Proposal PTK Komang Nuariati - A40120201
Proposal PTK Komang Nuariati - A40120201
Oleh
Komang Nuariati
A 401 20 201
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
PENGESAHAN
Oleh
Komang Nuariati
A40120201
( )
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
( )
Magister
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
PENGESAHAN ................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
iii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Modal awal dalam sebuah pemahaman yang benar tentang pendidikan, harus
didasarkan pada suatu pengertian yang benar tentang pendidikan itu sendiri.
Pendidikan merupakan sebuah proses yang dapat terjadi secara terus-menerus
dalam kehidupan seseorang melalui pengajaran sehingga kemampuan, bakat,
kecakapan dan minatnya dapat dikembangkan (Tanyid, 2014).
Hal ini mengandung makna, bahwa pendidikan dalam arti sempit bukan
berarti memotong isi dan materi pendidikan, memainkan dan mengorganisasinya
dalam bentuk sederhana tanpa mengurangi kualitas dan hakikat pendidikan.
Dalam membelajarkan isi dan materi pendidikan, lembaga pendidikan sekolah
melakukan perencanaan materi pembelajaran dalam bentuk kurikulum berdasar
pada tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, dalam rangka pelaksanaan rencana
itu, sekolah melakukan koordinasi sumber daya manusia (tenaga pendidikan dan
administrator) dan semua fasilitas yang diperlukan. Menurut sistem pengawasan
khas pendidikan, kegiatan pembelajaran dilakukan secara terjadwal dan pada
setiap tahap dilakukan evaluasi (Suparlan Suhartono, 2007) dalam (Mukodi,
2018).
1
Perwujudan pembelajaran yang bermakna salah satunya ditinjau dari
keterampilan siswa dalam berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah
satu aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan sekolah dasar, siswa
dilatih agar mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan
menggunakan kata dan kalimat yang tepat. Pengembangan keterampilan berbicara
pada siswa sekolah dasar lebih menekankan pada pemilihan kata (diksi),
keruntutan kata, intonasi membaca kalimat dan ekspresi (Permana, 2016).
2
Pembelajaran keterampilan Membaca Menulis Permulaan (MMP) merupakan
bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran di kelas rendah. Kedua
keterampilan ini merupakan pondasi dasar dalam mencapai kesuksesan
keterampilan lainnya. Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilan MMP
memerlukan perhatian khusus dari guru. MMP mengkaji tentang keterampilan
membaca dan keterampilan menulis di kelas rendah fokusnya di kelas satu
Sekolah Dasar (SD). Keterampilan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
keterampilan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf (Chandra
dan Amerta, 2017). Sedangkan keterampilan menulis permulaan tidak jauh
berbeda dengan keterampilan membaca permulaan. Pada tingkat dasar,
pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada keterampilan yang bersifat
mekanik, yaitu bagaimana teknik yang digunakan dalam menegakkan fungsi alat
tulisnya membentuk tulisan yang dapat dibaca. (Chandra et al., 2018)
Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat kemampuan siswa dalam membaca dan
menulis permulaan, peneliti mengangkat judul “ Meningkatkan Kemampuan
3
Membaca dan Menulis Permulaan Menggunakan Metode Mueller Dengan
Pemanfaatan Media Gambar Pada Siswa Kelas 2 SDN 7 LABUAN BARU”.
Alasan memilih judul tersebut didasari oleh pemikiran bahwa dengan penggunaan
media gambar memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis permulaan atau menimbulkan daya tarik bagi siswa sehingga mereka
senang membaca yang pada akhirnya akan memberikan hasil belajar yang baik.
4
Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
“Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan
Menggunakan metode Mueller Dengan Pemanfaatan Media Gambar Pada Siswa
Kelas 2 SDN 7 Labuan Baru?”
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan melalui metode mueller dengan
pemanfaatan media gambar pada siswa kelas 2 SDN 7 Labuan Baru dan secara
khusus bertujuan untuk melakukan perbaikan perilaku belajar secara aktif dan
kontekstual dalam pembelajaran.
5
4. Bagi sekolah, sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan khususnya bidang studi Bahasa Indonesia.
1.8 Definisi Operasional
a. Membaca Permulaan merupakan tahap awal dalam belajar membaca yang
di fokuskan kepada mengenal simbol-simbol atau tanda-tanda yang
berkaitan dengan huruf-huruf sehingga menjadi pondasi agar anak dapat
melanjutkan ke tahap membaca permulaan.
b. Menulis Permulaan merupakan kemampuan dasar menulis yang di ajarkan
oleh guru di kelas awal sekolah dasar, untuk selanjutnya siswa dapat
menulis dengan menggunakan ejaan yang benar dan mampu menyatakan
ide/gagasan secara tertulis.
c. Metode Mueller adalah salah satu metode untuk mengajarkan baca dan
tulis pada anak usia dini dengan memanfaatkan media yang ada di sekitar.
d. Media Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke
dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan atau pikiran yang bermacam-
macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, proyektor dan lain
sebagainya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan
7
a. (ARIYATI, 2013) Kemampuan membaca dan menulis
merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang
anak. Dengan kemampuan ini anak dapat lebih mudah
mempelajari dan menguasai bidang ilmu lainnya.Lemahnya
kemampuan membaca dan menulis tentu memberikan
dampak buruk, baik dari segi mental maupun prestasi
akademik.
b. (Ali, 2021) Membaca dan menulis sebagai salah satu aspek
keterampilan berbahasa diajarkan di sekolah dengan tujuan
agar para siswa dapat mengerti maksud yang terkandung
dalam bacaan sehingga dapat memahami isi bacaan dengan
baik dan benar.
c. (Asmonah, 2019) Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi
baik itu lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan pada
suatu system dari symbol-simbol. Sedangkan berbahasa
anak adalah suatu cara yang dimiliki anak untuk
mengungkapkan perasaan kepada orang lain. Ungkapan
yang disampaikan berupa tulisan yang di lafalkan yaitu
dengan membaca. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005) diartikan bahwa, sesuatu yang tertulis kemudian
menuturkan serta menyebutkan kembali apa yang tertulis
dinamakan membaca.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Dan
Menulis Permulaan
Menurut St. Y. Slamet dalam (Ali, 2021), bahwa Membaca
dan Menulis Permulaan (MMP) merupakan dua aspek kemampuan
berbahasa yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Pada waktu
guru mengenalkan menulis, tentu anak-anak akan membaca
tulisannya. Menulis sebagai salah satu aspek kemampuan
berbahasa wajib dikuasai oleh siswa. Menulis atau mengarang
adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang
8
disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan. Sebelum sampai pada tingkat
mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat
permulaan, mulai dari pengenalan lambang – lambang bunyi.
Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat
permulaan pada pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan
menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kurikulum siswa
selanjutnya. Apabila dasar tersebut baik dan kuat maka dapat
diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan
apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan
hasil pengembangannya kurang baik juga.
Menurut lerner dalam (Ali, 2021), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, antara lain : (1)
Motorik, (2)Perilaku, (3) Persepsi, (4)Memori, (5)Kemampuan
melaksanakan cross modal, (6) Penggunaan tangan yang dominan,
(7)Kemampuan memahami insting.
B. Metode Mueller
1. Pengertian Metode Mueller
Muclich dalam (Febrianti et al., 2013), menyatakan metode
mueller adalah “metode yang mengkaitkan antara benda-benda
konkrit yang ada di sekitar lingkungan dengan pelajaran membaca
permulaan, untuk mempermudah pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran”. Teori ini dapat digunakan dalam pengajaran
membaca permulaan karena dapat meningkatkan kemampuan
motorik, intelegensi, dan kemandirian anak.
Dalam proses pembelajaran metode mueller, perlu adanya
media yang mendukung proses pembelajaran agar berkembang
secara optimal. Salah satu media yang digunakan dalam metode
mueller adalah media gambar (Febrianti et al., 2013).
9
2. Kelebihan Metode Mueller
Adapun kelebihan dari metode mueller adalah sebagai berikut:
a. Membantu anak untuk membaca permulaan
b. Membantu anak untuk menulis permulaan
c. Membantu anak dapat menangkap materi dengan tepat dan
cepat.
3. Kekurangan Metode Mueller
Adapun kekurangan dari metode mueller adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan media konkret harus tepat
b. Pengajaran harus dilakukan secara perlahan dan bertahap
C. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar
Dadan Djuanda dalam (Ali, 2021), mengungkapkan
pepatah Cina yang berbunyi bahwa, “ Gambar lebih bermakna dari
seribu kata”. Gambar merupakan salah satu jenis media
pembelajaran yang digunakan untuk memperjelas pesan, untuk
keterbatasan ruang karena objek terlalu besar, kejadian hal di masa
lalu atau jauh. Melalui gambar siswa dapat menerjemahkan ide –
ide abstrak dalam bentuk lebih realistik. Penggunaan gambar
sebagai media maupun sumber belajar di kelas sekolah dasar,
belumlah biasa dilakukan oleh para guru. Hal itu karena
menyiapkan gambar bukanlah hal yang mudah. Walaupun tidak
teramat sulit, menyiapkan gambar untuk pembelajaran dapat
menyita banyak waktu, bahkan perlu biaya untuk mencarinya.
Smaldino dalam (ARIYATI, 2013), membagi media visual
menjadi dua yaitu media visual terproyeksi dan media visual non-
terproyeksi. Media visual terproyeksi yaitu format media gambar
diam diperbesar dan ditampilkan dilayar, misalnya mengirim
gambar dari sebuah komputer ke sebuah proyektor digital.
Sedangkan media visual non-terproyeksi yaitu media yang tidak
memerlukan perlengkapan dalam menampilkan serta dapat
10
mengubah gagasan abstrak menjadi sebuah format yang lebih
realistik.
2. Kelebihan Media Gambar
Adapun kelebihan media gambar adalah sebagai penyampaian
informasi secara visual tentang segala sesuatu sebagai pindahan
dari wujud sebenarnya, mengatasi masalah batasan ruang dan
waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas
suatu masalah, dan dapat mencegah atau membetulkan suatu
kesalah pahaman (Febrianti et al., 2013).
3. Kelemahan Media Gambar
Disamping kelebihan gambar sebagai media tentu saja
terdapat kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah gambar tidak
dapat memperhatikan gerak seperti halnya benda hidup, siswa
tidak selalu dapat mengintegrasikan isi gambar, dan kadang-
kadang gambar terlalu kecil untuk dipertunjukan di dalam kelas
yang berukuran besar hingga dapat memicu kegaduhan antara
siswa (Febrianti et al., 2013).
11
fungsi alat tulisnya membentuk tulisan yang dapat dibaca. Dari uraian tersebut,
menunjukkan bahwa perlu adanya metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam membaca dan menulis permulaan.
12
2.4 Hipotesis Tindakan
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
15
3.4.2 Rincian Prosedur Penelitian
Adapun rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan
prosedur penelitian melalui:
a. Pratindakan
Pada pratindakan dikemukakan hal-hal yang dilakukan sebelum
tindakan dilaksanakan, seperti tes awal, implikasi hasil
pelaksanaan tes awal, pertemuan dengan sejawat yang akan
dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan
pada pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan prosedur dan
langkah-langkah. Penelitian tindakan yang merupakan proses daur
ulang dalam suatu siklus yang berkelanjutan mulai dari tahap; (1)
Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan
langsung atau observasi, dan (4) Refleksi.
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif.
a. Data kualitatif adalah data yang tidak menggunakan angka,
yang diperoleh melalui hasil observasi. Disebut data kualitatif
karena pernyataan yang digunakan dalam pengumpulan data
menggunakan kata-kata non numerik.
b. Data kuantitatif adalah data yang menggunakan angka-angka
yang diperoleh melalui hasil belajar atau hasil evaluasi.
3.5.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh dari evaluasi kemampuan dan hasil menggunakan metode
mueller dengan pemanfaatan media gambar, yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran dan hasil observasi pengamatan aktivitas
guru dan siswa.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
16
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
jumlah
Presentase nilai rata−rata ( NR )= x 100 %
skor maksimal
Nilai tersebut diubah ke dalam bentuk nilai kualitatif pada tabel
berikut:
Tabel 3.1 Nilai Kualitatif aktivitas guru dan siswa
Peringkat Nilai
Kurang (K) ≤ 65
17
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan menentukan
presentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan Depdikbud (2001:25)
menggunakan rumus sebagai berikut :
jumlah
1) Ketuntasan belajar individual= x 100 %
skor maksimal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individual bila
diperoleh presentase daya serap individual sekurang-kurang 65%
2) Ketuntasan belajar klasikal
jumlah siswatutas
Presentase daya tuntas klasikal= x 100 %
banyaknya siswa
Suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal, jika 85% atau lebih
siswa tuntas belajar
Dalam penelitian ini, indikator penelitian tindakan kelas yang dijadikan dasar
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa membaca dan menulis permulaan di
SDN 7 Labuan Baru. Apabila siswa secara individu untuk KKM sudah 65%,
sedangkan ketuntasan secara klasikal apabila memperoleh persentase 85% rata-
rata, maka dapat dinyatakan telah tuntas secara klasikal.
18
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
metode mueller pada materi Bermain Di Tempat Wisata dengan sekurang-
kurangnya baik yaitu>75 dan secara klasikal sebanyak≥85
19
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2021). PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS
PERMULAAN DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK KELAS 2 PADA SDN 93
PALEMBANG. PERNIK Jurnal PAUD, Vol.4 No.1.
ARIYATI, T. (2013). PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERBASIS PERMAINAN.
Pendidikan Anak.
Asmonah, S. (2019). Meningkatkan kemampuan membaca permulaan menggunakan
model direct instruction berbantuan media kartu kata bergambar. Pendidikan Anak,
Vol.8 No.1, 29–37.
Azizah, A., & Fatamorgana, F. R. (2021). PENTINGNYA PENELITIAN TINDAKAN
KELAS BAGI GURU DALAM PEMBELAJARAN. Auladuna, Vol.3 No.1, 15–22.
https://doi.org/10.36835/au.v3i1.475
Chandra, Mayarnimar, & Habib, M. (2018). KETERAMPILAN MEMBACA DAN
MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL VARK UNTUK SISWA
SEKOLAH DASAR. INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH
DASAR, Vol.2 No.1, 2579–3403.
Febrianti, F. D., Pudjawan, K., & Wirya, I. N. (2013). Penerapan Metode Mueller Dengan
Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Huruf.
Pendidikan Anak Usia Dini.
Mukodi. (2018). TELA’AH FILOSOFIS ARTI PENDIDIKAN DAN FAKTOR-
FAKTOR PENDIDIKAN DALAM ILMU PENDIDIKAN. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Vol. 10, N.
Permana, E. P. (2016). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS
SD. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, Vol.1 No.2.
Pratiwi, C. P. (2020). ANALISIS KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN
SISWA SEKOLAH DASAR: STUDI KASUS PADA SISWA KELAS 2
SEKOLAH DASAR. Pendidikan Edutama, vol.7 no.1, 2339–2258.
Rinawati, A., Mirnawati, L. B., & Setiawan, F. (2020). NALISIS HUBUNGAN
KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA
SEKOLAH DASAR. Journal Education Research and Development, Vol.4 No.2,
2548–9291.
Situmeang, T. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan
Secara Tematik Melalui Metode Mueller Di Kelas 1 SD Negeri 060808 Medan.
Master Thesis.
Tanyid, M. (2014). ETIKA DALAM PENDIDIKAN: KAJIAN ETIS TENTANG
KRISIS MORAL BERDAMPAK PADA PENDIDIKAN. JURNAL JAFFRAY, Vol.
12, N.
20