Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS SISWA MI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Andina Halimsyah Rambe


UIN Sumatera Utara Medan
Email : andinahalimsyahrambe@uinsu.ac.id
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan
model pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa pada
mata pelajaran bahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan 35 subyek (13 laki-laki dan 22 perempuan). Hasil temuan menunjukkan
bahwa keterampilan menulis siswa meningkat pada tiap tindakan.berdasarkan hasil
penelitian tersebut, disimpulkan bahwa model pembelajaran PAIKEM dengan media
cerita animasi Youtube dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa MI pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Hal itu terlihat bahwa setelah dilakukan tindakan, (1)
keterampilan menulis siswa MI meningkat dari data awal nilai rata-rata keterampilan
menulis siswa hanya 66,71 dengan ketuntasan klasikal 22,85% menjadi 76,29 pada siklus
I dan 79,57 pada siklus II dengan ketuntasan klasikan mencapai 77,14%. (2) Peningkatan
persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 70,17% dengan kategori baik,
pada siklus II meningkat menjadi 81,25% dengan kategori sangat baik. (3) dampaknya
siswa semangat menulis dan merevisi setelah menyeleksi tulisan menggunakan ejaan
bahasa indonesia dan lebih senang berlatih menulis meskipun tidak diperintah guru
Kata Kunci : PAIKEM, Keterampilan Menulis

Abstract : This study was conducted to obtain an overview of the application of the
PAIKEM learning model to improve students' writing skills in Indonesian subjects. This
type of research is a classroom action research (PTK) with 35 subjects (13 male and 22
female). The findings showed that students' writing skills improved in each action. Based
on the results of this study, it was concluded that the PAIKEM learning model
with Yo utube animated story media could improve the writing skills of MI students in
Indonesian subjects. It can be seen that after taking action, (1) MI students 'writing skills
increased from the initial data, the average score of students' writing skills was only 66 ,
71 with classical completeness of 22.85% to 76.29 in cycle I and 79.57 in cycle II with
classification completeness reaching 77.14%. (2) The increase in the average percentage
of teacher activity in the first cycle was 70 , 17 % in the good category, in the second cycle
it increased to 81.25% in the very good category. (3) the impact is that students are
enthusiastic about writing and revising after selecting writing using Indonesian spelling
and prefer to practice writing even though the teacher does not command.
Keywords : PAIKEM, Writing Skills

PENDAHULUAN
Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting didalam dunia pendidikan.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi sehingga dapat dikatakan bahwa Hakikat
pembelajaran bahasa Indonesia adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa di arahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

13
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun
tertulis yang bertujuan membelajarkan para siswa agar terampil berkomunikasi melalui
pemahaman dan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Keterampilan menulis tidak
akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak
dan teratur. Pembelajaran menulis di SD/MI dititik beratkan pada keterampilan
mengungkapkan perasaan secara tertulis, menuliskan informasi sesuai dengan konteks
dan situasi, meningkatkan kegemaran menulis serta meningkatkan mutu pengetahuan,
sehingga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Untuk menguasai keterampilan
menulis tidak cukup mempelajari tata bahasa secara teori tentang menulis melainkan
tumbuh melalui proses pelatihan sejak dini. Siswa mampu menulis secara efektif
apabila menguasai hal-hal yang berkaitan dengan menulis. Dengan bekal kemampuan
menulis yang dimilikinya siswa akan dapat menyampaikan gagasan dan kehendak
secara komukatif yang mudah diterima orang lain.
Meskipun pembelajaran menulis telah disadari merupakan bagian penting dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI, namun pada kenyataannya pembelajaran
menulis kurang mendapat perhatian dari guru maupun siswa. Pembelajaran menulis
atau mengarang kurang ditangani secara sungguh–sungguh, sehingga keterampilan
menulis yang dimiliki siswa kurang memadai. Terdapat beberapa hambatan internal
dan eksternal bagi penulis pemula. Hambatan tersebut diantaranya, yaitu kurangnya
pengetahuan, belum memiliki penguasaan berbahasa yang baik, serta kurangnya minat
dalam menulis, sedangkan faktor eksternal yang menghambat seseorang untuk menulis
adalah sulitnya mencari topik atau ide untuk bahan tulisan. Dalam kenyataannya,
hambatan-hambatan tersebut memang menjadi penghalang bagi siswa dalam menulis
cerita. Hambatan yang seringkali dialami ketika pertama kali akan menulis cerita adalah
kesulitan dalam mencari ide atau topik cerita. Selain itu, kurangnya minat siswa
terhadap pembelajaran menulis cerita pun menjadi salah satu hambatan dalam
pembelajaran. Akibatnya, ketika mengikuti pembelajaran menulis cerita siswa
seringkali mengeluh dan terlihat kurang memiliki motivasi. Padahal, keterampilan
menulis itu harus diawali oleh minat, kreativitas, sebilangan latihan, dan kebiasaan
membaca berbagai sumber bacaan. Oleh karena itu, menarik minat dan motivasi siswa
dalam pembelajaran menulis sangat penting dilakukan guna meningkatkan

14
pembelajaran menulis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menerapkan sebuah model
pembelajaran beserta media pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi tertarik
dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran menulis.1
Menyelarasakan antara aktivitas yang akan dilakukan siswa dengan desain
pembelajaran diatas dianggap mampu untuk menjadi solusi. Kegiatan menulis itu ialah
suatu proses, yaitu proses penulisan. Dalam proses penulisan itulah diperlukan adanya
inovasi baru agar proses yang dilalui siswa lebih menyenangkan. Sehingga peneliti
menawarkan solusi dengan Berdasarkan problematika di atas, maka model
pembelajaran PAIKEM merupakan model pembelajaran alternatif untuk mengatasi
kendala tersebut. Model pembelajaran PAIKEM adalah model pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang diberikan kepada siswa secara optimal
untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam suasana yang tidak membosankan siswa. 2
Selain itu, dalam pelaksanaannya PAIKEM juga memungkinkan siswa untuk
mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan
pemahamannya, dengan penekanan siswa belajar sambil bekerja, sementara guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan
lingkungan), supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif. 3 PAIKEM hadir
sebagai solusi, karena pembelajaran ini lebih memungkinkan guru maupun siswa untuk
sama-sama aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan harapan, meningkatnya
aktivitas belajar maka akan meningkat pula hasil belajarnya.4
Mengaitkan antara model pembelajaran PAIKEM dengan menulis, Moore-Hart
menyatakan menulis terbagi menjadi lima tahapan yaitu “prewriting, drafting, revising,
editing, dan publishing”.5 Dalam penelitian ini, siswa pada tahap prewriting melihat
tayangan cerita animasi di youtube, mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terdapat
dalam cerita tersebut, mengembangkan kerangka cerita. Pada tahap drafting, siswa
menuangkan cerita berdasarkan kerangka yang dibuat. Tahap revising dilakukan secara
berkelompok untuk berdiskusi dengan siswa lain. Diskusi yang dilakukan terkait cerita
yang dibuat siswa lain, baik dalam penggunaan dan penulisan kata, kalimat, tata tulis,
1
Sari Pertiwi, “Efektivitas Model Sinektik Dengan Media Film Pendek Dalam Pembelajaran Menulis
Cerita Pendek”, repository.upi.edu, 2014.
2
Ahmadi, I. 2011. PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan,
Gembira, dan Berbobot). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
3
Hartono. Dkk, PAIKEM, Jogjakarta: Zanafa Publising, 2012, hlm. 72.
4
Umi Kulsum, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM, Surabaya: Gena Pratama
Pustaka, 2011, hlm.59
5
Moore-Hart, M. A., Teaching writing in diverse classrooms, k-8: Enhancing writing through
literature, real-life experience, and technology, Boston: Pearson Education, 2010, hlm. 12-17

15
tanda baca dan lain sebagainya. Selanjutnya, pada tahap editing siswa mengedit
tulisannya berdasarkan masukan dari teman dan guru. Tahap terakhir yaitu publishing
dengan cara membacakan cerita di depan kelas. Dengan demikian, maka proses menulis
yang akan dilakukan siswa lebih bervariasi dalam aktivitasnya baik untuk aktivitas guru
maupun siswa itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk melanjutkan
penelitian yang secara rinci tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menulis siswa
dan juga dampak keterampilan menulis siswa setelah dilakukannya pembelajaran
dengan model PAIKEM.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian pra tindakan merupakan penelitian sebelum diadakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi awal kelas tersebut, baik dari segi guru, siswa maupun
pembelajaran yang berlangsung. Setiap penelitian tindakan kelas menghasilkan
paparan data. Paparan data merupakan penjelasan mengenai penelitian dari
pengamatan pendahuluan sampai pelaksanaan tindakan Mata pelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IV MIS Nurul Iman. Dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
yang telah diamati pada kelas IV MIS Nurul Iman dapat dilihat bahwa terdapat sebagian
siswa yang kurang termotivasi untuk menulis. Dari hasil observasi yang dilakukan pada
proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIS Nurul Iman antara lain: (1)
menggunakan media pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa; (2) penggunaaan
metode pembelajaran kurang bervariasi; (3) sebagian siswa kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran; (4) sebagian siswa merasa bosan dan kurang
termotivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Alternatif untuk memecahkan
masalah dalam proses pembelajaran yang dialami siswa kelas IV MIS Nurul Iman antara
lain: (1) proses pembelajaran menggunakan media yang menarik; (2) menggunakan
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa; (3) menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan termotivasi
mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagai upaya dalam memecahkan permasalahan
keterampilan menulis siswa kelas IV MIS Nurul Iman, maka dilakukan perbaikan dalam

16
pembelajaran keterampilan menulis. Perbaikan tersebut dilakukan dengan langkah
langkah sebagai berikut.
1. Hasil Tindakan Siklus I
Setelah melakukan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran pra tindakan yang
dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, maka peneliti perlu melakukan perbaikan
pembelajaran menulis melalui media rekaman cerita animasi youtube. Pelaksanaan
pembelajaran menulis cerita pada siklus I. Hasil data tersebut diuraikan secara rinci
sebagai berikut.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan di kelas IV MIS Nurul Iman yang
berjumlah 35 siswa. Waktu pelaksanaan pembelajaran yaitu pada hari Kamis, 15
Oktober selama 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Praktikan diamati oleh guru mata
pelajaran bahasa Indonesia. Jika dipersentasekan aktivitas siswa mendapat nilai sangat
baik 8,57%, nilai baik 20%, cukup 28,57%, kurang 40% dan sangat kurang 2,86% dari
jumlah 35 keseluruhan siswa. Oleh karena itu nilai proses perlu ditingkatkan pada
siklus selanjutnya. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes evaluasi secara
individu untuk mengukur kemampuan siswa setelah proses pembelajaran. Nilai hasil
tes evaluasi siswa merupakan penilaian hasil. Siswa dikatakan tuntas dalam belajar jika
nilai hasil melampaui KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 75. Dari hasil belajar
siswa terdapat 20 siswa yang tuntas dalam belajar atau 57,14% dari jumlah seluruh
siswa. Siswa yang belum tuntas dalam belajar 15 siswa atau 42,86% dari jumlah siswa
kelas IV. Nilai rata-rata kelas 75,29. Dari hasil pembelajaran tersebut menunjukkan
bahwa pada siklus I siswa kelas IV sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal.
Berdasarkan pengamatan, aktivitas guru juga mengalami peningkatan. Pada siklus
pertama aktivitas guru mengalami peningkatan yang awalnya 60,25% menjadi 70,17%
dengan kategori baik yang artinya meningkat 9,92% dari sebelum adanya tindakan.
Hasil refleksi siklus I yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Pada saat pembelajaran berlangsung masih terdapat siswa yang belum aktif
dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan.
b. Pada saat guru menayangkan video cerita animasi dari youtube, masih ada siswa
yang tidak memperhatikan.
c. Pada saat menulis cerita, masih terdapat siswa yang belum mau bekerja.

2. Hasil Tindakan SIklus II

17
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dimulai dengan mengucapkan salam,
do’a, menanyakan kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab.
Kemudian guru menyampaikan informasi materi dan tujuan pembelajaran tentang
menulis teks cerita melalui media youtube dengan benar. Kegiatan inti dimulai dengan
bimbingan pada siswa yang belum paham tentang cerita, kemudian guru
mempersiapkan media pembelajaran. Sebelum guru memutarkan youtube tersebut guru
membagikan lembar evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa setelah pembelajaran.
Selanjutnya guru menjelaskan petunjuk pengerjaan lembar evaluasi. Setelah siswa
memahami petunjuk pengerjaan guru kemudian memutarkan video cerita animasi
tentang menjaga lingkungan. Setelah media pembelajaran siap untuk dipergunakan
guru membagikan lembar evaluasi pada setiap siswa terlebih dahulu dan menjelaskan
cara mengerjakan lembar evaluasi tersebut. Setelah siswa paham petunjuk pengerjaan
lembar evaluasi tersebut guru memutarkan video cerita animasi tentang menjaga
lingkungan dan siswa menyimak video tersebut. Siswa selesai menyimak video, guru
memberikan pertanyaan berkaitan dengan isi cerita dan siswa mampu menjawab
dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa benar-benar menyimak cerita yang
telah diputarkan guru. Kemudian siswa diberikan waktu untuk mengerjakan lembar
evaluasi yang telah dibagikan. Lembar evaluasi terdiri dari menganalisis cerita,
membuat kerangka cerita dan menulis cerita. Salah satu siswa ditunjuk untuk maju ke
depan kelas membacakan hasil pekerjaannya dan siswa yang lain memberikan
tanggapan. Setelah semua siswa selesai dalam mengerjakan lembar evaluasi, tugas
dikumpulkan. Selama siklus ke II sudah ada peningkatan aktifitas siswa dengan
persentase 11,43% dalam kategori sangat baik, 28,57% kategori baik, 37,14% kategori
cukup, dan 22,86% kategoori kurang baik dalam hal aktivitas menulisnya. Persentase
jumlah siswa yang tuntas pada siklus II ini adalah 77,14% sedangkan 22,86% siswa
tidak tuntas dalam penilaian proses belajar. Perbandingan hasil penilaian aktivitas
menulis siswa pada siklus I adalah 57,14% sedangkan pada siklus II 77,14%, aktivitas
siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 20%. Hal ini menunjukkan
bahwa selama proses pembelajaran siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Hasil
tes siswa pada kegiatan menulis teks cerita siklus II diperoleh data bahwa 27 siswa
dinyatakan tuntas sedangkan 8 siswa tidak tuntas dalam belajar dan rata-rata kelas
sebesar 79,57. Selain itu, terdapat pula peningkatan terhadap aktivitas guru.
Peningkatan aktivitas guru berdasarkan lembar pengamatan menjadi 81,25% dengan

18
katogori sangat baik, sehingga disimpulkan bahwa aktivitas guru naik 21% dari pra
tindakan dan naik 11.08% dari siklus 1. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa
kelas IV MIS Nurul Iman dengan menggunakan pendekatan PAIKEM dan media youtube
terus meningkat menjadi lebih baik dari tindakan sebelumnya.
Data aktivitas belajar diperoleh dari observasi yang diadakan pada setiap
siklus untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siklus I dan II. Berikut tabel yang
menyajikan data perbandingan aktivitas belajar sebelum tindakan, siklus I dan siklus II.
Tabel Rata-Rata aktivitas belajar siswa MI kelas IV pada pratindakan, Siklus I dan
Siklus II
No Hasil Belajar Pra Tindakan Siklus I Siklus II
1. Nilai rata-rata 66,71 75,29 79,57
2. Presentase (%) 22.85% 57,14% 77,14%

Tabel di atas menunjukkan perbandingan aktivitas belajar siswa kelas IV MIS


Nurul Iman siklus I dan siklus II. Dari table diatas diketahui bahwa rata-rata nilai siswa
pra tindakan 66,71 dengan ketuntasan klasikal 22,85%, siklus I rata-rata nilai siswa
75,29 dengan ketuntasan klasikal 57,14%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 79,57
dengan ketuntasan klasikal 77,14%.
Analisis data tentang ketercapaian secara individu dan klasikal diperoleh fakta
bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM berdasarkan data awal,
siklus I dan siklus II. Pada data awal keterampilan menulis nsiswa mesih tergolong
rendah, hal ini ditandai dengan nilai rata-rata yang masih dibawah KKM yaitu hanya
66,71 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebelum diterapkan model
pembelajaran PAIKEM (data awal) yaitu berjumlah 8 siswa dengan persentase
jumlahnya adalah 22,85%. Kemudian pada siklus I setelah diterapkannya model
pembelajaran PAIKEM, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,28 atau naik 8,57
dari data awal. Peningkatan ini juga diikuti oleh semakin bertambahnya jumlah siswa
yang tuntas yakni menjadi 20 siswa dengan persentase 57,14%. Kemudian nilai rata-
rata kelas meningkat lagi pada siklus II menjadi 79,57 atau meningkat 12,86 dari data
awal. Peningkatan juga terjadi pada jumlah siswa yang tuntas yakni pada siklus II ini
menjadi 27 siswa dengan persentase 77,14%. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan
keterampilan menulis sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu, jika diterapkan model

19
pembelajaran PAIKEM, maka keterampilan menulis siswa MI kelas IV MIS Nurul Iman
Sumatera Utara meningkat. Peningkatan yang terjadi baik dari aktivitas guru dan siswa
maupun dari segi keterampilan menulis siswa ini tidak lepas dari tahapan atau fase-fase
penting model pembelajaran PAIKEM yang telah dijalankan oleh guru dengan sangat
baik. Tahapan penting dalam pelaksanaan pembelajaran terbagi dalam tiga tahap yang
perlu mendapatkan perhatian yaitu : a) Membuka pelajaran b) Menggarap/membahas
bahan c) Menutup pelajaran.6 Namun, didalam pelaksanaan model pembelajaran
PAIKEM, dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut:
Pertama, tahap membuka pelajaran berkaitan dengan seberapa jauh kemampuan
guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu. 7
Pada tahap membuka pelajaran inilah guru melakukan apersepsi sebagaimana bahwa
apersepsi ini memiliki kedudukan penting dalam kegiatan pembelajaran 8 terutama
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.9 Sehingga tak berlebihan jika Munif Chatib10
menyatakan bahwa menit-menit pertama dalam proses belajar adalah waktu yang
terpenting untuk satu jam pembelajaran selanjutnya. Pada menit-menit pertama itulah
apersepsi bisa dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip psikologi
pendidikan bahwa guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa,
tetapi siswa yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka. Kedua,
menggarap/membahas bahan. Pada bagian ini adalah presentasi materi dengan
presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi dan
bahan bacaan. Pada saat siswa mengamati guru dalam mendemonstrasikan materi
pelajaran, peserta didik diharapkan mampu meniru perilaku (langkah-langkah) yang di
lakukan oleh guru. Siswa biasanya lebih senang belajar dengan melakukan sesuatu dari
pada hanya mendengarkan guru ketika menyampaikan pelajaran. Ini sejalan dengan
asumsi bahwa sebagian besar hal-hal yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari
mengamati orang lain dan menirukannya. Ketiga, membimbing pelatihan, dalam hal ini
keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan membuat belajar berlangsung dengan
lancar dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan yang telah

6
Nini Subini dkk, Psikologi Pembelajaran, Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2012, hlm. 20
7
Sardiman,Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012, hlm.
211.
Irwan Satria & Raden Gamal Tamrin Kusuma, “Analisis Keterkaitan Motivasi dan Apersepsi
8

Terhadap Hasil Belajar IPS”, Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE), Vol 1 (1), 2019.
9
Purbarani Jatining Panglipur, “Apersepsi Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”, (Thesis,
Universitas Negeri Malang, 2018).
10
Munif Chatib, Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Learning Mizan Media Utama, 2001. hlm 88

20
dimilikinya. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivistik yang menyatakan bahwa “guru
tidak dapat hanya sekedar memberika pengetahuan kepada siswa, siswa harus
membangun sendiri pengetahuan dibenaknya. Keempat, memberikan umpan balik.
Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya dimaksudkan untuk
mencari informasi sampai dimana siswa mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu
murid juga diberi kesempatan untuk memeriksa diri sampai di mana mereka mengerti
bahan tersebut. Sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum
lengkap dengan memberi penekapan pada hal-hal penting dalam pembelajaran
tersebut.11 Kelima, pelatihan lanjutan. Pada saat guru memberikan pelajaran lanjutan
yaitu dengan memberikan latihan, siswa diharapkan dapat mengingat dan lebih
memahami pelajaran yang telah dipelajari sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajarnya.12 Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa membuka dan menutup
pelajaran merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang perlu dikuasai oleh
guru untuk membantu mengefektifkan pembelajaran dengan menyiapkan mental siswa
dan membimbing siswa memiliki ringkasan tentang materi yang dipelajari. 13 Dengan
memperhatikan beberapa hal diatas, secara otomatis maka aktivitas belajar mengajar
juga akan meningkat baik dari segi aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Sehingga, jika
aktivitas belajar sudah meningkat lebih baik maka hasil belajar yang diperoleh oleh
siswa juga akan meningkat lebih baik pula sejalan dengan proses pembelajaran yang
telah dilalui.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh
simpulan bahwa model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa MI. Peningkatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
1. Peningkatan keterampilan menulis siswa MI, pada data awal nilai rata-rata
keterampilan menulis siswa hanya 66,71 dengan ketuntasan klasikal 22,85%.
Pada siklus I nilai rata-rata secara klasikal meningkat menjadi 75,29 atau
naik 8,58 poin dari data awal dengan persentase ketuntasan klasikal
mencapai 57,14%. Pada siklus II nilai rata-rata secara klasikal meningkat
11
Uluul Khakiim dkk., “Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran oleh Guru Kelas I Sekolah
Dasar”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan, Vol. 1, No. 9, 2016, hlm. 1730
12
Djamarah S.B., Guru dan Siswa dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hlm. 421
13
Uluul Khakiim dkk., “Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran oleh Guru Kelas I Sekolah
Dasar”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan, Vol. 1, No. 9, 2016, hlm 1730.

21
menjadi 79,57 atau meningkat 12,86 poin dari data awal dengan ketuntasan
klasikan mencapai 77,14%.
2. Peningkatan persentase rata-rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 70,17%
dengan kategori baik, pada siklus II meningkat menjadi 81,25% dengan
kategori sangat baik.
3. Setelah dilakukan tindakan siswa semangat menulis dan merevisi setelah
menyeleksi tulisan menggunakan ejaan bahasa indonesia dan lebih senang
berlatih menulis meskipun tidak diperintah guru

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, I. PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan, Gembira, dan Berbobot). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2011.

Chatib, Munif. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa Learning Mizan Media Utama, 2001.

Djamarah S.B.. Guru dan Siswa dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Hartono. Dkk.. PAIKEM. Jogjakarta: Zanafa Publising, 2012.

Khakiim, Uluul dkk.. “Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran oleh Guru Kelas I
Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan. Vol. 1. No.
9. 2016.

Kulsum, Umi. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM. Surabaya:


Gena Pratama Pustaka, 2011.

Moore-Hart, M. A.. Teaching writing in diverse classrooms, k-8: Enhancing writing


through literature, real-life experience, and technology. Boston: Pearson Education,
2010.

Subini, Nini dkk.. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka, 2012.

Sardiman. Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,


2012.

Satria, Irwan & Raden Gamal Tamrin Kusuma. “Analisis Keterkaitan Motivasi dan
Apersepsi Terhadap Hasil Belajar IPS”. Indonesian Journal of Social Science
Education (IJSSE), Vol 1 (1), 2019.

Panglipur, Purbarani Jatining. “Apersepsi Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”.


Thesis, Universitas Negeri Malang, 2018

Pertiwi, Sari. “Efektivitas Model Sinektik Dengan Media Film Pendek Dalam
Pembelajaran Menulis Cerita Pendek”. repository.upi.edu. 2014.

22

Anda mungkin juga menyukai