Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN LKS BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL

EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATERI TEK DESKRIPSI


SISWAKELAS VII SMP NEGERI 6 KEC. KAPER IX
Wulandari¹, Olyvia Mustyka², Delfianto³
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
STKIP Ahlussunnah Bukittinggi
Email : whulandari021@gmail.com
Abstrak

Pengajaran Bahasa Indonesia memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi yang tertata dengan baik sesuai dengan kurikulum 2013 maka guru
diharapkan menghasilkan LKS yang dapat menarik minat siswa untuk belajar
lebih aktif, kreatif dan inovatif. LKS yang dihasilkan menggunakan model
pengembangan 4-D yang terdiri dari define, design, and develop. Hasil dari
penelitian yang telah dilakukan mendapatkan rata-rata kevalidan dari LKS yaitu
84% dengan kriteria sangat valid, dan hasil praktikalitas yang dilakukan oleh guru
memperoleh rata-rata 86% dengan kriteria sangat praktis, sedangkan uji
praktikalitas yang dilakukan oleh siswa adalah 93% dengan kriteria sangat praktis.
Kata kunci : Pengembangan, Model Examples Non Examples, Teks Deskripsi

Abstract

Teaching Indonesian requires well-organized planning, implementation


and evaluation in accordance with the 2013 curriculum, so teachers are expected
to produce worksheets that can attract students to study more actively, creatively
and innovatively. The resulting worksheets use a 4-D development method which
consists of define, design, and develop. The results of the research that has been
carried out get an average validity of the LKS which is 84% with very valid
criteria, and the practicality results carried out by teachers get an average of
86% with very practical criteria, while the practicality test conducted by students
is 93% with very practical criteria.

Keywords : Development, Non Examples Models, Description Text

Pendahuluan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di

setiap jenjang pendidikan karena dalam proses pembelajaran Bahasa

Indonesia guru sangat dituntut untuk mampu menyesuaikan, memilih,


dan memadukan sumber belajar agar siswa merasa tertarik dalam

belajar Bahasa Indonesia. Karena metode yang digunakan guru dalam

belajar mengajar sangatlah berpengaruh terhadap penerimaan siswa

dan nilai siswa.Dalam kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013, siswa

tidak hanya dituntut dalam bidang kognitif, tetapi juga dalam bidang

yang lainnya, sebagai contoh dari segi aspek sikap, dan juga

keterampilan siswa. Kurikulum 2013 memberi kebebasan kepada

siswa untuk dapat memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber,

seperti buku, internet, dan lingkungan sosial masyarakat. Peran guru

dalam Kurikulum 2013 hanyalah sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran, yang fungsinya untuk mengarahkan siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran sebagai suatu proses

yang terbentuk dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi

di dalamnya. Salah satu komponen dalam pembelajaran tersebut adalah

sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk belajar, bentuknya tidak terbatas misalnya dapat

berupa hasil cetakan, video, kombinasi dari berbagai format yang bisa

digunakan siswa atau guru. Pembelajaran merupakan proses

komunikasi antara guru dan siswa, sebagai penunjang komunikasi guru

dengan siswa, seorang guru dapat menggunakan sumber belajar berupa

Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa merupakan salah

satu alternatif yang dapat dipilih sebagai media pembelajaran di

kelas.Dalam mewujudkan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat


merangsang siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Salah satu

strateginya dengan memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik Bahasa Indonesia. LKS dapat memuat kegiatan

yang harus dilakukan siswa dalam mencapai indikator pencapaian hasil

belajar. Menurut Sugiyono (2016:407) pengembangan merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.Menurut Trianto

(2010:100) pengembangan merupakan suatu kegiatan yang dapat

berupa perancangan, perencanaan, atau perekayasaan yang dilakukan

dengan berdasar metode berpikir ilmiah guna memecahkan masalah

yang nyata terjadi, sehingga hasil kkerja pengembangan berupa

pengetahuan ilmiah atau teknologi yang digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut. Menurut Hamdani (2010:74) Lembar Kerja Siswa

merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum,

merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana

pendukung pelaksana Rencana Pembelajaran (RPP). Lembar Kerja

Siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal

(pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). LKS sangat

baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar,

baik digunakan dalam strategi heuristik maupun strategi ekspositorik.

Dalam strategi heuristik, LKS dipakai dalam penerapan metode

terbimbing, sedangkan strategi eskpositorik, LKS dipakai untuk

memberikan latihan pengembangan. Menurut Prastowo (2014:568)


LKS merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan dalam

pembelajaran. LKS adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh siswa. Lembaran kegiatan biasanya berupa

petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu

tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas

kompetensi dasar yang akan dicapainya. LKS memuat aktivitas-

aktivitas yang berpusat pada siswa. Pembelajaran Examples Non

Examples merupakan suatu model belajar yang menggunakan contoh-

contoh. Contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan

dengan KD (Hamdani, 2011:94). Model pembelajaran Examples Non

Examples ini guru mempersiapkan contoh dan soal yang berupa

gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Agar siswa lebih

kritis dalam menganalisis gambar dan mengemukakan pendapat sesuai

dengan gambar. Menurut Bruce Joyce, Marsha weil, dan Emily

Calhoun (2009) Examples Non Examples adalah model pembelajaran

yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan

media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis

gambar tersebut. Menurut Endah Tri Priyatni (2014:25) sebagai

karangan yang menggambarkan sesuatu benda, tempat, suasana atau

keadaan. Sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar,

mencium, dan merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Menurut

Keraf (1981:93). Kata deskripsi berasal dari kata latin, yaitu describere

yang berarti menulis tentang, membeberkan (memerikan), melukiskan


sesuatu hal. Dalam Kamus Bahasa Inggris kata Deskripsi adalah

describe dan description. Describe yang berarti melukiskan,

menggambarkan, membuat, sedangkan description yakni gambaran,

lukisan. Describe lebih mengarah kepada penjelasan sebagai kata

kerja, sedangkan description lebih sebagai kata benda. Pernyataan

tersebut menunjukkan teks deskripsi merupakan teks yang

memaparkan objek yang berhubungan dengan pengindraan. Menurut

Enre (1988 : 158), karangan deskripsi adalah yang berfungsi

menjadikan pembaca seakan–akan melihat wujud yang sesungguhnya

materi yang disajikan itu, sehingga kualitasnya yang khas dapat

dikenal dengan lebih jelas.

Metode

Berdasarkan maksud dan tujuannya yang dikemukakan oleh

peneliti sebelumnya, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian

pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono

(2016:407) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan

merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu. Pada penelitian ini

produk yang akan dikembangkan adalah LKS Bahasa Indonesia

dengan model Examples Non Examples pada materi Teks Deskripsi di

kelas VII SMPN 6 Kapur IX yang akan diuji validitas dan

praktikalitasnya.
Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan

memperoleh nilai rata-rata validitas sebesar 84% dan memiliki kriteria

sangat valid. Kebenaran substansi ini perlu diperhatikan untuk

menghindari kesalahan konsep dan pemahaman siswa. Analisis data

angket praktikalitas LKS dengan metode pembelajaran Examples Non

Examples oleh guru dan siswa didasarkan pada empat aspek yaitu

kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian, dan

komponen kegrafikaan yang dikembangkan memperoleh nilai rata-rata

praktikalitas oleh guru 86% dengan kriteria sangat praktis sedangkan

hasil analisis praktikalitas oleh siswa menunjukkan bahwa nilai rata-

rata 84% dengan kriteria sangat praktis.

Kesimpulan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan LKS Bahasa

Indonesia dengan metode pembelajaran Examples Non Examples

untuk materi teks deskripsi siswa kelas VII semester ganjil.

Berdasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan sebagai berikut.

Hasil pengembangan LKS Bahas Indonesia dengan metode

pembelajaran Examples Non Examples dengan tingkat kevalidan 84%,

yaitu sangat valid. Hasil pengembangan LKS Bahasa Indonesia dengan

metode Examples Non Examples yang sangat praktis dengan tingkat

kepraktisan 86% oleh guru dan sangat praktis dengan tingkat

kepraktisan 93% oleh siswa.


Dengan demikian, LKS Bahasa Indonesia dengan metode examples

non examples untuk siswa kelas XI pada materi teks deskripsi yang

dikembangkan dapat digunakan dalam pembelajaran oleh guru dan

siswa.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai