Anda di halaman 1dari 67

Laporan PKP

PERBAIKAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI


METODE MIND MAPPING KELAS IV SDN 10854 SEI MENCIRIM
KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELISERDANG
T.P. 2020/2021

SARAH DEVI TARIGAN


NIM: 856036073

LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK 4501)

PROGRAM STUDI PGSD BI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ – UNIVERSITAS TERBUKA

MEDAN

2021
LEMBAR PENGESAHAN

PERBAIKAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI


MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND
MAPPING PADA SISWA KELAS IV SDN 10854 SEI MENCIRIM
KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Medan, Juni 2021

Supervisor I Mahasiswa

Dr. Arnita Sitorus,M.Pd Sarah Devi Tarigan


NIP .195810141986032003 NIM. 856036073

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
berkat kepada penulis sehingga mendapat kemudahan dan kelancaran dalam
menyusun laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran ini. Sebagaimana diketahui
bahwa penulisan Laporan ini merupakan salah satu tugas persyaratan mutlak
mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), yang mana tugas
tersebut haruslah dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Program Stara I (satu)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S-I PGSD) Universita Terbuka.
Didalam penyusunan PKP ini penulis merasa sangat perlu untuk
mengucapkan berterima kasih serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada
:
1. Ibu Dr. Arnita Sitorus, M.Pd yang telah membimbing saya dalam
penyusunan laporan PKP ini meski hanya lewat tutorial web dan wa grup.
2. Semua pihak yang telah memberikan secara ikhlas saran (masukan) dan
pendapatnya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan Hasil Perbaikan
Pembelajaran.
Dalam menyusun laporan PKP ini tidak lepas dari kesalahan dalam
penulisan, dalam pelaksanaanya juga tidak seperti yang diharapkan
dikarenakan penulis melakukan perbaikan pembelajaran tanpa siswa dan
dilakukannya di rumah dan di sekolah hal ini dikarenakan adanya wabah
Covid-19 yang menyebabkan sekolah diliburkan dan anak-anak harus belajar
secara daring di rumah.
Penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam laporan ini diterima oleh
tim penilai mata kuliah, yang akhirnya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan dan memberikan penilaian mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4501.

Medan, 20 Mei 2021

Sarah Devi Tarigan


iv
DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
Abstrak......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1. Identifikasi Masalah..................................................... 3
2. Analisis Masalah........................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah................ 3
B. Rumusan Masalah............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran......................... 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran....................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................... 5
A. Perbaikan Pembelajaran...................................................... 5
1. Pengertian Belajar........................................................... 5
2. Pengertian Hasil Belajar.................................................. 6
3. Kaitan PTK dan PKP...................................................... 7
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar............ 9
5. Karakteristik Siswa SD.................................................... 10
B. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .......................... 11
1. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD............ 11
2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ....................... 11
3.Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD.............. 12
4. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD.............. 13
5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD 14
6. Materi Karangan Narasi.................................................. 14
C. Metode Mind Mapping....................................................... 17
1. Pengertian Metode Mind Mapping................................. 17
v
2. Karakteristik Metode Mind Mapping ............................ 17
3. Langkah-Langkah Metode Mind Mapping..................... 19
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mind Mapping........ 19

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN


PEMBELAJARAN ................................................................ 20
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian,.............................. 20
B. Deskripsi Per Siklus............................................................ 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 30


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran........... 30
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan
Pembelajaran....................................................................... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT................... 31


A. Simpulan ............................................................................ 31
B. Saran dan Tindak Lanjut..................................................... 31
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran.

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia (Refleksi)


2. Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran SIKLUS 1
3. Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus 2
4. Lembar Observasi Simulasi Silus I
5. Lembar Observasi Simulasi Silus 2
6. Jurnal Bimbingan PKP

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Bahasa Indonesia digunakan untuk meningkatkan siswa dalam


berkomunikasi Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik lisan maupun
tulisan, dan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap karya sastra. Standar
kompetensi pada pelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pengajaran
bahasa, bahwa dalam mempelajari bahasa sama dengan mempelajari komunikasi.
Oleh karena itu, mengajar dalam bahasa Indonesia dapat membawa kemampuan
siswa membina dalam arti berkomunikasi bahasa Indonesia, baik secara lisan
maupun tulisan.
Menurut Tarigan (2008:1), di dalam Bahasa Indonesia terdapat empat aspek
ketrampilan keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah, yaitu:
keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara
(speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menulis
(writting skills). Keempat ketrampilan berbahasa memiliki hubungan yang sangat
erat. Pada dasarnya merupakan komponen kesatuan dan sering diistilahkan dengan
catur-tunggal. Sehingga dapat disimpulkan, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
yang terjadi di sekolah, keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis
mempunyai satu kesatuan yang saling berhubungan dan utuh dalam membentuk
kemampuan berbahasa.
Menulis adalah kegiatan seseorang dalam menerapkan ide dan gagasan yang
disampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain untuk mudah dipahami.
(Nurudin, 2010:4). Tujuan tersebut hanya dapat terlaksanakan apabila penulis
dapat menyusun kalimat dengan jelas dan mudah untuk ditelaah oleh para
pembaca.
Ada banyak bentuk-bentuk tulisan. Salah satunya bisa dilihat berdasarkan
penggolongan dalam cara penyajian dan tujuan penyampaiannya. Menurut
Pratiwi, dkk. (2008:6.40-6.48) menyebutkan bahwa bentuk-bentuk tulisan
meliputi deskripsi, eksposisi, narasi, persuasi, dan argumentasi. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti merasakan bahwa permasalahan
dalam menulis karangan narasi tersebut juga terjadi pada siswa kelas IV SDN
1
10854 Sei Mencirim.

2
Kegiatan pembelajaran menulis pelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam
menulis karangan narasi. Siswa terlihat kesulitan dalam mengutarakan ide dan
imajinasi dalam pikiran lalu mengubah ke bentuk tulisan. Saat guru meminta siswa
untuk menulis, siswa tidak mengerti atau tidak tahu harus memulai dalam menulis.
Penyebab utamanya karena siswa kurang memiliki bayangan dalam hal-hal pokok
yang akan mereka tulis dalam bentuk narasi. Saat siswa dimulai untuk bagaimana
menulis cerita siswa merasa bingung, mereka kesulitan apa yang harus ditulisnya
lagi, dan hasil akhirnya. Selain itu siswa juga kurang mampu dalam
menghubungkan ide-ide yang dimiliki siswa. Ada berbagai kendala yang sering
dialami siswa tersebut salah satu penyebabnya karena dalam pemilihan metode
kurang tepat, yaitu metode ceramah masih digunakan guru dalam pembelajaran
menulis cerita atau narasi tanpa disertai dengan metode yang merangsang siswa
untuk berinovasi.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka guru harus
memilih metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia
terutama menulis karangan narasi. Metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia menulis karangan narasi, yaitu metode yang dapat menyatukan ide-ide
atau gagasan utama dalam cerita, sehingga siswa dapat lebih mudah dalam
menulis suatu cerita atau narasi. Dengan demikian peningkatan dalam menulis
cerita siswa dapat meningkat. Menghubungkan ide-ide dan gagasan utama pikiran
suatu cerita adalah dengan menggunakan metode mind mapping.
Pada dasarnya, cara mudah dalam penempatan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi ke luar dari otak adalah dengan menggunakan metode Mind
Mapping (Buzan, 2012:4). Sehingga dengan adanya metode tersebut, pencurahan
ide dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa dapat dituangkan ke dalam cerita.
Selain itu, Mind Mapping juga merupakan metode yang dapat dipakai untuk
menstimulus otak agar dapat berpikir secara teratur, dan mampu membuat peta
pemikiran dalam bentuk simbol simbol yang nyata. Sehingga dengan metode mind
mapping ide-ide atau gagasan pikiran dalam cerita dapat

3
lebih mudah ditulis oleh siswa. Dengan begitu ide dapat dicurahkan ke dalam
bentuk karangan narasi lebih mudah oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengkaji dan
melakukan perbaikan dalam ketrampilan menulis siswa melalui Laporan PKP
dengan Judul “Meningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode Mind Mapping
pada Siswa Kelas IV SDN 10854 Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru.

1. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (guru), peneliti merasakan
bahwa permasalahan dalam menulis karangan narasi terjadi pada siswa kelas IV SDN
10854 Sei Mencirim. Kegiatan pembelajaran menulis pada pelajaran Bahasa
Indonesia, terutama dalam menulis karangan narasi. Siswa terlihat kesulitan dalam
mengutarakan ide dan imajinasi dalam pikiran lalu mengubah ke bentuk tulisan. Saat
guru meminta siswa untuk menulis, siswa kurang mengerti atau tidak tahu harus
memulai dalam menulis.

2. Analisis Masalah
Penyebab utama dari kesulitan siswa dalam menulis karangan yaitu siswa kurang
memiliki bayangan dalam hal-hal pokok yang akan mereka tulis dalam bentuk narasi.
Saat siswa dimulai untuk bagaimana menulis cerita (karangan), siswa merasa bingung
dengan apa yang akan mereka tulis hingga hasil akhirnya. Selain itu siswa juga kurang
mampu dalam menghubungkan ide-ide yang mereka miliki. Ada juga berbagai kendala
yang sering dialami siswa salah satu penyebabnya yaitu pemilihan metode kurang
tepat, yaitu metode ceramah masih digunakan guru dalam pembelajaran menulis cerita
atau narasi tanpa disertai dengan metode yang merangsang siswa untuk berinovasi.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan permasalahan diatas, maka guru harus memilih metode yang tepat
dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia terutama menulis karangan narasi.
Metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis karangan narasi,
yaitu metode yang dapat menyatukan ide-ide atau gagasan utama dalam cerita,
sehingga siswa dapat lebih mudah dalam menulis suatu cerita atau narasi. Dengan
demikian peningkatan dalam menulis cerita siswa dapat meningkat.

4
Adapun cara yang bisa digunakan untuk menghubungkan ide-ide dan gagasan
utama pikiran suatu cerita adalah dengan menggunakan metode Mind Mapping.
Disamping itu, guru juga menggunakan alat peraga berupa gambar yang akan
ditempel pada setiap topik di mind map di papan tulis. Yang nantinya akan
mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan.

B. Perumusan Masalah
Apakah dengan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis
karangan narasi dari segi penggunaan tanda baca, kesesuaian cerita dengan topik
dan ejaan siswa kelas IV SDN 10854 Sei Mencirim?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 10854 Sei Mencirim dalam
pembelajaran bahasa Indonesia materi ketrampilan menulis karangan narasi dari
segi penggunaan tanda baca, kesesuaian isi dengan topik, dan ejaan siswa kelas IV
SDN 10854 Sei Mencirim dengan menggunakan metode Mind Mapping.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

a. Manfaat bagi siswa


Dapat memperbaiki belajar siswa sehingga hasil belajar siswa diharapkan
akan meningkat serta menjadi model bagi siswa bahwa guru memberikan
perhatian khusus terhadap hasil belajar siswa

b. Manfaat bagi guru


Dapat mengembangkan profesionalitas guru karena guru mampu menilai dan
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya serta membuat guru lebih percaya diri
karena mampu mengenali kelemahan dan kelebihan dalam mengajar di kelas.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Perbaikan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
menandakan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berasal di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut Witherington, dalam buku Educational psicology mengemukakan:
"Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian".
Adapula menurut Gagne, dalam buku The Conditions of Learning [ 1977 ]
menyatakan bahwa : " Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi ".
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala
aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak di perlukan oleh para pendidik
khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap
proses belajar dan hal- hal yang berkaitan dengannya mungkin akan
mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang peserta didik.
Ada empat tahapan belajar dalam diri manusia, yakni.
a) Inkompetensi bawah sadar. Inkompetensi bawah sadar merupakan kondisi dimana
manusia tidak mengetahui bahwa mereka tidak tahu.
b) Inkompetensi sadar. Inkompetensi sadar merupakan kondisi dimana manusia
mengetahui bahwa mereka tidak tahu.
c) Kompetensi sadar. Kompetensi sadar merupakan kondisi dimana manusia tahu
bahwa mereka tahu.
d) Kompetensi bawah sadar. Kompetensi bawah sadar merupakan kondisi dimana
6
manusia tidak tahu bahwa mereka tahu.

2. Pengertian Hasil Belajar

Dalam pembelajaran bagian terpenting adalah hasil belajar. Nana Sudjana


(2009: 3) menjelaskan bahwa pada dasarnya hasil belajar adalah berubahnya
tingkah laku hasil belajar dalam mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dalam Dimyanti dan Mudjiono (2006: 3-4) menyebutkan bahwa
hasil belajar merupakan suatu hasil dari interaksi dari tindak belajar dan mengajar.
Dilihat dari sisi guru, dalam proses mengajar diakhiri dengan adanya evaluasi hasil
belajar. Kemudian dari sisi siwa, dalam proses belajar merupakan berakhinya
pembelajaran dari proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono,
2006: 26-27) menjelaskan ada 6 perilaku yang mempengaruhi ranah kognitif,
sebagai berikut :
 Dalam pengetahuan diartikan pencapaian kemampuan ingatan seseorang tentang
hal yang telah di pelajari dan tersimpan dalam ingatannya. Juga pengetahuan itu
mencakup dengan fakta, peristiwa, kaidah, teori, prinsip dan metode yang digunakan.
 Dalam pemahaman diartikan kemampuan dalam menangkap arti dan makna
mengenai sesuatu hal yang dipelajari.
 Dalam penerapan diartikan kemampuan seseorang dalam menerapakan metode
dan kaidah untuk dapat menghadapi masalah yang terjadi baik nyata mapun baru.
Contohnya, dalam penggunaan prinsip.
 Dalam analisis diartikan kemampuan seseorang dalam merinci suatu kesatuan ke
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat ditelaah dengan baik.
Contohnya, dalam mengurangi masalah dapat dijadikan bagian masalah yang
kecil.
Dalam sintetis diartikan kemampuan seseorang dalam membentuk suatu pola yang
baru. Contohnya, untuk menyusun suatu program maka diperlukan
kemampuan.Dalam evaluasi diartikan kemampuan seseorang dalam membentuk
pendapat mengenai beberapa hal berdasarkan kriteria. Contohnya, kemampuan
dalam menilai hasil ulangan. Berdasarkan pengertian hasil belajar yang
dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang dimiliki berdasarkan pengalaman belajar yang dialaminya.
Kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
7
psikomotorik

8
Dalam hasil belajar dapat dilihat juga melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dalam memperoleh tujuan
pembelajaran maka didapatkanlah suatu pembuktia. Dalam hasil belajar ini
peneliti menggunakan hasil belajar kognitif bahasa Indonesia yang termasuk tiga
tingkatan yaitu (C1) pengetahuan. (C2) pemahaman, dan (C3) penerapan. Dan
instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aspek
kognitif adalah tes.

3. Kaitan PTK dan PKP


Adapun kaitan atau hubungan antara PTK dan PKP yaitu PTK dijadikan
sebagai kerangka kerja PKP. PTK adalah proses penelitian yang sistematis dan
terencana melalui tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri. PTK bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga
kualitas pembelajaran menjadi lebih meningkat (Mills, Geoffrey E, 2000;
Schmuck, Richard A, 1997). Guru perlu melakukan PTK karena:
 guru mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya;
 temuan berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti
sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran;
 guru adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui kelasnya.
 interaksi guru-siswa berlangsung secara unik;
 keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat
pengembangan, mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.
Manfaat PTK bagi guru, antara lain: membantu guru memperbaiki
pembelajaran, membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa
percaya diri guru, memungkinkan guru secara aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan.
Adapun langkah-langkah (prosedur) PTK dalam PKP yaitu:
a. Kegiatan PTK dimulai dengan mengidentifikasi masalah, caranya antara lain
dengan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan guru.
Hasil refleksi adalah berupa masalah pembelajaran yang harus dipecahkan.
Masalah tersebut dapat berupamhasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan
harapan guru, misal nilai rata-rata ulangan harian IPS di bawah 60, perilaku
mengajar guru,

9
misal pembelajaran membosankan bagi siswa karena metode mengajar yang
digunakan guru tidak tepat, atau tidak menggunakan media, atau guru salah
konsep, dan perilaku belajar siswa, misal siswa ribut, siswa malas atau siswa pasif
dalam belajar. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran secara
jeli dan tajam, dapat digunakan strategi refleksi. Refleksi adalah kegiatan
merenung atau mengingat dan menghubung-hubungkan kinerja mengajar yang
telah, sedang atau akan terjadi dalam pembelajaran. Refleksi dapat dilakukan
sendiri dan bersama- sama dalam bentuk diskusi (Schmuck, A. Richard. 1997).
Tujuan refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
guru dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya. Hasil refleksi digunakan
sebagai dasar untuk merencanakan perubahan atau perbaikan yang sebaiknya
dilakukan dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah dan
akan terjadi.
b. Masalah yang diperoleh dari refleksi, kemudian dianalisis dan dituangkan dalam
perumusan masalah. Tujuannya adalah agar kita paham inti permasalahan yang
kita hadapi, terutama apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut.
c. Merencanakan perbaikan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk rencana
perbaikan pembelajaran (RPP).
d. Berdasarkan RPP yang telah dibuat, pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dilakukan di kelas tempat mahasiswa mengajar. Selama pembelajaran
berlangsung, mahasiswa menerapkan RPP yang telah dibuat. Namun demikian,
apabila ada hal- hal yang tidak dapat dilaksanakan maka mahasiswa harus dapat
melakukan tindakan transaksional saat pembelajaran.
e. Menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh selama perbaikan
pembelajaran berlangsung. Setelah perbaikan siklus satu selesai, mahasiswa
menganalisis hasil perbaikan dengan menelaah data yang terkumpul. Hasil analisis
perbaikan siklus satu harus sampai pada kesimpulan tentang tingkat ketercapaian
hasil perbaikan, disertai dengan kekuatan dan kelemahan yang terjadi dalam
pembelajaran tersebut. Jika masih ada kelemahan, berarti perbaikan belum
mencapai tujuan.
f. Merefleksikan hasil interpretasi data yang diperoleh dari perbaikan
pembelajaran yang sudah dilakukan. Hasil refleksi akan membuat guru menyadari
tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapainya dalam tindakan perbaikan.
10
Berdasarkan kesimpulan pada siklus satu, perencanaan perbaikan siklus dua dibuat

11
dan kemudian dilaksanakan. Setelah didapatkan hasil dari tujuan perbaikan
pembelajaran maka selanjutnya dilakukan pembuatan laporan PKP.
Adapun rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan PKP
harus disusun berdasarkan rencana perbaikan pembelajaran, masukan/hasil
observasi dari supervisor/teman sejawat tentang perbaikan pembelajaran yang
dilakukan mahasiswa, format refleksi perbaikan pembelajaran yang harus
dianalisis menjadi laporan utuh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKP merupakan realisasi dari PTK.
Setelah menyelesaikan PKP, diharapkan kemampuan mengajar mahasiswa akan
semakin mantap. Dengan demikian, mahasiswa akan tumbuh menjadi guru yang
profesional, mampu menerapkan kaidah-kaidah PTK untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu:
a) Faktor internal adalah faktor yang memengaruhi individu dalam belajar. Faktor
internal meliputi : faktor jasmaniah (meliputi kesehatan dan cacat tubuh) dan
faktor psikologis (meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan).
b) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang termasuk
kedalam faktor eksternal adalah:
 Faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
 Faktor sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah.
 Faktor Masyarakat. Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media yang juga berpengaruh terhadap positif dan negatifnya,
pengaruh dari teman bergaul siswa dan kehidupan masyarakat disekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa.

12
5. Karakteristik Siswa SD
Dari usia 6 tahun, 11 tahun atau 12 tahun masa usia SD sebagai masa kanak-
kanak akhir. Pada masa ini, siswa usia SD memiliki karakteristik yang sama, yang
paling utama yaitu perbedaan dalam integelensi, kemampuan kognitif dan bahasa,
serta perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik dari masing-masing
individual dan personal.
Pada masa kanak-kanak akhir sering dikaitkan dengan usia sekolah dasar (SD)
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 116), menyebutkan masa kanak- kanak akhir dibagi
menjadi dua fase, yaitu:
a) Pada usia sekolah dasar (SD) di masa kelas rendah ini berlangsung antarausia
6/7 tahun – 9/10 tahun
b) Pada usia 6/7 tahun – 9/10 tahun di masa kelas rendah Sekolah Dasar.Siswa
duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar.
c) Pada usia 9/10 tahun – 12/13 tahun di masa kelas tinggi Sekolah Dasar. Siswa
duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 116), juga menyebutkan ciri-ciri khas siswa
masa kelas tinggi Sekolah Dasar adalah:
 Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
 Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
 Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
Berdasarkan pendapat para ahli, perkembangan siswa kelas IV SD berada
pada karakteristik tahap operasional konkret. Pada awal ini, siswa memikirkan
pengalaman yang konkret atau nyata yang pernah dirasakan. Siswa belum bisa
berpikir secara abstrak. Landasan dalam menyiapkan dan melaksanakan
pembelajaran bagi siswa SD harus sesuai dengan karakteristik. Model
pembelajaran perlu didesain dengan pelaksanan pembelajaran di kelas sesuai
dengan karakteristik perkembangan siswa kelas IV SD pada tahap operasional
konkret. Hal tersebut memungkinkan siswa dapat melibatkan diri dalam
pembelajaran, dan mengalaim langsung hal-hal yang akan dipelajari. Selain itu,
dampak yang diharapkan adalah peningkatan hasil belajar akademik siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, pengembangan sikap, dan keterampilan sosial.

13
B. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan


peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia.

1. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD


Bahasa merupakan alat untuk berkomunnikasi melalui alat ucap pada manusia.
Dengan bahasa manusia dapat saling berbagi pengalaman, saling belajar satu sama
lain, dan meningkatkan intelegensi. Oleh sebab itu belajar bahasa ialah belajar
komunikasi. Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
berkomuniasi, secara lisan maupun tertulis, sesuai dengan pendapat (Resmini dkk,
2006: 49) berpendapat bahwa, pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis ialah dengan pembelajaran Bahasa
Indonesia. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD merupakan:
 Bentuk penerapan kurikulum
 Bentuk pencapaian tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia
 Upaya peningkatan kemampuan siswa SD mulai dari kelas I sampai kelas VI SD
dalam mencapai tujuan mata pelajaran tersebut.
Selain terampil berkomunikasi, peserta didik diharapkan memiliki sikap apresiatif
terhadap karya sastra Bahasa Indonesia, para tokoh-tokoh kebahasaan, guru, dan
sesama pelajar. Tujuan tentu saja, untuk menanamkan benih dan menumbuh
kembangkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara Indonesia, yang pada
akhirnya menjadikan NKRI yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Secara umum mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan antara lain: menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara,mmemahami bahasa Indonesia
dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan, menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,
14
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulis, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Depdiknas, 2006:2).

3. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD


Bahasa Indonesia merupakan materi yang penting untuk diajarkan di SD, karena
bahasa Indonesia memilki kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi komunikasi
sehari-hari. Tujuan diterapkannya pembelajaran bahasa Indonesia sebagai-mana
dinyatakan oleh (Akhadiah dkk. 1991: 1) ialah siswa diharapkan memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra.
Dari penjelasan Akhadiah tersebut maka tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat
dirumuskan menjadi empat bagian.
a) Tamatan SD dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
b) Lulusan SD dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia.
c) Penggunaan bahasa harus sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa harus
sesuai dengan penggunaan.
d) Tingkat pengalaman siswa SD disesuaikan dengan pengajaran.
Butir (a) dan (b) menunjukkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia SD yang
mencakup tujuan pada ranah kognitif dan afektif. Butir (c) menyiratkan pendekatan
komunikatif yang digunakan. Sedangkan butir (d) menyiratkan sampai di mana tingkat
kesulitan materi pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan.
Pengajaran bahasa Indonesia di SD bertujuan seagai wadah dalam meningkatkan
kemampuan siswa terhadap bahasa sesuai fungsi bahasa itu sendiri sebagai alat
komunikasi. Kemampuan dasar berbahasa diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di
sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajarai dalam pembelajaran
bahasa Indonesia di SD. Pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat membentuk
komunikasi yang positif dan memberikan dasar dalam menikmati dan menghargai
sastra Indonesia. Perlu diperhatikan pembelajaran bahasa Indonesia dalam
mengembangkan nilai-nilai lulur bangsa, serta mempersatukan rasa nasionalisme.

15
4. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD
Adapun fungsi dari pendidikan Bahasa Indonesia di SD yaitu:
a. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa, satu bangsa,
dan satu bahasa,
b. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan
tulisan,
c. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan
praktis,
d. Memupuk dan mengembangkan ketrampilan untuk memahami,
mengungkapkan dan menikmati keindahan bahasa Indonesia secara lisan maupun
tulisan (Depdikbud,1995/1996:2).

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD


Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendikan (Depdiknas, 2006: 18)
mengemukakan bahwa, mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra dalam ruang lingkup yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Mendengarkan, seperti mendengarkan cerita anak – anak, cerita rakyat, cerita


binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan menonton drama anak serta
pengumuman, dialog atau percakapan, pembicaraan nara sumber, pidato, khotbah,
ceramah, laporan, penjelasan, pesan, kaset, lagu bahasa, bunyi, suara, perintah,
pengumuman, petunjuk yang didengar dengan memberikan respon secara tepat
dan mengapresiasi sastra.
b. Berbicara, mengungkapkan perasaan dan pemikiran dari gagasan,
menyampaikan dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri,
teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, gamar tunggal, gambar
seri, kegiatan sehari- hari, peristiwa, tokoh, kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran,
tata petunjuk, laporan dan peraturan, serta mengapresiasi sastra melalui penulisan
hasil sastra berupa cerita anak-anak, cerita binatang, puisi anak, cerita rakyat,
pantun,drama anak-anak dan syair.
c. Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai
16
teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kemus, ensiklopedi, serta

17
mengapresiasi dan berekspresi, sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra
berupadongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair
lagu, pantun, dan drama anak.
d. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan
jelas dengan memerhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda
baca, dan kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat
majemuk, serta mengapresiasidan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis
hasil sastra berupa cerita dan puisi.
Berdasarkan ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia diatas, maka
pembelajaran Bahasa Indonesia mengarah kepada peningkatan kemapuan
berkomunikasi, karena keempat kemampuan berbahasa tersebut saling berkaitan
dan memiliki peranan penting dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan.

6. Materi (Karangan Narasi)


Keterampilan menulis merupakan ketrampilan yang diperoleh melalui
tindakan pembelajaran. Ketrampilan menulis (writing skil) adalah kemampuan
dalam menulis kata-kata sampai aspek yang kpleks dalam mendeskripsikan atau
mengarang isi pikiran yang dilakukan dengan kegiatan mengarang. Menulis bukan
hanya untuk menyalin kata dan kalimat yang ada, tapi juga menciptakan dan
mengembangkan serta menuangkan ide pikiran ke dalam sebuah struktur tulisan
yang teratur.
Tujuan pengajaran keterampilan menulis adalah dapat menyampaikan
pikiran, perasaan dan pertimbangan. Alatnya adalah bahasa yang te terdiri atas
kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Apa yang ingin dinyatakan
harus disampaikan sesuai kata yang mendukung makna melalui pikiran. Apa yang
disampaikan itu harus disusun melalui kata-kata yang disusun secara teratur dalam
klausa dan kalimat.

a) Pengertian Mengarang
Mengarang adalah bentuk tulisan dalam penuangan ide dan gagasan untuk
disampaikan kepada orang lain. Jadi, kegiatan mengarang dilakukan seseorang
untuk menuangkan ide, serta pengalaman dalam bentuk tulisan. Mengarang
merupakan bentuk penuangan ide peserta didik dalam proses pembelajaran
18
menulis

19
di sekolah. Setiap ide ata gagasan yang dituangkan dalam bentuk kata, lalu
dirangkai menjadi sebuah kalimat, selanjutnya dikembangkan menjadi paragraf
itulah proses mengarang.
Proses mengarang adalah tulisan yang dibahasakan melalui sebuah proses.
Dalam pemakaian bahasa yang baik, maka diperlukan kecakapan seorang
pengarang dalam merangkum kalimat sesuai dengan kaidah yangberlaku. Oleh
sebab itu, perlu diajarkan kepada peserta didik kecakapan pemaknaan bahasa agar
mereka dapat mengarang dengan baik dan benar.

b) Jenis-Jenis Karangan
Cara dan penyajian terkandung pada sebuah karangan. Tujuan penulisan dan
jenis karangan akan mempengaruhi isi tulisan terhadao cara penyajian. Berikut
adalah jenis-jenis karangan menurut Pratiwi, dkk. (2008:6.40- 6.48).

1) Deskripsi
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang memiliki tujuan sebagai perluasaan
pengetahuan dan pengalaman dari pembaca dengan jalan yang melukiskan,
memusatkan suatu objek sesuai ciri khanya, sifat atauhakikat objek sebenarnya.
2) Narasi
Narasi adalah sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam
suatu kesatuan serta menciptakan, memisahkan dan merangkaiakan tindak lanjut
ke dalam bentuk tulisan.
3) Eksposisi
Karangan eksposisi merupakan jenis karangan yang memberi tahu,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Masalah yang dikomunikasikan adalah
pemberitahuan informasi dalam karangan
4) Argumentasi
Tujuan utama karangan argumentasi adalah tingkah laku tertentu untuk
meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil doktrin dan sikap terhadap
kita. Syarat utama dalam menulis karangan ini ialah penulis harus pandai dan
bernalar pada saat menyusun ide yang logis.
5) Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk menyampaikan
fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat atau gagasan dan perasaan seseorang

20
dengan membuat pembaca yakin dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan.
Kemampuan menulis cerita atau narasi merupakan kemampuan untuk menulis hal
yang diharpkan sebagai suatu dikuasai anak dan diusahakan untuk ditingkatkan
merupakan ragam dari bentuk tulisan yang ada. Diharapkan siswa lebih mudah
untuk mencurahkan ide, menambah pengetahuan dan gagasan yang memberikan
hasil optimal kepada setiap pelajaran yang dilakukan dengan menguasai
kemampuan menulis cerita.

c) Menulis Narasi
Menurut Semi (2007:53) narasi adalah sebuah cerita yang menjelaskan
kronologis peristiwa kehidupan manusia melalui tulisan. Menurut rumusan
tersebut, ciri ciri tulisan narasi adalah : menceritakan tentang kehidupan manusia;
menceritakan peristiwa kehidupan manusia berupa kehidupan nyata, isi dan
penyajian merupakan cerita yang memiliki nilai estetika;kesenjangan antara
harapan dan kenyataan merupakan konflik dalam peristiwa.
Karangan narasi adalah proses suatu kejadian dalam peristiwa dalam
menceritakan ragam wacana. Sasarannya adalah rangkaian suatu hal yang
memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca. Pada karya prosa atau drama,
laporan peristiwa, serta resep atau cara melakukan suatu hal dapat ditemukan
dalam bentuk karangan ini. (Suparno dan Yunus, 2010:1.11).
Menurut Keraf (2010:136-138), karangan narasi dibedakan menjadi dua,
yaitu: narasi eksposisi dan narasi sugestif. Berikut dijelaskan lebih lanjut mengenai
macam-macam karangan narasi.
1) Narasi ekspositoris
Bertujuan untuk mengetahui apa yang dikisahkan terhadap gugahan pikiran
pembaca. Sasaran utamanya adalah pengetahuan para pembaca setelah membaca
kisah yang berupa perluasan.

2) Narasi sugestif
Merupakan suatu sajian yang bermacam untuk merangsang daya khayal para
pembaca dalam rangkaian peristiwa.
Berkaitan dengan penilaian menulis karangan narasi, peneliti menggunakan
lima kriteria yang meliputi: isi (gagasan dalam cerita); organisasi (struktur kalimat);
kosakata , pemilihan kata; mekanik (tanda baca dan ejaan); dan kerapian tulisan.
21
C. Metode Mind Mapping

1. Pengertian Metode Mind Mapping

Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode pembelajaran yang oleh
Tony Buzana, kepala Brain Foundation. Metode pencatatan kreatif yang
memudahkan kita mengingat banyakinformasi melalui peta pikiran. Setelah
selesai, sebuah pola gagasan dibentuk saling berkaitan dengan topik utama berada
di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Materi
yang lebih kecil dikembangkan melalui cabang-cabang tersebut. Setelah
terbentuknya sebuah sistem keturunan manusia yang hidup sampai akhir, sebagai
struktur keturunan manusia yang bisa berkembang.
Dengan menggunakan cara pembelajaran konsep komprehensif Total Mind
Learning artinya belajar pada konsep pemetaan pikiran (Mind Mapping). Pada
konteksnya, makna dari pembelajaran memiliki arti yang begitu luas pada konsep-
konsep belajar. Seluruh makhluk hidup selalu belajar di setiap saat dan temat,
karena belajar merupakan proses alamiah. Dalam belajar dari lingkungan sekitar
semua makhluk hidup menyikapi berbagai stimulus dari pembelajaran di
lingkungan sekitar sebagai hal untuk bertahan hidup dengan menggunakan ilmu
yang dimiliki.

1. Karakteristik Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)


Pada dasarnya metode mencatat ini, memproses informasi dari hasil sebuah
penelitian tentang cara otak bekerja. Seperti metode mencatatat tradisional, dalam
memproses dan menyimpan informasi secara linier terhadap otak merupakan
dugaan para ilmuan. Namun, sekarang mereka mendapati bahawa pengambilan
informasi secara bercampur antara gambar, bunyi, aroma, pikiran dan perasaan
serta memisahkan ke dalam bentuk linier misalnya dalam bentuk tulisan atau orasi.
Otak mengingat informasi saat awal melihat, merasakan ataupun membayangkan
sebuah hal, biasanya diberlakukan secara bentuk gambar, warna-warni, simbol,
bunyi dan perasaan.
Oleh sebab itu, ada baiknya agar peta pikiran dapat difungsikan secara
maksimal dengan membuat warna-warni dan menggunakan gamar serta simbol
ahar tampak serperti karya seni. Metode mencatatat dapat membentuk individu

22
untuk mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman dalam hal
materi dan

23
membantu mengorganisasikan materi dan wawasan baru sebagai tujuan metode itu
sendiri.
Memungkinkan individu berpindah-pindah topik merupakan proses berfikir
pada peta pikiran. Merekam informasi melalui simbol, arti emosional, dan warna
serta gambar pada individu. Cara otak memproses berbagai informasi yang masuk
merupakan mekanisme yang sama persisi dengan cara otak. Dan anda dapat
mengingat informasi dengan lebih mudah menggunakan peta pikiran.

2. Langkah-langkah Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)


Guru hendaknya menggunakan bolpoint berwarna dan memulai dari bagian
tengah kertas untuk membuat peta pikiran. Kalau boleh, untuk mendapatkan
lebih banyak tempat, guru menggunakan kertas lebar. Lalu ikuti langkah-langkah
berikut:
 Lingkupi dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain untuk menulis gagasan
utama di tengah-tengah kertas.
 Gagasan utama atau setiap poin dipusatkan dari cabang yang keluar. Jumlahnya
bervariasi, tergantung jumlah gagasan dan segmen. Untuk tiap-tiap cabang
sebaiknya menggunakan warna yang berbeda-beda.
 Untuk detail yang dikembangkan pada tiap-tiap cabang dengan menggunakan
kata kunci atau frase. Kata kunci adalah inti sebuah gagasan dalam memicu
ingatan anda. Dengan menggunakan singkatantersebut, anda akan dengan
mudah mengingat artinya selama berminggu-minggu setelahnya.
 Untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik, tambahkan simbol dan ilustrasi.
Guru hendaknya memperhatikan beberapa cara agar peta lebih mudah
diingat. Berikut beberapa caranya,
 Gunakan huruf-huruf kapital untuk menulis secara rapi.
 Gunakan huruf-huruf yang lebih besar untuk menulis gagasan-gagasanpenting agar
lebih menonjol dan berbeda dengan yang lain
 Hubungkan hal-hal yang berhubungan untuk menggambarkan petapikiran.
Simbol arah memungkankan arti bahwa arah yang dituju. Anak panah digunakan
oleh sebagian orang untuk menunjukan tindakan-tindakan yang mereka lakukan.
 Gunakan huruf tebal untuk menggaris bawahi kata-kata itu.
 Lebih mudah mengingat hal yang tak biasa untuk bersikap kreatifdalam desain.

24
 Untuk menunjukan hal-hal atau gagasan tertentu gunakanlah bentuk-bentuk
acak.

3. Kelebihan dan kelemahan Metode Mind Mapping


Seperti halnya model pembelajaran lain, Mind Mapping juga mempunyai
kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Beberapa kelebihan saat
menggunakan teknik Mind Mapping, yaitu:
a. Lebih mudah melihat gambaran keseluruhan dari suatu topik/tema pembelajaran.
b. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat
hubungan.
c. Memudahkan penambahan informasi baru.
d. Pengkajian ulang dapat dilakukan lebih cepat.
e. Setiap peta memiliki sifat yang unik..
Kiranawati 2007:2 model pembelajaran Mind Map juga terdapat beberapa
kekurangan dalam pembelajaran tetapi juga ada solusinya, sebagai berikut :
a) Hanya murid yang aktif yang terlibat. Hal ini dapat diatasi dengan cara membagi
tugas merata kepada setiap siswa terlibat dalam pembelajaran sehingga semua siswa
aktif.
b) Tidak sepenuhnya murid yang belajar. Hal ini dapat diatasi dengan cara
mewajibkan setiap siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan serta setiap siswa
harus aktif dalam diskusi sehingga semua siswa ikut andil dalam pembelajaran.
c) Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan. Manfaat lain dari membahas
semua hasil Mind Map siswa, diharapkan setiap detail informasi yang tidak masuk
dalam Mind Map kelompok yang berbeda- beda akan dipelajari ketika pembahasan.

25
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak Yang Membantu

1. Subjek
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD yang berjumlah 30 orang
yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.

2. Tempat
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SDN 10854 Sei Mencirim
di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.

3. Waktu
Waktu pelaksanaan pada bulan Mei dari tanggal 3 Mei pukul 10-12.00 WIB
dan 6 Mei 2021 pukul 8.00 – 9.30 WIB.

4. Pihak Yang Membantu


Adapun pihak yang membantu yaitu rekan guru sejawat yang
mendokumentasikan kegiatan proses pembelajaran mind mapping berlangsung.

B. Deskripsi Per Siklus


Skema pelaksanaan penelitian yang akan didesain oleh peneliti sebagai pedoman
dalam mencapai peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 10854 Sei Mencirim
Kutalimbaru mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis karangan
narasi menggunakan metode mind mapping adalah sebagai berikut:

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Pembelajaran berpusat pada Peneliti


Penelititidakmenggunakanmedia pembelajaran
Kondisi awal Aktivitas belajar siwa rendah Hasil belajar siswa rendah

26
Siklus I
Tindakan
Siklus II

Penggunaan metode Mind Mapping pada


pembelajaran Bahasa Indonesia

Peneliti menggunakan metode Mind Mapping


Kondisi akhir Siswa aktif dalam pembelajaran
Kemampuan belajar siswa meningkat
Hasil belajar siswa meningkat

1. Prosedur Pelaksanaan

a. Siklus Pertama
1) Perencanaan
Adapun perencanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan
pada tahap ini adalah:
a) Guru menentukan materi dalam pembelajaran siklus I
b) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan
metode peta pikiran (Mind Mapping) siklus I
c) Guru membuat skenario perbaikan pembelajaran siklus I
d) Guru mempersiapkan media dan sumber belajar siklus I
e) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung siklus I
f) Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran siklus I
g) Guru menyiapkan alat observasi, lembar kerja siswa dalam pembelajaran
siklus I

2) Pelaksanaan Tindakan

Siklus I akan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Mei 2021. Pada
pertemuan ini dilaksanakan dengan simulasi video perbaikan pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan ini yaitu siswa
membuat Mind Mapping kerangka karangan dan membuat karangan narasi
27
berdasarkan Mind Mapping kerangka karangan yang telah dibuat.

3) Pengamatan
Observasi pada siklus I ini, dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran menulis karangan narasi dengan metode Mind Mapping (Peta
Pikiran) dan kemampuan guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran menulis
karangan narasi dengan metode Mind Mapping padamata pelajaran Bahasa
Indonesia.

4. Refleksi
Dalam tahap refleksi ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
Guru menganalisis pelaksanaan pembelajaran dan pengaruh tindakan pada siklus I,
Guru menganalisis hasil pembelajaran siklus I, Guru membuat daftar
permasalahan yang terjadi pada siklus I.

b. Siklus 2

1) Perencanaan
Adapun perencanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada
tahap ini adalah:
a) Guru menentukan materi dalam perbaikan pembelajaran siklus II
b) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP)dengan
metode peta pikiran (Mind Mapping) siklus II
c) Guru membuat skenario perbaikan pembelajaran siklus II
d) Guru mempersiapkan media dan sumber belajar siklus II
e) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung siklus II
f) Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran siklus II
g) Guru menyiapkan alat observasi, lembar kerja siswa dalam pembelajaran
siklus II

2) Pelaksanaan Tindakan
Pada Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2021. Pada
pertemuan ini dilaksanakan dengan simulasi video perbaikan pembelajaran.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan ini yaitu siswa membuat Mind
28
Mapping kerangka karangan dan membuat karangan narasi berdasarkan Mind
Mapping. Dan pada siklus II siswa diajak untuk melihat sekitar halaman sekolah
untuk meningkatkan imajinasi dan kreativitas siswa.

3) Pengamatan
Observasi pada siklus II ini, dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran menulis karangan narasi dengan metode Mind Mapping (Peta
Pikiran) dan kemampuan guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran menulis
karangan narasi dengan metode Mind Mapping pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.

4) Refleksi
Dalam tahap refleksi ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:Guru
menganalisis pelaksanaan pembelajaran dan pengaruh tindakan pada siklus II, guru
menganalisis hasil pembelajaran siklus II, Guru membuat daftar permasalahan yang
terjadi pada siklus II.

2. Hasil Perbaikan
Dari prosedur yang telah dilaksanakan (baik siklus 1 dan siklus 2),
didapatkan hasil berupa:
a) Pada siklus 1, terdapat 10 siswa yang masih belum menguasai materi menulis
Karangan Narasi. hal ini didapatkan dari karangan yang telah dibuat serta hasil
dari pengerjaan soal-soal evaluasi di akhir pelajaran.
b) Pada siklus 2, guru menambahkan alat peraga berupa gambar ilustrasi yang
ditempel disetiap topik mind map. sehingga hanya tinggal 2 siswa yang kurang
menguasai materi menulis Karangan. hal ini bisa saja disebabkan dari dalam diri
siswa itu sendiri. sementara untuk soal-soal evaluasi diakhir pelajaran, semua siswa
tuntas mengerjakannya.

link video perbaikan pembelajaran


siklus 1: https://youtu.be/ESymRh2I2wI
siklus 2: https://youtu.be/2VeXGMrDu9g
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Pelaksanaan Siklus Perbaikan

Pembelajaran

a. Siklus I

Pada Siklus I diadakan skenario perbaikan pembelajaran pada video


https://youtu.be/ESymRh2I2wI yaitu,

a) Kegiatan Awal (10 Menit)


Pertama Pengkondisian kelas sebelum memulai pembelajaran kemudian
salam pembuka, setelah itu berdoa bersama dan pengecekan kehadiran siswa,
menyampaikan materi, indokator dan tujuan perbaikan pembelajaran, kemudian
melakukan apresepsi.

b) Kegiatan Inti (50 Menit)


Penyampaian materi pembelajaran dan menjelaskan metode Mind Mapping
(Peta Pikiran) beserta langkah-langkah dalam mengerjakan metode Mind Mapping
dan membuat kerangka karangan dengan metode Mind Mapping serta membuat
sebuah karangan narasi dari kerangka karangan, membagi kelas dalam 5 kelompok
yaitu 6 siswa dalam 1 kelompok, dan memberikan pensil warna kepada masing-
masing kelompok serta membagikan karton kosong. Meminta setiap kelompok
untuk membuat Mind Mapping kerangka karangan dari tema yang telah
ditentukan. Setelah diskusi selesai lalu kembali membagikan lembar kerja siswa
atau kertas kosong kepada masing- masing siswa untuk membuat judul dan
karangan narasi dari kerangka karangan tadi dengan ejaan dan bahasa yang
disempurnakan kemudian mengumpulkan hasil pekerjaannya.

c. Penutup (10 menit)


Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan lalu menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam.
30
2. Pelaksanaan Simulasi pada Siklus I yaitu,
Pertama-tama guru mengkondusifkan kelas dan siswa agar tetap kondusif
dan dapat menerima pembelajaran dengan baik, kemudian guru bersama siswa
melakukan doa bersama, setelah itu guru mengecek kehadiran siswa, setelah itu
guru melakukan apersepsi kepada siswa yang berhubungan dengan
berlangsungnya

pembelajaran, kemudian guru menyampaikan materi dan indikator beserta tujuan


perbaikan pembelajaran yang akan di capai.
Guru mengajak siswa untuk mendengarkan penjelasan tentang metode Mind
Mapping dan kegunaannya saat menulis cerita atau karangan narasi, dan juga
menjelaskan langkah-langkah dalam mengerjakan Mind Mapping (Peta Pikiran),
siswa dengan serius memperhatikan guru dalam menjelaskan dipapan tulis, guru
lalu menuntun siswa untuk dapat membuat kerangka karangan dengan metode
Mind Mapping agar menjadi sebuah karangan narasi. Kemudian guru menentukan
tema “Pedesaan”. Setelah itu guru membentuk kelompok pada siswa dalam 5
kelompok 6 orang per kelompok, kemudian guru membagikan kertas karton per
kelompok lalu mereka melakukan diskusi. Setelah mereka selesai diskusi, mereka
maju kedepan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, kemudian semua
kelompok telah mempresentasikan hasil diskusinya lalu guru membagikan lembar
kerja siswa untuk membuat sebuah karangan narasi dari kerangka karangan yang
telah dikerjakan tadi, lalu mengumpulkannya kembali pada guru.
Kemudian guru memberikan reward kepada kelompok yang hasil Mind
Mapping (Peta Pikiran) menarik dan bagus, kemudian guru memberi penguatan
pada siswa dan melakukan tanya jawab, kesimpulan bersama tentang pembelajaran
hari ini, dan diakhiri dengan penutup doa.

31
b. Siklus II
Pada Siklus II diadakan skenario perbaikan pembelajaran dari link
video: https://youtu.be/2VeXGMrDu9g yaitu,

1. Kegiatan Awal (10 Menit)


Pertama Pengkondisian kelas sebelum memulai pembelajaran kemudian salam
pembuka, setelah itu berdoa bersama dan pengecekan kehadiran siswa,
menyampaikan materi, indokator dan tujuan perbaikan pembelajaran, kemudian
melakukan apresepsi.

2. Kegiatan Inti (50 Menit)


Bertanya jawab kepada siswa kembali tentang pembelajaran yang lalu,
menjelaskan kembali tentang pengertian metode Mind Mapping (Peta Pikiran)
berserta langkah-langkah dalam pebuatan Mind Mapping dan membuat kerangka
karangan dengan metode Mind Mapping (Peta Pikiran) serta membuat sebuah
karangan narasi dari kerangka karangan. Mengajak untuk mengamati pekarangan
sekolah untuk menentukan sub thema dan judul karangan, membagi kelas dalam 5
kelompok 6 siswa dan membagi pensil warna kepada masing-masing kelompok.
Membagikan karton kosong kepada kelompok. Membacakan hasil diskusi lalu
kembali membagi lembar kerja siswa atau kertas kosong ke masing-masing siswa,
meminta setiap siswa menulis karangan narasi dari judul yang telah ditentukan
oleh kelompok masing-masing dengan bahasa dan ejaan yang disempurnakan lalu
mengumpulkan hasil pekerjaannya.

3. Penutup (10 Menit)


Menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan, menutup pelajaran
dengan mengucapkan salam dan doa.

32
c. Pelaksanaan Simulasi pada Siklus II yaitu,
Guru membuka kembali pembelajaran dengan mengkondusifkan kelas dan
siswa agar tetap kondusif dalam menerima pembelajaran hari ini, siswa dengan
guru melakukan doa bersama, lalu guru mengabsen siswa setelah itu guru
menyampaikan materi pembelajaran, indikator dan tujuan perbaikan pembelajaran
hari ini. Guru bertanya jawab pada siswa tentang pembelajaran yang lalu, bertanya
kembali apa yang kurang dimengerti tentang kerangka karangan dengan metode
Mind Mapping (Peta Pikiran) dan menulis cerita. Lalu guru menyampaikan
kembali langkah- langkah dalam pembuatan Mind Mapping (Peta Pikiran) beserta
contohnya, setelah itu guru memberi tahu bahwa tema hari ini tema “Pedesaan”
kemudian guru mengajak siswa keluar untuk melihat peta mind maping di papan
tulis agar siswa dapat menetukan sub tema dan pokok pikiran dengan imajinasi
dan kreativitas yang mereka lihat untuk dibuat kerangka karangan Mind Mapping
(Peta Pikiran) agar menjadi sebuah karangan narasi. Setelah mereka mengamati
guru mengajak siswa kembali ke kelas, kemudian membentuk 5 kelompok terdiri
dari 6 orang per kelompok dan membagi kertas karton per kelompok.
Lalu mereka membuat kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran)
dengan berdiskusi, setelah berdiskusi mereka mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas lalu guru memberikan kembali lembar kerja siswa pada masing-
masing siswa untuk membuat sebuah karangan narasi dan mengumpulkannya
kembali pada guru. Dan guru memberikan reward kepada kelompok yang
kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran) sangat menarik dan bagus,
kemudian siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dan menutupnya
dengan doa.

A. Pembahasan setiap Siklus


1. Siklus I
Kelebihan
Pada pelaksanaan simulasi siklus I yang telah dilakukan dengan metode Mind
Mapping (Peta Pikiran) guru mengerjakannya dengan baik melakukan proses
pembelajaran dari membuka pembelajaran dengan doa, mengecek kehadiran
siswa, kemudian melakukan apersepsi, setelah itu guru menyampaikan materi,

33
indikator dan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan tema yang harus
dikerjakan dan menyampaikan materi beserta langkah-langkahnya dan guru
menggunakan pensil warna menuliskan topik pada mind maping di papan
tulis. Guru juga menunjukkan contoh gambar Mind Mapping (Peta Pikiran)
guru juga mencontohkan cara membuat kerangka karangan Mind Mapping
(Peta Pikiran). Guru membentuk kelompok dan membimbing siswa dalam
membuat kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran). Guru juga
membagikan lembar kerja siswa untuk siswa dapat menulis karangan narasi
dari kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran). Guru melakukan
penguatan pada siswa dengan kata kata pujian, pada akhir penutup guru
bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan berdoa penutup.

Kekurangan
Pada siklus I ini guru hanya melakukan apersepsi tentang pengalaman siswa
dalam membaca buku cerita tetapi tidak mengulang materi yang lalu.
Langkah-langkah metode yang disampaikan kurang dimengerti dan kurang
jelas sehingga banyak terjadi kesalahan. Kemudian saat simulasi guru terlalu
banyak berceramah dikarenakan dalam simulasi, hal ini dikarenakan guru
terlalu mendominasi jalannya perbaikan pembelajaran, sehingga proses
perbaikan pembelajaran pada siklus I kurang efektif.

2. Siklus II
Kelebihan
Pelaksanaan pada simulasi siklus II tetap pada Metode Mind Mapping
(Peta Pikiran) tetapi pada perbaikan pembelajaran siklus II ini di lakukan
penambahan model pembelajaran yaitu gambar ilustrasi yang ditempelkan
pada setiap topik mind mapping yang dilakukan di pekarangan sekolah, hal ini
dikarenakan tema dalam membuat karangan narasi yaitu “pedesaan”
dilakukan untuk membuat kreativitas dan imajinasi siswa bertambah untuk
membuat point-point penting yang berhubungan dengan pedesaan. Jadi siswa
dapat menuangkan ide-ide yang dilihat langsung dari gambar ilustrasi yang
dibuat. Disini guru ingin siswa tidak hanya belajar dikelas tetapi guru ingin
siswa dapat lebih aktif dan alat peraga berupagambar bisa dimamfaatkan

34
menjadi sumber belajar baginya. Setelah mereka mengamati langsung
kemudian membuat kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran) menjadi
mudah dalam menentukan point-point penting atau sub tema yang akan dibuat
menjadi sebuah karangan narasi.

Kekurangan
Pada siklus II ini guru tidak lagi menyampaikan apersepsi sehingga saat
proses pembelajaran kurang menarik. Pada saat simulasi siklus II guru juga
menggunakan metode berceramah dikarenakan guru masih mendominasi
jalannya proses perbaikan pembelajaran, walaupun sudah memperkembang
langkah-langkah dalam perbaikan pembelajaran tetapi guru masih saja
melakukan perbaikan pembelajaran metode ceramah.

35
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah simulasikan pada guru kelas IV
menggunakan metode Mind Mapping dalam menulis karangan narasi yang sudah
laksanakan di SDN 10854 Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli
Serdang, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kelebihan dari metode mind mapping dalam pembelajaran membuat Karangan
narasi yaitu siswa lebih mudah melihat gambaran keseluruhan dari suatu
topik/tema pembelajaran, memudahkan penambahan informasi baru yang akan
dituangkan dalam karangan serta pengkajian ulang setiap topik lebih cepat
dilakukan.

2. Kekurangan dari metode mind mapping ini yaitu hanya siswa yang aktif yang
terlibat. sehingga tidak sepenuhnya murid terlibat dalam proses pembelajaran.
waktu yang dibutuhkan juga relatif banyak.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan simulasi perbaikan


pembelajaran pada guru kelas SDN 10854 Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru
Kabupaten Deli Serdang, ada beberapa saran yang dapat disampaikan, yaitu

1. Pada penggunaan metode mind mapping, guru harus lebih giat lagi dalam
melibatkan seluruh siswa untuk bekerjasama. Jika ada sebagian siswa yang
tidak aktif, maka guru dapat memberi tugas merasa kepada siswa yang terlibat
dalam pembelajaran sehingga nantinya seluruh siswa mendapat penilaian
secara merata.

2. Guru dalam perbaikan pembelajaran hendaknya menerapkan pendekatan,


metode, model, dan strategi pembelajaran yang terbaru/inovatif seperti metode
Mind Mapping agar dalam melakukan pembelajaran lebih menarik sehingga
aktivitas dan keterampilan meningkat dan kemampuan guru dalam proses
pembelajaran juga meningkat
36
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk (1991) Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta: PT. Erlangga.

BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Buzan, Tony. 2012. Buku pintar Mind Map. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah


Dasar/ MI. Jakarta : Terbitan Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka


Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Jakarta : Balai Pustaka

Keraf, Gorys. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta. : Gramedia.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya..

Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang : UMM Press.

Pratiwi, Yuni, dkk. (2008). Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Terbuka.

Resmini, Novi, dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD. (Bandung: UPI PRESS).

Rita Eka Izzaty, Dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY
Press.

Semi, Atar. (2007). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung : Angkasa.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.

Suparno dan Muhamad Yunus. 2010. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta :


Universitas Terbuka.

Suparno dan Muhamad Yunus. (2003). Ketrampilan Dasar Menulis, Jakarta :


Universitas Terbuka

Tarigan, H. (2008). Menulis (sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung :


Angkasa
31
Lampiran 1

Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia (Refleksi)

Fakta/ Data Pembelajaran Pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membuat karangan
yang Terjadi di Kelas narasi, masih banayk siswa yang merasa sulit untuk mendeskripsikan
sesuatu hal dalam bentuk karangan. Sehingga terdapat banyak siswa
yang tidak tuntas dalam materi tersebut yang akhirnya berpengaruh
pada nilai siswa. Hal ini mungkin saja disebabkan cara mengajar guru
yang kurang menarik perhatian siswa sebab guru cenderung
melakukan pembelajaran dengan metode ceramah. Hal yang sering
terjadi juga yaitu interaksi di kelas masih satu arah. Dalam hal ini,
guru harus lebih fokus dalam memperhatikan cara belajar siswanya di
kelas.

Identifikasi Masalah 1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode lama


(ceramah).
2. guru tidak menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar.
3. guru tidak menggunakan alat peraga maupun media dalam
mengajar.
4. kurangnya penguasaan akan materi yang hendak diajarkan guru.

31
Analisis Masalah 1. Metode ceramah yang sering digunakan guru dalam mengajar di
kelas cenderung membrikan efek bosan bagi siswa dalam mengikuti
pelajaran, sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar.
2. metode yang tidak bervariasi justru membuat siswa tidak tertarik
untuk melakukan pembelajaran di kelas.
3. seharusnya guru harus menggunakan media maupun alat peraga
dalam menerangkan materi sehingga siswa lebih mudah menyerap
ilmu yang diajarkan dan menarik perhatian siswa juga.
4. Guru harus berupaya agar materi yang hendak diajarkan harus
benar-benar dikuasai dengan baik dan benar supaya proses
pembelajaran berjalan lancar.

Alternatif dan Prioritas Dengan mempertimbangkan masalah pembelajaran ini, maka proses
Pemecahan Masalah pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi membuat karangan
narasi akan menggunakan metode Mind Mapping.

Rumusan Masalah Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran mind mapping dapat


memperbaiki hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada materi menulis karangan narasi di kelas IV SDN
10854 Sei Mencirim Kutalimbaru Deli Serdang?

RPP Perbaikan Pada Pra siklus menggunakan metode ceramah, sementara untuk RPP
siklus 1 dan siklus II menggunakan metode mind mapping.

31
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
(RPP Perbaikan) Siklus 1

Nama Sekolah : SDN 10854 Sei Mencirim Kutalimbaru


Mata Pelajara /Tema : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ I
Pertemuan ke- 8
Alokasi waktu : 2 x 30 Menit

A. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam
bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.

B. Kompetensi Dasar
8.3.Menyusun karangan tentang topik sederhana berbagai topik sederhana
dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda baca
dll).

C. Indikator
8.3.1. Menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan dibuat
Mind Mapping sesuai tema pelajaran.
31
8.3.2. Membuat kerangka karangan dari setiap topik yang ditentukan dengan
metode Mind Mapping.
8.3.3. Membuat judul karangan narasi mengenai topik yang akan
dikembangkan.
8.3.4. Menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang dibuat.
8.3.5. Menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan
dibuat Mind Mapping sesuai tema pelajaran.
2. Siswa dapat membuat kerangka karangan dari setiap topik yang
ditentukan dengan metode Mind Mapping.

31
3. Siswa dapat membuat judul karangan narasi melalui topik yang akan
dikembangkan.
4. Siswa dapat menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang
dibuat.
5. Siswa dapat menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


1. Melalui pengalaman siswa, maka siswa tersebut dapat menentukan setiap
kata kunci dan dijadikan topik dan dibuat Mind Mapping sesuai tema
pelajaran.
2. Melalui topik yang dipilih, siswa dapat membuat kerangka karangan.
3. Melalui penentuan tema siswa diharapkan dapat menentukan judul
karangan narasi.
4. Melalui kerangka karangan siswa dapat menulis sebuah karangan narasi.
5. Melalui karangan yang telah dibuat, siswa dapat menerangkan ide pokok
dari karangan tersebut.

Karakter yang diharapkan: Kreatif, Kerjasama, Berani, Gemar Membaca,


Tanggung Jawab, Rasa hormat dan Perhatian.

F. Materi Pokok Karangan


Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Karangan dapat diartikan juga sebagai sebuah
karya tulis yang mengungkapkan fikiran atau gagasan pengarang salam satu
kesatuan yang utuh. Atau lebih singkatnya, karangan merupakan rangkaian
hasil pikiran atau ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Tiap karangan disusun berdasarkan tema tertentu yang sebelumnya telah
ditentukan oleh pengarang. Tiap paragraf karangan saling berhubungan dan
mengandung gagasan utama serta gagasan penjelas.
Terdapat ciri-ciri karangan yang baik yaitu:
 Jelas dan mudah dipahami pembaca
 Memiliki kesatuan yang baik, artinya setiap kalimat penjelasnya logis dan
mendukung ide utama paragraf.

31
 Memiliki organisasi yang baik, artinya setiap kaliamat tersusun dengan
urut dan logis.
 Efisien atau Ekonomis, keefisienan ini dibutuhkan pembaca agar lebih
mudah menangkap isi dalam karangan.
 Menggunakan bahasa yang mudah diterima dan dipahami pembaca.
Langkah-langkah membuat karangan yaitu:
Yang pertama mentukan tema karangan yang akan ditulis. Lalu
mengumpulkan ide, data maupun bahan-bahan untuk karangan. Selanjutnya
menyusun kerangka karangan. Kemudian mengembangkan kerangka karangan
yang telah dibuat menjadi karangan sebenarnya. Dan yang terakhir memberi
judul pada karangan yang dibuat.
Contoh karangan yaitu:
Desaku yang Indah nan Jauh
Nama saya Mina, tinggal di sebuah desa terpencil yang jauh dari
perkotaan. Meski begitu aku bangga dengan desaku. Di desaku banyak jenis
pertanian dan juga peternakan. Ada yang menanam padi, ada yang menanam
jagung, kopi dan banyak jenis sayur juga. Selain Bertani, Sebagian orang
memilih beternak ayam, sapi dan juga kerbau. Lingkungan di desaku sejuk
dan jauh dari polusi. Kami hidup rukun meski berbeda suku, agama maupun
budaya. Karena kami selalu hidup saling menghargai dan tolong menolong.
Di desaku belum begitu mengenal teknologi canggih seperti internet.
Terkadang kami harus pergi ke kabupaten untuk mengakses internet dan
menemukan suatu informasi baru. Meski begitu, di desaku sudah bisa
menggunakan media elektronik seperti telepon genggam. Jadi kami bisa
berinterkasi dengan saudara maupun keluarga yang jauh.

Saat ini kami sedang mengadakan pesta panen. Semua orang


bahagia menyambut datangnya hari ini. Ayah, ibu, kakak dan adikku turut serta
pergi ke ladang untuk membantu memanen padi. Tugasku adalah menyediakan
makan siang saat kami beristirahat bekerja. Kehidupan yang sederhana di desa
membuat kami semua bahagia dan selalu menjadi anak yang berbakti dengan
cara membantu orang tua kami untuk mengerjakan

31
pekerjaan mereka. Kami mengerjakannya disaat semua tugas sekolah selesai
atau mungkin tepatnya di hari libur.

G. Metode Pembelajaran
Metode : Mind Mapping

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran (10 menit)


1. Guru mengkondisikan kelas dan siswa untuk tetap kondusif.
2. Guru bersama anak didik membaca doa yang dipimpin oleh salah seorang
siswa.
3. Guru memeriksa daftar hadir (absensi) siswa.
4. Guru menyampaikan materi perbaikan pembelajaran mengenai karangan.
5. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan.
Misal : siapa yang pernah pergi ke desa?
6. Guru menyampaikan indikator dan tujuan perbaikan pembelajaran
sebelum masuk ke topik pembelajaran.

Kegiatan Inti Pembelajaran (40 menit)


7. Guru menerangkan dan memaparkan apa itu metode Mind Mapping dan
cara penggunaanya pada pelajaran menulis karangan.
8. Guru menunjukkan contoh gambar Mind Mapping di depan kelas, (tema
yang dipilih guru adalah pedesaan).
9. Seluruh siswa fokus memperhatikan gambar Mind Mapping yang
diperlihatkan oleh guru, sambil mengamati setiap kata kunci yang
disebutkan.
10. Siswa dituntun untuk membuat kerangka karangan dari topik yang
mereka pilih yang telah dibuat guru dalam Mind Mapping.
11. Siswa memperhatikan arahan guru tentang cara membuat karangan dari
Mind Mapping (guru sambil menuliskan penjelasan di papan tulis).
12. Siswa memperhatikan cara membuat karangan narasi berdasarkan
kerangka karangan Mind Mapping.
13. Salah seorang siswa diminta oleh guru untuk menuliskan tema tersebut
di tengah-tengah papan tulis.

31
14. Perwakilan siswa diminta maju untuk melengkapi Mind Mapping
kerangka karangan yang dibuat di papan tulis.
15. Siswa dibagi kedalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.
16. Guru meminta setiap kelompok untuk membuat karangan dari Mind
Mapping dari topik yang telah ditentukan.
17. Guru membagikan lembar kerja siswa atau kertas kosong kepada
masing- masing siswa untuk membuat judul dan karangan narasi dari
kerangka karangan yang telah dibuat dengan ejaan dan bahasa yang
disempurnakan dan
siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

Kegiatan Akhir Pembelajaran (10 menit)


18. Guru memberikan reward berupa sticker penghargaan bagi siswa yang maju
melengkapi Mind Mapping kerangka karangan.
19. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. 20.
Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikanmotivasi
pada siswa. Guru memberikan penguatan dengan memuji pembelajaran kali ini
sudah baik tetapi perlu ditingkatkan.

I. Media dan Sumber Belajar


a. Media : lembar kerja siswa, Spidol bewarna
b. Sumber Belajar : Buku pelajaran kelas IV Sekolah Dasar

J. Penilaian
1. Jenis Penilaian
Lembar Kerja Siswa dalam menulis karangan
Kerjasama antar siswa dalam kelompok selama proses diskusi
2. Bentuk Penilaian
Penilaian produk (hasil karangan yang ditulis)
3. Instrumen Tes
soal-soal essai mengenai karangan.
soal-soal test
1. Apa yang dimaksud dengan karangan?
2. Apa-apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat suatu karangan?
31
3. Apa itu kerangka karangan?

31
4. Apa saja yang kamu ketahui tentang pedesaan?
5. apakah sebuah paragraf dapat dikatakan karangan?

Kunci Jawaban

1. Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk


mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis karangan yaitu:
 penentuan ide pokok
 penggunaan tanda baca
 penyususnan paragraf
 penulisan kalimat
3. kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis.
4. Pedesaan menurut saya adalah suatu wilayah yang jauh dari keramaian kota yang
biasanya terdapat ladang, sawah, pegunungan dan biasanya pekerjaan warganya
adalah bertani.
5. sebuah paragraf tidak merupakan karangan, sebab sebuah karangan harus terdiri
atas beberapa paragraf.

Medan, 10 April 2021


Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 10854 Sei Mencirim Mahasiswa

Drs. Indera Karo-Karo, S.Pd Sarah Devi Tarigan

31
Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


(RPP Perbaikan) Siklus II

Nama Sekolah : SDN 10854 Sei Mencirim Kutalimbaru


Mata Pelajara /Tema : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/ I
Pertemuan ke- 8
Alokasi waktu : 2 x 30 Menit

A. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam
bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.

B. Kompetensi Dasar
8.3. Menyusun karangan tentang topik sederhana berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda baca dll).

C. Indikator
1. Menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan dibuat Mind Mapping
sesuai tema pedesaan.
2. Membuat kerangka karangan dari setiap topik pedesaan yang ditentukan dengan
metode Mind Mapping.
3. Membuat judul karangan narasi mengenai topik pedesaan dan
kemudian dikembangkan.
4. Menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang menggunakan gambar
ilustrasi.
5. Menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan
dibuat Mapping sesuai tema pedesaan.
2. Siswa dapat membuat kerangka karangan dari setiap topik pedesaan yang

38
telah .

ditentukan pada mind mapping.

3. Siswa dapat membuat judul karangan narasi melalui topik pedesaan yang
akan dikembangkan.

4. Siswa dapat menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang dibuat
yang dibantu dengan berbagai gambar ilustrasi.

5. Siswa dapat menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


1. Melalui pengalaman siswa, maka siswa tersebut dapat menentukan setiap kata
kunci dan dijadikan topik dan dibuat Mind Mapping sesuai tema pedesaan.
2. Melalui topik yang dipilih dari tema pedesaan, siswa dapat membuat kerangka
karangan.
3. Melalui penentuan tema pedesaansiswa diharapkan dapat menentukan judul
karangan narasi.
4. Melalui kerangka karangan dan gambar ilustrasi siswa dapat menulis sebuah
karangan narasi dengan bantuan gambar ilustrasi.
5. Melalui karangan yang telah dibuat, siswa dapat menerangkan ide pokok dari
karangan tersebut.

Karakter yang diharapkan: Kreatif, Kerjasama, Berani, Gemar Membaca, Tanggung


Jawab, Rasa hormat dan Perhatian.

F. Materi Pokok Karangan


Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami. Karangan dapat diartikan juga sebagai sebuah
karya tulis yang mengungkapkan fikiran atau gagasan pengarang salam satu
kesatuan yang utuh. Atau lebih singkatnya, karangan merupakan rangkaian hasil
pikiran atau ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

39
 Memiliki organisasi yang baik, artinya setiap kaliamat tersusun dengan
urut dan logis.
 Efisien atau Ekonomis, keefisienan ini dibutuhkan pembaca agar lebih
mudah menangkap isi dalam karangan.
 Menggunakan bahasa yang mudah diterima dan dipahami pembaca.
Langkah-langkah membuat karangan yaitu:
Yang pertama mentukan tema karangan yang akan ditulis. Lalu
mengumpulkan ide, data maupun bahan-bahan untuk karangan. Selanjutnya
menyusun kerangka karangan.
Kemudian mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat
menjadi karangan sebenarnya. Dan yang terakhir memberi judul pada
karangan yang dibuat.
Contoh karangan yaitu:
Desaku yang Indah nan Jauh

Di desaku yang jauh dari keramaian, bersih udaranya dan sangat sejuk,
desaku terpencil yang sangat sedikit penduduknya. Disaat malam hari cuacanya
sangat dingin… Lelogama nama desaku. Masyarakat di sana masih sangat minim
dengan alat transportasi, walaupun demikian masyarakat di desa tetap makmur
karena dengan adanya pendidikan di sana itu menjadi salah satu perubahan yang
dapat mendorong warga desa lelogama semakin maju dan berkembang. Di desa
kami mempunyai rumah yang sangat sederhana, dalam keluarga kami lima
bersaudara. Dan aku adalah anak pertama dari lima bersaudara.
Sewaktu kecil aku tinggal bersama kakek dan nenek yang tinggalnya
lumayan sangat jauh dari rumahku. Sedangkan adik-adik tinggal bersama ayah dan
ibu. Kakek dan nenek sangat menyayangiku, bagi kakek dan nenek aku adalah
penyemangat hidup mereka.
Setelah sekian tahun berlalu bersama. Akhirnya kakek meninggal, dan tinggal
aku bersama nenek. Sedih ya sudah pasti, setelah kakek tiada aku dan nenek harus
tinggal bersama saudara dikarenakan aku masih kecil dan belum bisa mengurus
nenek… Dalam hatiku sebenarnya tidak mau pergi, berat rasanya meninggalkan
rumah nenek begitu saja tapi ya mau gimana lagi? Akhirnya kami harus pindah ke
rumah saudara dan rumah nenek kami tinggalkan dan rumah nenek tiada.

40
A. Metode Pembelajaran
Metode : Mind Mapping

B. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran (10 menit)


1. Guru mengkondisikan kelas dan siswa untuk tetap kondusif.
2. Guru bersama anak didik membaca doa yang dipimpin oleh salah seorang
siswa.
3. Guru memeriksa daftar hadir (absensi) siswa.
4. Guru menyampaikan materi perbaikan pembelajaran mengenai karangan.
5. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan.
Misal : apa yang kalian ketahui tentang pedesaan?
6. Guru menyampaikan indikator dan tujuan perbaikan pembelajaran
sebelum masuk ke topik pembelajaran.

Kegiatan Inti Pembelajaran (40 menit)


7. Guru menyampaikan hasil dari karangan tiap kelompok pada
pembelajaran sebelumnya.
8. Guru memaparkan nama-nama siswa yang tidak lulus/tuntas dalam
membuat karangan.
9. Guru kembali menjelaskan mengenai metode mind mapping dan cara
penggunaannya dalam menentukan topik yang akan dijadikan karangan.
10. Seluruh siswa fokus memperhatikan gambar Mind Mapping yang
diperlihatkan oleh guru, sambil mengamati setiap kata kunci yang
disebutkan.
11. Dari setiap cabang pedesaan yang ada pada mind mapping, guru
menempelkan gambar ilustrasi (misalnya gambar sawah, ladang,
pegunungan, dan lain sebagainya).
12. Kemudian siswa yang tidak tuntas memilih topik dari mind mapping
yang telah dibuat untuk dijadikan karangan.
13. Siswa dituntun untuk membuat kerangka karangan dari topik pedesaan
yang mereka pilih yang telah dibuat guru dalam Mind Mapping.
14. Siswa memperhatikan arahan guru tentang cara membuat karangan dari
Mind Mapping (guru sambil menuliskan penjelasan di papan tulis).
16. Perwakilan siswa diminta maju untuk melengkapi Mind Mapping
kerangka karangan yang dibuat di papan tulis.
17. Selanjutnya bagian mind mapping di sempurnakan oleh guru.
18. Guru meminta setiap siswa untuk membuat karangan dari Mind Mapping
dari topik yang telah ditentukan.
19. Guru membagikan lembar kerja siswa atau kertas kosong kepada
masing- masing siswa untuk membuat judul dan karangan narasi dari
kerangka karangan yang telah dibuat dengan ejaan dan bahasa yang
disempurnakan
20. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

Kegiatan Akhir Pembelajaran (10 menit)


21. Guru memberikan reward berupa sticker penghargaan bagi siswa yang
maju melengkapi Mind Mapping kerangka karangan.
22. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
23. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan
motivasi pada siswa. Guru memberikan penguatan dengan memuji
pembelajaran kali ini sudah baik tetapi perlu ditingkatkan.
24. Guru menyampaikan materi selanjutnya untuk dipelajari di rumah.

I. Media dan Sumber Belajar


a. Media : lembar kerja siswa, Spidol bewarna, gambar ilustrasi
b. Sumber Belajar : Buku pelajaran kelas IV Sekolah Dasar

J. Penilaian
1. Jenis Penilaian
Lembar Kerja Siswa dalam menulis karangan
Kerjasama antar siswa dalam kelompok selama proses diskusi
2. Bentuk Penilaian
Penilaian produk (hasil karangan yang ditulis)
3. Instrumen Tes
soal-soal essai mengenai karangan.
Soal-soal test
1. Apa yang Anda ketahui mengenai karangan?
2. Apa-apa saja topik dari tema pedesaan yang dapat dijadikan karangan?
3. Apa perbedaan sawah dengan ladang?
4. Apa saja yang kamu ketahui tentang pedesaan?
5. Apakah sebuah paragraf dapat dikatakan karangan? Mengapa?

Kunci Jawaban
1. Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Atau Karangan merupakan suatu
cerita fiksi yang kemudian diungkapkan dalam bentuk tulisan.
2. Topik-topik dari tema pedesaan yang dibuat dalam mind mapping yaitu Sawah,
ladang/kebun, pegunungan, pasar dan perairan.
3. Perbedaan sawah dan ladang yaitu sawah biasanya tempat bercocok tanam yang
menggunakan lahan basah (selalu digenangi air) dan biasanya ditanami tanaman
padi. sementara ladang merupakan lahan kering untuk bercocok tanam berbagai
jenis tanaman.
4. Pedesaan adalah suatu tempat untuk tinggalnya banyak penduduk dengan
mayoritas pekerjaan sebagai petani. kegiatan di desa lebih banyak bertani,
mengembalakan hewan dan jauh dari kebisingan kota.
5. Sebuah paragraf tidak bisa dikatakan karangan karena sebuah karangan harus
terdiri atas beberapa paragraf.

Medan, 20 April 2021


Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 10854 Sei Mencirim Mahasiswa

Drs. Indera Karo-Karo, S.Pd Sarah Devi Tarigan


Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI SIMULASI SIKLUS 1 PKP

NAMA MAHASISWA : SARAH DEVI TARIGAN


NIM : 856036073
MATAPELAJARAN/TEMA : BAHASA INDONESIA/KARANGAN NARASI
KELOMPOK/KELAS : KELAS TINGGI /KELAS IV
TUJUAN PEMBELAJARAN : MEMBUAT KARANGAN NARASI
MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING.
MENGACU PADA RPPH/RPP KE :1
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN 10854 SEI MENCIRIM KUTALIMBARU
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN 10854 SEI MENCIRIM KUTALIMBARU
UPBJJ-UT : MEDAN

KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi  Sebaiknya guru lebih semangat
lagi supaya siswa lebih antusias.
2. Memberi acuan 

3. Melakukan apersepsi 

B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI


1. Penjelasan  Guru harus menguasai materi lebih
konsep/materi/contoh/ilust
banyak sebelum pembelajaran
rasi
dimulai.
2. Pemberian penguatan 

3. Penggunaan media 
4. Pemberian tugas/latihan 

5. Umpan balik 

C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP


1. Meringkas/Merangkum  Sejauh ini semuanya bagus, akan
2. Evaluasi  tetapi tugas harus lebih
3. Pemberian tugas  ditingkatkan kesulitan soalnya.
PENAMPILAN YANG KEPANTASAN SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan  Baik
2. Alas kaki yang digunakan  Baik
3. Ekspresi / mimik wajah  Baik
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri  Perlu Perbaikan
5. Bahasa yang digunakan  Baik

Medan, 20 Mei 2021

Pendamping, Mahasiswa

Shandy S.Purba S.Pd Sarah Devi Tarigan

LEMBAR OBSERVASI SIMULASI SIKLUS II


NAMA MAHASISWA : SARAH DEVI TARIGAN
NIM : 856036073
MATAPELAJARAN/TEMA : BAHASA INDONESIA/KARANGAN NARASI
KELOMPOK/KELAS : KELAS TINGGI /KELAS IV
TUJUAN PEMBELAJARAN : MEMBUAT KARANGAN NARASI
MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING.
MENGACU PADA RPPH/RPP KE :2
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN 10854 SEI MENCIRIM KUTALIMBARU
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN 10854 SEI MENCIRIM KUTALIMBARU
UPBJJ-UT : MEDAN

N Kemunculan
Aspek Yang Diobservasi Komentar
o Ada Tidak
1
Kegiatan Awal :
 Baik
a. Apersepsi dan Motivasi
 Baik
b. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
2
Kegiatan Inti :
 Baik
a. Eksplorasi
 Baik
b. Elaborasi
 Baik
c. Konfirmasi
 Baik
d. Penggunaan Media/metode
 Baik
e. Mengadakan Tanya Jawab  Baik
f. Penggunaan Waktu yang Efektif
dan Efisien
3 Kegiatan Akhir :
a. Menyimpulkan Materi Pelajaran  Baik
b. Tes Formatif  Baik
c. Rencana Tindak Lanjut  Baik

Kepantasan
Penampilan Yang Saran/hasil diskusi/
No Panta Tidak
Diamati Refleksi
s pantas
1 Pakaian yang dikenakan  Baik
2 Alas kaki yang digunakan  Baik

3 Ekspresi/ mimik wajah  Baik

4 Sikap gerak tubuh saat  Baik


berdiri
5 Bahasa yang digunakan  Baik

Medan, 20 Mei 2021

Pendamping, Mahasiswa

Shandy S.Purba S.Pd Sarah Devi Tarigan

Lampiran 6

JURNAL BIMBINGAN PKP SEMESTER 2020/21 (2020.2)


Nama Mahasiswa : SARAH DEVI TARIGAN
NIM : 856036073
Tempat Mengajar : SDN 10854 Sei Mencirim Kutalimbaru Deli Serdang
Judul Perbaikan Pembelajaran :Perbaikan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Materi Menulis Karangan Narasi Melalui Metode
Mind Mapping pada Siswa kelas IV SDN 10854
Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru
Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran
2020/2021

No Hari/ Kegiatan Hasil/ Tindak Lanjut Bukti Pembimbingan


. Tanggal Pembimbingan Komentar
1 Minggu, Membuat Menganalisis Membuat refleksi
11 April Refleksi dari permasalahan dalam lembar tugas
2021 pembelajaran yang ada untuk dijadikan
Bahasa selama proses bahan acuan
Indonesia pembelajaran membuat RPP
perbaikan.

2 Minggu, Menyusun RPP RPP yang Membuat RPP


18 April Siklus I dibuat yaitu perbaikan dan
2021 RPP rencana selanjutnya
perbaikan Membuat video
pembelajaran simulasi 1 sesuai
dari masalah dengan isi yang ada
yang sudah di pada RPP
identifikasi Perbaikan
dari refleksi Pembelajaran
sebelumnya.

3 Minggu, Merevisi RPP Menampilkan Menggunakan


25 April siklus 1 dan Video hasil media
2021 Video simulasi simulasi 1. pembelajaran
1 sesuai dengan
RPP.
4 Minggu, Menyusun RPP Pembenahan Perbaikan pada
2 Mei siklus 2,dan Mengenai laporan PKP yang
2021 Video Simulasi sistematika telah dikerjakan.
2 dan aturan
Arahan cara dalam
membuat membuat
laporan PKP laporan.
Bab 1, bab 2 dan
bab 3 serta
menganalisis
Laporan
Simulasi 2
5 Minggu, Melanjutkan Merevisi Laporan
9 Mei pengerjaan Memperbaiki PKP sesuai juknis.
2021 Laporan PKP segala
Bab 4, Bab 5 kekurangan
dan Daftar pada laporan
Pustaka. PKP (mulai
dari Bab 1-3)

6 Minggu, Bimbingan Penyesuaian Guru


23 Mei Draft Karil, jurnal dianjurkan
2021 Jurnal, Koreksi dengan agar
Laporan PKP juknis melaksanakan
masing-masing sesuai dengan
juknis

7 Minggu, Feedback Menguraikan Memperbaiki


30 Mei Laporan PKP, Kekurangan dan
2021 Revisi Laporan laporan PKP Menyempurna
PKP, Koreksi kan laporan
Karil PKP

8 Minggu, Bimbingan Laporan Mengupload


6 Juni Upload PKP sesuai laporan PKP
2021 Dengan
juknis

Anda mungkin juga menyukai