http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum
Volume 6, Nomor 1, Mei 2021 hal. 50-60 DOI: https://doi.org/10.22219/jch.v6i1.14685
P-ISSN 2443-1591 E-ISSN 2460-0873
Puspa Dianti1, Husnul Fatihah2, Camellia3, Anggun Permata Sari4, Della Apriyanti5
1
Program Studi PPKn FKIP Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: puspadianti@fkip.unsri.ac.id
2
Program Studi PPKn FKIP Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: husnulfatihah@fkip.unsri.ac.id
3
Program Studi PPKn FKIP Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: camellia@fkip.unsri.ac.id
4
Program Studi PPKn FKIP Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: Sarianggun918@gmail.com
5
Program Studi PPKn FKIP Universitas Sriwijaya, Indonesia
Email: Dellaapriyani98@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan
Berbasis Kontekstual. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan
dengan menggunakan model Borg dan Gall. Penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
pengembangan, validasi, dan uji coba buku ajar. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui dokumentasi, kuesioner, lembar observasi, dan tes. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan didapatkan hasil bahwa Buku Ajar PKn yang dikembangkan dengan basis
kontekstual valid, praktis, dan efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.. Buku
ajar PKn Berbasis Kontekstual dinyatakan valid dengan penilaian dari ahli bahasa sebesar
80,3% dan dari ahli materi sebesar 89,3%. Selanjutnya Buku ajar ini juga dinyatakan praktis
yang ditunjukkan oleh persentase angket penilaian yang diberikan oleh mahasiswa pada
tahap uji coba yang ketiga, yaitu 94,5%. Selanjutnya, buku ajar juga dinyatakan efektif
digunakan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dilihat dari jumlah persentase lembar
observasi yang digunakan pada saat uji coba yang terakhir, yaitu 77,5%.
ABSTRACT
This research aims to produce a contextual-based civics education textbook. This
type of research is development research using the Borg and Gall model. The research was
carried out in three stages, namely development, validation, and testing of textbooks. Data
collection techniques are carried out through documentation, questionnaires, observation
sheets, and tests. The results showed that the Contextual-Based Civics Textbook prepared
was valid, practical, and effective for use in the learning process. Contextual-Based Civics
textbooks were declared valid with an assessment from linguists of 80.3% and material
experts by 89.3%. Furthermore, this textbook is also expressed practically as indicated by the
percentage of the assessment questionnaire given by students at the third trial stage, namely
94.5%. Furthermore, textbooks are also declared effective in the learning process. This can be
seen from the percentage of the observation sheets used during the last trial, namely 77.5%.
50
51
Penyajian materi pembelajaran yang sehingga dalam buku ajar tersebut terlihat
baik akan membantu tercapainya tujuan suatu kompetensi yang harus dicapai oleh
pembelajaran yang telah ditentukan di peserta didik dalam suatu pembelajaran
awal pembelajaran. pada setiap pertemuan.
Salah satu sumber belajar yang dapat Sebagaimana telah disebutkan
digunakan dalam proses pembelajaran sebelumnya bahwa untuk membantu
adalah buku ajar. Sebagaimana pendapat dari mahasiswa dalam mencapai kompetensi
(Akbar, 2013) menyatakan bahwa buku ajar yang telah ditentukan maka harus disajikan
merupakan buku teks yang dipakai sebagai dengan cara tertentu. Sebagaimana
rujukan pada mata kuliah tertentu. Buku telah dipahami bahwa Pendidikan
ajar yang merupakan salah satu bahan yang Kewarganegaraan merupakan salah satu
dapat digunakan pada proses pembelajaran jenis mata kuliah yang kaya akan teori dan
yang memiliki arti pentng. Hal ini sesuai konsep. Berdasarkan pengamatan yang
dengan pendapat Belawati (2006) bahwa peneliti lakukan, salah satu permasalahan
bahan ajar yang dipilih sangat menentukan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam
jalannya proses pembelajaran di kelas. Hal pembelajaran PKn adalah terdapat beberapa
ini juga senada dengan yang dikemukakan materi pembelajaran yang konsepnya sulit
oleh pusat perbukuan (2004) bahwa salah untuk dipahami. Oleh karena itu, salah
satu hal yang memiliki peranan yang satu hal yang dapat dilakukan oleh seorang
penting dalam upaya meningkatkan mutu dosen adalah menyediakan sumber belajar
pembelajaran adalah pemilihan bahan yang mampu memfasilitasi mahasiswa
ajar yang tepat.. Buku ajar diharapkan untuk mudah dalam memaknai setiap
bisa digunakan baik oleh dosen atau materi pembelajaran yang ada. Salah satu
mahasiswa dalam proses pembelajaran. cara yang dapat dilakukan adalah dengan
Buku ajar yang digunakan diharapkan menyusun buku ajar untuk bisa membantu
dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan. mahasiswa memperoleh pengetahuan dan
Oleh karena itu, pada bagian awal buku pengalaman belajar yang maksimal. Salah
ajar harus dituliskan kompetensi yang akan satu pendekatan yang dapat digunakan
dicapai, pemilihan dan penggunaan bahasa untuk membantu mahasiswa dalam
yang benar serta mampu menyesuaikan memperoleh pengetahuan dan pengalaman
tingkat pemahaman dan karateristik belajar adalah pendekatan kontekstual.
siswa, disajikan dengan cara tertentu Pendekatan kontekstual atau contextual
agar mampu membantu mahasiswa dalam teaching and learning (CTL) adalah merupakan
memiliki kemampuan sesuai dengan tujuan suatu pendekatan strategi pembelajaran
pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan yang memaksimalkan peran siswa secara
yang dikemukakan oleh Prastowo (2014), maksimal sehingga dengan keterlibatan
yang mengemukakan bahwa buku ajar tersebut mahasiswa dapat menemukan materi
buku ajar merupakan buku yang memuat pembelajaran serta menghubungkannya
suatu ilmu pengetahuan tertentu, dan ilmu dengan situasi kehidupan nyata sehingga
pengetahuan yang dituangkan dalam ajar dapat diterapkan dalam kehidupannya
tersebut harus mengacu pada suatu kurikulum (Wina Sanjaya, 2006). Pengetahuan yang
sehingga dapat digunakan oleh siswa dalam didapatkan tidak hanya sebatas dihapal
pembelajaran. Pendapat tersebut juga senada tetapi dapat diserapi dan diaplikasikan
dengan yang dikemukakan oleh Millah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
dkk (2012) dalam jurnalnya, yaitu buku dengan yang dikemukakan oleh Astrini
ajar memuat seperangkat substansi materi (2013) yang mengemukakan bahwa perlunya
pembelajaran secara utuh dan sistematis diterapkan suatu pembelajaran kontekstual
Puspa Dianti, Husnul Fatihah, Camellia, Anggun Permata Sari, Della Apriyanti, Pengembangan Buku
Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Kontekstual di Perguruan Tinggi
52
sehubungan dengan permasalahan yang didukung dengan buku ajar yang mampu
ditemukan dalam proses pembelajaran bahwa menyederhanakan konsep dan teori tersebut
materi pembelajaran yang disampaikan kepada sehingga mudah untuk dipahami. Hal ini
siswa hanya sebatas pengetahuan yang berisikan perlu dilakukan mengingat Mata Kuliah
fakta-fakta dan harus dihafal. Hal tersebut PKn memiliki tujuan bukan hanya sebatas
tentu membuat pembelajaran menjadi ranah kognitif tetapi lebih kepada ranah
tidak bermakna. Salah satu solusi yang afektif dan psikomotorik. Hal ini dapat
dapat dilakukan adalah adalah buku ajar dilihat dari pendapat yang dikemukakan
dikembangkan dengan berbasis kontekstual. oleh Wahab dan Sapriya (2012) bahwa
Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Schell tujuan PKn adalah untuk membentuk warga
& Black (1997) bahwa jika materi yang negara yang baik. Selanjutnya, secara lebih
diberikan kepada mahasiswa menyesuaikan rinci juga dikemukakan oleh Martini, dkk.
dan dihubungkan dengan hal-hal yang (2013) bahwa PKn di perguruan tinggi
dekat dengan mahasiswa maka peluang membantu mahasiswa mengembangkan
untuk mengirim pesan pembelajaran dapat potensinya untuk menguasai ilmu pengetahuan,
dilakukan dengan baik dan peserta didik keterampilan, sikap kewarganegaraan dan nilai-
akan mampu menerapkannya. Selain, konsep nilai yang diperlukan. Kedua pendapat tersebut
di atas perlu juga dipahami bahwa penyusunan jelas menyiratkan bahwa Mata Kuliah PKn
buku ajar berbasis kontekstual memerlukan tidak hnaya sebatas pengetahuan saja namun
kemampuan guru dalam mengolah dan terwujud dalam bentuk sikap dan keterampilan
menghubungkan materi pembelajaran. warga negara.
Sebagaimana dikemukakan oleh Robert G. Di dalam pasal 35 ayat (3) UU RI
Berns and Patricia M. Erickson (2001) bahwa Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
pengajaran dan pembelajaran kontekstual Tinggi, ditegaskan bahwa Kurikulum
merupakan suatu konsep yang mengarahkan Pendidikan Tinggi wajib memuat Mata Kuliah
siswa untuk dapat menghubungkan setiap a. Agama, b. Pancasila, c. Kewarganegaraan,
materi pembelajaran yang didapat dengan dan d. Bahasa Indonesia. Urgensi Pendidikan
hal-hal nyata yang dilihat dan dialaminya Kewarganegaraan (Civic Education) juga
dalam kehidupannya. Selanjutnya, Ditjen ditegaskan melalui Pasal 9 ayat (2) UU RI
Dikdasmen (2003) menyebutkan terdapat Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
tujuh komponen utama pendekatan Negara, bahwa salah satu bentuk wujud
pembelajaran kontekstual, yaitu (1) keikutsertaan warga negara dalam bela
Constructivism (Konstruktivisme); (2) negara adalah keikutsertaan warga negara
Inquiry (Menemukan); (3) Questioning dalam PKn. Selanjutnya, Winarno (2008)
(Bertanya); (4) Learning community mengemukakan bahwa dalam Pembelajaran
(Masyarakat belajar); (5) Modelling PKn, adapun misi utama yang sangat terlihat
(Pemodelan); (6) Reflection (Refleksi); adalah mewujudkan beberapa sikap yang
dan (7) Authentic assessment (Penilaian harus dimiliki oleh warga negara berupa
autentik). Berdasarkan pengertian di atas, sangat sikap toleransi, tenggang rasa,
pada awalnya kontekstual merupakan memelihara persatuan dan kesatuan, tidak
salah satu bentuk pendekatan pembelajran. memaksakan pendapat, menghargai, dan lain-
Meskipun kontekstual merupakan lain yang dirasionalisasikan demi kepentingan
bentuk pendekatan proses pembelajaran, pemerintahan untuk mendukung pembangunan
namun dapat juga digunakan dalam nasional. Selanjutnya, Muchson (dalam Ihsan
mengembangkan bahan atau buku ajar. Pada : 2017) mengemukakan bahwa memasuki
Mata Kuliah pendidikan Kewarganegaraan masa reformasi telah mampu mengarahkan
yang kaya akan teori dan konsep, harus jalan untuk terwujudnya paradigm baru
PKn yang memiliki tujuan utama berupa yang positif dalam hasil belajar siswa setelah
terbentuknya masyarakat yang demokratis. menerapkan pembelajaran kontekstual
Kemudian, Patrick (dalam ihsan: 2017) dengan percobaan sederhana berbasis alam
juga mengemukakan bahwa dalam lingkungan. Selanjutnya, penelitian serupa juga
pembelajaran PKn juga terdapat empat hal dilakukan di perguruan tinggi sebagaimana
pokok yang dikaji secara beragam, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Su’udiah,
1. Pengetahuan tentang kewarganegaraan dkk. (2016) yang hasilnya memperlihatkan
dan pemerintahan yang demokratis, 2. bahwa buku teks yang dikembangkan dengan
Kecakapan kognitif dari kewarganegaraan basis kontekstual terbukti valid, menarik,
demokratis, kecakapan dari partasipasi praktis, dan efektif untuk digunakan sebagai
kewarganegaraan demokratis, dan 4, sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas
keutamaan karakter kewarganegaraan yang maka peneliti termotivasi untuk membahas
demokratis. tentang pengembangan buku ajar PKn
Berdasarkan uraian di atas, maka berbasis kontekstual yang valid, praktis, dan
dapat dipahami bahwa Mata Kuliah efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
PKn diharapkan dapat dipahami secara Selanjutnya, Widodo (2017) mengemukakan
kognitif dan juga diaplikasikan secara nyata. hasil penelitiannya bahwa secara umum
Dengan demikian, materi yang penuh akan peserta didik memberikanprsepsi positif
teori dan konsep serta terdapat tuntutan terhadap bahan ajar hasil pengembangan
untuk menerapkannya akan lebih mudah dengan berbasis kontekstual.
jika dipahami jika dihubungkan dengan hal
yang ada di sekitar kehidupan mahasiswa. METODE
Sebagaimana juga dikemukakan oleh Penelitian ini dilakukan pada Mata
Pengembangan buku ajar berbasis kontekstual Kuliah PKn di Program Studi PPKn
yang dilakukan dengan menghubungkan FKIP Universitas Sriwijaya. Adapun yang
materi/topik pembelajaran dengan kehidupan menjadi subjek dalam penelitian ini adaah
nyata (Rusman, 2011). Penyederhanaan mahasiswa semester satu yang mengambil
dan menghubungkan materi dengan hal- Mata Kuliah PKn, baik mahasiswa dari
hal atau peristiwa yang ada di sekitar kelas Indralaya maupun kelas Palembang.
mahasiswa salah satunya dapat dilakukan Mahasiswa kelas Indralaya dan Palembang
dapat dilakukan dengan mengembangkan yang dijadikan sebagai subjek penelitian
buku ajar berbasis kontekstual. Terdapat akan dilibatkan pada tahap uji coba buku
beberapa penelitian terdahulu mengenai ajar, yaitu tahap one to one, small group, dan
penggunaan buku ajar berbasis kontekstual field test. Uji coba buku dilakukan pada saat
pada proses pembelajaran, yaitu penelitian perkuliahan berlangsung, yaitu di semester
yang dilakukan oleh Sihotang dan satu tahun ajaran ganjil 2020/2021. Adapun
Sibue (2015) dimana, hasil penelitiannya jenis penelitian yang akan digunakan adalah
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penelitian pengembangan model Borg dan
hasil belajar siswa yang dalam proses Gall. Borg & Gall (1983) “Educational
pembelajarannya menggunakan buku ajar research and development is a process
berbasis kontekstual pada materi sehat used to develop and validate ducational
itu penting sehingga buku ajar berbasis Product”. Dalam penelitian ini, peneliti
kontekstual tersebut layak digunakan sebagai telah memilih teknik pengumpulan data
sumber belajar di MIN Subulussalam. yang dapat mewujudkan tercapainya tujuan
Selanjutnya, Lilia dan Widodo (2018) juga penelitian. Sebagaimana dikemukakan oleh
mengemukakan hasil penelitiannya yang Nazir (1988) “Pengumpulan data adalah
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prosedur yang sistematik dan berstandar
Puspa Dianti, Husnul Fatihah, Camellia, Anggun Permata Sari, Della Apriyanti, Pengembangan Buku
Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Kontekstual di Perguruan Tinggi
54
Berdasarkan tabel penilaian dari ahli (kutipan), dan masih ada beberapa pengetikan
bahasa di atas, maka didapatkan persentase yang salah. Masukan-masukan tersebut telah
Puspa Dianti, Husnul Fatihah, Camellia, Anggun Permata Sari, Della Apriyanti, Pengembangan Buku
sebesar 80,5% dan termasuk dalam kategoriKewarganegaraan
Ajar Pendidikan tim peneliti perbaiki
Berbasis sesuai disarah
Kontekstual dariTnggi
Perguruan ahli
baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara bahasa.
bahasa buku ajar PKn berbasis kontekstual Selanjutnya, peneliti juga melakukan
56
Berdasarkan tabel penilaian dari ahli pendapat ahli (kutipan), dan masih ada
bahasa di atas, maka didapatkan persentase beberapa pengetikan yang salah. Masukan-
sebesar 80,5% dan termasuk dalam kategori masukan tersebut telah tim peneliti perbaiki
baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesuai sarah dari ahli bahasa.
secara bahasa buku ajar PKn berbasis Selanjutnya, peneliti juga melakukan
kontekstual dinyatakan valid dan layak validasi materi. Adapun kategori penilian
untuk diujicobakan. Namun demikian, yang digunakan adalah SB (Sangat Baik), B
sebelum diujicobakan sebelum terdapat (Baik), TB (Tidak Baik), dan STB (Sangat
beberapa saran yang disampaikan oleh ahli Tidak Baik). Penilaian yang diberikan oleh
bahasa, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan ahli konten/materi dapat dilihat pada tabel
teknik penulisan seperti penulisan kata berikut.
depan, tanda baca, penulisan pernyataan
Tabel 4
Penilaian Ahli Materi
PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI
SB B TB STB
1. Materi pada buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan telah √
sesuai dengan capaian pembelajaran mata kuliah
2. Materi pada buku Pendidikan Kewarganegaraan tersajikan √
secara sistematis
3. Konsep-konsep dalam materi buku ajar ajar teori dan √
hukum konstitusi berkesesuaian
4. Penyajian contoh pada buku ajar Pendidikan √
Kewarganegaraan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
mahasiswa/i
5. Materi dan contoh yang disajikan dalam buku Pendidikan √
Kewarganegaraan actual
6. Materi yang ditampilkan dapat dipahami dengan baik √
7. Materi yang disajikan mampu memfasilitasi mahasiswa/i √
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran
Jumlah Per Kategori 16 9
TOTAL 25
Persentase 89,3%
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas, untuk contoh kasus yang terkini untuk dapat
persentase penilaian dari ahli materi meningkatkan keaktifan mahasiswa.
didapatkan persentase
Berdasarkan tabel disebesar 89,3%
atas, untuk Beberapa
contoh kasussaran
yang yang telah
terkini disampaikan
untuk dapat
yang menunjukkan
persentase penilaian daribahwaahlidilihat
materidari tersebut telah
meningkatkan tim peneliti
keaktifan perbaiki.
mahasiswa. Beberapa
muatan materinya buku ajar PKn berbasis Tahap selanjutnya adalah uji coba
didapatkan persentase sebesar 89,3% yang saran yang telah disampaikan tersebut telah
kontekstual ini sangat valid dan sangat buku ajar. Terdapat tiga tahap uji coba
menunjukkan
layak untuk bahwadiujicobakan.
dilihat dari muatanNamun timyang
peneliti perbaiki. yaitu tahp one to one,
dilakukan,
demikian, terdapat beberapa saran
materinya buku ajar PKn berbasis kontekstual yang smallTahap
group, dan fieldadalah
selanjutnya test. Pada
uji cobatahap
disampaikan oleh ahli materi, yaitu
ini sangat valid dan sangat layak untuk
uji coba ini, peneliti memberikan angket
buku ajar. Terdapat tiga tahap uji coba yang
lebih banyak ditambahkan gambar pada dan mempersiapkan lembar observasi.
diujicobakan. Namun ahli
materinya karena demikian,
melihat terdapat
bahwa dilakukan,
Persentaseyaitu tahpangket
nilai one toyang
one, small group,oleh
diberikan
masih minim akan gambar, konsistensi
beberapa saran yang disampaikan oleh ahli danmahasiswa padatahap
field test. Pada ketiga
uji tahap dapat
coba ini, dilihat
peneliti
dalam yaitu
materi, menggunakan huruf,ditambahkan
lebih banyak angka, dan pada tabel berikut
memberikan angket dan mempersiapkan
simbol-simbol, dan memberikan contoh-
gambar pada materinya karena ahli melihat lembar observasi. Persentase nilai angket
bahwa masih minim akan gambar, konsistensi yang diberikan oleh mahasiswa pada ketiga
dalam menggunakan huruf, angka, dan tahap dapat dilihat pada tabel berikut
Jurnal Civic Hukum,Volume 6, Nomor 1, Mei 2021, hal 50-
simbol-simbol, dan memberikan contoh-
.
57
Puspa Dianti, Husnul Fatihah, Camellia, Anggun Permata Sari, Della Apriyanti, Pengembangan Buku
Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Kontekstual di Perguruan Tnggi
58
mudah dipahami; (2) penyajian bukunya terkait dengan kondisi faktual, juga bisa
menarik, dilengkapi dengan gambar, dan disiasati dengan pemberian ilustrasi/
dilengkapi dengan keterangan; (3) isi buku contoh, sumber belajar, media dan lain
menggambarkan ide penulisnya. Dalam sebagainya, yang memang baik secara
pendapatnya, jelas disebutkan bahwa diantara langsung maupun tidak diupayakan terkait
ciri buku ajar yang baik adalah menggunakan atau ada hubungan deangan pengalaman
bahasa yang baik dan benar serta gambar- hidup nyata. Hal ini senada dengan pendapat
gambar yang berhungan dengan materi. Hal yang dikemukakan oleh (Wina Sanjaya,
tersebut telah diperbaiki oleh tim peneliti 2006) bahwa pendekatan kontekstual atau
sebelum memasuki tahap uji coba buku ajar. contextual teaching and learning (CTL)
Pendekatan kontekstual yang adalah merupakan suatu pendekatan
digunakan dalam pengembangan strategi pembelajaran yang memaksimalkan
Buku Ajar PKn ini, tentu tidak hanya peran siswa secara maksimal sehingga
memperhatikan perbaikan dalam tata dengan keterlibatan tersebut mahasiswa
bahasa dan penambahan gambar serta dapat menemukan materi pembelajaran
kasus saja. Namun, lebih jauh pemilihan serta menghubungkannya dengan situasi
gambar dan kasus yang ada pada setiap kehidupan nyata sehingga dapat diterapkan
bab harus merupakan hal-hal yang dekat dalam kehidupannya.
dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa. Selanjutnya keefektifan dari penggunaan
Ciri khas utama dari pendekatan buku ajar ini dilihat dari respon/sikap yang
kontekstual adalah bagaimana seorang ditunjukkan oleh mahasiswa selama proses
pendidik dapat menghubungkan materi pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil
pembelajaran dengan hal/contoh/peristiwa observasi yang dilakukan Buku Ajar PKn
yang dekat dengan kehidupan mahasiswa. Berbasis Kontekstual efektif digunakan dalam
Hal ini sebagaimana juga dikemukakan proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
oleh Pengembangan buku ajar berbasis penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
kontekstual yang dilakukan dengan oleh Sihotang dan Sibue (2015) dimana, hasil
menghubungkan materi/topik pembelajaran penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
dengan kehidupan nyata (Rusman, 2011). peningkatan hasil belajar siswa yang dalam
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan proses pembelajarannya menggunakan buku
utama pendekatan kontekstual adalah ajar berbasis kontekstual pada materi sehat
membantu mahasiswa memaknai materi itu penting sehingga buku ajar berbasis
yang kaya akan konsep sehingga jika kontekstual tersebut layak digunakan sebagai
dihubungkan dengan duni nyata akan lebih sumber belajar di MIN Subulussalam. Hal
mudah untuk dipahami. Terdapat beberapa ini juga sama dengan hasil penelitian yang
cara dalam menghubungkan materi ajar dilakukan penggunaan buku ajar berbasis
dengan kehidupan nyata, salah satunya kontekstual lebih efektif dapat meningkatkan
adalah dengan menyederhanakan materi. hasil belajar bila dibandingkan dengan
Misalnya pada materi demokrasi peneliti menggunakan buku teks, hal ini ditunjukkan
mencoba untuk menyederhanakan materi hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
dengan meberikan contoh demokrasi menggunakn buku ajar berbasis kontekstual
dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya lebih tinggi dari pada hasil belajar dengan
demokrasi dalam dunia pemerintahan. menggunakan buku teks. Selanjutnya, Lilia
Selain menyederhanakan materi, dan Widodo (2018) juga mengemukakan
untuk mengaitkannya bisa dilakukan hasil penelitiannya yang menunjukkan
berbagai cara. Selain karena memang bahwa terdapat perbedaan yang positif
materi yang dipelajari secara langsung dalam hasil belajar siswa setelah
Puspa Dianti, Husnul Fatihah, Camellia, Anggun Permata Sari, Della Apriyanti, Pengembangan Buku
Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Kontekstual di Perguruan Tnggi
60