Anda di halaman 1dari 15

Penggunaan Media Picture and picture untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis

Paragraf Deskriptif pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI SDIT Tadzkia
Nurita1, Hermawansyah2
nuritatata2@gmail.com,
Prodi PGSD, FKIP, Universitas Terbuka

Keterampilan menulis merupakan gambaran dari penguasaan seseorang terhadap bahasa yang digunakan
untuk mengukur tingkat keterampilan berbahasa. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti,
keterampilan siswa untuk menulis masih terbatas Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya,
pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis masih kurang, siswa tidak menyukai menulis paragraf
deskriptif yang dianggap monoton dan membosankan, terbatasnya kemampuan siswa dalam menyesuaikan
judul dengan isi karangan, penggunaan kosa kata yang tidak baku, serta penggunaan ejaan dan tanda baca
yang masih salah. Sehingga Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan siswa dalam pembelajaran
menulis paragraf deskripsi dan keterampilan menulis paragraf deskripsi dengan media picture and picture.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SDIT Tadzkia. Berdasarkan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) media pembelajaran dengan menggunakan media picture
and picture dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi pada
siswa kelas VI SDIT Tadzkia. Meningkatkan siswa dalam pembelajaran ditandai dengan peningkatkan
Nilai yang didapat oleh siswa pada tes awal sebesar 63,3 dan nilai tes siklus I 65,6 ada sedikit peningkatan
sebesar 2,3%, kemudian nilai tes pada tes siklus II sebesar 73,1 dan mengalami peningkatan dari siklus I
sebesar 7,5%, maka terjadi peningkatan yang dialami siswa dari tes awal, tes siklus, dan siklus II. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan media picture and picture
dapat efektif digunakan pada pembelajaran menulis paragraf deskripsi.

Kata kunci : Keterampilan Menulis, Media Picture and picture, Paragraf Deskriptif

1
PENDAHULUAN
Ada empat jenis keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu berbicara,
mendengar, membaca, dan menulis (Dalman, 2012:3). Menulis merupakan kegiatan berbahasa
yang penting disamping ketiga keterampilan lainnya. Dalam menulis, penulis harus mampu
menggunakan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak datang dengan
sendirinya tanpa latihan, dan dipraktikkan dengan baik dan benar.
Kemampuan menulis seseorang merupakan indikator kemampuan berbahasa seseorang,
yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan bahasa. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan berbahasa yang menggunakan tulisan sebagai alatnya.
Menurut Cahyaningrum, menulis adalah keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung (Cahyaningrum et al., 2018). Tujuan
dari kegiatan tersebut adalah untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Pembaca harus
memahami pesan yang relevan karena kegiatan ini merupakan bentuk komunikasi tertulis.
Pembelajaran menulis di sekolah dasar meliputi pelajaran memahami ejaan, memahami
pengembangan ide/gagasan, pembentukan huruf dan mengembangkan tulisan deskriptif yang
benar (Cahyaningrum et al., 2018; Nursalim, 2017). Berdasarkan pengamatan dan pengalaman
peneliti, keterampilan menulis siswa masih terbatas khususnya di SD IT Tadzkia terlebih lagi
dalam menulis paragraf deskriptif. Masalah ini dapat dilihat pada hasil tes sebagai barometer
keberhasilan pengajaran dan pengembangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pengalaman mengoreksi hasil tes beberapa siswa, masih terdapat banyak kelemahan
siswa dalam penguasaan unsur-unsur penyusun karangan itu sendiri, yang disebabkan beberapa
hal, misalnya pemahaman siswa tentang keterampilan menulis masih belum lengkap, Siswa tidak
menyukainya menulis paragraf deskriptif, Kemampuan siswa yang terbatas dalam menyesuaikan
judul dengan isi karangan, penggunaan kosakata yang tidak baku serta penggunaan ejaan dan tanda
baca dianggap monoton dan membosankan.
Berdasarkan pembahasan di atas maka diperoleh rumusan masalah penelitian ini yaitu
apakah penggunaan media visual dan gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
deskriptif siswa SD IT Tadzkia kelas VI ?
METODOLOGI PENELITIAN
Artikel ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Iskandar (2009) dan Isman
(2013) mengakui bahwa PTK dapat membantu seseorang, khususnya seorang guru, untuk

2
menghadapi masalah yang dihadapi dalam praktek lapangannya, juga membantu tercapainya
tujuan pembelajaran. Sukayati (2008) dan Rahmat Fauzi dkk. (2011) menyatakan bahwa tujuan
PTK adalah 1) Perbaikan dan peningkatan pembelajaran 2) Peningkatan mutu pendidikan. 3)
Pengembangan budaya akademik di lingkungan sekolah.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD IT Tadzkia Langsa Kecamatan Langsa Baro
Kota Langsa. Subyek penelitian adalah 21 siswa, 11 diantaranya laki-laki dan 10 perempuan.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus, setiap siklus memiliki satu kali
pertemuan. Penelitian ini dirancang secara deskriptif dan dilaksanakan dalam suatu siklus kegiatan
yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang
diuraikan sebagai berikut :

Gambar 1. Model PTK Menurut Arikunto, dkk. 2008: 16


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
observasi dan tes. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kriteria evaluasi penulisan paragraf deskriptif, kesesuaian judul dengan isi, pilihan kata, ejaan dan
tanda baca, serta imajinasi.
Selanjutnya Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif yang digunakan adalah klasifikasi untuk menentukan hasil
kategori skor. data hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui tes yang diberikan kepada siswa,
yang kemudian dievaluasi secara individual. Tes diberikan pada sisiwa pada akhir kegiatan proses
pembelajaran. Hasil evaluasi akademik individu, siswa dianggap tuntas jika hasil evaluasinya
mencapai skor 70 atau lebih, hal ini menurut KKM pelajaran bahasa Indonesia di SDIT Tadzkia
yaitu 70.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian dengan menggunakan media picture and picture
dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa. Secara berurut hasil
penelitian yang dipaparkan adalah (1) hasil penelitian siklus I dan (2) hasil penelitian siklus II.
1. Tahapan Observasi Awal
Pada tahap observasi awal merupakan tahap pra tindakan, dimana pada tahap ini peneliti
melihat dan mengamati keadaan kelas untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran. Pada
fase ini dikumpulkan informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang
pembelajarannya masih dilakukan dengan cara tradisional melalui metode ceramah. Tahap
observasi awal dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.
Wawancara dilakukan dengan guru kelas yang mengajar. Setelah dilakukan observasi dan
wawancara awal, diketahui bahwa proses pembelajaran yang terjadi pada pra siklus ini adalah: a).
Guru tidak menggunakan metode yang berbeda saat menjelaskan materi. b). Guru meminta siswa
untuk membacakan contoh-contoh tersebut kemudian langsung memberikan tugas. c). Dapat
diamati bahwa ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, ada juga yang serius
mendengarkan penjelasan guru, dan ada siswa yang tidak mengerti penjelasan guru tetapi mau
bertanya kepada temannya. d). Guru hanya memberikan nilai pada hasil karya siswa, tanpa
memberikan komentar atas kesalahan siswa.
Selain observasi awal, peneliti juga meminta siswa untuk mengisi angket yang digunakan
untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menulis paragraf deskriptif. Kesulitan siswa dalam
menulis paragraf deskriptif adalah sebagai berikut:
1. Mengungkapkan ide/gagasan untuk menulis paragraf deskriptif.
2. Menemukan kata/pilihan kata yang tepat.
3. Kurangnya latihan menulis paragraf deskriptif.
Beberapa kesulitan tersebut menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan mengungkapkan
ide dalam bentuk paragraf deskriptif. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menulis paragraf deskriptif.
(a) Perencanaan operasional
Kegiatan perencanaan pratindakan ini dilakukan dengan mempraktekkan RPP, catatan
lapangan, dan menulis paragraf deskriptif tanpa media. Selain itu, peneliti memberikan angket
observasi dan catatan harian siswa pada setiap akhir pembelajaran. Penelitian ini dilakukan pada

4
siswa kelas VI, dengan jumlah siswa laki-laki 11 orang dan siswa perempuan 10 orang. Pada
pertemuan pra kegiatan ini, guru memulai dengan penyambutan siswa dan mencatat kehadiran
siswa. Guru kemudian mendorong siswa dan memberikan ide-ide tentang mengajar menulis
paragraf deskriptif. Guru mengulang materi dari pelajaran sebelumnya untuk memastikan siswa
sudah siap untuk memulai pelajaran atau belum. Kemudian guru langsung menyampaikan materi
yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan materi tahapan dengan menggunakan metode ceramah. Guru kemudian
memberikan contoh dan menjelaskan contoh paragraf deskriptif yang ada. Setelah tanya jawab,
guru menyuruh siswa untuk segera menulis paragraf deskriptif hanya berdasarkan imajinasi
mereka, tanpa menggunakan media apapun.
(b) Implementasi
Pada tahap implementasi ini, guru bekerja sesuai dengan RPP. Semua siswa berpartisipasi
dalam fase ini. Suasana saat guru memasuki kelas sedikit ramai, namun saat guru menyapa siswa,
mereka mulai mengatur diri dan tampak siap untuk mengikuti kelas hari ini. Guru kemudian
memberi siswa gambaran tentang materi yang diajarkan hari ini dan menjelaskan keterampilan
yang perlu diperoleh siswa. Guru kemudian melanjutkan pembelajaran dengan memberikan materi
menulis paragraf deskriptif yang diawali dengan mengolah paragraf dan dilanjutkan dengan
menulis paragraf deskriptif. Setelah penjelasan, guru menanyakan pemahaman siswa tentang
materi yang dibutuhkan untuk menulis lagu, kemudian memberikan contoh dan menjelaskan
contoh tersebut. Setelah memberikan penjelasan dan contoh kepada siswa, guru langsung meminta
siswa untuk berlatih menulis paragraf deskriptif untuk mengetahui seberapa baik mereka dapat
menulis paragraf deskriptif. Beberapa siswa tampak mengerti, dan ada juga siswa yang masih
bertanya kepada teman sekelasnya, namun terlihat serius dan ingin menyelesaikan tugas yang
diberikan.
(c) Persepsi
Tahap observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Observasi Guru terhadap siswa
Kriteria
No Aspek Baik Cukup Kurang Prestasi

5
1 Aktifitas siswa selama mengikuti KBM:
a. Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru tentang materi menulis paragraf
deskripsi, serta langkah-langkah
menulis paragraf deskripsi.
b. Siswa mengerjakan tugas dengan baik.
c. Siswa mengajukan pendapat atau
pertanyaan yang berkaitan dengan
paragraf deskripsi.
d. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
yang berkaitan dengan paragraf
deskripsi.
Total Skor = Jumlah nilai yang didapat guru / pertemuan.
= 14 / 3
= 4,6
Keterangan :
Kriteria Penilaian Kriteria Penilaian Jumlah Rata-rata
Baik 5 Baik 7-10
Cukup 3 Cukup 4-6
Kurang 1 Kurang 1-3
Setelah mengetahui hasil obeservasi yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa guru
telah melakukan tugasnya dengan cukup baik dengan rata-rata 4,67 dengan keaktifan cukup.

Tabel 4.2 Hasil Observasi siswa terhadap guru


Kriteria
No Hal yang diamati Baik Cukup Kurang Presentase
1 Kemampuan membuka pelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Memotifasi siswa
c. Melakukan apersepsi
d. Memberi acuan materi ajar yang akan
diajarkan √ 80 %

6
2 Sikap guru saat proses pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi
b. Tidak melakukan gerakan atau
ungkapan yang mengganggu perhatian √ 50%
siswa
3 Penguasaan materi pelajaraan
a. Jelas dalam menempatkan materi ajar
yang disampaikan dengan materi yang √ 70%
terkait lainnya
b. Jelas dalam menyampaikan materi ajar.
c. Jelas dalam memberikan contoh
d. Mencerminkan tentang kekuasaan
materi yang disampaikan
4 Implementasi langkah-langkah
pembelajaran
a. Penyajian materi ajar sesuai dengan √ 70%
langkah-langkah yang tertuang dalam
RPP
b. Proses pembelajaran mencerminkan
komunikasi antara guru dengan siswa
yang berpusat pada siswa
c. Antusias dalam menanggapi respon
dari siswa
d. Cermat dalam memanfaatkan waktu
sesuai dengan alokasi yang
direncanakan
5 Penggunaan media pembelajaran 60%
Menggunakan prinsip penggunaan
jenis media √
a. Tepat saat penggunaannya
b. Terampil dalam mengoperasionalkan

7
c. Membantu kelancaran proses
pembelajaran
Jumlah Rata-rata 66%
Total Skor = Jumlah persentase
= 330 / 5
= 66.00 %
Keterangan:
Kriteria penilaian jumlah rata-rata :
Baik = 70-100
Cukup = 40 -69
Kurang = 10-39
Mengetahui hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata 66% kategori cukup adalah
penilaian siswa oleh guru. Selain formulir observasi guru dan observasi siswa, peneliti juga
menggunakan angket yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Data diperoleh dari hasil
analisis keinginan dan kesulitan sebelum proses penelitian dari 100% siswa, yang menjawab 90%
seperti yang telah dijelaskan di atas. Siswa merasa materi yang disampaikan selama ini kurang
menarik, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya,
dalam survei pasca-peneliti, siswa senang dibantu dalam proses pembelajaran. Siswa merasa
media gambar memudahkan untuk berimajinasi, memilih dan merangkai kata, serta
mengungkapkan ide kreatif. Hal ini karena objek dan aspek yang terkandung dalam media visual.
Setelah mengetahui hasil observasi dan hasil survey, peneliti juga membawa serta hasil
pre-test kemampuan menulis paragraf deskriptif sebagai berikut. Dalam pertemuan ini, peneliti
menggunakan pre-test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif,
maka hasil belajar yang telah dilakukan pada awal perlakuan diperoleh informasi bahwa dari 21
siswa ada yang mendapat nilai terendah 40, sedangkan nilai tertinggi 73. Nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 63,3. Siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 12 orang dan siswa yang sudah
mencapai KKM sebanyak 9 orang. Sedangkan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70.
Secara umum siswa dapat menulis paragraf deskriptif, namun dilihat dari skor yang
diperoleh setelah menggunakan kriteria penilaian, terlihat bahwa ide, pilihan kata dan imajinasi
siswa belum berkembang. Juga, pencocokan judul dengan konten tidak terlihat bagus. Ini terjadi
karena menulis terjadi secara spontan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan media gambar

8
sebagai bahan ajar untuk mendorong siswa mengembangkan ide atau menulis deskripsi lagu yang
merangsang kreativitas siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media visual dengan
tujuan memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan ide-ide tertulis, selain itu siswa juga senang
mengerjakan paragraf deskriptif dan hal ini akan lebih mengembangkan kreativitas siswa.
A. Deskripsi Data Siklus I
Data siklus I ini mencangkup data nilai kemampuan menulis paragraf deskripsi, catatan
peneliti, catatan kolaborator, refleksi pembahasan data, pembahasan siklus I, dan pembahasan hasil
siklus I. Dari hasil belajar yang telah dilakukan pada Siklus I diperoleh informasi bahwa dari 21
siswa nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 46 sedangkan nilai rata-rata 65,6 hasil siklus I belum
mencapai KKM.
1. Catatan Penelitian
Pada siklus ini peneliti menggunakan RPP pertemuan 1 dan 2, kegiatan pembelajaran
dimulai dengan peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penjelasan ini
disampaikan secara detail oleh peneliti. Dengan demikian, siswa mengetahui kompetensi yang
harus dikuasai. Peneliti juga menjelaskan bagaimana menulis paragraf deskriptif dengan benar.
Selain itu, peneliti membagikan gambar tersebut kepada semua siswa. Peneliti melibatkan siswa
dengan mengajukan pertanyaan tentang objek dalam gambar. Siswa kemudian menganalisis
gambar yang sudah mereka miliki. Siswa diminta untuk mendeskripsikan gambar tersebut dan
menuliskannya pada kertas. Selain itu, siswa menyusun kata-kata yang mereka temukan ke dalam
paragraf deskriptif.
Pada tugas berikutnya, setiap siswa diminta untuk menulis sebuah paragraf deskriptif
tentang gambar yang diberikan. Setelah menulis paragraf deskriptif, setiap siswa membacakan
hasilnya dengan lantang. Siswa lain mencocokkan hasil yang dibaca tadi. Kemampuan siswa
dalam menulis paragraf deskriptif tidak merata, ada yang sudah mengetahui paragraf deskriptif
dengan baik, ada yang masih bingung dalam menentukan topik, memilih kata dan berimajinasi.
Belum terlihat di hasil tulisan deskripsi. Peneliti berusaha menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami agar siswa dapat lebih memahami dan belajar lebih lancar. Sehingga siswa lebih paham
dan pembelajaran berjalan lancar. Peneliti kemudian memodifikasi gambar untuk digunakan
sebagai objek untuk menulis paragraf deskriptif.
Siswa menulis paragraf deskriptif secara mandiri berdasarkan gambar yang diberikan
kepada mereka. Setelah itu, siswa mengumpulkan tulisan mereka untuk penilaian untuk

9
menyelesaikan pembelajaran. Melakukan semua kegiatan penelitian siklus I berulang dalam
rencana pembelajaran siklus I selama kegiatan siklus 1, peneliti mengamati dan mencatat semua
perkembangan yang terjadi selama pembelajaran.
2. Catatan kolaborator
Pada kegiatan Siklus I menekankan peneliti dalam hubungannya dengan siswa dengan
berbagai cara. Mitra menyatakan bahwa peneliti menyelesaikan tahapan pembelajaran sesuai RPP.
Para peneliti menggunakan metode ceramah, demonstrasi, inkuiri dan verifikasi untuk mengajar
menulis paragraf deskriptif.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa memperhatikan sejak awal dan bersungguh-sungguh
mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi tentang motivasi.
Ketika peneliti meminta siswa mengambil gambar untuk digunakan sebagai bahan menulis
paragraf deskriptif. Siswa masih kesulitan dalam menulis paragraf deskriptif dengan media gambar
saat pembelajaran karena gambar yang ada di dalamnya terkesan muncul begitu saja. Hal ini
disebabkan karena kemampuan siswa dalam mengamati gambar belum teliti dan menyeluruh, hal
ini dimungkinkan karena kurangnya pengamatan dan analisis gambar. Selain itu, ini mungkin baru
pertama kali diterapkan sebagai model pembelajaran di kelas VI. Selain hal di atas, kesulitan siswa
dalam menulis paragraf deskriptif juga bersumber dari kurangnya kosa kata atau masalah bahasa,
terutama menuangkan ide ke dalam tulisan. Oleh karena itu, siswa tampaknya kesulitan untuk
menulis paragraf deskriptif.
3. Refleksi pengolahan data siklus I
Berdasarkan pembahasan di atas, kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif
dengan media gambar pada Siklus I adalah sebagai berikut:
a) Nilai siswa terendah pada siklus I adalah 46 yaitu 100, dari skor kumulatif seluruh aspek
penilaian keterampilan menulis.
b) Siswa memiliki rata-rata, nilai ini tidak berubah secara signifikan, karena rata-rata nilai KKM
adalah 70, sehingga perlu dilakukan perubahan dan penambahan pada periode berikutnya.
4. Pembahasan hasil siklus I
Berdasarkan materi penelitian, hal ini dapat dijelaskan melalui pembahasan berikut:
Kemampuan 21 siswa kelas VI dalam menulis paragraf deskriptif menggunakan media gambar
pada siklus I, dievaluasi berdasarkan unsur penilaian penulisan paragraf deskriptif meliputi

10
kesesuaian isi dengan judul, pilihan ejaan kata, tanda baca dan imajinasi. Ditemukan bahwa
kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif masih lemah.
Data penilaian menulis siklus I menunjukkan bahwa tidak semua siswa dapat
meriwayatkan tulisannya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya siswa yang
memperoleh nilai 46 yang berarti sangat rendah menurut kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
Tingkat keterampilan menulis tidak tercapai pada beberapa bidang penilaian karena siswa
tidak terlatih dan terbiasa mengungkapkan pikirannya secara detail dan sistematis. Selain itu, untuk
pilihan kata yang tidak mendidik, kesesuaian imajinasi karya deskriptif masih lemah, karena
sebagian siswa merasa malu, kurang berani dan kurang percaya diri. Hal ini mempengaruhi
perbendaharaan kata atau kosa kata siswa yang bersangkutan.
B. Deskripsi data siklus II
Data siklus II Data dari Siklus II ini meliputi informasi tentang kemampuan siswa dalam
menulis paragraf deskriptif, catatan penulis, catatan kolaborator, refleksi, pembahasan data,
temuan, rekomendasi, dan keterbatasan penelitian.
1. Informasi tentang kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif.
Pada siklus ini keterampilan siswa dikembangkan lebih lanjut melalui hasil penilaian yang
meliputi kesesuaian isi judul, pilihan kata, serta ejaan dan tanda baca. Menulis paragraf deskriptif
tentang hasil proses pembelajaran, lebih memperhatikan aspek-aspek yang berada di bawah
standar KKM ketika siswa menerima nilai.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa dari 21 siswa yang memperoleh nilai tertinggi 93
dan nilai terendah yaitu 60, sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 73,1. Kemudian siswa yang
belum mencapai KKM hanya 3 orang.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan siswa
dalam menulis paragraf deskripsi berdasarkan media gambar. Disamping itu nilai-nilai kelas sudah
mendekati kriteria penilaian paragraf deskripsi yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti
menganggap bahwa aktifitas tindakan kelas (latihan menulis paragraf deskripsi melalui media
gambar) cukup pada siklus II.
2. Catatan Peneliti
Pada siklus II, peneliti menggunakan RPP dilakukan dengan mengulang penulisan paragraf
deskriptif dengan media gambar. Saat menjelaskan materi, siswa sangat ingin melihat di mana
kesalahan yang mereka buat. Peneliti membagikan hasil penulisan deskripsi siswa pada siklus I,

11
dimana diamati adanya korelasi dalam hal kesalahan dari sudut pandang yang berbeda. Peneliti
dan siswa kemudian mengajukan pertanyaan dan menjawab kesalahan siswa yang mereka buat
saat menulis paragraf deskriptif dan memperbaikinya.
Pada siklus ini terlihat bahwa siswa lebih termotivasi untuk menulis paragraf deskriptif,
meskipun kesalahan kecil masih terjadi. Peneliti membagikan berbagai gambar sebagai alat
peraga, yang digunakan untuk menulis paragraf deskriptif, dan siswa mengambil gambar. Selama
proses pembelajaran, peneliti lebih memperhatikan siswa yang mencapai hasil kurang baik
mendekati tempat mereka pada siklus pertama. Kemudian, peneliti menyiapkan tanya jawab
tentang materi, di mana tahapan penulisan paragraf yang menggambarkan sumber daya visual
ditinjau. Pada siklus II, peneliti lebih aktif mengunjungi beberapa siswa yang dianggap kesulitan
menyusun kata-kata yang ditemukan ke dalam paragraf deskriptif.
3. Informasi mitra kerjasama
Dalam catatan kontributor disebutkan bahwa ada perubahan yang dilakukan peneliti pada
siklus II. Peneliti berusaha mengatur pembelajaran seoptimal mungkin agar pembelajaran berjalan
dengan lancar. Selain itu, peneliti menyelidiki langkah-langkah penulisan paragraf deskriptif
menggunakan media visual melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik. Pada saat
kegiatan ini berlangsung, terlihat beberapa siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan serius,
seolah-olah menerima begitu saja. Hal ini dapat dimaklumi, karena siswa menganggap materi yang
disajikan sebagai pengulangan. Menanggapi hal tersebut, guru menjelaskan alasan pengulangan
tersebut, agar siswa dapat serius kembali. Peneliti juga menyampaikan kesalahan umum yang
dilakukan siswa pada siklus II agar siswa lebih memahaminya. Peneliti bekerja dengan siswa untuk
menemukan kesalahan dan menganalisis kesalahan dalam pekerjaan siswa. Peneliti mengingatkan
siswa untuk memperhatikan lebih banyak aspek ketika menulis paragraf deskriptif. Peneliti juga
membantu siswa yang kesulitan menulis paragraf deskriptif. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari pengamatan atau observasi dan pembelajaran media gambar menulis paragraf
deskriptif, dilakukan 21 siswa kelas VI siklus II yang diketahui kemampuannya dalam menulis
paragraf deskriptif. agregat meningkat dibandingkan dengan rata-rata nilai siklus I.
4. Konsultasi pembahasan data siklus II
Berdasarkan kemampuan siswa pada siklus II dalam menulis paragraf deskriptif dengan
menggunakan media gambar, dapat dicerminkan sebagai berikut:

12
a) Pada siklus II, skor terendah siswa adalah 60, dan skor kumulatif untuk Penilaian
Keterampilan Menulis Paragraf Deskriptif adalah 100.
b) Beberapa keterampilan siswa berada di atas rata-rata kelas 73,1. Kemampuan mereka
dalam menulis lagu deskriptif sudah berada pada level yang cukup bagus.
c) Berdasarkan uraian tersebut, kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif dengan
menggunakan media bergambar seperti yang telah dijelaskan di atas, maka pada siklus II
ini mengalami peningkatan yang cukup baik. Kemampuan siswa pada setiap bidang
penilaian mendekati kriteria penilaian maksimal.
d) Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa mendapat nilai terendah pada siklus II yaitu
60 dan rata-rata kelas 73,1. Oleh karena itu, pembelajaran aktivitas kelompok dilakukan
hanya sampai siklus II, ketika keterampilan menulis paragraph deskriptif dicapai dengan
cukup memuaskan.
5. Pembahasan hasil siklus II
Berdasarkan data penelitian dua siklus dan gambaran reflektif hasil penelitian dua siklus,
dapat dijelaskan penalaran sebagai berikut; Kemampuan 21 siswa kelas VI dalam menulis paragraf
deskriptif menggunakan media picture and picture melalui beberapa aspek, ditemukan kesesuaian
paragraf deskriptif pada topik 65% rata-rata kelas 73,1 dan berada 35% di bawah rata-rata kelas.
Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa kelas VI yang keterampilannya masih di
bawah standar penilaian yang ditetapkan.
Tabel 4.6 Perbandingan data hasil kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi
antara siklus I dan siklus II
Siklus I Siklus II
No Nama
Nilai Nilai
1 Abdul Muthalib 73 73
2 Aisyah Amira 46 70
3 Anandita Anugrah 60 70
4 Cinta Kirana 86 80
5 Cut Qaleesya 53 67
6 Dara Salsabella 73 70
7 Fakhri Al Farizi 66 73
8 Fakhri Kamil 67 73

13
9 Khansa Zahra 46 70
10 M. Afif Az Zahran 86 80
11 M. Azka Rafa 53 70
12 M. Fatih Al Thaf 86 80
13 M. Hafidh 53 70
14 Mohd. Agha 73 73
15 Muhammad Al Faqih 60 70
16 Nindya Azka 67 93
17 Rafa Syamil 66 70
18 Rafifah Iklima 86 73
19 Syarifah Humaira 53 67
20 T. A. Imam Musayyaf 67 73
21 Viola Balqis 46 80
Jumlah 1379 1535
Rata-rata 65,6 73,1

Dari tabel perbandingan rangkuman kemajuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif
dengan media gambar, terlihat bahwa secara umum kemajuan siswa dalam menulis paragraf
deskriptif meningkat. Nilai kumulatif dan rata-rata kemampuan siswa sudah mencapai tingkat
keberhasilan yang cukup baik dengan peningkatan yang signifikan.
Pencapaian nilai rata-rata kelas 73,1 sangat baik, karena mencapai KKM yang ditetapkan
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hanya 3 siswa yang tidak mencapai nilai KKM. Siswa di
bawah rata-rata diperbaiki sampai mereka mencapai nilai 73,1 atau lebih tinggi.
KESIMPULAN
Menulis paragraf deskriptif meningkat untuk siswa kelas IV di SD IT Tadzkia Langsa.
Setelah berpartisipasi, mempelajari cara menulis paragraf deskriptif menggunakan media picture
and picture. Peningkatan dalam menulis paragraf deskriptif diketahui dari tes prasyarat, siklus I
dan II. Nilai tes awal siswa 63,3 dan nilai tes siklus I yaitu 65,6 meningkat tipis 2,3%, sedangkan
skor tes siklus II sebanyak 73,1 dan meningkat 7,5% dibanding siklus I. Demikian peningkatan
yang dialami siswa dari ujian awal, tes siklus dan siklus II. Sikap atau perilaku siswa berubah dari
negatif menjadi positif. Kesiapan siswa menerima kelas tidak terlihat pada siklus 1, siswa masih

14
berperilaku negatif, misalnya berbicara dengan temannya, dan tidak berani mempresentasikan
hasil karyanya di depan kelas tanpa dipanggil oleh guru. Siswa yang awalnya kurang semangat
belajar menjadi siap, bersemangat, senang dan senang belajar. Dengan demikian, media picture
and picture dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf deskriptif.
Berdasarkan hasil di atas, guru harus melakukan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas
hasil pembelajaran, seperti berikut: 1) Guru harus sering mengoreksi dirinya sendiri. 2)
Penggunaan metode picture and picture serta media gambar seri dapat menjadi salah satu alternatif
metode pengajaran yang digunakan oleh guru. 3) Pendidik harus menjalani PTK untuk
meningkatkan pembelajaran. 3) Penelitian, pelatihan dan seminar harus dilaksanakan secara aktif
untuk meningkatkan profesionalisme dan kualitas guru sekolah dasar di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Alfin, Jauharoti, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Learning Asistance Program for
Islamic School: 2009).
Arifin, E. Zaenal. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Akademika Persindo.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali pers.
Budi Nuryanta, dkk. 2007. Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka.
Hermawan, Ruswandi, Dkk, 2010. Metode Penelitian Pendidikan SD, Bandung: Upi Press.
Hufad, Ahmad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT
Indeks.
Rahardi, Kunjana.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: 2009.

15

Anda mungkin juga menyukai