Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
MINYAK BUMI

DISUSUN OLEH :
Nama : Nafisah Sulistiya
Kelas : XI IPA 1
Guru Pembimbing : Endang Setiawati, S.Pd.

MAN 1 BIMA
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Energi yang digunakan masyarakat untuk memasak, energi kendaraan bermotor
serta industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiganya didapatkan
dari sisa-sisa pelapukan organisme, sehingga disebut bahan bakar fosil. Sisa dari
organisme tersebut berkumpul dan mengendap didasar bumi yang kemudian ditutupi
lumpur. Karena pengaruh tekanan lapisan diatasnya, lumpur tersebut lama kelamaan
berubah menjadi batuan. Bakteri anaerob menguraikan sisa jasad renik menjadi minyak
dan gas bumi karena meningkatnya tekanan dan suhu.
Minyak bumi berasal dari formasi batuan yang berumur antara sepuluh juta
sampai empat ratus juta tahun dan sekarang ini telah terbukti bahwa pembentukan
minyak bumi berkaitan dengan pengembangan batuan sedimen berbutir halus, yang
mengendap dilaut atau didekat laut dan bahwa minyak bumi adalah produk dari
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di laut. Walaupun demikian mengenai asal
usul minyak bumi ini telah banyak teori yang diajukan diantaranya ada yang
menganggap bahwa minyak bumi berasal dari bahan anorganik.
Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon penyusun
minyak bumi ada berbagai jenis yang beragam dengan sifat dan karakteristik masing-
masing. Sifat dan karakteristik dasar yang berbeda-beda inilah yang akan mentukan
bagaimana tindakan selanjutnya untuk mengolah minyak bumi tersebut. Tindakan
pengolahan ini akan mempengaruhi produk yang dihasilkan
Mengingat minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui, maka pengetahuan tentang minyak bumi penting untuk kita ketahui.
Sebagai generasi penerus negeri ini, maka sudah sepatutnya kita memikirkan bahan
bakar alternatif yang digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian minyak bumi?
2. Bagaimanakah pembentukan minyak bumi?
3. Bagaimanakah Proses pengolahan minyak bumi?
4. Bagaimanakah fraksi minyak bumi?
5. Bagaimanakah mutu bensin?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan kami adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian minyak bumi
2. Untuk mengetahui pembentukan minyak bumi
3. Untuk mengetahui Proses pengolahan minyak bumi
4. Untuk mengetahui fraksi minyak bumi
5. Untuk mengetahui mutu bensin

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Minyak Bumi


Minyak bumi adalah istilah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelumnya orang menggunakan istilah minyak tanah atau minyak yang dihasilkan
dari dalam tanah namun istilah yang lazim dipakai sekarang adalah miyak bumi
sementara kata ‘minyak tanah’ lazim digunakan untuk menyebut bahan bakar kompor
minyak atau bahasa Inggrisnya kerosene. Secara harfiah, minyak bumi berarti ‘minyak
di dalam perut bumi’. Istilah minyak bumi lebih tepat karena minyak ini terdapat
didalam perut bumi bukan didalam tanah.
Bahasa Inggris minyak bumi adalah petroleum yang berasal dari bahasa
Yunani πέτρα (petra) yang berarti ‘batu’ dan ἔλαιον (elaison) yang berarti minyak.
Kata petroleum pertama kali digunakan dalam karangan De Natura Fossilium yang
dikarang pada tahun 1546 oleh Georg Bauer yang berkebangsaan Jerman.

B. Pembentukan Minyak Bumi


Pada tahun 1958, di Moskow diadakan konferensi mengenai asal mula
pembentukan minyak bumi. Pada konferensi tersebut diperoleh dua pendapat mengenai
asal-usul minyak bumi, yaitu minyak bumi berasal dari zat-zat anorganik dan minyak
bumi berasal dari zat-zat organik.
1. Minyak Bumi dari Zat Anorganik
Hipotesis yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik,
diajukan oleh kimiawan Prancis, Berthelot, pada 1866. Menurutnya, logam-logam
alkali dalam bumi bereaksi dengan CO2 pada suhu tinggi membentuk gas asetilena
(C2H2). Gas asetilena inilah yang kemudian membentuk senyawa hidrokarbon
yang lain. Pada 1877, kimiawan Rusia, Dmitri Ivanovick Mendeleev (1834-
1907), mengemukakan hipotesis lain tentang asal-usul minyak bumi. Menurut
Mendeleev, besi karbida di dalam bumi bereaksi dengan air dan menghasilkan gas
asetilena. Reaksi ini mirip dengan reaksi yang terjadi antara batu karbida dan air.

4
2. Minyak Bumi dari Zat Organik
Zat organik penyusun minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Teori yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-
tumbuhan, pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Prancis, P G Macquir, pada
1758. Teori ini didasarkan pada sumber batu bara yang juga berasal dari tumbuh-
tumbuhan.
Adapun teori yang menyatakan bahwa minyak bumi selain berasal dari
tumbuh-tumbuhan juga berasal dari hewan, pertama kali dikemukakan oleh J. P.
Lesley pada 1865. Kemudian, ilmuwan lain bernama B. Haquet melakukan
percobaan distilasi minyak bumi dari moluska (hewan lunak). Percobaan lain
dilakukan oleh H. Hofer dan C. Eugler. Mereka melakukan distilasi terhadap
daging kerang dan ikan pada suhu 300°C-400°C dan tekanan 10 atm. Pada proses
tersebut dihasilkan zat yang menyerupai minyak bumi.
Berdasarkan teori pembentukannya, minyak bumi berasal dari hasil
pelapukan organisme hidup yang berlangsung sangat lama (berjuta-juta tahun).
Pembentukan minyak bumi memerlukan lingkungan yang dapat memberi kadar
zat organik tinggi dan memberi kesempatan pengawetan sehingga tidak terjadi
oksidasi atau pembusukan. Daerah pantai yang memiliki muara sungai menghadap
ke laut terbuka, memiliki kemungkinan lebih besar memproduksi zat organik.
Selanjutnya, zat organik tersebut menyebar ke dalam batuan serpih lempung yang
halus, terakumulasi dan terkonsentrasi. Selanjutnya, zat tersebut bergerak masuk
ke dalam batuan dan terperangkap di dalam batuan sedimen.
Minyak bumi berada dalam batuan sehingga disebut juga petroleum, yang
berasal dari bahasa Latin petrus yang berarti batu dan oleum yang berarti minyak.
Adapun istilah lain minyak bumi ialah minyak lantung (lantung artinya batu).
Istilah minyak bumi berarti minyak yang dihasilkan dari dalam bumi.
Ada minyak bumi yang terbentuk dalam kurun waktu 500 juta tahun, 1000
juta tahun, atau bahkan 2500 juta tahun. Setelah terbentuk, minyak bumi tersebut
akan bergerak melalui celah-celah di antara lapisan batuan sehingga untuk
memperolehnya harus dilakukan pengeboran.

5
C. Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil ekplorasi (pengeboran) masih berupa minyak mentah atau
crude oil. Minyak mentah ini mengandung berbagai zat kimia berwujud gas, cair, dan
padat. Komponen utama minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik,
alisiklik, maupun aromatik. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi dapat mencapai
50%-85%, sedangkan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dan unsur-unsur
lain. Misalnya, nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
1. Senyawa hidokarbon alifatik rantai lurus
Senyawa hidokabon alifatik rantai luus biasa disebut alkana atau normal
parafin. Senyawa ini banyak terdapat dalam gas alam dan minyak bumi yang
memiliki antai karbon pendek. Contoh: Etana Propana
2. Senyawa hidrokarbon bentuk siklik
Senyawa hidrokarbon siklik merupakan snyawa hidrokarbon golongan
sikloalkana atau sikloparafin. Senyawa hidrokarbon ini memiliki rumus molekul
sama dengan alkena., tetapi tidak memiliki ikatan rangkap dua dan membentuk
dtruktur cinicin. Dalam minyak bumi, antarmolekul siklik tersebut kadag-kadanag
bergabung membentuk suatu molekul yang terdii atas beberapa senyawa siklik.
3. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Senyawa golongan isoalkana atau isoparafin. Jumlah senyawa hidrokarbon
ini tidak sebanyak senyawa hidrokarbon alifatik rantai lurus dan senyawa
hidrokarbon bentuk siklik.
4. Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang
berbentuk siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan
senyawa hidrokarbon tak jenuh. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik
ini terdapat dalam minyak bumi yang memiliki jumlah atom C besar. Minyak
bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah
dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah
dapat dibedakan menjadi:

6
a. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
b. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar
meleleh.

D. Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi
diperoleh dengan membuat sumu bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampunga
dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (crude oil) bebentuk caian kental hitam dan berbau tidak sedap.
Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan baka maupun keperluan lainnya,
tetapi haus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis
hidrokarbon denagn jumlah atom C-1 hingga 50. Pengolahan minyak bumi dilakukan
melalui distilasi bertingkat, dimanaminyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-
kelompok dengan rentang titik didih tertentu.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada
suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang
disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke ats, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah,
sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian atas
yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah
komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas
proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gasproteleum dicairkan sehingga
diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)

7
Minyak mentah mengandung berbagai senyawa hidrokarbon dengan berbagai
sifat fisiknya. Untuk memperoleh materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai
dengan kebutuhan, perlu dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi
proses distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
1. Distilasi
Distilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa
berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran
tersebut. Meskipun komposisinya kompleks, terdapat cara mudah untuk
memisahkan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya,
yang disebut proses distilasi bertingkat. Destilasi merupakan pemisahan fraksi-
fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. 
Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom
fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu dipanaskan dalam aliran pipa dalam
furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 350°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk
menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam
(uap air panas dan bertekanan tinggi)
Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka
komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana
hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang
lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat dalam kolom) komponen itu akan
terkumpul sesuai fraksinya masing-masing.
Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian dipompakan
keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu ditampung dalam tanki
produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai, karena masih
harus ditambahkan aditif (zat penambah).

8
2. Cracking
Cracking adalah penguraian (pemecahan) molekul-molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil.
Terdapat dua cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), adalah proses cracking dengan menggunakan
suhu tinggi serta tekanan rendah.
b. Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan
bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang).
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar.
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating sebagai berikut :
a. Copper sweetening dan doctor treating
b. Acid treatment
c. Desulfurizing (desulfurisasi)
6. Blending
Bensin merupakan contoh hasil minyak bumi yang banyak digunakan di
dunia. Untuk memperoleh kualitas bensin yang baik dilakukan blending
(pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan pencampur (zat aditif) yang dapat
ditambahkan ke dalam proses pengolahannya.

E. Fraksi Minyak Bumi


Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek
didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik

9
didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan
densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi.
Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi
beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:

Fraksi Ukuran Titik Didih (oC) Kegunaan


Molekul
Gas C1 – C5 -160 – 30 Bahan bakar (LPG),
sumber hidrogen
Petoleum eter C5 – C7 30 – 90 Pelarut, binatu kimia
(dry cleaning)
Bensin C5 – C12 30 - 200 Bahan baka motor
(gasoline)
Kerosin, minyak C12 - C18 180 – 400 Baha bakar mesin
diesel/solar diesel, bahan bakar
industi, untuk cracking
Minyak pelumas C16 ke atas 350 ke atas Pelumas
Parafin C20 ke atas Za padat dengan Lilin dan lain-lain
titik cai rendah
aspal C25 ke atas residu Baha bakar dan untuk
pelapis jalan raya

F. Mutu Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk
kendaraan bermoto roda dua, tiga, atau empat. Dewasa ini, tersedia 3 jenis bensin,
yaitu premium, petamax, dan peamax plus. Ketiganya mempunyai mutu atau
peformance yang berbeda. Adapun mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah
ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin
sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya.
Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu
pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat.

10
Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan dapat
merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Kedua senyawa ini adalah dua diantara
banyak macam senyawa yang tedapat dalam bensin. Isooktana menghasilkan ketukan
palin sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan keukan
paling banyak.
Pertamax mempunyai nilai oktan 92, bearti mutu bahan bakar itu setara denagn
campuran 92% isooktana dan 8% n-heptana. Premium mempunyai nilai oktan 88.
sedangakan pertamax plus mempunyai nilai 94.
Bilangan oktan bensin dapat juga ditingkatkan dengan cara menambah zat aditif
antiketukan, seperti TEL, MTBE, dan etanol.
1. Tetraethyl lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita
adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus
kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada
bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide
(C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat
menaikkan nilai oktan sebesar 15 poin.
2. Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan
oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak
mengandung logam timbel.
3. Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat
meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan
TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam timbel dan lebih
mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan
tahun yang lalu. Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di
fraksionisasikan sesuai titik didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting
bagi  kehidupan, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku industri
petrokimia.

B. Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui. Kini
keberadaanya sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat.
Penggunaan bahan olahan minyak bumi juga memiliki efek samping. Seprti gas
buangan dari mesin yang mengunakan bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut
merupakan indikasi pencemaran udara dan memperburuk kondisi dunia yang
mengalami global warming.

12

Anda mungkin juga menyukai