Anda di halaman 1dari 8

KELAYAKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BUATAN GURU MTS SWASTA PONTIANAK


PADA MASA PANDEMI COVID-19

Khairullah, Antonius Totok Priyadi, Martono


Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikans
Universitas Tanjungpura
Email: khairullahhera25@gmail.com

ABSTRACT
This study examined the feasibility of Indonesian learning tools made by teachers of private MTs
Pontianak at the times of covid-19 pamdemic. Based on the results of the study, the teacher already
made several good learning tools,however there were still shortcomings in certain components.
The method used was descriptive qualitative research. The results of the study showed that the
tools made by teachers of private MTs Pontianak that were good, there were lesson plan, teaching
materials, learning media and evaluations (the questions made by teachers). However there will
still some improvement needed in several components of the learning tools, such as school units,
the core activity that were still the same from the first until the final meeting, and also the
assessment rubric. Nevertheless, this study will alleviate teachers to prepare learning tools for the
use of school accreditation, achieving school's vision and mission in the academic field and
improving the quality of education in school.

Keywords : Indonesian, Pontianak, The feasibility of learning tools

PENDAHULUAN
Perangkat adalah perlengkapan atau alat dilakukan sebagai bagian perencanaan
sedangkan pembelajaran adalah proses pembelajaran.
interaksi untuk memperoleh suatu informasi Pembelajaran mempunyai definisi
(belajar). Jadi perangkat pembelajaran adalah sebagai proses korelasi yang terjalin antara
komponen yang harus disiapkan atau oleh peserta didik serta sumber belajar pada suatu
guru sebelum melaksankan kegiatan belajar zona belajar yang bertujuan untuk
mengajar. mendapatkan informasi. Pembelajaran
Zuhdan, dkk. (2011, p.16) berpendapat merupakan suatu kegiatan yang menjadikan
bahwa perangkat pembelajaran adalah peserta didik sebagai manusia agar dapat
perlengkapan yang disiapkan oleh pendidik bermanfaat bagi orang lain, sehingga
untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam pembelajarn tidak bisa dilepaskan dari dunia
melaksanakan pembelajaran, perangkat pendidikan. Dengan adanya pembelajaran
pembelajaran menjadi senjata yang yang dilakukan akan menjadi peserta didik
digunakan oleh pendidik. Permendikbud No. sebagai insan yang berkarakter serta mampu
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses bertanggung jawab di lingkungan sosial.
Pendidikan Dasar dan Menengah Satu di antara faktor yang
menerangkan bahwa perangkat pembelajaran mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah
yang disusun oleh pendidik merupakan variable guru. Guru mempunyai pengaruh
bagian dari perencanaan pembelajaran, yang yang cukup dominan terhadap kualitas
berbentuk silabus dan RPP serta mengarah pembelajaran, karena gurulah yang
pada standar isi. Selain hal tersebut, penyipan bertanggung jawab terhadap proses
media belajar, sumber belajar, perangkat pembelajaran di kelas. Tuntutan-tuntutan
penilaian, dan skenario pembelajaran tersebut mengharuskan seorang guru dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik

1
agar terampil dalam berbahasa. Kemampuan yang berada di Pontianak kota merupakan
berpikir yang sistematis, terkontrol, empiris MTs Swasta Darul Khairat memiliki
dan kritis agar mencapai tujuan akhir yakni akreditasi “A” sekolah yang mampu bersaing
peserta didik terampil dalam berbahasa baik dengan sekolah favorit MTs Negeri 1
secara lisan maupun tulisan. Terampil maupun 2 yang ada di Pontianak kota. Kedua
berbahasa secara lisan berarti peserta didik MTs Swasta Pontianak kota merupakan
dapat berbicara dengan baik dan benar, serta sekolah yang berbasis agama serta penulis
mudah dipahami oleh banyak orang ingin mengetahui sejauh mana kurikulum
sedangkan terampil dalam tulisan yakni 2013 diterapkan pada sekolah tersebut.
perserta didik mampu menulis dengan Sedangkan sekolah MTs Swasta Wali Songo
kemampuan berbahasa menggunakan pilihan sekolah berbasis agama serta memiliki
kata yang tepat dalam menyusun kaliamat akreditasi “A”. Sekolah Sirajul Ulum
secara efektif. merupakan sekolah MTs Swasta yang berdiri
Proses pembelajaran secara daring pada tahun 2000-an tetapi jumlah peserta
atau yang dilakukan di rumah berpengaruh didik masih sangat sedikit fasilitas sekolah
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. yang masih belum memadai, sekolah tersebut
Pembelajaran bahasa Indonesia pada memiliki akreditasi “B”. Beberapahal
dasarnya merupakan pembelajaran yang tersebut peneliti memilih ketiga sekolah
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan tersebut agar antara sekolah MTs Swasta
peserta didik dalam kegiatan berkomunikasi Darul khairat, Wali Songo dan sirajul Ulum
baik secara lisan maupun secara tulis. Selain saling bertukar pikiran atau saling
itu, pembelajaran bahasa Indonesia dengan melengkapi. Selain itu penulis mendapat
modelpembelajaran yang tepat juga dukungan dan motivasi dari kepala sekolah
diharapkan dapat mengembangkan beserta guru di MTS Swasta Pontianak kota
kemampuan berbahasa peserta didik, yaitu sehingga mempermudah penulis dalam
kemampuan mendengarkan, membaca, menghadapi kendala-kendala yang ada. Hal
berbicara, dan menulis agar pembelajaran ini yang mendasari penulis tertarik
bahasa Indonesia dapat memenuhi fungsinya. melakukan penelitian yang berkaitan tentang
Penelitian ini dilakukan di sekolah kelayakan perangkat pembelajaran Bahasa
Madrasah Thasawiyah Pontianak Kota. Indonesia buatan guru MTS Swasta
Berdasarkan hasil observasi yang Pontianak kota pada masa pandemi covid-19.
dilaksanakn pada Februari 2021 terdapat Peraturan Menteri Pendidikan dan
Madrasah Thasanawiyah Negeri dan Swasta. Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013
Sekolah Madrasah Thsanawiyah di Pontianak menegaskan bahwa harapannya kepada
kota ada 8 sekolah. Sekolah negeri terdiri SMP/Mts yang menerapkan kurikulum 2013
dari Madrasah Thasanawiyah Negeri 1 supaya bisa memproduksi lulusan yang
Pontianak, dan MTs Negeri 2 Pontianak. berprilaku sebagai orang beriman, berilmu,
Adapun sekolah MTs Swasta Pontianak percaya diri, berakhlak mulia, dan memiliki
Kota, terdapat 6 MTs Swasta di Pontianak tanggung jawab ketika melakukan hubungan
Kota di antaranya ialah (1) MTs Swasta komunikasi secara efektif di lingkungan
Darul Khairat, (2) MTs Swasta Darunna’im, sekitarnya Kemudian dalam ranah
(3) MTs IKA PGA, (4) MTs Swasta pengetahuan, peserta didik diharapkan
Mathla’ul Anwar (5) MTs Swasta Sirajul memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
Ulum dan (6) MTs Swasta Wali Songo. dan prosedural dalam ilmu pengetahuan,
Penelitian ini akan dilakukan di 3 sekolah teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
Madrasah Thasanawiyah Swasta, (a) MTs kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
Swasta Darul Khairat (b) MTs Swasta Sirajul peradaban terkait fenomena dan kejadian
Ulum dan (c) MTs Swasta Wali Songo. yang terlihat kemudian yang terakhir untuk
Alasan peneliti memilih Madrasah ranah keterampilan, peserta didik diharapkan
Thsanawiyah Swasta pertama MTs Swasta mampu berpikir dan bertindak dengan efektif

2
dan kreatif sesuai dengan apa yang telah (2017, p.243) yaitu: (1) Kuriulum Tingkat
dipelajari di ssekolah baik secara abstrak Satuan Pendidikan (KTSP) yang memberi
maupun konkret. (Permendikbud, Nomor 54 keleluasaan untuk guru membuat kurikulum
tahun 2013 tentang Standar Kompetensi sendiri secara mandiri, membuat hal tersebut
Lulusan (SKL). menjadi hal yang kurang efektif. (2) tidak
Abidin (2016) berpendapat bahwa semua guru memiliki dan dibekali
pembelajaran dengan konteks kurikulum profesionalisme dalam menyusun kurikulum
2013 minimal memiliki 5 model inti yaitu dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
model proses saintifik, model integratif sehingga ada akhirnya yang terjadi adalah
berdeferensiasi, model multiliterasi, model kegiatan menyalin tanpa ada proses kreatif.
multisensor, dan model kooperatif. (p.112) Pendekatan dari pembelajaran bahasa
Nurdyansyah dan Fahyani (2016, Indonesia adalah pendekatan saintifik.
p.11) menjelaskan bahwa pada kurikulum Pendekatan saintifik 5M (Mengamati,
2013 pembelajaran yang dilaksanakan adalah Mempertanyakan, Mengumpulkan Informasi,
berbasis oendekatan ilmiah dan tematik Menalar, dan Mengomunikasikan) digunakan
integrative yang di dalamnya akan menempa untuk mendapatkan pengetahuan (KD-3).
peserta didik agar memiliki kompetensi yang Pengembangan keterampilan (KD-4)
lebih baik dalam bersikap, penguasaan dilanjutkan dengan langkah mengonstruksi
keterampilan, dan ilmu pengetahuan. terbimbing dan mengonstruksi mandiri.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang Pendekatan saintifik dalam pembelajaran
terdapat di dalam kurikulum 2013 adalah disajikan sebagai berikut. (a) Mengamati, (b)
pembelajaran berbasis teks. pembelajaran menanya (c) mengumpulkan Informasi, (d)
berbasis teks maksudnya pembelajaran menalar dan (e) mengomunikasikan.
dilakukan dengan menghubungkan suatu Menurut Djumingin dan
kebahasaan dengan struktur berpikir sebagai Syamsudduha, (2016, p.143) Rencana
tujuan sosial teks, dan tidak dalam bentuk Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
serpihan saja seperti dalam pendekatan rencana yang manajemen dan tata caranya
struktural. Setiap teks dalam pembelajaran ini diimplementasikan untuk mencapai tujuan
memilliki struktr yang berbeda, sehingga dari kompetensi dasar yang dikembangkan
peserta didik akan mendapat ruang untuk secara profesional untuk memberikan
mengembangkan struktur berpikirnya. pemahaman yang lebih mendalam.
Penguasaan struktur berfikir peserta didik Badar (2017, p.257) memaparkan fungsi
akan semakin banyak jika diiringi dengan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
penguasaan banyak jenis teks pula (Mahsun, antara lain: (a) pembelajaran yang
2014, p.95). dilaksanakan guru menjadi lebih mudah dan
Dalam kurikulum 2013, proses kegiatan pembelaran meningkat
pembelajaran bahasa Indonesia adalah karena pembelajaran diterapkan secara
pembelajaran dengan tiga pendekatan yaitu terprogram, (b) guu mampu mempersiapkan
pedagogi genre, saintifik, dan CLIL (content situasi emosional yang ingin dibangun,
language integrated learning). suasana belajar menjadi menyenangkan, serta
Peningkatan kualitas pendidikan suasana terjalin baik karena peserta didik
nasional merupakan suatuk eniscayaan. Hal yang aktif. (c) guru mempunyai tumpuan
ini meningkatkan pada dasawarsa terkahir pelaksanaan pembelajaran yang lebih terarah,
kasus amoral di Indonesia, hal ini efektif, dan efisien. Sebab itu, tumpuan atau
mengidinkasikan bahwa kualitas pendidikan acuan yang di susun sebaiknya flesibilitas.
di Indonesia belum berhasil mewujudkan Manurut Andi Prastowo (2012, p.28)
manusia Indonesia sebagaimana tujuan bahan ajar adalah bahan-bahan atau susunan
pendidikan nasional. Pemilihan kurikulum berasal dari berbagai sumber yang kemudian
2013 memiliki dasar kepada dua alasan berhasil dikumpulkan hingga dibuat secara
pokok, seperti yang dikemukan oleh Badar sistematis. Konsep pembelajaran dalam suatu

3
pelaksanaan pembelajaran diatur dalam guru dengan memerhatikan kepentingan
sebuah bahan ajar. Bahan ajar adalah alat nasional dengan mengangkat kearifan
yang dipakai oleh guru dalam kegiatan lokal sekitar sekolah. Dengan
belajar mengajar, alat tersebut berupaba memerhatikan kemampuan peserta didik
hantertulis maupun tidak tertulis yang serta minatnya agar pembelajaran yang
disiapkan untuk peserta didik pada proses
dilakukan dapat meningkatkan
pembelajaran (Wajdi, 2020, p.127).
Bahan ajar merupakan satu di antara kemampuan intelektual peserta didik.
perangkat yang digunakan oleh guru dalam Materi juga merupakan bagian terpenting
pembelajaran di kelas, bahan ajar ajar dibuat dalam kegiatan pembelajaran, dengan
dari kompetensi dasar yang telah ditentukan adanya materi kegiatan pembelajaran
oleh silabus. Berdasarkan dari kompetensi dapat berlangsung dengan baik.
dasar menjadikan indikator-indikator Media Pembelajaran
pencapaian kompetensi belajar yang Heinich, dkk (1982) perbendapat
kemudian dijelaskan dan dijabarkan melalui “Instructional Technology and Media for
materi ajar. Dalam memberikan materi ajar Learning” bahwa media sebagai alat dalam
guru disarankan untuk tidak terpaku dari saluran komunikas. Kata “media” berasal
buku ajar yang dibuat oleh Dinas Pendidikan dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
saja, guru dituntut dapat mengembangkan jamak dari kata “medium” yang secara
materi ajar yang sudah ada, baik dari harfiah berarti “perantara” yaitu perantara
kebudayaan lokal maupun dengan keadaan sumber pesan (a source) dengan penerima
dilingkungan sekitar. pesan (a receiver). Selanjutnya, media
Materi ajar merupakan panduan atau pembelajaran yang beragam memberikan
pedoman yang digunakan guru ketika pilihan kepada pengajar untuk menggunakan
memberikan materi pembelajaran. Materi ajar yang mana, dengan syarat media
yang berasal dari Kompetensi Dasar tersebut pembelajaran yang digunakan itu membawa
harus sesuai dengan rancangan pelaksanaan pesan-pesan (messages) dalam rangka
pembelajaran yang telah dibuat. Materi ajar mencapai tujuan pembelajaran. Media
yang baik juga harus menyesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan untuk
kurikulum yang berlaku pada sekolah dan keperluan pembelajaran bisa juga disebut
keadaan yang terjadi sehingga harus sebagai teknologi pembawa pesan.
dilakukan beberapa penyesuaian agar materi Media pembelajaran juga disebut
tersebut juga layak untuk digunakan. Hasil sebagai teknologi. Maksudnya adalah dalam
penyesuaian dan dapat dikatakan layak dari media pembelajaran terdapat pesan-pesan
Kompetensi Dasar dan Materi Ajar yang digunakan pada proses pembelajaran
berpengaruh terhadap tujuan dan hasil belajar untuk disampaikan. Selain itu, media
peserta didik. pembelajaran juga bisa menjadi alat untuk
Berdasarkan hakikatnya, karakteristik memotivasi peserta didik untuk terus
ilmu atau materi itu berbeda-beda. Menurut mengikuti pembelajaran, serta mampu
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan mengefisienkan pembelajaran antara peserta
Pembelajaran (Fantoni dan Riyana, 2016, didik dengan guru sehingga materi
p.4) secara teoretis di dalam mata pelajaran pembelajaran akan tersampaikan secara
terdapat beberapa sifat materi yaitu: fakta, sistematis dan lebih efektif.
konsep, prinsip, masalah, prosedur Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan
(keterampilan), dan sikap (nilai). Perbedaan evaluasi sebagai “The process of delineating,
sifat tersebut membuat proses pengajaran obtaining, and providing useful information
materi harus dilakukan dengan cara yang for judging decision alternatives”. Artinya,
berbeda pula bergantung pada sifatnya. evaluasi adalah sebagai proses memperoleh
Materi ajar dalam pembelajaran atau menyajikan informasi untuk
bahasa Indonesia materi yang dibuat oleh merumuskan suatu alternatif keputusan.

4
Sudjiono, (2005) menjelaskan bahwa kata peserta didik, apakah jenis soal sudah sesaui
“evaluasi” secara harfiah berasal dari kata dengan kompetensi inti, dan inikator
“evaluation” dalam bahasa Inggris, yang pencapaian. Tes/soal yang dibuat oleh guru
artinya penilaian. Akar kata evaluation harus dirancang dengan ketarampilan dan
adalah value yang berarti nilai. Jadi istilah pelatihan khusus. Tes/soal yang digunakan
evaluasi merujuk pada suatu kegiatan atau adalah sebagai umpan balik kepada peserta
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu didik berdasarkan hasil pembelajaran yang
(Ahmad, 2015, p.4). dilakukan selama 1 bab. Bisa berbentuk
Evaluasi adalah proses tertata dan ulangan harian, ataupun soal-soal latihan.
berkesinambungan yang digunakan untuk
mengumpulkan, menggambarkan, METODE PENELITIAN
mendefinisikan dan menerangkan informasi Metode yang digunakan dalam
tentang suatu program agar dapat penelitian ini adalah metode deskriptif.
dimanfaatkan sebagai dasar membuat Metode deskriptif yang dimaksud adalah
keputusan, menyusun kebijakan maupun usaha untuk mendapatkan gambaran serta
menyusun program kedepan. Evaluasi deskripsi yang jelas. Peneliti berperan
diharapkan mampu menentukan standar sebagai pengamat dalam penelitian kelayakan
penilaian yang telah ditetapkan kepada perangkat pembelajaran buatan guru bahasa
peserta didik, serta dapat membantu Indonesia MTs Swasta Pontianak kota.
menentukan jalan pembelajaran dan bahan Metode penelitian menurut Sugiyono (2015,
ajar yang digunakan. p.3) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
Menurut Daryanto (2010, p.6-8) tujuan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
dari evaluasi dalam pembelajaran yang kemudian apa yang terjadi dipaparkan dalam
dilakukan di sekolah terdapat 4 tujuan Input, bentuk laporan.
Output, Transformasi, UmpanBalik. Process Bentuk penelitian yang digunakan dalam
evaluatin aims to indentify or predict penelitian ini adalah bentuk penelitian
mismatches between planning and kualitatif yaitu pengumpulan data data
implementaton, provide information for deskriptif (kata-kata lisan, tulisan, dan
programmmatic decisions, and record and perilaku subjek). Data yang ada dianalisis
assess each activity.in the program menggunakan berdasarkan jenis data
implementation stage, the aspects evaluated penelitian. Pertama penggambaran/
are program socialization, tutor recruitment pendeskripsian suatu konteks khusus alamiah
and student placement. Stufflebeam (2007, dan dengan memanfaatkan berbagai metode
p.77). Chittenden (1994) secara simple alamiah dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
mengklasifikasikan tujuan penilaian Cara kedua adalah dengan perhitungan
(assesment purpose) adalahuntuk (1) keeping angka-angka. Moleong (2017, p.6)
track, (2) checking up, (3) finding-out, dan berpendapat bahwa penelitian kualitatif
(4) summing-up. Keempat tujuan tersebut adalah penelitian yang menghasilkan
oleh Arifin (dalam Asrul dkk, 2015, p.12). prosedur analisis yang tidak menggunakan
Tujuan yang selanjutnya yaitu evaluasi, prosedur analisis statistik atau cara kuantitatif
evaluasi yang akan dilakukan untuk lainnya.
mengukur kemampuan siswa dalam Sumber data dalam penelitian ini adalah
menggunakan bahasa Indonesia, maka guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di
penyusunan soal bahasa Indonesia harus MTs Swasta Pontianak kota. Terdapat tiga
disusun dengan keterampilan menggunakan sekolah yang menjadi sumber penelitian ini
bahasa Indonesia dan bukan soal di anataranya ialah (1) MTs Swasta Darul
menanyakan pengetahuan bahasa. Khairat, (2) MTs Swasta Sirajul Ulum, dan
Evaluasi dalam pembelajaran pada (3) MTs Swasta Wali Songo. Dalam hal ini
penelitian ini merupakan soal yang dibuat sumber pemerolehan data dalam pembuatan
oleh guru untuk memberikan tes kepada perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia

5
selama masa pandemi covid-19. Data dalam Seharusnya dalam pembuatan materi guru
penelitian ini yaitu hasil dari pengamatan harus mengembangkan atau memberikan
terhadap perangkat pembelajaran berupa materi tambahan dari daerah lokal
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Materi Kalimantan Barat. Sedangkan dalam
ajar, media pembelajaran dan evaluasi (soal) pembuatan media pembelajaran guru
pembelajaran yang dibuat oleh guru MTs membuat maedia Power Point dan ditemukan
Swasta Darul Khairat, Sirajul Ulum dan Wali pada materi tertentu guru membuat media
Songo. Data menurut Syam (2011, p.84) dikarenakan kekurangan alat dalam
adalah keterangan yang menjadi dasar kajian penyampaiannya di kelas. Alat evaluasi atau
hingga sampai pada simpulan yang objektif. soal yang dibuat oleh guru merupakan soal
uji kompetensi yang pembuatannya didasari
HASIL DAN PEMBAHASAN kompetensi dasar, indikator dan tujuan, dan
Hasil tujuan pembelajaran. Soal-soal yang dibuat
Hasil penelitian yang akan disajikan bersifat HOTS (High Order Thinking Skill).
adalah kelayakan perangkat pembelajaran Tetapi terdapat satu guru yang mengambil
bahasa Indonesia buatan guru MTs Swasta soal dari buku LKS, yang seharusnya
Pontianak pada masa pandemi covid-19. guru membuat soal sendiri berdasarkan
Subjek dalam penelitian kelayakan perangkat pada kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang dibuat oleh guru MTs pembelajaran.
Swasta Walisongo, Darul Khairat, dan guru
MTs Swasta Sirajul Ulum. Objek dalam
penelitian berupa rencana pelaksanaan SIMPULAN DAN SARAN
pembelajaran, materi ajar, media ajar, dan Simpulan
soal yang dibuat oleh guru MTs Swasta Secara keseluruhan berdasarkan
Pontianak Kota. fokus penelitian dan temuan setiap
Berdasarkan data-data yang dianalisis dan sekolah hasil analisis disajikan sesuai
yang diperoleh dari sumber data, dapat dengan urutan rumusan masalah sehingga
diketahui bahwa kesesuaian rencana kesimpulan terdiri dari empat pokok
pelaksanaan pembelajaran setiap guru utama yang sudah dianalisis dengan
diambil 2 Rencana Pelaksanaan menggunakan teori yang sudah ada pada
Pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan Kajian Teori. Untuk lebih rinci, dapat
pembelajaran mewarisi nilai luhur dan
mengkreasikan puisi rakyat dan
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
mengapresiasi dan mengkreasi fabel. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Terdapat 6 dokumen RPP, 6 materi ajar, 5 Bahasa Indonesia yang dibuat oleh guru MTs
media pembelajaran, dan 6 kumpulan soal Swasta Pontianak Kota terdiri dari 3 sekolah
Wali Songo, Darul Khairat dan Sirajul Ulum
yang diambil dari setiap sekolah.
dalam format masih menggunakan ketentuan
RPP yang lama, bukan seperti sekolah yang
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan atas lain terdapat sekolah menggunakan rencana
rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru pelaksanaan pembelajaran (RPP) format baru
menggunakan RPP 1 lembar. Rencana
MTs Swasta Walisongo, Darul Khairat, dan
pembelajaran yang dibuat oleh guru MTs
Sirajul Ulum sudah baik meskipun terdapat
beberapa kekurangan tetapi kekurangan Swasta Walisongo sudah baik dalam
tersebuat tidak menjadi kendala bagi guru pembuatannya, dari identitas sekolah sampai
dengan penilaian yang dibuat. Hanya saja
MTs Swasta Pontianak Kota dalam
menerapakan rencana dalam pelaksanaan guru MTs Swasta Walisongo tidak membuat
pembelajaran. Dalam pembuatan materi ajar, rubrik penilaian sikap, karena dalam
penialaian sikap juga termasuk dalam
guru hanya terpaku kepada buku LKS adapun
kategori penilaian terhadap peserta didik,
tambahan materi diambil dari media internet.
dengan ada rubrik penilaian guru akan lebih

6
mudah memberikan penilaian tersebuat dan Ulum saja melaikan semua sekolah yang
data tersimpan dengan baik ketika suatu saat melakukan kegaitan pembelajaran. Hal ini
dibutuhkan data itu bisa langsung diambil penting dilakukan agar tujuan pembelajaran
atau dicek kembali. Rencana pelaksanaan tercapai dengan baik dan maksimal.
yang dibuat oleh guru MTs Darul Khairat, Alat evaluasi yang digunakan oleh guru
masih terdapat kekurangan lengkap, pada berupa soal pilihan ganda, guru sudah
komponen identitas sekolah guru tidak membuat berdasarkan indikator dan tujuan
mencantukkan sekolah dan materi, pada pembelajaran ada juga guru yang mengambil
kegiatan inti yang dibuat oleh guru masih dari buku LKS peserta didik. Evaluasi
tidak efektif dikarenakan langkah-langkah dilakukan untuk melakukan penilaian
kegiatan yang dibuat dari pertemuan pertama pengetahuan. Alat evaluasi yang digunakan
sampai akhir sama. Seharusnya guru lebih guru tersebut belum sesuai untuk dapat
memerhatikan dan memisahkan kegiatan mengevaluasi hasil belajar peserta didik pada
yang akan dilakukan, dengan memisahkan masa pandemi covid-19. Masa pndemi covid-
atau membuat kegiatan yang berbeda sesuai 19 ini menyebabkan guru sulit untuk
dengan ketentuan KD maka tujuan melakukan proses evaluasi, namun dalam
pembelajaran akan tercapai. penggunaan alat evaluasi oleh guru MTs
Materi pembelajaran yang dibuat atau Swasta Pontianak kota (Wali Songo, Darul
digunakan guru berdasarkan pada buku LKS Kahirat, Sirajul Ulum). Adapun soal yang
peserta didik adapun materi lain yang guru dibuat bersifat HOTS (Higher Order
buat diambil dari media yang lain di Thinking Skills).
antaranya media internet. Guru tidak
melakukan pengembangan materi ajar yang Saran
signifikan, seharusnya guru mengangkat puisi Penelitian yang berjudul “Kelayakan
rakyat dan cerita fabel yang berasal dari Perangkat Pembelajaran Buatan Guru Bahasa
daerah-daerah di Kalimantan Barat agar Indonesia MTs Swasta Pontianak Kota pada
peserta didik memiliki gambaran dan dapat Masa Pandemi Covid-19”. Berdasarkan hasil
membayangkan dengan pembelajaran yang observasi yang dilakukan oleh peneliti, guru
dilakukan. Guru telalu berfokus pada buku harus lebih teliti dalam membuat perangkat
LKS peserta didik yang pembahasannya pembelajaran memperhatikan komponen-
terlalu sederhana dan perlu sekali komponen dalam menyusun rencana
dikembangkan. Dengan mengembangkan pelaksanaan pembelajaran, misalnya identitas
materi ajar pembelajaran akan lebih baik dan sekolah harus ditulis, instrumen penilaian,
peserta didik memiliki pengetahuan lebih dan komponen-komponen lain yang belum
luas. lengkap. Pembuatan materi ajar guru harus
Media pembelajaran yang digunakan lebih mengembangkan materi yang sudah ada
oleh guru berupa Power Point dan Youtobe. baik dibuku paket dan buku LKS, seharusnya
Media yang digunakan guru sudah baik tetapi guru memerhatikan indikator dan potensi
masih perlu pengembangan, tidak mesti daerah dalam pembuatan materi. Media ajar
hanya menggunakan media power Point dan yang dibuat oleh guru hanya sebatas Power
youtobe, misalnya menggunakan media point, guru harus lebih kreatif dan inovatif
Powtoon, Sparcol Video Scribe dan media agar peserta didik lebih termotivasi dengan
yang lain. Dengan menggunakan atau pembelajaran yang lebih menarik. Guru
mengambangkan media pembelajaran yang membuat evaluasi (soal) harus
lain, peserta didik akan lebih bersemangat memperhatikan keperaktisan keekonomisan
mengikuti pembelajaran. Pengembangan ini dan lain sebagainya. Perangkat yang dibuat
perlu dilakukan karena sesuai dengan harus berdasarkan kurikulum 2013 berbasis
perkembangan zaman, dalam penggunaan teks. Kegiatan pembelajaran yang
media yang modern bukan hanya guru MTs dilaksanakan pada masa pandemi harus
Swasta Walisongo, Darul Khairat, dan Sirajul menyesuaikan dengan waktu yang telah

7
ditentukan agar kegiatan pembelajaran yang Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran
dilakukan bisa tersampaikan secara maksimal Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
kepada peserta didik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Maleong, L.J. (2017). Metodologi Penelitian
DAFTAR RUJUKAN Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Abidin. (2016). Desain Sistem Pembelajaran Rosdakarya.
dalam Konteks Kurikulum 2013. Nurdyansyah. (2016). Inovasi Model
Bandung: PT RefikaAditama. Pembelajaran Sesuai Kurikulum
Ahmad. (2015). Buku Evaluasi 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning
Pembelajaran. Yogyakarta: Interpena Center.
Yogyakarta. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat Pendidikan (pendekatan kuantitatif,
Bahan Ajar yang Inovatif. kualitatif, dan R&D). Bandung:
Yogyakarta: Diva Press ALFABETA.
Asrul, dkk. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Syam. C. (2011). Buku Ajar Metodologi
Bandung: Citapustaka Media. Penelitian Sastra. Pontianak:
Badar, T. (2017). Mendesain Model Program Studi Pendidikan Bahasa
Pembelajaran Inovatif, Progresif dan dan Sastra Indonesia.
Kontekstual. Jakarta: PT Kharisma Wajdi, F. (2020). Buku Ajar Perencanaan
Putra Utama. Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Zuhdan, dkk. (2011). Pengembangan
Jakarta: Rinaka Cipta. Perangkat Pembelajaran Sains
Djumingin, S. (2016). Perencanaan Terpadu Untuk Meningkatkan
Pembelajaran Bahasa, Sastra Kognitif, Keterampilan Proses,
Indonesia dan Daerah: Teori dan Kreativitas serta Menerapkan
Penerapannya. Makassar: Badan Konsep Ilmiah Peserta Didik SMP.
Penerbit Universitas Negeri Yogyakarta: Program Pascasarjana
Makassar. UNY.
Heinich, R. (1982). Instructional Media and
The New Technologies of Instruction.
New York : John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai