Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALAUI PENDEKATAN


KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN TONDA

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH :
YANA ERNAWATI
NIM. 2019070012

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAMAN SISWA BIMA
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada allah SWT berkaht rahmat,hidayah dan karunianya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN TONDA Laporan proposal ini di
susun sebagai salah satu syarat untuk mengerjakan proposal skripsi pada program strata-
1 di jurusan program studi pendidikan guru sekolah dasar.

Bima, Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
E. Tujuan Observasi ........................................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................................ 6
B. Penelitian yang relavan................................................................................ 14
C. Kerangka berpikir ....................................................................................... 15
D. Hipotensi tindakan ...................................................................................... 16
E. Definisi operasional variabel ...................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian............................................................................................. 17
B. Kehadiran peneliti....................................................................................... 17
C. Tempat dan waktu penelitian ...................................................................... 17
D. Subjek Penelitian ......................................................................................... 17
E. Insterumen penelitian .................................................................................. 17
F. Rencana tindakan ........................................................................................ 18
G. Prosedur pengumpulan data ........................................................................ 19
H. Teknik analisis data ..................................................................................... 20
I. Indikator keberhsilan siswa ......................................................................... 21
DAFTAR PUTAKA ............................................................................................... 22
DOKUMENTASI ................................................................................................... 23

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang
sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah agar siswa
memiliki kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar serta dapat
menghayati bahasa dan sastra indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa
serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar (Akhadiah,2010:1). Untuk mencapai
kompetensihasil belajar bahasa indonesia telah di rumuskan secara nasional, maka
pembelajaran bahasa indonesia dikembangkan melalui empat aspek keterampilan
utama bahasa indonsia mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam
merancang pembelajaran bahasa indonesia di SD, perlu dicermati fungsi dari
keempat aspek tersebut, seseorang dapat menyerap semua informasi dan seterusnya
seseorang dapat menyampaikan. Hasil pikiran, pemahamannya kepada orang lain
mealui kemampuan berbicara secara lisan ataupun menulis dalam berbagai tulisan.
Dari keempat aspek dalam pembelajaran bahasa indonesia begitu penting
untuk dibahas, namun peneliti hanya akan membahas aspek yang ke empat yaitu
menulis. Keterampilan menulis ini sangat penting untuk dikembangkan karena
media tulis merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat bahwa keterampilan menulis ini sangat penting maka seorang guru
harus memiliki strategi pembelajaran yang tepat agar siswa memiliki keterampilan
dan kemampuan yang baik. Menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir dikuasai dalam pemeblajaran
bahasa setelah kemampuan mendengar, berbicara, dan membaca. Dibanding
kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai (Burhan,
20010:270).
Secara realitas kemampuan menulis siswa masih rendah disebabkan karena
siswa kurang mampu menuangkan ide, kurangnya motivasi dalam pembalajaran
menulis, kurang terfokusnya latihan menulis dan kurangnya pengalaman dan
pegetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu penyebab masih

1
rendahnya produksi menulis siswa, perihal tersebut diperoleh hasil observasi yang
dilakukan peneliti pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas III SDN Tonda.
Selain permasalah itu, permasalahan lain yang ditemukan adalah metode
pembelajaran yang dipakai oleh guru tidak memotivasi siswa dan memberikan
dorongan kepada siswa untuk berimajinasi dalam menuangkan kata-kata maupun
bahasa untuk diuraikan dalam sebuah karangan atau cerita. Pelaksanaan
pembelajaransebagai besar masih didomisili oleh guru dan tidak melibatkan siswa
secara aktif untuk berkreasi padahal kemampuan menulis penting untuk
dikembangkan`
Pembelajaran menulis harus dibina dengan sebaik mungkin sejak dini.
Pemahaman siswa tentang segala hal yang berkaitan dengan menulis perlu
disampaikan dengan pendekatan yang sesui dengan tahap perkembangan kejiwaan
siswa. Guru harus berusaha melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran.
dengan menciptakan pembelajaran yang menuntut peran aktif siswa agar dapat
tujuan yang ingin tercapai.oleh karena itu, penelitian akan berupaya untuk
menerapkan pendekatan kontekstual atau CTL untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas III SDN TONDA dalam pembelajaran menulis. Adapun contextual
teaching and learning (CTL) melibatkan tujuh komponen:kontruktivisme bertanya,
menyelidiki, msyaraka belajar, pemodelan, refleksi,dan selain itu guru menerapkan
penilaian sebenarnya (authentic assesment) dalam proses pembelajaran (Amrri,
2010 : 21).dengan konsep tersebut maka, proses pembelajarran dan berlangsung
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya
trasfer pengetahuan dari guru kesiswa.
Manfaat pendekatan kontekstual pada siswa kelas III SDN Tonda
diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dala menulis cerita. Perlu disadari,
kegiatan belajar mengajar tidak semudah yang dibayangkan, perlu adanya interaksi
secara emosional antara guru dengan siswa. Guru seharusnya memasuki dunia
siswa dalam pembelajaran sehari-hari. Hal tersebut dapat dijalankan secara
konsisten dengan cara mengaitkan antara materi pemeblajaran dengan pengalaman
dari kehidupan secara nyata. Pemodelan merupakan salah satu komponen
pendekatan kontekstual yang mempunyai peranan pentig dalam pemeblajaraan
keterampilan menulis. Kegiatan pemberian objek tau sebuah model dalam

2
pembelajaran keterampilan menulis bertujuan untuk memberikan sebuah gambaran
dalam mempermudahan menuangkan gagasan. Artinya, ada model yang diamati
oleh siawa. Dalam pembelajaran tersebut , dihadirkan beberapa model petunjuk
melakukan sesuatu yang bersumber dari aktifitas sehari-hari yang disusun oleh
penulis dalam bentuk media visual, setiap guru dituntut untuk memiliki
kemampuan dan ketarampilan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
secara tepat.
Berdasarkan uraikan diatas,observasi ini penting dilaksanakan untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis dengan menggunakan
pendekataan kontekstual adapun tujuan penelitian ini adalah “peningkatan
kemampuan menulis dalam pembleajaran bahasa indonesia melalui pendekatan
kontekstual siswa kels III SDN Tonda.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran lebih terpusat pada guru mengakibatkan siswa menjadi kurang
aktif dala pembelajaran.
2. Sebagai besar murid tidak mampu dalam menggembangkan kemampuan
menlis cerita dengan metode pengajaran guru yang hanya mengandalkan
ceramah dalam kelas.
3. Kemampuan menulis cerita siswa khususnya di kelas III SDN Tonda masih
rendah.
4. Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat di batasi masalah sebagai
berikut:
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada satu arah.
2. Kemampuan menulis cerita siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia masih
renndah.

3
3. Pendekatan pemeblajaran tidak sesuai denan karakteristik pemebalajaran dan
pokok bahasan

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: bagaimana hasil penerapan pendekatan kontekstual dalam
meningkatkan kemampuan menulis cerita pada siswa kelas lV SDN Inpres
Lewintana?

E. Tujuan Observasi
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui pendekatan
kontekstual dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita pada siswa kelas
III SDN Tonda.
2. Mengetahui hasil penelitian tindakan kelas melalui pendekatan kontexstual
dalam meningkatkan kemampuan menulis cerita pada siswa kelas III SDN
Tonda.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Meninggkatkan pengetahuan serta penggalaman guru tentang penerapan
pendekatan kontekstual dalam pemeblajaran menulis. Disamping itu, guru dapat
mengetahui pendekatan pemebelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan
dalam pemeblajaran.
2. Bagi siswa
Pendekatan kontekstual membuat siswa belajar menggunakan keterampilan
berfikir kritis. Siswa tidak hanya sekedar menghafal materi, tetapi siswa dapat
berperan sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Sehingga memiliki
kemampuan untuk mengkontruksikan pengetahuan yang dibentuk mereka
sendiri. Pembelajaran kontekstual dapat meninggkatkan semangat dan
kesungguhan siswa dalam pemebelajaran bahasa indonesia.

4
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, memberikan motivasi.ide dan
gagasan dibidang penelitian. Terutama dalam pemeblajaran menulis dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.

5
BAB ll
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hakikat kemampuan menulis cerita
Kemampuan menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu
catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat seperti pena
atau pensil. Menurut(Taringan,2008:3) menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
2. Jenis-jenis menulis
Agar tujuan menulis dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan latihan
yang memadai dan secara terus-menerus. Selain itu anak pun harus dibekali
dengan pengetahuan dan pengalaman yang akan di tulisnya, karena pada
hakikatnya menulis adalah menungkan sesuatu yang ada dalam pikiranya.
Namun demikian, hal yang tidak dapat diabaikan dalam pengajaran
mengarang disekolah dasar adalah siswa harus mempunyai modal
pengetahuan yang cukup tentang ejaan, kosa kata, dan pengetahuan tentang
mengarang itu sendiri..
Untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis seperti yang diungkapkan
di muka, pembelajaran menulis di sekolah harus dimulai dari tahap yang
paling sederhana lalu pada hal yang sederhana, ke yang biasaa, hingga pada
yang paling sukar. Tentu saja hal ini perlu melalui tahapan sesuai dengan
tingkat pemikiran siswa. Oleh karena itu, di sekolah dasar pembelajaran
menulis dibagi atas dua tahap, yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut.
Menulis permulaan ditujukan kepada siswa kelas redah yakni kelas satu
hingga kelas tiga, sedangkan kelas empat hingga kelas enam diberi
pembelajaran menulis lanjutan. Untuk lebih jelasnya berikut ini di uraikan
kedua kelompok tersebut secara ringkasan berdasarkan beberapa referensi:

6
a. Menulis permulaan
Dalam pemebelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai
pada hal sangat sederhana. Menulis tentu hanya dengan beberapa
kalimat sederhana bukan suatu karangan yang utuh.mengajarkan
menulis permulaan tentu saja selalu dilakukan dengan pembelajaran
terpimpin. Beberapa contoh pembelajaran menulis permulaan seperti
berikut (a) mengarang mengikuti pola dengan cara siswa hanya
diminta membuat karangan seperti contoh(pola) yang diberikan yang
tentunya idenya harus lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat menungkan ide/pikiran secara runtut dan logis.
Contohnya :jeruk.
Jeruk berbentuk bulat.
Isinya kuning.
Rasanya manis dan asam.
Jeruk banyak dijual di pasar
Contoh diatas dapat ditiru polanya oleh anak dengan memberikan
topik lain misalanya, kelereng, kucing, pohon, dan sebagainya.
Karangan diatas bisa diajarkan pada kelas satu dan dua, setelah siswa
lancar dalam menulis kalimat sederhana. (b) mengarang dengan
melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat
dalaam kaarangan dengan kata yang telah tersedia. (c) bimbingan
dengaan memasangkan kelompok kata, yakni siswa diminta untuk
memasang kelompok kata dengan kalimat yang erpenggal atau
kurang lengkap. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat kalimat
luas. (d) bimbingan dengan mengurungkan kalimat sesuai dengan
gambar seri. (e) bimbingan dengan pernyataan, hal ini diharapkan
agar siswa dapat membuat karangan setelah dimulai dengan
pernyataan-pernyataan dalam pikirannya. Karena sebuah kerangka
jika ditarik kesimpulan sebenarnya merupakan rangkaian jawaban
atas berbagai pertanyaan.dalam hal ini guru hanya menyiapkan
beberapa pertanyaan, misalnaya: kucingku;apa nama kucingmu,apa
warnanya, apakah kamu menyukanya, apa makanannya, kapan

7
memberi makanan, lucuka, mengapa lucu, bagaiman suaranya,
kenapa kucing dipelihara orang dan sebagainya.
Demikialah beberapa contoh mengarang atau menulis permulaan,
yang pada dasarnya merupakan upaya membentuk kebiasaan siswa
mengarang secara sederhana sesuai dengan tingkat perkembangan
kemampuanya.
b. Menulis lanjutan
Syarat untuk menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan
menguasai menulis permulaaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya
menulis lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan. Adapun
tujuannya adalah agar siswa dapat membuat karangan secara ajek dan
lengkap. Beberapa metode dalam menulis lanjutan antara lain: (a)
membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk
membuat parangraf berdasarkan yang telah disediakan. Hal ini dapat
diberi kata-kata kunci, sehingga tidak terlalu menyimpang denga
cerita.(b) menggembangkan paragraf,yakni siswa dilatih untuk
menggembangkan sebuah kalimat utama menjadi sebuah paragraf.
(c) menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia.(d)
menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya. (e) membuat
karangan dengan gmbar seri. (f) mengarang berdasrkan kerangka,
dan mengarang secara bebes.
Kesemua metode diatas bukanlah harga mati melainkan sangat
fleksibel. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis di SD
cakupannya cukup luas. Adapun ruang lingkup pembelajaran
menulis/mengarang di SD antara lain: mengarang prosa narasi,
menulis prosa deskripsi, menulis surat izin, menulis surat undangan,
mengisi formulir,menyusun paragraf, menggembangkan judul dan
topik, menulis nonfiksi, menyingkat cerita, menyusun naska
pengumuman, menyusun iklan dan poster, menulis laporan
kegiatan,menyusun naskah
pidato, dan lain-lain.

8
3. Manfaat menulis
Menulis memiliki manfaat yang besar bagi penulis dan pembaca.
(Akhadat, 1995:1) mengemukakan beberapa pendapaat tentang keuntungan
dari kegiatan menulis sebagai berikut: 1) dengn menulis kita dapat lebih
mengenali kemampuan dan potensi diri kita. 2) melalui kegiatan menulis kita
dapat menggembangkan berbagai gagasan. 3) kegiatan menulis memaksa
kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubung
dengan topik yang kita tulis. 4) menulis berati mengorganisasikan gagasan
secara sistematis serta menggungkapkan secara tersurat. 6) kegiatan menulis
yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara
tertib . Berdasarkan beberapa pendapat di atas manfaat menulis tersebut,
bahwa menulis dapat membuat kita menggali dan memunculkan pikiran
serta ide yang lebih aktif dalam berrpikir dan bertindak yang dapat
memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
4. Tujuan menulis
Seorang penulis sebelum mebuat tulisan harus menetukan terlebih dahulu
tujuan apa yang hendak dicapai dalam tulisannya. (taringan,2008:25) tujuan
dari menulis yang di buat dapat di baca dan dipahami dengan benar oleh
orang lain yang menpunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang di
pergunakan. Taringan mengemukakan tujuan menulis sebagai berikut: 1)
tujuan penugasan yaitu penulisan menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan
atas kemauan sendiri. 2) tujuan altruistik yaitu penulisan bertujuan
menyenankan para pembaca, mengindari kedudukan para pembaca. 3) tujuan
persuasif yaitu penulisan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan, 4) tujun informasional yaitu bertujuan memberikan
informasi kepada para pembaca. 5) tujuan pernyataan diri yaitu bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca. 6) tujuan kreatif yaitu penulis bertujuan mencapai nilai artistik dan
nilai kesenian.7) tujuan pemecahan masalah yaitu tulisan bertujuan
menjelaskan serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya
sendiri agar dapat diterima oleh pebaca

9
5. Mengembangkan kemampuan menulis di SD
Kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi melaui
proses belajar mengajar. Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya
berkelanjutan sehingga pembelajaran perlu dilakukan secara
berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini berdasarkan pada pemikiran
bahwa menulis merupakan kemanpua dasar sebagai bekal belajar menulis
dijenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar
perlu mendapat perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target
kemampuan menulis yang diharapkan.
Mengembangkan kemampuan menulis di SD harus di laksanakan
kondisi yang menyenangkan dan menarik perhatian serta minat siswa.
Menurut (Resmini,2009;12), upaya yang dapat dilakukan guru agar siswa
senang menulis adalah dengan memberi kebebasan kepada siswa untuk
menulis apa yang disenanginya sesua idengan pembelajaran yang akan di
laksanakan menulis cerita.
6. Pembelajaran yang kontekstual
a. Pengertian
Menurut (Suprijono,2007:79) pembelajaran kontekstual atau
contextual teacing and learning (CTL) merupakan konsep yang
membantu guru megaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengatuahan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam penerapan
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga atau masyarakat.
Kesadaran perlunya pendekatan kontektual dalam pembelajaran
didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagai besar siswa tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan kehidupan
nyata.
Pendekatan kontekstual didasarkan empat pilar pendidikan sebagai
berikut:
1) Learning to do,maksudnya pembelajaran diupayakan untuk
memperdayakan peserta didik agar bersedia dan mampu
memperkaya pengalaman belajarnya.

10
2) Learning to know,yaitu proses pembelajaran yang didesain
dengan cara mengintensifkan interaksi dengan lingkungan baik
lingkungan fisik, sosial dan budaya sehingga peserta didik
mampu membangun pemahaman dan pengetahuan
3) Learning to be, yaitu proses pembelajaran yang diharapkan siswa
mampu membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinnya.
4) Learning to live togather. Pembelajaran yang lebh diarahkan
upaya membentuk kepribadian untuk memahami dan mengenai
keanekaragaman sehingga melahirkan sikap dan perilaku positif
dalam melakukan respon terhadap perbedaan atau
keanekaragaman.
b. Karakteristik pembeajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik,
(Amri,2010;32-33) menjelaskan bahwa karakteristik pembelajaran
kontekstual bisa dipraktikan didalam kelas, karena karakteristik
pembelajaran kontekstual sangat bermanfaat bagi peserta didik sebab
bisa meningkatkan etos belajar siswa, karakteristik pembelajaran
kontekstual meliputi: kerjasama, saling menunjang, menyenangkan
(tidak membosankan), belajar dengan bergairah, pembelajaran
terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, berbagi
dengan siswa, siswa krtis guru kreatif, dnding dan lorong penuh
dengan hasil kerja siswa,laporan hasil pratikum, karangan siswa dan
lain-lain. Pembelajaran yang di laksanakan dengan pendekatan
kontekstual diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam
memecahkan masalah dalam kontek nyata. Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan dan
menyelesaikan tugas-tugas yang bermakna. Pembelajaran
dilaksanakan dengan memberikan penglamam bermakna kepada
siswa melalui proses mengalami. Pembelajaran dilaksanakan melalui
kerja kelompok dan diskusi sehingga terciptanya keaktifan dan
mementingkan kerja sama. Kebersamaan, kerja sama saling

11
memahami dengan yang lain merupakan aspek penting untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
c. Langkah langkah penerapan pendekatan kontekstuak
secara garis besar, terdapat tujuh langkahyang harus diperhatikan
dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna
dengan cara membangun pengetahuannya sendiri sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas konteks yang terbatas. Dalam
proses pembelajaran bahasa indonesia guru hanya menyampaikan
inti dari materi kemudian siswa membangun sendiri pengetahuan
melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran,misalnya
ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi siswa
harus berani bertanya kepada guru dan guru akan membimbingnya.
b. Laksana sejauh mungkin kegiatan menemukan untuk semua
topik(inquiry), inquiry merupakan bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (Amri,
2010: 28-29). Implementasi komponen inkuiri dalam pembelajaran
bahasa indonesia, misalnya setelah guru memberikan contoh
penulis kalimat perintah, guru meminta siswa untuk menuliskan
kalimat perintah yang berbeda dengan yang telah dicontohkan oleh
guru. Dari kegiatan tersebut siswa dapat menemukan sendiri
kalimat-kalimat perintah berdasrkan pemikiran mereka sendiri.
c. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya (questioning),
karena pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bertanya.
Kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam rangka
mengali informasi, mengkofirmasi apa yang telah diketahui,dan
menarahkan pada aspek yang belum diketahuinya. Kegiatan
bertanya dalam pembelajaran bahasa indonesia misalnya, guru
meminta siswa untuk mengutarakan pertanyaan tentang materi
yang belum dipahami selama proses pembelajaran.

12
d. Ciptakan masyarakat belajar dalam kelompok (learning
community). Dijelaskan oleh (sanjay, 2006:267) siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen, baik
dilihat kemampuan dan kecepatan belajarnya, mupun dilihat dari
bakat dan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya mereka saling
membelajarkan, yang cepat belajar didorong untuk membantu yang
lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk
menularkannya pada yang lain. Menciptakan masyarakat belajar
dalam pembelajaran bahasa indonesia misalnya, siswa diarahkan
untuk menyelesikan sebuah tugas dengan berkelompok dan
anggota kelompok ditentukan oleh guru. Guru memberikan aturan-
aturan dalam bekerja kelompok untuk menciptakan susana
konduksif ketika siswa bekerja sama.
e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran (modeling) .dalam
sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tetentu, ada
model yang bisa ditiru siswa, misalnya tentang berupa cara
mengoperasikan sesuatu. Pemodelan dalam pembelajaran bahasaa
indonesia misalanya, guru mempraktekan cara memotong kuku
yang benar pada materi menulis petunjuk melakukan sesuatu hal.
f. Lakukakan refleksil diakhir pertemuan (reflectio), yaitu cara
berpikir ttentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang
tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu (Amri, 2010:31).
Kegiatan refleksi dalam pembelajaran bahasaa indonesia mualnya,
guru bertanya jawab tentang kesuslitan apa yang dihadapai siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
g. Lakukan penelitian yang sebenarnya dengan berbagaai cara
(authentic assesment). Assesment merupakan proses pengumulan
berbagai data yang biasa memberikan gambaran perkembangan
belajara siswa. Gambaran mengenai perkembangan siswa perlu
diketahui oleh guru agar guru bisa memastikan bahwa siswa
mengalami proses pembelajaran yang benar. Assesment dalam
pembelajaran bahasa indonesia yaitu bahwa dalam pengambilan

13
nilai siswa menekankan pada proses pembelajaran, maka data yang
dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata siswa pada saat
proses pembelajaran bukan ditekankan pada hasil karya siswa.

B. Penelitian yang relavan


Rani rahayu (2012) skripsi yang berjudul “upaya meningkatkan prestasi
belajar bahasa indonesia dengan metode pembelajaran terbimbing pada siswa
kelas ll SD islam al-jannah gabuswetan”. Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan (action researh) sebanyak tiga kali putaran. Setiap putaran terdiri atas
empat tahap yaiutu: rancangan, kegiatan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas ll SD islam al-jannah gabuswetan. Data
yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembara observasi kegiatan belajar
mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus l sampe siklus ll yaitu,siklus l (75%). Siklus ll (94,28%).
Kesimpilan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran terbimbing dapat
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar SD islam al-jannah gabuswetan,
serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran IPA.
Fitri anggreani (2014) skripsi yang berjudul “penggunaan model
pembelajaran quantum dalam meninggkatkan hasil belajar menulis puisi pada
mata pelajaran bahasa indonesia dikeas v SDN bulusari 01 kecematan
bulukamba kabupaten brebes”. Dari hasi analisis data, peneliti dapat diketahui
hasil belajar menulis puisi siswa dari persiklus. Hal ini dapat dilihat adanya
peningkatan nilai rata-rata hasil tes menulis puisi yaitu pada siklus l nilai rata-
rata adalah:62,2 dengan kategori cukup kompoten, siklus ll nilai rata-ratanya
adalah:69,9 dengan kategori kompoten, dan siklus lll nilai rata-ratanya
adalah:76,2 artinya dari prasiklus kesiklus l terdapat peningkatan 1,4% dan dari
siklus l ke siklus ll terdapat peningkatan 6,3% dengan demikian dari prasiklus
kesiklus lll terdapat peningkatan 15,4%.
Kelebihan dari penelitian terdahulu adalah pada metode pembelajaran
yang dipakai oleh peneliti dan hasil penelitian yang meningkat dengan signifikan

14
dari tiap siklus yang dipakai, sedangkan kekurangan dari penelitian terdahulu
adalah hanya berfokus pada hasil pembelajaran.
Adapun hubungan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
dengan judul penelitian yang diambil oleh peneliti sekarang adalah dari sisi
variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Perbedaan penelitian
terdahulu dengan penelitian ini adalah dari sisi subjek,objek, tempat,dan juga
tahun penelitian.

C. Kerangka berpikir
Kondisi awal dalam kegiatan pembelajaran bahasa indonesia di SDN Tonda,
guru belum pernah menerapkan pendekatan kontekstual, metode yang digunakan
dalam pembelajaran masih kurang memotivasi dan mendorong imajinasi siswa
untu menuangkan bahasa dan imajinsi. Hal ini mengakibatkan kemampuan
menulis siswa masih rendah yaitu dalam penyusunan kalimat masih banyak
terjadi kesalahan. Dengan adanya permasalahan tersebut peneliti melaksanakan
sebuah penelitian tindaan kelas
dengan menerapakan pendekatana kontekstul dalam Pembelajaran menulis
cerita.

Guru belum menerapkan pebdekatan


Kondisi Awal kontektual

Metode yang digunakan dalam pembelajaran


masih konfesional

Tindakan
Melalui PTK guru menerapkan pendekayan kontekstual

Kondisi Akhir Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan


kualitas proses pembelajaran menulis cerita

D. Hipotensi tindakan

15
Jika pendekatan kontekstual diterapkan dalam pembelajaran menulis petunjik
melakukan sesuatu hal maka kemampuan menlis siswa kelas III SDN Tonda
akan mengalami peningkatan karena dalam pendekatan kontekstual menekankan
kepada proes ketertiban siswa untuk menemukan materi, proses belajaran tidak
mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses
pemeblajaran kontekstual mendorong agar siswa dapt menemukan hubungan
antara mata pelajaran yang aka diajarkan dengan situasi kehidupan nyata
sehingga mata pelajarn yang dipelajari akan tertanam erat dalam ingatan siswa
dan tidak mudah untuk di lupakan

E. Definisi operasional variabel


1. Kemampuan menulis cerita: suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa
untuk menciptakan suatu cerita pada suatu medi denggan menggunakan
aksara
2. Pendekatan kontekstual: suatu konsep yang diterapkan oleh guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situaisi dunia nyata dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka ebagai
anggota kelurga atau masyarakat.

16
BAB lll
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas adalah suatu jenis tindakkan yang dilakukan guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran diklas. Jadi penelitian akan menjadi guru
untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran. Tujuannya untuk
meningkatkan kualitas proes dan hasil pembelajaran dikelas. Dalam kegiatan ini,
penelitian tindaan di lakukan untuk meingkatkan kemampan siswa dalam
pembelajaran menulis cerita melalui pendekatan kontekstual. Yang dilakukan
secara bersiklus meliputi: 1) rencana, 2) tindakan, 3) oservasi, 4) refleksi.

B. Kehadiran peneliti
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti dilapangan adalah sebagai pengamat,
sekaligus mengajar, bertindak sebagai perencana, pelaksa, menganalisi,
penafsiran data dan sebagai pelapor hasil peneitian.

C. Tempat dan waktu penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di III SDN Tonda kecematan
Madapangga, Kabupaten Bima. Waktu penelitian bulan Maret 2022.

D. Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III dengan jumlah
siswa 14 orang, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan.

E. Insterumen penelitian
1. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan paduan dalam melakukan penelitiaan
terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati. Indikator-indikator
dari aspek yang diamati. Indikator-indikator tersebut sudah didaftar
secara sistematis sudah di atur menurut kategorinya.

17
2. Dokumentasi
Dengan mengambil gambaar pada menggunakan handphone.

F. Rencana tindakan
1. Tahap persiapan dan perencanaan
Pada tahap perencanaan hal-hal yang direncanakan:
a. Menelaah kurikulum SD kelas III mata pelajaran bahasa indonesia
yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
b. Membuat rencana pelaksaan pengajaran untuk setiap pertemuan
c. Menemukan bahan dan media yang akan dibahas
d. Menyusun instrumen penelitian
e. Menyusun lembar observasi
2. Tahap pelaksanaan
a. Siklus l
a) Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada aspek
kemampuan menulis atau percakapan melalui pendekatan
kontekstual.
b) Peneliti menjelaskan materi tentang menulis atau perckapan dengan
menggunakan pendekatan kontekstual serta dilengkapi dengan
media atau perlengkapan yang dibutuhkan sesuai dengan teks
percakapan.
c) Peneliti membagikan teks percakapan yang bertemakan peristiwa
d) Peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok masing-
masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang kemudian berlatih
menulis cerita.
e) Peneliti mengevaluasi siswa untuk maju di depan kelas
memerankan tokoh sesuai dengan teks percakapan bersama
kelompoknya sehingga semua siswa aktif dan terlibat langsung
dalam memerankan tokoh-tokoh`
b. Siklus ll
a) Setelah siklus pertama dilaksanakan,peneliti kembali merancang
pembelajaran pembelajaran untuk siklus berikutnya yaitu siklus ll.

18
Dimana dalam siklus ll ini peneliti mencoba untuk memperbaiki
proses pembelajaran dari siklus pertama, langkah-langkah yang
harus dilakukan pada siklus ll yaitu peneliti mengulangi penjelasan
tentang materi percakapan.
b) Peneliti membimbing siswa untuk berlatih menulis cerita melalui
pendekatan kontekstual dengan lebih menekankan bahwa kegiatan
menulis cerita samahalnya melatih siswa untuk menempatkan
tulisan yang tepat dan benar.
c) Untuk berperan dengan baik, dan menindaklanjuti serta penelitian
memberikan bimbingan bagi siswa yang belum biasa memotivasi
siswa secara umum.
Penelitian melaksanakan evaluasi sebagai umpan balik dan
untu perbaikan pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa sampai sejauh mana siswa tersebut memahami
pelajaran yang telah disampaikan.

G. Prosedur pengumpulan data


1. Observasi
Pada tahap observasi ini peneliti sekaligus pengajar mengamati proses
aktifitas dalam ruangan sesuai dengan panduan lembar observasi yang
disediakan oleh peneliti. Adapun hal-hal yang akan diamati oleh peneliti
adalah sebagaai berikut:
a. Peneliti memantau aktifitas siswa dalam proses KMB
b. Peneliti mengamati aktifitas siswa dalam membaca dan menulis
2. Dokumentasi
a. Peneliti mengambil gambar siswa yang sedang melaksanakan KBM
b. Peneliti mangambil data nama dan jumlah siswa kelas III SDN Tonda

H. Teknik analisis data


Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah
semua data yang diperoleh dari hasil observasi respon siswa dan tes hasil belajar
siswa. Data yang diperoleh berjenis kualitatif dan data kuantitatif sebagai
berikut`

19
1. Dari hasil observasi komponen-komponen CTL dianalis dengan
menggunakan persentase(%) yaitu skor yang diperoleh dibagi skor
maksismal dikalikan 100%

(Sanjaya,2011:85)
P = keterangan yang diperoleh
Data belajar siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis.
Analisis, data hasil tes belajar secara deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan ketuntasan hasil belajaar siswa.data ini diperoleh dari hasil
tes menulis cerita kemudian diolahmelalui cara penyekoran. Menilai setiap
siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui
gambaran yang jelas mengenai hasil belajarsiswa. Untuk menghitung nilai
dan nilai rata-rata (untuk meunjukan tingkat hasil belajar siswa dalam saatu
kelas terhadap materi yang dipelajri) siswa kelas III SDN Tonda di gunakan
rumus (Sukardi, 2009:146).

N = Nilai

Keterangan
X = Rata-rata (Mean)
∑x = Jumlah Seluruh Skor
N = Banyaknya Subjek

I. Indikator keberhsilan siswa


Dalam penelitian tinndakan kelas ini peneliti menetapkan keberhasilan sesuai
dengan ketentuan kriteria ketuntasan minamal (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah sebesar 70. Namun diharapkan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti mempunyai tingkat keberhailan minimal sama bahkan juka mungkin
pesrta didik memiliki tingkat keberhasilan lebih dari KKM yang telah ditentukan
oleh pihak sekolah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Surabaya:
Pustaka Pelajar.

Ahmad Sabri, 2005, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta: Quantum
Teaching.

Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Aminuddin. (1995). Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Biru.

Aminudin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang: Sinar Baru.

Arifin, Imron. 1996. Penelitian Kualitatif. Malang: Kalimasasa Press.

Badudu.J.S. 1991.Defenisi Cerpen. http://ortipulang.blogspot.com. Html Bandung:


Penerbit Angkasa. Cipta dan Depdikbud.

Depdiknas, 2011. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Ringka Cipta.

21
DOKUMENTASI

22

Anda mungkin juga menyukai