Minyak bumi merupakan suatu campuran atas bermacam-macam senyawa, terutama senyawa hidrokarbon. Kandungan senyawa hidrokarbon murni di dalam minyak bumi sangat beragam, mulai dari 50% hingga 98%. Pada umumnya, minyak bumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon yang bersifat jenuh, baik alifatik (alkana) maupun siklik (sikloalkana). Selain mengandung unsur C dan H, minyak bumi juga mengandung belerang (S), nitrogen (N), oksigen (O) dan logam seperti nikel (Ni), besi (Fe), dan tembaga (Cu). Air dan garam juga selalu ada dalam minyak bumi. Zat-zat seperti ini biasanya dianggap sebagai kotoran karena dapat mengakibatkan gangguan dalam proses pengolahan minyak bumi. B. Jenis - Jenis BBM Tentu kita telah mengetahui bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber energi dunia saat ini. Minyak bumi yang telah diolah memiliki berbagai macam jenis, dan kegunaan untuk berbagai kebutuhan manusia. Olahan minyak bumi ini dapat dijadikan bahan bakar untuk kendaraan bermotor, atau biasa disebut sebagai BBM (bahan bakar minyak). Dikutip dari laman Pertamina, berikut produk BBM yang dijual untuk masyarakat: 1. Pertamax turbo 4. Pertamina dex 2. Pertamax 5. Dexlite 3. Pertalite 6. Solar C. Proses Pembentukan Minyak Bumi Banyak orang yang mengetahui bahwa minyak bumi berasal dari fosil yang telah terkubur selama ribuan sampai jutaan tahun. Namun ternyata pembentukan minyak bumi tidak semudah itu, ada banyak teori yang menjelaskan bagaimana minyak bumi terbentuk. Berikut tiga macam teori yang menjelaskan proses pembentukan minyak bumi,yaitu: 1.Teori Biogenetik (organik) Teori ini dikemukakan oleh P.G Macquir (1758) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari jasad organik dan tumbuhan. Migas berasal dari material-material organik berukuran mikro dan makro yang terpendam dalam cekungan sedimen dan terkubur lumpur pada dasar cekungan. Pada saat organisme mati tubuhnya akan diuraikan oleh bakteri. Proses pembusukan akan berlangsung sempurna jika jumlah oksigen melimpah. Bila material-material organik tersebut ditutupi oleh lumpur, maka kondisi reduksi dan proses dekomposisi oleh bakteri aerob akan terhenti. Pada kondisi ini bakteri anaerob-lah yang lebih berperan. Semua material yang dapat terdekomposisi telah dikonsumsi oleh bakteri, dan menyisakan material organik tak larut yang disebut kerogen. Kerogen akan berubah menjadi hidrokarbon dikarenakan pengaruh dari suhu yang tinggi (50°C- 20°C) pada kedalaman 5.000-20.000 ft, tekanan oleh lapisan batu diatasnya, dan juga diperlukan waktu sekitar 10 juta hingga 400 juta tahun. Berikut beberapa bukti yang memperkuat teori organik: 1 Minyak bumi mengandung beberapa senyawa yang hanya berasal dari bahan-bahan organik seperti: • Porfirin yang berhubungan dengan hemin dan klorofil. • Mempunyai struktur yang berhubungan dengan kolestrol, karoten, dan terpene. • Senyawa yang didominasi senyawa dengan rantai parafin bernomor gasal. 2 Ditemukan bahan organik dalam jumlah besar dan tersebar luas pada batuan sedimen. 3 Sebagain besar migas ditemukan dalam batuan sedimen. 2. Teori Anorganik Berbeda dengan teori biogenetik, teori anorganik menyebutkan bahwa minyak bumi berasal dri bahan anorganik yang terbentuk melalui proses reaksi kimia tanpa bantuan organisme. Berikut beberapa teori yang berhubungan dengan teori anorganik: a. Teori Asal Kosmis (Russell, 1951) Menyatakan bahwa di bagian terdalam bumi kemungkinan ditemukan hidrokarbon dalam jumlah besar. Teori ini didasari data terdapatnya hidrokarbon di dalam pecahan inti meteorit, dan ditemukannya metana dalam atmosfer planet-planet besar. b. Teori Reaksi Karbit (Mendeleev, 1877) Minyak bumi terbentuk dari hasil reaksi karbida besi (FeC2) dalam kerak bumi dengan H2O pada suhu dan tekanan tinggi. c. Teori Logam Alkali (Berthelot, 1866) Mengatakan bahwa migas terbentuk dari hasil reaksi logam alkali dalam keadaan bebas di kerak bumi dengan CO2 pada suhu tinggi. d. Teori Emanasi Vulkanik (Van Humbold, 1805) Teori ini menganggap bahwa hidrokarbon berasal dari magma dan keluar melalui patahan yang menghasilkan gunung api vulkanik. Dalam teori anorganik juga disebutkan bahwa minyak bumi terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur seperti belerang (S), oksigen (O), dan nitrogen (N) dari zat-zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi zat minyak yang berisi hidrokarbon. 3. Teori Duplex Teori ini merupakan penggabungan dari teori biogenetik dan teori anorganik. Menurut teori duplex yang dapat diterima oleh kalangn luas, minyak bumi terbentuk dari pelapukan berbagai macam sisa organisme laut seperti hewan, tumbuhan, dan jasad remik (mikro organisme). Oleh karena itu hampir sepertiga pasokan minyak ditemukan dibawah laut. Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati. Sama seperti teori organik, organisme yang telah mati akan tertimbun lumpur. Akibat pengaruh waktu, temperatur yang tinggi, dan tekanan, maka endapan lumpur berubah menjadi batuan sedimen yang berpori. Batuan lunak yang mengandung bitnik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk (source rock). Selanjutnya minyak dan gas akan bergerak ke tempat dengan tekanan lebih rendah dan terakumulasi pada daerah perangkap yang merupakan batuan kedap. Dalam suatu perangakap dapat mengandung minyak, gas, dan air. Karena perbedaan massa jenis, maka bagian atas akan terisi dengan gas alam, sedangkan minyak bumi akan mengambang diatas deposit air.