LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK 4501)
MEDAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Supervisor I Mahasiswa
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
berkat kepada penulis sehingga mendapat kemudahan dan kelancaran dalam
menyusun laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran ini. Sebagaimana diketahui
bahwa penulisan Laporan ini merupakan salah satu tugas persyaratan mutlak
mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), yang mana tugas
tersebut haruslah dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Program Stara I (satu)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S-I PGSD) Universita Terbuka.
Didalam penyusunan PKP ini penulis merasa sangat perlu untuk
mengucapkan berterima kasih serta penghargaan yang setulus-tulusnya kepada
:
1. Ibu Dr. Arnita Sitorus, M.Pd yang telah membimbing saya dalam
penyusunan laporan PKP ini meski hanya lewat tutorial web dan wa grup.
2. Semua pihak yang telah memberikan secara ikhlas saran (masukan) dan
pendapatnya selama pelaksanaan dan penyusunan laporan Hasil Perbaikan
Pembelajaran.
Dalam menyusun laporan PKP ini tidak lepas dari kesalahan dalam
penulisan, dalam pelaksanaanya juga tidak seperti yang diharapkan
dikarenakan penulis melakukan perbaikan pembelajaran tanpa siswa dan
dilakukannya di rumah dan di sekolah hal ini dikarenakan adanya wabah
Covid-19 yang menyebabkan sekolah diliburkan dan anak-anak harus belajar
secara daring di rumah.
Penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam laporan ini diterima oleh
tim penilai mata kuliah, yang akhirnya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan dan memberikan penilaian mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4501.
Halaman
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
Abstrak......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
1. Identifikasi Masalah..................................................... 3
2. Analisis Masalah........................................................... 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah................ 3
B. Rumusan Masalah............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran......................... 4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran....................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................... 5
A. Perbaikan Pembelajaran...................................................... 5
1. Pengertian Belajar........................................................... 5
2. Pengertian Hasil Belajar.................................................. 6
3. Kaitan PTK dan PKP...................................................... 7
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar............ 9
5. Karakteristik Siswa SD.................................................... 10
B. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .......................... 11
1. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD............ 11
2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ....................... 11
3.Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD.............. 12
4. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD.............. 13
5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD 14
6. Materi Karangan Narasi.................................................. 14
C. Metode Mind Mapping....................................................... 17
1. Pengertian Metode Mind Mapping................................. 17
v
2. Karakteristik Metode Mind Mapping ............................ 17
3. Langkah-Langkah Metode Mind Mapping..................... 19
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mind Mapping........ 19
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
2
Kegiatan pembelajaran menulis pelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam
menulis karangan narasi. Siswa terlihat kesulitan dalam mengutarakan ide dan
imajinasi dalam pikiran lalu mengubah ke bentuk tulisan. Saat guru meminta siswa
untuk menulis, siswa tidak mengerti atau tidak tahu harus memulai dalam menulis.
Penyebab utamanya karena siswa kurang memiliki bayangan dalam hal-hal pokok
yang akan mereka tulis dalam bentuk narasi. Saat siswa dimulai untuk bagaimana
menulis cerita siswa merasa bingung, mereka kesulitan apa yang harus ditulisnya
lagi, dan hasil akhirnya. Selain itu siswa juga kurang mampu dalam
menghubungkan ide-ide yang dimiliki siswa. Ada berbagai kendala yang sering
dialami siswa tersebut salah satu penyebabnya karena dalam pemilihan metode
kurang tepat, yaitu metode ceramah masih digunakan guru dalam pembelajaran
menulis cerita atau narasi tanpa disertai dengan metode yang merangsang siswa
untuk berinovasi.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka guru harus
memilih metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia
terutama menulis karangan narasi. Metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia menulis karangan narasi, yaitu metode yang dapat menyatukan ide-ide
atau gagasan utama dalam cerita, sehingga siswa dapat lebih mudah dalam
menulis suatu cerita atau narasi. Dengan demikian peningkatan dalam menulis
cerita siswa dapat meningkat. Menghubungkan ide-ide dan gagasan utama pikiran
suatu cerita adalah dengan menggunakan metode mind mapping.
Pada dasarnya, cara mudah dalam penempatan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi ke luar dari otak adalah dengan menggunakan metode Mind
Mapping (Buzan, 2012:4). Sehingga dengan adanya metode tersebut, pencurahan
ide dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa dapat dituangkan ke dalam cerita.
Selain itu, Mind Mapping juga merupakan metode yang dapat dipakai untuk
menstimulus otak agar dapat berpikir secara teratur, dan mampu membuat peta
pemikiran dalam bentuk simbol simbol yang nyata. Sehingga dengan metode mind
mapping ide-ide atau gagasan pikiran dalam cerita dapat
3
lebih mudah ditulis oleh siswa. Dengan begitu ide dapat dicurahkan ke dalam
bentuk karangan narasi lebih mudah oleh siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti mengkaji dan
melakukan perbaikan dalam ketrampilan menulis siswa melalui Laporan PKP
dengan Judul “Meningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Materi Keterampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Metode Mind Mapping
pada Siswa Kelas IV SDN 10854 Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (guru), peneliti merasakan
bahwa permasalahan dalam menulis karangan narasi terjadi pada siswa kelas IV SDN
10854 Sei Mencirim. Kegiatan pembelajaran menulis pada pelajaran Bahasa
Indonesia, terutama dalam menulis karangan narasi. Siswa terlihat kesulitan dalam
mengutarakan ide dan imajinasi dalam pikiran lalu mengubah ke bentuk tulisan. Saat
guru meminta siswa untuk menulis, siswa kurang mengerti atau tidak tahu harus
memulai dalam menulis.
2. Analisis Masalah
Penyebab utama dari kesulitan siswa dalam menulis karangan yaitu siswa kurang
memiliki bayangan dalam hal-hal pokok yang akan mereka tulis dalam bentuk narasi.
Saat siswa dimulai untuk bagaimana menulis cerita (karangan), siswa merasa bingung
dengan apa yang akan mereka tulis hingga hasil akhirnya. Selain itu siswa juga kurang
mampu dalam menghubungkan ide-ide yang mereka miliki. Ada juga berbagai kendala
yang sering dialami siswa salah satu penyebabnya yaitu pemilihan metode kurang
tepat, yaitu metode ceramah masih digunakan guru dalam pembelajaran menulis cerita
atau narasi tanpa disertai dengan metode yang merangsang siswa untuk berinovasi.
4
Adapun cara yang bisa digunakan untuk menghubungkan ide-ide dan gagasan
utama pikiran suatu cerita adalah dengan menggunakan metode Mind Mapping.
Disamping itu, guru juga menggunakan alat peraga berupa gambar yang akan
ditempel pada setiap topik di mind map di papan tulis. Yang nantinya akan
mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan.
B. Perumusan Masalah
Apakah dengan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis
karangan narasi dari segi penggunaan tanda baca, kesesuaian cerita dengan topik
dan ejaan siswa kelas IV SDN 10854 Sei Mencirim?
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Perbaikan Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
menandakan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berasal di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut Witherington, dalam buku Educational psicology mengemukakan:
"Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian".
Adapula menurut Gagne, dalam buku The Conditions of Learning [ 1977 ]
menyatakan bahwa : " Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi ".
Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala
aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak di perlukan oleh para pendidik
khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap
proses belajar dan hal- hal yang berkaitan dengannya mungkin akan
mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang peserta didik.
Ada empat tahapan belajar dalam diri manusia, yakni.
a) Inkompetensi bawah sadar. Inkompetensi bawah sadar merupakan kondisi dimana
manusia tidak mengetahui bahwa mereka tidak tahu.
b) Inkompetensi sadar. Inkompetensi sadar merupakan kondisi dimana manusia
mengetahui bahwa mereka tidak tahu.
c) Kompetensi sadar. Kompetensi sadar merupakan kondisi dimana manusia tahu
bahwa mereka tahu.
d) Kompetensi bawah sadar. Kompetensi bawah sadar merupakan kondisi dimana
6
manusia tidak tahu bahwa mereka tahu.
8
Dalam hasil belajar dapat dilihat juga melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dalam memperoleh tujuan
pembelajaran maka didapatkanlah suatu pembuktia. Dalam hasil belajar ini
peneliti menggunakan hasil belajar kognitif bahasa Indonesia yang termasuk tiga
tingkatan yaitu (C1) pengetahuan. (C2) pemahaman, dan (C3) penerapan. Dan
instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam aspek
kognitif adalah tes.
9
misal pembelajaran membosankan bagi siswa karena metode mengajar yang
digunakan guru tidak tepat, atau tidak menggunakan media, atau guru salah
konsep, dan perilaku belajar siswa, misal siswa ribut, siswa malas atau siswa pasif
dalam belajar. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran secara
jeli dan tajam, dapat digunakan strategi refleksi. Refleksi adalah kegiatan
merenung atau mengingat dan menghubung-hubungkan kinerja mengajar yang
telah, sedang atau akan terjadi dalam pembelajaran. Refleksi dapat dilakukan
sendiri dan bersama- sama dalam bentuk diskusi (Schmuck, A. Richard. 1997).
Tujuan refleksi adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
guru dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya. Hasil refleksi digunakan
sebagai dasar untuk merencanakan perubahan atau perbaikan yang sebaiknya
dilakukan dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah dan
akan terjadi.
b. Masalah yang diperoleh dari refleksi, kemudian dianalisis dan dituangkan dalam
perumusan masalah. Tujuannya adalah agar kita paham inti permasalahan yang
kita hadapi, terutama apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut.
c. Merencanakan perbaikan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk rencana
perbaikan pembelajaran (RPP).
d. Berdasarkan RPP yang telah dibuat, pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dilakukan di kelas tempat mahasiswa mengajar. Selama pembelajaran
berlangsung, mahasiswa menerapkan RPP yang telah dibuat. Namun demikian,
apabila ada hal- hal yang tidak dapat dilaksanakan maka mahasiswa harus dapat
melakukan tindakan transaksional saat pembelajaran.
e. Menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh selama perbaikan
pembelajaran berlangsung. Setelah perbaikan siklus satu selesai, mahasiswa
menganalisis hasil perbaikan dengan menelaah data yang terkumpul. Hasil analisis
perbaikan siklus satu harus sampai pada kesimpulan tentang tingkat ketercapaian
hasil perbaikan, disertai dengan kekuatan dan kelemahan yang terjadi dalam
pembelajaran tersebut. Jika masih ada kelemahan, berarti perbaikan belum
mencapai tujuan.
f. Merefleksikan hasil interpretasi data yang diperoleh dari perbaikan
pembelajaran yang sudah dilakukan. Hasil refleksi akan membuat guru menyadari
tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapainya dalam tindakan perbaikan.
10
Berdasarkan kesimpulan pada siklus satu, perencanaan perbaikan siklus dua dibuat
11
dan kemudian dilaksanakan. Setelah didapatkan hasil dari tujuan perbaikan
pembelajaran maka selanjutnya dilakukan pembuatan laporan PKP.
Adapun rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan PKP
harus disusun berdasarkan rencana perbaikan pembelajaran, masukan/hasil
observasi dari supervisor/teman sejawat tentang perbaikan pembelajaran yang
dilakukan mahasiswa, format refleksi perbaikan pembelajaran yang harus
dianalisis menjadi laporan utuh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKP merupakan realisasi dari PTK.
Setelah menyelesaikan PKP, diharapkan kemampuan mengajar mahasiswa akan
semakin mantap. Dengan demikian, mahasiswa akan tumbuh menjadi guru yang
profesional, mampu menerapkan kaidah-kaidah PTK untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
12
5. Karakteristik Siswa SD
Dari usia 6 tahun, 11 tahun atau 12 tahun masa usia SD sebagai masa kanak-
kanak akhir. Pada masa ini, siswa usia SD memiliki karakteristik yang sama, yang
paling utama yaitu perbedaan dalam integelensi, kemampuan kognitif dan bahasa,
serta perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik dari masing-masing
individual dan personal.
Pada masa kanak-kanak akhir sering dikaitkan dengan usia sekolah dasar (SD)
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 116), menyebutkan masa kanak- kanak akhir dibagi
menjadi dua fase, yaitu:
a) Pada usia sekolah dasar (SD) di masa kelas rendah ini berlangsung antarausia
6/7 tahun – 9/10 tahun
b) Pada usia 6/7 tahun – 9/10 tahun di masa kelas rendah Sekolah Dasar.Siswa
duduk di kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar.
c) Pada usia 9/10 tahun – 12/13 tahun di masa kelas tinggi Sekolah Dasar. Siswa
duduk di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008: 116), juga menyebutkan ciri-ciri khas siswa
masa kelas tinggi Sekolah Dasar adalah:
Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
Berdasarkan pendapat para ahli, perkembangan siswa kelas IV SD berada
pada karakteristik tahap operasional konkret. Pada awal ini, siswa memikirkan
pengalaman yang konkret atau nyata yang pernah dirasakan. Siswa belum bisa
berpikir secara abstrak. Landasan dalam menyiapkan dan melaksanakan
pembelajaran bagi siswa SD harus sesuai dengan karakteristik. Model
pembelajaran perlu didesain dengan pelaksanan pembelajaran di kelas sesuai
dengan karakteristik perkembangan siswa kelas IV SD pada tahap operasional
konkret. Hal tersebut memungkinkan siswa dapat melibatkan diri dalam
pembelajaran, dan mengalaim langsung hal-hal yang akan dipelajari. Selain itu,
dampak yang diharapkan adalah peningkatan hasil belajar akademik siswa pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia, pengembangan sikap, dan keterampilan sosial.
13
B. Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
15
4. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD
Adapun fungsi dari pendidikan Bahasa Indonesia di SD yaitu:
a. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan perasaan satu nusa, satu bangsa,
dan satu bahasa,
b. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berbahasa Indonesia lisan dan
tulisan,
c. Memupuk dan mengembangkan kecakapan berpikir dinamis, rasional, dan
praktis,
d. Memupuk dan mengembangkan ketrampilan untuk memahami,
mengungkapkan dan menikmati keindahan bahasa Indonesia secara lisan maupun
tulisan (Depdikbud,1995/1996:2).
17
mengapresiasi dan berekspresi, sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra
berupadongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair
lagu, pantun, dan drama anak.
d. Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normatif dengan tulisan rapi dan
jelas dengan memerhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda
baca, dan kosa kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat
majemuk, serta mengapresiasidan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis
hasil sastra berupa cerita dan puisi.
Berdasarkan ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia diatas, maka
pembelajaran Bahasa Indonesia mengarah kepada peningkatan kemapuan
berkomunikasi, karena keempat kemampuan berbahasa tersebut saling berkaitan
dan memiliki peranan penting dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun
tulisan.
a) Pengertian Mengarang
Mengarang adalah bentuk tulisan dalam penuangan ide dan gagasan untuk
disampaikan kepada orang lain. Jadi, kegiatan mengarang dilakukan seseorang
untuk menuangkan ide, serta pengalaman dalam bentuk tulisan. Mengarang
merupakan bentuk penuangan ide peserta didik dalam proses pembelajaran
18
menulis
19
di sekolah. Setiap ide ata gagasan yang dituangkan dalam bentuk kata, lalu
dirangkai menjadi sebuah kalimat, selanjutnya dikembangkan menjadi paragraf
itulah proses mengarang.
Proses mengarang adalah tulisan yang dibahasakan melalui sebuah proses.
Dalam pemakaian bahasa yang baik, maka diperlukan kecakapan seorang
pengarang dalam merangkum kalimat sesuai dengan kaidah yangberlaku. Oleh
sebab itu, perlu diajarkan kepada peserta didik kecakapan pemaknaan bahasa agar
mereka dapat mengarang dengan baik dan benar.
b) Jenis-Jenis Karangan
Cara dan penyajian terkandung pada sebuah karangan. Tujuan penulisan dan
jenis karangan akan mempengaruhi isi tulisan terhadao cara penyajian. Berikut
adalah jenis-jenis karangan menurut Pratiwi, dkk. (2008:6.40- 6.48).
1) Deskripsi
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang memiliki tujuan sebagai perluasaan
pengetahuan dan pengalaman dari pembaca dengan jalan yang melukiskan,
memusatkan suatu objek sesuai ciri khanya, sifat atauhakikat objek sebenarnya.
2) Narasi
Narasi adalah sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam
suatu kesatuan serta menciptakan, memisahkan dan merangkaiakan tindak lanjut
ke dalam bentuk tulisan.
3) Eksposisi
Karangan eksposisi merupakan jenis karangan yang memberi tahu,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Masalah yang dikomunikasikan adalah
pemberitahuan informasi dalam karangan
4) Argumentasi
Tujuan utama karangan argumentasi adalah tingkah laku tertentu untuk
meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil doktrin dan sikap terhadap
kita. Syarat utama dalam menulis karangan ini ialah penulis harus pandai dan
bernalar pada saat menyusun ide yang logis.
5) Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk menyampaikan
fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat atau gagasan dan perasaan seseorang
20
dengan membuat pembaca yakin dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan.
Kemampuan menulis cerita atau narasi merupakan kemampuan untuk menulis hal
yang diharpkan sebagai suatu dikuasai anak dan diusahakan untuk ditingkatkan
merupakan ragam dari bentuk tulisan yang ada. Diharapkan siswa lebih mudah
untuk mencurahkan ide, menambah pengetahuan dan gagasan yang memberikan
hasil optimal kepada setiap pelajaran yang dilakukan dengan menguasai
kemampuan menulis cerita.
c) Menulis Narasi
Menurut Semi (2007:53) narasi adalah sebuah cerita yang menjelaskan
kronologis peristiwa kehidupan manusia melalui tulisan. Menurut rumusan
tersebut, ciri ciri tulisan narasi adalah : menceritakan tentang kehidupan manusia;
menceritakan peristiwa kehidupan manusia berupa kehidupan nyata, isi dan
penyajian merupakan cerita yang memiliki nilai estetika;kesenjangan antara
harapan dan kenyataan merupakan konflik dalam peristiwa.
Karangan narasi adalah proses suatu kejadian dalam peristiwa dalam
menceritakan ragam wacana. Sasarannya adalah rangkaian suatu hal yang
memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca. Pada karya prosa atau drama,
laporan peristiwa, serta resep atau cara melakukan suatu hal dapat ditemukan
dalam bentuk karangan ini. (Suparno dan Yunus, 2010:1.11).
Menurut Keraf (2010:136-138), karangan narasi dibedakan menjadi dua,
yaitu: narasi eksposisi dan narasi sugestif. Berikut dijelaskan lebih lanjut mengenai
macam-macam karangan narasi.
1) Narasi ekspositoris
Bertujuan untuk mengetahui apa yang dikisahkan terhadap gugahan pikiran
pembaca. Sasaran utamanya adalah pengetahuan para pembaca setelah membaca
kisah yang berupa perluasan.
2) Narasi sugestif
Merupakan suatu sajian yang bermacam untuk merangsang daya khayal para
pembaca dalam rangkaian peristiwa.
Berkaitan dengan penilaian menulis karangan narasi, peneliti menggunakan
lima kriteria yang meliputi: isi (gagasan dalam cerita); organisasi (struktur kalimat);
kosakata , pemilihan kata; mekanik (tanda baca dan ejaan); dan kerapian tulisan.
21
C. Metode Mind Mapping
Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah metode pembelajaran yang oleh
Tony Buzana, kepala Brain Foundation. Metode pencatatan kreatif yang
memudahkan kita mengingat banyakinformasi melalui peta pikiran. Setelah
selesai, sebuah pola gagasan dibentuk saling berkaitan dengan topik utama berada
di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Materi
yang lebih kecil dikembangkan melalui cabang-cabang tersebut. Setelah
terbentuknya sebuah sistem keturunan manusia yang hidup sampai akhir, sebagai
struktur keturunan manusia yang bisa berkembang.
Dengan menggunakan cara pembelajaran konsep komprehensif Total Mind
Learning artinya belajar pada konsep pemetaan pikiran (Mind Mapping). Pada
konteksnya, makna dari pembelajaran memiliki arti yang begitu luas pada konsep-
konsep belajar. Seluruh makhluk hidup selalu belajar di setiap saat dan temat,
karena belajar merupakan proses alamiah. Dalam belajar dari lingkungan sekitar
semua makhluk hidup menyikapi berbagai stimulus dari pembelajaran di
lingkungan sekitar sebagai hal untuk bertahan hidup dengan menggunakan ilmu
yang dimiliki.
22
untuk mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman dalam hal
materi dan
23
membantu mengorganisasikan materi dan wawasan baru sebagai tujuan metode itu
sendiri.
Memungkinkan individu berpindah-pindah topik merupakan proses berfikir
pada peta pikiran. Merekam informasi melalui simbol, arti emosional, dan warna
serta gambar pada individu. Cara otak memproses berbagai informasi yang masuk
merupakan mekanisme yang sama persisi dengan cara otak. Dan anda dapat
mengingat informasi dengan lebih mudah menggunakan peta pikiran.
24
Untuk menunjukan hal-hal atau gagasan tertentu gunakanlah bentuk-bentuk
acak.
25
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Subjek
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD yang berjumlah 30 orang
yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.
2. Tempat
Penelitian perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SDN 10854 Sei Mencirim
di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang.
3. Waktu
Waktu pelaksanaan pada bulan Mei dari tanggal 3 Mei pukul 10-12.00 WIB
dan 6 Mei 2021 pukul 8.00 – 9.30 WIB.
26
Siklus I
Tindakan
Siklus II
1. Prosedur Pelaksanaan
a. Siklus Pertama
1) Perencanaan
Adapun perencanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan
pada tahap ini adalah:
a) Guru menentukan materi dalam pembelajaran siklus I
b) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan
metode peta pikiran (Mind Mapping) siklus I
c) Guru membuat skenario perbaikan pembelajaran siklus I
d) Guru mempersiapkan media dan sumber belajar siklus I
e) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung siklus I
f) Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran siklus I
g) Guru menyiapkan alat observasi, lembar kerja siswa dalam pembelajaran
siklus I
2) Pelaksanaan Tindakan
Siklus I akan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Mei 2021. Pada
pertemuan ini dilaksanakan dengan simulasi video perbaikan pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan ini yaitu siswa
membuat Mind Mapping kerangka karangan dan membuat karangan narasi
27
berdasarkan Mind Mapping kerangka karangan yang telah dibuat.
3) Pengamatan
Observasi pada siklus I ini, dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran menulis karangan narasi dengan metode Mind Mapping (Peta
Pikiran) dan kemampuan guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran menulis
karangan narasi dengan metode Mind Mapping padamata pelajaran Bahasa
Indonesia.
4. Refleksi
Dalam tahap refleksi ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
Guru menganalisis pelaksanaan pembelajaran dan pengaruh tindakan pada siklus I,
Guru menganalisis hasil pembelajaran siklus I, Guru membuat daftar
permasalahan yang terjadi pada siklus I.
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Adapun perencanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada
tahap ini adalah:
a) Guru menentukan materi dalam perbaikan pembelajaran siklus II
b) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran (RPP)dengan
metode peta pikiran (Mind Mapping) siklus II
c) Guru membuat skenario perbaikan pembelajaran siklus II
d) Guru mempersiapkan media dan sumber belajar siklus II
e) Guru mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung siklus II
f) Guru mengembangkan format evaluasi pembelajaran siklus II
g) Guru menyiapkan alat observasi, lembar kerja siswa dalam pembelajaran
siklus II
2) Pelaksanaan Tindakan
Pada Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 Mei 2021. Pada
pertemuan ini dilaksanakan dengan simulasi video perbaikan pembelajaran.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan ini yaitu siswa membuat Mind
28
Mapping kerangka karangan dan membuat karangan narasi berdasarkan Mind
Mapping. Dan pada siklus II siswa diajak untuk melihat sekitar halaman sekolah
untuk meningkatkan imajinasi dan kreativitas siswa.
3) Pengamatan
Observasi pada siklus II ini, dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dalam
pembelajaran menulis karangan narasi dengan metode Mind Mapping (Peta
Pikiran) dan kemampuan guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran menulis
karangan narasi dengan metode Mind Mapping pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
4) Refleksi
Dalam tahap refleksi ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:Guru
menganalisis pelaksanaan pembelajaran dan pengaruh tindakan pada siklus II, guru
menganalisis hasil pembelajaran siklus II, Guru membuat daftar permasalahan yang
terjadi pada siklus II.
2. Hasil Perbaikan
Dari prosedur yang telah dilaksanakan (baik siklus 1 dan siklus 2),
didapatkan hasil berupa:
a) Pada siklus 1, terdapat 10 siswa yang masih belum menguasai materi menulis
Karangan Narasi. hal ini didapatkan dari karangan yang telah dibuat serta hasil
dari pengerjaan soal-soal evaluasi di akhir pelajaran.
b) Pada siklus 2, guru menambahkan alat peraga berupa gambar ilustrasi yang
ditempel disetiap topik mind map. sehingga hanya tinggal 2 siswa yang kurang
menguasai materi menulis Karangan. hal ini bisa saja disebabkan dari dalam diri
siswa itu sendiri. sementara untuk soal-soal evaluasi diakhir pelajaran, semua siswa
tuntas mengerjakannya.
Pembelajaran
a. Siklus I
31
b. Siklus II
Pada Siklus II diadakan skenario perbaikan pembelajaran dari link
video: https://youtu.be/2VeXGMrDu9g yaitu,
32
c. Pelaksanaan Simulasi pada Siklus II yaitu,
Guru membuka kembali pembelajaran dengan mengkondusifkan kelas dan
siswa agar tetap kondusif dalam menerima pembelajaran hari ini, siswa dengan
guru melakukan doa bersama, lalu guru mengabsen siswa setelah itu guru
menyampaikan materi pembelajaran, indikator dan tujuan perbaikan pembelajaran
hari ini. Guru bertanya jawab pada siswa tentang pembelajaran yang lalu, bertanya
kembali apa yang kurang dimengerti tentang kerangka karangan dengan metode
Mind Mapping (Peta Pikiran) dan menulis cerita. Lalu guru menyampaikan
kembali langkah- langkah dalam pembuatan Mind Mapping (Peta Pikiran) beserta
contohnya, setelah itu guru memberi tahu bahwa tema hari ini tema “Pedesaan”
kemudian guru mengajak siswa keluar untuk melihat peta mind maping di papan
tulis agar siswa dapat menetukan sub tema dan pokok pikiran dengan imajinasi
dan kreativitas yang mereka lihat untuk dibuat kerangka karangan Mind Mapping
(Peta Pikiran) agar menjadi sebuah karangan narasi. Setelah mereka mengamati
guru mengajak siswa kembali ke kelas, kemudian membentuk 5 kelompok terdiri
dari 6 orang per kelompok dan membagi kertas karton per kelompok.
Lalu mereka membuat kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran)
dengan berdiskusi, setelah berdiskusi mereka mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas lalu guru memberikan kembali lembar kerja siswa pada masing-
masing siswa untuk membuat sebuah karangan narasi dan mengumpulkannya
kembali pada guru. Dan guru memberikan reward kepada kelompok yang
kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran) sangat menarik dan bagus,
kemudian siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dan menutupnya
dengan doa.
33
indikator dan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan tema yang harus
dikerjakan dan menyampaikan materi beserta langkah-langkahnya dan guru
menggunakan pensil warna menuliskan topik pada mind maping di papan
tulis. Guru juga menunjukkan contoh gambar Mind Mapping (Peta Pikiran)
guru juga mencontohkan cara membuat kerangka karangan Mind Mapping
(Peta Pikiran). Guru membentuk kelompok dan membimbing siswa dalam
membuat kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran). Guru juga
membagikan lembar kerja siswa untuk siswa dapat menulis karangan narasi
dari kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran). Guru melakukan
penguatan pada siswa dengan kata kata pujian, pada akhir penutup guru
bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan berdoa penutup.
Kekurangan
Pada siklus I ini guru hanya melakukan apersepsi tentang pengalaman siswa
dalam membaca buku cerita tetapi tidak mengulang materi yang lalu.
Langkah-langkah metode yang disampaikan kurang dimengerti dan kurang
jelas sehingga banyak terjadi kesalahan. Kemudian saat simulasi guru terlalu
banyak berceramah dikarenakan dalam simulasi, hal ini dikarenakan guru
terlalu mendominasi jalannya perbaikan pembelajaran, sehingga proses
perbaikan pembelajaran pada siklus I kurang efektif.
2. Siklus II
Kelebihan
Pelaksanaan pada simulasi siklus II tetap pada Metode Mind Mapping
(Peta Pikiran) tetapi pada perbaikan pembelajaran siklus II ini di lakukan
penambahan model pembelajaran yaitu gambar ilustrasi yang ditempelkan
pada setiap topik mind mapping yang dilakukan di pekarangan sekolah, hal ini
dikarenakan tema dalam membuat karangan narasi yaitu “pedesaan”
dilakukan untuk membuat kreativitas dan imajinasi siswa bertambah untuk
membuat point-point penting yang berhubungan dengan pedesaan. Jadi siswa
dapat menuangkan ide-ide yang dilihat langsung dari gambar ilustrasi yang
dibuat. Disini guru ingin siswa tidak hanya belajar dikelas tetapi guru ingin
siswa dapat lebih aktif dan alat peraga berupagambar bisa dimamfaatkan
34
menjadi sumber belajar baginya. Setelah mereka mengamati langsung
kemudian membuat kerangka karangan Mind Mapping (Peta Pikiran) menjadi
mudah dalam menentukan point-point penting atau sub tema yang akan dibuat
menjadi sebuah karangan narasi.
Kekurangan
Pada siklus II ini guru tidak lagi menyampaikan apersepsi sehingga saat
proses pembelajaran kurang menarik. Pada saat simulasi siklus II guru juga
menggunakan metode berceramah dikarenakan guru masih mendominasi
jalannya proses perbaikan pembelajaran, walaupun sudah memperkembang
langkah-langkah dalam perbaikan pembelajaran tetapi guru masih saja
melakukan perbaikan pembelajaran metode ceramah.
35
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah simulasikan pada guru kelas IV
menggunakan metode Mind Mapping dalam menulis karangan narasi yang sudah
laksanakan di SDN 10854 Sei Mencirim Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli
Serdang, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kelebihan dari metode mind mapping dalam pembelajaran membuat Karangan
narasi yaitu siswa lebih mudah melihat gambaran keseluruhan dari suatu
topik/tema pembelajaran, memudahkan penambahan informasi baru yang akan
dituangkan dalam karangan serta pengkajian ulang setiap topik lebih cepat
dilakukan.
2. Kekurangan dari metode mind mapping ini yaitu hanya siswa yang aktif yang
terlibat. sehingga tidak sepenuhnya murid terlibat dalam proses pembelajaran.
waktu yang dibutuhkan juga relatif banyak.
B. Saran
1. Pada penggunaan metode mind mapping, guru harus lebih giat lagi dalam
melibatkan seluruh siswa untuk bekerjasama. Jika ada sebagian siswa yang
tidak aktif, maka guru dapat memberi tugas merasa kepada siswa yang terlibat
dalam pembelajaran sehingga nantinya seluruh siswa mendapat penilaian
secara merata.
BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Buzan, Tony. 2012. Buku pintar Mind Map. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Resmini, Novi, dkk. 2006. Membaca dan Menulis di SD. (Bandung: UPI PRESS).
Rita Eka Izzaty, Dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta : UNY
Press.
Fakta/ Data Pembelajaran Pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi membuat karangan
yang Terjadi di Kelas narasi, masih banayk siswa yang merasa sulit untuk mendeskripsikan
sesuatu hal dalam bentuk karangan. Sehingga terdapat banyak siswa
yang tidak tuntas dalam materi tersebut yang akhirnya berpengaruh
pada nilai siswa. Hal ini mungkin saja disebabkan cara mengajar guru
yang kurang menarik perhatian siswa sebab guru cenderung
melakukan pembelajaran dengan metode ceramah. Hal yang sering
terjadi juga yaitu interaksi di kelas masih satu arah. Dalam hal ini,
guru harus lebih fokus dalam memperhatikan cara belajar siswanya di
kelas.
31
Analisis Masalah 1. Metode ceramah yang sering digunakan guru dalam mengajar di
kelas cenderung membrikan efek bosan bagi siswa dalam mengikuti
pelajaran, sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar.
2. metode yang tidak bervariasi justru membuat siswa tidak tertarik
untuk melakukan pembelajaran di kelas.
3. seharusnya guru harus menggunakan media maupun alat peraga
dalam menerangkan materi sehingga siswa lebih mudah menyerap
ilmu yang diajarkan dan menarik perhatian siswa juga.
4. Guru harus berupaya agar materi yang hendak diajarkan harus
benar-benar dikuasai dengan baik dan benar supaya proses
pembelajaran berjalan lancar.
Alternatif dan Prioritas Dengan mempertimbangkan masalah pembelajaran ini, maka proses
Pemecahan Masalah pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi membuat karangan
narasi akan menggunakan metode Mind Mapping.
RPP Perbaikan Pada Pra siklus menggunakan metode ceramah, sementara untuk RPP
siklus 1 dan siklus II menggunakan metode mind mapping.
31
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
(RPP Perbaikan) Siklus 1
A. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam
bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar
8.3.Menyusun karangan tentang topik sederhana berbagai topik sederhana
dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda baca
dll).
C. Indikator
8.3.1. Menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan dibuat
Mind Mapping sesuai tema pelajaran.
31
8.3.2. Membuat kerangka karangan dari setiap topik yang ditentukan dengan
metode Mind Mapping.
8.3.3. Membuat judul karangan narasi mengenai topik yang akan
dikembangkan.
8.3.4. Menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang dibuat.
8.3.5. Menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan
dibuat Mind Mapping sesuai tema pelajaran.
2. Siswa dapat membuat kerangka karangan dari setiap topik yang
ditentukan dengan metode Mind Mapping.
31
3. Siswa dapat membuat judul karangan narasi melalui topik yang akan
dikembangkan.
4. Siswa dapat menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang
dibuat.
5. Siswa dapat menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.
31
Memiliki organisasi yang baik, artinya setiap kaliamat tersusun dengan
urut dan logis.
Efisien atau Ekonomis, keefisienan ini dibutuhkan pembaca agar lebih
mudah menangkap isi dalam karangan.
Menggunakan bahasa yang mudah diterima dan dipahami pembaca.
Langkah-langkah membuat karangan yaitu:
Yang pertama mentukan tema karangan yang akan ditulis. Lalu
mengumpulkan ide, data maupun bahan-bahan untuk karangan. Selanjutnya
menyusun kerangka karangan. Kemudian mengembangkan kerangka karangan
yang telah dibuat menjadi karangan sebenarnya. Dan yang terakhir memberi
judul pada karangan yang dibuat.
Contoh karangan yaitu:
Desaku yang Indah nan Jauh
Nama saya Mina, tinggal di sebuah desa terpencil yang jauh dari
perkotaan. Meski begitu aku bangga dengan desaku. Di desaku banyak jenis
pertanian dan juga peternakan. Ada yang menanam padi, ada yang menanam
jagung, kopi dan banyak jenis sayur juga. Selain Bertani, Sebagian orang
memilih beternak ayam, sapi dan juga kerbau. Lingkungan di desaku sejuk
dan jauh dari polusi. Kami hidup rukun meski berbeda suku, agama maupun
budaya. Karena kami selalu hidup saling menghargai dan tolong menolong.
Di desaku belum begitu mengenal teknologi canggih seperti internet.
Terkadang kami harus pergi ke kabupaten untuk mengakses internet dan
menemukan suatu informasi baru. Meski begitu, di desaku sudah bisa
menggunakan media elektronik seperti telepon genggam. Jadi kami bisa
berinterkasi dengan saudara maupun keluarga yang jauh.
31
pekerjaan mereka. Kami mengerjakannya disaat semua tugas sekolah selesai
atau mungkin tepatnya di hari libur.
G. Metode Pembelajaran
Metode : Mind Mapping
H. Langkah-langkah Pembelajaran
31
14. Perwakilan siswa diminta maju untuk melengkapi Mind Mapping
kerangka karangan yang dibuat di papan tulis.
15. Siswa dibagi kedalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.
16. Guru meminta setiap kelompok untuk membuat karangan dari Mind
Mapping dari topik yang telah ditentukan.
17. Guru membagikan lembar kerja siswa atau kertas kosong kepada
masing- masing siswa untuk membuat judul dan karangan narasi dari
kerangka karangan yang telah dibuat dengan ejaan dan bahasa yang
disempurnakan dan
siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
J. Penilaian
1. Jenis Penilaian
Lembar Kerja Siswa dalam menulis karangan
Kerjasama antar siswa dalam kelompok selama proses diskusi
2. Bentuk Penilaian
Penilaian produk (hasil karangan yang ditulis)
3. Instrumen Tes
soal-soal essai mengenai karangan.
soal-soal test
1. Apa yang dimaksud dengan karangan?
2. Apa-apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat suatu karangan?
31
3. Apa itu kerangka karangan?
31
4. Apa saja yang kamu ketahui tentang pedesaan?
5. apakah sebuah paragraf dapat dikatakan karangan?
Kunci Jawaban
31
Lampiran 3
A. Standar Kompetensi
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara tertulis dalam
bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar
8.3. Menyusun karangan tentang topik sederhana berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda baca dll).
C. Indikator
1. Menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan dibuat Mind Mapping
sesuai tema pedesaan.
2. Membuat kerangka karangan dari setiap topik pedesaan yang ditentukan dengan
metode Mind Mapping.
3. Membuat judul karangan narasi mengenai topik pedesaan dan
kemudian dikembangkan.
4. Menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang menggunakan gambar
ilustrasi.
5. Menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan setiap kata kunci yang akan dijadikan topik dan
dibuat Mapping sesuai tema pedesaan.
2. Siswa dapat membuat kerangka karangan dari setiap topik pedesaan yang
38
telah .
3. Siswa dapat membuat judul karangan narasi melalui topik pedesaan yang
akan dikembangkan.
4. Siswa dapat menuliskan karangan narasi dari kerangka karangan yang dibuat
yang dibantu dengan berbagai gambar ilustrasi.
5. Siswa dapat menerangkan ide pokok dari karangan yang telah dibuat.
39
Memiliki organisasi yang baik, artinya setiap kaliamat tersusun dengan
urut dan logis.
Efisien atau Ekonomis, keefisienan ini dibutuhkan pembaca agar lebih
mudah menangkap isi dalam karangan.
Menggunakan bahasa yang mudah diterima dan dipahami pembaca.
Langkah-langkah membuat karangan yaitu:
Yang pertama mentukan tema karangan yang akan ditulis. Lalu
mengumpulkan ide, data maupun bahan-bahan untuk karangan. Selanjutnya
menyusun kerangka karangan.
Kemudian mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat
menjadi karangan sebenarnya. Dan yang terakhir memberi judul pada
karangan yang dibuat.
Contoh karangan yaitu:
Desaku yang Indah nan Jauh
Di desaku yang jauh dari keramaian, bersih udaranya dan sangat sejuk,
desaku terpencil yang sangat sedikit penduduknya. Disaat malam hari cuacanya
sangat dingin… Lelogama nama desaku. Masyarakat di sana masih sangat minim
dengan alat transportasi, walaupun demikian masyarakat di desa tetap makmur
karena dengan adanya pendidikan di sana itu menjadi salah satu perubahan yang
dapat mendorong warga desa lelogama semakin maju dan berkembang. Di desa
kami mempunyai rumah yang sangat sederhana, dalam keluarga kami lima
bersaudara. Dan aku adalah anak pertama dari lima bersaudara.
Sewaktu kecil aku tinggal bersama kakek dan nenek yang tinggalnya
lumayan sangat jauh dari rumahku. Sedangkan adik-adik tinggal bersama ayah dan
ibu. Kakek dan nenek sangat menyayangiku, bagi kakek dan nenek aku adalah
penyemangat hidup mereka.
Setelah sekian tahun berlalu bersama. Akhirnya kakek meninggal, dan tinggal
aku bersama nenek. Sedih ya sudah pasti, setelah kakek tiada aku dan nenek harus
tinggal bersama saudara dikarenakan aku masih kecil dan belum bisa mengurus
nenek… Dalam hatiku sebenarnya tidak mau pergi, berat rasanya meninggalkan
rumah nenek begitu saja tapi ya mau gimana lagi? Akhirnya kami harus pindah ke
rumah saudara dan rumah nenek kami tinggalkan dan rumah nenek tiada.
40
A. Metode Pembelajaran
Metode : Mind Mapping
B. Langkah-langkah Pembelajaran
J. Penilaian
1. Jenis Penilaian
Lembar Kerja Siswa dalam menulis karangan
Kerjasama antar siswa dalam kelompok selama proses diskusi
2. Bentuk Penilaian
Penilaian produk (hasil karangan yang ditulis)
3. Instrumen Tes
soal-soal essai mengenai karangan.
Soal-soal test
1. Apa yang Anda ketahui mengenai karangan?
2. Apa-apa saja topik dari tema pedesaan yang dapat dijadikan karangan?
3. Apa perbedaan sawah dengan ladang?
4. Apa saja yang kamu ketahui tentang pedesaan?
5. Apakah sebuah paragraf dapat dikatakan karangan? Mengapa?
Kunci Jawaban
1. Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Atau Karangan merupakan suatu
cerita fiksi yang kemudian diungkapkan dalam bentuk tulisan.
2. Topik-topik dari tema pedesaan yang dibuat dalam mind mapping yaitu Sawah,
ladang/kebun, pegunungan, pasar dan perairan.
3. Perbedaan sawah dan ladang yaitu sawah biasanya tempat bercocok tanam yang
menggunakan lahan basah (selalu digenangi air) dan biasanya ditanami tanaman
padi. sementara ladang merupakan lahan kering untuk bercocok tanam berbagai
jenis tanaman.
4. Pedesaan adalah suatu tempat untuk tinggalnya banyak penduduk dengan
mayoritas pekerjaan sebagai petani. kegiatan di desa lebih banyak bertani,
mengembalakan hewan dan jauh dari kebisingan kota.
5. Sebuah paragraf tidak bisa dikatakan karangan karena sebuah karangan harus
terdiri atas beberapa paragraf.
KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi Sebaiknya guru lebih semangat
lagi supaya siswa lebih antusias.
2. Memberi acuan
3. Melakukan apersepsi
3. Penggunaan media
4. Pemberian tugas/latihan
5. Umpan balik
Pendamping, Mahasiswa
N Kemunculan
Aspek Yang Diobservasi Komentar
o Ada Tidak
1
Kegiatan Awal :
Baik
a. Apersepsi dan Motivasi
Baik
b. Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
2
Kegiatan Inti :
Baik
a. Eksplorasi
Baik
b. Elaborasi
Baik
c. Konfirmasi
Baik
d. Penggunaan Media/metode
Baik
e. Mengadakan Tanya Jawab Baik
f. Penggunaan Waktu yang Efektif
dan Efisien
3 Kegiatan Akhir :
a. Menyimpulkan Materi Pelajaran Baik
b. Tes Formatif Baik
c. Rencana Tindak Lanjut Baik
Kepantasan
Penampilan Yang Saran/hasil diskusi/
No Panta Tidak
Diamati Refleksi
s pantas
1 Pakaian yang dikenakan Baik
2 Alas kaki yang digunakan Baik
Pendamping, Mahasiswa
Lampiran 6