Oleh :
NIM : 2019070151
KELAS/SEMSTER : E/ VII
JURUSAN : PGSD
1
BAB I
Latar belakang
perkembangan ilmu dan mental social anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang
manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terdapat
melibatkan kerja peserta didik artinya disini guru sebagai fasilitaror dan berperan untuk
mengarahkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik dituntut utuk lebih
aktif dalam proses pembelajaran atau bisa dikatakan pembelajaran yang berpusat pada perta
didik sehingga tuntutan tersebut sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovasif, dan afektif serta mampu
penting yang perlu diajarkan pada siswa disekolah dasar. Hal ini terbukti bahwa mata
2
(sd) hingga keguruan tinggi. Sebagai program pendidkan yang berdasarkan nilai-nilai
pancasila untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terlampil, dan
dapat membantu perta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif
yang ada dalam dirinya. Pertarta didik diharuskan memiliki kemampuan yang termuat
dalam tujuan pembelajaran PKN, salah satu diantaranya yanitu kemampuan berpikir
kreatif. Hal ini sejalan dengan kaelan……., bahwa pembelajaran PKN disekolah berperan
penting dalam menumbuhkan serta mengmbangkan kemampuan berpikir logis dan kreatif
siswa. Maka dari itu peran guru dinilai sangat penting dalam mengembangkan/
Berpikir kreatif adalah salah satu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir
divergen yang mencakup aspek kelancara, keluwesan, kebaruan, dan keterincian. Menurut
barbagai macam penyelesaian terdapat 1 pertanyaan berdasarkan teori diatas, dapat kita
3
diketahui bahwa makin banyak cara penyelesaian dari suatu permasalahan maka makin
kreatif orang itu, akan tetapi penyelesaian yang harusdihasilkan masih sama dengan
pertanyaan yang diberikan. Sehingga jumlah jawaban serta mutu proses penyelesaian yang
Kemampuan berpkir kreatif adalah satu hal yang sangat penting bagi siswa.
Apalagi dalam proses pembelajaran mengajar PKN karena dapat memudahkan peserta
didik untuk menyelesaikan permasalahan PKN. Selain dari pda itu, kemampuan berpikir
kreatif dalam pembelajaran PKN dapat membantu perserta didik untuk mengemukakan
jawaban atau pendapat yang dihasilkan dari persoalan berbagai macam-macam selusi
pendidikan, namun juga sangat berfungsi dalam menghadapi masa yang depan. Sejalan
berpikir kreatif sangat diperlukan baik untuk masa ini ataupun dimasa yang akan datang,
Namun, hal ini dimiliki oleh perta didik, kenyataannya Yng terjadi dilapangan
sangat jauh berbeda, berdasarkan hasil observasi dan pengamatan peneliti tanggal 19
oktober 2022 sdn tanjung kota bima dengan ibu M. S.Pd.sudah menerapakan
pembelajaran kurikulum 2013 secara baik pada peserta didik tingkat kelas rendah maupun
tingkat kelas atas. Selain penelitian melakukan observasi tersebut banyak masalah yang
ditemukan yaitu peserta didik kelas 1v kurang focus memahami pembelajaran dan cepat
4
merasa bosan dalam pembelajaran PKN, seta rendahnya kemampuan bertanya pada
pembelajaran PKn. Penggunaan buku ajar belum diterapkan saat proses pembelajaran
berlangsung baik pada peseta didk kelas rendah maupun kelas atas belum adanya media
Selain itu,Seorang guru harus bisa memiliki buku ajar yang sesuai dalam
mengajarkan suatu konsep atau materi kepada siswa. Hal ini dimaksud agar pembelajaran
pkn lebih menarik perhatian dan mudah dipahami oleh siswa.jika siswa sudah menunjukan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, olehkarena itu peneliti ingin
buku ajar berbasis model discovery learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif pada kelas IV SDN 29 tanjung kota bima. Dengan mengembangkan buku ajar
diharapkan peserta didik dapat mingkatakan kemapuan berikir kreatif pada pembelajaran
PKN.
B. Idenfikasi Masalah
ada beberapa masalah yang ditumukan pada peserta didik kelas III SDN 29 Kota
5
1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi Keberagaman Indonesia pada
melibatkan siswa-siswa tertentu yang aktif belajar PPkN sehingga hasil belajar
siswa rendah.
3. keatifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah seperti siswa tidak aktif
4. Guru kelas III belum menggunakan buku ajar yang dapat meningkatkan keatifan
siswa.
5. Guru lebih banyak mendominasi dalam pembelajaran dan hanya bepatokan pada
buku dan papan tulis, sehingga siswa menjadi pasif dalam menerima informasi atau
discovery learning yang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada saat
7. Buku PKn sebagai sumber belajar belum banyak membantu siswa untuk
masih sedikitnya contoh dan gambar. Mengingat siswa kelas IV SD masih dalam
taraf berpikir, maka diperlukan menerangkan sesuatu dan tidak memaksa siswa
6
untuk berpikir secara abstrak, salah satunya dengan menyediakan contoh dan
C. Batasan Masalah
Berdasarkan idenfikasi masalah tersebut agar peneliti lebih foKus dan terarah, maka
perlu adanya batasan masalah, maka dalam penelitian ini masalah dibatasi pada poin (6)
mengembangkan buku ajar sesuai dengan taraf kebutuhan siswa untuk mengembangan
buku ajar yang dapat membantu kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan dan
poin(7) kemampuan berpikir kreatif peserta didik masih rendah pada perta didik IV dan
idenfikasi masalah ada banyak masalah yang dipaparkan, peneliti mengambil dua pokok
permasalahan hal ini dilakukan agar peneliti dalam melakukan penelitian lebih fokus,
efetif dan efesien serta dapat melalukan penelitian dengan tuntas dalam waktu yang
singkat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan idenfikasi masalah diatas, maka rumusan masalah
7
2. Bagaimana kemenarikan, kemudahan dan kemanfaatan pengembangan buku
E. Tujuan Penelitian
1. Menghasilkan produk buku ajar PPKN yang disusun berbasis discovery pada materi
keragaman budaya.
produk buku ajar PKN materi keragaman budaya yang disusun berbasis discovery.
3. Mengetahui efektivitas bahan ajar PKN yang disusun berbasis discovery untuk
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis yang berdasarkan
8
1. Manfaat Teoritis
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti
yang layak gunakan untuk membantu kesulitan belajar siswa. Serta digunakan
kualitas buku ajar di sekolah sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan siswa.
2. Bagi guru
9
yang baru dan menyenangkan, sehingga terciptanya tujuan pembelajaran yang
modern ini.
susuatu yang baru serta motivasi kepada siswa pada saat proses pembelajaran
4. Bagi sekolah
indoneisa.
F. Spesifikasi Produk
buku ajar digital berbasis gambar yang akan digunakan oleh peserta didik
10
1. Produk yang akan dihasilkan berupa buku ajar berbasis gambar
peserta didik.
a. Cover buku
11
b. Kata pengantar
c. Daftar Isi
f. Tujuan pembelajaran
g. Pengenalan tokoh
h. Tema utama
k. Latihan
l. Daftar pustaka
1. asumsi
12
c. Jika produk bahan ajar ini dikembangkan dengan model pembelajaran
belajar
b.batasan pengembangan
prototype yang merupakan revisi dari desain prodok awal berdasarkan validitas
BAB II
BAB II
KAJIAN TEORI
13
A. Pendidikan Kewarganegaraan Di Sekolah Dasar
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil,
14
Indonesia yang cerdas dan berbudi pekerti luhur. Sedangkan misi yang
proses demokratisasi yang semakin intens dan meluas sebagai konteks dan
demi menjadi warga negara Indonesia yang cinta dan bangga dengan segala
kepada Tuhan Yang Mahas Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap,
15
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
dalam mencapai visi pendidikan dasar atau sekolah dasar tersebut. Menurut
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk
masyarakat.
kewarganegaraan.
16
b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak
bernegara,secara antikorupsi
aspek persatuan dan kesatuan bangsa, aspek norma dan peraturan, aspek
globalisasi.
17
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Fathurrohman
& Wuri Wuryandani (2011: 8-9), penjabaran ruang lingkup mata pelajaran
internasional.
c.Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
18
e.Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
19
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka
dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Terdapat
analitis, kreatif dan strategis. Pada penelitian ini akan difokuskan pada
berpikir kreatif.
pendapat beberapa ahli tentang apa itu berpikir, Santrock (Mursidik, 2015:
merupakan kemampuan jiwa tingkat tinggi yang hanya mampu dicapai serta
masalah, abstraksi, dan imajinasi. Menurut John Dewey (Sudarma, 2013: 38)
“stream of consciousness”, arus kesadaran ini muncul dan hadir setiap hari,
umumnya, imajinasi ini muncul secara tidak langsung atau tidak bersentuhan
20
langsung dengan sesuatu yang sedang garut. Ketiga, berpikir semakna
terbaik.
penting dalam dunia kerja, dunia pendidikan dan pelatihan atau riset.
Keterampilan berpikir ini penting dimiliki oleh setiap individu untuk semua
aspek kehidupan.
kemampuan berpikir yang kurang baik atau bahkan buruk. Berpikir dapat
berpikir yaitu:
21
a) Berfikir Induktif yaitu suatu proses dalam berfikir yang berjalan dari
dialami.
beberapa jenis antara lain seperti berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif. Adapun jenis berpikir yang akan didalam atau yang menjadi fokus
2. Berpikir Kreatif
tantangan yang dianggap sulit bisa dipecahkan, tidak hanya dengan sebuah
22
Kreativitas itu dapat lahir atau tercipta dalam beberapa bentuk. Hal ini sesuai
baik itu ide, gagasan atau produk, sehingga kemudian melahirkan sesuatu hal
yang baru.
Bentuk ini berupaya melahirkan sesuatu yang baru, dari sesuatu yang belum
tampak sebelumnya.
Yaitu mengubah dari gagasan kepada sebuah tindakan praktis, atau dari kultur
pada struktur, dari struktur pada kultur, dari satu fase pada fase lainnya.
Beberapa ahli berpendapat tentang apa itu berpikir kreatif, seperti menurut
yang baru hingga menghasilkan ide-ide yang baru dan belum pernah ada.
23
mengenai sesuatu menggunakan cara baru atau berbeda serta menghasilkan
solusi unik mengenai masalah itu. Menurut Suharnan (Mursidik, 2015: 26)
gagasan baru dan yang berguna atau new ideas and useful.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa berfikir
baru dan yang berguna, serta berupa suatu kombinasi dari berbagai unsur
kreativitas menurut Campbell adalah suatu ide atau pemikiran manusia yang
tinggi, seseorang harus lebih banyak bertanya, lebih banyak belajar, dan
24
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. Menurut Munandar (Putra 2018:
48) Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dapat berpikir lancar
jawaban yang unik serta dapat memikirkan cara yang tak lazim; berpikir
sesuatu yang baru dari suatu permasalahan untuk menghasilkan hal-hal yang
yaitu:
25
c.Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
baru yang unik, membuat kombinasi yang tidak lazim untuk menunjukan
sendiri.
26
Berdasarkan paparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
temuan yang unik, seni yang baru. Maka dari sanalah kualitas pendidikan di
baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri
aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan
hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada
Susanto, Ahmad (2013: 102) ciri-ciri anak yang kreatif dapat ditinjau dari
1. Aspek kognitif
27
2. Aspek afektif
Ciri-ciri kreatif yang lebih berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang,
yang ditandai dengan berbagai perasaan tertentu, seperti : rasa ingin tahu,
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.
kualitas.
yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah
28
3. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan
yang
dihadapinya. Oleh karena itu, kreativitas yang didefinisikan para ahli selalu
(2013:115) proses kreatif akan muncul bila ada stimulus. Berbagai langkah
tahapan, yaitu:
1. Stimulus
29
Untuk dapat berpikir kreatif perlu adanya stimulus dari pikiran yang lain.
Stimulus awal didorong oleh suatu kesadaran bahwa sebuah masalah harus
diselesaikan.
2. Eksplorasi
membuat suatu keputusan. Untuk berpikir secara kreatif, peserta didik harus
3. Perencanaan
strategi untuk pemecahan masalah. Dari beragam rencana yang dibuat, dapat
4. Aktivitas
Proses kreatif dimulai dengan suatu ide atau kumpulan ide., dengan kata lain
ditetapkan.
5. Review
mengevaluasi.
30
Tahap pengembangan kemampuan berpikir kreatif menurut para Munandar
1. Orientasi
2. Preparasi
3. Inkubasi
jalan buntu. Tetapi meskipun begitu proses berpikir berlangsung terus dalam
4. Iluminasi
memecahkan masalah.
5. Verifikasi
Tahap untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang
orang. Berpikir kreatif mengagas ide-ide baru yang orisinil, bahkan pada
individu pun sebenarnya mampu untuk berpikir kreatif asalkan harus sering
dilatih. Maka dari itu individu atau peserta didik harus mengetahui tahapan-
31
Metode Discoveri Learning
dalam Syah (2010:198) adalah “cara yang berisi prosedur baku untuk
kepada siswa”. Prosedur baku tersebut digunakan oleh guru untuk mengajar
dikelas. Selain itu dengan metode pembelajaran dapat membantu guru dan
siswa.
itu tidak melalui pemberitahuan tetapi sebagian atau ditemukan sendiri. Dengan
materi tidak disajikan langsung oleh guru, tetapi siswa tuntut aktif dalam
32
Adapun pngertian metode discovery learning menurut Hanafiah (2012:77)
sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat juga pengertian metode
pelajaran tidak dalam bentuk yang final (utuh dari awal sampai akhir) atau
dengan istilah lain guru hanya menyajikan bahan pelajaran sebagian saja,
kemudian siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mendapatkan apa-apa yang
pembelajaran wahyu adalah salah satu cara atau teknik pendidikan dan
pembelajaran yang dilakukan oleh instruktur untuk meminta tindakan siswa dan
Pada tahap ini siswa mengolah data dan informasi yang diperoleh
33
5. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
pengolahan data.
berikut:
34
2. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
1. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani
2. Keadaan dikelas kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya maka metode ini
3. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka
metode Ada kritik, bahwa proses dalam metode discovery learning terlalu
sikap dan keterampilan bagi siswa discovery learning ini akan mengecewakan.
35
discovery learning telah dilakukan dengan hasil yang bervariatif, yakni penelitian
learning dapat meningkatkan kompetensi siswa aspek kongnitif dari nilai rata-rata
afektif, terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 46,68% dan 54,98%, sedangkan
pada siklus II sebesar 71,09% dan 75,29%. Berdasarkan penelitian yang telah
Learning dinilai dapat meningkatkan hasil belajar dari siswa kelas X SMK
dan Minat Bicara Siswa Kelas 1V Teknik Kendaraan Ringan Negeri 1 Sedayu.
36
minat baca peserta didik kelas 1V Sedayu Bantul. Persentase keaktifan belajar
peserta didik pada siklus I menjadi sebesar 29,5%, setelah dilanjutkan siklus II,
dilanjutkan lagi pada siklus III, persentase keaktifan belajar peserta didik menjadi
sebesar 76,5%.
Sedangkan persentase minat baca peserta didik pada siklus I sebesar 78,2%,
setelah dilanjutkan siklus II, persentase minat baca peserta didik sebesar 79,2%.
Kwemudian dilanjutkan lagi pada siklus III, persentase minat baca peserta didik
meningkatkan keaktifan belajar dan minat baca peserta didik kelas IV Sedayu
Bantul.
Belajar dan Minat Bicara Siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Metode Discovery Learning Pada Mata Pelajaran IPA Dasar Siswa Kelas V
Teknik Audio Vidio SDN o30 palembang 1 Bantul”. Penelitian ini merupakan
37
metode discovery learning (77,8) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran
rangkaian logika, thitung > ttabel (3,369 > 2,011) pada taraf signifikasi 0,05
(3,220 > 2,011) pada taraf signifikasi 0,05 dengan db sebesar 48. Persamaan dalam
yaitu pada jenis penelitian dimana penelitian Solikhin menggunakan jenis Penelitian
C. Kerangka berpikir
keterampilan sebelum mencoba jika peserta didik diberi infomasi dalam konterk baru.
melalui pertemuan kelompok. Pada saat siswa melakukan latihan pembelajaran, mereka
merasa bahwa bahan bacaan yang dapat membantu masalah sehingga lupa mendorong
peserta didik dalam kekinian.dalam pembelajaran PPKn selama ini yang diberikan hanya
38
Sebelum proses harus lebih difokuskan dari pada hanya sebuah hasil akhir.mencoba
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir peserta didik yang akan menjadi penerus
bangsa sebagai pemikir dalam pemecahan suatu masalah. Model pembelajaran discovery
Dalam model pembelajaran discovery learning guru memberikan suatu permasalahan agar
siswa berpikir sampai mampu menarik kesimpulan melalui proses kegiatan penemuan.
dapat melihat secara mendalam, menganalisis dan mengevaluasi yang lebih dari
informasi yang sekedar hanya diterimanya.Tidak mudah percaya oleh gagasan yang
dalam setiap tindakan pembelajaran, dan siswa belum efektif belajar. Jika semua
39
Tabel 2. Kerangka Berpikir Penelitian
Pembelajaran PKn
Pembelajaran melalui
Dapat merangsang
Percobaan
Kemampuan berpikir siswa
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Design and Development (D&D)
(2007, hlm.1; dalam Spectros dkk, 2014, hlm. 142) mendefinisikan bahwa, the
systematic study of design, development and evaluation processes with the aim of
products and tools and new or enhanced models that govern their development.
Metode Design and Development (D&D) merupakan suatu proses yang sistematis
dalam mempelajari desain, pengembangan, dan evaluasi dengan tujuan membangun dasar
41
empiris untuk pembuatan produk dan alat yang mengarah pada pengajaran/petunjuk dan
model baru atau yang disempurnakan. Sehingga fokus dari penelitian ini adalah
Design and Development (D&D) terdapat dua kategori besar sebagai tujuan dari
penelitian desain dan pengembangan diantaranya : (1) Product and tool research (Penelitian
produk dan alat), dan (2) Model research (penelitian model) (Richey & Klein, 2007, hlm. 8;
dalam Spectors, 2014, hlm. 141). Pada penelitian ini menggunakan kategori product and
tool research (penelitian produk dan alat), dengan mengembangkan sebuah rancangan
produk atau alat yang kemudian dilakukan penilaian. Sebagaimana disampaikan Richey dan
Klein (2007, hlm. 8; dalam Spectors, 2014, hlm. 142) bahwa, “Product and tool research
typically involves situations in which the design and development process used in a
produk dan alat dapat mengaitkan keadaan di mana desin dan proses pengembangan yang
digunakan dalam keadaan dengan dijelaskan, dianalisis, dan evaluasi produk akhir.
Berdasarkan kategori Product and tool research (Penelitian produk dan alat) tersebut
Richey dan Klein (2007, hlm.9) membagi menjadi dua model, yaitu: (1) Product
development research (penelitian pengembangan produk dan (2) Tool development research
(penelitian pengembangan alat). Maka dari itu peneliti akan menerapkan model Product
produk yang akan diakhiri dengan evaluasi berupa penilaian oleh para ahli untuk mengetahui
kualitas produk yang akan digunakan dalam memfasilitasi pembelajaran untuk mata
42
Metode penelitian Design and Development (D&D) bersifat mixed methods research
(Rickey dan Klein dalam Spectors, 2014, hlm. 148) yang artinya dalam satu penelitian
terdapat teknik pengumpulan data menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Tetapi
dilihat dari proses penelitian D&D , maka penelitian ini lebih besar menggunakan
pendekatan kualitatif . Penelitian kualitatif merupakan proses analisis dan makna secara
mendalam tentang suatu gejala, fakta, atau realita dalam menyelesaikan penelitiannya
(Sugiyono, 2011, hlm.14; Syahrul dkk, 2017, hlm.50). Dalam hal ini analisis terhadap
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model ADDIE (Analyze,
menggunakan model ADDIE masih menjadi salah satu alat paling efektif saat ini. Karena
model ADDIE berfungsi sebagai kerangka pemandu untuk situasi kompleks yang sesuai
untuk mengembangkan produk pendidikan dan sumber belajar lainnya. Berikut ini
43
Gambar 3. 1 Tahapan Model ADDIE Sumber : Branch (2009 hlm. 2)
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model desain
Pada tahap awal, peneliti mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sesuai dengan
kebutuhan penelitian, dan melakukan analisis terhadap informasi terebut. Pada tahap ini
peneliti melakukan wawancara terhadap guru yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir
kreatif siswa yang rendah serta kelengkapan materi pada sumber yang digunakan kurang
lengkap, dan melakukan analisis terhadap bahan ajar yang sebelumnya sudah digunakan,
untuk melihat langkah pembelajaran yang digunakan apakah dapat memfasilitasi siswa
peneliti dapat mengetahui hal apa saja yang dibutuhkan dalam membuat produk sesuai
dengan tujuan penelitian yang sudah dirumuskan. Analisis ini dilakukan terhadap buku
44
bahan ajar tematik SD kelas 5 pada semester 2 dengan judul buku Panas dan Perpindahannya
di tema 6 yang diterbitkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan republik ndonesia.
Kegiatan desain ini peneliti membuat rancangan (storyboard) yang disusun pada
bahan ajar materi interaksi manusia dengan lingkungan alam , dengan memperhatikan model
kemampuan berpikir kreatif siswa. pada tahap ini desain peneliti dapat memperhatikan: (1)
konten isi bahan ajar, (2) konsep penyajian(model pembelajaran), (3) konsep kebahasaan
Tahap ini merupakan penggabungan semua konten yang sudah disiapkan menjadi
produk bahan ajar yang utuh dengan memperhatikan hal-hal diatas, serta luaran yang
diharapkan. Kemudian peneliti dapat melakukan validasi dengan para ahli pada bidangnya
dengan menggunakan angket/kuesioner untuk mengetahui penilaian serta saran dan masukan
terhadap produk yang telah dibuat. Berdasarkan atas masukan dari para ahli dijadikan
sebagai dasar dalam mengimplementasikan produk yang telah peneliti buat sudah layak
bahan ajar yang dilakukan. Implementasi ini dibatasi hanya untuk memperoleh tanggapan
dari siswa dengan memberikan angket kepada partisipan untuk mengetahui pendapat dan
tanggapan siswa.
Dalam penelitian ini digunakan purposive sampling, yaitu partisipan yang bersifat
random dengan mempertimbangkan hal-hal yang dapat menunjang penelitian ini. Partisipan
ini merupakan partisipan sesuai ahli pada bidangnya sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dar ahli materi, ahli desain, ahi bahasa,
1. Ahli desain
Ahli desain dalam pengembangan ini adalah seseorang yang ahli dalam bidang desain.
Pemilihan ahli desain ini didasarkan pada pertimbangan bahwa yang bersangkutan memiliki
kompetensi di bidang desain. Ahli desain akan memberikan komentar dan saran terhadap
2. Ahli Materi
Ahli materi dalam pengembangan ini adalah seseorang yang ahli di bidang
pendidikan. Pemilihan ahli materi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa yang
bersangkutan memiliki kompetensi di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Ahli materi akan
memberikan komentar dan saran terhadap materi pembelajaran dalam bahan ajar yang
dikembangkan.
3. Ahli bahasa
46
Ahli bahasa dalam pengembangan ini adalah seseorang yang ahli di bidang
ketatabahasaan. Pemilihan ahli materi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa yang
komentar dan saran terhadap penggunaan bahasa pada bahan ajar yang dikembangkan.
Dalam penelitian ini guru akan memberikan penilaian, komentar dan saran secara
umum terhadap bahan ajar yang sudah dikembangkan. Guru yang akan memberikan
tanggapan dan komentar dalam penelitian ini adalah guru kelas V sekolah dasar.
5. Siswa
Dalam penelitian ini, siswa akan memahami, membaca bahan ajar dan memberikan
tanggapan terhadap bahan ajar yang telat dikembangkan. Siswa yang akan menjadi subjek
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan memenuhi standar yang sudah ditetapkan.
(Sugiyono, 2011, hlm. 308). Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan mengacu pada rumusan masalah :
a. Wawancara
pendahuluan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada wali
kelas V SD dan siswa kelas IV SD(pembelajar). Instrumen yang digunakan yaitu pedoman
dokumen terkait, dalam hal ini yaitu mengumpulkan informasi atau melakukan analisis
terhadap bahan ajar yang sudah digunakan guru sebelumnya. Instrumen yang digunakan
c. Observasi
kegiatan selama proses penelitian berlangsung. Instrumen yang digunakan yaitu work logs.
Work logs dilakukan selama proses pengembangan sebagai jurnal harian dengan menuliskan
semua temuan-temuan pada saat proses pengembangan Penggunaan catatan kerja ini akan
memudahkan dalam mengingat kembali proses pengembangan yang sudah dilakukan dengan
mengacu pada model penelitian yang dipilih. Instrument yang digunakan dalam observasi in
Teknik yang digunakan dalam merumuskan hal tersebut yaitu menggunakan teknik
validasi ahli , dengan tujuan untuk menghimpun data dalam menilai hasil pengembangan
pada bahan ajar materi interaksi manusia dengan lingkungan alam kelas 5 SD serta layak
atau tidak layaknya bahan yang sudah dikembangkan. Hal tersebut dilakukan untuk
keperluan kebaikan dan masukan produk melalui expert review (ahli/pakar bidangnya), ahli
yang terlibat dalam penelitian ini yaitu, ahli materi, ahli desain, ahli bahasa dan ahli
angket.
48
3.5 Instrument Pengumpulan Data
Data- data yang diperlukan pada penelitian ini dikumpulkan melalui instrument
penelitian, lembar instrument ini dirumuskan berdasarkan pada rumusan awal yaitu :
Discovery Learning dalam Meningkatkan Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas 5 SD.
a. Work logs
Work logs atau catatan kerja merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan pembuatan bahan ajar yang mengacu pada
tugas khusus yang telah dikerjakan, work log dapat berisi waktu yang dikeluarkan, alat yang
digunakan, dll (Rickey dan klein dalam Hajidi, 2018; Syahru; dkk, 2017, hlm. 206). Proses
dan tugas yang dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan ADDIE. (1) Analysis
Lembar analisis ini digunakan terhadap bahan ajar yang sebelumnya sudah digunakan
oleh guru sebagai teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti. lembar analisis ini bahan
ajar bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan kelebihan ataupun
kekurangan bahan ajar yang sudah digunakan sebagai acuan peneliti dalam mengembangkan
bahan ajar. Lembar analisis ini berupa: (1) Analisis keterpaduan materi dengan SKL, (2)
Analisis keterpaduan materi dengan KI dan KD, (3) Analisis kecukupan materi, (4) Analisis
kedalaman materi, (5) Analisis materi berdasarkan model pembelajaran Discovery Learning
dan Berpikir kreatif. Pengumpulan data melalui lembar analisis ini diisi oleh peneliti itu
sendiri.
49
b. Pedoman Wawancara
akan diajukan oleh peneliti kepada narasumber. Pedoman wawancara ini digunakan untuk
wawancara ini terbagi menjadi 2 jenis. Yaitu pedoman yang akan diberikan kepada guru
kelas IV SD dan kepada siswa kelas IV SD. Karena belum terbentuknya instrument pada
awal penelitian, maka pedoman wawancara ini dibuat berdasarkan halhal yang dibutuhkan
dalam penelitian terkait dengan proses pembelajaran, kualitas bahan ajar yang digunakan,
Aspek Indikator
Kurikulum Keterlaksanaan KI
Kendala
pembelajaran
50
lingkungan alam.
Aspek Indikator
dilakukan
lingkungan alam)
KBM
lembar angket yang berisikan serangkaian pernyataan atau pertanyaan untuk mengumpulkan
data terkait hasil pengembangan bahan ajar berbasis model pembelajaran Discovery
Learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV SD pada materi
interaksi manusia dengan lingkungan alam. Penilaian ini dikembangkan melalui beberapa
ahli/pakar (expert riview), ataupun guru sebagai ahli pembelajaran. Jenis angket yang
dugunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup dan terbuka. Angket tertutup
51
menyediakan beberapa kemungkinan jawaban dengan menggunakan skala likert yang terdiri
atas skala 1 (sangat tidak sesuai), 2 ( tidak sesuai), 3 (cukup sesuai), 4 (sesuai), dan 5 (sangat
sesuai), sedangkan angket terbuka berupa kolom komentar untuk memberikan beberapa
masukan tambahan yang tidak terfasilitasi pada angket tertutup. Serta disediakan kesimpulan
penilaian berdasarkan ahli validasi terkait : 1) bahan ajar bisa digunakan tanpa perbaikan, 2)
bahan ajar dapat digunakan dengan perbaikan, dan 3) bahan ajar belum layak digunakan.
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh penilaian akan kelayakan bahan materi
yang disajikan pada bahan ajar berbasis model pembelajaran Discovery Learning. Adapun
lembar penilaian ahli materi ini akan diisi oleh dosen ahli di bidang Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
penilaian o
lingkungan alam
anak SD perkembangan
memahami materi
- Memberikan kesempatan 7
belajar
kepada siswa
kasus
pada
Learning (simulasi)
sintaks 1
Model Pembelajaran
Discovery
Learning (identifikasi
53
masalah)
sintaks 2
Model Pembelajaran
Discovery
sintaks 3
Model Pembelajaran
Discovery
sintaks 4
Model Pembelajaran
Discovery
Learning (pembuktian)
sintaks 5
Model Pembelajaran
Discovery
Learning (penyimpulan)
54
Kesesuaian - Kesesuaian Materi dengan 1
Model Discovery 9
Learning dalam
memfasilitasi kemampuan
berpikir
terperinci)
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh penilaian akan kelayakan terhadap konsep
penyajian bahan ajar berbasis model pembelajaran Discovery Learning. Adapun lembar
penilaian ahli desain ini akan diisi oleh dosen ahli teknisi dibidang desain.
55
Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Lembar Angket Ahli Desain
k o
huruf
Discovery Learning)
56
- Memiliki keterkaitan antar sub materi 1
- Kelengkapan informasi 1
penggunaan bahasa pada bahan ajar berbasis model pembelajaran Discovery Learning.
Adapun lembar penilaian ahli bahasa ini akan diisi oleh dosen ahli bahasa.
Aspek Indikator N
intelektual siswa
kaidah benar
57
indonesia menarik dan lazim
disempurnakan)
me,ber, ter,dll) 1
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh penilaian akan kelayakan konsep materi
(sehari-hari siswa) dan bahasa (sehari-hari siswa) pada bahan ajar berbasis model
pembelajaran Discovery Learning.. Adapun lembar penilaian ahli pembelajaran ini akan
Aspe Indikator N
k o
materi
masalah/problem statemen)
data/collection)
data/ processing)
(pembuktian/verification)
disajikan 3
59
hasaan dipahami/sehari-hari siswa 4
makna tunggal 5
me,ber, ter,dll) 8
intelektual siswa 0
Lembar penilaian siswa sebagai pengguna bahan ajar berbasis Discovery Learning
akan memberikan responden dan komentar mengenai bahan ajar yang dikembangkan.
As Indikator N
pek o
60
dapat mengikuti tahap pembelajaran 2
dengan mudah
(jenis/ukuran huruf) 1
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui instrumen pengumpul data yaitu work logs dan
61
pedoman wawancara. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari pengumpul data yaitu
lembar angket, kemudian data dapat diolah menjadi data kualitatif berupa deskripsi atau
Analisis kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kelayakan bahan
ajar berdasarkan validasi ahli melalui penyebaran angket. Validasi dilakukan oleh 4 ahli,
yaitu ahli materi, ahli desain, ahli bahasa, dan ahli pembelajaran(guru). Lembar validasi
N Skor Kriteria
2 4 Baik (B)
3 3 Cukup (C)
4 2 Kurang (K)
Berikut cara menghitung rentang kategori skor tiap data yang diperoleh dari lembar
angket. Setelah angket didapatkan, peneliti dapat menjumlahkan seluruh skor tiap
62
Jumlah kriteria penilaian
Tahapan selanjutnya yaitu perhitungan persentase rata-rata hasil data yang didapat
Persentase = × 100 %
(Rohim, 2012 )
dan persentase kelayakan bahan ajar ini diinterprestasikan kedalam kategori pada tabel 3.10
sebagai berikut:
63
4 21% - 40% Tidak layak
. Layak
Selain menggunakan skala likert, dapat juga menggunakan teknik analisis kualitatif.
Tahap analisis terdiri atas 3 tahapan : 1) Reduksi data (data reduction), 2) Penyajian data
(data display) dan 3) Penarikan simpulan (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2011, hlm.
338).
Pemerolehan data di lapangan akan berjumlah banyak maka diperlukan analisis data
melalui reduksi, dengan merangkum hal-hal yang pokok, penting, dan membuang yang tidak
dibutuhkan. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas. Hasil reduksi data dapat disusun ke dalam bentuk laporan tertulis dan terperinci.
Dalam hal ini data yang didapatkan dari hasil observasi (lembar analisis dan work logs) dan
wawancara kemudian dilakukan reduksi dengan merangkum atau menyaring hal-hal inti,
Setelah melakukan reduksi terhadap data, maka peneliti dapat menghimpun seluruh
data penting menjadi data yang lebih sederhana dan dapat dijabarkan kedalam bentuk
naratif, table, grafik, dan sebagainya dalam pola hubungan sehingga data tersebut dapat
65