Anda di halaman 1dari 51

PENGEMBANGAN MEDIA ULTACER (ULAR TANGGA CERPEN) TEMA

8 DAERAH TEMPAT TINGGALKU SUBTEMA 1 LINGKUNGAN TEMPAT

TINGGALKU KELAS IV SEKOLAH DASAR

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

Riris Khoirotul Ummah

201610430311074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Proposal Skripsi oleh Riris Khoirotul Ummah yang berjudul “Pengembangan Media

ULTACER (ULAR TANGGA CERPEN) Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku

Subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku Siswa Kelas IV Sekolah Dasar “ telah

diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Malang, 12 April 2021

Pembimbing I

Arina Restian, S.Pd., M.pd


NIDN. 0701068801

Malang, 12 April 2021


Pembimbing II

Frendy Aru Fantiro, M.Pd


NIDN. 0720068901

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimphkan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposl skripsi ini dengan judul

Pengembangan Media Ultacer (Ular Tangga Cerpen) Tema 8 Daerah Tempat

Tinggalku Subtema 1 Lingkungan Tempat Tinggalku Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaika program studi sarjana pada

program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bantuan dari beberapa pihak penyusunan

proposal skripsi ini tidak akan berjalan dan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Arina Restian, S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I yang telah membeikan

bimbingan, masukan dan kesabran dalam membimbing penulis.

2. Frendy Aru Fantiro, M.Pd selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan

bimbingan dan masukan dalam membimbing penulis.

3. Kedua orang tuaku Bapak Haryudi dan Ibu Samuntik yang senantiasa mendoakan

penulis dalam proses pembuatan skripsi dan menuntut ilmu.

4. Teman-teman angkatan 2016, Jovanka, Lorita,Marta dan Agustina yang selalu

memberikan dukungan selama proses pembutan proposal skripsi.

5. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Malang, 12 April 2021

Penulis

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan Bangsa

yang beradab. Pendidikan menjadi kebutuhan utama sejak zaman penjajahan dalam

membebaskan belenggu penjajahan dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

hingga saat ini Indonesia merdeka. Semakin tahun pendidikan mengalami perubahan

yang cukup pesat ditambah masuknya teknologi IPTEK yang sangat canggih.

Disamping itu pendidikan dijadikan sebagai media dalam pembentukan moral dan

watak bangsa Indonesia yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai acuan agar terlaksana dengan baik pendidikan di Indonesia pemerintah

menyelenggarakan sistem Pendidikan Nasional Proses pemebelajaran merupakan

interaksi yang terjadi diantara pendidik dan peserta didik dalam menciptakan suatu

lingkungan belajar.

Menurut (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1ayat 120). Guna mewujudkan

lingkungan belajar yang baik maka peran maksimal pendidik sangat dibutuhkan,

pendidik dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pada peserta didik,

sehingga materi yang disampaikan menjadi jelas dan mudah dipahami. Pendidikan

sendiri dapat diartikan sebagai suatu wadah usaha peserta didik dalam

mengembangkan potensi dirinya melalui kekuatan spiritual keagamaan, membentuk


2

kepribadian, mengasah kecerdasan, dan melatih keterampilan yang dibutuhkan

dirinya, masyarakat, dan bangsa.

Sedangkan menurut (Ahmadi, 2014:39) pendidikan merupakan sebuah proses,

dan hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan dalam buku Redja

Mudyahardjo (2012: 6) memberikan definisi pendidikan yang secara sempit bahwa

pendidikan adalah sekolah. Maksudnya pendidikan ialah pengajaran yang

diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dan non formal.

Tujuan pendidikan secara umum adalah usaha untuk mengembangkan potensi-

potensi manusia, agar dapat berkembang dan mampu melakukan tugas serta

kewajiban dalam kegiatan pembangunan guna mencapai kebahagiaan hidup dimasa

kini, dan masa mendatang. Fungsi pendidikan sendiri, berfungsi sebagai instrumen

penting yang diperlukan guna menumbuh kembangkan potensi, bakat, dan minat

peserta didik agar tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan

Suatu proses pembelajaran di SD Negeri dapat diterapkan melalui berbagai

media dan metode, akan tetapi di lapangan seringkali suatu proses yang di

lakukan dalam pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang telah di rencanakan untuk

proses pemebelajaran. Faktanya, saat ini sebagian pendidik di SD Negeri cenderung

hanya menggunakan buku siswa dalam menyampaikan suatu materi, sehingga

proses pembeljaran yang diinginkan tidak berlangsung secara optimal. Hal ini

menyebabkan pembelajaran tematik kurikulum 2013 terhambat/ tidak berjalan

dengan baik. permasalahan ini tentunya tidak dialami oleh satu sekolah saja namun

beberapa sekolah di Indonesia mengalami permasalahan tersebut.


3

Pentingnya peran media pembelajaran sering kali tidak dimaksimalkan

karena kreativitas guru dan para peserta didik untuk membuat media sederhana

sangatlah kurang. Sehingga keterbatasan media pemebelajaran tidak dapat dihindari.

Hal ini yang menyebabkan peserta didik kurang termotivasi dalam proses belajar.

Sehubung dengan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, berkaitan erat dengan

mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu merupakan salah satu pembelajaran yang

memiliki kedudukan sangat penting, terutama pada kelas IV tingkat SD Negeri.

Dalam memahami kemampuan membaca banyak keterampilan dasar yang perlu

ditekankan pada siswa- siswi SD kelas IV yaitu, Pada kelas IV SD pembelajaran

Bahasa Indonesia yang ditekankan agar mengerti cerita rakyat yang terkenal dan

menjadi ciri khas daerah tersebut yang kemudian bertahap tingkatan kemampuannya

sampai memahami isi cerita rakyat Tuban dan memahami tokoh-tokoh yang

terkandung di dalamnya.

Dengan melalui belajar memahami cerita sejarah daerah Tuban, siswa

mampu membuka jendela wawasan ilmu dan informasi-informasi yang berkaitan

lainnnya. Seperti wawasan perjuangan para pahlawan, kebudayaan Indonesia, melalui

membaca sebuah informasi dari berbagai sumber dan lain-lain yang lebih meluas

wawasaanya. Pada siswa kelas IV tingkat kemampuan pembelajaran Bahasa

Indonesia dimulai dari pengenalan memahami isi cerita rakyat dan diinta untuk

menyebutkan tokoh-tokoh tersebut lalu menceritaan kembali tokoh-tokoh tersebut

dengan basanya sendiri. Kemampuan tersebut menekankan agar siswa- siswi kelas IV

SD sebaai generasi penerus dapat memahami cerita rakyat sejarah di Tuban dan

melestarikan budaya di Tuban itu sendiri.


4

Menurut (Prastowo, 2015: 14) Terkadang para pendidik kurang

mengembangkan kreativitas mereka untuk merancang, menginovasi dan menyiapkan

bahan ajar. Peran guru di katakan sangat penting dalam pengaplikasian suatu media

pembelajaran, karena guru harus bisa memiliki kreativitas dan juga inovasi terhadap

media pembelajaran didalam kelas. (Thobroni, 2016: 17) pembelajaran membutuhkan

proses yang dilakukan secara sadar dan cenderung memiliki sifat permanen dan juga

dapat mengubah prilaku. Pembelajaran mengandung dua makna yaitu mengajar dan

kegiatan belajar dalam melakukan proses pembelajaran pihak yang melakukan

kegiatan ialah peserta didik , dimana peserta didik melakukan proses belajar untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan , keterampilan dan juga ilmu sikap dan di dalam

kegiatan belajar mengajar akan mencakup beberapa komponen lain yakni kurikulum,

media , dan juga fasilitas pembelajaran (Restian, 2015 ) dalam buku Abdul kadir.

Menurut Arsiera (2017 :2), proses pemebelajaran dapat berlangsung secara

optimal apabila pendidik kreatif dalam memilih sumber dan media pemebelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Guru mengatasi

keterbatasan media pembelajaran hendaknya pendidik lebih meningkatkan media

pembelajaran dan konten materi. Pengembangan yang dimaksud ialah suatu proses

mengembangkan suatu produk dan memvalidasi suatu produk yang akan di gunakan

olrh pendidik atau guru tentu harus mampu mengiplementasikan konsep yang baik

dan juga menarik kepada siswanya. oleh karena itu diperlukannya penggunaan dan

juga pengembangan media pembelajaran. Penggunaan alat bantu media di dalam

proses pembelajaran juga dapat membantu membangkitkan keinginan belajar siswa


5

dan juga meningkatkan pahaman siswa terhadap pelajaran yang diajarkan (Arsyad,

2011).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SDN Bringin pada

tanggal 21 September 2020 sekolah masih kurang dalam menggunakan bahan ajar

yang seadanya, bahan ajar yang digunakan di SDN Bringin ini berupa buku guru,

buku siswa, lembar kerja peserta didik (LKPD) dan materi tambahan yang diperoleh

dari internet. Dalam kegiatan belajar dan mengajar, pemilihan bahan ajar guru belum

memberikan pengalaman yang kongkrit terhadap siswnya. Peneliti mengawasi siswa

kelas IV yang mempunyai karakter dengan hal-hal yang baru dan menarik. Guru

kelas hanya menyampaikan materi menggunakan metode ceramah dan demontrasi di

depan kelas. Hal ini membuat pelajar di dalam kelas menjdi monoton dan tidak

efektif.

Menurut penelitian terdahulu oleh Nisfatul Fitriah (2019) dengan judul

pengembangan penerapan metode dongeng dan media papan flanel untuk

meningkatkan hasil belajar Tema “ Daerah Tempat Tinggalku” untuk siswa kelas IV

MI Darussalam Sumowono, bahwa siswa sekolah dasar lebih tertarik tentang cerita

fiksi karena naak-ank memiliki imajinasi ynag tinggi. Sehingga, anak-anak bisa

menganggap cerita itu nyata. Cerita fiksi biasanya menceritakan tentang hewan yang

bisa berbicara seperti layaknya manusia. Bahkan cerita fiksi yang didalamnya tokoh

berupa tumbuhan. Dalam cerita fiksi terdapat unsur intrinsic dan ekstrinsik. Slah

satunya adalah tokoh yang ada didalam cerita tersebut. Tokoh dalam cerita fiksi ada

beberapa macam, baik tokoh utama dan tokoh pendukung mereka.


6

Berdasarkan analisis kebutuhan yang diambil dari data wawancara dan

observasi awal pada tanggal 21 September 2020 dengan adanya bahan ajar ini

dibentuk dengan sesuai sedemikian rupa yang disesuaikan. Dengan karakteristik pada

ank SD seperti keamanan, kemudahan, dan daya tarik pada nak SD. Pengembangan

bahan ajar penggunaan alat peraga memang menjadi bagian yang tidak bisa

dipisahkan oleh guru dan juga siswa dalam proses belajar mengajar, media juga

menjadi sebuah alat bantuan yang dapat menjadikan guru lebih profesional. Proses

pembelajar Bahasa Indonesia memang sangat membutuhkan media yang efisien dan

juga efektif.

Karena siswa Sekolah dasar yang sangat menyukai hal-hal yang menarik dan

juga inovatif. Dengan ini akan mengembangkan sebuah media yang berjudul

“Pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) Tema 8 Daerah

Tempat Tinggalku Subtema 1 Lingkungan TEMPAT Tinggalku Kelas IV SDN

Bringin“dengan ini dapat diharapkan dapat membantu pendidikan dalam proses

pemebelajaran.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka dapat

dirumuskan menjadi masalah umum dan masalah khusus, yaitu :

1. Bagaimana pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) tema 8

daerah tempat tinggalku subtema 1 lingkungan tempat tinggalku kelas IV

Sekolah Dasar ?
7

2. Bagaimana kemenarikan media media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) tema 8

daerah tempat tinggalku subtema 1 lingkungan tempat tinggalku kelas iv sekolah

dasar terhadap peserta didik ?

3. Bagaimana respon guru dan peserta didik terhadap media ULTACER (Ular

Tangga Cerpen) tema 8 daerah tempat tinggalku subtema 1 lingkungan tempat

tinggalku kelas IV Sekolah Dasar ?

B. Tujuan Penelitian & Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian pengembangan produk

media “ULTACER (Ular Tangga Cerpen)” yaitu :

1. Menghasilkan sebuah produk berupa media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

tema 8 daerah tempat tinggalku subtema 1 lingkungan tempat tinggalku kelas iv

Seolah Dasar.

2. Mendeskripsikan kemenarikan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) tema 8

daerah tempat tinggalku subtema 1 lingkungan tempat tinggalku kelas IV Sekolah

Dasar terhadap peserta didik.

3. Mendeskripsikan respon guru dan peserta didik terhadap media ULTACER (Ular

Tangga Cerpen) tema 8 daerah tempat tinggalku subtema 1 lingkungan tempat

tinggalku kelas IV Sekolah Dasar.

C. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan

Agar menghasilkan media yng menarik untuk peserta didik pada proses

pembelajaran dengan ini merancang media pengembangan ULTACER (Ular Tangga


8

Cerpen) pada pemelajaran Tematik tema 8 subtema 1 dikelas IV sekolah dasar yang

dikemangkan dan juga dapat memiliki karakteristik :

4. Isi Dari Konten Media Pembelajaran

Pada pengembangan media ini ditunjukan ke materi yang ada di buku tematik

kelas IV :

a) Tema dan Subtem

Tema dan Subtema dalam pengemangan media pembelajaran ULTACER

(Ular Tangga Cerpen) adalah Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku, Subtema 1

Lingkungan Tempat Tinggalku, Pembelajaran II

b) Kopetensi Dasar

Bahasa Indonesia

3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi

secara lisan, tulis , dan visual.

SBdP

4.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada

4.2 Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tinggi rendah nada.

1. Dilihat dari kontruk pada produk

a. Media “ULTACER (Ular Tangga Cerpen”, 100% terdapat papan yang terbuat

dari kayu yang kuat yang digambar seperti ular tangga dan terdapat dadu dari

kayu yang tidak mudah rusak. Media tersebut berbentuk seperti persegi

panjang yang berukuran sedang


9

b. berukuran 60 x 60 cm untuk bingkai papan ular tangga, kemudian didalamnya

terdapat bagian ruang kosong untuk di isi lagu-lagu daerah.

c. Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) didesain seperti papan catur

menggunakan engsel agar bisa dilipat dan mudah dibawa sebagai alat bantu

belajar dan berukuran sedang sehingga praktis untuk di bawah ke mana-mana.

d. Bagin dalam bisa digunaka untuk menyimpan lembar-lembar pertanyaan, kun

sebagai alat main,dadu angka, dan lagu-lagu daerah.

Gambar 1.1 Desain Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

Papan Kayu

Bagian luar papan


berbentuk gambar ular
tangga

P = 60 cm

L= 60 cm

Bagian dalam
media Ultacer

Kedalaman= 5 cm

Garis lipat dan engsel untuk


melipat media racer agar lebih
praktis

kun alat jalan


permainan
10

Alat bantu main


ULTACER
11

D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Pengembangan produk media “ULTACER (ular tangga cerpen) yaitu untuk

memudahkan pendidik dan peserta didik dalam proses pembeajran yng berlangsung

di SDN 01 Bringin kels IV pada media yang dikembaangkan ini memiliki

pentingnya dalam suatu penelitian sebagai berikut :

1) Bagi Guru

Dengan adanya pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

dapat memberikan masukan dalam melangsungkan pembelajaran untuk

mengembangkan suatu media pembelajaran , dan juga dapat menjadi sebagai

acuan terhadap guru wali kelas dalam penggunaan media secara inovatif, dan

juga kreatif agar dapat membuat suasana kelas menjadi efesien dan efektif.

Dan manfaat untuk sekolah adalah menjadi media tambahan sebagai alat

bantu mengajar guru.

2) Bagi Guru Dan Sekolah

Pengembangan bahan ajar pengembangan media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen) dapat membantu guru dan suatu ranah pendidikan dalam

menggunakan bhan ajar pada suatu pembelajaran, agar siswa lebih memahami

dan kreatif dalam proses pemebelajaran menjadi lebih aktif.

3) Bagi Siswa

Dengan adanya pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

siswa dapat lebih aktif dalam melakukan pembelajaran . Peniliti megharapakn

dengan adanya media ULTACER (Ular Tangga Cerpen akan membantu


12

meningkatkan kemampuan belajar mengenal ceita rakyat daerah materi

cerpen, karena dengan adanya bantuan media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen), siswa lebih memahami materi, dikarenakan menggunakan contoh

langsung dan tidak hanya menggunakan media ceramah saja.

4) Bagi Peneliti

Dengan adanya pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

dapat membantu peserta didik , pada penelitian ini dapat membantu guru

dalam mengembangkan suatu bahan ajar dan mencipkan suasana kelas

menjadi lebih efektif dan kreatif.

E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan

Berdasarkan penelitian ini dengan ini perlu adanya asumsi dan keterbatasan

penelitian dan pengembangan dalam menyelesaikan suatu masalah yang dapat

diselesaikan dengan pengembangan suatu produk pengembangan bahan ajar. Dengan

ini terdpat asumsi dan keterbatasan penelitian dan pengembangan sebagai berikut ini :

1) Asumsi Pengembangan

Pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

dikembangkan berdasarkan asumsi pengembangan yaitu berbentuk bahan ajar

yang didesain menarik dan dapat membantu sebagai alat bantu menyampaikan

materi pembelajaran Tema 8 Subtema 1 dengan pengembngan bahan ajar ini

dapat membantu pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 atau tematik

dengan baik.
13

2) Keterbatasan Pengembangan

a. Materi hanya terbatas pada Tema 8 Subtema 1 difokuskan untuk

pembelajaran II

b. Pengembangan media cerpen ini penelitian hanya sebatas bahan ajar

pembelajaran II

c. Pembutan bahan media cerpen ini dalam penelitian memerlukan waktu

karena pembuatan setiap pertanyaan yang berbeda-beda.

F. Definisi Oprasional

1) Pengembanga

Pengembangan adalah suatu rancangan untuk bahan ajar atau media yang

memiliki proses diddalam suatu pendidikan dan pemebelajaran yang harus

memiliki kreatifitas yang tinggi dalam meenciptakan.

2) Media

Media adalah bahan ajar yang dibuat dengan tujuan supaya siswa dapat

belajar secara bekerjasama maupun mandiri dengan bimbingan guru yang

disusun secara sistematis, oprasional, dan terarah.

3) Tematik

Pemebelajaran tematik merupakan pembelejaran terpadu yang menggunkan

tema dan subtema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran. Dimana

peneliti mengaitkan pembelajaran tematik dengan cerita pendek yang ada di

Kota Tuban, hal ini dilakukan agar siswa mudah dalam memahami materi.
14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengembangan dan Media

Pengembangan merupakan suatu proses memvalidasi atau

mengembangkan serta memberikan inovasi terhadap suatu produk pendidikan.

Pengembangan berfokus dalam bidang desain atau rancangan untuk deain bahan

ajar maupun media yang memiliki proses , secara umum ialah pertumbuhan atau

perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau tahap. (Setyosari 2012: 218 ) di

dalam dunia pendidikan dan pembelajaran harus memiliki kreatifitas yang tinggi

dalam menciptakan dan juga mengembangkan produk yang akan di gunakan saat

proses belajar mengajar oleh guru. Menurut (Sukmadinata, 2016 :164 )

Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal

maupun non formal yang dilaksankan secara sadar, berencana terarah, teratur dan

bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh

selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai bakat, kenginginan serta kemampuan

sebagai bekal atasperkara sendiri untuk bekal menambah, meningkatkan,

mengembangkan diri kearah tercapainya martabat mutu dan kemampuan

manusiawi yang optimal dan pribadi mandiri (Iskandar dalam Afrilianasari

:2014)
15

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpukan bahwa pengembangan

usaha yang dilakuikan secara sadar, terencana dan terarah untuk membuat dan

memperbaiki sesuatu yang semakin menarik dan bermanfaat untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas sebagai upaya untuk menciptakn mutu pendidikan yang

lebih baik.

2. Media Pembelajaran

a) Definisi Media

Secara harifah atau pengantar, perantara. Menurut (Ari, 2014 : 47)

mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan ajar) yang merangsang pikiran dan

dapat menarik minat, perhatian para siswa. Media dalam konteks pembelajaran

di devinisikn sebagai alat bantu yang sangat berperan penting sebagai bahasa

guru baik verbal maupun non-verbal. Kata verbal berarti segala komunikasi yang

terjadi menggunakan satu kata atau lebih, sedangkan kata non verbal merupakan

segala penyampaian suatu materi tanpa menggunakan kata-kata tetapi digunakan

secara bertatap muka, benda ataupun sarana lainnya (Munadi, 2010 : 9

Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh (Arsyad, 2012: 3)Media

memiliki makna jikalau di pahami secara garis besar media ialah manusia ,

menyampaikan dan menyalurkan materi secara efektif dan menciptakan

lingkungan menjadi lebih kondusif sehingga dapat membuat siswa dapat

menyerap sikap, pengetahuan dan juga keterampilan dalam artian buku, teks dan
16

peran guru serta lingkungan sekolah ialah media. Menurut Critos yang di kutip

oleh (Daryanto, 2016 : 4-5)

Media diartikan sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju

komunikan yang dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi. Dalam berbagai

pendapat para ahli yang telah tertulis di atas, dapat di simpulkan bahwa media

merupakan benda atau segala komponen yang di gunakan untuk menyampaikan

pesan dari pengirim ke penerima untuk bertujuan agar penerima tertarik dengan

materi yang akan di sampaikan sehingga dapat membangkitkan pikiran, perhatian

minat dalam melakukan proses belajar mengajar di lingkungan.

b) Fungsi Media

Menurut (Suprihatininggrum, 2017: 320 ) sebagai berikut media

pemebelajaran :

1. Digunakan sebagai alat merangsang kesadaran untuk siswa agar rajin belajar

sebagai motivasi.

2. Menyerap perhatian siswa dengan menampilkan sesuatu yang menarik ,

inovatif dan juga kreatif dari media tersebut ialah fungsi atensi.

3. Menilai kemampuan siswa dalam melangsungkan kegiatan pembelajaran ,

menilai respon siswa , ialah fungsi evaluasi.

4. Memiliki fungsi afeksi , media di jadikan sebagai alat untuk menggugah

kesadaran emosi dan sikap siswa terhadap materi dalam pembelajaran dan

juga dari penyampaian orang lain.


17

5. Fungsi psikomotorik , meminta siswa mengakomodasi untuk mengerjakan

suatu kegiatan secara motorik.

6. Dan yang terakhir memiliki fungsi kompensatori yang digunakan untuk

mengakomodasikan siswa yang sulit untuk memahami pelajaran yang di

sampaikan oleh guru secara verbal maupun secara teks.Prinsip Pemilihan

c) Media

Seorang guru tentu tidak bisa asal memilih media pembelajaran untuk

digunakan di dalam proses belajar pembelajaran dengan sesuai materi yang akan

disampaikan kepada peserta didik. prinsip yang harus di perhatikan dalam

memilih media diantaranya :

1. Media yang di gunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal

ini dilakukan karena tidak semua materi cocok dengan media yang akan di

gunakan.

2. Media harus berdasarkan konsep yang jelas, dan benar-benar harus menjadi

bagian intergal di dalam proses pembelajaran, bukan hanya sebagai hiburan

dan selingan saja

3. Pemilihan media harus di sesuaikan dengan karakter siswa

4. Pemilihan media harus di sesuaikan dengan kemampuan guru dan gaya

belajar siswa

5. Pemilihan media harus di sesuaikan dengan kondisi lingkungan, waktu dn

fasilitas yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.


18

d) Jenis-jenis Media Pembelajara

Pada rancangan nya , media pembeajaran yang di gunakan dalam

proses pembelajaran memiliki dua jenis yakni mulai dari media yang sederhana

(dapat memanfaatkan lingkungan dan berinteraksi dengan lingkungan) hingga

media yang canggih dan juga kompleks. Media yang dirancang (by design),

merpakan media dan sumber belajar yang diranang khusus sebagai komponen

sistem pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan

bersifat formal. Media yang dimanfaatkan (by utilazation) merupakan media

atau sumber belajar yang sengaja di desain untuk keperluan pembelajaran dan

keberadaan nya dapat ditemukan, diterapkan dan di manfaatkan dimana saja

untuk keperluan pembelajaran

e) Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

Media RACER merupakan sebuah media yang terinspirasi dari salah

satu buku cerpen dimana yang didalamanya terdapat unsure-unsur cerita rakyat

daerah sebagai media penghibur. Media RACER (Ular Tangga Cerpen)

merupakan singkatan dari (ular tangga cerpen) peniliti menggunakan nama

Racer karena bentuk media ini berupa ular tangga berisi kuis yang dimainkan

menggunakan dadu karena anak-anak sangat menyukai belajar dengan bermain

sehingga terciptalah media tersebut. Peneliti juga terinspirasi dari media-media

pembelajaran yang telah di buat oleh para-para peneliti sebelumnya. Peniliti

melakukan inovasi dalam mengembangkan media tersebut agar mudah di

pahami oleh siswa di Sekolah Dasar.


19

Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) dirancang peniliti untuk

membantu suasana kelas menjadi lebih kondusif, aktif dan kreatif, memabantu

minat belajar siswa semakin maju, rancangan media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen) sendiri bertujuan khusus untuk membantu siswa mengetahui cerita

rakyat daerah di dalam Tema 8 sub tema 1 materi cerpen. cara penggunaan

media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) juga tidak beda jauh dengan

membaca cerpen pada umumnya, dimana didalam media ular tangga cerpen

tersebut terdapat kuis-kuis yang telah disiapkan untuk mainkan oleh

perwakilan kelompok masing-masing menggunakan lempar dadu dan kun kecil

sebagai alat geraknya.

Anggota kelompok mencatat pertanyaan yang di dapat oleh

perwakilan kelompok yang maju dan mendiskusikan jawaban.

Berikut langkah-langkah penggunaan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen :

1. Siswa mendengarkan arahan dari guru cara menggunakan media

ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

2. Setelah itu siswa dibentuk kelompok oleh guru mealui berhitung

3. Masing-masing kelompok diberi teks cerpen

4. Perwakilan kelompok disuruh maju kedepan untuk memiankan media

ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

5. Perwakilan kelompok melakukan hom pimpa siapa dulu yang berjalan.


20

6. Perwakilan kelompok yang mendapatkan giliran main melemparkan dadu

dan mendapat angka berapa untuk berjalan di media ULTACER (Ular

Tangga Cerpen)

7. Misal jika perwakilan kelompok mendapat angka 6 maka mengambil kertas

pertanyaan angka 6

8. Anggota kelompok mencatat dan mendiskusikan jawabannya

9. Skor jika benar 100, mendekati benar 80, tidak bisa menajawab 0

10. Kelompok yang sampai diatas terlebih dahulu itu sebaai pemenang

permainan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

11. Media Racer juga di rancang oleh peniliti untuk dapat melatih kemampuan

kognitif dan juga kemampuan psikomotorik pada anak..

3. Pembelajaran Tematik

a) Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut (Rusman , 2012 : 250 ) Pembelajaran tematik merupakan sistem

pembelajaran yang dapat menjadikan siswa baik secara individual ataupun secara

kelompok, menggali iformasi, aktif dalam mencari pengetahuan, menggali,

mengeksplorasi, serta dapat memberikan banyak pengalaman secara luas, mampu

menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara autentik, holistik dan

berkesinambungan. Secara umum pembelajaran mengandung dua makna adanya

yaitu kegiatan belajar dan mengajar, dimana pihak yang mengajar merupakan

seorang guru dan pihak yang belajar merupakan seorang siswa yang beroriontasi

pada kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan sikap, keterampilan


21

siswa dan juga pengetahuan sebagai sasaran dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam proses berbagai kegiatan proses pembelajaran akan mencakup berbagai

komponen diantara lain media, fasilitas pembelajaran dan kurikulum.

Pada tahun 2013 lalu pemerintah membuat rancangan terbaru dan

menerapkan kurikulum 2013 yang di gunakan untuk memperbaiki sistem

pendidikan yang ada di Indonesia. Kurikulum 2013 yang menetapkan

pembelajaran tematik, Menurut (Trinto, 2015 : 147 ) Model pembelajaran

terpadu sebagai konsep yang sering di persamakan dengan integrated teaching

and learning , integrated curiculum approach, acoherent cuririculu approach.

(Depdiknas, 2006:5). Pembelajaran tematik adalah satu model terpadu yang

saling mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam berbagai tema sehingga dapat

membuat siswa mendapatkan banyak pengalaman bermakna pada setiap

pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran tematik merupakan suatu

jenis model pembelajaran yang mengintregasikan / menggabungkan antara

pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya dengan menggunakan sistem

tema. Pembelajaran tematik ini sangat mengacu pada siswa dan menyatukan

pelajaran dengan kondisi nyata lingkungan sekitar dengan siswa, agar terciptaya

interaksi secara langsung. (Rusman, 2011) dalam jurnal ( Firi Indriani ) guru

harus memperhatikan.
22

b) Karakteristik Pembelajaran Tematik Diantaranya :

1. Proses pembelajaran kebanyakan berpusat pada siswa, siswa sebagai subyek

belajar, sedangkan guru berperan lebih banyak menjadi fasilitator.

2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa saat kegiatan proses belajar

mengajar, pembelajaran tematik dapat memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berinteraksi langsung kepada lingkungan (direct experiences)

siswa di hadapkan dengan suatu yang nyata (konkret ) agar siswa dapat

memahami langsung hal-hal abstrak yang ada di dalam materi

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu kentara yakni fokus oada arahan ke

tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan nyata.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran hal ini bertujuan agar siswa

mampu memahami konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran secara utuh

untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi

dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel yakni guru dapat lebih mudah menyampaikan materi

karena tematik dapat mengaitkanbahan bahan ajar dari satu mata pelajaran

dengan mata pelajara lainnya.

6. Menggunakan prinsip atau model belajar sambil bermain dan menyenangkan


23

c) Cerita Rakyat Di Tuba

Bahasa Indonesia

Sedihnya Romansa Sri Huning Sang Mustika Tuban

Sri Huning adalah seorang putri di Kadipaten Tuban. Memiliki dua orang

kakak, Raden Wiratmoyo dan Raden Wiratmoko. Nah, Sri Huning dan R

Wiratmoyo ini sebenarnya saling mencintai, namun berusaha mengabaikan

perasaan tersebut karena mereka tahu kalau mereka itu adik dan kakak . Akan

tetapi, pada suatu hari Ibunda Wiratmoyo menceritakan pada putranya, bahwa

sebenarnya Sri Huning itu anak angkat, ayah Sri Huning adalah pejuang

kadipaten yang gugur bersama Adipati Ranggalawe (yang notabene adalah kakek

dari Wiratmoyo) pada saat terjadi pertikaian politik nan berdarah di kalangan

interen Majapahit.

Sehingga Sri Huning cilik yang belum mengerti apa-apa lantas diasuh

oleh keluarga kadipaten. Wiratmoyo pastinya amat sangat bahagia mendengar

cerita tersebut, dan menceritakannya kembali pada Sri Huning. Mereka lantas

bergegas menemui ayahanda mereka, sang Adipati Tuban. Namun, sayang sekali

mereka terlambat. Adipati yang belum mengetahui perasaan mereka terlanjur

meminang putri Kadipaten Bojonegoro untuk diperistri Wiratmoyo.

Lamaran tidak bisa dibatalkan, karena sudah keburu disetujui oleh

Adipati Bojonegoro. Boleh dibilang, Kadipaten Tuban beruntung berhasil

meminang sang putri yang bernama Kumoloretno, karena nyaris keduluan oleh
24

Kadipaten Lamongan yang lamarannya ditolak karena terlambat. Akhirnya,

berangkatlah sang mempelai pria diiringi keluarga, termasuk Sri Huning, pergi

mengikuti acara pernikahan di Bojonegoro. Ketika pernikahan berlangsung, tiba

tiba datanglah pasukan dari Lamongan . Rupanya si Adipati Lamongan ndak

terima pinangannya ditolak, jadi berniat untuk menginvasi Bojonegoro dan

memboyong paksa Kumoloretno.

Prajurit Tuban yang mengiringi keluarga kadipaten Tuban segera ikut

membantu prajurit Bojonegoro, dan, Sri Huning ikut di dalamnya! Dia tidak akan

membiarkan ada yang mengacau pernikahan orang yang dicintainya! Inilah

kekuatan cinta yang menggelora! Akhirnya Sri Huning berhadap-hadapan

dengan Adipati Lamongan. Dan Sri Huning kalah dalam peperangan itu dan

tewas. Mendengar berita bahwa Sri Huning terbunuh oleh Adipati Lamongan,

Wiratmoyo segera bergegas untuk berduel dengannya! Pertarungan demi cinta!

Wiratmoyo juga gugur di tangan Adipati Lamongan.. Jadi dapat dibayangkan

murkanya sang Adipati Tuban kala mendengar putra & ‘putri’-nya gugur di

palagan! Adipati Tuban menyerang Adipati Lamongan! Dan akhirnya Adipati

Tuban berhasil mengalahkan Adipati Lamongan.

Dengan gugurnya pimpinan mereka, prajurit penyerang jadi kehilangan

moril dan semangat hidup. Akhirnya, jasad Wiratmoyo & Sri Huning

dimakamkan dengan layak, dan diharapkan bahagia hidup bersama di kehidupan

yang lain. Sementara Kumoloretno kemudian dinikahkan dengan Wiratmoko,

adik Wiratmoyo.
25

SBdP Pengertian tangga Nada

Nada Diatonis Mayor

Tangga nada mayor, adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya

berjarak 1–1–1/2–1–1–1–1/2. (seni musik wahyu Purnomo)

Contoh:

Tangga Nada Minor

Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nadanadanya berjarak

1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai

berikut.

1) Tangga Nada Minor Asli

Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum mendapat

nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang menggunakan tangga

nada ini. Berikut ini, tangga nada minor asli.

2) Tangga Nada Minor Harmonis

Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya

dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap

sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.


26

3) Tangga Nada Minor Melodis

Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan ke-

7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut

diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodis.

Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai

lima nada pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada

serta pilihan nada yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang

menggunakan pelog dan slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga

nada ini adalah gamelan.

Contoh :

“ Sri Huning “

Sri Huning mustiko Tuban

Labuh tresno lan saboyo pati

Marang Raden Wiratmoyo

Ingkang pranyoto anandur branti


27

Sri Huning datan graito

Kang tinerko kadange pribadi

Wiratmoyo putro niro

Surolawe adipati Tuban

Sri Huning putraning abdi

Wongso pati naliko inguni

Kapupuh ing madyo logo

Duk prang agung klawan Minak Jinggo

Katresnane Wiratmoyo

Tinampi dening Roro Sri Huning

Sanadyan pungkasaniro

Tekeng leno alabuh negar

4. Pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) Tema 8

Daerah Tempat Tinggalku Subtema 1 Lingkugan Tempat Tinggalku

Kelas IV Sekolah Dasar

a) Pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)

Media ini merupakan rancangan yang peneliti kembnagkan dari model

media-media yang lainnya. Model ini sebuah bahan jar yang dibuat dengan cara

di desain menyerupai permainan ular tangga yang didalamnya memuat cerita,

struktur cerita, ciri-ciri cerita fiksi dengan dipadukan beberapa soal yang

ditunjukan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar.


28

Media ini di desain dengan semenarik mungkin dan dapat

memeberikan motivasi kepda siswa agar tidak cepat bosan dalam mengikuti

pemebelajaran tematik. Adapun hal-hal lain dari media pembelajaran yaitu,

media ini dapat dipindahkan dengan mudah, tidak berbahaya saat dioprasikan

, dan sangat praktis dalam prosess pengaplikasian.

b) Tujuan Dan Manfaat Penggunaan Media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen)

Media ini adalah media yang berbasis dua dimensi. Tujuan

pengembangan media ULTACER ( Ular Tangga Cerpen) ini dapat

mempermudah proses penyampaian materi tema subtema 1 pemebelajaran II

kels IV sekolah dasar, dapat meningkatkan efisien waktu pembelajaran , dan

membuat pembelajaran lebih menarik.

Adapun manfaat bagi peserta didik menurut Sumanto (dalam Haryono,

2014: 50-51) yaitu :

(1) untuk mengbangkitkan perhatian siswa, (2) memperjelas informasi

yang disampaikan, (3) memotifasi siswa , (4) menstimulasi mengingatkan

tentang konsep, (5) membangkitkan kinerja siswa yang relevan dengan materi

, (6) memberikan masukan kepada siswa yang benar, (7) mendorong ingatan,

mentransfer pengetahuan keterampilan dan sikap yang dipelajari. Dalam

penggunaanya, media ini juga bermanfaat bagi guru kelas IV dan siswa kelas

IV. Dengan adantya media inimembuat kegitan pemebelajaran lebih baik serta

membuat pengalaman kepada siswa.


29

Tabel 2.1 Indikator pengembangan media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen) kelas IV Sekolah Dasar

Kompetensi Dasar dan Tahapan Kegiatan


Indikator
3.9 Mencermati tokoh-totoh
yang terdapat pada teks fiksi
3.9.1 Menjelaskan tokoh-
tokoh yang terdapat pada teks
fiksi cerita pendek
3.9.2 Menyebutkan tokoh-
tokoh yang terdapat pada teks
fiksi daerah
4.9 Menyampaikan hasil
identifikasi tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi secara
lisan,tulis dan visual
4.9.1 Mengidentifikasi tokoh-
tokoh yang ada pada teks fiksi
cerita pendek secara tulis
4.9.2
3.2 Mengetahui tanda tempo
dan tinggi rendah nada
30

B. Kajian Yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menerapkan media

ULTACER (Ular Tangga Cerpen). Penelitian ini direncanakan oleh peneliti

harus mempunyai keterkaitan penelitian terdahulu , akan tetapi peneliti harus

menjaga keoriganilitasan dalam pengembangan media. Berikut ini adalah :

Tabel 2.2 penelitian relevan

No. Judul penelitian Persamaan Perbedaan


terdahulu
1. Nisfatul firiah (2019) Pada penelitian terdahulu Perbedaan dalam
penerapan metode dongeng terdapat kesamaan penelitian terdahulu
dan papan flannel untuk pembahasan materi berbeda pada media
meningkatkan hasil belajar tentang cerita fiksi pada yang akan digunakan
tema 8 materi menentukan pembahasan tema 8 kelas
tokoh cerita fiksi pada siswa IV
kelas IV MI Darussalam
Sumowono
2. Zulfirah Akbar (2020) Pada penelitian terdahulu Perbedaan dalam
pengembangan media persamaan pembahasan penelitian terdahulu
monopoli tematik pada tema cerita daerah temapat berbeda pada media
daerah tempat tinggalku tinggal. yang digunakan yaitu
untuk siswa kelas IV menggunakan puzzle
Mdrasah Ibtidaiyyah dan bank soal.
Rahmatuallah Kota Jambi

3. Musnar Indra Dualy (2018) In prevesius studies have The difference between
Developing comics- based similar discussions abaut previous and
history learning media for the regional stories presentresearchers lies
fifth grade in Pekanbaru City Memiliki persamaan yang in the class included in
membahas tentang cerita the discussion
daerah Perbedaan peneliti yang
terdahulu dan sekarang
terletak pada kelasyang
termuat dalam
pembahasan
31

C. Kerangka Berpikir
Kondisi ideal : Kondisi sekolah :

Guru harus dapat mengembangkan 1. Minimnya penggunaan media


potensi kognitif pada siswa melalui pembelajaran untuk proses
proses pembelajaran yang memiliki pembelajaran
makna. Guru harus mampu 2. Media yang digunakan guru
menciptakan pembelajaran yang belium dapat memberikan yang
menarik dan dapat membuat siswa bermakna untuk siswa
lebih aktif dan mengikuti kegiatan
pembelajaran

Wawaancara Observasi
Dilakukan peneliti untuk mengetahui Dilakukan oleh peneliti untuk
kekurangan dalam tercapainya mencatat dan mengamati secar
pemebelajaran asistematis

Analisis Kebutuhan :

Membutuhkan bahan ajar yang menarik bertujuan untuk


mempermudah pemebelajaran tematik

Model penelitian pengembangan


ADDIE

Analysis : Design : Development : Implementation :


merumuskan
Mengumpulkan alternatif Pembuatan Dilakukan
data permasalahan pemecahan produk dengan uji
atau kelemahan masalah denegan berdasarkan kelompok skala
yang akan mendesain desain rancangan kecil
dijadikan produk dengan yang telah dibuat menggunakan
bahanpengemban detail dan sedemikian untuk media
g menarik hasil yang bagus

Evaluation :

Evaluasi produk pengembangan media Evaluasi dapat


lima tahap komponen ADDIE

Hasil :

Pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) untuk meningkatkan


kemampuan mengenal cerita rakyat daerah Tuban pada tema 8 subtem 1 kelas
IV Sekolah Dasar
32

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian Dan Pengembangan

Model peneliti merupakan suatu proses atau langkah yang digunakan

untuk mengembangkan suatu produk tertentu dalam suatu penelitian. Dalam hal

ini Sukmadinata (dalam Sutarti, 2017: 6) memaparkan bahwa penelitian dan

pengembangan merupakan pendekatan penelitain untuk menghasilkan suatu

produk baru atau menyempurnkan produk yang telah ada. Pemilihan model

pengembngan yang tepata akan menghasilkan akan menghasilkan produk yang

efektif dan efisien. Apabila pemilihan produk pengembangan tepat maka peneliti

dapat memberikan manfaat dan dapat diaplikasikan oleh penggunanya.

Berdasarkan analisis kebutuhan yang dijelaskan oleh penulis, maka peneliti

memilih menggunakan jenis penelitian R&D (Research and Development).

Sebagaimanna yang sudah dijelaskan oleh Sugiono yaitu “ penelitian Research

And Development merupakan metode penelitian yang digunaka untuk

menghasilkan produk tertentu dan menguji kelayakan produk tersebut”.

Penelit memilih model ADDIE dikarenakan model pengembangan

ADDIE efektif, dinamis dan mendukung kinerja program itu sendiri. Model

ADIIE terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara

sistematis yang artinya dari tahap awal sampai tahap akhir dalam pengaplikasianya

harus secara sistematik dan tidak dapat diurutkan secara acaak. Kelima tahap atau

langkah ini sangat sederhana jika dibandingkan dengan desain yang lainnya.
33

Sifatnya yag sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini

mudah dipahamidan diaplikasikan.

Tujuan adanya pengembangan mwnurut (Setyosari, 2010),

menyampaikan bahwa suatu keinginan untuk menilai adanya perubahan dalam

dunia pendidikan yang membutuhkan suatu hal yang baru sebagai penunjang.

Pengembangan itu sendiri secara umum diartikan sebagai pertambahan, perubahan

secara perlahan dan suatu perubahan yang terjadi secara bertahap.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen ) ini

menggunakan model pengembangan ADDIE yang dipopulerkan oleh Raiser dan

Mollenda pada tahun 1990, model pengembangan ADDIE terdapat 5tahap yaitu

analysis, design, development, implementation, dan evaluation (Sutarti dan

Irawan, 2017:15-16).

Berdasarkan pada model pengembangan ADDIE, tahapan pada model tersebut

dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Berikut adalah tahapan pengembangan ADDIE :

1) Analysis

Pada tahap ini peneliti menganalisis permasalahan yang ada dikelas IV SDN

01 Bringin. Hal-hal yang diperoleh yaitu :

a) Analisis Kebutuhan

Peneliti menganalisis kebutuhan pada siswa kelas IV SDN 01 Bringin

melalui observasi awal pada tanggal 21 September 2020 tepat saat proses

pembelajaran sedang berlangsug didalam kelas, analisis kebutuhan meliputi


34

bagaimana proses belajar mengajar yang terjadi di dalam ruang kelas, apa saja

metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan materi tematik kepada siswa, bagaimana respon siswa saat

mengikuti pembelajaran didalam kelas, dan bagaimana hasil belajar siswa

selama mengikuti proses pembelajaran dikelas. Dalam observasi ditemukan

bahwa pembeelajaran dikelas sangat membosankan bagi siswa, sehingga ada

beberapa siswa yang mengantuk dan ramai dengan temannya . sehingga dapat

disimpulkan bahwa siswa membutuhkan media pembelajaran yang menarik

perhatian dan motivasi siswa untuk semangat belajar.

b) Analisis Karakteristik Siswa

Pada saat observasi awal peneliti menganalisis karakteristik siswa

kelas IV untuk mengetahui karakteristik siswa yang menjadi objek penelitian.

Analisis ini meliputi kemampuan pengetahuan yang berupa pemahan siswa

mengenai pembelajaran tematik pada tema 8 subtema 1.

c) Analisis Kurikulum

Peneliti melakukan analisis kurikulum meliputi Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar pada tematik tema 8 subtema 1 pembeljaran 2 pada

Kurikulum 2013 untuk mengetahui indikator yang cocok dengan kompetensi

dasar dan cocok dengan media yang akan dikembangkan oleh peneliti.

2) Design

Pada tahap ini desain media yang akan dikembangkan dapatdijabarkan

sebagai berikut ini :


35

a) Berdasarkan hasil observasi awal yang diperoleh dari penelitian bawsanya

guru melaksanakan pembelajaran pada tema 8 subtema 1 menggunakan

metode ceramah dan Tanya jwab yang membuat siswa ramai dengan teman

lainya, dan siswa mengantuk saat dikelas karena bosan dengan cara

penyampaian pembelajaran.

b) Menyusun rancangan bahan ajar yang diawali dengan kerangka pembutan

desain media ULTACER (Ular tangga Cerpen) dengan kerangka yang sesuai

spesifikasi produk. Kemudia dilanjutkan pensyusunan daftar pertanyaan.

Tabel 3.2 Desain Media

No. Desain Bagian Media Keterangan

1. Gambar disamping merupakan bagian depan media yang

terdiri dari gambar-gambar permainan ULTACER (Ular

tangga cerpen tema 8 subtema 1 kelas IV SD

2. Gambar di samping merupakan bagian dalam media

ULTACER (Ular tangga Cerpen) yang berisi tentang lagu

daerah Tuban dan alat penyimpan pertanyaan permainan

media

3. Gambar disamping adalah kun permainan media ULTACER

(Ular Tangga Cerpen) sebagai alat jalan media


36

4. Gambar disamping adalah dadu sebagai alat bantu media

ULTACER (Ular Tangga Cerpen) yang cra mainya dilempar

dan mendapat angkak jalan

Sumber : Olahan Peneliti

3) Development

Desain Media yang disusun berdasarkan beberapa tahap seperti ini :

a. Pembutan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) pembutan media dilakan

oleh peneliti dengan bantuan beberapa ahli media.

b. Membuat angka validasi produk ahli materi dan ahli bahan ajar, angket respon

siswa terhadap media pembelajaran yang telah dikembangkan. Adapun isi

angket validasi materi terdiri dari beberapa aspek seperti kurikulum,

kesesuaian materi dengan media pembelajaran., kesesuaian Kompetensi dasar

pada pembelajaran dan lain-lain. Kemudian isi angket validasi pengembangan

media terdiri dari kemenarikan media melalui dari isi materi, warn media, dan

lain sebagainya. Angket respon siswa terdiri dariaspek pengoprasian media

belaja, reaksi pemakaian, dan fasilitas pendukung saat penggunaan bahan ajar.

4) Implementasi

Implenentasi merupakan langkah yang digunakan untuk menerapkan

desain pembelajaran yang sudah dibuat. Implementasi desain pembelajaran di

imiplementasikan di SDN 01 Bringin untuk siswa kelas IV secara klasika.

Selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti mencatat kendala selama

proses uji coba berlangsung kemudian setelah pembelajaran selesai, siswa di


37

berikan evaluasi mengenai pembelajaran yang sudah diberikan dan angket

respon adanya media pembelajaran.

5) Evaluation

Pada tahap evaluasi merupakan proses analisis apakah proses

pembelajaran yang sudah dilaksanakan sesuai dengan harapan atau belum

sesuai. Proses evaluasi yang digunakan yaitu proses evaluasi submatif

menggunakan penilaian setiap tahapan sebelum implementasi media yang

dikembangkan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui tingkat

kekurangan maka akandlakukan perbaikan pada media dan diimplementasikan

kembai pada subjek penilaian yang bersangkutan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1) Tempat Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan di SDN 01 Bringin Montong Tuban.

2) Waktu Penelitian

Penelitian ini sudah dilakukan pada pertengahan semester ganji tahunajaran

2020/2021. Pada materi pembelajaran tematikk Tema 8 Daerah Tempat

Tinggalku

D. Teknik Pengumpulan Data


38

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan saat

penelitian yaitu sebagai berikut ini :

a. Observasi

Observasi dilakukan pada tahap paling awal untuk mengetahui atau

mengnaisis permasalahan yang terjadi di kelas IV pada 21 September 2020

di SDN 01 Bringin. Dalam kegiatan observasi terdapat kegitan mengamati

keadaan rung kelas dan proses pembelajaran tematik di dalam kelas sampai

menemukan anlisis kebutuhan data yang kongkrit. Teknik pengumpulan data

melalui observasi ini dilakukan juga saat melakukan tahap implementasi

mediapembelajaran pada kelas IV untuk mengetahui respon siswa terhadap

penggunaan media belajar secara langsung.

b. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas dan

siswa kelas IV yang merupakan wawancara tidak terstruktur dengan

mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kekurangan dalam tercapainya

tujuan pemebelajaran dalam materi tematik tema 8 subtema 1 pada

penelitian awal, kemudian dilanjutkan pada saat setelah implementasi bahan

ajar untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap media yang

dikembangkan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

digunakan untuk mengumpulkan data historis. Pada penelitian ini, penelitian

akan mengumpulkan dokumentasi berupa foto dan video dari keadaan kelas
39

dan sekolah, proses pembelajaran, proses wawancara, proses uji coba produk

keadaan dan proses penggunaan media pembelajaran.

d. Angket

Angket merupakan instrument alat pengumpulan data. Angket

mengisi sejumlah pertanyaan yang harus di jawab atau direspon oleh

responden. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis angket yaitu

angket validasi dan angket respon pengguna. Peneliti angkan memberikan

angka berisi pertanyaan tentang instrument validasi produk yang diberikan

kepada ahli materi dan ahli media pembelajaran, dan angket tentang

tanggapan produk akkan diberikan kepada guru walikelas IV dan siswa kelas

IV SDN 01 Bringin.

E. Instrumen Penelitian

Instrument peneliti merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data agar hasi penelitian dapat mendapat hasil ang terbaik

(Tersiana, 2018:86) peneliti pengembangan ini menggunakan instrument

penelitian sebagai berikut :

1) Pedoman Observasi
40

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu

mencatat dan mengamati secara sistematis dan detail mengenai gejala yang

muncul pada saat implementasi media pada siswa kelas IV dengan cara

observasitidak tersruktur dengan hasil observasi akan ditulis menggunakan

poin secara sistematis. Berikut adalah kisi-kisi pedoman observasi.

Tabel 3.3 kisi-kisi pedoman observasi

No Aspek Indikator
1. Kondisi Fisik a) Ruang kelas
b) Sarana prasarana
c) Lingkungan sekolah
2. Pembelajaran d) Sumber belajar digunakan saat proses
belajar tematik
e) Kendala sumber belajar yang ditemui dalam
proses belajar mengajar
(Sumber : Olahan Peneliti)

2) Pedoman Wawancara

Pada penelitian pengembangan ini, penulis melakukan wawancra

kepada guru wali kelas IV dan dan siswa kelas IV di SDN 01 Bringin.

Berikut adalah kisi-kisi pedoman wawancara tersebut :

Tabel 3.4 kisi-kisi wawancara

No Aspek Indikator
1. Kegiatan Pembelajaran 1) Proses kegitan pembelajaran
2) Keadaan yang dihadapi
3) Penyampaian materi kepadasiswa
4) Metode yang digunakan
5) Sarana dan prasarana belajar
2. Sumber Belajar 6) Sumber belajar yang dumanfaatkan
7) Respon siswa terkait media belajar
(Sumber : Olahan Peneliti)
3) Dokumentasi
41

Dokumentasi sangat penting dilakukan untuk membuktikan peneliti

telah selesai dilakukan oleh peneliti. Dokumentasi yang peneliti gunakan

berupa foto yang diabadikan menggunakan kamera. Dimana foto tersebut

dimbil dari proses implementasi bahan ajar di SDN 01 Bringin.

4) Lembar Angket

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan datadengan angket

validasi media materi dengan kisi-kisi sebagai berikut :

a. Angket Validasi Bahan Ajar

Berikut ini angket validasi bahan ajar yang akan dinilai untuk menentukan

kelayakan terhadap SDN 01 Bringin yang akan dikembangkan.

Tabel 3.3 Instrumen Validasi Bahan Aja


Nilai
Aspek No. Pertanyaan 1 2 3 4

Tampilan 1. Media ULTACER memilikii


Media kombinasi warna yang menarik
2. Media ULTACER dapat menarik
perhatian siswa
3. Media ULTACER dapat
menciptakan rasa senang pada
siswa
4. Media ULTACER dapat digunakan
dalam kurun waktu yang lama
5. Bahasa dalam Media ULTACER
jelas
6. Media ULTACER aman digunakan
42

oleh guru dan siswa


Media dalam 7. Media ULTACER sesuai dengan
pemebelajaran materi tujuan yang ingin dicapai
8. Media ULTACER sesuai dengan
karakteristik siswa
9. Media ULTACER sesuai dengan
materi yang dipelajari
10. Penggunaan Media ULTACER
dapat memperjels materi yang
disampaikan
11. Tulisan Media ULTACER sudah
jelas
Pengoprasian 12. Petunjuk dalam penggunaan Media
media dan ULTACER
keterlibatn 13. Unsur-unsur (komponen) bahan
siswa ajar dalamMedia ULTACER sudah
lengkap
14. Media ULTACER dalam
pembelajaran mudah digunakan
15. Media ULTACER dapat
memotivasi siswa dalam proses
pembelajran
16. Media ULTACER dapat
mengaktifkan siswa dalam
pemebelajaran
Jumlah

(Sumber : Olahan Peneliti

b. Angket Validasi Ahli Materi

Berikut ini angket validasi media yang akan dinilai oleh ahli materi untuk

menentukan kelayakan terhadap materi yang digunakan.

Tabel 3.4 Instrumen validasi ahli materi

Aspek No. Pertanyaan Nilai


1 2 3 4
Kurikulum 1. Materi Tema 8 Subtema 1 pada
Pembelajaran ke-2 sudah sesuai dengan
Standar Kompetensi
2. Materi Tema 8 Subtema 1 pada
43

Pembelajaran ke-2 sudah sesuai dengan


Kompetensi Dasar
3. Materi sesuai tujuan dan manfaat

4. Media ULTACER relevan dengan


materi yang dipelajari siswa
Isi Materi 5. Isi materi sesuai dengan Standar
Kompetensi
6. Isi materi sesuai dengan Kompetensi
Dasar
7. Bahasa dalam materi muda dipahami

8. Isi materi lengkap untuk siswa Kelas IV


sekolah Dasar
9. Penulisan kosakata materi ditulis dengn
benar
Pembelajaran 10. Media digunakan didalam kelas pada
saat pembelajaran
11. Penggunaan media ajar
mempermudahkan pemhaman siswa
12. Penggunaan media ajar menarik dan
memotifasi siswa
Interaksi 13. Media ajar mudah di oprasikan oleh
guru
14. Media ajar mudah di oprasikan oleh
siswa
Jumlah

(Sumber : Olahan Peneliti)

c. Angket Respon Siswa

Berikut ini angket yang diisi oleh siswa untuk mengetahui bagaimana respon

siswa terhadap media sebagai sumber belajar pada saat kegiatan pembelajaran

Tabel 3.5 Angket Respon Siswa

No Aspek Indikator
1. Tampilan a) Media sangat menarik
b) Gambar dalam media jelas
c) Ketertarikan menggunakan media
2. Manfaat d) Diskusi sesuai materi yang dimuat dalam materi dan
media
e) Media dan buku panduan mudah dipahami
f) Kemudahan mengikuti pembelajaran
44

g) Kemudahan menggunkan media


h) Penggunaan media pada tema 8 subtema 1
pembelajaran 2
i) Saya dapat memahami materi dengan mudah
(Sumber : Olahan Peneliti

F. Teknik Analisis Data

Teknik anasisi data dilaksanakan pada saat data sudah terkumpul sehingga

dapat mengetahui apakah penelitian ini dilakukan sudah berhasil mencapai tujuan

pembelajaran atau belum tercapai. Pada penelitian ini menggunakan analisis

diskriptif, kualitatif dan kuantitatif.

1) Analisis Data Kualitatif

Saat pengumpulan data berlangsung peneliti menganalisis data

kualitatif yang bertujuan untuk mengolah data hasil observasi, wawancara dan

masukan yang ada didalam angket validasi ahli media dan ahli materi. Teknik

ini digunakan untuk mengolah informasi dari data untuk perbaikan dan revisi

bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti. Langkah-langkah teknik analisis

data kualitatif (dalam Sugiono,2015 : 336-345).

a) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan saat peneliti melakukan implementasi

medi ULTACER (Ular Tangga Cerpen) pada siswa kelas IV yang berupa

factor pendukung dan factor penghambat serta kesulitan belajar.

b) Reduksi Data
45

Reduksi data merupakan pengelompokan dan memilah data serta

memfokuskan pada data yang penting saja melalui instrumen dan saran dari

angket.

c) Penyajian Data

Data disajkan dengan bentuk uraian atau deskriptif secarasingkat dan

jelas mengenai penggunaan bahan ajar pada saat pembelajaran serta aktifitas

yang menjadi factor pendukung dan pennghambat serta kesulitan dalam

belajar dikelas.

d) Kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti dapat menarik kesimpulan

dari data yang sudah disajikan yang kesimpulanya berup jawaban dari

rumusan masalah penelitian pengembangan media ULTACER (Ular Tangga

Cerpen).

2) Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif diperoleh dari data angket. Data yang sudah

terkumpul dari angket yang dianalisis untuk mengetahui hasil dari penerapan

media yang sudah dikembangkan oleh peneliti. Adapumn analisis kuantitatif

sebagai berikut ini :

a) Validasi Angket Ahli

Analisis angket validasi diperoleh dari nilai validasi yang dilakukan

kepada ahli bahan ajar untuk mengetahui kelayakan bahan ajar yang

dikembangakan sesuai dengan kopetensi dasar pada pembelajaran tema 8


46

subtema 1 pembelajaran 2. Data yang telah terkumpul melalui angket

kemudia dianalisis dengan menggunakan skala linkert dalam table dibawah

ini :

Tabel 3.6 Kategori Penilaian Skala Likert

Pernytaan
Jawaban Skor
Sangat layak / sangat setuju 4
Layak / setuju 3
Tidak layak/ Tidak setuju 2
Sangat tidak layak / Sangat tidak setuju 1

(Sumber : Linkert dalam Sugiono, 2015 : 133)

Angket yang telah diisi oleh validator, dianalisis dan dipresentasikan dengan

menggunakan rumus :

P X 100%

Keterangan :

P : Perolehan presentase Validator (hasil dibulatkan hingga mencapai

bilnagan bulat)

∑x : Jumlah skor kriteria yang dipilih

N : Jumlah ideal

Kriteria tingkat kevalitan atau tingkat pencapain yang digunakan dalam

mengembangkan bahan ajar dijelaskan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.7 Tingkat Pencapaian Dan Kualifikasi


47

No Tingkat pencapaian kualifikasi Keterangan


(%)
1 81-100% Sangat baik Sangat layak tidak perlu
direvisi
2 61-80% Baik Layak tidak perlu revisi

3 41-60% Cukup Kurang layak, perlu revisi

4 21-40% Kurang Tidak layak, perlu revisi

(Sumber : Linker dalam Sugiono, 2015:133)

a. Angket Respon Siswa

Data yang diperoleh dari jawaban siswa terhadap angket yang telah

diberikan akan diukur menggunakan skala Guttman. Skala pengukur dalam

tipe ini akan mendapatkan jawaban yaitu “ya-tidak” , “benar-salah”, “pernah-

tidak pernah” , “positif-negatif”dan lain sebagainya. Pada skala Guttman hanya

ada dua interval yaitu “setuju” dan “tidak setuju” selain dapat dibuat untuk

pilihan ganda juga dapat dibuat dlam bentuk ceklist serta jawaban dibuat skor

tinggi satu dan terendah nol.

Tabel 3.8 Kategori Penilaian Skala Guttman

Pernytaan

Jawaban Skor

IYA 1

TIDAK 0
48

(Penulis : 2020)

Kriteria tingkat interpretasi skor angket respon penggunaan produk

yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar dijelaskan dalam tabel

dibawah ini :

Tabel 3.9 Interpretasi Skor Angket Respon Penggunaan Media Ajar

No Kriteria Validasi Kategori Respon

1 85,01-100% Sangat positif

2 70,01-85,00% Cukup positif

3 50,01-70,00% Kurang positif

4 01,00-50,00% Negatif

(Sumber : Guttman)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan, kemenarikan media

ULTACER (Ular Tangga Cerpen) Tema 8 Subtema 1 Pembelajaran 2

dikatakan menarik apabila skor yang diperoleh antara 70,00-100% maka

pengembangan media ULTACER (Ular Taangga Cerpen) Tema 8 Subtema 1

Pembelajaran 1 dikatakan kurang/tidak menarik.

Anda mungkin juga menyukai