pemanfaatan energi angin ini yaitu menggunakan kincir angin
lalu dihubungkan menggunakan generator ataupun turbin. Setelah itu, proses yang
dilakukan akan menghasilkan tenaga listrik yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Energi angin merupakan bentuk yang jauh berkelanjutan bebas
dengan polusi energi. Pemanfaatan angin ini memang sangat disarankan karena
jumlahnya yang tidak terbatas dan juga melimpah. Pemanfaatan energi angin ini
sangat menarik karena tidak perlu menggunakan bahan bakar sebagai sumber
energi. Tidak hanya itu, pemanfaatan energi angin ini juga tidak memberikan hasil
gas rumah kaca dan juga limbah ataupun racun yang berlebihan. Energi ini berasal
dari energi kinetik yang dikonversi dan hadir dalam bentuk angin. Kemudian angin
diolah menjadi bentuk yang lebih bermanfaat atau berguna.
Ada dua jenis kincir angin yang umum digunakan saat ini, yaitu berdasarkan arah
poros berputar (sumbu) : turbin angin sumbu horisontal dan turbin angin sumbu
vertikal.

1. Cara kerja tenaga angin


Awalnya energi angin memutar turbin angin, turbin angin bekerja
berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan
angin, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin
akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator
dibagian belakang turbin angin.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk
fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang berbentuk loop.
Ketika poros motor mulai berputar, maka akan terjadi perubahan fluks pada stator,
dari perubahan fluks ini yang akhirnya akan dihasilkan tegangan dan arus tertentu.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan
untuk digunakan. Energi listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai
sebelum dapat digunakan atau dimanfaatkan.

2. Blade wind turbine Sumbu Horisontal


Kebanyakan turbin angin yang digunakan saat ini adalah tipe sumbu
horisontal. Turbin angin sumbu horisontal memiliki bilah baling-baling seperti di
pesawat. Turbin angin jenis ini memiliki shaft rotor dan generator pada puncak
tower dan harus diarahkan ke arah angin bertiup.

Gambar 2.1. Blade wind turbine


3. Sumbu Horizontal
Berdasarkan penjelasan tentang wind turbine sumbu horizontal
berikut kekurangan dan kelebihan dari jenis turbin angin poros horizontal tersebut.
Kekurangan turbin angin horizontal :
1. Membutuhkan kontruksi tower yang besar untuk mendukung beban gear box,
blade dan juga generator.
2. Membutuhkan sistem pengereman untuk mencegah turbin mengalami kerusakan
pada turbin ketika ada angin kencang.
3. Membutuhkan pengawasan dan kontrol secara berkala untuk mengarahkan blade
ke arah angin.
Kelebihan turbin angin horizontal :
1. Towernya yang tinggi memungkinkan untuk mendapatkan angin dengan
kekuatan yang lebih besar untuk mendapatkan energi.
2. Efisiensi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan blade selalu bergeral tegak lurus
terhadap angin.
4. Turbin Angin Sumbu Vertikal
Jenis turbin angin yang kedua adalah turbin angin poros vertikal. Turbin
angin jenis ini memiliki bilah yang memanjang dari atas ke bawah. Turbin angin
vertikal biasanya berdiri setinggi 100 meter dengan lebar 50 kaki. Dengan sumbu
vertikal, generator dan komponen primer lainnya dapat ditempatkan dengan
permukaan tanah, sehingga tentu saja ini dapat mempermudah maintanance lebih
mudah. Jika dibandingkan dengan turbin angin poros horizontal, turbin angin ini
memiliki kecepatan yang lambat, sehingga energi angin yang tersedia pun lebih
rendah.

Gambar 2.2. Blade wind turbine


5. Sumbu Vertikal
Kekurangan turbin angin poros vertical :
1. Memiliki penurunan efisiensi. Jika dibandingkan dengan turbin angin poros
horozontal, turbin angin poros vertikal memiliki penurunan efisiensi. Hal
ini dikarenakan adanya hambatan tambahan yang mereka miliki sebagai
pisau memutar ke angin.
2. Memiliki kecepatan angin yang rendah. Yang kedua adalah jenis miliki
kecepatan angin yang rendah. Karena turbin angin poros vertikal memiliki
rotor dekat dengan tanah.
Kelebihan turbin angin poros vertikal:
1. Yang pertama adalah turbin angin tidak memerlukan perawatan yang ekstra.
Sehingga tidak membutuhkan biaya yang lebih banyak untuk merawatnya.
2. Yang kedua adalah turbin angin juga sangat mudah dirawat karena letaknya yang
dekat dengan tanah.
6. Data Logger
Data logger (perekam data) adalah sebuah alat elektronik yang mencatat
data dari waktu ke waktu baik yang terintegrasi dengan sensor dan instrumen
didalamnya maupun ekternal sensor dan instrumen. Atau secara singkat data logger
adalah alat untuk melakukan data logging. Biasanya ukuran fisiknya kecil,
bertenaga baterai, portabel, dan dilengkapi dengan mikroprosesor, memori internal
untuk menyimpan data dan sensor. Beberapa data logger diantarmukakan dengan
komputer dan menggunakan software untuk mengaktifkan data logger untuk
melihat dan menganalisa data yang terkumpul, sementara yang lain memiliki
peralatan antarmuka sendiri (keypad dan LCD) dan dapat digunakan sebagai
perangkat yang berdiri sendiri (Stand-alone device). Salah satu keuntungan
menggunakan data logger adalah kemampuannya secara otomatis mengumpulkan
data setiap 24 jam. Setelah diaktifkan, data logger digunakan dan ditinggalkan
untuk mengukur serta merekam informasi selama periode pemantauan. Hal ini
memungkinkan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kondisi
lingkungan yang dipantau.
7. Tegangan
Tegangan yang diukur pada alat monitoring data logger adalah tegangan
DC.Tegangan DC merupakan tegangan arus searah. Tegangan arus searah adalah
arus listrik yang mengalir pada suatu hantaran yang tegangannya berpotensial tetap
dan tidak berubah-ubah. Listrik DC adalah listrik yang original, artinya listrik dasar
yang dapat dihasilkan dari sumber-sumber susunan material alam. Tegangan DC
arus listrik ini bergerak dari kutub yang selalu sama, yaitu dari kutub positif ke
kutub negative dan polaritas arus ini selalu tetap. Sumber arus searah misalnya aki,
baterai, beberapa jenis elemen dan generator searah. Tegangan DC sumber arus ini
biasanya ditandai adanya kutub positif dan kutub negatif.
8. Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran dari muatan listrik dari satu titik ke titik yang lain.
Arus listrik terjadi karena adanya media penghantar antara dua titik yang
mempunyai beda potensial. Semakin besar beda potensial listrik antara dua titik
tersebut maka semakin besar pula arus yang mengalir. Dari aliran arus listrik inilah
diperoleh tenaga listrik yang disebut dengan daya. Satuan kuat arus dinyatakan
dalam Ampere atau disingkat dengan huruf A besar. Nilai kuat arus sebesar 1
Ampere adalah aliran muatan listrik sejumlah 1 Coloumb dalam waktu 1 detik.
Muatan listrik adalah satuan terkecil dari atom. Dalam inti atom terdapat muatan
positif yang disebut proton dan muatan netral yang disebut neutron. Sedangkan
pada kulit atom terdapat muatan negatif yang disebut elektron. Satuan kuat arus
yang lebih besar bisa dinyatakan dalam kiloAmpere disingkat kA (1kA=1000A)
dan untuk satuan yang lebih kecil bisa dinyatakan dalam miliAmpere disingkat mA
(1mA=1/1000A).
1. Arus Searah (DC)
Arus searah mengalir secara searah dari titik yang memiliki potensial tinggi ke titik
yang memiliki potensial lebih rendah. Meskipun sebenarnya yang mengalir adalah
elektron (muatan negatif) namun disepakati bahwa yang mengalir adalah arus
positif, dari kutub positif ke kutub negatif. Jika dilihat bentuk gelombangnya
dengan oscilloscope, arus searah terlihat sebagai garis lurus.
2. Arus Bolak-balik (AC)
Sedangkan arus bolak-balik memiliki aliran arus yang berubah-ubah arahnya.
Perubahan arah arus bolak-balik ini mengikuti garis waktu sehingga jika dilihat
dengan oscilloscope, arus bolak-balik membentuk sebuah gelombang dengan
frekuensi tertentu. Bentuk gelombang arus bolak-balik ada yang beraturan dan tidak
beraturan.
9. Daya
Daya listrik merupakan bagian dari besarnya beda potensial, kuat arus,
hambatan dan waktu. Satuan daya adalah joule/sekon atau volt × ampere atau lebih
umum disebut watt, karena watt merupakan satuan Sistem Internasional. Oleh
karena itu daya dapat dirumuskan dengan rumus yang ditunjukan pada persamaan
2.1 :
𝑃 = W ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (2.1)
𝑡
Keterangan :
P = Daya (Watt) W = Usaha (Joule) t = Waktu (Sekon)
Berdasarkan persamaan (2.1) dapat disimpulkan bahwa daya ini terdapat pada
tegangan searah atau bolak-balik. Akan tetapi dari perbedaan tersebut daya pada
tegangan DC berbeda dengan tegangan AC. Oleh karena itu rumus yang digunakan
untuk menentukan daya pada tegangan DC ditunjukan pada persamaan (2.2),
persamaan (2.3) dan persamaan (2.4) sebagai berikut :
𝑃 = 𝐼2𝑅 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (2.2)
𝑃 = 𝑉2𝑅 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (2.3)
𝑃 = 𝑉 × 𝐼 ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ (2.4)
Keterangan :
I = Arus (Amper)
V = Tegangan (Volt) P = Daya (Watt)
R = Hambatan (Ohm)
Ketiga rumus tersebut merupakan rumus untuk menentukan daya yang terpakai
dalam suatu beban. Daya ini timbul jika terdapat arus yang mengalir pada loop
tertutup.

C. Energi Bioetanol
1. Bioetanol
Bioetanol mempunyai rumus molekul C2H5OH dengan rumus bangunnya
CH3-CH2-OH namun sering ditulis dengan EtOH. Bioetanol diproduksi dari
biomassa yang mengandung gula, pati dan selulosa.
Gambar 1. Struktur molekul Bioetanol (Fessenden dan Fessenden, 1986)

Pemakaian bioethanol sebagai bahan bakar dapat dicampur dengan bensin dengan
berbagai komposisi. Pemakaiannya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan pemakaian bioethanol adalah :
1) Bioetanol aman digunakan sebagai bahan bakar, titik nyala etanol tiga kali lebih
tinggi dibandingkan bensin.
2) Emisi hidrokarbon lebih sedikit. Kekurangan-kekurangan bioetanol
dibandingkan bensin:
3) Pada mesin dingin lebih sulit melakukan starter bila menggunakan bioetanol.
4) Bioetanol bereaksi dengan logam seperti magnesium dan aluminium (Setiawati,
2013).
Sebagai negara yang luas pertanian dan perkebunannya, Indonesia kaya dengan
bahan baku untuk pembuatan bioethanol.
Bahan baku bioetanol dapat diambil dari :
1) Bahan dengan kandungan glukosa tinggi seperti tebu dan sisa
produknya (molase, bagase), gula bit, tapioka, kentang manis, sorgum
manis.
2) Bahan dengan kandungan pati tinggi (starchy materials) diantaranya
ubi kayu, jagung, sorgum biji, sagu, tapioka, maizena, barley, gandum,
padi, dan kentang.
3) Bahan lignoselulosa terdapat di berbagai sumber selulosa dan
lignoselulosa yakni limbah seperti serat kayu, sekam padi, jerami,
tongkol jagung serta limbah domestik berupa sampah organik.
2. Hidrolisis
Hidrolisa adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa
pecah atau terurai. Reaksi ini merupakan reaksi orde satu, karena air yang
digunakan berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan (Susanti, 2011).
Proses hidrolisis bisa dilakukan dengan 4 metoda yaitu :
1) Hidrolisis murni atau tanpa katalis, kekurangan proses ini berlangsung lambat
karena hanya menggunakan air sebagai katalis.
2) Hidrolisis dengan asam, asam disini berfungsi sebagai katalisator untuk
mengaktifkan air dari kadar asam yang encer. Biasanya asam yang digunakan
adalah asam encer atau pekat.
3) Hidrolisis dengan basa, basa yang dipakai adalah basa encer, basa pekat dan basa
padat. Reaksi bentuk padat sama dengan reaksi bentuk cair. Hanya reaksinya lebih
sempurna atau lebih reaktif dan hanya digunakan untuk maksud tertentu, misalnya
proses peleburan benzene menjadi phenol (Susanti, 2011).
4) Hidrolisis dengan enzim sebagai katalisator. Enzim adalah protein yang
diproduksi dari sel hidup dan digunakan oleh sel-sel untuk mengkatalisis reaksi
kimia yang spesifik. Hidrolisis enzimatis adalah proses pemecahan polimer
menjadi monomer – monomer penyusunnya dengan bantuan enzim. Enzim
amylase adalah enzim yang mampu menurunkan energi aktivasi sehingga dapat
mempercepat pemecahan rantai polimer polisakarida menjadi monomer gula
penyusunnya (Sari & Moeksin, 2015).
3. Fermentasi
Fermentasi adalah proses perombakan senyawa organik dalam kondisi
anaerob atau aerob yang menghasilkan produk berupa asam organik, alkohol dan
gas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi adalah :
1) pH (derajat keasaman).
Untuk mencapai pH optimum dapat ditambahan asam seperti asam tartarat, malat
atau sitrat. Biasanya selama fermentasi pH akan mengalami penurunan.
2) Suhu.
Temperatur optimal untuk Saccharomyces cerevisiae berkisar antara 25-30 oC dan
temperatur maksimal antara 35-47 oC.
3) Jenis mikroba.
Pemilihan mikroba untuk fermentasi haruslah diperhatikan, mikroba yang baik
adalah mikroba yang dapat tumbuh dengan cepat dan menghasilkan enzim-enzim
essensial untuk proses fermentasi.
4) Oksigen.
Oksigen diperlukan untuk mikroorganisme yang bersifat aerob. Sehingga
kecukupan okesigen akan mempengaruhi jumlah etanol yang terbentuk.
5) Nutrisi.
Mikroorganisme memerlukan nutrisi yang baik agar dapat memperoleh hasil
fermentasi yang baik. Nutrisi utama adalah Nitrogen yang diperoleh dari
penambahan NH3, garam ammonium, pepton, asam amino, urea. Nitrogen yang
dibutuhkan sebesar 400- 1000 gr/1000 L cairan. Dan Phospat yang dibutuhkan
sebesar 400 gr/ 1000L cairan sedangkan ammonium sulfat sebesar 70-400 gr/1000
L cairan (Sari & Santosa, 2013).
4. Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan larutan
berdasarkan perbedaan titik didih. Titik didih etanol murni adalah 78oC. Proses
distilasi akan meningkatkan kandungan etanol hingga 95%. Sisa air yang masih ada
dihilangkan dengan proses dehidrasi hingga kandungan etanol mencapai 99,5%
(Sari & Moeksin, 2015).
5. Bahan bioetanol
Bahan baku utama pembuatan bioetanol adalah bahan-bahan yang
mengandung pati, gula atau lignosellulosa. Beberapa sumber yang penulis rangkum
adalah dari molase, bonggol jagung, bonggol pohon pisang, kulit pisang, susu rusak,
singkong, kulit nanas, batang jagung, nila kelapa, limbah cucian beras dan limbah
stroberi. Untuk proses pembuatan digunakan ragi Saccharomyces cereviceae dan
enzim amilase dan peralatan destilasi.
6. Metode Pembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanol melalui beberapa tahap yakni hidrolisis, fermentasi
dan destilasi. Hasil destilasi inilah yang berupa bioetanol yang akan kita analisa
dengan berbagai variabel seperti skema pada gambar 2.
Gambar 2. Skema Pembuatan Etanol
Untuk bahan lignoselulosa pembuatan bioetanol melalui 4 proses utama yakni :
1) Pretreatment, untuk memecah ikatan lignoselulosa dan memisahkan lignin dari
rantai polimer selulosa dan hemiselulosa.
2) Hidrolisis, untuk menghidrolisa polimer menjadi monomer.
3) Fermentasi, memfermentasi monomer menjadi etanol dengan menggunakan
mikroorganisme.
4) Purifikasi, pemurnian etanol dengan melalui proses distilasi dan dehidrasi (Sari
dan Moeksin, 2015).

Gambar 3. Rangkaian alat Hidrolisis ( Miranda, 2014)


Proses fermentasi terjadi didalam alat yang disebut dengan fermentor.

Gambar 4. Fermentor

Gambar 5. Peralatan destilasi sederhana (sumber : Wikipedia)

1:sumber panas 9: gas inlet


2: labu destilasi 10: Still receiver
3: Still head 11: pengatur panas
4: Termometer 12: Stirrer speed control
5: Condenser 13:Stirrer/heat plate
6: air dingin (in) 14: Heating(Oil/sand) bath
7: air dingin (out) 15:magnetic stirrer
8:labu destilat 16:Cooling bath.
D. Energi Biogas
1. Pengertian Energi Biogas
Wahyuni & MP (2021), menjelaskan bahwa energi biogas merupakan
energi yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik secara anaerobik. Bahan
organik yang dapat digunakan untuk menghasilkan biogas antara lain limbah
peternakan, limbah pertanian, dan limbah industri.
Fermentasi anaerobik adalah penguraian bahan organik oleh bakteri
anaerob tanpa adanya oksigen. Selama proses ini, bahan organik akan terurai
menjadi metana, karbon dioksida, dan sejumlah kecil gas lainnya. Proses
fermentasi anaerobik ini memerlukan kondisi bebas oksigen, kelembaban yang
cukup, suhu yang sesuai dan adanya mikroorganisme pengurai. Mikroorganisme
ini, seperti bakteri dan archaea, membantu memecah bahan organik menjadi
metana dan karbon dioksida.
Reaksi kimia ini secara sederhana dapat direpresentasikan sebagai berikut:
C6H12O6 (Glukosa) → 3CH4 (Metana) + 3CO2 (Karbon Dioksida)
Dalam produksi biogas, reaksi ini melibatkan pemecahan glukosa (gula)
menjadi tiga molekul metana dan tiga molekul karbon dioksida. Proses ini
menghasilkan metana yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

Gambar 11. Manfaat Energi Biogas dalam Kebutuhan Manusia


Sumber: https://www.sentrakalibrasiindustri.com/wp-
content/uploads/2023/02/pengertian-biogas-adalah.jpg
Energi biogas yang dihasilkan dari reaksi ini dapat digunakan untuk
memasak,memanaskan, menghasilkan listrik, dan bahkan bahan bakar kendaraan.
Energi biogas dianggap terbarukan dan ramah lingkungan karena mengurangi
emisi gas rumah kacadan menggunakan sampah organik yang membusuk secara
alami untuk menghasilkan energi. Metana adalah gas yang mudah terbakar dan
dapat digunakan sebagai bahan bakar. Gas ini dapat digunakan untuk memasak,
memanaskan air, dan menghasilkan listrik. Metana adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Gas ini memiliki titik didih -161,5
derajat Celcius dan titik leleh -182,5 derajat Celcius.
2. Proses Pembentukan Biogas
Pembentukan biogas terjadi melalui fermentasi anaerobik, yaitu
penguraian bahan organik oleh mikroba tanpa adanya udara atau oksigen. Proses
ini terjadi dalam sistem tertutup yang disebut biodigester atau pencerna.
Mikroorganisme tersebut, termasuk bakteri dan archaea, menguraikan bahan
organik menjadi komponen utama biogas, yaitu metana (CH4) dan karbon
dioksida (CO2). Berikut langkah-langkah umum dalam proses pembentukan
biogas:

1. Mengumpulkan bahan organik: Zat organik seperti kotoran hewan, limbah


sayuran, limbah dapur, limbah pertanian dan zat organik lainnya dikumpulkan
untuk dijadikan bahan baku produksi biogas.
2. Memasukkan bahan organik ke dalam biodigester: Bahan organik yang
dikumpulkan dimasukkan ke dalam biodigester, wadah atau tangki tertutup
yang dirancang untuk memfasilitasi fermentasi anaerobik. Pencampuran dan
pencernaan bahan organik:
3. Bahan organik yang terkandung dalam biodigester dicampur dan dicerna oleh
mikroorganisme anaerobik. Proses pencernaan ini melibatkan sejumlah reaksi
biokimia kompleks di mana mikroorganisme membantu memecah molekul
besar menjadi senyawa sederhana seperti asam lemak dan asam amino.
4. Fermentasi dan pembentukan biogas: Mikroorganisme ini melakukan
fermentasi anaerobik bahan organik, menghasilkan biogas sebagai produk
utama. Proses fermentasi ini menghasilkan metana (CH4), karbon dioksida
(CO2), serta beberapa gas lainnya seperti hidrogen sulfida (H2S) dan uap air.
5. Memisahkan dan mengumpulkan biogas: Biogas yang dihasilkan selama
fermentasi dipisahkan dari residu cair dan padatnya menggunakan separator
atau kubah gas. Biogas yang dihasilkan sebagian besar mengandung metana,
karbon dioksida dan sejumlah kecil gas lainnya.
6. Menyimpan dan menggunakan biogas: Biogas yang telah dipisahkan
selanjutnya dapat disimpan dalam tangki khusus. Biogas ini dapat digunakan
sebagai sumber energi untuk memasak, pemanas, listrik atau bahan bakar
kendaraan.
Proses ini menghasilkan biogas sebagai sumber energi yang ramah
lingkungan dan dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu,
proses pembangkitan biogas juga membantu mengolah sampah organik dan
mengurangi emisi gas rumah kaca, sehingga menjadi solusi berkelanjutan dan
efektif dalam pengelolaansumber daya dan lingkungan.

3. Manfaat Biogas
Berdasarkan Wahyuni & MP (2021) menyebutkan tentang manfaat biogas,
diantaranya; Pemanfaatan energi biogas membawa sejumlah manfaat yang
signifikan, baik dari segi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Berikut beberapa
manfaat utama penggunaan energi biogas:
1. Sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan: Energi biogas dihasilkan
melalui fermentasi anaerobik dari bahan-bahan organik, seperti kotoran
hewan, limbah tanaman, dan sampah organik. Karena proses ini
menggunakan bahan organik terbarukan, biogas dianggap sebagai sumber
energi terbarukan. Selain itu, biogas menghasilkan lebih sedikit emisi karbon
dioksida (CO2) dibandingkan bahan bakar fosil tradisional, sehingga
membantu mengurangi emisi karbon dan dampak negatifterhadap perubahan
iklim.
2. Pengolahan sampah organik: Pemanfaatan energi biogas membantu mengolah
sampah organik seperti limbah peternakan, limbah pertanian, dan sisa
makanan. Fermentasi anaerobik dalam biodigester memecah bahan organik,
mengurangi jumlah dan kebocoran metana ke atmosfer, serta menghasilkan
residu yang dapatdigunakan sebagai pupuk organik berkualitas tinggi.
3. Mengurangi pemanasan global dan polusi udara: Dengan mengganti bahan
bakar fosil dengan biogas untuk memenuhi kebutuhan energi, emisi gas
rumah kaca dan polutan udara, seperti sulfur dioksida dan partikel, dapat
dikurangi secara signifikan. Hal ini berkontribusi terhadap upaya
pengendalian pemanasan global dan polusi udara.
4. Meningkatkan akses energi di daerah pedesaan: Energi biogas dapat
membantu meningkatkan akses energi di wilayah pedesaan, terutama di
wilayah yang belum memiliki jaringan listrik. Penggunaan biogas untuk
memasak dan penerangan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat di daerahpedesaan.
5. Diversifikasi sumber energi: Pemanfaatan energi biogas membantu
diversifikasi sumber energi sehingga mengurangi ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil. Hal ini dapat meningkatkan keamanan energi dan
mengurangi risiko ketidakstabilan harga minyak global.
6. Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani: Petani dapat
memanfaatkan sisa produksi biogas sebagai pupuk organik untuk tanaman,
sehingga meningkatkan produktivitas dan hasil tanaman. Selain itu, penjualan
biogas dan sisa pupuk dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi
petani.
7. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang diimpor: Dengan
memproduksi biogas secara lokal, negara dapat mengurangi ketergantungan
pada bahan bakar fosil impor, menghemat devisa negara dan meningkatkan
ketahanan energi. Pemanfaatan energi biogas merupakan solusi penting untuk
memenuhi kebutuhan energi dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Dampak Negatif Penggunaan Biogas

Meskipun energi biogas mempunyai banyak manfaat, namun


penggunaannya juga mempunyai dampak negatif yang perlu diwaspadai. Berikut
beberapa dampak negatifpenggunaan biogas:
1. Emisi metana: Meskipun biogas pada dasarnya adalah metana, yang dianggap
lebih bersih dibandingkan karbon dioksida dari bahan bakar fosil, metana
sendiri merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO2 dalam
jangka pendek. Jika terjadi kebocoran atau ketidaksempurnaan dalam
penyimpanan atau distribusi biogas, gas metana yang dilepaskan dapat
berkontribusi terhadap pemanasan global.
2. Emisi hidrogen sulfida dan amonia: Biogas juga mengandung zat seperti
hidrogensulfida (H2S) dan amonia (NH3), yang dapat menimbulkan dampak
buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Hidrogen sulfida
merupakan gas beracun dengan bau yang tidak sedap, sedangkan amonia
dapat mengiritasi saluran pernapasan dan mata.
3. Penggunaan lahan dan bahan baku: Memproduksi bahan baku biogas, seperti
tanaman bioenergi (misalnya jagung, rumput, limbah pertanian), memerlukan
banyak lahan. Pemilihan bahan baku dan penggunaan lahan dapat bersaing
dengan penggunaan lahan untuk pertanian pangan dan jika tidak dikelola
dengan baik dapat menyebabkan perubahan penggunaan lahan yang
merugikan ekosistem alam.
4. Kesulitan dalam manajemen dan pengendalian proses: Proses produksi biogas
memerlukan pengawasan dan pengelolaan yang baik agar dapat menghasilkan
biogas dengan kualitas yang baik. Kesalahan atau kesalahan dalam
pengelolaan biodigester dapat menghasilkan biogas yang berkualitas buruk
atau bahkan beracun, sehingga dapat menimbulkan bahaya kesehatan dan
keselamatan.
5. Pengelolaan limbah padat dan cair: Proses produksi biogas menghasilkan
limbah padat dan cair yang harus dikelola dengan baik. Limbah cair dapat
mengandung unsur hara yang tinggi dan menyebabkan pencemaran air jika
tidak dikelola denganbaik. Limbah padat dari biodigester, seperti sisa pupuk,
harus diolah dengan baik agar aman digunakan sebagai pupuk organik.
6. Dampak terhadap kesuburan tanah: Pemanfaatan sisa pupuk dari proses
biogas sebagai pupuk organik dapat berdampak pada keasaman dan kesuburan
tanah. Jika tidak dikelola dengan baik, pemanfaatan limbah tersebut dapat
mengubah keseimbangan unsur hara tanah.

5. Data Potensi Penggunaan Biogas di Indonesia


Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan
Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), berikut adalah data penggunaan biogas di Indonesia), Potensi energi
biogas di Indonesia diperkirakan mencapai 22,2 TSCF (Trillion Standard Cubic
Feet). Potensi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber bahan baku, yaitu kotoran
hewan, limbah pertanian, dan limbah industri. Pemanfaatan energi biogas di
Indonesia telah dilaksanakan di berbagaiskala, mulai dari rumah tangga, industri,
hingga komersial. Selain itu, Pemerintah Indonesia menargetkan untuk
meningkatkan pemanfaatan energi biogas di Indonesia hingga mencapai 5,5 GW
pada tahun 2025.

Gambar 12. Peta Persebaran Potensi Biogas di


Indonesia
Sumber:
https://miro.medium.com/v2/resize:fit:72
0/format:webp/1*C-
PPbebXW3O1BaLozA5jeQ.png

Pemanfaatan biogas di Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk


dikembangkan. Dengan meningkatkan penggunaan biogas, Indonesia dapat
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas
rumah kaca.

Anda mungkin juga menyukai