OLEH
HERA NOVIANTI
NIM : 857481224
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari adanya permasalahan mengenai proses kegiatan belajar anak
dikelas,yaitu kurangnya hasil belajar anak pada mata pelajaran bahasa
indonesia.Berdasarkan hasil pengamatan penelitian dilapangan,proses pembelajaran pada
mata pelajaran bahasa indonesia terutama dalam keterampilan membaca masih berpusat
pada guru,sehingga kurangnya memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
kemampuan dalam belajar.Rumusan masalah dalam penelitian pkp ini yaitu, “Bagaimana
meningkatkan kemampuan membaca pada mata pelajaran bahasa indonesia melalui
metode pembelajaran pemodelan?.”Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia di kelas II SDN 2
Rajapolah.Kesimpulan dari penelitian ini ini yaitu ”Adanya peningkatan kemampuan pada
membaca mata pelajaran bahasa indonesia melalui metode pembelajaran pemodelan”. Dari
perbaikan siklus 1 rata-rata siswa 50% dan ada sikus II mengalami perubahan menjadi 65%
dan pada siklus III nilai rata-rata menjadi 85%. Maka peneliti menyimpulkan dengan metode
pembelajaran pemodelan dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa kelas II di SDN 2
Rajapolah.
Kata Kunci : Metode Pembelajaran Pemodelan, Pelajaran Bahasa Indonesia, Hasil Belajar
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Sisdiknas, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS,
(Bandung: Citra Umbara, 2014), 2
2
Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan, (Depok: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), 9
3
Ali Muhammad, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan I. (Bandung: Angkasa 2009: 33), 33
1. Pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada jenjang
pendidikan berikutnya. Keberhasilan mengikuti pendidikan di sekolah menengah dan
perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan
dasar.
2. Jenjang pendidikan dasar di Indonesia yang biasa ada pada Sekolah dasar (SD menjadi
dasar dalam program wajib belajar 12 tahun.Program wajib belajar yang dulunya 6 tahun,
diubah menjadi 9 tahun, dan kini menjadi 12 tahun merupakan kebijakan pemerintah
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektifdan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa;(6)
menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui
pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar
dan kualitas anak didik. (Akhadiah, 1992:29). Membaca bukanlah sekedar menyuarakan
lambing-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang
dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti
itu tergolong jenis membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas II merupakan
pembelajaran membaca permulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa
kelas 2 akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu pembaca permulaan
benar-benar memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga
pada tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di
sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari dini.
Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala
bidang. Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja.
Berdasarkan observasi yang peneliti laksanakan pada siswa kelas II Sekolah Negeri 2
Rajapolah berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi menunjukkan bahwa pembelajaran
masih belum optimal. Siswa belum bisa menulis dengan bahasa yang baku dan kosakata baku.
Siswa seringkali mencampurkan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari dan mencampurkan
bahasa daerah mereka. Selain dari siswa, guru masih belum menggunakan model dan media
pembelajaran yang menarik perhatian dan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan
pembelajaran belum berpusat pada siswa melainkan pada guru.
Oleh karena itu, tantangan bagi seorang guru untuk dapat menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkatkan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran. Penggunaan berbagi macam model pembelajaran yang merangsang minat
siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai banyak dilakukan di sekolah-
sekolah swasta.. Salahsatu model pembelajaran yang lebih banyak digunakan adalah metode
pembelajaran pemodelan.
Metode pembelajaran pemodelan merupakan salah satu dari tujuh komponen
pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran kemampuan atau
pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan
gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya
untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Pemodelan
dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.
Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, dan sebagainya.
Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana cara belajar
Penelitian ini dilakukan SD Negeri 2 Rajapolah kelas II. Setelah dilakukan observasi
awal mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi membaca, diperoleh data bahwa
sebagian besar siswa hanya bergantung pada buku paket dari sekolah dan tidak mempelajari
materi pelajaran baik sebelum maupun setelah pelajaran. Alhasil, siswa kurang terampil
dalam membaca.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memilih judul "Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan Pada
Peserta Didik Kelas II Di Sekolah Dasar Negeri 2 Rajapolah Kecamatan Rajapolah
Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2022/2023”
1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilakukan diperoleh
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca.
2. Tidak berhasilnya metode mengajar yang telah di laksanakan sebelumnya
2. Analisis Masalah
Sebelum tindakan Perbaikan dilakukan,perlu adanya Analisis Masalah untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi permasalahannya. Berdasarkan masalah
yang teridentifikasi,maka yang perlu dilakukan pada pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas II SD N 2 Rajapolah adalah :
1 . Siswa belum bisa menulis dengan bahasa yang baku dan kosakata baku.
2 . Siswa seringkali mencampurkan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari dan
mencampurkan bahasa daerah mereka.
3 . Guru masih belum menggunakan model dan media pembelajaran yang menarik
perhatian dan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga siswa kurang bersemangat dalam kegiatan pembelajaran
4 . Pembelajaran belum berpusat pada siswa melainkan pada guru
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
B. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi maslaah yang ada, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Pemodelan Pada Peserta Didik Kelas II
di SD Negeri 2 Rajapolah
.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran pemodelan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca di kelas II SD Negeri 2 Rajapolah
Tujuan khusus yang ingin dicapai oleh peneliti adalah :
1) Bagi Guru
Melalui penerapan metode pembelajaran pemodelan di Sekolah Dasar,
diharapkan dapat memotivasi dan menambah pengetahuan para guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan tidak monoton, serta guru agar dapat
mengadakan modifikasi pembelajaran dengan menerapkan dan melakukan inovasi
pembelajaran sehingga dapat tercipta suasana pembelajaranyang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan dengan pendekatan dan model yang bervariasi, sehingga
tujuan pembelajaran kemampuan membaca yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik.
2) Bagi Siswa
Dengan penerapan metode pembelajaran pemodelan diharapkan siswa dapat
mengkontruksi kemampuan barunya pada pembelajaran kemampuan membaca,
meningkatkan kemampuan bertanya bagi siswa dalam pembelajaran kemampuan
membaca, mampu memahami konsep-konsep dalam pembelajaran kemampuan
membaca melalui kegiatan menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca serta dapat menambah daya tarik
siswa agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
3) Bagi Sekolah
Penerapan metode pembelajaran pemodelan dalam pembelajaran di sekolah
dapat memberikan manfaat nyata secara langsung pada proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan perbaikan pembelajaran. Selain itu,
dapat menumbuhkan kerjasama antarguru untuk saling bertukar pikiran dalam upaya
memberikan variasi pembelajaran inovatif yang berdampak positif pada kualitas
pembelajaran di sekolah sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.MEMBACA
A.1.Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata / bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan
suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata
secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak
terlaksana dengan baik. Membaca merupakan proses rekonstruksi makna sebuah teks.
Dalam pengertian ini membaca merupakan suatu untuk menelusuri makna yang ada
didalam sebuah tulisan. (Yeti Mulyati, 2005: 5.3).
Membaca yaitu kegiatan yang aktif agar siswa dapat membaca secara “aktif”
mereka perlu berlatih untuk dapat mengkomunikasikan dua kalimat sebagai berikut: (a)
apa yang mereka ketahui, (b) isi atau cerita yang sedang mereka telusuri melalui
kegiatan membaca teks. (Kaswanti, Purwo Bambang.1997:5).
Membaca adalah kegiatan merespons lambang-lambang cetak atau lambang
tulisan dengan pengertian yang tepat. (Harjosujono dalam Mulyati Yeti: 72).
A.2.Tujuan Membaca
Menurut Supriyadi (1991: 118) tujuan utama membaca adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti
erat sekali berhubungan dengan tujuan intensif di dalam membaca.
Berikut ini penggolongan membaca berdasarkan tujuan dan bahan yang
digunakan antara lain:
1. Membaca untuk mendapatkan pengtahuan (informasi), jenis membaca yang
cocok untuk untuk keperluan ini adalah membaca didalam hati. Bahkan bacaan
yang dapat dipergunakan antara lain: Laporan (peristiwa, perjalanan,
pertandingan ), Berita dalam Koran , buku-buku pelajaran, dan lain-lain.
2. Membaca untuk memupuk perkembangan keharuan dan keindahan. Jenis
membaca yang cocok untuk keperluan ini adalah membaca teknis/nyaring,
dapat pula membaca dalam hati untuk jenis-jenis tertentu seperti prosa-fiksi.
Bahan bacaan yang cocok untuk tujuan membaca seperti ini adalah: puisi,
sajak, prosa berirama, dan prosa-fiksi biasa.
3. Membaca untuk mengisi waktu luang. Jenis membaca yang dipergunakan
tidaklah terikat pada jenis tertentu, demikian pula bahan bacaanya. Yang
penting perlu ditanamkan kepada siswa adalah bagaimana dapat mengisi waktu
luang dengan hal-hal yang bermanfaat.
BAB III
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 2 Rajapolah yang terdaftar tahun
pelajaran 2022/2023 semester ganjil dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang siswa.