Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN SUPLEMEN BAHAN AJAR BAHASA

INDONESIA MENULIS TEKS CERITA PENDEK UNTUK


SISWA SMA/MA KELAS XI
Milatus Sarifa
(Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indnesia FKIP Unisma)
Email: mila.syarifa@ymail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan


kebutuhan, proses pengembangan, dan ketepatan Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengembangkan buku suplemen Menulis Cerpen Itu
Mudah pada siswa kelas XI MA KANJENG SEPUH Sidayu Gresik
Spesifikasi produk yang diharapkan dalam pengembangan ini adalah
buku ajar pengayaan dengan karakteristik (1) wujud, (2) isi dan
cakupan, (3) sistematika, (4) bahasa, dan (5) kegrafikkan. Model
pengembangan ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan
model 4D. Model pengembangan 4-D terdiri dari tiga tahap
pengembangan, yaitu define, design, develop atau dapat diadaptasikan
menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
pengembangan ini adalah pedoman wawancara, lembar validasi, dan
angket respon siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, ketepatan produk dapat diketahui bahwa
produk yang dikembangkan mendapatkan persentase 77,38% dari ahli
materi, 76,12% dari ahli kegrafikkan, 81,03% dari ahli bahasa,
75,00% dari praktisi 77,08%, sedangkan dari angket respon siswa
mendapatkan persentase 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa yang dikembangkan sudah valid dan dapat digunakan dalam
pembelajaran.
Kata kunci: pengembangan, suplemen, bahan ajar, menulis, cerpen

PENDAHULUAN

Mengembangkan bahan ajar pada Kurikulum 2013 merupakan salah satu


kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, buku pelajaran terdiri dari dua
macam, yaitu buku guru dan buku siswa. Dalam hal ini guru mempunyai peranan
penting dalam mengembangkan buku ajar yang akan disampaikan pada siswa
asalkan buku ajar yang dikembangkan tidak menyimpang dari tujuan kurikulum
yang telah ditentukan oleh pemerintah. Buku siswa merupakan alat pelajaran yang
paling populer dan banyak digunakan di tengah-tengah penggunaan alat pelajaran
lainnya. Buku pelajaran mempunyai nilai tertentu, yaitu mengoptimalkan kegiatan
belajar mengajar sesuai tujuan pembelajaran, memudahkan konsultasi pelajaran,
dapat dijadikan pegangan, memancing aspirasi, dapat menyajikan materi yang
seragam, dan lain sebagainya.

Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:1)


yang menyatakan bahwa ada dua dimensi dalam kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.Bahan ajar
berperan besar terhadap proses pembelajaran. Amri (2013:59) mengemukakan
bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran adalah salah satu faktor penting yang
berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Berbagai sumber materi dapat
digunakan untuk mendukung materi pembelajaran tertentu, salah satunya yakni
buku teks pelajaran.

Di dalam Kurikulum 2013 terdapat buku teks pelajaran untuk siswa dan
buku panduan pembelajaran untuk guru. Buku teks pelajaran hingga kini masih di
anggap sebagai institusi pendidikan, dari jenjang yang paling dasar hingga yang
paling tinggi, pada umumnya menggunakan buku teks pelajaran sebagai bahan
ajar utamanya. Hal ini membuktikan pula bahwa keberadaan buku teks pelajaran
masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran yang
berlangsung di berbagai institusi pendidikan kita saat ini. Buku teks pelajaran juga
merupakan bagian penting dari kegiatan pembelajaran.

Secara umum, pengembangan berarti pertumbuhan secara perlahan


(evolusi) dan perubahan yang bertahap. Pengembangan memiliki pengertian luas
jika istilah ini digunakan dalam konteks menghasilkan produk pembelajaran.
Pengembangan dapat berupa proses, produk dan rancangan. Dalam bukunya
Setyosari (2010) menyatakan pendapatnya bahwa “pengertian penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang digunakan dalam mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan. Tujuan dari adanya penelitian pengembangan
adalah sebagai penilaian terhadap perubahan yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu.”
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis atau bahan tidak tertulis. Dengan adanya bahan ajar peserta
didik dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut
dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara utuh dan sistematis yang
bisa digunakan untuk peserta didik dalam pembelajaran. Bahan ajar memiliki
beberapa jenis salah satunya adalah buku ajar Depdiknas (2008:6-7).
Buku suplemen adalah buku yang berfungsi sebagai bahan pengayaan
bagi anak, baik berhubungan dengan pelajaran maupun tidak. Buku suplemen atau
buku penunjang belajar menurut Arifuddin (2011: 1) adalah buku yang
melengkapi atau menambah kelemahan dari buku utama atau buku yang
membantu dalam proses belajar mengajar.
Menulis adalah suatu kegiatan mengkomunikasikan gagasan, perasaan atau
pesan dengan menggunakan kosakata dan kaidah kebahasaan dalam bentuk tulisan
serta dapat disampaikan kepada orang lain tanpa harus bertatap muka secara
langsung. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Menurut Tarigan
(2008: 22).
Cerita pendek adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali
duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai satu jam, suatu hal yang kiranya
tidak mungkin dilakukan dalam sebuah novel. Sesuai dengan namanya cerpen
yaitu cerita pendek. Panjang pendek cerita ini relatif tergantung isi dan alur
permasalahan cerita Budian (dalam Burhan, 2010:10). Cerpen dibangun dengan
adanya beberapa unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Salah satu
contoh unsurnya yaitu tema, tokoh, plot atau alur, sudut pandang dan latar cerita.
Sesuai dengan namanya yaitu cerpen cerita ini sangat ringkas tidak sampai detail
seperti novel. Salah satu kelebihan cerpen adalah diceritakannya secara implisit.

Pada penelitian pengembangan suplemen menulis teks cerita pendek yang


sesuai dengan kurikulum 2013 revisi. Bertujuan untuk tambahan materi untuk
mempelajari materi menulis teks cerita pendek pada peserta didik. Pendidik akan
melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan buku yang
dikembangkan pada buku suplemen.

METODE PENELITIAN
Pengembangan buku suplemen menulis teks cerita pendek untuk siswa
SMA/MA kelas XI menggunakan model pengembangan 4-D (four D model).
Model ini dipandang tepat oleh peneliti untuk mengembangkan perencanaan
pembelajaran tersebut, karena para ahli menyarankan bahwa ketika melakukan
mengembangan sebaiknya menggunakan model pengembangan 4-D.
Model pengembangan 4-D terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu
define, design, dan develop atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu
pendefinisian, perancangan, pengembangan. Adapun model pembelajaran yang
akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah buku suplemen berupa buku
cetak. Sedangkan intrumen pengumpulan data model pembelajaran yang akan
dikembangkan, yakni pedoman wawancara, instrumen validasi, dan angket respon
siswa.
Langkah-langkah model pengembangan 4-D pada pengembangan
suplemen menulis teks cerita pendek untuk siswa SMA/MA dapat diuraikan
sebagai berikut.
Langkah pertama adalah tahap define (pendefinisian). Tujuan tahap ini
adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam
menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis
tujuan dari batasan materi yang dikembangkan modelnya. Tahap ini meliputi lima
langkah pokok, yaitu (a) analisis ujung depan (awal akhir), (b) analisis siswa, (c)
analisis tugas, (d) analisis konsep, dan (e) perumusan tujuan pembelajaran.
Langkah yang kedua adalah tahap design (perancangan). Tujuan tahap ini
adalah untuk menyiapkan perencanaan pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga
tahap yaitu (1) penyusunan tes acuan patokan, (2) pemilihan media yang sesuai
dengan tujuan, dan (3) pemilihan format.
Langkah yang ketiga adalah tahap develop (pengembangan). Tujuan tahap
ini adalah untuk menghasilkan model pembelajaran yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari para ahli. Tahap ini meliputi, validasi oleh para ahli,
pengembangan, dan uji coba pada 10 siswa kelas XI IPA 1 MA KANJENG
SEPUH Sidayu Gresik. Hasil tahap pengembangan dan uji coba digunakan
sebagai dasar revisi.
Validasi produk pada penelitian pengembangan ini dilakukan oleh salah satu
dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Malang yaitu
sebagai ahli materi, ahli kegrafikkan, ahli bahasa, salah satu guru bahasa
Indonesia di MA KANJENG SEPUH Sidayu Gresik yaitu sebagai ahli praktisi,
dan 10 siswa kelas XI IPA 1 MA KANJENG SEPUH Sidayu Gresik.
Teknik analisis data yang digunakan pada pengembangan suplemen Menulis
Cerpen Itu Mudah adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data dilakukan terhadap hasil validasi dari para ahli dan praktisi terhadap
produk dan uji coba produk tersebut dalam pembelajaran di kelas penelitian.
Analisis data penilaian validator merupakan data yang diperoleh dari validator dan
digunakan untuk menilai model pengembangan. Secara keseluruhan penilaian
validator dikatakan baik jika persentase dari masing-masing aspek berada pada
selang 55% - 100%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Produk yang telah dihasilkan ini berupa buku suplemen Menulis Cerpen
Itu Mudah. Pada bab ini akan dibahas mengenai (1) kebutuhan buku suplemen, (2)
proses pengembangan suplemen, (3) ketepatan buku suplemen. Hasil dan langkah-
langkah pengembangan diadaptasi dari model pengembangan 4-P yang meliputi
(1) tahap pendefinisian, (2) tahap perancangan, dan (3) tahap pengembangan.
Kebutuhan Buku Suplemen
Hasil persentase yang didapatkan dari hasil analisis kebutuhan guru
mencapai nilai 84,61% setuju, jika diadakannya pengembangan buku suplemen.
Sedangkan analisis kebutuhan siswa mendapatkan hasil 76% siswa setuju jika
diadakannya buku suplemen bahasa indonesia untuk menulis teks cerita pendek,
karakteristik siswa mendapatkan hasil 75,42%, yang menjelaskan bahwa siswa
paham tentang materi teks cerita pendek, dan motivasi belajar siswa mencapai
hasil 84% setuju, jika dikembangkannya buku suplemen dengan tampilan menarik
maka semangat belajar mereka akan bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa guru
dan siswa membutuhkan buku suplemen untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran di kelas.
Proses Pengembangan Buku Suplemen
Produk yang dikembangkan pada pengembangan buku ajar pengayaan
adalah buku ajar dalam bentuk cetak yang terdiri dari sampul, kata pengantar,
tentang buku suplemen, daftar isi, materi, contoh teks cerita pendek, uji
kemampuan, uji kompetensi, refleksi, glosarium, daftar rujukan, dan profil
penulis. Pengembangan buku suplemen ini dikembangkan sesuai dengan model
4D (define, design, dan develop). Tahapan dalam pengembangan ini meliputi
pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Pada tahap terakhir yaitu
penyebaran. Pada tahap penyebaran ini tidak dilakukan oleh peneliti.
Tahap pengembangan yang pertama yaitu tahap pendefinisian. Tahap ini
meliputi lima langkah pokok, yaitu (1) analisis ujung depan (awal akhir), (2)
analisis siswa, (3) analisis tugas, analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi
pada buku suplemen, yang berisi analisis struktur, analisis prosedural, dan analisis
proses informasi, (4) analisis konsep, dan (5) perumusan tujuan pembelajaran.
Tahap pengembangan yang kedua yaitu tahap peranncangan. Tahap ini
terdiri dari dua langkah, yaitu (1) pemilihan media, dan (2) pemilihan format.
Tahap pengembangan yang ketiga yaitu tahap pengembangan. Tahap ini meliputi
(1) validasi buku suplemen oleh para ahli dan praktisi dan (2) angket respon siswa
terhadap pengembangan buku suplemen.
Berikut format dan tampilan buku suplemen Menulis Cerpen Itu Mudah
yang telah dihasilkan dalam pengembangan ini yaitu (1) wujud, (2) isi dan
cakupan, (3) sistematika, (4) bahasa, (5) kegrafikkan atau tampilan dalam buku
suplemen.
Gambar 1 Buku Suplemen Menulis Cerpen Itu Mudah

Pertama, isi buku suplemen terdiri dari (1) peta konsep, (2) pembelajaran
mengidentifikasi, mendemontrasikan, menganalisis, dan mengontruksi teks cerita
pendek, menulis teks cerita pendek. Materi tersebut berupa latihan, teori teks
cerpen, contoh dan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
dasar. Materi yang ditambahkan sesuai kebutuhan materi yang perlu
dikembangkan dalam teks cerita pendek yaitu tentang menulis teks cerita pendek.
Pemilihan materi yang dikembangkan sesuai dengan buku siswa yang
membutuhkan tambahan materi agar peserta didik dan guru dapat lebih
memahami pembelajaran menulis teks cerita pendek secara tepat.

Kedua, Isi buku suplemen Menulis Cerpen Itu Mudah dikembangkan


berdasarkan standar isi kurikulum 2013 revisi dengan memberikan tambahan
materi di setiap kompentesi dasar dalam teks cerita pendek, dan di buku suplemen
ini lebih menekankan tambahan materi yang lengkap tentang menulis teks cerita
pendek agar peserta didik dan guru lebih memahami pembelajaran menulis teks
cerita pendek.

Ketiga, sistematika penyajian pada buku suplemen terdapat bagian awal,


bagian inti, dan penutup. Bagian awal terdapat kata pengantar, tentang buku
sulemen, daftar isi. Pada bagian inti terdapat peta konsep, materi pembelajaran
yang berpacu pada empat kompetensi dasar, kegiatan lanjutan (refleksi),
rangkuman serta uji kompetensi. Pada bagian penutup terdapat glosarium, daftar
rujukan, dan profil penulis.

Keempat, penggunaan bahasa pada buku suplemen. Buku suplemen yang


dikembangkan menggunakan ragam bahasa formal dan komunikatif, baik itu
dalam pemaparan teori, penyajian contoh, pengembangan latihan. Penggunaan
bahasa yang komunikatif dan logis akan memudahkan penggunaan buku
suplemen untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Bahasa yang ada dalam buku
suplemen mengedepankan unsur kepaduan dan keruntutan penggunaan bahasa.
Kepaduan buku suplemen diwujudkan dengan menggunakan kata ganti, kata
sambung, dan pelepasan, sedangkang keruntutan teks dicapai melalui anafora,
kata ganti yang digunakan dalam buku suplemen ini menggunakan kata ganti
kalian untuk sapaan kelompok dan kata ganti kamu untuk sapaan individu.
Sedangkan kata sambung yang digunakan yaitu dan, yang, atau, serta. Pada buku
suplemen ini kata ganti dan kata sambung tersebut akan menimbulkan kesan
dialogis.

Kelima, tampilan buku suplemen Menulis Cerpen Itu Mudah


menggunakan bidang cetak sesuai dengan standar ISO dengan ukuran 17cm x
25cm, dengan margin atas 2 cm, margin kiri 3 cm, margin kanan berukuran 2 cm
dan margin bawah berukuran 2 cm dengan spasi 1,15. Penempatan huruf ditata
secara proporsional menggunakan rata kanan kiri. Tampilan buku suplemen
disesuaikan dengan psikologi peserta didik yaitu warna kuning, putih dan
magenta. Pemilihan warna kuning memberikan kesan membangkitkan menarik
perhatian peserta didik untuk membacanya, pemilihan warna putih yaitu bersih
dan memberikan kebebasan dalam berkreativitas, sedangkan warna magenta
memberikan kesan semangat untukpeserta didik dalam membaca buku splemen
tersebut. Pemilihan warna tersebut bertujuan untuk membangkitkan semangat
belajar peserta didik untuk membaca buku suplemen dan percaya diri ketika
mengerjakan segala sesuatu dan dapat berkreativitas secara bebas dalam menulis
teks cerita pendek.

Ketepatan Buku Suplemen


Hasil validasi buku ajar suplemen diisi oleh ahli materi, ahli kegrafikkan, dan
ahli bahasa. Produk pengembangan buku ajar pengayaan rata-rata mendapatkan
persentase 77,38%. Hal ini menunjukkan bahwa produk pengembangan buku
suplemen yang dikembangkan sudah valid dengan sedikit revisi.
Hasil validasi buku suplemen diisi oleh praktisi, secara keseluruhan produk
pengembangan bukusuplemen yang dikembangkan sudah valid dan mendapatkan
persentase 77,08%. Hal ini menunjukkan bahwa buku suplemen yang
dikembangkan sudah valid dengan sedikit revisi.
Hasil keseluruhan pernyataan siswa melalui angket respon siswa
menunjukkan valid dengan nilai persentase 80%. Hal ini menunjukkan bahwa
buku suplemen yang dikembangkan sudah valid tanpa revisi.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan
4-P yang teridiri dari tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan.
Kebutuhan buku suplemen hasil persentase yang didapatkan dari hasil analisis
kebutuhan guru mencapai nilai 84,61%. Sedangkan analisis kebutuhan siswa
mendapatkan hasil 76% karakteristik siswa mendapatkan hasil 75,42%, dan
motivasi belajar siswa mencapai hasil 84% setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
guru dan siswa membutuhkan buku suplemen untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran di kelas.
Proses pengembangan buku suplemen produk yang dikembangkan pada
pengembangan buku suplemen adalah buku ajar dalam bentuk cetak yang terdiri
dari sampul, kata pengantar,tentang buku suplemen , daftar isi, materi, contoh teks
cerita pendek, uji kemampuan, uji kompetensi, glosarium, daftar rujukan, dan
profil penulis. Pengembangan buku ajar pengayaan ini dikembangkan sesuai
dengan model 4D (define, design, dan develop). Tahapan dalam pengembangan
ini meliputi pendefinisian, perancangan, pengembangan. Pada tahap terakhir yaitu
penyebaran. Pada tahap penyebaran ini tidak dilakukan oleh peneliti.
Ketepatan buku suplemen hasil yang didapat dalam proses pengembangan
buku suplemen mendapatkan persentase 77,38% dari ahli materi, 76,12% dari
ahli kegrafikkan, 81,03% dari ahli bahasa, 75,00% dari praktisi 77,08%,
sedangkan dari angket respon siswa mendapatkan persentase 80%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan sudah
valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran.

Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah (1) bagi siswa kelas XI IPA 1
MA KANJENG SEPUH Sidayu Gresik agar dapat memanfaatkan buku suplemen
ini sebagai alternatif belajar dan membantu mendapatkan tambahan ilmu yang
bermanfaat untuk menulis teks cerita pendek dengan baik dan benar. (2) bagi
guru, guru sebaiknya bersikap kreatif dan inovatif dalam mengembangkan buku
suplemen ketika pembelajaran berlangsung, guru sebaiknya menciptakan situasi
pembelajaran yang mampu merangsang siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran agar buku suplemen dapat digunakan secara efektif, (3) bagi
pengembang lain, pada tahap disseminate (penyebaran) disarankan untuk
melakukan penyebaran pada skala yang lebih luas karena dalam pengembangan
ini peneliti hanya melakukan penyebaran pada kelompok kecil yaitu hanya
terbatas pada uji ahli dan 10 siswa MA KANJENG SEPUH Sidayu Gresik,
sedangkan untuk materi yang dikaji dalam pengembangan buku suplemen ini
hanya terbatas pada materi menulis teks cerita pendek, oleh karena itu untuk
peneliti lain disarankan agar mengembangkan buku suplemen dengan materi yang
lebih berbeda.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih ini diberikan kepada Ibu Dr. Sri Wahyuni, M.Pd dan
Dr. Akhmad Tabrani, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi dan kepada pihak
lain yang ikut serta dalam proses penyusunan pengembangan ini.

DAFTAR RUJUKAN

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum


2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur..


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arifuddin. 2011. Pengaruh Penggunaan Buku Penunjang. (Online),


(http://arifuddinproposalptk. /2011/07/Pengaruh-penggunaanbuku-
penunjang.html), Diakses 18 April 2018.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


Jogjakarta: Diva Press.
Rena. 2014. Pengaruh Buku Penunjang Sebagai Sumber Belajar terhadap
Motivasidan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi di
Madrasah AliyahAlkhairaat Tondo Palu. (Online),
(http://www.download.portalgaruda.org), diakses 18 April 2018.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soleha. 2017. Pengembangan Buku Suplemen Siswa Berbasis Multi Representasi


Pada Materi Hukum II Newton. (online),
(http://solehaptk./2017/08/pengembangan-Pengembangan buku-
suplemen siswa- berbasis multi- representasi pada- materi hukum II
newton.html), diakses 18 april 2018.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Malang, 09 Agustus 2018


Pembimbing I,

Dr. Sri Wahyuni, M.Pd.


NIP. 196808231993032003

Anda mungkin juga menyukai