Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK KURIKULUM MERDEKA TERHADAP

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

MAKALAH

Oleh :

TIARA TRI FITRI

22002156

Dosen Pengampu :

Dra. Ermita, M. Pd.


Singgih, M. Pd.

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
2022
KATA PENGANTAR

Puja-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami
memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan.

Dengan pertolongan-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “DAMPAK


KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH”. Pada isi
makalah akan diuraikan apa saja dampak dari kurikulum merdeka ini terhadap pembelajaran
disekolah.

Makalah “DAMPAK KURIKULUM MERDEKA TERHADAP PEMBELAJARAN DI


SEKOLAH” disusun untuk UAS pada mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah.

Padang, 10 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 3
C. Tujuan Masalah.................................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................... 6

A. Pengertian Kurikulum Merdeka .......................................................................... 6


B. Tujuan Kurikulum Merdeka ................................................................................ 6
C. Kekurangan dan Kelebihan.................................................................................. 7

BAB IV PENUTUPAN .............................................................................................. 9

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempersiapkan peserta


didik atau student untuk menghadapi perubahan, kemajuan, dan kemajuan zaman, seiring
dengan perkembangan perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan teknologi yang sangat pesat.
Persiapan ini meliputi dituntut untuk dapat melaksanakan, dan merancang proses
pembelajaran yang kreatif dan inovatif, agar tercapai capaian dan tujuan pembelajaran yang
mencakup aspek perilaku pengetahuan, dan akurasi secara optimal dan jelas juga relevan.
Lembaga pendidikan sekarang membutuhkan literasi baru selain keterampilan literasi
tradisional seperti membaca, menulis, dan matematika di era revolusi industri keempat.
Literasi baru yang dibutuhkan lembaga pendidikan saat ini dapat dibagi menjadi tiga jenis.
Literasi data adalah yang utama. Kemampuan membaca, mengevaluasi, dan menggunakan
berita (big data) di era digital dikenal dengan istilah literasi ini. literasi teknis adalah yang
kedua Literasi ini akrab dengan aplikasi teknologi dan bagaimana mesin beroperasi (Coding
Artificial Intelligence & Engineering Principles). Literasi manusia, terakhir meningkatkan
literasi melalui humaniora, tulisan, dan desain baik siswa maupun guru dapat terlibat dalam
latihan literasi yang beragam ini. Berbicara pada acara Hari Guru Nasional (HGN) 2019,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Anwar Makarim
memperkenalkan gagasan Pendidikan Belajar Mandiri. Gagasan ini dikembangkan sebagai
tanggapan atas tuntutan yang ditempatkan pada sistem pendidikan selama Revolusi Industri
4.0.

Menurut Nadiem Makarim (2019), mengajar merupakan profesi yang mulia dan
menantang. Guru dalam sistem pendidikan nasional bertanggung jawab untuk menentukan
jalannya negara, tetapi diberi lebih banyak aturan daripada bantuan. Meskipun guru berhasrat
untuk membantu siswa dalam mengejar ketinggalan di kelas, tidak ada cukup waktu untuk
menyelidiki prosedur administrasi tanpa manfaat yang jelas. Meskipun guru berhasrat untuk
membantu siswa dalam mengejar ketinggalan di kelas, tidak ada cukup waktu untuk
menyelidiki prosedur administrasi tanpa manfaat yang jelas. Terlepas dari kenyataan bahwa
guru menyadari bahwa potensi siswa tidak dapat ditentukan oleh nilai ujian, mereka masih
termotivasi oleh angka-angka yang didorong oleh banyak pemangku kepentingan. Guru
merasa sangat frustasi karena di dunia nyata, keterampilan kolaborasi dan pemecahan masalah,
daripada keterampilan menghafal, menentukan keberhasilan anak.

Pembelajaran tematik merupakan ikhtiar untuk memadukan pengetahuan, keterampilan,


nilai atau sikap belajar, serta berpikir kreatif, menurut Sutirjo dan Mamik (2004:6).
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada partisipasi aktif siswa dalam proses

1
pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan menemukan
sendiri konten yang dipelajarinya. Gagasan belajar melalui bahasa yang efektif juga
ditekankan dengan tema pembelajaran. Peran bahasa dalam pendidikan Indonesia sangat
penting dan terkait.Hal ini menyiratkan bahwa suatu bahasa, khususnya bahasa Indonesia,
harus digunakan sebagai bahasa pengajaran dalam proses pembelajaran dimanapun ada
lembaga pendidikan. Siswa dan guru dapat terlibat saat belajar bahasa Indonesia. Belajar
bahasa berusaha meningkatkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan. Berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis adalah contoh kemampuan
bahasa. Memahami kosakata adalah salah satu faktor yang menentukan kemampuan membaca
seseorang.

Tingkat kemahiran bahasa seseorang, termasuk kemampuan membacanya, dapat


ditentukan oleh penguasaan kosa kata mereka.Oleh karena itu, penguasaan bahasa sangat
penting dan diperlukan untuk pembelajaran. Model yang paling sering digunakan dalam
pembelajaran terpadu adalah model webbed, menurut Fograty (1991) (dalam Qondias, et al.
2016). Semua keterampilan mata pelajaran tercakup dalam pembelajaran tema ini, termasuk
PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, dan Pendidikan Jasmani. Kebugaran jasmani,
seni budaya, dan kerajinan tangan. Kelas I, II, dan III di sekolah dasar adalah tempat
pendekatan tematik ini paling sering digunakan karena di sana, anak-anak usia sekolah dasar
cenderung masih belajar dan berperilaku dengan cara yang didasarkan pada semua yang
konkret dan masih holistik (Arsyad, 2013).

Pembelajaran mata pelajaran terpisah semakin didominasi oleh guru (Ananda &
Fadhilaturrahmi, 2018). Tanpa menggunakan materi pembelajaran yang menarik dan beragam,
penggunaan buku dan papan tulis oleh guru untuk memfasilitasi pembelajaran menjadi lebih
monoton. Guru akan menjelaskan lebih banyak saat murid belajar, yang akan mempersulit
mereka untuk memahami hal-hal yang telah dijelaskan. Selain itu, siswa akan terlibat dalam
kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran, seperti mengganggu teman sekelas,
mengobrol, dan bermain di kelas (Abdullah, 2017). Berbagai faktor, seperti guru yang benar-
benar memahami hakikat, sifat, dan karakteristik siswa, metode pembelajaran yang berpusat
pada kegiatan siswa, fasilitas belajar siswa yang memadai, dan ketersediaan berbagai sumber
belajar, mempengaruhi seberapa efektif, menyenangkan, menarik, dan bermakna proses
pembelajaran bagi siswa. Dan media yang menarik dan mendorong siswa untuk belajar, dan
lain-lain. Secara khusus keberadaan sumber belajar akan mendukung terciptanya kondisi
belajar siswa yang menarik dan menyenangkan. Jika dulu guru menyampaikan materi
menggunakan papan tulis secara tatap muka dengan siswa, sekarang ada yang namanya media
pembelajaran. Proses penyampaian bahan ajar dilakukan dengan menggunakan media yang
disesuaikan dengan bahan ajar. Keberadaan media pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar membawa perubahan dalam proses pembelajaran.

Gagasan belajar mandiri diakhiri dengan proposal untuk mendesain ulang sistem
pendidikan federal.

2
Sistem pendidikan harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahan dan kemajuan negara
serta menghasilkan warga negara yang dapat berubah seiring perkembangan zaman. Dapat
dikatakan bahwa membebaskan pendidikan atau kembali ke tujuan pendidikan yang
sebenarnya, yaitu untuk memanusiakan manusia . Dalam konsep belajar mandiri, guru dan
siswa merupakan subjek dalam sistem pembelajaran. Artinya guru tidak dijadikan sebagai
sumber kebenaran oleh siswa, tetapi guru dan siswa berkolaborasi dalam mengarahkan dan
mencari kebenaran. Artinya kedudukan guru di dalam kelas bukanlah menanamkan atau
membakukan kebenaran menurut guru, melainkan menggali kebenaran, daya nalar dan
pandangan kritis siswa terhadap dunia dan fenomena. Peluang perkembangan internet dan
teknologi menjadi momentum untuk kemandirian belajar. Karena bisa meretas sistem
pendidikan yang kaku atau tidak membebaskan. Termasuk membenahi beban kerja guru dan
sekolah yang terlalu berkutat pada urusan administrasi. Oleh karena itu kebebasan berinovasi,
belajar mandiri, dan berkreasi dapat dilakukan oleh satuan pendidikan, guru dan siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu merdeka belajar ?
2. Apa tujuan utama dari pembelajaran merdeka?
3. Dengan cara apa belajar mandiri dapat menjadi semacam inovasi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu merdeka belajar
2. Untuk mengetahui tujuan merdeka belajar
3. Untuk mengetahui merdeka belajar menjadi pembelajaran yang inovatif

BAB II

3
LANDASAN TEORI

A. Konsep Kurikulum Merdeka

Berkenaan dengan sistem pendidikan di Indonesia, kebijakan baru baru saja


dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud
Ristek). Kurikulum Merdeka yang merupakan komponen dari Merdeka Belajar merupakan
aturan baru yang mengatur proses belajar mengajar. Kurikulum Mandiri Belajar dirancang
sebagai bagian dari upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengatasi krisis
belajar yang sudah lama dihadapi, dan semakin parah akibat pandemi. Krisis ini ditandai
dengan rendahnya hasil belajar siswa, bahkan dalam hal-hal mendasar seperti literasi
membaca.

Perbedaan kualitas pembelajaran yang tinggi antar wilayah dan antar tingkat sosial
ekonomi merupakan ciri lain dari krisis pembelajaran.Tentu saja, memodifikasi kurikulum
saja tidak akan cukup untuk membantu sistem pendidikan pulih dari krisis pembelajaran.
Beragam inisiatif juga diperlukan untuk meningkatkan kapasitas pendidik dan pengelola
sekolah, mendukung pemerintah daerah, mengatur sistem evaluasi, dan menyediakan
pendanaan dan infrastruktur yang lebih adil. Namun, kurikulum juga memainkan peran
penting. Informasi yang diajarkan oleh guru dan cara pengajarannya sangat dipengaruhi oleh
kurikulum. Akibatnya, kurikulum yang dirancang dengan baik akan memotivasi dan
membantu guru dalam meningkatkan pengajaran mereka sendiri.

Kurikulum 2013 dievaluasi sebagian melalui Kurikulum Merdeka Belajar.


Kurikulum Merdeka, menurut informasi yang diambil dari website Kemdikbud, merupakan
kurikulum dengan berbagai peluang pembelajaran intrakurikuler yang isinya akan
disederhanakan untuk memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk menggali ide dan
membangun kompetensi. Untuk menyesuaikan instruksi dengan minat dan kebutuhan belajar
siswa, guru memiliki kebebasan untuk memilih berbagai strategi pengajaran. Semua satuan
pendidikan yang bergerak di bidang pendataan memiliki pilihan untuk menggunakan
kurikulum ini, yang menandakan bahwa mereka siap untuk mempraktekkannya.

Kurikulum bukan lagi satu-satunya kendala bagi gagasan belajar mandiri;


sebaliknya, siswa dan guru harus menggunakan imajinasi mereka untuk belajar.Sebenarnya
mengajarkan siswa untuk mandiri. Nadiem Makarim berpendapat bahwa frase "Kebebasan
untuk Belajar" berfungsi paling baik bila diterapkan pada perubahan dalam pendekatan
pendidikan tradisional. Karena “Kebebasan Belajar” menekankan kemandirian, termasuk
kemandirian bagi lingkungan pendidikan untuk memilih sendiri metode yang paling efektif
untuk memfasilitasi pembelajaran. Banyak sekolah (di daerah) yang masih menyelenggarakan
ujian secara manual karena siswa belum terbiasa dengan komputer. Hal ini disebabkan oleh
dua faktor: pertama, kurangnya infrastruktur, dan kedua, sumber daya manusia yang tidak
memadai.

4
Pembukaan UUD 1945 yang berbicara tentang mencerdaskan negeri sejalan dengan
pandangan Ki Hajar Dewantara tentang hak untuk belajar. Bukannya mencerdaskan individu,
mencerdaskan bangsa berarti menyesuaikan sistem pendidikan dengan gaya hidup dan
kebutuhan masyarakat Indonesia.Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat dikatakan bersifat
mandiri. Pendidikan trisentris merupakan salah satu aspek dari filosofi Ki Hajar Dewantara
yang perlu ditekankan. Keluarga, perguruan tinggi, dan masyarakat adalah tiga bidang
pendidikan trikonsentris yang berbeda namun saling berhubungan. Berdasarkan hasil
pemikirannya, Ki Hajar Dewantara berperan penting dalam perluasan pendidikan dan upaya
mengamankan kemerdekaan Indonesia.

BAB III

PEMBAHASAN

5
A. Pengertian Merdeka Belajar

Pembelajaran mandiri adalah strategi yang digunakan untuk membiarkan siswa


memilih topik yang menarik bagi mereka. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat
memaksimalkan kemampuannya dan memberikan pelayanan terbaik kepada negara sambil
bekerja. Merdeka Belajar merupakan paradigma pembangunan pendidikan dimana semua
pemangku kepentingan diharapkan menjadi agen perubahan, menurut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim. Keluarga, pendidik, lembaga pendidikan, bisnis, dan
masyarakat adalah beberapa dari pemangku kepentingan ini. Ada tiga cara untuk mengukur
efektivitas inisiatif Merdeka Belajar Kementerian. Secara khusus, keterlibatan siswa yang
merata dalam pendidikan Indonesia, pembelajaran yang efisien, dan tidak ada siswa yang
tertinggal.

Merdeka Belajar dapat didefinisikan sebagai memberi siswa lebih banyak ruang dan
kesempatan untuk belajar dengan nyaman, tenang, dan bebas tanpa tekanan, sementara juga
mempertimbangkan bakat unik yang melekat pada setiap siswa.m Melalui program ini,
pemerintah berharap dapat memastikan angka partisipasi yang tinggi di semua jenjang
pendidikan, hasil belajar yang unggul, dan kualitas pendidikan yang merata baik secara
geografi maupun posisi sosial ekonomi bagi seluruh warga negara Indonesia. Guru, pedagogi,
kurikulum, dan sistem penilaian hanyalah beberapa bidang di mana kebijakan Kebebasan
Belajar akan mengalami transformasi.

B. Tujuan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka Belajar berupaya agar pembelajaran lebih menyenangkan baik


bagi guru maupun siswa. Pentingnya pengetahuan lebih ditekankan dalam pendidikan
Indonesia selama ini. Kurikulum Merdeka Belajar berupaya menekankan pentingnya
pengembangan kemampuan dan kepribadian peserta didik sejalan dengan cita-cita nasional
Indonesia. Selain itu, kurikulum ini akan memudahkan guru dalam mendampingi peserta
didiknya untuk menuju tujuan pendidikan yang diharapkan. Implementasi kurikulum ini
awalnya tertunda, tetapi setiap sekolah diberi pilihan; Ini adalah contoh lain dari kemandirian
siswa. Kurikulum ini dirancang dengan tujuan untuk membuat pendidikan di Indonesia lebih
mirip dengan negara-negara maju, di mana siswa diizinkan untuk memilih mata pelajaran
yang paling mereka minati.

C. Kelebihan dan Kekurangan Merdeka Belajar

6
Tentu saja, penyelidikan dan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kurikulum
sebelumnya diperlukan ketika mengembangkan kurikulum baru. Berikut ini adalah beberapa
keleihan dan kekurangan dari Kurikulum Merdeka:

Kelebihannya

1. Singkat tapi lebih tepat


Implementasi kurikulum ini mendorong siswa untuk lebih berkonsentrasi pada
konsep-konsep kunci dan memperkuat keterampilan akademik mereka.Hal ini terlihat
dari penyampaian materi edukasi yang menyeluruh dan mendalam bukan terburu-buru
2. Kebebasan Ekstra
Lebih banyak kebebasan dalam hal belajar berarti kemandirian yang lebih besar.
Siswa diperbolehkan untuk memilih mata pelajaran berdasarkan minat, keterampilan,
dan tujuan mereka.
Sehingga pengajaran dapat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan prestasi
masing-masing siswa.
3. Lebih Partisipatif
Kurikulum Merdeka juga menyajikan berbagai strategi instruksional yang dapat
dipilih guru sesuai dengan jenjang akademik siswanya.
Melalui pembelajaran berbasis proyek adalah salah satunya.
Siswa mendapatkan kesempatan untuk menyelidiki topik termasuk lingkungan,
kesehatan, dan masalah relevan lainnya menggunakan metode ini.

a. Kekurangannya
1. Kedewasaan yang tidak mencukupi dalam persiapan
Mengingat Mendikbud baru saja meresmikan dan meluncurkan Kurikulum
Merdeka. Tentu saja, penyelidikan dan penilaian yang lebih menyeluruh diperlukan
untuk memastikan bahwa penerapannya dapat diterima dan efektif.

2. Sistem Pengajaran belum dipersiapkan dengan matang.


Metode untuk mempraktikkan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
menunjukkan bahwa sistem pengajaran belum terlalu detail tentang inisiatif yang
diambil untuk meningkatkan standar pendidikan di Indonesia.

3. Kurangnya kapasitas SDM

Pemerintah harus menginformasikan kepada masyarakat tentang Kurikulum Mandiri


dan melakukan persiapan yang cermat sebelum pelaksanaannya. Selain itu, pola pendidikan
dan pelatihan yang progresif namun berkelanjutan harus disediakan untuk instruktur, yang
akan berfungsi sebagai pendukung utama implementasi kurikulum (pelatihan) ini.
Perkenalkan teknik pembelajaran yang ramah siswa, tingkatkan kemampuan pedagogis guru,
dan ubah pola pikir dan paradigma guru tradisional. Alhasil, Kurikulum Merdeka dapat
diterapkan dengan baik.

7
BAB IV

8
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tren pendidikan di era Revolusi Industri Keempat harus diikuti dalam


pengembangan pendidikan pembelajaran otonom dalam kajian metode pembelajaran, yaitu
sistem dan pengajaran. Penguasaan literasi modern adalah tujuan terpenting yang ingin
dicapai dalam sistem pendidikan atau, lebih khusus lagi, dalam teknik pengajaran bagi siswa
atau mahasiswa, di era Revolusi Industri Keempat. Literasi data adalah bentuk literasi baru.
literasi teknis adalah yang kedua. literasi manusia, terakhir. Tujuan yang sama dibagi oleh
sistem pembelajaran dan / atau pendekatan yang digunakan dalam pendidikan belajar mandiri.

B. Saran

Diperkirakan bahwa kurikulum independen akan memungkinkan pengembangan


kompetensi siswa. Hal ini sendiri menjadi manfaat karena kurikulum lebih menekankan pada
otonomi siswa. Selain itu, kurikulum ini memudahkan guru untuk memberikan pengetahuan
kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://www.researchgate.net/publication/343086621_PEMBANGUNAN_PENDIDIKAN_M
ERDEKA_BELAJAR_TELAAH_METODE_PEMBELAJARAN

https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/view/1121

https://unimuda.e-journal.id/jurnalpendidikan/article/view/2350/1071

https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/memahami-konsep-kurikulum-merdeka-belajar-
17392/amp/

10

Anda mungkin juga menyukai