Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN

TENTANG NILAI SILA PANCASILA DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA


ALAT PERAGA KELAS V SDN SUKAASIH III KECAMATAN PASARKEMIS
Irpan Joyo Supono
Roslina
Fajri Basam
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
Dosen Program Studi PKP Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sultan Agung Tirtayasa
Dosen Program Studi Karil Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
Email : irpanjoyosupono29@gmail.com rostleens@gmail.com basamfajri@gmail.com
ABSTRAK
PKn merupakan mata pelajaran yang menekankan pada pengembangan diri dan beragam baik dari
segi undang-undang yang tercantum dalam UUD 1945 maupun dari segi agama, nilai, norma, dan
faktor lainnya. Melalui teknik demonstrasi dan alat peraga media di kelas V SDN Sukaasih III, proyek
ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata kuliah PKn tentang Nilai-
Nilai Sila Pancasila. Tiga siklus penelitian—prasiklus, siklus I dan II dengan simulasi video—
dilaksanakan. Instrumen yang digunakan untuk setiap siklus adalah hasil penilaian pembelajaran
tatap muka, lembar observasi simulasi, dan formulir refleksi. Hasil belajar siswa mengalami
peningkatan sebagai hasil dari simulasi pembelajaran yang meningkat. Menurut data yang
dikumpulkan dari 30 siswa, Metode Demonstrasi, pemanfaatan media, dan contoh soal dapat
meningkatkan

Kata kunci : Metode Demontrasi, PKN, Hasil Belajar.

ABSTRACK
Civics is a subject that emphasizes self-development and is diverse in terms of the laws included in the
1945 Constitution as well as in terms of religion, values, norms, and other factors. Through
demonstration techniques and media props in class V SDN Sukaasih III, this project seeks to improve
student learning results, particularly in Civics courses about the Values of Pancasila Precepts. Three
cycles of the research—the pre-cycle, cycles I and II employing video simulations—were conducted.
The instruments employed for each cycle were the outcomes of face-to-face learning assessments,
simulation observation sheets, and forms for reflection. Students' learning outcomes have improved as
a result of the simulation of improved learning. According to data collected from 30 students, the
Demonstration Method, the utilization of media, and example questions, could enhance the

Keywords: Demonstration Method, PKN, Learning Outcomes.


PENDAHULUAN

Sebagaimana disyaratkan oleh Pancasila dan UUD 1945, pendidikan kewarganegaraan


merupakan mata pelajaran yang menitikberatkan pada pembentukan manusia yang beragam agama,
sosial budaya, bahasa, umur, dan suku bangsa menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan
bermoral (Curriculum Based tentang Kewarganegaraan). Adaptasi, 2004). Sejak dicetuskan sebagai
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Moral Pancasila, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, hingga kurikulum terakhir berganti nama menjadi topik Pendidikan
Kewarganegaraan pada tahun 2004, Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami banyak evolusi
sejarah.

Dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, pendidikan kewarganegaraan ditawarkan. PKn
akan membantu masyarakat mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa sekaligus
mempersiapkan mereka untuk bersaing dalam skala global tanpa mengorbankan rasa identitas nasional
mereka. Setiap warga negara dapat menyadari dampaknya sendiri terhadap kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi baik positif maupun negatif melalui kewarganegaraan. Kewarganegaraan
berguna untuk mempersiapkan siswa untuk menangani dan menggunakan pengetahuan untuk hidup
dalam lingkungan yang terus berubah, meresahkan, dan kompetitif.

Bahkan, dianggap bahwa memahami kewarganegaraan adalah ilmu yang menantang.


Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang diajarkan secara formal dengan menggunakan contoh-
contoh dari sejarah masa lalu, evolusi sosiokultural, kemajuan teknis, norma sosial, dan hukum negara.
Anak-anak merasa sulit untuk menerapkan pemikiran kritis dan kreatif pada berbagai tantangan karena
banyaknya konten kewarganegaraan. Anak usia sekolah dasar baru berada pada tingkat Operasional
Konkrit, sehingga pemikirannya masih belum formal. Bagi siswa, terkadang apa yang tampak rasional
dan dapat dipahami oleh orang dewasa ternyata tidak masuk akal dan membingungkan. Karena itu,
banyak siswa tidak mendapatkan ide kewarganegaraan.

Mayoritas siswa kurang terlibat dan terlibat kurang kritis dalam konten Negara Kesatuan
Republik Indonesia (pengambilan keputusan bersama), menurut temuan penulis. Ketika seorang anak
disajikan dengan masalah kontekstual baru yang berbeda dari contoh, anak tersebut belum mampu
menerapkan pemikiran kritis terhadap situasi tersebut dan menghasilkan solusi terbaik. Akibatnya,
banyak anak memberikan jawaban yang salah karena soalnya menantang.

Nilai mata pelajaran PKn selalu jelek, dengan nilai rata-rata kurang dari KKM, seperti biasa
untuk setiap ulangan yang diberikan. Berangkat dari kenyataan di atas, penulis berkeinginan untuk
mengkaji dan melaksanakan penyempurnaan pendidikan kewarganegaraan, khususnya muatan sila-sila
pancasila, melalui penelitian tindakan kelas. Koreksi yang dilakukan penulis dalam penerapan metode
bermain peran dalam materi keputusan bersama. Harapan penulis adalah agar pembelajaran aktif
muncul, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna, dan siswa memiliki keberanian penuh untuk
memecahkan masalah kontekstual dengan benar dan memimpin pelajaran dengan lebih baik.

Rumusan Masalah
1. Apakah dengan Menggunakan Metode Demonstrasi dan Media Alat Praga pada Materi Nilai
Sila Pancasila dapat meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Kelas
V di SDN Sukaasih III?
2. Bagaimana Penggunaan Metode Demonstrasi dan Media Alat Praga pada Materi Nilai Sila
Pancasila dapat meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Kelas V di
SDN Sukaasih III?

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui melalui Metode Demonstrasi dan Media Alat Praga pada Materi Nilai Sila
Pancasila dapat meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Kelas V di
SDN Sukaasih III

2. Untuk Mengetahui penggunaan Metode Demonstrasi dan Media Alat Praga pada Materi Nilai
Sila Pancasila dapat meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Kelas V
di SDN Sukaasih III

METODE

Metode yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu PTK, yang di harapkan proses pembelajaran
guru dapat ditingkatkan. Gambar 1 Penelitian yang akan digunakan menggunakan 2 siklus penelitian,
yang masing-masing meliputi 4 tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek
penelitian yaitu 30 siswa kelas V SDN Sukaasih III pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKN), yang terdiri dari 13 laki-laki dan 17 perempuan serta guru yang melakukan perbaikan
pembelajaran yang beralamat di Kp. Tanjung RT 03 RW 01 Ds. Sukaasih Kecamatan Cikupa
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

Pengamatan Pengamatan
Pelaksanaan SIKLUS I SIKLUS II Pelaksanaan
Refleksi

Perencanaan Perencanaan
Kesimpulan

Gambar I, Siklus Penelitian Tindakan Kelas


Berikut ini tahapan penelitian pada gambar 1 diatas akan diuraikan :

Siklus 1

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini, antara lain :


1. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus I
2. Menyusun materi pelajaran
3. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan
4. Melakukan observasi dan menyiapkan evaluasi

b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut :

Kegiatan Awal
1. Kelas dibuka dengan salam

2. Berdo’a dan mengabsen siswa


3. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan pengetahuan yang sebelumnya.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Peneliti menjelaskan lambang, bunyi, dan contoh pengamalan dalam nilai sila pancasila.
6. Melakukan tanya-jawab
7. Peserta didik mengerjakan latihan soal

Kegiatan Inti
1. Siswa melakukan literasi terlebih dahulu.
2. Setelah siswa selesai, guru bertanya apa itu Pancasila?

3. Setelah siswa menjawab, guru menjelaskan bunyi nilai pancasila dari 1 smapai 5
4. Lalu guru menjelaskan mengenai lambang sila pancasila
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya jika ada yang kurang dimengerti.

6. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab mengenai bunyi dan lambang sila Pancasila.
Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
2. Guru menanyakan bagaimana pembelajaran hari ini?
3. Guru memberikan soal evaluasi
4. Setelah evaluasi setelah, guru memberikan tugas (PR).
5. Guru dan siswa mengcapkan alhamdulillah
6. Salam dan do’a penutup dipimpin oleh salah satu siswa/ketua kelas

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang ada bersamaan dengan tindakan.
Obyek obervasi utama adalah aktivitas siswa selama mengikuti scenario pembelajaran

d. Refleksi
Refleksi yaitu sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dihasilkan dan langkah apa yang perlu
dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi peneliti menganalisis hasil pelaksanaan pembelajaran,
menyusun RPP berdasarkan SK dan KD untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya
menghasilkan perbaikan.

Siklus II

a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini, antara lain :
1. Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II
2. Menyusun materi pelajaran
3. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan
4. Melakukan observasi
5. Menyiapkan evaluasi

b. Pelaksanaan
Kegiatan Awal
1. Guru membuka dengan salam, kemudian siswa menjawab. Setelah itu, guru menanyakan kabar
2. Siswa di kondisikan ke dalam situasi belajar yang kondusif.
3. Siswa berdo’a bersama-sama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing
4. Menyanyikan lagu garuda Pancasila/ Indonesia raya.
5. Guru mengecek kehadiran.
6. Melakukan apersepsi. Seperti :
• Pernahkah kalian melihat Apa yang tergambar pada sampul buku?
• Apa judul buku tersebut ? Garuda Pancasila tersebut merupakan simbol bangsa Indonesia
yang berarti berbeda- beda tetap satu tujuan yang tertuang di bhineka tunggal ika.
7. Guru menjelaskan manfaat belajat dari sila nilai Pancasila

Kegiatan Inti
1. Siswa melakukan literasi terlebih dahulu.
2. Setelah siswa selesai, guru bertanya apa itu Pancasila?
3. Guru menjelaskan sambil bertanya jawab mengenai bunyi sila pancasila
4. Guru menjelaskan satu persatu dari bunyi nilai pancasila tersebut.
5. Lalu guru menunjuk gambar mengenai lambang sila.
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya jika ada yang kurang dimengerti.
7. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab mengenai bunyi dan lambang sila pancasila
Kegiatan Penutup
1. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
2. Guru menanyakan bagaimana pembelajaran hari ini?
3. Guru memberikan soal evaluasi
4. Setelah evaluasi setelah, guru memberikan tugas (PR).
5. Guru dan siswa mengcapkan alhamdulillah
6. Salam dan do’a penutup dipimpin oleh salah satu siswa/ketua kelas
c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang ada bersamaan dengan tindakan.
Obyek obervasi utama adalah aktivitas siswa selama mengikuti scenario pembelajaran

d. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis hasil observasi belajar siswa, dilakukan analisis evaluasi terhadap
pedoman pancasila, dan dari hasil analisis tersebut dapat ditentukan perlu tidaknya melalui siklus
berikutnya untuk meningkat. . pembelajaran siswa tersebut. kegiatan Pada Fall II, peneliti mencoba
meningkatkan nilai tuntunan Pancasila dengan memberikan konfirmasi kepada siswa dan
menggunakan alat peraga serta membuat tanya jawab. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan
antara siklus I dan siklus II. Dan ternyata pada siklus II terjadi pertumbuhan yang signifikan,
sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.
a. Hasil
Hasil tes atau penilitian berupa soal tertulis (esai) digunakan untuk mengumpulkan data
kognitif berupa data prestasi siswa. Penulis akan memaparkan temuan penelitian perbaikan
pembelajaran pada table 1 dibawah ini :
Tabel 1
Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II

No Nama Peserta Didik L/P Nilai Nilai Ket


Siklus I Siklus II

1 ABDULLAH FAQIH L 85 95 Naik

2 ANGGRAENI FATIMAH P 75 80 Naik

3 ATALIYA P 70 75 Naik

4 AYU WULAN DARI P 75 80 Naik

5 DEWI PRATIWI P 80 90 Naik

6 FAHMI HAMZAH L 80 90 Naik

7 FATKHIYYAH AZZAHRA P 70 80 Naik

8 FAZRI DWI SAPUTRA L 70 75 Naik

9 HAELAN L 80 80 Tetap
10 HAFIZH SHIDQUR L 70 75 Naik

11 HARYANTO L 80 80 Tetap

12 HUSNUL KHOTIMAH P 75 75 Tetap

13 IBNU HAZAR L 60 60 Tetap

14 ICA SARI LASE P 70 80 Naik

15 JEJEN KHOLIDIN L 60 65 Naik

16 MUHAMMAD ABUDIN L 65 80 Naik

17 MUHAMMAD DIKI HERMAWAN L 60 80 Naik

18 NUR ASIAH ZANAH P 60 70 Naik

19 REYHAN PRATAMA L 85 95 Naik

20 SAEPUL BAHRI L 60 70 Naik

21 SALSA BILLAH P 60 85 Naik

22 SALUM ZAHRATUNISA P 60 85 Naik

23 SITI NIDA HAMIDAH P 70 70 Tetap

24 SITI LAILATUL HASANAH P 80 90 Naik

25 SITI MASITOH P 70 95 Naik

26 SITI MEGA AULIA PUTRI P 60 75 Naik

27 SITI MUSLIMAH P 70 70 Tetap


28 SITI WAHYUNI P 60 80 Naik

29 TEGUH PRAKOSO L 60 80 Naik

30 TRI HANDAYANINGRUM P 90 95 Naik

Jumlah Nilai 2110 2400

Nilai Rata-Rata 70,33 80,00

Jumlah Peserta Didik Mencapai Nilai KKM 19 28


(63,33%) (93,33%)

Jumlah Peserta Didik Belum Mencapai Nilai KKM 11 2


(36,67%) (6,67%)

Jika dilihat pada tabel 1, maka tabel 2 merupakan tentang hasil belajar siswa untuk siklus 1

Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Siklus 1
No Nilai Frekuensi Presentase Ketuntasan KKM
1 50-59 - Tidak Tuntas
2 60-69 11 36,67% Tidak Tuntas
3 70-79 11 36,67% Tuntas 70
4 80-89 7 23,33% Tuntas
5 90-100 1 3,33% Tuntas

Sementara itu, berikut adalah rentang hasil belajar siswa siklus II seperti pada tabel 3 :

Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Siklus II
No Nilai Frekuensi Presentase Ketuntasan KKM
1 50-59 - Tidak Tuntas
2 60-69 2 6,67% Tidak Tuntas
3 70-79 9 30% Tuntas 70
4 80-89 12 40% Tuntas
5 90-100 7 23,33% Tuntas
Berdasarkan tabel 1 nilai rata-rata sebesar 70,33 dijelaskan pada siklus 1 hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Metode Demonstrasi dan
Media Alat Praga pada Materi Nilai Sila Pancasila Kelas V di SDN Sukaasih III. Tabel
tersebut juga memuat informasi 19 siswa mencapai nilai KKM dan 11 siswa yang tidak
mencapai nilai KKM pada siklus 1.

Untuk rentang nilai dari hasil tes belajar siswa ditunjukan pada tabel 2 bahwa dapat
dijelaskan sebagai berikut, nilai perolehan siswa nilai 60-69 adalah 11 orang, nilai 70-79
adalah 11 orang, nilai 80-89 adalah 7 orang dan nilai 90-100 adalah 1 orang.

Tabel 1 menunjukan bahwa dibandingkan dengan siklus 1 yang hanya mencapai 19


siswa, hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) meningkat
dengan skor rata-rata 80,00 dan rincian 28 siswa yang mencapai KKM. Namun masih ada
2 orang yang masih memperoleh nilai di bawah KKM pada siklus II hal ini dikarenakan
perkembangan intelektual anak yang memang terlambat dan sulit memahami
pembelajaran, untuk itu 2 orang yang masih dibawah KKM akan dilakukan remedial saja
tak perlu untuk dilanjutkan ke siklus III.

Untuk rentang nilai dari hasil tes siklus II berdasarkan Tabel 3 sebagai berikut nilai
perolehan siswa dengan nilai 60-69 yaitu 2 orang, nilai 70-79 adalah 9 orang, nilai 80-89
adalah 12 orang dan 90-100 adalah 7 orang. 2 orang yang belum tuntas, selanjutnya
dilakukan remedial secara mandiri. Selanjutnya hasil perolehan nilai pada siklus II.
Perbandingan hasil evaluasi belajar siswa kelas V pada siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada grafik 1 sebagai berikut :

Grafik 1

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa V Siklus I dan SIklus II


Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II
30

25

20

10

Siklus I Siklus II

19 28

11 2
b. Pembahasan
Dari hasil observasi, upaya peningkatan pembelajaran siklus I dan II menunjukkan
bahwa penggunaan metode demonstrasi dan media pembelajaran serta pemberian
tugas pada kelas V SDN Sukaasih III sangat meningkatkan pemahaman siswa tentang
materi pelajaran. subjek. secara efektif. tepat karena penggunaan metode dan media
yang tepat memudahkan peserta yang dilatih untuk lebih memahami materi. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode keteladanan dan alat peraga mendorong
siswa untuk berusaha meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik yang disajikan,
sehingga hasil belajar meningkat.
Peningkatan hasil belajar tersebut juga sejalan dengan gagasan bahwa belajar
dengan metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:
1. Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Karena siswa menyaksikan peristiwa serta mendengar tentangnya, demonstrasi
dapat membuat kelas menjadi lebih menarik.
3. Demonstrasi dapat menghubungkan teori dengan kejadian alam di sekitar. Siswa
akan merasa lebih yakin akan keakuratan materi sebagai hasilnya.
4. Hasil dapat diamati jika demonstrasi dilakukan dengan benar.
5. Penjelasan atau kata-kata dalam buku pegangan guru seringkali lebih sulit diingat
daripada demonstrasi.
Siklus I
Tingkat ketuntasan siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
siklus I meningkat menjadi 63,33% atau 19 dari 30 siswa. Berdasarkan hasil refleksi
pembelajaran yang dilaksanakan, peserta didik menyenangi pembelajaran menggunakan
metode demonstrasi dan media alat praga, karena penalaran anak lebih luas dalam
pemahaman konsep Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) sehingga hasil belajar siklus I
juga meningkat.

Siklus II
Berdasarkan hasil analisis tes siklus II tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan
telah menunjukkan adanya peningkatan, disini terlihat ketuntasan siswa mencapai
93,33% atau 28 siswa dari 30 siwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan media
alat praga serta contoh soal cukup efektif dalam meningkatkan materi pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Kelas V SDN Sukaasih III.

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKN tatap muka kelas V terlihat dari
peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran pada siklus I dan II. Pada
musim gugur kedua menunjukkan peningkatan hasil belajar yang sangat pesat dan hal
ini tercermin dari peningkatan aktivitas KKM yaitu 28 siswa dari 30 siswa, meskipun
2 siswa masih memerlukan perbaikan.
2. Penggunaan alat peraga dan metode penyajian dapat meningkatkan kondisi belajar
anak, anak lebih bersemangat belajar, terbukti meningkatkan hasil belajar.
3. Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Hal
ini terlihat jelas pada hasil belajar siklus 1, 19 siswa dari 30 siswa mencapai KKM.
Dan sebelum skor ditingkatkan, rata-rata tes pra siklus adalah 30%. 9 siswa masuk
KKM.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Zainul Ittihad. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
Arsyad, Azwar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta :
Ar – russ Media
Djuanda D.2006. Pembelajaran yang komunikatif dan menyenangkan. Jakarta : Depdiknas

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


Sadiman. 2008. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan.
Jakarta : Pustekkom Dikbud & PT. Raja Grafindo Persada
Subana, M. Sudrajat. 2011. Dasar – Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia
Sudjana. N. 1989. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Sutra Aryenti. 2022. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tema Bumiku
Melalui Model Discovery Learning. Jurnal On Education.

Wardani, I.G.K.dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; Universitas Terbuka


Winata Putra, Udin.S. dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta ;

Universitas Terbuka
Winata Putra, Udin.S. dkk. 2008. Pembelajaran PKN di SD. Tangerang Selatan :

Universitas Terbuka
Wardani, I.G.K.dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai