Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan LKS Tematik Berbasis Kearifan Lokal Pada Siswa Kelas V SD N 3

Semangus

Anisa Satia 5019141

PENDAHULUAN

Keberhasilan seorang guru dalam melakukan pembelajaran harus memiliki


pendapat,pengetahuan dan kreativitas dalam membuat suatu bahan ajar. Bahan ajar
merupakan alat dan teks yang di susun secara sistematis,yang menampilkan gambaran
lengkap kompetensi yang dimiliki siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan untuk melaksanakan pembelajaran,minsalnya,modul,lembar kerja dan lks.Prastowo
2013(Nurul Zuriah dkk,2016:40). Salasatunya lembar kerja siswa (LKS). LKS merupakan
buku panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah. Lembar
kerja siswa memuat seberkas kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk
memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembetukan kemapuan dasar sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.Hariyamto 2015(Yeni Harionik dkk,2018:42).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SD Negeri 3 Semangus pada


tanggal 21 okteber 2022 dengan guru kelas V Ibu Santi,S.Pd diketahui bahwa jumlah siswa
kelas V terdiri dari 9 orang, dengan kriteria ketuntasan ≥ 65. Adapun permasalahan yang ada
di SD Negeri 3 Semangus yaitu kurangnya bahan ajar yang digunakan seperti lembar kerja
siswa (LKS) yang suda digunakan tetapi kenyataannya bahan ajar yang digunakan masih
minim sehingga siswa kurang memahami pelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang maksimal guru diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat
memudahkan siswa dalam belajar, Sehingga dari permasalahan yang ada dapat
memungkinkan peneliti mampu menghasilkan bahan ajar yang sesuai apa yang diharapkan
dan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Dari permasalahan tersebut,
untuk menyampaikan materi dengan mudah dan dipahami oleh siswa diperlukan sebuah
pendekatan yang tepat dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan, pada dasarnya siswa pada
tingkat Sekolah Dasar, masih pada tahap operasional konkrit.Oleh karena itu pendekatan
menggunakan kearifan lokal pada lingkungan tempat tinggal peserta didik merupakan salah
satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Kearifan lokal
merupakan falsafa hidup dan ilmu pengetahuan serta berbgai strategi kehidupan berupa
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam merespon berbagai permasalahn dalam
memenuhi kebutuhannya.(Anwar Hafid dkk,2015:07).
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti berupaya untuk menyusun
pengembangan bahan ajar tematik berbasis kearifan lokal. Berdasarkan latar belakang
masalah melihat kondisi, dan kenyataan yang ada mengenai permasalahan yang terjadi di
sekolah maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Pengembangan LKS Tematik
Berbasis Kearifan Lokal pada siswa kelas V SD Negeri 3 Semangus”.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Borg Gall 1983 (Hamza,M.A 2019:01) .Penelitian pengembangan


merupakan suatu proses yang di lakukan untuk mengembangkan dan menvalidasi produk-
produk yang ada atau yang baru dan juga untuk menjawab sebuah permasalahan. Sedangkan
Seels dan Richey 1994 (Hamza,M.A 2019:01) berpendapat bahwa penelitian pengembangan
suatu prosedur kajiab sistematik dalam desain pengmbangan dan evaluasi program,proses dan
produk yang harus memenuhi kriteria validasi,praktis, dan efektif.
LKS adalah system yang mulus atau panduan guru dalam pembelajaran yang akan
disajikan secara tertulis sehingga dalsm penulisan perlu memperhatikan kriteria grafis sebagai
media untuk menarik perhatian siswa.Fannie R,D.,& Rohati,2014 (Yeni Haryonik
dkk,2018:42).
Menurut Gobyah,2003 (Anwar Ahfid dkk, 2015:07). Kearifan lokal diartikan sebgai

kebenaran yang telah menjadi trade atau ajeng di suatu daerah. Kearifan lokal merupakan

sesuatu yang secara khusus berkaitan dengan budaya lokal tertentu dan mecerminkan cara

hidup masyrakat tertentu, yaitu masyarakat setempat.(Anwar Ahfid dkk, 2015:07).

Menurut Mohamad Muklis ( Assingkly, 2019:07). Pembelajaran tematik merupakan

kegiatan pembelajaran dengan menggabungkan beberapa materi pelajaran dalam satu tema

yang nenekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan pemberdayaan dalam

memecahkan masalah sehingga mampu menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan

kecendrungan yang berbeda-bedah.

Ada beberapa penelitian yang relevan untuk meperjelas penelitian ini beberapa

penelitian yang telah dilakukan adlah sebagai berikut.

Hasil penelitian Arina Restiana Dkk (2019). Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Muhamadiyah Malang. Yang berjudul “Pengembangan LKS Berbasis Kearifan


Lokal di Malang Untuk Siswa Kelas IV SD”.Jenis penelitian ini pengembangan R&D,

penelitian ini menggunakan model ADDIE. Berdasarkan hasil dari validasi para ahli LKS

berbasis kearifan lokal malang dikatakan Malang dikatakan dapat digunakan dalam

pembelajaran dengan hasil presentase ahli materi 90,6%, presentasi ahli bahan ajar 73,33%

an presentasi ahli bahasa 93,33%. Hasil belajar peserta didik mendapatkan presentase

ketuntasan klasikal diatas 75%. Dari hasil angket 91,71%, sehingga dapat dikatakan LKS

berbasis kearifan lokal malang menarik digunakan dalam pembelajaran.

Hasil penelitian Chiristina Sabdarini Dkk (2021). Penddidkan Guru Sekolah

Dasar,STKIP-PGRI Lubuklinggau,Indonesia. Yang berjudul “Pengembangan LKS Tematik

Berbasis Kearifan Lokal Pada Siswa Sekolah Dasar”.Jenis penelitian ini R&D. Penelitian ini

menggunakan model ADDIE. Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dengan Judul

“LKS Tematik Kearifan Lokal pada Kelas VI SD Nengi Sungai Miang” menghasilkan

produk bahan ajar Tematik Berbasis Kearifan Lokal yang valid dan praktis untuk digunakan.

Penelitian ini telah mevalidasi oleh para ahli yang terdiri dari ahli bahasa,ahli materi, ahli

media serta uji coba one to one, uji coba kelompok kecil,serta uji keperaktikan guru, maka

penulis dapat mengambil kesimpulan. 1) Kelavalidasi LKS Tematik Berbasis Kearifan Lokal

berdasarkan analisis oleh para ahli, yang terdiri dari ahli bahasa dengan skor 4,07 dengan

katagori “Valid “, validasi ahli materi dengan skor 4,3 dengan katagori “Sangat Valid” dan

validasi ahli media dengan skor 4,05 dengan katagori “Valid”. Keseluruhan hasil validasi ahli

diperoleh skor 4,1 dengan katagori “Valid” sehingga layak untuk di uji coba ono to one dan

uji coba kelompok kecil. 2) Kpraktisan LKS Tematik Berbasis Kearifan Lokal berdasarkan

analisis yang dilakukan pada guru dan siswa Kelas VI SD Negri Sungai Miang diperoleh nilai

sebesar 89% . Hal ini menyatakan bahwa guru dan siswa memberikan respon sangat baik

terhadap LKS Tematik berbasis Kearfan Lokal yang dikembangkan sehingga dinyatakan

layak digunakan dan sangat praktis.


Hasil penelitian Fransiska Anggraini Dkk (2022) Universitas PGRI Silampari

Indonesia. Yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran Tematik

Berbasis Kearifan Lokal Siswa Sekolah Dasar”. Jenis penelitian ini rchesea and development

(R & D). Menggunakan model pengembangan ADDIE. Berdasarkan dari ketiga uji coba

kepraktisan diantaranya kelompok one to one ,kelompok kecil dan kepraktisan guru terhadap

LKS Tematik Berbasis Kearifan Lokal.Dapat disimpulkan bahwa uji coba kelompok one to

one termaksud katagori sangat praktis dengan skor rata-rata 4,3 serta uji kelompok kecil

termaksud katagori sangat praktis dengan skor rata-rata 4,5. Seluruh kelompok uji

kepraktisan siswa dan guru termaksud dalam katagori praktis skor raa-rata 4,2. Maka dari itu,

LKS layak digunakan untuk mebantu guru dan siswa dalam serta dapat menunjang proses

pembelajaran pada pembelajaran tematik. Valid yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa

ketiga validator yaitu bahasa, desain, dan materi. Praktis diperoleh dari angket respon siswa

serta hasil respon siswa guru dalam menggunakan LKS tematik berbasis kearifan lokal yang

dikembangkan.

METODE PENELITIAN

Model yang digunakan yaitu model pengembangan 4-D. Model pengembangan 4-D

memiliki 4 tahapan yaitu: define (pendefinisian), desing (perancangan), develop

(pengembangan), dan disseminate (penyebaran), Al Tabany (2017:233).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Research &

Development (R&D). peneliti ini menghasilkan produk berupa bahan ajar LKS Tematik

Berbasis Kearifan Lokal Tema 8 Likungan Sahabat Kita Kelas V SD. Peneliti menggunakan

model pengembangan 4-D yang memiliki 4 tahapan., Dalam penelitian ini hanya

menggunakan 3 tahap, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan. Dan tahap

penyebaran tidak dilakukan karena ada beberapa kendala, yaitu biaya, waktu, serta situasi
kondisi. Tahapan Pengembangan LKS Tematik Berbasis Kearifan Lokal adalah sebagai

berikut.

Statistik deskriptif ialah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul seperti yang ada tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum generalisasi. Peneliti

menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk mengelola data dalam penelitian ini untuk

memperoleh data yang meliputi: analisis kelayakan, respon siswa dan penilaian jawaban

siswa pada LKS yang telah dirancang atau dibuat. Sugiono (2018:206).

UJI KEVALIDAN LKS

Menurut Sugiyono (Zahra dan Nofha, 2018:49) bahwa validitas menunjukan derajat

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan

oleh peneliti.Uji validitas merupakan uji teoritik yang dilakukan oleh para ahli bidangnya.

Adapun karateristik yang akan divalidasi yaitu: bahasa, materi dan media. Validator tersebut

menganalisis LKS yang telah dirancang lalu memberikan saran atau masukkan pada

rancangan LKS. Lembar penilaian akan menghasilkan data yang digunakan untuk

menentukan kevalidan LKS, yang di dapat dari ahli bahasa, materi dan media. Data lembar

penilaian validasi diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan skor untuk setiap item dengan jawaban sangat baik (5), baik (4),

cukup (3), Kurang Baik (2) dan Sangat Tidak Baik (1).

2) Pemberian nilai validitas dengan rumus. Azwar,(2015:11) sebagai berikut.

Keterangan:
S = r – lo
lo = Angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini=1)
c = angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini =5)
r = angka yang diberikan oleh seorang penilai
3) Mencocokan rata-rata validitas dengan kriteria kevalidan LKS, pada tabel

3.1.

Tabel 3.1. Intrepretasi Validasi Aiken’V


Koefisien Korelasi Interpretasi Validitas
> 0,80 Tinggi
0,60 <_ V <0,80 Cukup tinggi
0,40<_ V <0,60 Cukup
0<_ V <0,40 Buruk

UJI KEPRAKTISAN

Kepraktisan LKS berbasis outdoor learningdapat dilihat dari hasil penilaian pada

lembar dan kepraktisan siswa dan gurudengan cara sebagai berikut:

1) Angket respon siswa diberikan skor untuk setiap item dengan jawaban

“Ya” (1) dan “Tidak” (0). Sedangkan untuk angket respon guru diberikan

skor sangat baik (4), baik (3), cukup (2), kurang (1).

2) Pemberian nilai kepraktisan dengan rumus. Hidayat dan Irawan (2017:56),

sebagi berikut:

Jumlah Skor yang diperoleh


Tingkat Praktikalitas = x 100%
jumlah skor total

3) Mencocokan rata-rata kpraktisan LKS, pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria kepraktisan LKS


Interval rata-rata skor klasifikasi
81% - 100% Sangat Praktis
61% - 80% Praktis
41% - 60% Cukup Praktis
21% - 40% Kurang Praktis
0% - 20% Tidak Praktis
Sumber: Riduan (Hidayat dan Irawan, 2017:56)
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Hafid dkk.(2015: 07). Pendidikan Multukural Berbasis Kearifan lokal.

Anwar Hafid dkk. 2015 : 07). Kearifan Lokal.Tentang Pendidikan Multikural Berbsis
Kearifan Lokal.

Abdul Majid. (Asskly 2019: 07. Desai Pembelajaran Tematik Intregatif Jenjang MI/SD.

Assingkly 2019: 15. Karateristik Pembelajaran Tematik Intregratif Jenjang MI/SD.

Ani Hidayat (Asskly 2019: 17). Tujuan Pembelajaran Tematik.Desain Pembelajaran Tematik
Intregratif Jenjang MI/SD.

Aliyyah 2021: 55. Karateristik Siswa Sekolah Dasar. Perkembangan Dan Karakteristik
Pendidikan Siswa Sekolah Dasar.

Arina Restiana dkk 2019 . Pengembangan LKS Berbasis Kearifan Lokal di Malang Untuk
Siswa IV SD.

Altabany 2017: 233. Model Pengembangan Medasain Model Pembelajaran Inovatif,


Progesif dan Kontekstual.

Al Tabany (2017: 233-235). Tahapan Model Pengembangan 4D.

Amir Hamza 2015: 105. Instrumen Pengumpulan Data.

Amir Hamza 2019: 106 . Wawancara.

Amir Hamza (2019: 107). Kusioner Angket Penelitian dan Pengembangan Reseacrh &
Development.

Azwar 2015: 11. Rumusan Uji Kevalidan.

Brog Gail 1983. (Hamza .M.A 2019:01). Metode Penelitian dan Pengembangan Reseach &
Development.

Cristina Sabdarini dkk 2021. Pengembangan LKS Tematik Berbasis Pada Kearifan Lokal
Pada Siswa Sekolah Dasar.

DPAP Jayanada dkk ( 2020:62). Manfaat LKS. Jurnal Peneltian dan Evaluasi Pendidikan
Indonesia.

Ernawati dkk 2017 (Yeni Haryonik 2018:42). Pengertian LKS dan Evaluasi. Jurnal
Matematika dan Pembelajaran.

Frassiska Anggraini dkk 2022. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pada Pembelajaran
Tematik Berbasis Kearifan Lokal Siswa Sekolah Dasar.

Febriadi 2018:44. Kriteria Kevalidan LKS.


Gobya 2003 (Anwar Hafid dkk 2015:07). Pengertian Kearifan Lokal. Pendidiakan
Multukural Berbasis Kearifan Lokal.

Hariyanto 2015. (Yeni Herionik dkk 2018:42). Pengembangan Bahan Ajar Lembar Kerja
Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik. Jurnal Matematika dan
Pembelajaran.

Hidayat dan Irawan 2017:56. Rumus Pemberian Penilaian Kepratisan.

Mohamad Muklis ( Assingly 2019:07). Pembelajaran Tematik. Desain Pembelajaran


Tematik Intregratif Jenjang MI.SD.

Oemar Hamalik.(Fahhulazi 2018:86). Hakikat Pembelajaran yang Efetif . Jurnal At-Tafkir


vol.I JUNI 2018.

Prastowo 2013.(Nurfitriana 2018:41). Fungsi LKS . Jurnal Pembelajaran Matematika.

Permakdibud NO.20 Tahun 2003 Pasal 3 . Pengertian Pendidikan Secara Umum.

Prastowo 2013 ( Nurul Zariah Dkk 2016:40). Pengertian Bahan Ajar.

RD Dan Rohati 2014.( Yeni Haryonik dkk 2018:42). Pengertian LKS. Jurnal Matematika
dan Pembelajaran.

Riduan ( Hidayat dan Irawan 2017:56). Rata-Rata Kpraktisan.

Seels dan Richey 1945 (Hamza M.A 2019:01). Metode Penelitian dan Pengembangan
Researc dan Devloemen.

Sugiono 2018:206. Teknik Analisis Data.

Sugiono (Zahra dan Nathan 2018: 49). Uji Kevalidan LKS.

Sudirman 1990 (Aliyyah 2021:55). Karateristik Siswa SD. Perkembangan dan Karateristik
Pendidikan Siswa Sekolah Dasar.

Trianto Ibnu Badar 2014:232. Model Pembelajaran 4D. Model Pembelajaran Inovatif
Progresif, dan Kontekstual.

Trianto 2011 (Jayanada dkk 2020:62). Kelebihan LKS. Jurnal Penelitian dan Pendidikan
Indonesia.

Utari 2016 (Fala Shafa 2018:50). Pengertian Kearifan Lokal.

Van Den Aker dkk 1993 (Hamza M.A 2019;01). Metode Penelitian Pengembangan
Research dan Develoment.

Winarni 2018 : 650.Wawancaea. Penelitian Kuatitatif dan Kualitatif.

Winarni 2018: 206. Kusioner Angket. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai