Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SQ4R TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 50 PALEMBANG

1. Latar Belakang

Menurut UUR.I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I dikutip Hamalik,


(2015:2) Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. Dengan “usaha sadar”
dimaksudkan, bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana
yang jelas, lengkap, dan menyeluruh. Fungsi guru di dalam
pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. “menyiapkan” diartikan
bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu
disiapkan dan menyiapkan dirinya sendiri. Strategi pendidikan
dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, latihan, dan
pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2015:57). Menurut

Abidin (2012:3) pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut siswa

melakukan sejumlah kegiatan sehingga siswa benar-benar membangun

pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya.

Wardarita (2015:3-4) Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen

yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara. Keterampilan membaca,

dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu berhubungan erat dengan tiga

keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh

keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang

1
teratur: Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian

berbicara, sesudah itu kita belajar membaca, dan menulis. Menyimak dan

berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan tersebut

pada dasarnya merupakan suatu kesatuan (catur tunggal).

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis. Di samping pengertian atau batasan yang

telah diutarakan di atas, membaca pun dapat pula diartikan sebagai suatu metode

yang di pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang

dengan orang lain- yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat

pada lambang-lambang tertulis. Abidin (2012:59) membaca juga dapat dikatakan

sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan

untuk memperoleh pemahaman atas bacaan tersebut. Menurut Tarigan (2008:9)

Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup

isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan

dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas

(Ngalimun, 2015:24). Menurut Shoimin Adapun Soekamto (2014:23) (dalam

Nurulwati, 2000: 10) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

2
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan

motivasi membaca adalah model pembelajaran SQ4R (Survey, Question,

Read,Reflect, Recite, Review). Model pembelajaran SQ4R merupakan salah satu

strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan

menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan

sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata

kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana)

tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari

jawabannya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas

bersama), Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh dan Reflect dengan

aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks

aktual yang relevan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, rendahnya keterampilan membaca siswa

kelas VII SMP Negeri 50 Palembang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran, penggunaan media

media pembelajaran, pelatihan dan berdiskusi. Adapun faktor yang paling

berpengaruh terhadap rendahnya keterampilan membaca ialah kurang tepatnya

guru dalam memilih model pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka model pembelajaran SQ4R dalam

membaca teks bacaan di Sekolah Menengah Pertama diangkat menjadi

3
permasalahan penelitian ini. Sehingga penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Model Pembelajaran Model SQ4R Terhadap Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 50 Palembang.

2 Masalah Penelitian
a. Pembatasan Lingkup Masalah
Untuk menghindari konsepsi dan penafsiran berbeda dari pembaca, maka

dari judul penelitian ini penulis memberi batasan-batasan sebagai berikut.

1) Model yang digunakan adalah model SQ4R (Survey, Question, Read,

Reflect, Recite, dan Review)

2) Mata pelajaran yang diteliti adalah membaca pemahaman siswa kelas VII

SMP Negeri 50 Palembang

b. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

model pembelajaran SQ4R(Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)

terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 50

palembang.

3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran SQ4R

(Survey, Question, Read, Reflect,Recite, Review) terhadap kemampuan membaca

4
pemahaman siswa kelas VII pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri

50 Palembang.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah, guru, siswa, dan peneliti lebih

jelasnya adalah sebagai berikut.

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi

dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas

VIII SMP NEGERI 50 Palembang.

b. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan

bermanfaat sebagai masukan dalam proses belajar mengajar guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Bagi siswa, hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat sebagai

pengalaman dalam belajar Bahasa Indonesia, terutama dalam kegiatan

belajar di SMP NEGERI 50 Palembang.

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai acuan untuk

mengadakan penelitian.

5. Landasan Teori

a. Tinjauan Pustaka

1) Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Dengan

kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencaan atau pola yang dapat kita

5
gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas

dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

buku-buku, media, tipe-tipe dan kurikulum (Ngalimun, 2015:24).Menurut

Shoimin (2014:23) Adapun Soekamto (dalam Nurulwati, 2000: 10) model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Kurniasih dan Sani (2015:18) Menyatakan model pembelajaran merupakan

sebuah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, dapat juga diartikan suatu pendekatan

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Abidin (2012:75) model

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu konsep yang membantu menjelaskan

proses pembelajaran, baik menjelaskan pola pikir maupun pola tindakan

pembelajaran tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar

dalam proses belajar bahasa, sehingga peserta didik dapat lebih leluasa dalam

berfikir dan dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya secara lebih

mendalam dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran SQ4R (Survey,

Question,Read, Reflect, Recite, Review). SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R

6
dengen menambahkan unsur reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan

bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan (Shoimin:2014:190)

2) Model Pembejaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite,

Review)

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan

motivasi membaca adalah model pembelajaran SQ4R. Model pembelajaran SQ4R

merupakan salah satu strategi membaca yang dapat mengembangkan meta

kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar

secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan

dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan

(mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read

dengan membaca teks dan cari jawabannya, Recite dengan pertimbangkan

jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau

ulang menyeluruh (Ngalimun, 2015:239).

Model Pembelajaran SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan

menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan

bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan ( Shoimin,2014:190).

3) Langkah-langkah model pembelajaran SQ4R(Survey, Question, Read,

Reflect, Recite, Review)

Shoimin (2014:191) Menyatakan langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam model pembelajaran SQ4R adalah sebagai berikut:

7
Langkah pertama adalah, S-survey yang dimaksudkan agar siswa membaca,

meneliti, meninjau menjajaki dengan sepintas kilas untuk menemukan judul, bab,

dan keterangan gambar agar siswa mengenal terhadap materi bacaan yang akan

dibaca secara detail dan sesuai dengan kebutuhan. Dengan melakukan peninjauan

dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat

membaca. Dalam melakukan survei, dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan

alat pembuat ciri seperti stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-

bagian penting akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai untuk

memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan pada

langkah kedua.

Langkah kedua adalah Q-question (tanya), setelaah melaukan survei,

mungkin akan ditemukan beberapa butir pertanyaan. Di ajukan beberapa

pertanyaan yang bisa dijadikan pembimbing dalam membaca agar terkonsentrasi

dan terarah. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang-pendeknya teks dan

kemampuan dalam memahami teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang sedang

dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya sudah diketahui, mungkin hanya perlu

membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya, apabila latar belakang pengetahuan

tidak berhubungan dengan isi teks, perlu menyusun pertanyaan sebanyak-

banyaknya.

Langkah ketiga adalah R-read (baca), dalam langkah ketiga dilaksanakan

kegiatan membaca dengan teliti dan seksama, paragraf demi paragraf.

Sebagaimana kita ketahui, setiap paragraf mengembangkan satu fikiran pokok.

8
Jika kita menggabungkan keseluruhan pikiran pokok menjadi satu kesatuan,

tecerminlah ide-ide utama dari serangkaian paragraf-paragraf dalam satu wacana.

Langkah keempat adalah R-recite atau mengingat. Dalam langkah keempat

ini siswa diminta untuk merenungkan (mengingat) kembali informasi yang telah

dipelajari dengan menanyakan butir-butir penting dengan nyaring dan dengan

menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali

catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam

bacaan. kemudian siswa diminta untuk membuat inti sari materi dari bacaan.

Langkah kelima adalah R-record atau menandai. Dalam langkah kelima ini

siswa diminta menandai hal-hal yang dipahami dari sebuah wacana untuk

referensi di kemudian hari. Proses memilih dan menandai akan menuntun siswa

menemukan ide utama wacana tersebut. Dalam tahap ini ada dua hal penting yang

harus dilakukan, yaitu menandai atau menggarisbawahi kata kunci biasanya akan

membuat siswa mengingat hal-hal penting dalam pikiran, sedangkan catatan kecil

akan memberikan gambaran mengenai wacana yang dibaca. Sebelum menandai

atau menggarisbawahi siswa diminta membaca keseluruhan wacana. Setelah itu

siswa diminta mengulangi membaca untuk menandai topik atau kata-kata yang

dirasa penting.

Langkah keenam adalah R-review atau mengulang secara menyeluruh.

Dalam langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan singkat atau inti

sari yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan

sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

9
4) Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran SQ4R (Survey,

Question, Read, Reflect, Recite, Review)

(1) Kelebihan Model Pembelajaran SQ4R

Menurut Aris Shoimin (2014:194) adapun kelebihannya sebagai berikut:

a. Dengan adanya tahap survei pada awal pembelajaran, hal ini

membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan

dipelajari sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

b. Siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan mencoba

menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri dengan melakukan

kegiatan membaca. Dengan demikian, dapat mendorong siswa berfikir

kritis, aktif dalam belajar dan pembelajaran yang bermakna.

c. Materi yang dipelajari siswa melekat untuk periode waktu yang lebih

lama.

(2) Kekurangan Model Pembelajaran SQ4R

Menurut Shoimin (2014:195) adapun kekurangannya sebagai berikut.

(1) Strategi ini tidak dapat diterapkan pada semua pokok bahasan fisika

dan karena materi materi fisika yang tidak selamanya mudah dipahami

dengan cara membaca saja, tetapi juga perlu adanya praktikum.

(2) Guru akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan buku bacaan

untuk masing-masing siswa jika tidak semua siswa memiliki buku

bacaan.

10
5) Tujuan Model Pembelajaran SQ4R(Survey, Question, Read, Reflect,

Recite, Review)

Abidin (2012:107) Menyatakan tujuan utama penerapan metode ini adalah

sebagai berikut.

(1) Untuk meningkatkan pemahaman atas isi bacaan,

(2) Mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka waktu yang lebih

panjang.

6) Hakikat Membaca

Berkaitan dengan membaca, banyak sekali tokoh-tokoh yang berpendapat

mengenai pengertian membaca dengan berbagai kekhasan masing-masing. Namun

demikian, semua pendapat-pendapat mereka mengacu pada titik yang sama yaitu

mengenai pengertian membaca.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta di pergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Membaca merupakan

suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai

informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses

berfikir untuk memahami isi teks yang dibaca (Dalman, 2014:5).Menurut

Tampubolon (2008:5) Mengemukakan bahwa membaca adalah satu dari empat

kemampuan bahasa pokok (menyimak, berbicara, membaca dan menulis), dan

merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.Abidin (2012:59)

11
membaca juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan informasi yang

terkandung dalam teks bacaan untuk beroleh pemahaman atas bacaan tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian membaca tersebut, dapat disimpulkan

bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang menuntut seseorang

untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai

pola komunikasi dengan diri sendiri dengan agar pembaca dapat menemukan

makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran

untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat.

7) Aspek Membaca

Tarigan (2008:12) Secara garis besar terdapat dua aspek penting dalam

membaca, yaitu aspek yang bersifat mekanis dan aspek yang bersifat pemahaman.

(1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat

dianggap berada pada urutan lebih rendah (lower order). Aspek ini

mencankup 2 bagian sebagai berikut.

a. Pengenalan bentuk huruf

b. Pengenalan unsur-unsur Linguistik (fonem/grafem, kata, pola klausa,

kalimat,dan lain-lain)

c. Pengenalan hubungan/koresponden pola ejaan dan bunyi (kemampuan

menyuarakan bahan tertulis)

d. Kecepatan membaca bersifat lambat.

12
(2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat

diungkapkan berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek

ini mencankup:

a. Memahami pengertian sederhana(leksikal, gramatikal, retorikal)

b. Memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang,

relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca)

c. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk)

d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan

keadaan.

8) Tujuan Membaca

Tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,

mencankup isi, memahami isi makna (Tarigan, 2008:9). Menurut Nurhadi,

(2016:22) tujuan membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca.

berdasarkan hasil penelitian, hubungan tujuan antara membaca dengan

kemampuan membaca sangat signifikan. Sedangkan menurut Dalman (2014:11)

Membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan atau memahami makna

melalui bacaan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah

memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk memperoleh

informasi dan memahami isi bacaan. semua itu dapat dicapai sesuai dengan

kepentingan membaca. Tujuan membaca yang jelas akan memudahkan

13
memahami isi bacaan tergantung pada kepentingan dan bahan bacaan yang

dibutuhkan.

9) Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman termasuk dalam membaca telaah isi yaitu proses

membaca yang memerlukan pemahaman atau kecermatan si pembaca terhadap

teks yang dibacanya. Membaca jenis ini lebih menekankan pada proses menelaah

isinya secara mendalam, sehingga si pembaca dituntut untuk lebih konsentrasi

terhadap teks yang dibacanya. Oleh karena itu, dalam membaca pemahaman si

pembaca tidak hanya dituntut mengerti dan memahami isi suatu bacaan saja,

tetapi ia harus mampu menghubungkan informasi yang telah didapatkan dengan

pengetahuan yang dimilikinya.

Membaca pemahaman dapat pula diartikan sebagai proses sungguh-sungguh

yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi, pesan, dan makna yang

terkandung dalam sebuah bacaan (Abidin, 2012:60). Sementara menurut Dalman

(2014:87) membaca pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada

pada urutan yang lebih tinggi. Membaca pemahaman adalah membaca secara

kognitif (membaca untuk memahami) dalam membaca pemahaman, pembaca di

tuntut mampu memahami isi bacaan.

Abidin juga mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran

membaca pemahaman yang optimal ada beberapa indikasi membaca pemahaman

yang harus tercapai adalah sebagai berikut.

14
(1) Melakukan, pembaca memberikan respons secara fisik terhadap

perintah membaca.

(2) Memilih, pembaca memilih alternatif bukti pemahaman, baik secara

lisan maupun tulisan.

(3) Mengalihkan, pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang

telah dibacanya.

(4) Menjawab, pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.

(5) Mempertimbangkan, pembaca mampu menggarisbawahi atau mencatat

pesan-pesan penting yang terkandung dalam bacaan.

(6) Memperluas, pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya

mampu menyusun bagian akhir cerita (khusus untuk bacaan fiksi)

(7) Menduplikasi, pembaca mampu membuat wacana serupa dengan

wacana yang dibacanya (menulis cerita berdasarkan versi pembaca)

(8) Modeling, pembaca mampu memainperankan cerita yang dibacanya.

(9) Mengubah, pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk

wacana lain yang mengindikasikan adanya pemrosesan informasi.

b. Kajian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Febri Handayanti (2011), dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Strategi PQ4R terhadap Kemampuan Membaca

Pemahaman Siswa Kelas VII SMP Sriwijaya Palembang”. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa rata-rata hasil belajar membaca pemahaman teks

bacaan dengan strategi PQ4R pada siswa kelas VII SMP Sriwijaya palembang

adalah 77,9 sedangkan rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol adalah 66,5.

15
Setelah dilakukan analisis statistik dengan t test diperoleh harga Thitung= 5,67 ≥ t

(0,95)(61) = 1,66. Dengan demikian menunjukkan bahwa strategi PQ4R berpengaruh

dalam meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII SMP Sriwijaya Palembang.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada

kemampuan membaca pemahaman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,

sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi dan model pembelajaran yang

diteliti oleh Febri Handayanti menggunkan model pembelajaran PQ4R sedangkan

penulis menggunakan model pembelajaran SQ4R.

c. Kerangka Berfikir

Membaca pemahaman termasuk dalam membaca telaah isi yaitu proses

membaca yang memerlukan pemahaman atau kecermatan si pembaca terhadap

teks yang dibacanya. Membaca jenis ini lebih menekankan pada proses menelaah

isinya secara mendalam, sehingga si pembaca dituntut untuk lebih konsentrasi

terhadap teks yang dibacanya. Oleh karena itu, dalam membaca pemahaman si

pembaca tidak hanya dituntut mengerti dan memahami isi suatu bacaan saja,

tetapi ia harus mampu menghubungkan informasi yang telah didapatkan dengan

pengetahuan yang dimilikinya.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan

motivasi membaca adalah model pembelajaran SQ4R. Model pembelajaran SQ4R

merupakan salah satu strategi membaca yang dapat mengembangkan meta

kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar

16
secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan

dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan

(mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read

dengan membaca teks dan cari jawabannya, Recite dengan pertimbangkan

jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau

ulang menyeluruh untuk siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang.

d. Anggapan Dasar

Menurut Winarno dikutip Arikunto, (2013:104), “anggapan dasar atau

postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

penyelidik. Berdasarkan hal diatas, yang menjadi anggapan dasar adalah prestasi

belajar siswa meningkat setelah diterapkan metode survey, question, read, recite,

reviewdan reflect(SQ4R ) terhadap kemampuan membaca pemahamansiswa kelas

VIISMP Negeri 50 Palembang.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan

motivasi membacaadalah model pembelajaran survey,question, read, recite,

review, reflect (SQ4R). Model pembelajaran SQ4R merupakan salah satu strategi

yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa

untuk membaca dan menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca pemahaman

untuk siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang.

e. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai salah satu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

17
terkumpul (Arikunto, 2013:71). Sementara menurut Sugiyono (2013:96),

hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan

Model Pembelajaran survey, question, reflect, recite, review (SQ4R) terhadap

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang

untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam membaca.

Ha: Ada pengaruh model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang.

Ho: Tidak ada pengaruh model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan

membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang

6 Metodologi Penelitian

a. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto,(2014: 161) Variabel adalah objek penelitian, atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono,(2015:61)

variabel penenlitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

penenliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel

terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Maka yang menjadi variabel

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran SQ4R

18
b. Variabel Terikat (Y) : Kemampuan Membaca Pemahaman teks bacaan

siswa kelas VII SMP NEGERI 50 Palembang.

b. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 50 Palembang sekolah ini terletak di

Jl. Bambang Utoyo 119 A. kota Palembang. Waktu Penelitian dilaksanakan

selama empat kali pertemuan dari bulan juli sampai Agustus pada semester ganjil

tahun ajaran 2017-2018.

c. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Menurut Arikunto (2014:173), “Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian”. Berdasarkan penelitian tersebut populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang tahun pelajaran 2017/2018

yang berjumlah 247 siswa yang dari 130 siswa perempuan dan 117 siswa laki-

laki. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi penelitian ini dapat di lihat pada

tabel berikut ini:

TABEL 1

POPULASI PENELITIAN
NO. Kelas Siswa Jumlah

Perempuan Laki-laki

1 VII.1 18 14 32

2 VII.2 17 15 32

3 VII.3 30

19
4 VII.4 19 12 31

5 VII.5 30

6 VII.6 14 18 32

7 VII.7 18 12 30

8 VII.8 14 16 30

Jumlah 130 117 247

( Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMP NEGERI 50 Palembang )lll

b. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2013:174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang akan diteliti. Sedangkan Wardarita (2012:85) mengemukakan bahwa sampel

merupakan bagian dari populasi. Selanjutnya Sugiyono (2015:118) mengatakan

bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel

adalah bagian dari populasi yang akan diteliti.

Dari beberapa pendapat diatas, maka teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah random sampling (sampel acak). Adapun yang menjadi

sampel dalam penelitian ini siswa kelas VII.3 sebagai kelas eksperimen dan siswa

kelas VII.5 sebagai kelas kontrol.

20
TABEL 2
SAMPEL PENELITIAN

NO. Kelas Laki-lakiI Perempuan Jumlah Keterangan

1 VII.3 13 17 30 Kelas

eksperimen

2 VII.5 30 Kelas kontrol

Jumlah 60

( Sumber Tata Usaha SMP Negeri 50 Palembang tahun pelajaran 2016/2017 )

d Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2014:192). Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan desain eksperimen

Posttest-Only Control Design. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1

dibawah ini.

Gambar 1

Desain Eksperimen (Posttest-Only)

R X O1 (Kontrol)

R O2 (Eksperimen)

(Sumber: Arikunto, 2014:126)

21
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara

random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak.

Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen (O1)dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol (O2).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dari uraian tersebut, maka hal ini bertujuan untuk mengetahui dan

mendeskripsikan pengaruh Model Pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan

membaca pemahaman siswa kelas VII SMP NEGERI 50 Palembang.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

a. Teknik Tes

Tes adalah serangkaian instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan

untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur

kemampuan dasar anatara lain, tes untuk mengukur inteligensi (IQ), tes minat, tes

bakat khusus, dan sebagainya,(Arikunto,2014:266 ). Tes diberikan sesudah

perlakuan pada sampel. Pengambilan data melalui teknik tes ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar yang di peroleh antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Bentuk soal tes yang digunakan untuk mengetahui keterampilan

membaca pemahaman teks bacaan siswa adalah tes objektif berbentuk pilihan

ganda berjumlah 20 soal.

22
b. Teknik Wawancara

Nasution (2009:113) mengemukakan, “Wawancara atau interview adalah

suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan

memperoleh informasi”.

Wawancara dibedakan atas wawancara berstruktur dan wawancara tidak

berstruktur. Pada wawancara berstruktur semua pertanyaan telah dirumuskan

sebelumnya dengan cermat, biasanya secara tertulis sedangkan wawancara tidak

berstruktur tidak dipersiapkan daftar pertanyaan sebelumnya (Nasution,

2009:119).

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data, yang berguna untuk kegiatan

guru dalam mengajarkan menulis karangan narasi, serta sarana dan prasarana

dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Wawancara ditujukan pada guru Bahasa

Indonesia kelas VII yang bertujuan untuk melengkapi hasil data tes.

f. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka teknik

analisis data dalam penelitian ini adalah teknik teks, dan teknik wawancara.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

dianalisis normal atau tidak, karena uji statistik praktis atau uji-t baru dapat

digunakan bila berdistribusi normal.

23
1)Menyusun data dalam tabel distribusi frekuensi

a. Menyusun rentang yaitu data besar dikurangi data kecil.

b. Menentukan banyaknya kelas interval dengan menggunakan aturan

strugess yaitu banyaknya kelas 1+3,3 log n, dengan n=banyaknya data.

𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
c. Menentukan panjang kelas interval (P) dengan rumus 𝑝 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

2) Menghitung rata-rata tiap kela/mencari distribusi frekuensi menggunakan

∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
rumus 𝑋 = ∑ 𝑓𝑖
(Sudjana, 2005:67)

Keterangan: X= Nilai rata-ratahasil tes

Xi= Tanda kelas interval

Fi= frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval

3) Mencari modus dengan rumus

𝑏2
Mo= b+p (𝑏1+𝑏2)

Dengan X1=interval kelas, f1=frekuensi interval kelas, b=batas bawah kelas

modus, b1=frekuensi kelas modus dikurangi sebelum kelas modus, b2=frekuensi

kelas modus dyikurangi frekuensi setelah kelas modus.

4) Menentukan simpangan baku dengan menggunakan rumus

n∑f1X2 1−(f1 x1 )2
S2 = (Sudjana, 2005:239)
n (n−1)

Keterangan :

24
S2= Simpangan Baku

n= Banyaknya Kelas

f1= Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval

X1= Tanda kelas interval

1) Menguji kenormalan data menggunakan rumus:


𝑋−𝑀𝑜
Km= 𝑆

Keterangan :

K = Kemiringan

X = Nilai rata-rata

Mo = Modus

S = Simpangan baku/standar devis

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan apabila varians homogen

atau tidak. Pengujian homogenitas varians menggunakan uji F dengan rumus: 𝐹 =

varians terbesar
(Sudjana, 2005:250)
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Dimana :

n ∑ 𝑓𝑋𝑖2 −(∑𝑓𝑖𝑥𝑖)
Varians (S2)= 𝑛(𝑛−1)

Taraf nyata (α) yang diambil 0.05 dan derajatnya kebebasan (V1)= n1 1, derajat

kebebasannya (V2)= n2-1, kriteria pengujian:

25
Fhitung ≥ Ftabel = tidak homogen

Fhitung ≤ Ftabel = homogen

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode

karyawisata memberikan atau tidak memberikan pengaruh yang positif terhadap

pengaruh metode karyawisata dalam menulis narasi dengan pilihan kata-kata yang

tepat yang menarik pada siswa kelas VII SMP PGRI Dawas. Hipotesis yang diuji

kebenarannya apabila data yang diperoleh berdistribusi normal, maka

menggunakan metode statistik uji-t (t-test) sebagai berikut:

𝑥1−𝑥2
t=𝑠 1+1
(Sudjana, 2005:239)
√𝑛
1+𝑛2

Dimana :

(𝑛1− 1)𝑠12 ±(𝑛2− 1)


S2 = 𝑛1 + 𝑛2 − 2

Keterangan :

X1= rata-rata nilai kelas eksperimen

X2= rata-rata nilai kelas kontrol

S1= simpangan baku kelas kontrol

N1= jumlah siswa kelas eksperimen

N2= jumlah siswa kelas kontrol

26
g. Kriteria Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan

membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang. Adapun

kriteria pengujian hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu terdiri dari hipotesis

nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), sebagai berikut:

a. Ho terima jika thitung < ttabel : tidak ada pengaruh yang signifikan pengaruh

model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas VII SMP Negeri 50 Palembang.

b. Ha diterima jika thitung > ttabel : ada pengaruh yang signifikan pengaruh

model pembelajaran SQ4R terhadap kemampuan membaca pemahaman

siswa kelas VII SMP Negeri 50 Palembang.

h. Langkah Kerja

Langkah kerja penelitian Pengaruh Model Pembelajaran SQ4R Siswa Kelas

VII SMP NEGERI 50 Palembang melewati empat tahap yaitu,tahap persiapan,

tahap pengumpulan data,tahap pengelolaan data,dan tahap penyetoran laporan.

Langkah kerja taha-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

a. Mengajukan judul

b. Menyusun proposal skripsi

c. Seminar proposal skripsi

2) Tahap pengumpulan data

27
a. Mengumpulkan data dari sumber

b. Memeriksa data yang sudah terkumpul

3) Tahap pengelolaan data

a. Menganalisis data

b. Membuat kesimpulan data yang telah diolah

4) Tahap penyusunan laporan

a. Menyusun laporan sementara

b. Merevisi laporan

c. Menyusun laporan sekitar

Penelitian ini akan dilakukan berdasrakan langkah kerja sebagai berikut:

I Jadwal penelitian

No Kegiatan Bulan/Tahun 2017

Januari Februari Maret April Mei Juni


2017

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengajukan judul

2. Menyusun proposal
skripsi

3. Seminar proposal skripsi

4. Perbaikan proposal

5. Mengumpulkan data dari


sumber

28
6. Memeriksa data yang
sudah terkumpul

7. Menganalisis data

8. Membuat kesimpulan
data yang sudah diolah

9 Menyusun data sementara

10 Merevisi laporan

11 Menyusun laporan akhir

29
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus, 2012, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter,


Bandung: Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi, 2014, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pers.
Hamalik, Oemar. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ngalimun, 2016, Strategi dan Model Pembelajaran, Banjarmasin: Asawaja
Pressindo.
Nurhadi. 2016. Strategi Meningkatkan Daya Baca. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sudjana, 2005,Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiono, 2015, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tampubolon, 2008, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien,
Bandung: Percetakan Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai suatu keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun Universitas PGRI.2016, Pedoman Penulisan Skripsi, Palembang:
Universitas PGRI Palembang.
Wardarita, Ratu, 2012, Kemampuan Menulis Karya Ilmiah, Yogyakarta:
Pararaton.
Wardarita, Ratu, 2014, Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia, Yogyakarta:
Elmatara.

30
31

Anda mungkin juga menyukai