Anda di halaman 1dari 36

PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN MINAT MEMBACA PERMULAAN

DENGAN TATA SISTEM AWAL DUDUK YANG BENAR MELALUI


MEDIA DEMONSTRASI DAN PENGAMATAN VIDEO MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA ANAK DIDIK KELAS 1
SD NEGERI 010 BALIKPAPAN SELATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022

NAMA : RAMADHAN
NIM : 858438762

LAPORAN
KARYA ILMIAH PENDIDIKAN PENDIDIK SEKOLAH DASAR
(PDGK4560)

PENDIDIKAN PENDIDIK SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA SAMARINDA
TAHUN 2022.1

1
Nama : Ramadhan
NIM : 858438762
Email : madan.iku1412@gmail.com
Program Studi : PGSD S1 BI 2022.1
UPBJJ : Samarinda
M.K : Karya Ilmiah
Judul Karil :
“ Peningkatan kemampuan dan minat membaca dengan pembetulan
tempat duduk dan tata sistem duduk yang benar melalui media demonstrasi
dan video pada pembelajaran Bahasa Indonesia anak didik kelas I SDN
010 BALIKPAPAN SELATAN Tahun Pelajaran 2021/2022”

2
ABSTRAK

RAMADHAN. 2022. Peningkatan kemampuan dan minat membaca permulaan dengan tata
sistem awal duduk yang benar melalui media demonstrasi dan pengamatan video pada
pembelajaran Bahasa Indonesia anak didik kelas I SDN 010 BALIKPAPAN SELATAN
Tahun Pelajaran 2021/2022.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan metode
demonstrasi dan pengamatan video yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya
hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding
(kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran
konkret terhadap hasil belajar bahasa Indonesia kelas 1 SDN 010 Balikpapan Selatan tahun
ajaran 2021/2022. Satuan eksperimen dalam penelitian ini adalah murid Kelas 1 sebanyak
30 orang. Penelitian mewujudkan selama 1 kali pertemuan.

Keberhasilan proses pembelajaran ditinjau dari aspek, yaitu: ketercapaian ketuntasan hasil
belajar bahasa Indonesia murid secara klasikal, aktivitas anak didik dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila aspek di atas terpenuhi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah data hasil praktik dan hasil belajar bahasa
Indonesia murid yang dikumpulkan dengan menggunakan pengamatan saat praktik dan tes
hasil belajar, data tentang aktivitas peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia
digabungkan dengan menggunakan lembar pemantauan aktivitas belajar peserta didik.

Hasil analisis pengamatan terhadap hasil belajar murid pada media demostrasi dan
pengamatan video pembelajaran Bahasa Indonesia sangat positif, pemahaman bahan ajar
dan konsep dari bahasa Indonesia dengan media pembelajaran ini menunjukkkan hasil
belajar yang lebih baik dari pada setidak menggunakan media pembelajaran yang dilakukan
sesistem ceramah. Hasil analisis menggunakan metode demonstrasi, diketahui bahwa anak
didik merasa lebih memahami konsep yang diberikan daripada hanya dengan mendengarkan
ceramah. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media demonstrasi dan pengamatan
video dalam pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai pengaruh positif dari pada setidak
menggunakan media tersebut.

Kata Kunci: Hasil belajar, Demonstrasi, Media Video.

3
PENDAHULUAN

Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan


diri, seperti pengembangan dari segi potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadi
ke arah yang positif, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Pendidikan
bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih keterampilan,
tetapi pendidikan juga berfungsi mengembangkan apa yang sesistem potensial dan
aktual telah dimiliki oleh peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong
yang harus diisi dari luar. Pendidikan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
membuat masyarakat di negara menjadi demokratis juga bertanggung jawab (UURI
No. 20 Th. 2003).

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional diberitahukan bahwa :
“Pendidikan merupakan usaha konkrit yang terencana agar dapat mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik sesistem sadar
mengembangkan kemampuan dirinya untuk mendapat kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia,
serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, bangsa maupun
Negara. Pendidikan merupakan usaha nyata dalam proses pembelajaran yang
tersusun agar nantinya peserta didik menjadi manusia yang lebih baik.
Pendidikan dasar sebagai pendidikan awal juga amat berpengaruh terhadap
pendidikan yang selanjutnya”.

Pendidikan dasar bertujuan untuk memberi bekal kemampuan dasar yang


bermanfaat bagi murid sesuai tingkat perkembangannya serta menyiapkan mereka
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Mengelola kelas merupakan keterampian
pendidik untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal saat proses
belajar. Menurut Terry (Ade Irma, 2018 : 14) mengemukakan bahwa pengelolaan
kelas adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau

4
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau
yang maksud nyata.
Membaca merupakan suatu kemampuan berbahasa yang sangat penting
kegunaannya dalam kehidupan. Membaca mempunyai kegunaan utama dalam
melahirkan orang-orang penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Ketika
membaca setiap orang akan mendapatkan pengetahuan dan informasi dari berbagai
belahan dunia. Dalam Poerwadarminta (1984: 71) membaca merupakan suatu
aktivitas melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Tulisan
menjadi faktor penting dalam membaca karena tanpa tulisan seseorang tidak bisa
dianggap sedang membaca. Tulisannya bisa berupa kata yang terdiri atas beberapa
huruf, kalimat yang terdiri atas beberapa kata ataupun paragraf.
Pada dasarnya keahlian dan kegunaan membaca menjadi suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi. Sehingga kemampuan membaca dapat dilatih sedari dini.
Pembelajaran membaca permulaan diawali sejak taman kanak-kanak atau sekolah
dasar tingkat awal. Tetapi pada realitanya pembelajaran membaca kurang disukai
anak-anak terutama anak sekolah dasar yang pada dasarnya sangat suka bermain,
kurang fokus dan memusatkan perhatiannya. Dalam satu kelas saja dapat dihitung
anak yang suka membaca tanpa disuruh dari orang lain seperti orang tua atau
pendidik. Didapatkan fakta di lokasi di kelas tingkat atas sekolah dasar terdapat anak
didik yang tidak dapat membaca dan tidak lancar membaca. Apabila seorang anak
didik tidak dapat membaca anak didik itu akan kesusahan dalam memahami
pelajaran terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, aktivitas
membaca bukan hanya sekedar membaca sekilas saja, tetapi juga bisa mengetahui isi
yang terdapat di dalam bahan bacaan yang dibaca.
Pembetulan zona fisik kelas dapat berupa pembetulan tempat duduk. Tetapi
pada realitanya, pembetulan tempat duduk yang dilakukan oleh pendidik masih tidak
maksimal. Pembetulan tempat duduk merupakan salah satu faktor pendukung dalam
mencapai keberhasilan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Winzer dalam Jurnal
Yopika Lestari (2017: 1) bahwa pembetulan zona kelas yang tepat berpengaruh
terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi anak didik dalam proses pembelajaran.
Lamanya, diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh terhadap masa yang digunakan

5
anak didik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Sesuai dengan teori belajar
Bruner dalam Jurnal Yopika Lestari (2017: 2) bahwa dalam proses belajar
mementingkan pastisipasi aktif dari setiap anak didik. Pembetulan tempat duduk yang
tepat terutama pada aktivitas kelompok akan meningkatkan keaktifan dan kreatifitas
anak didik dalam proses pembelajaran sehingga juga akan berpengaruh terhadap hasil
belajar anak didik itu sendiri.
Pada penelitian ini terdapat beberapa hal penting yang bisa diketahui,
pengelolaaan kelas merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pendidik dalam
membuat lingkungan pembelajaran yang kondusif melalui aturan atau perubahan
tempat duduk anak didik. Di dalam Komsini dan Dwi (1997:24) pada Jurnal Nita
Agustin Mustofa (2017), yaitu “pengaturan tempat duduk hendaknya dapat dirubah
dengan mudah dan sesuai dengan kebutuhannya”. Sehingga dapat disimpulkan,
bahwa perubahan posisi tempat duduk sesistem sewaktu-waktu dapat merubah
kebiasaan dan sikap duduk saat sedang belajar.
Bahasa Indonesia sebagai pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat, sehingga peajaran Bahasa Indonesia sangat penting bagi kehidupan anak
didik sekarang maupun masa yang akan datang. Tetapi pada realitanya pembelajaran
Bahasa Indonesia dianggap sulit bahkan membosankan. Hal ini disebabkan karena
bahan ajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia sangat luas dan setiap saat dapat
berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Lebih eksklusif lagi dari hasil pemantauan pendidik kelas I dan dari teman
sejawat pada pertengahan tahun I dapat lihat pada hasil tes formatif pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas I dengan bahan ajar pokok Posisi duduk yang tepat saat
melakukan aktivitas membaca, dari 30 anak didik hanya 10 anak didik yang
menlampaui angka ketuntasan belajar atau nilai 75 keatas, sedangkan 20 anak didik
tidak mencapai target ketuntasan atau 75 ke bawah dan hasilnya tidak memuaskan.
Pembelajaran dianggap sukses jika tujuan pembelajaran dapat dikuasai anak didik,
bahan ajar pembelajaran diterima sebaiknya, ketika saat menganalisisi atau tes
formatif menunjukkan hasil yang baik atau memuaskan semua sesuai ketuntasan
belajar. Melihat hasil diperoleh anak didik menunjukkan rendahnya penguasaan anak
didik pada bahan ajar pelajaran Bahasa Indonesia dengan bahan ajar pokok

6
pengumuman, indikator mencatat dan menuliskan isi pengumuman ke dalam
beberapa kalimat, maka peneliti melaksanakan pembetulan pembelajaran memalui
penelitian ini. Dengan tujuan agar penguasaan anak didik pada bahan ajar
pembelajaran Bahasa Indonesia pada bahan ajar pokok pengumuman dapat
meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa masalah
yang ditemukan, berikut pilihan pemecahannya melalui Identifikasi Masalah.
1. Identifikasi Masalah
Hasil pengamatan pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada kelas I SDN 010
Balikpapan Selatan menunjukkan bahwa :
1) Dalam memberi penjelasan demonstrasi pendidik monoton.
2) Masih ada perserta didik dalam demonstrasi posisi duduk ada yang tidak
aktif memperhatikan dan berbisistem dengan perserta didik lain .
3) Penerapan metode tanya jawab hanya sebagian kecil yang berhasil dan
paham, serta masih banyak anak didik yang tidak ikut menjawab
pertanyaan.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dianalisis masalah sebagai berikut:
1) Dalam memberi penjelasan demonstrasi pendidik monoton.
2) Masih ada perserta didik dalam demonstrasi posisi duduk ada yang tidak
aktif memperhatikan dan berbisistem dengan perserta didik lain .
3) Penerapan metode tanya jawab hanya sebagian kecil yang berhasil dan
paham, serta masih banyak anak didik yang tidak ikut menjawab
pertanyaan
Dengan demikian peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berjudul : “ Peningkatan kemampuan dan minat membaca permulaan dengan tata
sistem awal duduk yang benar melalui media demonstrasi dan video pada
pembelajaran Bahasa Indonesia anak didik kelas I SDN 010 BALIKPAPAN
SELATAN Tahun Pelajaran 2021/2022”.

7
Berdasarkan uraian di atas, maka saya terdorong untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK) yaitu Apakah dengan menggunakan media demonstrasi dan
video dapat meningkatkan kemampuan dan minat membaca permulaan dengan tata
sistem awal membaca dan duduk yang benar pada pembelajaran Bahasa Indonesia
anak didik kelas I SDN 010 BALIKPAPAN SELATAN Tahun Pelajaran 2021/2022.
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telat ditetapkan adalah untuk
mengetahui peningkatan kemampuan dan minat membaca menggunakan media
komik pada pembelajaran Bahasa Indonesia anak didik kelas I SDN BALIKPAPAN
SELATAN tahun pelajaran 2021/2022.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi praktisi
pendidikan dalam membuat pembelajaran dan sebagai solusi untuk memilih
dan memakai media pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran
keterampilan membaca.
2. Manfaat Sensibel
a. Bagi peserta didik
1) Kecakapan dan minat membaca peserta didik meningkat sehingga
pembelajaran bahasa Indonesia lebih berguna.
2) Menambah pengertian peserta didik dalam menangkap suatu bacaan,
teks atau cerita.
b. Bagi pengajar
1) Sebagai sumber bahan dalam upaya meningkatkan skill dan minat
membaca peserta didik.
2) Mendapatkan pemahaman yang benar tentang pembelajaran
keterampilan membaca, sehingga dapat memahami teks bacaan
dengan tepat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
c. Bagi tempat didik
1) Memberi ambisi bagi sekolah untuk menggunakan media video
dalam merangsang minat membaca peserta didiknya.

8
2) Memberi saran bagi sekolah untuk mensosialisasikan dan
memfasilitasi penggunaan media video dalam meningkatkan mutu
pendidik dan peserta didik.

9
METODE PEMBELAJARAN

Metode adalah sistem yang cocok untuk melakukan sesuatu. Metode adalah


rangkaian sistem dan langkah yang tertata dan terbentuk untuk menegaskan
bidang keilmuan. Metode adalah sistem yang sudah dipikirkan dengan matang
dan dilakukan dengan mengikuti susunan tertentu guna mencapai tujuan yang
akan dicapai. Metode pembelajaran merupakan sistem yang digunakan untuk
melaksanakan rencana yang sudah disusun dalam bentuk aktivitas nyata dan
mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran. belajar untuk menggapai tujuan
belajar sistem tepat.
a) Metode Demostrasi
Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukkan terhadap anak didik tetang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. Dalam Drajat, metode demonstrasi adalah metode yang
menggunakan model untuk memperjelas atau pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu terhadap peserta didik.
Demonstrasi adalah metode pembelajaran yang ampuh, karena peserta
didik bisa mengetahui sistem langsung penerapan dari bahan ajar
tersebut kedalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran demonstrasi yaitu sistem penyajian pembelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan suatu aktivitas, situasi
atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang yang diperlihatkan oleh
pendidik atau sumber belajar lain di hadapan seluruh peserta didik.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan peserta didik terhadap
pembelajaran akan lebih berkesan lebih mendalam, sehingga
membentuk pemahaman dengan baik dan sempurna. Sehingga peserta
didik dapat memperhatikan pendidik selama proses pembelajaran
berlangsung. Adapun tutorial dalam penggunaan metode demonstrasi
yaitu:
- Mulailah demonstrasi dengan aktivitas-aktivitas yang merangsang
peserta didik untuk berfikir, misalnya melaui pertanyaan-pertayaan

10
yang mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik
untuk tertarik melihat demonstrai.
- Ciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan dan menghindari
suasana yang menegangkan.
- Yakin terhadap semua peserta didik mengikuti jalannnya
demonstrasi dengan memperhatikan seluruh tindakan peserta didik.
- Berikan kesempatan pada peserta didik untuk dapat aktif
memikirkan lebih lajut sesuai dengan apa yang dilihat dari aktivitas
demonstrasi itu.
Berikutnya adalah sistem mengakhiri aktivitas pembelajaran dengan
menggunakna metode demonstrasi adalah dengan memberikan tugas-
tugas tertentu yang ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan
proses pencapaian tujua pembelajaran, hal ini untuk meyakinkan apakah
peserta didik memahami proses demonstrai atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya pendidik dan peserta didik
melaukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu
untuk pembetulan selajutnya. Penggunaan metode demonstrasi sangat
menunjang proses hubungan pembelajaran dikelas.
Keuntungan yang diperoleh ialah dengan demonstrasi perhatian anak
didik lebih terpusatkan pada pelajaran yag sedang diberikan, kesalahan-
kesalahan yang terjadi bila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui
pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga yang didapat oleh peserta
didik lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam dirinya. Sehingga
metode demonstrasi tersebut dapat membuat perserta didik berperan
aktif dan mendapat pengetahuan langsung, serta dapat mengembagkan
kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan
pada metode ini.
b) Metode Tes Tertulis
Tes adalah alat yang dipakai untuk mengukur beberapa kinerja dan
untuk mengumpulkan informasi. Sebuah tes haruslah logis, yang artinya
mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat dipercaya, yang artinya
dapat diulang berkali-kali. Tes tertulis yaitu  tes yang soalnya harus
dapat dijawab peserta didik dengan memberikan hasil tertulis.

11
Penulisan tes tertulis adalah aktivitas yang sangat penting dalam
menyiapkan bahan ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus
berdasarkan rumusan indikator yang sudah disusun pada kisi-kisi.
Penggunaan gambaran soal yang tepat dalam tes tertulis, sangat
bergantung pada perilaku/kompetensi untuk diukur. Ada keahlian yang
lebih cocok diukur/ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan
bentuk soal uraian, ada juga keahlian yang lebih cocok diukur dengan
menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal yang objektif. Bentuk tes
tertulis pilihan ganda ataupun uraian memiliki kelebihan dan
kekurangan satu dan yang lain.
c) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu bentuk penyajian bahan pengajaran
melalui penerangan dan penuturan lisan oleh pendidik terhadap anak
didik tentang suatu topik bahan ajar. Padaceramahnya pendidik bisa
menggunakan alat bantu/alat peraga semacam gambar, peta, benda,
barang tiruan dan lain-lain. Peran peserta didik dalam metode ceramah
yaitu mendengarkan dengan seksama dan menulis hal-hal penting yang
dikemukakan oleh pendidik. Dikatakan oleh Abuddin Nata, “bahwa
metode ceramah adalah sistem penyajian pembelajaran yang dilakukan
oleh pendidik dengan penuturan atau penjelasan sesistem langsung
dihadapan peserta didik.”
Dalam proses pembelajaran disekolah, tujuan metode ceramah yaitu
menyampaikan bahan yang bersifat data (konsep, pengertian, prinsip-
prinsip) yang banyak serta luas. Menurut Abdul Majid sistem yang
spesifik metode ceramah bertujuan untuk:
- Menciptakan tumpuan pemikiran peserta didik melalui produk
ceramah yaitu melalui tulisan peserta didik sehingga pesertadidik
dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.
- Menyajikan alur dari isi pembelajaran dan permasalahan yang ada
didalam isi pelajaran.
- Menumbuhkan peserta didik untuk belajar mendiri dan
menumbuhkan rasa keingintahuan melalui berkecukupan belajar.

12
- Memperlihatkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan sistem
gamblang.
- Sebagai langkah awal mula untuk metode yang lain dalam upaya
menjelaskan tata cara yang harus ditempuh peserta didik. Alasan
pendidik menggunakan metode ceramah harus bisa dapat
dipertanggung jawabkan.
d) Metode Tanya-Jawab
Untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar, pendidik
perlu melakukan tanya jawab agar anak didik dapat mengerti atau
mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari, didengar ataupun dibaca,
sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta itu.
Metode tanya jawab sangat baik digunakan dalam mengumpulkan ide
atau gagasan peserta didik berdasarkan apa yang pernah mereka
dapatkan melalui bacaan atau pengalaman. Dikatakan oleh Ahmad
Sabri (2014:52) “Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way
traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara pendidik dan
peserta didik”. Sudirman mengatakan dalam Zainal Aqib dan Ali
Murtadlo (2016:203) “Metode tanya jawab diartikan sebagai sistem
penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab,
terutama dari pendidik terhadap peserta didik, tetapi dapat pula dari
peserta didik terhadap pendidik”. Dapat diambil kesimpulan bahwa
metode tanya jawab adalah suatu sistem penyajian pelajaran dengan dua
arah dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab dari pendidik
terhadap peserta didik atau dari peserta didik terhadap pendidik sesistem
langsung.
Dalam Mulyana dalam Zainal Aqib dan Ali Murtadlo (2016:205) untuk
menghindari penyimpangan dari persoalan utama, penggunaan metode
tanya jawab dapat memerhatikan aktivitas sebagai berikut :
- Memformulasikan tujuan tanya jawab sejelas-jelasnya dalam
bentuk tujuan khusus dan berpusat pada tingkah laku peserta didik.
- Mencari tumpuan pemilihan metode tanya jawab.
- Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan.

13
- Menentukan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak
menyumbang dari pokok persoalan.
- Menyediakan kesempatan bertanya bagi peserta didik.
Berdasarkan aktivitas di atas, tindakan pendidik dalam menggunakan
metode tanya jawab harus dipersiapkan sebaik mungkin dalam bentuk
rencana pengajaran yang teliti dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Mulyana dalam Zainal Aqib dan Ali Murtadlo (2016:205-206)
menuturkan :

- Menyebutkan dasar penggunaan metode tanya jawab.


- Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sama dengan tujuan
pembelajaran khusus.
- Mengaitkan jawaban peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran khusus.
- Memberi kesempatan terhadap peserta didik untuk bertanya pada
hal-hal yang tidak dipahami.
- Membuat pertanyaan atau kesempatan terhadap peserta didik untuk
bertanya pada sesuatu yang sifatnya pengembangan atau pengayaan.
- Memberi giliran pada peserta didik untuk menjawab pertanyaan
yang relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan.
- Mengaitkan bahan ajar jawaban yang relevan dengan tujuan
pembelajaraan khusus.
- Memberikan tugas terhadap peserta didik.

14
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Persiklus
Penelitian tindakkan kelas ini mewujudkan di SD Negeri 010 Balikpapan Selatan. Anak
didik yang dikenai tindakkan adalah anak didik kelas I dengan jumlah anak didik 30
orang. Penelitian ini mewujudkan pada semester I Tahun Pembelajaran 2021/2022, yaitu
pada bulan Juni 2022.

Penelitian ini terdiri dari dua siklus uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas
perumusan masalah dari bab I akan disajikan di dalam bab IV ini.

Tabel 4.1
Uraian Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari/Tanggal Masa Pembelajaran Keterangan
1 7 April 2022 07-30 – 09-30 Bahasa Perencanaan Pembetulan Daur 1
Indonesia
2 15 April 2022 07-30 – 09-30 Bahasa Pembetulan Pembelajaran Daur
Indonesia 1
3 28 April 2022 07-30 – 09-30 Bahasa Perencanaan Pembetulan Daur 2
Indonesia
4 17 Mei 2022 07-30 – 09-30 Bahasa Pembetulan Pembelajaran Daur
Indonesia 2

Pada bab ini akan dikemukakan tentang pembetulan pembelajaran daur I, Pembetulan
pembelajaran daur II, dan pembahasan daur I dan pembahasan daur II. Untuk mengetahui
penerapan metode demonstrasi dan media video dapat meningkatkan hasil belajar bahan
ajar posisi duduk.

1. Pembetulan pembelajaran siklus I

15
a. Data Perencanaan
1) Perencanaan
Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada daur 1 yaitu proses
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bahan ajar sistem duduk yang tepat
saat membaca. Pada tahap ini yang disiapkan adalah RPP sesuai hasil evaluasi
pelaksanaan prasiklus, lembar pemantauan/lembar pengamatan pelaksanaan
pembelajaran, lembar kerja anak didik dan alat evaluasi/instrumen tes. Alat
evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan anak didik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia berupa praktik demonstrasi dan tes pilihan
ganda yang harus dikerjakan anak didik sesistem mandiri.
2) Pelaksanaan tindakkan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian daur I mewujudkan dalam 2 pertemuan
yaitu pada hari Senin tanggal 11 April 2022dan Rabu tanggal 13 April 2022
dimana setiap pertemuan mewujudkan dengan alokasi masa 2 x 35 menit.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan saat pelaksanaan tindakan
kelas diawali pendidik menyiapkan RPP ,buku bahan ajar, media
pembelajaran menyiapkan kelompok belajar anak didik. Aktivitas inti diawali
dengan salam, berdoa, mengabsen anak didik menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Setelah itu apersepsi menanyakan sedikit bahan ajar posisi duduk,
menjelaskan tujuan pembelajaran “Posisi Duduk Yang Tepat Saat Membaca”,
memberi contoh dalam kehidupan yang berkaitan dengan posisi duduk,
merancangkan dan menyiapkan aktivitas pembelajaran “Posisi Duduk Yang
Tepat Saat Membaca”, menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan
pengamatan. Dalam aktivitas inti sampai pada aktivitas akhir langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan meliputi:
 Pendidik menyiapkan media untuk menyaksikan video tata sistem
duduk yang benar saat membaca.
 Pendidik menjelaskan bahan ajar mengenai sistem duduk yang tepat
saat membaca terhadap perserta didik
 Pendidik memberikan stimulus dan respon terhadap perserta didik

16
 Pendidik menjelaskan langkah-langkah dengan demonstrasi sistem
duduk yang benar
 Pendidik meminta perserta didik untuk mendemonstrasikan sistem
duduk yang tepat
 Pendidik melakukan tanya jawab terhadap peserta didik untuk
mengetahui pemahaman anak didik mengenai bahan ajar sikap
duduk yang benar yang telah dipelajari.
 Pendidik bersama peserta didik membuat kesimpulan mengenai
sistem duduk yang benar
 Pendidik memberi bimbingan tes soal pilihan ganda terhadap
perserta didik.
 Pendidik memotivasi perserta didik mengenai hasil duduk yang baik
saat membaca.
 Pendidik menginformasikan bahan ajar selanjutnya
 Pendidik mengakhiri pelajaran dengan berdoa dipimpin ketua kelas

b. Pengamatan
Pengamatan (pemantauan) mewujudkan pada saat aktivitas pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat selaku observer, dengan
fokus pengamatan aktivitas pengajaran pendidik dalam metode demonstrasi dan
tes untuk meningkatkan hasil belajar anak didik kelas I pada bahan ajar posisi
duduk yang tepat saat membaca.

17
Tabel 4.2
Pengamatan penerapan metode demonstrasi dan
tes posisi duduk yang tepat pada daur I
no Hal yang diamati kemunculan keterangan
Ya Tidak
1. Menyiapkan media V Dalam penyiapan media pendidik tidak
siap

2. Menjelaskan bahan ajar posisi V Penggunaan metode ceramah dengan


duduk yang tepat menggunakan suara yang baik, anak
didik mampu mendengarkan dengan
seksama
3. Memberikan stimulus dan V
respon terhadap perserta didik Dalam memeberi stimulus dan respon
V sudah sesuai dengan bahan ajar
4. Menjelaskan langkah-langkah
posisi duduk Dalam penjelaskan pendidik masih
V gagap atau kurang berpengalaman
5. Meminta perserta didik untuk
mendemonstrasikan posisi Masih ada perserta didik dalam
duduk demonstrasi posisi duduk ada yang
6. V tidak aktif saat diminta melakukannya
Melakukan tanya jawab
terhadap anak didik mengenai Penerapan metode tanya jawab hanya
bahan ajar posisi duduk sebagian kecil yang berhasil dan
paham, serta masih banyak anak didik
7. V yang tidak ikut menjawab pertanyaan.
2. Memberi Tes terhadap anak
didik Memberikan tugas berupa tes
pengetahuan umum melalui soal pilihan
ganda

c. Refleksi
Dari hasi pemantauan dengan teman sejawat terdapat keberhasilan dan
kekurangan sebagai berikut:
1) Keberhasilan
a) Dalam memeberi stimulus dan respon sudah sesuai dengan bahan
ajar .
b) Penggunaan metode demonstrasi dan penggunaan metode ceramah
dengan menggunakan suara yang baik, anak didik mampu
mendengarkan dengan seksama

18
c) Dalam memberikan tes, anak didik bisa mengerjakan tetapi jawaban
masih kurang tepat
2) Kekurangan
a) Dalam menyiapkan media pendidik tidak siap
b) Dalam memberi penjelasan demonstrasi pendidik monoton.
c) Masih ada perserta didik dalam demonstrasi posisi duduk ada yang
tidak aktif memperhatikan dan berbisistem dengan perserta didik lain
d) Penerapan metode tanya jawab hanya sebagian kecil yang berhasil
dan paham, serta masih banyak anak didik yang tidak ikut menjawab
pertanyaan.
Setelah siklus I mewujudkan dan diperoleh keberhasilan dan kekurangan, peneliti dan
observer melakukan refleksi untuk menentukan rencana pembetulan pada siklus II.
Pelaksanaan praktik pembetulan pembelajaran pada siklus II akan mewujudkan sesuai hasil
refleksi yang akan dituangkan dalam RPP.
2. Pembetulan pembelajaran silklus II
a. Data Perencanaan
1) Perencanaan
Bersama teman kerja, peneliti menyusun taktik tindakan untuk memecahkan
masalah yang timbul pada siklus I. Rencana tindakan pada siklus II ini sama
dengan siklus I yakni meneruskan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menekankan metode demonstrasi dan media video untuk meningkatkan hasil
belajar anak didik pada bahan ajarposisi duduk. Pada tahap ini yang disiapkan
adalah RPP sesuai hasil evaluasi pelaksanaan siklus I. Pada siklus II tetap
disiapkan lembar pemantauan pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja anak
didik dan alat evaluasi/instrumen tes. Alat evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan anak didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
pada siklus II juga berupa praktik dan tes pilihan ganda yang harus dikerjakan
anak didik sesistem sesistem mandiri.
2) Pelaksanaan Tindakkan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian daur II mewujudkan dalam 2
pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 25 April 2022 dan Rabu tanggal 27

19
April 2022 dimana setiap pertemuan mewujudkan dengan alokasi masa 2 x 35
menit. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan saat pelaksanaan
tindakan kelas diawali menyiapkan RPP, buku bahan ajar, media
pembelajaran, menyiapkan kelompok belajar anak didik. Aktivitas inti diawali
dengan salam, menanyakan kabar dan mengecek kehadiran anak didik
dilanjutkan dengan do’a Anak didik diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat,menyanyikan lagu Indonesia raya, menjelaskan
tujuan pembelajaran terhadap anak didik tentang “Posisi Duduk Yang Tepat
Saat Membaca”, memberi contoh benda dalam kehidupan yang berkaitan
dengan posisi duduk, membantu anak didik dalam merancangkan dan
menyiapkan aktivitas pembelajaran tentang “Posisi Duduk Yang Tepat Saat
Membaca”, membimbing anak didik untuk menyiapkan hal-hal yang
diperlukan untuk melakukan pengamatan. Dalam aktivitas inti sampai pada
aktivitas akhir langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan meliputi:
 Pendidik menyiapkan media untuk menyaksikan video tata sistem
duduk yang benar saat membaca.
 Pendidik menjelaskan bahan ajar mengenai sistem duduk yang tepat
saat membaca terhadap perserta didik
 Pendidik memberikan stimulus dan respon terhadap perserta didik
 Pendidik menjelaskan langkah-langkah dengan demonstrasi sistem
duduk yang benar
 Pendidik meminta perserta didik untuk mendemonstrasikan sistem
duduk yang tepat
 Pendidik melakukan tanya jawab terhadap peserta didik untuk
mengetahui pemahaman anak didik mengenai bahan ajar sikap
duduk yang benar yang telah dipelajari.
 Pendidik bersama peserta didik membuat kesimpulan mengenai
sistem duduk yang benar
 Pendidik memberi bimbingan tes soal pilihan ganda terhadap
perserta didik.

20
 Pendidik memotivasi perserta didik mengenai hasil duduk yang baik
saat membaca.
 Pendidik menginformasikan bahan ajar selanjutnya
 Pendidik mengakhiri pelajaran dengan berdoa dipimpin ketua kelas
b. Pengamatan
Pengamatan (pemantauan) mewujudkan pada saat aktivitas pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat selaku observer, dengan
fokus pengamatan aktivitas pengajaran pendidik dalam metode demonstrasi dan
tes untuk meningkatkan hasil belajar anak didik kelas I pada bahan ajar posisi
duduk yang tepat saat membaca.
Tabel 4.2
Pengamatan penerapan metode demonstrasi dan
tes posisi duduk yang tepat pada daur I
no Hal yang diamati kemunculan keterangan
Ya Tidak
1. Menyiapkan media V Dalam penyiapan media pendidik tidak
siap

2. Menjelaskan bahan ajar posisi V Penggunaan metode ceramah dengan


duduk yang tepat menggunakan suara yang baik, anak
didik mampu mendengarkan dengan
seksama
3. Memberikan stimulus dan V
respon terhadap perserta didik Dalam memeberi stimulus dan respon
sudah sesuai dengan bahan ajar
4. Menjelaskan langkah-langkah V
posisi duduk Dalam penjelaskan pendidik masih
gagap atau kurang berpengalaman
5. Meminta perserta didik untuk V Masih ada perserta didik dalam
mendemonstrasikan posisi demonstrasi posisi duduk ada yang
duduk tidak aktif saat diminta melakukannya
6. Melakukan tanya jawab V Penerapan metode tanya jawab hanya
terhadap anak didik mengenai sebagian kecil yang berhasil dan
bahan ajar posisi duduk paham, serta masih banyak anak didik
7. V yang tidak ikut menjawab pertanyaan.
1. Memberi Tes terhadap anak
didik Memberikan tugas berupa tes
pengetahuan umum melalui soal pilihan
ganda

21
a. Refleksi
Dari hasi pemantauan dengan teman sejawat terdapat keberhasilan dan
kekurangan sebagai berikut:
1) Keberhasilan
a) Dalam menyiapkan media pendidik sudah siap
b) Dalam memeberi stimulus dan respon sudah sesuai dengan bahan
ajar .
c) Dalam memberi penjelasan demonstrasi pendidik sangat menarik.
d) Penggunaan metode demonstrasi dengan menggunakan media video
yang ditampilkan melalui laptop dan LCD, anak didik mampu
mendengarkan dan melihat dengan seksama.
e) Penerapan metode tanya jawab sebagian besar banyak yang berhasil
dan paham, serta banyak anak didik yang mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan.
f) Peserta didik fokus memperhatikan penjelasan pendidik dan
menyimak dengan baik.
2) Kekurangan
a) Terdapat beberapa peserta didik yang kurang bisa menangkap
pelajaran dikarenakan kurangnya fokus anak didik.

B. Pembahasan dari setiap siklus


1. Pembahasan siklus I
Setelah pelaksanaan pembelajaran satu siklus selesai, peneliti mengadakan tes
individual sebagai upaya untuk mengukur ketercapaian tindakan yang diberikan.
Skor hasil tes uji kompetensi pada daur I tampak pada tabel 4.3 di bawah ini:

22
Tabel 4.4.1
Skor nilai praktik hasil pembetulan belajar anak didik daur I
No Nama Skor
1 Andini Masata 100
2 Anisa Rahman Suri 50
3 Auliya Sekar 25
4 Ayu Puspita Dewi 50
5 Ayunita Ningsih 25
6 Bobby Farianto 100
7 Cinta Laura 25
8 Cici Sri Sungkar 50
9 Dion Fahreza 25
10 Diana Larasati 25
11 Doni Mahesa 25
12 Elfan Rifiyadi 100
13 Gita Putri Ayu 100
14 Guntur Ramadhan 25
15 Kesha Muatiara Larasati 25
16 Lintang Sami 100
17 Muhamad Ilham 25
18 Muhammad Ridho 25
19 Muhammad Setiawan 50
20 Muhammad Syaid 75
21 Muhammad Ulfiqri 25
22 Novita Norna 100
23 Nadira Deswitasari 25
24 Niya Septiyani 25
25 Puput Ningtyas 25
26 Putri Wulansari 75
27 Reza Rahardian 100
28 Reski Ramadhani 50
29 Wandy Nor Rahman 25
30 Wendy Setya Siregar 100

23
Tabel 4.4.2
Skor nilai tes hasil pembetulan belajar anak didik daur I
No Nama Skor
1 Andini Masata 40
2 Anisa Rahman Suri 20
3 Auliya Sekar 40
4 Ayu Puspita Dewi 60
5 Ayunita Ningsih 40
6 Bobby Farianto 40
7 Cinta Laura 20
8 Cici Sri Sungkar 40
9 Dion Fahreza 60
10 Diana Larasati 40
11 Doni Mahesa 20
12 Elfan Rifiyadi 20
13 Gita Putri Ayu 20
14 Guntur Ramadhan 100
15 Kesha Muatiara Larasati 80
16 Lintang Sami 40
17 Muhamad Ilham 10
18 Muhammad Ridho 40
19 Muhammad Setiawan 20
20 Muhammad Syaid 60
21 Muhammad Ulfiqri 20
22 Novita Norna 40
23 Nadira Deswitasari 20
24 Niya Septiyani 20
25 Puput Ningtyas 40
26 Putri Wulansari 60
27 Reza Rahardian 40
28 Reski Ramadhani 20
29 Wandy Nor Rahman 40
30 Wendy Setya Siregar 40

24
Dari tabel skor nilai hasil belajar anak didik daur I dapat dilakukan distributor skor nilai hasil
belajar anak didik sebagai berikut:
Tabel 4.5.1
Distributor skor nilai praktik hasil belajar anak didik daur 1
No Skor (S) Frekuensi (F) % SxF
1 100 8 26,7% 800
2 75 2 6,7% 150
3 50 5 16,6% 250
4 25 15 50% 375
5 0 0 0 0
Jumlah 30 100 1575

Berdasarkan data hasil penelitian sesuai tabel 4.5.1, tampak jumlah peserta didik
yang mendapat nilai dibawah KKM/nilai dibawah 75 berjumlah 20 anak didik (66,6
%) .Sedangkan jumlah anak didik yang mendapat nilai diatas KKM artinya anak didik yang telah
tuntas dalam pembelajaran siklus I berjumlah 10 orang anak didik atau (33,4 %) Sedangkan
sesistem rata-rata nilai kelas berada pada nilai 52,5% ini artinya nilai rata-rata juga tidak
mencapai kriteria minimal. Melihat hasil tes sebagaimana data pada tabel 4.4.1, bisa dinyatakan
bahwa praktik pembetulan pembelajaran tidak mampu meningkatkan hasil belajar sesistem
maksimal, artinya praktik pembetulan pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II.

Jika digambarkan pada diagram sesuai kelompok nilai diatas KKM, dan dibawah KKM, terlihat
pada gambar gambar 4.6.1 berikut ini:

FREKUENSI
16
14
12
10 FREKUENSI
8
6
4
2
0
0 25 50 75 100

25
Selanjutnya apabila nilai hasil praktik tersebut dikelompokkan, terdapat 20 anak
didik masih berada dibawah KKM, 10 anak didik mendapat nilai diatas KKM. Dapat
dilihat dari diagram diatas bahwa nilai hasil praktik jika dikelompokkan pada nilai anak
didik yang paling rendah terdapat pada warna diagram biru yakni dengan nilai 25
sebanyak 15 anak didik dan nilai tertinggi anak didik terdapat pada warna diagram jingga
yakni dengan nilai 100 sebanyak 8 anak didik.

Tabel 4.5.2
Distributor skor nilai tes hasil belajar anak didik daur 1
No Skor (S) Frekuensi (F) % SxF
1 100 2 6,7% 200
2 80 1 3,3% 80
3 60 4 13,3% 240
4 40 13 43,3% 520
5 20 10 33,4% 200
Jumlah 30 100% 1240
Berdasarkan data hasil penelitian sesuai tabel 4.5.2, tampak jumlah peserta didik
yang mendapat nilai dibawah KKM/nilai dibawah 60 berjumlah 23 anak didik (76,3
%) .Sedangkan jumlah anak didik yang mendapat nilai diatas KKM artinya anak didik
yang telah tuntas dalam pembelajaran siklus I berjumlah 7 orang anak didik atau (23,4 %)
Sedangkan sesistem rata-rata nilai kelas berada pada nilai 41,33% ini artinya nilai rata-
rata juga tidak mencapai kriteria minimal. Melihat hasil tes sebagaimana data pada tabel
4.4.2, bisa dinyatakan bahwa tes pembetulan pembelajaran tidak mampu meningkatkan
hasil belajar sesistem maksimal, artinya praktik pembetulan pembelajaran perlu
dilanjutkan ke siklus II.

Jika digambarkan pada diagram sesuai kelompok nilai diatas KKM, dan dibawah KKM,
terlihat pada gambar gambar 4.6.2 berikut ini:

26
FREKUENSI
14
12
10
FREKUENSI
8
6
4
2
0
20 40 60 80 100

Selanjutnya apabila nilai hasil tes tersebut dikelompokkan, terdapat 23 anak didik
masih berada dibawah KKM, 7 anak didik mendapat nilai diatas KKM. Dapat dilihat dari
diagram diatas bahwa nilai hasil tes jika dikelompokkan pada nilai anak didik yang
paling rendah terdapat pada warna diagram kuning yakni dengan nilai 20 sebanyak 10
anak didik dan nilai tertinggi anak didik terdapat pada warna diagram ungu yakni dengan
nilai 100 sebanyak 2 anak didik.

2. Pembahasan siklus 2
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II selesai, peneliti mengadakan tes
individual sebagai upaya untuk mengukur ketercapaian tindakan yang diberikan. Skor
hasil uji kompetensi pada siklus II tampak pada tabel 4.7 di bawah ini:

27
Tabel 4.4.1
Skor nilai praktik hasil pembetulan belajar anak didik daur 2

No Nama Skor
1 Andini Masata 100
2 Anisa Rahman Suri 75
3 Auliya Sekar 75
4 Ayu Puspita Dewi 100
5 Ayunita Ningsih 75
6 Bobby Farianto 100
7 Cinta Laura 75
8 Cici Sri Sungkar 100
9 Dion Fahreza 75
10 Diana Larasati 75
11 Doni Mahesa 75
12 Elfan Rifiyadi 100
13 Gita Putri Ayu 100
14 Guntur Ramadhan 75
15 Kesha Muatiara Larasati 75
16 Lintang Sami 100
17 Muhamad Ilham 75
18 Muhammad Ridho 75
19 Muhammad Setiawan 50
20 Muhammad Syaid 75
21 Muhammad Ulfiqri 75
22 Novita Norna 100
23 Nadira Deswitasari 75
24 Niya Septiyani 50
25 Puput Ningtyas 25
26 Putri Wulansari 75
27 Reza Rahardian 100
28 Reski Ramadhani 100
29 Wandy Nor Rahman 25
30 Wendy Setya Siregar 100

28
Tabel 4.4.2
Skor nilai tes hasil pembetulan belajar anak didik daur 2

No Nama Skor
1 Andini Masata 40
2 Anisa Rahman Suri 80
3 Auliya Sekar 100
4 Ayu Puspita Dewi 80
5 Ayunita Ningsih 100
6 Bobby Farianto 80
7 Cinta Laura 80
8 Cici Sri Sungkar 40
9 Dion Fahreza 80
10 Diana Larasati 100
11 Doni Mahesa 60
12 Elfan Rifiyadi 60
13 Gita Putri Ayu 60
14 Guntur Ramadhan 100
15 Kesha Muatiara Larasati 100
16 Lintang Sami 20
17 Muhamad Ilham 100
18 Muhammad Ridho 20
19 Muhammad Setiawan 80
20 Muhammad Syaid 60
21 Muhammad Ulfiqri 40
22 Novita Norna 80
23 Nadira Deswitasari 60
24 Niya Septiyani 80
25 Puput Ningtyas 80
26 Putri Wulansari 60
27 Reza Rahardian 80
28 Reski Ramadhani 60
29 Wandy Nor Rahman 100
30 Wendy Setya Siregar 80

Dari tabel skor nilai hasil belajar anak didik daur I dapat dilakukan distributor skor nilai
hasil belajar anak didik sebagai berikut:

29
Tabel 4.5.1
Distributor skor nilai praktik hasil belajar anak didik daur 1
No Skor (S) Frekuensi (F) % SxF
1 100 11 36,6% 1100
2 75 15 50% 1125
3 50 2 6,7% 100
4 25 2 6,7% 100
5 0 0 0 0
Jumlah 30 100% 2425

Berdasarkan data hasil penelitian sesuai tabel 4.8.1 tampak jumlah anak didik yang
mendapat nilai dibawah KKM/nilai dibawah 75 berjumlah 4 orang anak didik (13,4%).
Sedangkan jumlah anak didik yang mendapat nilai diatas KKM artinya anak didik yang
telah tuntas dalam pembelajaran siklus II naik menjadi 26 orang anak didik atau 86,6%.
Sedangkan sesistem klasikal rata-rata nilai kelas juga mengalami kenaikan menjadi
80,8%. Melihat hasil tes sebagaimana data pada tabel 4.8.1, bisa dinyatakan bahwa
praktik pembetulan pembelajaran berhasil meningkatkan nilai hasil belajar, artinya
praktik pembetulan pembelajaran siklus II berhasil.
Jika digambarkan pada diagram sesuai kelompok nilai diatas KKM, dan dibawah KKM,
terlihat pada gambar gambar 4.9.1 berikut ini:

FREKUENSI
16
14
12
10 FREKUENSI
8
6
4
2
0
0 25 50 75 100

Selanjutnya apabila nilai hasil tes tersebut dikelompokkan, terdapat 4 anak didik
masih berada dibawah KKM, 26 anak didik mendapat nilai diatas KKM. Dapat dilihat
dari diagram diatas bahwa nilai hasil tes jika dikelompokkan pada nilai anak didik yang

30
paling rendah terdapat pada warna diagram kuning yakni dengan nilai 25 sebanyak 2
anak didik dan nilai tertinggi anak didik terdapat pada warna diagram biru tua yakni
dengan nilai 100 sebanyak 11 anak didik.

Tabel 4.5.2
Distributor skor nilai tes hasil belajar anak didik daur 2
No Skor (S) Frekuensi (F) % SxF
1 100 7 23,3% 700
2 80 11 36,7% 880
3 60 7 23,3% 420
4 40 3 10% 120
5 20 2 6,7% 40
Jumlah 30 100% 2160

Berdasarkan data hasil penelitian sesuai tabel 4.8.2 tampak jumlah anak didik
yang mendapat nilai dibawah KKM/nilai dibawah 60 berjumlah 4 orang anak didik
(13,4%). Sedangkan jumlah anak didik yang mendapat nilai diatas KKM artinya anak
didik yang telah tuntas dalam pembelajaran siklus II naik menjadi 26 orang anak didik
atau 86,6%. Sedangkan sesistem klasikal rata-rata nilai kelas juga mengalami kenaikan
menjadi 80,8%. Melihat hasil tes sebagaimana data pada tabel 4.8.2, bisa dinyatakan
bahwa praktik pembetulan pembelajaran berhasil meningkatkan nilai hasil belajar, artinya
praktik pembetulan pembelajaran siklus II berhasil.

Jika digambarkan pada diagram sesuai kelompok nilai diatas KKM, dan dibawah KKM,
terlihat pada gambar gambar 4.9.2 berikut ini:

FREKUENSI
12
10
8 FREKUENSI
6
4
2
0
2 4 6 8 10

31
Selanjutnya apabila nilai hasil tes tersebut dikelompokkan, terdapat 5 anak didik
masih berada dibawah KKM, 25 anak didik mendapat nilai diatas KKM. Dapat dilihat
dari diagram diatas bahwa nilai hasil tes jika dikelompokkan pada nilai anak didik yang
paling rendah terdapat pada warna diagram kuning yakni dengan nilai 20 sebanyak 2
anak didik dan nilai tertinggi anak didik terdapat pada warna diagram biru tua yakni
dengan nilai 100 sebanyak 7 anak didik.

3. Berdasarkan pembahasan hasil belajar siklus I dan siklus II penulis dapat melaporkan
sebagai berikut:
- Praktik siklus I - Praktik siklus II

FREKUENSI FREKUENSI
20 20
15 FREKUENSI 15 FREKUENSI
10 10
5 5
0 0
0 25 50 75 100 0 25 50 75 100

- Tes siklus I - Tes siklus II

FREKUENSI FREKUENSI
15 15
10 FREKUENSI 10 FREKUENSI

5 5
0 0
20 40 60 80 100 2 4 6 8 10

32
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari penelitian tindakkan kelas yang mewujudkan di SD Negeri 010


Balikpapan Selatan :
- Berdasarkan data hasil penelitian sesuai tabel 4.5.2, tampak jumlah
peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKM/nilai dibawah 60
berjumlah 23 anak didik (76,3 %) .Sedangkan jumlah anak didik yang
mendapat nilai diatas KKM artinya anak didik yang telah tuntas dalam
pembelajaran siklus I berjumlah 7 orang anak didik atau (23,4 %)
Sedangkan sesistem rata-rata nilai kelas berada pada nilai 41,33% ini
artinya nilai rata-rata juga tidak mencapai kriteria minimal. Melihat
hasil tes sebagaimana data pada tabel 4.4.2, bisa dinyatakan bahwa tes
pembetulan pembelajaran tidak mampu meningkatkan hasil belajar
sesistem maksimal, artinya praktik pembetulan pembelajaran perlu
dilanjutkan ke siklus II.

- Sementara berdasarkan data hasil penelitian sesuai tabel 4.8.2 tampak


jumlah anak didik yang mendapat nilai dibawah KKM/nilai dibawah 60
berjumlah 4 orang anak didik (13,4%). Sedangkan jumlah anak didik
yang mendapat nilai diatas KKM artinya anak didik yang telah tuntas
dalam pembelajaran siklus II naik menjadi 26 orang anak didik atau
86,6%. Sedangkan sesistem klasikal rata-rata nilai kelas juga
mengalami kenaikan menjadi 80,8%. Melihat hasil tes sebagaimana
data pada tabel 4.8.2, bisa dinyatakan bahwa praktik pembetulan
pembelajaran berhasil meningkatkan nilai hasil belajar, artinya praktik
pembetulan pembelajaran siklus II berhasil.

- Diketahui terdapat perubahan dengan nilai terendah yaitu 20 sebanyak


2 anak didik dan nilai tertinggi anak didik bertambah yakni dengan nilai
100 sebanyak 7 anak didik.

33
Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode DEMONSTRASI mengaktifkan belajar anak didik dan
meningkatkan pemahaman belajar anak didik kelas I pada bahan ajar Posisi
Duduk.

2. Penggunaan media DEMONSTRASI menarik perhatian dan meningkatkan


konsentrasi belajar anak didik kelas I dalam bahan ajar bahan ajar Posisi
Duduk.

3. Penerapan metode DEMONSTRASI mampu meningkatkan hasil belajar


anak didik kelas I pada bahan ajar Posisi Duduk.

B. Saran

1. Rekomendasi

a. Pendidik sebaiknya dalam proses pembelajaran dikelas menggunakan


metode demonstrasi dan ceramah karena terbukti telah mampu
meningkatkan keaktifan anak didik dalam bahan ajar konsep dasar
perkalian.

b. Pendidik sebaiknya mampu menggunakan media untuk menarik minat


belajar anak didik dalam bahan ajar konsep dasar perkalian.

2. Saran

Disdikbud kota Balikpapan sebaiknya menggunakan hasil penelitian


sebagai acuan pembinaan bagi pendidik sekolah dasar.

34
DAFTAR PUSTAKA

Wardani, IG.A.K. Wihardit, Kuswaya. (2021). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Hernawan, Herry Asep. (2021). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Harras, A; Kholid. (2021). Hakikat dan Proses Membaca. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Supriyanto. Tim Kamendikbud. (2014). Buku Tema 1 Diriku, Pegangan Pendidik


Kelas 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Olivia, Femi. (2018). Teknik Membaca Efektif.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rahim, Farida. (2018). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakata: Bumi Aksara.

Wahadaniah, Herman. (2017). Minat dan Kegemaran Membaca. Jakarta:


DEPDIKBUD.

Ayriza, Yulia. (2017). Gemar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ritawati. (2006). Konsep Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung : CV. Wacana
Prima.

Artikel Ade Irma (2018) 2856-Full_Text.pdf (unismuh.ac.id)

Artikel Nita Agustin (2017) Artikel-Ilmiah-Nita-A.pdf (um.ac.id)

Artikel Yopika Lestari (2017)


https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pgsd/article/download/2973/1460

Artikel Anna Astiningtyas (2018) 5340-10661-1-SM.pdf

Artikel Guna Sudarma (2019) 151414070_full.pdf (usd.ac.id)

Sunarni, ‘’Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui MediaAnimasi


Pada Anak Kelompok B1 TK KKLKMD Sedyo Rukun, Bambanglimpuro Bantul.

35
Skripsi Sarjana Pendidikan’’. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Pra Sekolah dan
Sekolah Dasar Fakultas Pendidikan Pendidik Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas
Negeri Yogyakarta, 2014 (Online). PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
PERMULAAN MELALUI MEDIA ANIMASI PADA ANAK KELOMPOK B1 TK
KKLKMD SEDYO RUKUN, BAMBANGLIPURO BANTUL - Lumbung Pustaka
UNY

Hakikat Metode Demonstrasi - Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
(123dok.com)

Bagaimana Posisi Tubuh yang Benar ketika Membaca Buku? - Medcom.id

Posisi Duduk yang Benar Kurangi Risiko Sakit Punggung - Alodokter

duniaku dalam rangkaian kata: HAKIKAT PENILAIAN PEMBELAJARAN


(kangnana2014.blogspot.com

36

Anda mungkin juga menyukai