Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan Makalah Geografi dengan materi Minyak Bumi dan Gas Alam ini
dengan tepat pada waktunya. Adapun isi dari makalah tersebut kami dapatkan dari
beberapa situs web.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Retno selaku Guru mata pelajaran Geografi yang telah memberikan tugas kepada kami
sekaligus membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa hasil diskusi kami ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya dan lainnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………
B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………………..
C. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam………………………………………………………
B. Komponen - Komponen Utama Penyusun Minyak Bumi………………………………….
D. Pengolahan Minyak Bumi ........................................................................................
E. Peta Dan Persebaran Minyak Bumi Dan Gas Alam...................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan
industri berasal dari minyak bumi, gas alam dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut
berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme schingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan
gas alam berasal dari jasad renk, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur
tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara iu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa
jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan
bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi
ini disebut petrokimia. Puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam
plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad
mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan
hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun
dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut,
bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi
senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian in berlangsung sangat lmban sehingga untuk
membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi
termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan
dalam eksplorasi dan pemakaiannya.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a. Memberikan informasi - tentang minyak bumi dan gas alam
b. Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat merumuskan masalah yaitu :
Bagaimana proses pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam itu ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam


Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.
Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah alkana. Kemudian sikloalkana. Komponen
lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena, dan berbagai senyawa karbon yang
mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon
bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan
sangat sedikit komponen yang mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah sebagai sumber energi yang banyak
digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam,
dan batu bara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga
disebut bahan bakar fosil.
Gas alam adalah campuran gas hidrokarbon yang muncul secara alami yang sebagian besar terdiri
dari metana, tetapi secara umum mengandung berbagai macam alkana (C„H2n+2), bahkan dalam
persentase yang lebih kecil mengandung karbondioksida, nitrogen, dan hidrogensulfida. Alkana
adalah molekul organic paling sederhana, hanya terdiri dari karbon dan hidrogen dan dengan hanya
ikatan tunggal antara atom karbon. Sedangkan metana sendiri adalah hidrokarbon paling sederhana
yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH 4 Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad
renik lautan, baik tumbuhan maupun hewan. Sisa-sisa organisme itu mengendap didasar lautan,
kemudian tertutup oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri
anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya menjadi miyak dan gas. Proses
terbentuknya minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentu meresap dalam bentuk batuan yang berpori bagaikan air
dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain,
kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas
alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal itu
terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagaian besar lautan menjadi daratan.

B. Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam


Kondisi saat pembentukan yang membuat minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu
minyak bumi dengan minyak bumi lainnya. Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi
akan diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk menginterpretasikan hasil identifikasi. Ada
beberapa hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli, beberapa
diantaranya adalah:
1. Teori Biogenesis (Organik)

Macqiur (Perancis, 1758) adalah orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak
bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga
mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New
Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa:
“minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan
membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2. Teori Abiogenesis (Anorganik)

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam
keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk Ocetylena.
Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi. Kelemahan logam ini adalah logam
alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
Reaksi yang terjadi: Alkali metal + CO2 karbida karbida + H2O ocetylena C2H2 C6H6 komponen-
komponen lain
Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya
pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. kelemahannya tidak cukup banyak
karbida di alam. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan
bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan
bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta
ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa
planet lain.

Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan adalah Teori Biogenesis, karena lebih
memungkinkan untuk terjadi. Teori pembentukan minyak bumi terus berkembang seiring dengan
berkembangnya teknologi dan teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D.
Hobson dalam tulisannya yang berjudul “The Occurrence and Origin of Oil and Gas”. Berdasarkan
teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus
karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan
dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida
(CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 dihasilkan dari
atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup
(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang
memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali ke atmosfir dalam bentuk
CO2, tetapi mengalami transformasi yang akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar
fosil ini jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi selama pemendaman.
Akibatnya, bagian utama dari karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya
dalam batuan sedimen.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali
mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon (C) terjebak
dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau
dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.
Embrio minyak ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang
kemungkinan menjadi tempat penampungan dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga
tertumpuk di dasar laut, dan karena perbedaan tekanan di bawah laut beberapa muncul ke permukaan
dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab, gelap dan berbau tidak sedap di
antara mineral-mineral dan sedimen, lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan
geopolimer. Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan sifat masing-masing
yang sesuai dengan bahan dan lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan
mengalami proses geologi dalam bumi. Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa
organik dan makhluk hidup sudah merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di
bawah permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50°C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan makhluk hidup mulai kehilangan gugus
beroksigen (terurai) akibat reaksi dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman
terjadi, semakin panas lingkungannya, penambahan kedalaman 30 – 40 m akan menaikkan
temperatur 1°C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar
antara 50 – 150 °C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka
geopolimer yang terpendam mulai terurai akibat panas bumi. Komponen-komponen minyak bumi
pada proses ini mulai terbentuk dan senyawa–senyawa karakteristik yang berasal dan makhluk hidup
tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi,
temperatur semakin naik, dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-
bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis. Gas
inilah yang dinamakan gas alam yang sebagian besar berupa metana (CH 4).
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk bersama-sama dengan bio-marka.
Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi
lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata sejauh 5 cm per tahun, sehingga akan ter-
perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur
minyak. Apabila diambil, batuan yang mengandung minyak ini (batuan induk) atau minyak yang
terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawa-senyawa organik.

C. Komponen Penyusun Minyak Bumi Dan Gas Alam


Gas alam terdiri dari: alkana suhu rendah yaitu metana,etana,propana,dan butana dengan metana
sebagai komponen utamanya. Selain itu alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbon
dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S). Alkana adalah golongan senyawa yang kurang reaktif
karena sukar bereaksi sehinggga disebut paraffin yang artinya afinitas kecil. Reaksi penting dari
alkana adalah pembakaran, substitusi, dan perengkahan (Cracking).
Pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O. Reaksi pembakaran propana C3H8 + 5O2  3CO2
+ 4H2O.
Jika pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H 2O,atau jelaga (partikel karbon ). Beberapa
sumur gas juga mengandung helium. Etana dalam gas alam biasanya dipisahkan untuk keperluan
industri. Propana dan Butana juga dipisahkan kemudian dicairkan yang dikenal dengan LPG.
Metana terutama digunakan sebagai bahan bakar,sumber hidrogen dan untuk pembuatan metanol.
Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.
Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama alkana, kemudian sikloalkana.
Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkana dan berbagai senyawa karbon yang
mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
1. Alkana
Senyawa alkana mempunyai rumus umum C2H2n+2 ditemukan dalam bentuk rantai karbon lurus
(normal alkana) dan satu rantai karbon bercabang (iso Alkana).
2. Sikloalkana
Senyawa sikloalkana mempunyai rumus umum C2H2n. Dalam fraksi minyak bumi yang ditemukan
hanyalah yang mempunyai cincin dengan 5 dan 6 atom karbon (C).
3. Hidrokarbon Aromatik
Hidrokarbon aromatic adalah hidrokarbon siklik yang rantai Tingkarannya C. senyawa yang paling
sederhana dari golongan ini adalah Benzene (C 6H6).
4. Senyawa Belerang
Selain sebagai senyawa belerang didalam minyak bumi belerang juga sebagai unsur belerang yang
terlarut. Oleh karena itu, dalam minyak bumi banyak terkandung belerang. Kadar belerang dalam
minyak mentah berkisar dari 001 - 7 %. Minyak bumi Indonesia terkenal sebagai minyak bumi
berkadar belerang rendah dan sedang. Pada umumnya kandungan belerangnya kurang dari 1%.
5. Senyawa Oksigen
Kadar oksigen dalam minyak bumi bervariasi dari sekitar 0,01 - 0,4 %. Oksidasi minyak bumi dari
oksigen terjadi karena kontak dengan udara yang berlangsung lama. Hal tersebut menyebabkan kadar
oksigen dalam minyak bumi bertambah. Oksigen terutama sebagai asam organic yang terdistribusi
dalam semua fraksi dengan konsentrasi yang tertinggi dalam fraksi gas.
6. Senyawa Nitrogen
Kadar nitrogen dalam minyak bumi umumnya rendah. Berkisar dari 0,01- 0,9 %. Minyak yang
mempunyai kadar belerang dan aspal tinggi,biasanya memiliki kadar nitrogen tinggi.
Senyawa nitrogen terdapat dalam semua fraksi minyak bumi. Tetapi konsentrasinya semakin tinggi
dalam fraksi fraksi yang mempunyai titik didih yang tinggi. Senyawa nitrogen dalam minyak bumi
dapat dibagi menjadi senyawa nitrogen basah,yaitu senyawa piridin/ turunan piridin.seperti kinolin
dan isokinolin dan senyawa bukan basa yaitu senyawa pinol turunannya seperti idol dan karbasol.
7. Organol logam
Semua logam terdapat dalam minyak bumi , tetapi jumlahnya sangat kecil yaitu antara 5-40 bagian
per juta. Logam seperti besi, nikel, anadium dan arsen yang terkandung dalam minyak bumi,
walaupun terkandung dalam jumlah yang sangat sedikit sudah dapat meracuni katalis.

E.Peta Dan Persebaran Minyak Bumi Dan Gas Alam


Minyak Bumi
Persebaran Di Indonesia
Sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau di Indonesia sebagai potensi sumber daya tambang di
Indonesia dapat dilihat pada data berikut ini:
1. Sumatra: Pereula dan Lhokseumawe (Aceh Darussalam), Sungai Pakning dan Dumai (Riau),
Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatra Selatan).
2. Jawa: Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu, Cilacap
(Jawa Tengah).
3. Kalimantan: Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur),
Rantau, Tanjung, dan Amuntai (Kalimantan Selatan).
4. Maluku : Pulau Seram dan Tenggara.
5. Papua : Klamono, Sorong, dan Babo.

Gas Alam
Persebaran di Indonesia
Indonesia memiki cadangan gas alam yang besar. Saat ini, negara ini memiliki cadangan gas terbesar
ketiga di wilayah Asia Pasifik (setelah Australia dan Republik Rakyat Tiongkok), berkontribusi
untuk 1,5% dari total cadangan gas dunia (BP Statistical Review of World Energy 2015).
Kebanyakan pusat-pusat produksi gas Indonesia berlokasi di lepas pantai. Yang paling besar di
antaranya adalah :
1. Arun, Aceh (Sumatera)
2. Bontang (Kalimantan Timur)
3. Tangguh (Papua)
4. Pulau Natuna

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari
reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang
dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan
bermanfaat dalam Kehidupan sehari-hari yang disebut petrokma.
Akan tetapi di balik banyak manfaat tadi minyak bumi juga mempunyai beberapa
dampak negatif yang sangat berbahaya bagi lingkungan, seperti pemanasan global, hujan
asam ,dan lain lain. Yang semuanya itu berdampak langsung bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup

B. Saran
Kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam dan menjaganya dengan baik,
seperti halya dalam minyak bumi, scharusnya kita sebagai manusia khususnya bagi para
pengusaha-pengusaha pertambangan tidak mengeksplorasi secara besar- besaran karena
minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan dan membutuhkan jutaan tahun tuk
mendapatkannya. Selain itu kan mash banyak energi yang bisa menggantikan minyak bumi,
maka itu harus di kembangkan. Dan yang pasti lebih ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai