Anda di halaman 1dari 24

USULAN PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN

MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE

MUELLER DENGAN PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS II 7 LABUAN BARU

Oleh

Komang Nuariati

A 401 20 201

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2022
PENGESAHAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN

MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE

MUELLER DENGAN PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS II SDN INPRES 7 LABUAN BARU

Oleh

Komang Nuariati
A40120201

Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Pembimbing

( )

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

( )

Koordinator Program Studi

Magister

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................

PENGESAHAN ................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................1


1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................4
1.3. Batasan Masalah................................................................................4
1.4. Rumusan Masalah.............................................................................4
1.5. Tujuan Penelitian...............................................................................5
1.6. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................5
1.7. Manfaat Penelitian.............................................................................5
1.8. Definisi Operasional..........................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................7

2.1 Penelitian Yang Relevan..................................................................7


2.2 Kajian Teori......................................................................................7
2.3 Kerangka Konseptual.....................................................................11
2.4 Hipotesis.........................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................14

3.1 Jenis Penelitian...............................................................................14


3.2 Desain Penelitian............................................................................14
3.3 Setting Penelitian............................................................................15
3.4 Tahapan Pelaksanaan Penelitian.....................................................15
3.5 Jenis dan Sumber Data...................................................................16
3.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................................17
3.7 Teknik Analisis Data......................................................................17
3.8 Kriteria Keberhasilan Penelitian.....................................................18

iii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Modal awal dalam sebuah pemahaman yang benar tentang pendidikan, harus
didasarkan pada suatu pengertian yang benar tentang pendidikan itu sendiri.
Pendidikan merupakan sebuah proses yang dapat terjadi secara terus-menerus
dalam kehidupan seseorang melalui pengajaran sehingga kemampuan, bakat,
kecakapan dan minatnya dapat dikembangkan (Tanyid, 2014).

Pendidikan dalam arti sempit, adalah seluruh kegiatan belajar yang


direncanakan, dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara terjadwal dalam
sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang telah
ditentukan. Kegiatan belajar seperti itu dilaksanakan di dalam Lembaga
Pendidikan Sekolah. Tujuan utamanya adalah pengembangan potensi intelektual
dalam bentuk penguasaan bidang ilmu khusus dan cakap dalam teknologi,
diharapkan bisa menjawab berbagai tantangan hidup yang dipastikan bermunculan
di kemudian hari di tengah-tengah kehidupan masyarakat (Suparlan Suhartono,
2007) dalam (Mukodi, 2018).

Hal ini mengandung makna, bahwa pendidikan dalam arti sempit bukan
berarti memotong isi dan materi pendidikan, memainkan dan mengorganisasinya
dalam bentuk sederhana tanpa mengurangi kualitas dan hakikat pendidikan.
Dalam membelajarkan isi dan materi pendidikan, lembaga pendidikan sekolah
melakukan perencanaan materi pembelajaran dalam bentuk kurikulum berdasar
pada tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, dalam rangka pelaksanaan rencana
itu, sekolah melakukan koordinasi sumber daya manusia (tenaga pendidikan dan
administrator) dan semua fasilitas yang diperlukan. Menurut sistem pengawasan
khas pendidikan, kegiatan pembelajaran dilakukan secara terjadwal dan pada
setiap tahap dilakukan evaluasi (Suparlan Suhartono, 2007) dalam (Mukodi,
2018).

1
Perwujudan pembelajaran yang bermakna salah satunya ditinjau dari
keterampilan siswa dalam berbicara. Keterampilan berbicara merupakan salah
satu aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan sekolah dasar, siswa
dilatih agar mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan
menggunakan kata dan kalimat yang tepat. Pengembangan keterampilan berbicara
pada siswa sekolah dasar lebih menekankan pada pemilihan kata (diksi),
keruntutan kata, intonasi membaca kalimat dan ekspresi (Permana, 2016).

Menurut (Pratiwi, 2020) Bahasa dan komunikasi memiliki hubungan yang


sangat terkait. Keduanya merupakan aspek perkembangan yang memiliki peran
penting dalam kehidupan manusia. Seseorang yang tidak memiliki kemampuan
bahasa dan komunikasi, akan sulit untuk berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa
merupakan suatu bentuk dari kode sosial yang dapat digunakan dalam pikiran,
bahasa juga untuk berkomunikasi, bahasa merupakan alat untuk berinteraksi.
Dalam bahasa terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai atau
diajarkan kepada peserta didik pada saat duduk di bangku sekolah. Keterampilan
dalam bahasa ada empat yaitu menyimak berbicara, membaca, dan menulis.
Sependapat dengan Tarigan (2008) bahwa kurikulum sekolah ada 4 yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis merupakan keterampilan bahasa
yang terdapat pada kurikulum sekolah. Keterampilan menyimak dan berbicara
merupakan keterampilan dalam komunikasi lisan, sedangkan keterampilan
membaca dan menulis termasuk kemampuan tulis.

Keterampilan membaca dan menulis adalah kegiatan yang saling berkaitan,


keterampilan membaca berpengaruh terhadap keterampilan menulis, keterampilan
menulis membutuhkan pengetahuan dan ide-ide yang akan dituangkan melalui
tulisan sedangkan pengetahuan dan ide-ide diperoleh dari kegiatan membaca
(Febrina, 2017). Kemampuan menulis yang baik tidak dapat diperoleh tanpa
kemampuan membaca yang baik, karena dengan memiliki kemampuan membaca
yang baik seseorang akan mendapatkan informasi yang lebih luas, pengalaman
yang didapatkan pun lebih banyak sehingga kosakata yang dimiliki oleh pembaca
akan lebih beragam. (Rinawati et al., 2020)

2
Pembelajaran keterampilan Membaca Menulis Permulaan (MMP) merupakan
bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran di kelas rendah. Kedua
keterampilan ini merupakan pondasi dasar dalam mencapai kesuksesan
keterampilan lainnya. Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilan MMP
memerlukan perhatian khusus dari guru. MMP mengkaji tentang keterampilan
membaca dan keterampilan menulis di kelas rendah fokusnya di kelas satu
Sekolah Dasar (SD). Keterampilan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
keterampilan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf (Chandra
dan Amerta, 2017). Sedangkan keterampilan menulis permulaan tidak jauh
berbeda dengan keterampilan membaca permulaan. Pada tingkat dasar,
pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada keterampilan yang bersifat
mekanik, yaitu bagaimana teknik yang digunakan dalam menegakkan fungsi alat
tulisnya membentuk tulisan yang dapat dibaca. (Chandra et al., 2018)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas II SDN 12 Labuan Baru,


ditemukan beberapa masalah yang terkait dengan keterampilan yang dimiliki
siswa. Kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa masih belum baik,
siswa masih sulit dalam membaca dan menulis. Kelas 2 SDN 7 Labuan Baru
dalam proses pembelajaran sampai saat ini menggunakan : metode dikte yang
kurang menarik minat siswa, sehingga ketika guru menuliskan kata sederhana di
papan tulis, sebagian siswa belum dapat membaca kata sederhana tersebut. Siswa
kurang mengenal huruf, sehingga masih salah menyebutkan dan mengidentifikasi
huruf.
Masalah lain yang ditemukan adalah ketika pembelajaran menyimak. Siswa
kurang memperhatikan guru ketika membacakan cerita. Siswa tidak fokus dan
lebih asyik bermain sendiri ataupun menggangu teman. Ketika diberi pertanyaan
oleh guru, siswa kurang tepat dalam menjawab pertanyaan terkait isi cerita. Siswa
kesulitan menjawab pertanyaan terkait tokoh, latar, maupun pesan moral dalam
cerita.

Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat kemampuan siswa dalam membaca dan
menulis permulaan, peneliti mengangkat judul “ Meningkatkan Kemampuan

3
Membaca dan Menulis Permulaan Menggunakan Metode Mueller Dengan
Pemanfaatan Media Gambar Pada Siswa Kelas 2 SDN 7 LABUAN BARU”.
Alasan memilih judul tersebut didasari oleh pemikiran bahwa dengan penggunaan
media gambar memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis permulaan atau menimbulkan daya tarik bagi siswa sehingga mereka
senang membaca yang pada akhirnya akan memberikan hasil belajar yang baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diperoleh


suatu pengamatan dan analisis mengenai apa yang menyebabkan ketidak tuntasan
hasil belajar membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas 2 SDN 7 Labuan
Baru sehingga muncul identifikasi masalah diantaranya sebagai berikut : (1) Pada
saat belajar mengajar berlangsung sebagian siswa tidak aktif dalam pembelajaran.
Siswa kurang dapat menguasai materi dalam pembelajaran yang disebabkan oleh
salah satu faktor yaitu kurangnya menggunakan benda-benda di sekitar sebagai
alat belajar. (2) Guru belum terbiasa mempergunakan berbagai sumber belajar, (3)
kurang memiliki keterampilan membaca, (4) metode yang digunakan dalam
membaca dan menulis permulaan belum sesuai.

1.3 Batasan Masalah

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah tentang kemampuan


membaca dan menulis permulaan siswa kelas 2 SDN 7 Labuan Baru, maka
pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut: penyusunan rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar dalam membaca
dan menulis permulaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
metode Mueller dengan menggunakan Media Gambar pada standar kompetensi
yang sudah ditentukan dalam pembelajaran yaitu aspek membaca. Memahami
teks pendek dengan membaca lancar. Pengukuran hasil belajar dilakukan melalui
penilaian proses dan penilaian hasil belajar.

1.4 Rumusan Masalah

4
Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
“Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan
Menggunakan metode Mueller Dengan Pemanfaatan Media Gambar Pada Siswa
Kelas 2 SDN 7 Labuan Baru?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan melalui metode mueller dengan
pemanfaatan media gambar pada siswa kelas 2 SDN 7 Labuan Baru dan secara
khusus bertujuan untuk melakukan perbaikan perilaku belajar secara aktif dan
kontekstual dalam pembelajaran.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu penggunaan metode mueller dengan


pemanfaatan media gambar pada materi Bermain di Tempat Wisata. Penelitian ini
dilaksanakan di kelas 2 SDN 7 Labuan Baru pada tahun ajaran 2022/2023.

1.7 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, sebagai upaya bagi peneliti untuk memperdalam


pengetahuan, pengalaman dan kemampuan mengembangkan potensi
dalam diri peneliti.
2. Bagi guru, hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan terhadap
proses belajar mengajar, sehingga dalam proses belajar mengajar melalui
penggunaan media atau alat peraga berupa gambar sebagai sarana proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar khususnya membaca dan
menulis permulaan.
3. Bagi siswa, dengan menggunakan media gambar, dapat lebih aktif dalam
mengikuti materi pelajaran sehingga dapat termotivasi dalam belajar, yang
akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

5
4. Bagi sekolah, sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan khususnya bidang studi Bahasa Indonesia.
1.8 Definisi Operasional
a. Membaca Permulaan merupakan tahap awal dalam belajar membaca yang
di fokuskan kepada mengenal simbol-simbol atau tanda-tanda yang
berkaitan dengan huruf-huruf sehingga menjadi pondasi agar anak dapat
melanjutkan ke tahap membaca permulaan.
b. Menulis Permulaan merupakan kemampuan dasar menulis yang di ajarkan
oleh guru di kelas awal sekolah dasar, untuk selanjutnya siswa dapat
menulis dengan menggunakan ejaan yang benar dan mampu menyatakan
ide/gagasan secara tertulis.
c. Metode Mueller adalah salah satu metode untuk mengajarkan baca dan
tulis pada anak usia dini dengan memanfaatkan media yang ada di sekitar.
d. Media Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke
dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan atau pikiran yang bermacam-
macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, proyektor dan lain
sebagainya.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan

a. (Situmeang, 2013) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Dan


Menulis Permulaan Secara Tematik Melalui Metode Mueller Di Kelas 1
SD Negeri 060808 Medan”. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
yaitu menunjukan : 1) Pembelajaran pada siklus I secara proses maupun
hasil menunjukan peningkatan hasil belajar dengan rata-rata 13,47. 2)
Pembelajaran pada siklus II berdasarkan proses dan hasil pembelajaran
menunjukan peningkatan lebih yaitu 16,26. Secara klasikal tingkat
ketuntasan siswa sebesar 70% meningkat menjadi 86%. Berdasarkan hasil
temuan dapat disimpulkan bahwa metode mueller dapat meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan secara tematik siswa dan
membuat pembelajaran siswa lebih menyenangkan. Dengan demikian
metode mueller ini dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam
menyajikan pembelajaran membaca dan menulis permulaan secara
tematik.
b. (Febrianti et al., 2013) dengan judul “Penerapan Metode Mueller Dengan
Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pengenalan Huruf”. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data
yang diperoleh rata-rata persentase kemampuan pengenalan huruf anak
pada siklus I sebesar 51,55% dan rata-rata pengenalan huruf anak pada
siklus II sebesar 89,55%. Data ini menunjukkan adanya peningkatan rata-
rata pada presentase kemampuan dalam kegiatan pengenalan huruf pada
anak dari siklus I ke siklus II sebesar 38% dan berada pada kategori sangat
aktif.

2.2 Kajian Teori

A. Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan


1. Pengertian Membaca dan Menulis Permulaan

7
a. (ARIYATI, 2013) Kemampuan membaca dan menulis
merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang
anak. Dengan kemampuan ini anak dapat lebih mudah
mempelajari dan menguasai bidang ilmu lainnya.Lemahnya
kemampuan membaca dan menulis tentu memberikan
dampak buruk, baik dari segi mental maupun prestasi
akademik.
b. (Ali, 2021) Membaca dan menulis sebagai salah satu aspek
keterampilan berbahasa diajarkan di sekolah dengan tujuan
agar para siswa dapat mengerti maksud yang terkandung
dalam bacaan sehingga dapat memahami isi bacaan dengan
baik dan benar.
c. (Asmonah, 2019) Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi
baik itu lisan, tertulis atau isyarat yang berdasarkan pada
suatu system dari symbol-simbol. Sedangkan berbahasa
anak adalah suatu cara yang dimiliki anak untuk
mengungkapkan perasaan kepada orang lain. Ungkapan
yang disampaikan berupa tulisan yang di lafalkan yaitu
dengan membaca. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005) diartikan bahwa, sesuatu yang tertulis kemudian
menuturkan serta menyebutkan kembali apa yang tertulis
dinamakan membaca.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Dan
Menulis Permulaan
Menurut St. Y. Slamet dalam (Ali, 2021), bahwa Membaca
dan Menulis Permulaan (MMP) merupakan dua aspek kemampuan
berbahasa yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Pada waktu
guru mengenalkan menulis, tentu anak-anak akan membaca
tulisannya. Menulis sebagai salah satu aspek kemampuan
berbahasa wajib dikuasai oleh siswa. Menulis atau mengarang
adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang

8
disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
Dari pengertian menulis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran dan
perasaan dalam bentuk tulisan. Sebelum sampai pada tingkat
mampu menulis, siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat
permulaan, mulai dari pengenalan lambang – lambang bunyi.
Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat
permulaan pada pembelajaran menulis permulaan tersebut, akan
menjadi dasar peningkatan dan pengembangan kurikulum siswa
selanjutnya. Apabila dasar tersebut baik dan kuat maka dapat
diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan
apabila dasar itu kurang baik atau lemah, maka dapat diperkirakan
hasil pengembangannya kurang baik juga.
Menurut lerner dalam (Ali, 2021), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, antara lain : (1)
Motorik, (2)Perilaku, (3) Persepsi, (4)Memori, (5)Kemampuan
melaksanakan cross modal, (6) Penggunaan tangan yang dominan,
(7)Kemampuan memahami insting.
B. Metode Mueller
1. Pengertian Metode Mueller
Muclich dalam (Febrianti et al., 2013), menyatakan metode
mueller adalah “metode yang mengkaitkan antara benda-benda
konkrit yang ada di sekitar lingkungan dengan pelajaran membaca
permulaan, untuk mempermudah pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran”. Teori ini dapat digunakan dalam pengajaran
membaca permulaan karena dapat meningkatkan kemampuan
motorik, intelegensi, dan kemandirian anak.
Dalam proses pembelajaran metode mueller, perlu adanya
media yang mendukung proses pembelajaran agar berkembang
secara optimal. Salah satu media yang digunakan dalam metode
mueller adalah media gambar (Febrianti et al., 2013).

9
2. Kelebihan Metode Mueller
Adapun kelebihan dari metode mueller adalah sebagai berikut:
a. Membantu anak untuk membaca permulaan
b. Membantu anak untuk menulis permulaan
c. Membantu anak dapat menangkap materi dengan tepat dan
cepat.
3. Kekurangan Metode Mueller
Adapun kekurangan dari metode mueller adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan media konkret harus tepat
b. Pengajaran harus dilakukan secara perlahan dan bertahap
C. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar
Dadan Djuanda dalam (Ali, 2021), mengungkapkan
pepatah Cina yang berbunyi bahwa, “ Gambar lebih bermakna dari
seribu kata”. Gambar merupakan salah satu jenis media
pembelajaran yang digunakan untuk memperjelas pesan, untuk
keterbatasan ruang karena objek terlalu besar, kejadian hal di masa
lalu atau jauh. Melalui gambar siswa dapat menerjemahkan ide –
ide abstrak dalam bentuk lebih realistik. Penggunaan gambar
sebagai media maupun sumber belajar di kelas sekolah dasar,
belumlah biasa dilakukan oleh para guru. Hal itu karena
menyiapkan gambar bukanlah hal yang mudah. Walaupun tidak
teramat sulit, menyiapkan gambar untuk pembelajaran dapat
menyita banyak waktu, bahkan perlu biaya untuk mencarinya.
Smaldino dalam (ARIYATI, 2013), membagi media visual
menjadi dua yaitu media visual terproyeksi dan media visual non-
terproyeksi. Media visual terproyeksi yaitu format media gambar
diam diperbesar dan ditampilkan dilayar, misalnya mengirim
gambar dari sebuah komputer ke sebuah proyektor digital.
Sedangkan media visual non-terproyeksi yaitu media yang tidak
memerlukan perlengkapan dalam menampilkan serta dapat

10
mengubah gagasan abstrak menjadi sebuah format yang lebih
realistik.
2. Kelebihan Media Gambar
Adapun kelebihan media gambar adalah sebagai penyampaian
informasi secara visual tentang segala sesuatu sebagai pindahan
dari wujud sebenarnya, mengatasi masalah batasan ruang dan
waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas
suatu masalah, dan dapat mencegah atau membetulkan suatu
kesalah pahaman (Febrianti et al., 2013).
3. Kelemahan Media Gambar
Disamping kelebihan gambar sebagai media tentu saja
terdapat kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah gambar tidak
dapat memperhatikan gerak seperti halnya benda hidup, siswa
tidak selalu dapat mengintegrasikan isi gambar, dan kadang-
kadang gambar terlalu kecil untuk dipertunjukan di dalam kelas
yang berukuran besar hingga dapat memicu kegaduhan antara
siswa (Febrianti et al., 2013).

2.3 Kerangka Konseptual

Pembelajaran keterampilan Membaca Menulis Permulaan (MMP) merupakan


bagian penting yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran di kelas rendah. Kedua
keterampilan ini merupakan pondasi dasar dalam mencapai kesuksesan
keterampilan lainnya. Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilan MMP
memerlukan perhatian khusus dari guru. MMP mengkaji tentang keterampilan
membaca dan keterampilan menulis di kelas rendah fokusnya di kelas satu
Sekolah Dasar (SD). Keterampilan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
keterampilan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf (Chandra
dan Amerta, 2017) dalam (Chandra et al., 2018). Sedangkan keterampilan menulis
permulaan tidak jauh berbeda dengan keterampilan membaca permulaan. Pada
tingkat dasar, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada keterampilan yang
bersifat mekanik, yaitu bagaimana teknik yang digunakan dalam menegakkan

11
fungsi alat tulisnya membentuk tulisan yang dapat dibaca. Dari uraian tersebut,
menunjukkan bahwa perlu adanya metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam membaca dan menulis permulaan.

Untuk meningkatkan keterampilan siswa, guru harus menggunakan metode


pembelajaran yang tidak membosankan. Metode yang dapat guru gunakan adalah
Metode Mueller dengan pemanfaatan Media Gambar sebagai benda konkret.
Metode ini akan menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan sehingga
siswa akan tertarik untuk belajar. Metode Mueller adalah metode yang
mengkaitkan antara benda-benda konkrit yang ada di sekitar lingkungan dengan
pelajaran membaca permulaan, untuk mempermudah pemahaman siswa dalam
proses pembelajaran. Metode Mueller ini dapat mendorong siswa untuk berfikir
sistematis dengan menghadapkannya kepada masalah-masalah yang akan
dipecahkan.

Diharapkan dari Metode Mueller ini dapat meningkatkan kemampuan


membaca dan menulis permulaan siswa sehingga hasil belajar siswa pun dapat
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual

12
2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas 2


SDN Inpres 7 Labuan Baru membaca dan menulis permulaan dapat ditingkatkan
dengan menggunakan metode mueller dengan pemanfaat media gambar.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) penelitian dengan tindakan yang dilakukan di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian pendidik yang
penting untuk dipahami oleh para guru. Penelitian Tindakan Kelas secara
langsung berkorelasi dengan upaya guru untuk memperbaiki atau meningkatkan
kualitas, kinerjanya, utamanya dalam proses pembelajaran dikelas.
Menurut (Azizah & Fatamorgana, 2021) Penelitian tindakan kelas berasal
dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang dikenal dengan
singkatan PTK yaitu penelitian yang dilakukan di kelas oleh guru untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas
tersebut. Pengertian penelitian tindakan kelas juga dapat diartikan untuk
mengidentifikasi permasalahan di kelas sekaligus memberi pemecahan
masalahnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang dilakukan oleh guru
untuk mengidentifikasi permasalahan di kelas sekaligus memberi pemecahan
masalahnya dan memperbaiki atau meningkatkan kualitas dan kinerjanya,
utamanya dalam proses pembelajaran dikelas.
3.2 Desain Penelitian

Desain Penelitian Tindakan Kelas mengikuti model Kemmis dan Mc Taggart.


Model ini sangat cocok dengan penelitian tentang peningkatan kemampuan
membaca dan menulis menggunakan metode mueller dengan pemanfaatan media
gambar pada siswa kelas 2 SDN Inpre 7 Labuan Baru.

14
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

3.3 Setting Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Labuan Baru,
Kec. Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023
yaitu pada bulan November Tahun 2022.
3.3.3 Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas 2 dengan jumlah siswa 8 orang
yang terdiri dari 5 orang perempuan dan 3 orang laki-laki.
3.4 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Gambaran Umum Penelitian
Proses Penelitian Tindakan Kelas ini di mulai dengan identifikasi
masalah dalam proses pembelajaran yang di temui di kelas oleh guru
yang melakukan penelitian. Masalah pembelajaran yang dimaksud
adalah hasil yang perlu di tingkatkan. Pelaksanaan tindakan
direncanakan secara berdiskusi. Setiap siklus dilakukan tes akhir guna
mengukur hasil pembelajaran yang dicapai oleh siswa yaitu membaca
dan menulis permulaan. Jika target dalam pelaksanaan tindakan pada
siklus pertama belum mencapai indikator yang telah ditetapkan,
penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya.

15
3.4.2 Rincian Prosedur Penelitian
Adapun rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan
prosedur penelitian melalui:
a. Pratindakan
Pada pratindakan dikemukakan hal-hal yang dilakukan sebelum
tindakan dilaksanakan, seperti tes awal, implikasi hasil
pelaksanaan tes awal, pertemuan dengan sejawat yang akan
dilibatkan dalam pelaksanaan penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan
pada pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan prosedur dan
langkah-langkah. Penelitian tindakan yang merupakan proses daur
ulang dalam suatu siklus yang berkelanjutan mulai dari tahap; (1)
Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan
langsung atau observasi, dan (4) Refleksi.
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif.
a. Data kualitatif adalah data yang tidak menggunakan angka,
yang diperoleh melalui hasil observasi. Disebut data kualitatif
karena pernyataan yang digunakan dalam pengumpulan data
menggunakan kata-kata non numerik.
b. Data kuantitatif adalah data yang menggunakan angka-angka
yang diperoleh melalui hasil belajar atau hasil evaluasi.
3.5.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh dari evaluasi kemampuan dan hasil menggunakan metode
mueller dengan pemanfaatan media gambar, yang terlibat langsung
dalam proses pembelajaran dan hasil observasi pengamatan aktivitas
guru dan siswa.
3.6 Teknik Pengumpulan Data

16
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

a. Teknik observasi. Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk


memperoleh data tentang keadaan yang akan dijadikan sebagai lokasi
penelitian.
b. Evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kemampuan
siswa membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan metode
mueller dengan pemanfaatan media gambar.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah:
- Aktivitas siswa dalam pembelajaran

jumlah
Presentase nilai rata−rata ( NR )= x 100 %
skor maksimal
Nilai tersebut diubah ke dalam bentuk nilai kualitatif pada tabel
berikut:
Tabel 3.1 Nilai Kualitatif aktivitas guru dan siswa

Peringkat Nilai

Amat Baik (A) 90 < A ≤ 100

Baik (B) 75 < B ≤ 90

Cukup (C) 65 < C ≤ 75

Kurang (K) ≤ 65

3.7.2 Analisis Data Kuantitatif

17
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dan menentukan
presentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan Depdikbud (2001:25)
menggunakan rumus sebagai berikut :
jumlah
1) Ketuntasan belajar individual= x 100 %
skor maksimal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individual bila
diperoleh presentase daya serap individual sekurang-kurang 65%
2) Ketuntasan belajar klasikal
jumlah siswatutas
Presentase daya tuntas klasikal= x 100 %
banyaknya siswa
Suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal, jika 85% atau lebih
siswa tuntas belajar

skor total peserta


3) Daya serap klasikal x= x 100 %
skor ideal seluruh peserta

3.8 Kriteria Keberhasilan Penelitian

Dalam penelitian ini, indikator penelitian tindakan kelas yang dijadikan dasar
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa membaca dan menulis permulaan di
SDN 7 Labuan Baru. Apabila siswa secara individu untuk KKM sudah 65%,
sedangkan ketuntasan secara klasikal apabila memperoleh persentase 85% rata-
rata, maka dapat dinyatakan telah tuntas secara klasikal.

Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode mueller


dengan pemanfaatan media gambar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Hasil kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia telah


mencapai KKM sebesar 65% dan secara klasikal≥85%.
2. Aktivitas guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
metode mueller pada materi Bermain Di Tempat Wisata dengan sekurang-
kurangnya baik yaitu>75.

18
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
metode mueller pada materi Bermain Di Tempat Wisata dengan sekurang-
kurangnya baik yaitu>75 dan secara klasikal sebanyak≥85

19
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2021). PENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS
PERMULAAN DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK KELAS 2 PADA SDN 93
PALEMBANG. PERNIK Jurnal PAUD, Vol.4 No.1.
ARIYATI, T. (2013). PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERBASIS PERMAINAN.
Pendidikan Anak.
Asmonah, S. (2019). Meningkatkan kemampuan membaca permulaan menggunakan
model direct instruction berbantuan media kartu kata bergambar. Pendidikan Anak,
Vol.8 No.1, 29–37.
Azizah, A., & Fatamorgana, F. R. (2021). PENTINGNYA PENELITIAN TINDAKAN
KELAS BAGI GURU DALAM PEMBELAJARAN. Auladuna, Vol.3 No.1, 15–22.
https://doi.org/10.36835/au.v3i1.475
Chandra, Mayarnimar, & Habib, M. (2018). KETERAMPILAN MEMBACA DAN
MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL VARK UNTUK SISWA
SEKOLAH DASAR. INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH
DASAR, Vol.2 No.1, 2579–3403.
Febrianti, F. D., Pudjawan, K., & Wirya, I. N. (2013). Penerapan Metode Mueller Dengan
Menggunakan Media Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengenalan Huruf.
Pendidikan Anak Usia Dini.
Mukodi. (2018). TELA’AH FILOSOFIS ARTI PENDIDIKAN DAN FAKTOR-
FAKTOR PENDIDIKAN DALAM ILMU PENDIDIKAN. Jurnal Penelitian
Pendidikan, Vol. 10, N.
Permana, E. P. (2016). PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS
SD. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, Vol.1 No.2.
Pratiwi, C. P. (2020). ANALISIS KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN
SISWA SEKOLAH DASAR: STUDI KASUS PADA SISWA KELAS 2
SEKOLAH DASAR. Pendidikan Edutama, vol.7 no.1, 2339–2258.
Rinawati, A., Mirnawati, L. B., & Setiawan, F. (2020). NALISIS HUBUNGAN
KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA
SEKOLAH DASAR. Journal Education Research and Development, Vol.4 No.2,
2548–9291.
Situmeang, T. (2013). Peningkatan Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan
Secara Tematik Melalui Metode Mueller Di Kelas 1 SD Negeri 060808 Medan.
Master Thesis.
Tanyid, M. (2014). ETIKA DALAM PENDIDIKAN: KAJIAN ETIS TENTANG
KRISIS MORAL BERDAMPAK PADA PENDIDIKAN. JURNAL JAFFRAY, Vol.
12, N.

20

Anda mungkin juga menyukai