Anda di halaman 1dari 11

Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan Pada Peserta Didik Kelas I1 Di Sekolah


Dasar Negeri 2 Rajapolah Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Tahun
Ajaran 2022/2023”

OLEH

HERA NOVIANTI
NIM : 857481224

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari adanya permasalahan mengenai proses kegiatan belajar anak
dikelas,yaitu kurangnya hasil belajar anak pada mata pelajaran bahasa
indonesia.Berdasarkan hasil pengamatan penelitian dilapangan,proses pembelajaran pada
mata pelajaran bahasa indonesia terutama dalam keterampilan membaca masih berpusat
pada guru,sehingga kurangnya memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
kemampuan dalam belajar.Rumusan masalah dalam penelitian pkp ini yaitu, “Bagaimana
meningkatkan kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia melalui
metode pembelajaran pemodelan?.”Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia di kelas II SDN 2
Rajapolah.Kesimpulan dari penelitian ini ini yaitu ”Adanya peningkatan kemampuan pada
membaca mata pelajaran bahasa indonesia melalui metode pembelajaran pemodelan”. Dari
perbaikan siklus 1 rata-rata siswa 50% dan ada sikus II mengalami perubahan menjadi 65%
dan pada siklus III nilai rata-rata menjadi 85%. Maka peneliti menyimpulkan dengan metode
pembelajaran pemodelan dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa kelas II di SDN 2
Rajapolah.
Kata Kunci : Metode Pembelajaran Pemodelan, Pelajaran Bahasa Indonesia, Hasil Belajar
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Karena
dengan adanya pendidikan manusia akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan
salah satu hal yang paling penting dalam segi pengetahuan bangsa Indonesia untuk menciptakan
insan yang berilmu dan berwawasan sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
cerdas. Selaras dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada bab 1 pasal 1 yang menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Pendidikan sebagai gejala perilaku dan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar
primer bertahan hidup, bagian kegiatan untuk meningkatkan kehidupan agar lebih bermakna
atau bernilai.2 Pendidikan menjadi modal utama untuk individu agar dapat mengembangkan dirinya
menjadi insan yang bersikap yang memiliki akhlak mulia, berketerampilan dan berpengetahuan
sesuai dengan apa yang diperlukan untuk dirinya, untuk masyarakat, untuk bangsa dan negara.
Pendidikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang maupun kelompok orang agar
menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi.
Pembelajaran merupakan kegiatan pendidikan di sekolah yang berfungsi membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak agar tumbuh ke arah positif. Maka cara belajar siswa
(subyek belajar) di sekolah diarahkan dan tidak dibiarkan berlangsung sembarangan tanpa
tujuan. Melalui sistem pembelajaran di sekolah, anak melakukan kegiatan belajar dengan tujuan
akan terjadi perubahan positif pada diri anak menuju kedewasaan.
Di Indonesia pendidikan formal utamanya dibagi dalam beberapa jenjang yaitu
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar mempengaruhi
jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Karena pendidikan menengah dan tinggi merupakan
kelanjutan dan kesinambungan dari pendidikan dasar. Ini menjadikan pendidikan dasar sebagai
acuan sebelum melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya. Jika pada tingkat pendidikan dasar
kurang diperhatikan, kemungkinan kualitas pendidikan menjadu kurang baik.
Dalam bukunya, Muhammad Ali, menyebutkan bahwa ada 2 fungsi utama
pendidikan dasar yaitu:3

1
Sisdiknas, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS,
(Bandung: Citra Umbara, 2014), 2
2
Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan, (Depok: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), 9
3
Ali Muhammad, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan I. (Bandung: Angkasa 2009: 33), 33
1. Pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada jenjang
pendidikan berikutnya. Keberhasilan mengikuti pendidikan di sekolah menengah dan
perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan
dasar.
2. Jenjang pendidikan dasar di Indonesia yang biasa ada pada Sekolah dasar (SD menjadi
dasar dalam program wajib belajar 12 tahun.Program wajib belajar yang dulunya 6 tahun,
diubah menjadi 9 tahun, dan kini menjadi 12 tahun merupakan kebijakan pemerintah
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal


dirinya,budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta
mengunakan kemampuan analitis dan iimaginatif yang ada dalam dirinya.. Pembelajaran
bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa indonesia yang baik dan benar,, baik secara lisan maupun
tulisserta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Kemudian peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengungkapkan
bahwa proses pembelajaran bahasa Indonesia dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan bereksprsi dalam berbagai bentuk tulisan.

Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektifdan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa;(6)
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui
pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar
dan kualitas anak didik. (Akhadiah, 1992:29). Membaca bukanlah sekedar menyuarakan
lambing-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang
dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti
itu tergolong jenis membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas II merupakan
pembelajaran membaca permulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa
kelas 2 akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan
benar-benar memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga
pada tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di
sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari dini.
Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala
bidang. Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja.
Berdasarkan observasi yang peneliti laksanakan pada siswa kelas II Sekolah Negeri 2
Rajapolah berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi menunjukkan bahwa pembelajaran
masih belum optimal. Siswa belum bisa menulis dengan bahasa yang baku dan kosakata baku.
Siswa seringkali mencampurkan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari dan mencampurkan
bahasa daerah mereka. Selain dari siswa, guru masih belum menggunakan model dan media
pembelajaran yang menarik perhatian dan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan
pembelajaran belum berpusat pada siswa melainkan pada guru.

Oleh karena itu, tantangan bagi seorang guru untuk dapat menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkatkan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran. Penggunaan berbagi macam model pembelajaran yang merangsang minat
siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai banyak dilakukan di sekolah-
sekolah swasta.. Salahsatu model pembelajaran yang lebih banyak digunakan adalah metode
pembelajaran pemodelan.
Metode pembelajaran pemodelan merupakan salah satu dari tujuh komponen
pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran kemampuan atau
pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan
gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya
untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pemodelan
dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.
Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya.
Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar
Penelitian ini dilakukan SD Negeri 2 Rajapolah kelas II. Setelah dilakukan observasi
awal mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca, diperoleh data bahwa
sebagian besar siswa hanya bergantung pada buku paket dari sekolah dan tidak mempelajari
materi pelajaran baik sebelum maupun setelah pelajaran. Alhasil, siswa kurang terampil
dalam membaca.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memilih judul "Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan Pada
Peserta Didik Kelas II Di Sekolah Dasar Negeri 2 Rajapolah Kecamatan Rajapolah
Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2022/2023”
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilakukan diperoleh
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca.
2. Tidak berhasilnya metode mengajar yang telah di laksanakan sebelumnya
2. Analisis Masalah
Sebelum tindakan Perbaikan dilakukan,perlu adanya Analisis Masalah untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi permasalahannya. Berdasarkan masalah
yang teridentifikasi,maka yang perlu dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas II SD N 2 Rajapolah adalah :
1 . Siswa belum bisa menulis dengan bahasa yang baku dan kosakata baku.
2 . Siswa seringkali mencampurkan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari dan
mencampurkan bahasa daerah mereka.
3 . Guru masih belum menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik
perhatian dan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga siswa kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran
4 . Pembelajaran belum berpusat pada siswa melainkan pada guru
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

B. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi maslaah yang ada, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan Pada Peserta Didik Kelas II
di SD Negeri 2 Rajapolah
.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran pemodelan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca di kelas II SD Negeri 2 Rajapolah
Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh peneliti adalah :

1. Ketuntasan belajar secara klasikal siswa mencapai 85 % dengan nilai rata-rata


minimal 70
2. Secara klasikal keaktifan siswa meningkat hingga 85 %.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1) Bagi Guru
Melalui penerapan metode pembelajaran pemodelan di Sekolah Dasar,
diharapkan dapat memotivasi dan menambah pengetahuan para guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan tidak monoton, serta guru agar dapat
mengadakan modifikasi pembelajaran dengan menerapkan dan melakukan inovasi
pembelajaran sehingga dapat tercipta suasana pembelajaranyang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan dengan pendekatan dan model yang bervariasi, sehingga
tujuan pembelajaran kemampuan membaca yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik.
2) Bagi Siswa
Dengan penerapan metode pembelajaran pemodelan diharapkan siswa dapat
mengkontruksi kemampuan barunya pada pembelajaran kemampuan membaca,
meningkatkan kemampuan bertanya bagi siswa dalam pembelajaran kemampuan
membaca, mampu memahami konsep-konsep dalam pembelajaran kemampuan
membaca melalui kegiatan menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca serta dapat menambah daya tarik
siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
3) Bagi Sekolah
Penerapan metode pembelajaran pemodelan dalam pembelajaran di sekolah
dapat memberikan manfaat nyata secara langsung pada proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan perbaikan pembelajaran. Selain itu,
dapat menumbuhkan kerjasama antarguru untuk saling bertukar pikiran dalam upaya
memberikan variasi pembelajaran inovatif yang berdampak positif pada kualitas
pembelajaran di sekolah sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.MEMBACA
A.1.Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata / bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata
secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik. Membaca merupakan proses rekonstruksi makna sebuah teks.
Dalam pengertian ini membaca merupakan suatu untuk menelusuri makna yang ada
didalam sebuah tulisan. (Yeti Mulyati, 2005: 5.3).
Membaca yaitu kegiatan yang aktif agar siswa dapat membaca secara “aktif”
mereka perlu berlatih untuk dapat mengkomunikasikan dua kalimat sebagai berikut: (a)
apa yang mereka ketahui, (b) isi atau cerita yang sedang mereka telusuri melalui
kegiatan membaca teks. (Kaswanti, Purwo Bambang.1997:5).
Membaca adalah kegiatan merespons lambang-lambang cetak atau lambang
tulisan dengan pengertian yang tepat. (Harjosujono dalam Mulyati Yeti: 72).

A.2.Tujuan Membaca
Menurut Supriyadi (1991: 118) tujuan utama membaca adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti
erat sekali berhubungan dengan tujuan intensif di dalam membaca.
Berikut ini penggolongan membaca berdasarkan tujuan dan bahan yang
digunakan antara lain:
1. Membaca untuk mendapatkan pengtahuan (informasi), jenis membaca yang
cocok untuk untuk keperluan ini adalah membaca didalam hati. Bahkan bacaan
yang dapat dipergunakan antara lain: Laporan (peristiwa, perjalanan,
pertandingan ), Berita dalam Koran , buku-buku pelajaran, dan lain-lain.
2. Membaca untuk memupuk perkembangan keharuan dan keindahan. Jenis
membaca yang cocok untuk keperluan ini adalah membaca teknis/nyaring,
dapat pula membaca dalam hati untuk jenis-jenis tertentu seperti prosa-fiksi.
Bahan bacaan yang cocok untuk tujuan membaca seperti ini adalah: puisi,
sajak, prosa berirama, dan prosa-fiksi biasa.
3. Membaca untuk mengisi waktu luang. Jenis membaca yang dipergunakan
tidaklah terikat pada jenis tertentu, demikian pula bahan bacaanya. Yang
penting perlu ditanamkan kepada siswa adalah bagaimana dapat mengisi waktu
luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
BAB III
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

A .Subyek,Tempat,dan Waktu Penelitian Perbaikan Pembelajaran

 Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 2 Rajapolah yang terdaftar tahun
pelajaran 2022/2023 semester ganjil dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang siswa.

 Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran yang di laksanakan di SDN 2
Rajapolah ini dilakukan dalam 3 siklus, yakni pada 07 November 2022 sampai 21
November 2022.
 Pihak yang membantu penelitian
Kehadiran peneliti di lapangan sangat di utamakan selama kegiatan penelitian
berlangsung karena peneliti bertindak sebagai instrumen utama dan perancang tindakan.
Peneliti sebagai perancang tindakan maksudnya peneliti yang membuat rancangan
pembelajaran selama berlangsungnya penelitian. Pada saat penelitian, peneliti
memerlukan bantuan dari guru lain sebagai observer, guna melancarkan kegiatan
penelitian.

B. Desain prosedur perbaikan pembelajaran


Penelitihan yang di gunakan adalah penelitihan tindakan kelas pengertian PTK
menurut kunandar (2008:45) penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu
penelitian (action research) yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti
dikelasnya atau bersamasama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang,
melaksanakan dan mereflesikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang
bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. Desain
penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan
pendekatan scientific. Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam pembelajaran
memiliki langkah-langkah meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Majid (2014:211). Namun pada taraf anak
sekolah dasar hanya beberapa tahap yang digunakan. Langkah-langkah tersebut pada
umumnya dikenal dengan singkatan 5M, yang terdiri dari mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.

Anda mungkin juga menyukai