Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENYUSUNAN  RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP ( RPKR )


PDGK 4302 MODUL 5
DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN
KELAS RANGKAP

DI SUSUN OLEH   
YUDHO 836981722
FETRYANTO
HERLINA 836975198
NIA SAFITRI 836977983
FARIDA 836978043
 

TUTOR PEMBIMBING
RISA KUSUMA, M.Pd

PROGRAM STARATA  SATU PENDIDIKAN GURU


SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
TERBUKA ( UT )UPBJJ
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya
jualah penulisan makalah yang berjudul PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN
KELAS RANGKAP ( RPKR ) ini dapat diselesaikan tepat waktu .
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan seingga penulis memohon kritik dan saran kepada semua pihak sehingga saya
dapat memperbaikinya dalam penulisan – penulisan makalah pada selanjutnya.
Demikianlah akhir kata semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya untuk menambah ilmu pengetahuan penulis khususnya dan umumnya bagi
pembaca. Atas bantuan dosen pembimbing dan semua pihak kami mengucapkab terimakasih.

                                                               Singkawang, Mei 2021


                                                                                                      Salam

                                                                  Penulis
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
Rumusan Masalah.................................................................................................................1
Tujuan Penulisan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
Analisis Struktur Kurikulum Sd Dan Prosedur Dasar Pengembangan Pembelajaran
Kelas  Rangkap.........................................................................................................................2
Prosedur Dasar Pengembangan
KerangkaRencana Pembelajaran …………………………………………..………………..
……...................... 3

Perumusan Indikator,Penataan Pengalaman Belajardan Kegiatan Kelas


Rangkap …………………………………………………......................................................9
Pengemasan Pengalaman Belajar Dalam Kelas Rangkap …………………………….....9
Cara Memilih Subtansi Belajar…………………………………………..………..…..…10
Cara Menyusun Rancangan Kegiatan Bealajar …………………….………………….10
Cara Memilih Sumber Dan Media Belajar …………………………………….……….10
Evaluasi Program Pembelajaran Kelas Rangkap…………………………………….12
Petunjuk Pelaksanaan Praktik Mata Kuliah Pkr…………………………………...……14
Penjelasan Skala Nilai Apkg 2Lembar Penilaian Kemampuan Melaksanakan
Pembelajaran Kelas Rangkap ………………………………………………………….. 15
Penjelasan/Cara MenggunakanLembar Penilaian Simulasi Pembelajaran  Kelas
Rangkap ……………………………………………………………………………….… 16
Penjelasan/Cara MenggunakanLembar Penilaian Simulasi Pembelajaran  Kelas
Rangkap …………………………………………………………………………………...17

BAB III PENUTUP..............................................................................................................18


Kesimpulan...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
                                                            

BAB I

PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang

Dalam makalah ini akan mempelajari tentang penyusunan rencana PKR. Dalam
menyusun  rencana PKR ini sangat penting bagi terselenggaranya program PKR di SD. Ada
yang menegaskan bahwa rencana yang baik menjamin setidaknya tercapai 50% tujuan
program. Untuk memberikan kemudahan dalam upaya menguasai semua kemampuan
tersebut dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut :

1.      Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan pembelajaran kelas


rangkap

   B.     Rumusan masalah

1. Bagaimana menyusun rencana PKR ?

2.      Apa yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR ?

   C.    Tujuan

1.      Dapat menganalisis karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP ) SD


BAB II

PEMBAHASAN

     A.    ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR


PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS  RANGKAP

1.      Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap

Istilah  kurikulum kini telah menjadi istilah teknis dalam ilmu pendidikan yang secara
umum di artikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status
dan atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan ( pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi ) pasti memiliki kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun
1994 untuk jenjang pedidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar 1994.
Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun dan
Sekolah  Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP 3 tahun ). SD dan SLTP memiliki kurikulum
masing – masing.
Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994 dan Suplemen tahun
1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam
wadah pengembangan kurikulum yang terdesentralisasi. Mulai tahun 2006, dengan
ditetapkannya Standar Isi dan Standar Kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas
No.22 Tahun 2006, No. 23 Tahun 2006, dan No. 24 Tahun 2006, mulai diterapkan secara
bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari
Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Mulai tahun 2006, model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan(KTSP) dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap- berkelanjutan
pada setiap kabupaten/kota.
Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang dipakai,
kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan. Di dalam kurikulum
dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar
yang disediakan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya
kurikulum sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran.
Adanya guru yang memahami dan mampu menerapkan kurikulumlah yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran. Malah ada yang menekankan peran guru sebagai kurikulum
hidup. Oleh karena itu kita sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah
Dasar. Selain itu, agar kita sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, kita
harus menguasai prosedur dasar pengembangan pembelajaran. Dengan cara itu kurikulum
sebagai rumusan tertulis akan dapat diwujudkan menjadi proses belajar murid. Perlu kita
garis bawahi bahwa kurikulum disusun memang untuk mewujudkan tercapainya tujuan
belajar murid.

A. KARAKTERISTIK KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Peraturan Mendiknas No. 22Tahun 2006 tentang
Standar Isi, dan Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Permendiknas No. 22 dan No. 23
Tahun 2006, Kurikulum untuk Tingkat satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI)
memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Kelompok Mata Pelajaran


Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah berlaku pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut.
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Masing-masing kelompok memiliki cakupan isi seperti dikutip dari Standar Isi
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006), pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1.
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata Cakupan
Pelajaran

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


dimaksudkanuntuk membentuk peserta didik menjadi
Agama dan Akhlak manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang
1
Mulia Maha Esa serta berakhlakmulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2 Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
dan Kepribadian kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.Kesadaran dan wawasan
termasuk wawasan kebangsaan, jiwa
dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi,
tanggung jawab sosial,ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap
serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri.Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir
ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata
Ilmu Pengetahuan
3 pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
dan Teknologi
SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh
kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian
kerja.

Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk


meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
4 Estetika keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun
dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5 Jasmani, Olahraga Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
dan Kesehatan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas
dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan kesehatan
pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap
sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya
hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang
bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan
dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit
lain yang potensial untuk
mewabah.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian dari kerangka dasar
kurikulum, ditetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), kurikulum tingkat satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite
sekolah berpedoman pada standar
kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh
BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsi-prinsip berikut.:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Prinsip Pertama dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan  berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan”. Hal ini mengandung makna
bahwa pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan
kepedulian utama.
b. Beragam dan terpadu

Prinsip kedua  dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan


keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan
gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.” Hal ini mengandung makna bahwa antarsubstansi
kurikulum dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum
dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 

Prinsif Ketiga dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa


ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang
secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana
pendidikan untuk engakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan prakatek dalam
dunia ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Prinsip Keempat  dinyatakan bahwa ”Pengembangan kurikulum


dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum harus
bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus memberi bekal
kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di
lingkungannya.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Prinsip Kelima  dinyatakan bahwa ”Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi


kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.” Hal ini mengandung makna
bahwa kurikulum harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan
menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya
memiliki saling keterkaitan.
f. Belajar sepanjang hayat

Prinsip Keenam dinyatakan bahwa ”Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,


pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.” Hal ini mengandung
makna bahwa isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu dan mau
belajar untuk belajar terus menerus.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa ”Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan


kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum dikembangkan
sebagai wahana pendidikan ke-Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk
membangunpersatuan Indonesia.

2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dinyatakan perlunya menggunakan


prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Prinsip Pertama dinyatakan bahwa 
”Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini secara
operasional menuntut terlaksananya
kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara
optimal.
b. Prinsip Kedua dinyatakan bahwa
  Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami
dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d)
belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun
dan menemukan jati diri, melalui
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan”. Prinsip ini secara
operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapai
kualitas proses dan hasil belajar
dalam suatu keutuhan pilar belajar.
c. Prinsip Ketiga dinyatakan bahwa
  ”Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan
kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi
peserta didik yang berdimensi ke- Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.” Prinsip ini
secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik
mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai dengan kecepatan belajarnya
masing-masing.
d. Prinsip Keempat dinyatakan bahwa
  ”Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wurihandayani,
ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (dibelakang memberikan daya dan
kekuatan, di tengah membangunsemangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan)”Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum
yangmemungkinkan peserta didikmembangun budaya belajar mandiri,kreatif dan mewarisi
keteladanan.
e. Prinsip Kelima dinyatakan bahwa 
”Kurikulum dilaksanakan denganmenggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia,
sumber belajardan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitarsebagai
sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru(semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat danlingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan
sumberbelajar, contoh dan teladan).” Prinsip ini secara operasional menuntutterlaksananya
kurikulum yang memungkinkan peserta didik mencapaiketuntasan kompetensi secara optimal
dengan memanfaatkankeanekaragaman proses, dan sumber yang tersedia dalam
lingkunganterbuka.
f. Prinsip Keenam dinyatakan bahwa
  ”Kurikulum dilaksanakan denganmendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
kekayaan daerahuntuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajiansecara
optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananyakurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara efektif
dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.
g. Prinsip Ketujuh dinyatakan bahwa
  ”Kurikulum yang mencakup seluruhkomponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangandiri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dankesinambungan
yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis sertajenjang pendidikan.” Prinsip ini secara
operasional menuntutterlaksananya kurikulum koheren atau harmonis dan
sistemik/bersistem.

3. Struktur Kurikulum SD/MI


Dalam Standar Isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MImeliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjangpendidikan selama enam tahun mulai Kelas I
sampai dengan Kelas VI.Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuansebagai
berikut.
a. “Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 5.2.Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan
pendidikan.Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuholeh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatankepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan dirisesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuaidengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan
atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapatdilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial,belajar, dan pengembangan karir peserta didik.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS
Terpadu”.
c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatantematik, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran perminggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

B. PROSEDUR DASAR PENGEMBANGAN KERANGKA


RENCANA PEMBELAJARAN

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari


kata instruction  yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksionalmerupakan serapan dari kata
instructional dan kini secara bertukar-tukar dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah
pengembangan instruksional sama dengan pengembangan pembelajaran. Prosedur dasar
pengembangan instruksional merupakan disain atau cetak biru pembelajaran. Tahun 1975
istilah ini disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sebagai suatu
prosedur disain instruksional merupakan langkah yang sistematis untuk menyusun rencana
atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional
dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis
lainnya. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-unsur
dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil
belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan dengan Standar Isi 2006, pembelajaran terkait
pada proses pemberian asilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran
yang ada dalam Struktur Kurikulum SD. Bagaimana semua unsur tersebut seharusnya
dikembangkan, kita dapat mengkaji berbagai model disain instruksional yang bersifat umum.
Dalam uraian ini kita akan mencoba memanfaatkan model yang menerapkan pendekatan
sistem yang berangkat dari Kompetensi Dasar, sesuai dengan paradigma kurikulum berbasis
kompetensi.
KB 2
PERUMUSAN INDIKATOR,PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR
DAN KEGIATAN KELAS RANGKAP

Perencanaan kelasrangkap (PKR) tentunya berbeda banyak hal dengan perencanaan


pembelajaran kelastunggal (PKT). Sebagaimana kita ketahui prasyarat PKR adalah seorang
guru harus melayani kelompok murid yang beraneka ragam (segi usia ,kemampuan,
hubungan social, gaya belajar,danuntjukkerjanya). dimanaseseorang guru di tuntut untuk
dapat member perlakuan atau pelayanan yang juga beraneka ragam,pelajaran di kelolah
sedemikian rupa demi terciptanya suasana tepat guna,dan bermakna (meaningful) bagi murid.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran kelasrangkap (PKR) seorang guru
harusmelakukanserangkaiankegiatan ,antara lain:

1.      Menggunakanstandarisiuntukmengembangkanindikatorpengalamanbelajar
2.      Merumuskanindikatoratasdasaranalisismuatankompetensidasar
3.      Merumuskankegiatanpembelajarankelasrangkap
4.      Meilihsumberdan media  belajaruntukmendukungkelasrangkap       

A.    PENGEMASAN PENGALAMAN BELAJAR DALAM KELAS RANGKAP


Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR maka kita harus mengetahui standar
isi dengan muatannya dari berbagai mata pelajaran pada tingattan tiap kelas jika kita akan
melakukan PKR untuk mata pelajaran yang sama dengan tingkatan kelas berbeda maka
pengembangan standar isi dan penjabaran muatan moral yang akan kita buat rumusan
pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk di kaji penjabarannya untuk tingkatan kelas
yang berbeda sesuai intruksionalnya sehingga tersusunlah pengalaman belajar yang kita bias
terapkan pada tingkat-tingkatan kelas.

Ada beberapaprinsipteoris yang harus di perhatikan dalam menetapkan topic pembelajran


dalam PKR yaitu:
1.      Berorientasi kepada tujuan
2.      Di sesuaikan dengan karakteristik murid (kelas ,usia,kemampuan)
3.      Di sesuaikan dengan pengolahan kemampuan guru
4.      Layaksarana pendukung
5.      Tidak bersipat di paksakan

KTSP SDdi Indonesia menganut model yang berorientasi kepada kompetensi keseluruhan
kegiatan perencanaan,pembelajaran dan penilaian harus bertolak dari tujuan dan bertujuan
ada pencapaian tujuan yang telah di rumuskan ,tujuan pendidikan memiliki banyak
aras(banyak tingkat)mulai dari aras tertinggi tujuan pendidikan nasional sampai ketujuan
instruksional harus mencerminkan aras dan gugus prilaku ,guru PKR harus dapat memilih
ungkapan prilaku (bentuk kerja operasional) yang mewadahi materi yang terkandung dalam
topic sesuai dengan aras dan gugusnya.

B.     CARA MEMILIH SUBTANSI BELAJAR


Bajar dalah rincian materi yang dapat berupa pakta ,konsep,teori,nilai,prosedur, dan kegiatan
belajar yang di jabarkan dari tujuan dan topic PKR yang telah di pilih.
Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai ada syarat-syarat yang harus di
perhatikan antara lain:
1.      Mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indikator
2.      Berkaitan erat dengan materi sebelumnya
3.      Di dukung sarana dan sumber belajar yang tersediah atau dapat disediakan
4.      Sesuaidenganperkembangan mental murid
5.      Menjadi dasar bagi studil ebih lanjut.
  C.  CARA MENYUSUN RANCANGAN KEGIATAN BEALAJAR
yang di maksud rancangan disain alam kegiatan pembelajaran adalah kerangka
berpikir yang melakukan bentuk penataan interaksi (model pembelajaran) guru murid sumber
belajar dalam rangka pencapaian tujaun belajar .
Ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan seluruh model(model weil murphy
dan Mcgreal:1986) model dasrini memiliki lima langkahsebagai berikut:
1.      Orientasi atau pendahuluan (guru  menetapkan tujuan,langkah dan materi)
2.      Pengemangan (guru menjelaskan konsep atau keterampilan,mendemontrasikan model ,dan
mengecek pengertian murid )
3.      Latihan terstruktur (guru memandu kegiatan kelompok murid,memberi balikan dan murid
memberi tanggapan)
4.      Latihan terbimbing (murid berlatih memahami konsep baru,guru memantau, dan
selanjutnya murid-murid berlatih di luar kelas)
5.      Latihan bebas atau mandiri (guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar kelas
dan murid melanjutkan latihan mandiri).
Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas yakni,proses belajar
arahan sendiri(PBAS)Dan proses belajar melalui kerjasama(PBMKS).

D.    CARA MEMILIH SUMBER DAN MEDIA BELAJAR


Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio seperti I kaset audio dan
siaran radio,bahan dan alat visual seperti siaran tv,gambar,dan diagram,benda tiruan dan
benda seseunggunya yang di pilih sesuail ingkungan dan tepat guna.
Layak lingkungan artinya media yang dipakai itu tersedah di lingkungan sekitar,sehinga
dapat di manfaatkan oleh guru dengan sebaik-baiknya
KEGIATAN BELAJAR 3
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

A.    CARA PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR

1.      Mengecek Keterlaksanaan Jadwal

PKR Yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya anda sadar dan siap betul
kapan, di kelas mana, dan materi pembelajaran mana yang AKn diajarkan di kelas – kelas
yang di rangkap PKR Yang baik tidak bias dilaksanakan incidental artinya sewaktu-waktu
karena situasi.

2.      Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di kelas-kelas yang di Rangkap

Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan apa saja yang
akan dikerjakan di kelas yang di rangkap, dan kegiatan-kegiatan apa pula yang diharapkan
dapat dilakukan oleh murid.

3.      Mencatat Materi Pembelajaran yang tidak sempat diajarkan

Contohnya misalnya anda mendadak mendapat tugas lain, atau terjadi banjir atau kejadian
lain.
4.      Mencatat Kegiatan Yang Tertunda,

5.      Mencatat Tugas-Tugas Yang Harus Di Berikan Kepada Murid Hari Minggu Berikutnya,

6.      Mencatat Pertanyaan Murid Yang Belum Sempat Terjawab,

7.      Mencatat Murid-Murid Yang Belum Banyak Terlibat Secara Baktif Dalam Belajar,

8.      Menulis Hal-Hal Yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR,

9.      Mencatat Hal-Hal Yang Memuaskan Dan Mengecewakan Anda Sebagai Guru Dalam PKR,

10.  Mengapa harus mencatat hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru lain,
B.     BAGAIMANA MEMANFAATKAN HASIL PENILAIAN PROSES BELAJAR
MURID DALAM MEMPERBAIKI PKR

Selama ini tentu anda sudah terbiasa memberikan tes atas ulangan mengenai hal-
hal  yang tidak diajarkan, bukan ? pernahkah anda memanfaatkan nilai ulangan murid untuk
memperbaiki PKR ? misalnya anda melaksanakan PKR dikelas III dan IV. Ternyata kelas III
cendrungmendapat nilai baik karena kelas III Dan IV Selalu dirangkap dalam satu ruangan
tanpa penyekat atau pemisah ruangan.

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIK MATA KULIAH PKR

A.    PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1.      Menetapkan Model PKR

Model PKR yang dapat anda pilih untuk kegiatan praktik PKR yang dilakukan dikelas
anda sendiri adalah model PKR 221 atau PKR 222.

2.      Menyusun Rancangan PKR untuk Kegiatan Praktik dan simulasi

B.     PELAKSANAAN PRAKTEK DAN SIMULASI PEMBELARAN KELAS RANGKAP

1.      Konsultasikan proses praktek PKR yang harus anda lakukan dengan kepala sekolah dan
meminta izin untuk praktek. Kemudian anda harus mencari teman sejawat sesama guru dari
tingkat kelas yang berbeda untuk diminta bantuannya sebagai mitra mengajar  ( jika anda
memilih mengajar secara tim ) di kelas pada saat praktek PKR.

2.      Anda juga harus menyiapkan siswa-siswa di kelas anda dan menerangkan scenario praktek
PKR yang akan anda lakukan serta bagaimana seharusnya para siswa anda bersikap jika
dicampur dengan kakak atau adik kelas mereka karena anda mempratekkan  PKR.

3.      Anda juga harus membahas dan mempelajari bersama alat penilaian yang digunakan untuk
mengobservasi penampilan anda dalam PKR bersama-sama kepala sekolah/teman sejawat
sesame guru yang dimintai tolong untuk mengobservasi dan memberi penilaian terhadap
penampilan anda.
4.      Praktek PKR dikelas anda sendiri harus berlangsung sesuai dengan waktu jam pelajaran
yang sebenarnya.

C.    ALAT PENILAIAN PELAKSANAAAN PRAKTEK DAN SIMULASI


PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1.      Lembar Refleksi Pelaksanaan Praktek Pembelajaran Kelas Rangkap

2.      Alat Penilaian Kemampuan Merancang Pembelajaran Kelas Rangkap ( PKR )

PENJELASAN SKALA NILAI APKG 1


LEMBAR PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP

1.      Menentukan Bahan Pembelajaran dan Merumuskan Tujuan/Indikator

Indikator        : 1.1 Mengunakan Bahan Pembelajaran yang sesuai dengan               


standar isi   dan kopetensi.
Penjelasan        : Standar isi dan kopetensi dapat dilihat dari
dokumen                              badan stsndar            nasional yang dikeluarkan Badan
Standar          Nasional Pendidikan    ( BSNP) Depdiknas atau silabus yang dikembangkan
oleh sekolah masing-masing                                  .
Indikator          : 1.2 Merumuskan Indikator
Penjelasan      : Untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a.       Rumusan Indikator Dinyatakan dengan jelas  sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda.

b.      Rumusan indikator dinyatakan dengan lengkap, bila disebitkan rambu-rambu:

-          Subjek belajar ( A=audience),

-          Tingkah laku yang diharapkan dapat diamati dan diukur ( B=behavior),

-          Kondisi ( C= condition ),

-          Kriteria keberhasilan ( D= degree).

c.       Indikator berurutan secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke
yang komplek, dari yang kongret ke yang abstrak, atau dari ingatan hingga menilai.
2.      Mengembangkan Dan Mengorganisasikan Materi, Media ( Alat Bantu Pemebelajaran
), Dan Sumber Belajar.

Indikator    : 2.1 mengembangkan dan mengorganisasikan Materi Untuk Model PKR 221
dan 222 .                     
Penjelasan  : Dalam  mengembangkan dan mengorganisasikan materi    untuk model PKR
221 dan 222,guru perlu mempertingkan descriptor-deskritor berikut.                     
Indikator    : 2.2 menentukan media (alat bantu ) pembelajaran
Penjelas   : Yang dimaksud alat bantu pembelajaran (media) adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyajikan bahan pembelajaran sehingga memudahkan siswa belajar
(misalnya gambar,model,peta dan “chart”), tidak termasuk papan tulis,penghapus dan
kapur.                                  
Indikator        : 2.3 Memilih sumber belajar
Penjelasan       : Sumber belajar dapat berupa buku paket, buku pelengkap, manusia sumber,
museum, lingkungan, laboratorium, dan  sebagainya.
3.      Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap,

Indikator         : 3.1 Menyusun langkah-langkah pemebelajaran kelas rangkap.


Penjelasan : Langkah pembelajaran meliputi pendahuluan, inti/penyajian, dan penutup
hendaknya memenuhi kriteria berikut.
Indikatot         : 3.2 Menentukan Alokasi waktu pembelajaran kelas rangkap
Penjelasan : Alokasi waktu pembelajaran kelas rangkap adalah pembagian waktu
untuk setiap tahapan jenis kegiatan dalam suatu pertemuan.
Indikator         : 3.4 menentukan cara- cara memotivasi siswa
Penjelasan       : memotivasi siswa adalah upaya guru untuk membuat siswa belajar secara
arif.

4.      Merancang Pengelolaan Kelas

Indikator    : Menentukan cara-cara mengorganisasian siswa agar dapat dalam


pembelajaran Kelas Rangkap.
Penjelasan     : Yang dimaksud dengan pengorganisasian siswa adalah kegiatan   guru dalam
menentukan pengelompokan memberi tugas, menata alur kerja dan cara kerja, sehingga siswa
dapat berpatisipasi aktif dalam pembelajaran kelas rangkap yang
dirancang.                                                  

5.      Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Menyiapkan Alat Penilaian,

Indikator        : 5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian


Penjelasan      : Prosedur Penilaian meliputi :
-          Penilai proses, dan penilai akhir

Jenis penilaian Meliputi :


-          Tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan.

Indikator     : 5.2 Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban


Penjelasan  : Alat penilaian dapat berbentuk pertanyaan, tugas, dan lembar
obserpasi,sedangkan kunci jawaban dapat berupa kunci jawaban yang benar atau rambu-
rambu jawaban.

6.      Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran  Kelas Rangkap

Indikato  : 6.1 kebersihan dan kerapian


Penjelas   : kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran kelas rangkap dapat dilihat dari
fisik rencana pembelajaran kelas Rangkap.
Indikator  : 6.2 Kebersihan dan kerapian
Penjelasan:Kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran kelas rangkap
hendaknyamengikuti kaidah Bahasa tulis yang baik.

2b. Alat Penilaian Kemampuan Melaksanakan Praktek Pembelajaran Kelas   Rangkap


Agar anda mendapatkan manfaat dari kegiatan praktek yang anda lakukan, maka teman
sejawat/kepala sekolah perlu melakukan pengamatan kekitaanda sedang melaksanakan
praktek pembelajaran kelas rangkap di kelas.

PENJELASAN SKALA NILAI APKG 2


LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1.   Melakukan Pembelajaran

a.   Indikator      : Melaksanakan tugas rutin kelas


Penjelasan  :Tugas dapat berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan
pembelajaran

b.   Indikator        : Memulai kegiatan pembelajaran

Penjelasan  :Kemampuan guru dalam memulai pembelajaran akan mempengaruhi


keberhasilan kegiatan selanjutnya.

c. Indikator :Mengunakan ragam kegiatan yang sesuai dengan kemampuan tujuan


indikator siswa,situasi, dan lingkungan.

Penjelasan     : Terdapat kesesuaian antara ragam kegiatan yang dipilih dan digunakan guru
dengan kemampuan tujuan belajar,siswa, serta situasi.

d.   Indikator        : Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual,kelompok, dan


klasikal.

Penjelasan      : variasi kegiatanyang bersifat individual, kelompok, dan klasikal sangat


penting dilakuakan dapat memenuhi perbedaan individual siswa.

e.   Indikator        : mengunakan sumber belajar

Penejelasan   : sumberbelajar dapat berupa buku pelajaran, diklat, modul,kamus, manusia


sumber,museum,lingkungan,laboratorium, dsb.

f.    Indikator        : menggunakan media belajar

Penjelasan      : media untuk alat bantu mengajar adalah segala  sesuatu yang digunakan
untuk menyajikan bahan pelajaran sehingga menarik perhatian dan memudahkan siswa dalam
belajar.

g.   Indikator         : mengunakan waktu pembelajaran secara efisien .

Penjelasan      : guru dapat mengatur dan memanfaatkan waktu   belajar secara   optimal


sehingga seluruh kegiatan yang dirancang dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai
kemampuan tujuan belajar.

h.   Indikator         : mengakhiri kegiatan pembelajaran

Penjelasan      : guru dapat mengakhiri pembelajaran dengan cara merangkum mereviu


(menunjau ulang ) meberikan penegasan  untuk hal-pembelajaran yang dilakukan.

2.   Mengelola  :Interaksi Kelas


a. Indikator :   Menunjukan perhatian serta sikap bersahabat, terbuka dan penuh
pengertian terhadap siswa.       

Penjelasan :  Indikator ini merujuk pada kemampuan dalam bersikap dan berperilaku


dengan siswa
           
b.   Indikator         : memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Penjelasan       : kegiatan belajar terjadi karena apa yang dilakukan’ Siswa secara aktif.     

c.   Indikator         : melakukan konsumsi secara efektif

Penjelasan     : guru mampu menjelaskan secara efektif  konsep, ide dan prosedur yang


bertalian dengan pembelajaran. Dengan Bahasa,lisan,tulis,isyarat,ekspresi muka,ataupun
gerakan badan.    
3.      Mendemontrasikan Kemampuan khusus dalam Pembelajaran Kelas Rangkap, ( isis
lah dengan yang sesuai dengan RP PKR Yang sedang )

a.       Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran   Bahasa Indonesia

b.      Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran Matematika

c.       Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA;

d.      Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPS;

4.      Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

Kesan umum PelaksanaanPembelajan kelas rangkap.


2c. Lembar penilaian simulasi dikelas tutorial

Penjelasan/Cara Menggunakan
Lembar Penilaian Simulasi Pembelajaran  Kelas Rangkap

A.    PENDAHULUAN KEGIATAN HAFAL

1. Menarik Minat /Perhatian


2 Membewerikan Acuan
3 Membuat Kaitan
B.     PENYAJIAN KEGIATAN INTI

1.      Penjelasan konsep/Data/Fakta/Pri.nsip, Dengan Contoh/ilustrasi/Demontrasi

2.      Tnya – Jawab/pemberian Penguatan


3.      Pemberian Tugas /latihan secara indufidu/kelompok evaluasi/proses.

C.    PENUTUP/ KEGIATAN/AKHIR

1.      Peninjauan Kembali

2.      Evaluasi Hasil Belajar/ Pemberian Tindak Lanjut

3.      Lembar Kesan

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan


kepedulian utama pengembangan KTSP SD. Antarsubstansi kurikulum di SD dikembangkan
secara berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi. Kurikulum harus difungsikan
sebagai wahana pendidikan untuk mengakomodasi dinamika perkembangan pemikiran dan
praktek dalam dunia ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni.
KTSP SD harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan harus
memberi bekalk kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan menjalani
kehidupan nyata dilingkungannya. KTSP harus menjadi wahana pengembangan kompetensi
secara utuh dan menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan
yang lainnya memiliki saling keterkaitan. Isi dan proses kurikulum harus memungkinkan
peserta didik mampu dan mau belajar untuk belajar terus menerus. Kurikulum dikembangkan
sebagai wahana pendidikan ke Indonesiaan yang mampu merekat keberagaman untuk
membangun persatuan Indonesia.
Kompetensi dasar, khususnya memiliki muatan pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan (mental/social/manual ) baik bersifat eksplisit maupun emplisit. Indikator
perilaku dan setiap muatan isi perlu dirumuskan dalam bentuk rumusan perilaku operasional
yang memungkinkan hasil belajarnya dapat diukur atau dideteksi ketercapaiannya. Settiap
satu indikator atau beberapa indikator, dapat dirumuskan aktivitas belajar yang memerlukan
aktivitas belajar yang memerlukan fasilitas guru agar peserta didik dapat menguasai muatan
dari KD tersebut secara optimal. Rumusan pengalaman belajar pada dasarnya harus
menjawab substansi apa yang perlu dikuasai peserta didik dan bagaimana seyogyanya peserta
didik mencapai penguasan tersebut dengan atau tanpa fasilitas guru.
Standar isi merupakan sumber utama dalam menetapkan indikator dan pengalaman
belajar PKR. Dalam menetapkan pengalaman belajar PKR guru dapat menggunakan kegiata
pemetaan topic dan sub topik menurut gugusannya. Substansi dan pengalama belajar
menunjuk pada penataan topik yang berbeda untuk tiap kelas dalam satu mata pelajaran.
Gugus atau kelompok topik merujuk pada penataan topik dan subtopik untuk berbagai mata
pelajaran. Dalam PKR orientasi pada aras dan gugus topik perlu dikombinasikan terutama
dalam merencanakan PKR kelas ganda dan mata pelajaran ganda.
Yang perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah :

1.       Keterlaksanaan jadwal harian\


2.      Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas – kelas yang dirangkap
3.      Materi pelajaran yang tidak dapat diajarkan
4.      Kegiatan yang masih tertunda
5.      Tugas – tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya
6.      Pertanyaan murid yang belum sempat di jawab
7.      Murid – murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar
8.      Hal – hal yang dirasa perly diperbaiki dalam PKR
9.      Hal –hal yang dirasakan masih mengecewakan guru
10.  Hal – hal yang dirasa perlu untuk dibicarakan dengan guru lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dahar. R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Daughs, D.R. (1989). Sodia  Science. Utoh: Utah State University Press.

Daughs, D.R. and Monson, J.A (1989). Science Technology, and Society.


Utah State University Press.

Depdikbud (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.


Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud (1991). Petunjuk Teknis Pembinaan SD Kecil. Jakarta: Dit-


Dikdas Ditjen Dikdasmen.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Petunjuk Pelaksanaan


KBM SD  (Kelas 11, IV, V, VI). Jakarta: Dit, Dikdas.

Republik Indonesia (2003) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara RI.

 (2005) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara.

(2006) Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 tentang


Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

(2006) Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang


Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Jakarta: Depdiknas

 (2006) Peraturan Mendiknas No. 24 tahun 2006 tentang


Ketentuan Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.
Jakarta: Depdiknas
Dahar. R. W. ( 1989 ) Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Daughs. D.R.( 1989 ) Sodia – science. Utoh: Utah state University Press.
Doughs, D.R. and Monson, J.A ( 1989 ). Secience Technology, end society.
Utah State University Press.
Depdikbud (1993 ). Kurikulum Pendidikan Dasar dan pendidikan menengah..
Jakarta : Depdikbud
Depar Temen Pendidikan Dan kebudayaan, ( 1994 ) . petunjuk
pelaksanaan                                                        KBMSD ( kls II,IV,V,VI). Jakarta;
Dit, Dikdas

Raharjo,E dkk (1994). Ilmu pengetahuan alam, untuk SD ( Kelas IV,V,VI).


Bandung: Sarana Pancar Karya.

Repuplik Indonesia (2003) undang-undang no 20 tahun 2003 tentang


system                                                pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara RI.

Anda mungkin juga menyukai