PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
201610430311074
2021
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
Proposal Skripsi oleh Riris Khoirotul Ummah yang berjudul “Pengembangan Media
Pembimbing I
ii
KATA PENGANTAR
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposl skripsi ini dengan judul
ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaika program studi sarjana pada
proposal skripsi ini tidak akan berjalan dan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
2. Frendy Aru Fantiro, M.Pd selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan
3. Kedua orang tuaku Bapak Haryudi dan Ibu Samuntik yang senantiasa mendoakan
5. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang beradab. Pendidikan menjadi kebutuhan utama sejak zaman penjajahan dalam
hingga saat ini Indonesia merdeka. Semakin tahun pendidikan mengalami perubahan
yang cukup pesat ditambah masuknya teknologi IPTEK yang sangat canggih.
Disamping itu pendidikan dijadikan sebagai media dalam pembentukan moral dan
interaksi yang terjadi diantara pendidik dan peserta didik dalam menciptakan suatu
lingkungan belajar.
Menurut (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1ayat 120). Guna mewujudkan
lingkungan belajar yang baik maka peran maksimal pendidik sangat dibutuhkan,
pendidik dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pada peserta didik,
sehingga materi yang disampaikan menjadi jelas dan mudah dipahami. Pendidikan
sendiri dapat diartikan sebagai suatu wadah usaha peserta didik dalam
dan hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan dalam buku Redja
potensi manusia, agar dapat berkembang dan mampu melakukan tugas serta
kini, dan masa mendatang. Fungsi pendidikan sendiri, berfungsi sebagai instrumen
penting yang diperlukan guna menumbuh kembangkan potensi, bakat, dan minat
media dan metode, akan tetapi di lapangan seringkali suatu proses yang di
lakukan dalam pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang telah di rencanakan untuk
proses pembeljaran yang diinginkan tidak berlangsung secara optimal. Hal ini
dengan baik. permasalahan ini tentunya tidak dialami oleh satu sekolah saja namun
karena kreativitas guru dan para peserta didik untuk membuat media sederhana
Hal ini yang menyebabkan peserta didik kurang termotivasi dalam proses belajar.
Sehubung dengan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, berkaitan erat dengan
mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu merupakan salah satu pembelajaran yang
Bahasa Indonesia yang ditekankan agar mengerti cerita rakyat yang terkenal dan
menjadi ciri khas daerah tersebut yang kemudian bertahap tingkatan kemampuannya
sampai memahami isi cerita rakyat Tuban dan memahami tokoh-tokoh yang
terkandung di dalamnya.
membaca sebuah informasi dari berbagai sumber dan lain-lain yang lebih meluas
Indonesia dimulai dari pengenalan memahami isi cerita rakyat dan diinta untuk
dengan basanya sendiri. Kemampuan tersebut menekankan agar siswa- siswi kelas IV
SD sebaai generasi penerus dapat memahami cerita rakyat sejarah di Tuban dan
bahan ajar. Peran guru di katakan sangat penting dalam pengaplikasian suatu media
pembelajaran, karena guru harus bisa memiliki kreativitas dan juga inovasi terhadap
proses yang dilakukan secara sadar dan cenderung memiliki sifat permanen dan juga
dapat mengubah prilaku. Pembelajaran mengandung dua makna yaitu mengajar dan
kegiatan ialah peserta didik , dimana peserta didik melakukan proses belajar untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan , keterampilan dan juga ilmu sikap dan di dalam
kegiatan belajar mengajar akan mencakup beberapa komponen lain yakni kurikulum,
media , dan juga fasilitas pembelajaran (Restian, 2015 ) dalam buku Abdul kadir.
optimal apabila pendidik kreatif dalam memilih sumber dan media pemebelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Guru mengatasi
pembelajaran dan konten materi. Pengembangan yang dimaksud ialah suatu proses
mengembangkan suatu produk dan memvalidasi suatu produk yang akan di gunakan
olrh pendidik atau guru tentu harus mampu mengiplementasikan konsep yang baik
dan juga menarik kepada siswanya. oleh karena itu diperlukannya penggunaan dan
dan juga meningkatkan pahaman siswa terhadap pelajaran yang diajarkan (Arsyad,
2011).
tanggal 21 September 2020 sekolah masih kurang dalam menggunakan bahan ajar
yang seadanya, bahan ajar yang digunakan di SDN Bringin ini berupa buku guru,
buku siswa, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan materi tambahan yang diperoleh
dari internet. Dalam kegiatan belajar dan mengajar, pemilihan bahan ajar guru belum
kelas IV yang mempunyai karakter dengan hal-hal yang baru dan menarik. Guru
depan kelas. Hal ini membuat pelajar di dalam kelas menjdi monoton dan tidak
efektif.
meningkatkan hasil belajar Tema “ Daerah Tempat Tinggalku” untuk siswa kelas IV
MI Darussalam Sumowono, bahwa siswa sekolah dasar lebih tertarik tentang cerita
fiksi karena naak-ank memiliki imajinasi ynag tinggi. Sehingga, anak-anak bisa
menganggap cerita itu nyata. Cerita fiksi biasanya menceritakan tentang hewan yang
bisa berbicara seperti layaknya manusia. Bahkan cerita fiksi yang didalamnya tokoh
berupa tumbuhan. Dalam cerita fiksi terdapat unsur intrinsic dan ekstrinsik. Slah
satunya adalah tokoh yang ada didalam cerita tersebut. Tokoh dalam cerita fiksi ada
observasi awal pada tanggal 21 September 2020 dengan adanya bahan ajar ini
dibentuk dengan sesuai sedemikian rupa yang disesuaikan. Dengan karakteristik pada
ank SD seperti keamanan, kemudahan, dan daya tarik pada nak SD. Pengembangan
bahan ajar penggunaan alat peraga memang menjadi bagian yang tidak bisa
dipisahkan oleh guru dan juga siswa dalam proses belajar mengajar, media juga
menjadi sebuah alat bantuan yang dapat menjadikan guru lebih profesional. Proses
pembelajar Bahasa Indonesia memang sangat membutuhkan media yang efisien dan
juga efektif.
Karena siswa Sekolah dasar yang sangat menyukai hal-hal yang menarik dan
juga inovatif. Dengan ini akan mengembangkan sebuah media yang berjudul
pemebelajaran.
A. Rumusan Masalah
Sekolah Dasar ?
7
3. Bagaimana respon guru dan peserta didik terhadap media ULTACER (Ular
Seolah Dasar.
3. Mendeskripsikan respon guru dan peserta didik terhadap media ULTACER (Ular
Agar menghasilkan media yng menarik untuk peserta didik pada proses
Cerpen) pada pemelajaran Tematik tema 8 subtema 1 dikelas IV sekolah dasar yang
Pada pengembangan media ini ditunjukan ke materi yang ada di buku tematik
kelas IV :
b) Kopetensi Dasar
Bahasa Indonesia
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
SBdP
a. Media “ULTACER (Ular Tangga Cerpen”, 100% terdapat papan yang terbuat
dari kayu yang kuat yang digambar seperti ular tangga dan terdapat dadu dari
kayu yang tidak mudah rusak. Media tersebut berbentuk seperti persegi
menggunakan engsel agar bisa dilipat dan mudah dibawa sebagai alat bantu
Papan Kayu
P = 60 cm
L= 60 cm
Bagian dalam
media Ultacer
Kedalaman= 5 cm
memudahkan pendidik dan peserta didik dalam proses pembeajran yng berlangsung
1) Bagi Guru
acuan terhadap guru wali kelas dalam penggunaan media secara inovatif, dan
juga kreatif agar dapat membuat suasana kelas menjadi efesien dan efektif.
Dan manfaat untuk sekolah adalah menjadi media tambahan sebagai alat
menggunakan bhan ajar pada suatu pembelajaran, agar siswa lebih memahami
3) Bagi Siswa
4) Bagi Peneliti
dapat membantu peserta didik , pada penelitian ini dapat membantu guru
Berdasarkan penelitian ini dengan ini perlu adanya asumsi dan keterbatasan
ini terdpat asumsi dan keterbatasan penelitian dan pengembangan sebagai berikut ini :
1) Asumsi Pengembangan
yang didesain menarik dan dapat membantu sebagai alat bantu menyampaikan
dengan baik.
13
2) Keterbatasan Pengembangan
pembelajaran II
pembelajaran II
F. Definisi Oprasional
1) Pengembanga
Pengembangan adalah suatu rancangan untuk bahan ajar atau media yang
2) Media
Media adalah bahan ajar yang dibuat dengan tujuan supaya siswa dapat
3) Tematik
Kota Tuban, hal ini dilakukan agar siswa mudah dalam memahami materi.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Pengembangan berfokus dalam bidang desain atau rancangan untuk deain bahan
ajar maupun media yang memiliki proses , secara umum ialah pertumbuhan atau
perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau tahap. (Setyosari 2012: 218 ) di
dalam dunia pendidikan dan pembelajaran harus memiliki kreatifitas yang tinggi
dalam menciptakan dan juga mengembangkan produk yang akan di gunakan saat
maupun non formal yang dilaksankan secara sadar, berencana terarah, teratur dan
:2014)
15
usaha yang dilakuikan secara sadar, terencana dan terarah untuk membuat dan
kualitas dan kuantitas sebagai upaya untuk menciptakn mutu pendidikan yang
lebih baik.
2. Media Pembelajaran
a) Definisi Media
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan ajar) yang merangsang pikiran dan
dapat menarik minat, perhatian para siswa. Media dalam konteks pembelajaran
di devinisikn sebagai alat bantu yang sangat berperan penting sebagai bahasa
guru baik verbal maupun non-verbal. Kata verbal berarti segala komunikasi yang
terjadi menggunakan satu kata atau lebih, sedangkan kata non verbal merupakan
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh (Arsyad, 2012: 3)Media
memiliki makna jikalau di pahami secara garis besar media ialah manusia ,
menyerap sikap, pengetahuan dan juga keterampilan dalam artian buku, teks dan
16
peran guru serta lingkungan sekolah ialah media. Menurut Critos yang di kutip
pendapat para ahli yang telah tertulis di atas, dapat di simpulkan bahwa media
pesan dari pengirim ke penerima untuk bertujuan agar penerima tertarik dengan
b) Fungsi Media
pemebelajaran :
1. Digunakan sebagai alat merangsang kesadaran untuk siswa agar rajin belajar
sebagai motivasi.
inovatif dan juga kreatif dari media tersebut ialah fungsi atensi.
kesadaran emosi dan sikap siswa terhadap materi dalam pembelajaran dan
c) Media
Seorang guru tentu tidak bisa asal memilih media pembelajaran untuk
digunakan di dalam proses belajar pembelajaran dengan sesuai materi yang akan
1. Media yang di gunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal
ini dilakukan karena tidak semua materi cocok dengan media yang akan di
gunakan.
2. Media harus berdasarkan konsep yang jelas, dan benar-benar harus menjadi
belajar siswa
proses pembelajaran memiliki dua jenis yakni mulai dari media yang sederhana
media yang canggih dan juga kompleks. Media yang dirancang (by design),
merpakan media dan sumber belajar yang diranang khusus sebagai komponen
atau sumber belajar yang sengaja di desain untuk keperluan pembelajaran dan
satu buku cerpen dimana yang didalamanya terdapat unsure-unsur cerita rakyat
Racer karena bentuk media ini berupa ular tangga berisi kuis yang dimainkan
membantu suasana kelas menjadi lebih kondusif, aktif dan kreatif, memabantu
minat belajar siswa semakin maju, rancangan media ULTACER (Ular Tangga
rakyat daerah di dalam Tema 8 sub tema 1 materi cerpen. cara penggunaan
media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) juga tidak beda jauh dengan
membaca cerpen pada umumnya, dimana didalam media ular tangga cerpen
Tangga Cerpen)
pertanyaan angka 6
9. Skor jika benar 100, mendekati benar 80, tidak bisa menajawab 0
10. Kelompok yang sampai diatas terlebih dahulu itu sebaai pemenang
11. Media Racer juga di rancang oleh peniliti untuk dapat melatih kemampuan
3. Pembelajaran Tematik
pembelajaran yang dapat menjadikan siswa baik secara individual ataupun secara
yaitu kegiatan belajar dan mengajar, dimana pihak yang mengajar merupakan
seorang guru dan pihak yang belajar merupakan seorang siswa yang beroriontasi
saling mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam berbagai tema sehingga dapat
pembelajaran.
pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya dengan menggunakan sistem
tema. Pembelajaran tematik ini sangat mengacu pada siswa dan menyatukan
pelajaran dengan kondisi nyata lingkungan sekitar dengan siswa, agar terciptaya
interaksi secara langsung. (Rusman, 2011) dalam jurnal ( Firi Indriani ) guru
harus memperhatikan.
22
siswa di hadapkan dengan suatu yang nyata (konkret ) agar siswa dapat
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu kentara yakni fokus oada arahan ke
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran hal ini bertujuan agar siswa
karena tematik dapat mengaitkanbahan bahan ajar dari satu mata pelajaran
Bahasa Indonesia
Sri Huning adalah seorang putri di Kadipaten Tuban. Memiliki dua orang
kakak, Raden Wiratmoyo dan Raden Wiratmoko. Nah, Sri Huning dan R
perasaan tersebut karena mereka tahu kalau mereka itu adik dan kakak . Akan
tetapi, pada suatu hari Ibunda Wiratmoyo menceritakan pada putranya, bahwa
sebenarnya Sri Huning itu anak angkat, ayah Sri Huning adalah pejuang
kadipaten yang gugur bersama Adipati Ranggalawe (yang notabene adalah kakek
dari Wiratmoyo) pada saat terjadi pertikaian politik nan berdarah di kalangan
interen Majapahit.
Sehingga Sri Huning cilik yang belum mengerti apa-apa lantas diasuh
cerita tersebut, dan menceritakannya kembali pada Sri Huning. Mereka lantas
bergegas menemui ayahanda mereka, sang Adipati Tuban. Namun, sayang sekali
meminang sang putri yang bernama Kumoloretno, karena nyaris keduluan oleh
24
berangkatlah sang mempelai pria diiringi keluarga, termasuk Sri Huning, pergi
membantu prajurit Bojonegoro, dan, Sri Huning ikut di dalamnya! Dia tidak akan
dengan Adipati Lamongan. Dan Sri Huning kalah dalam peperangan itu dan
tewas. Mendengar berita bahwa Sri Huning terbunuh oleh Adipati Lamongan,
murkanya sang Adipati Tuban kala mendengar putra & ‘putri’-nya gugur di
moril dan semangat hidup. Akhirnya, jasad Wiratmoyo & Sri Huning
adik Wiratmoyo.
25
Tangga nada mayor, adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya
Contoh:
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nadanadanya berjarak
1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum mendapat
nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang menggunakan tangga
Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya
dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap
Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan ke-
7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut
Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai
lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada
serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang
menggunakan pelog dan slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga
Contoh :
“ Sri Huning “
Katresnane Wiratmoyo
Sanadyan pungkasaniro
media-media yang lainnya. Model ini sebuah bahan jar yang dibuat dengan cara
struktur cerita, ciri-ciri cerita fiksi dengan dipadukan beberapa soal yang
memeberikan motivasi kepda siswa agar tidak cepat bosan dalam mengikuti
media ini dapat dipindahkan dengan mudah, tidak berbahaya saat dioprasikan
Cerpen)
tentang konsep, (5) membangkitkan kinerja siswa yang relevan dengan materi
, (6) memberikan masukan kepada siswa yang benar, (7) mendorong ingatan,
penggunaanya, media ini juga bermanfaat bagi guru kelas IV dan siswa kelas
IV. Dengan adantya media inimembuat kegitan pemebelajaran lebih baik serta
3. Musnar Indra Dualy (2018) In prevesius studies have The difference between
Developing comics- based similar discussions abaut previous and
history learning media for the regional stories presentresearchers lies
fifth grade in Pekanbaru City Memiliki persamaan yang in the class included in
membahas tentang cerita the discussion
daerah Perbedaan peneliti yang
terdahulu dan sekarang
terletak pada kelasyang
termuat dalam
pembahasan
31
C. Kerangka Berpikir
Kondisi ideal : Kondisi sekolah :
Wawaancara Observasi
Dilakukan peneliti untuk mengetahui Dilakukan oleh peneliti untuk
kekurangan dalam tercapainya mencatat dan mengamati secar
pemebelajaran asistematis
Analisis Kebutuhan :
Evaluation :
Hasil :
BAB III
untuk mengembangkan suatu produk tertentu dalam suatu penelitian. Dalam hal
produk baru atau menyempurnkan produk yang telah ada. Pemilihan model
efektif dan efisien. Apabila pemilihan produk pengembangan tepat maka peneliti
ADDIE efektif, dinamis dan mendukung kinerja program itu sendiri. Model
ADIIE terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara
sistematis yang artinya dari tahap awal sampai tahap akhir dalam pengaplikasianya
harus secara sistematik dan tidak dapat diurutkan secara acaak. Kelima tahap atau
langkah ini sangat sederhana jika dibandingkan dengan desain yang lainnya.
33
Sifatnya yag sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini
dunia pendidikan yang membutuhkan suatu hal yang baru sebagai penunjang.
B. Prosedur Penelitian
Mollenda pada tahun 1990, model pengembangan ADDIE terdapat 5tahap yaitu
Irawan, 2017:15-16).
1) Analysis
Pada tahap ini peneliti menganalisis permasalahan yang ada dikelas IV SDN
a) Analisis Kebutuhan
melalui observasi awal pada tanggal 21 September 2020 tepat saat proses
bagaimana proses belajar mengajar yang terjadi di dalam ruang kelas, apa saja
beberapa siswa yang mengantuk dan ramai dengan temannya . sehingga dapat
c) Analisis Kurikulum
dasar dan cocok dengan media yang akan dikembangkan oleh peneliti.
2) Design
metode ceramah dan Tanya jwab yang membuat siswa ramai dengan teman
lainya, dan siswa mengantuk saat dikelas karena bosan dengan cara
penyampaian pembelajaran.
desain media ULTACER (Ular tangga Cerpen) dengan kerangka yang sesuai
media
3) Development
b. Membuat angka validasi produk ahli materi dan ahli bahan ajar, angket respon
media terdiri dari kemenarikan media melalui dari isi materi, warn media, dan
belaja, reaksi pemakaian, dan fasilitas pendukung saat penggunaan bahan ajar.
4) Implementasi
5) Evaluation
1) Tempat Penelitian
2) Waktu Penelitian
Tinggalku
a. Observasi
keadaan rung kelas dan proses pembelajaran tematik di dalam kelas sampai
b. Wawancara
ajar untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap media yang
dikembangkan.
c. Dokumentasi
akan mengumpulkan dokumentasi berupa foto dan video dari keadaan kelas
39
dan sekolah, proses pembelajaran, proses wawancara, proses uji coba produk
d. Angket
responden. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis angket yaitu
kepada ahli materi dan ahli media pembelajaran, dan angket tentang
tanggapan produk akkan diberikan kepada guru walikelas IV dan siswa kelas
IV SDN 01 Bringin.
E. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data agar hasi penelitian dapat mendapat hasil ang terbaik
1) Pedoman Observasi
40
mencatat dan mengamati secara sistematis dan detail mengenai gejala yang
muncul pada saat implementasi media pada siswa kelas IV dengan cara
No Aspek Indikator
1. Kondisi Fisik a) Ruang kelas
b) Sarana prasarana
c) Lingkungan sekolah
2. Pembelajaran d) Sumber belajar digunakan saat proses
belajar tematik
e) Kendala sumber belajar yang ditemui dalam
proses belajar mengajar
(Sumber : Olahan Peneliti)
2) Pedoman Wawancara
kepada guru wali kelas IV dan dan siswa kelas IV di SDN 01 Bringin.
No Aspek Indikator
1. Kegiatan Pembelajaran 1) Proses kegitan pembelajaran
2) Keadaan yang dihadapi
3) Penyampaian materi kepadasiswa
4) Metode yang digunakan
5) Sarana dan prasarana belajar
2. Sumber Belajar 6) Sumber belajar yang dumanfaatkan
7) Respon siswa terkait media belajar
(Sumber : Olahan Peneliti)
3) Dokumentasi
41
4) Lembar Angket
Berikut ini angket validasi bahan ajar yang akan dinilai untuk menentukan
Berikut ini angket validasi media yang akan dinilai oleh ahli materi untuk
Berikut ini angket yang diisi oleh siswa untuk mengetahui bagaimana respon
siswa terhadap media sebagai sumber belajar pada saat kegiatan pembelajaran
No Aspek Indikator
1. Tampilan a) Media sangat menarik
b) Gambar dalam media jelas
c) Ketertarikan menggunakan media
2. Manfaat d) Diskusi sesuai materi yang dimuat dalam materi dan
media
e) Media dan buku panduan mudah dipahami
f) Kemudahan mengikuti pembelajaran
44
Teknik anasisi data dilaksanakan pada saat data sudah terkumpul sehingga
dapat mengetahui apakah penelitian ini dilakukan sudah berhasil mencapai tujuan
kualitatif yang bertujuan untuk mengolah data hasil observasi, wawancara dan
masukan yang ada didalam angket validasi ahli media dan ahli materi. Teknik
ini digunakan untuk mengolah informasi dari data untuk perbaikan dan revisi
a) Pengumpulan Data
medi ULTACER (Ular Tangga Cerpen) pada siswa kelas IV yang berupa
b) Reduksi Data
45
memfokuskan pada data yang penting saja melalui instrumen dan saran dari
angket.
c) Penyajian Data
jelas mengenai penggunaan bahan ajar pada saat pembelajaran serta aktifitas
belajar dikelas.
d) Kesimpulan
dari data yang sudah disajikan yang kesimpulanya berup jawaban dari
Cerpen).
Analisis data kuantitatif diperoleh dari data angket. Data yang sudah
terkumpul dari angket yang dianalisis untuk mengetahui hasil dari penerapan
kepada ahli bahan ajar untuk mengetahui kelayakan bahan ajar yang
ini :
Pernytaan
Jawaban Skor
Sangat layak / sangat setuju 4
Layak / setuju 3
Tidak layak/ Tidak setuju 2
Sangat tidak layak / Sangat tidak setuju 1
Angket yang telah diisi oleh validator, dianalisis dan dipresentasikan dengan
menggunakan rumus :
P X 100%
Keterangan :
bilnagan bulat)
N : Jumlah ideal
Data yang diperoleh dari jawaban siswa terhadap angket yang telah
ada dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju” selain dapat dibuat untuk
pilihan ganda juga dapat dibuat dlam bentuk ceklist serta jawaban dibuat skor
Pernytaan
Jawaban Skor
IYA 1
TIDAK 0
48
(Penulis : 2020)
dibawah ini :
4 01,00-50,00% Negatif
(Sumber : Guttman)