Anda di halaman 1dari 50

0

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA


DALAM PENERAPAN METODE PENEMUAN MELALUI
BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS VI SDN BEJAGUNG
II KECAMATAN SEMANDING KABUPATEN TUBAN

WINDA KRISTIANI
NIM : 858719601

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD BI
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPJJ) SURABAYA
TAHUN 2022
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah
membutuhkan orang lain, tidak dapat hidup sendiri. Dalam berinteraksii
dengan orang lain manusia memerlukan media untuk berkomunikasi yaitu
menggunakan bahasa. Bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk
dasarnya ujaran. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena fungsi
bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat dan bangsa dalam segala
kegiatannya.
Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan keinginan, pendapat dan
perasaan kita. Dengan bahasa pula kita dapat memahami dan mengetahui apa
yang terjadi di dunia dan disekitar kita. Kita menggunakan bahasa untuk
mengungkapkan emosi dan pikiran batin, mengungkapkan pemikiran yang
abstrak dan kompleks, serta untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa
adalah suatu bentuk verbal, fisik, bawaan biologis, dan bentuk dasar dari
komunikasi. Anak-anak telah belajar bahasa jauh sebelum mereka sekolah,
namun ketika mereka sekolah dan mendapat pelajaran bahasa keadaan
menjadi terbalik.
Belajar merupakan perubahan perilaku manusia atau perubahan
kapabilitas yang relative permanen sebagai hasil pengalaman. Belajar melalui
proses yang relative terus-menerus dijalani dari berbagai pengalaman.
“Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is
originated or changed thoruogh practice or training” (Kingsley, 1957: 12).
(Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan)
Dalam keterampilan komunikasi, perilaku eksternal pada tahap ini
adalah pemahaman. Untuk mencapai pemahaman suatu bacaan dapat dicapai
melalui kegiatan membaca atau menyimak. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia materi drama anak, siswa masih mengalami kesulitan
2

mengidentifikasi berbagai unsur dalam teks drama tersebut seperti tokoh, sifat,
latar, tema, jalan cerita dan amanat yang terkandung didalamnya. Hal ini
terjadi karena metode yang digunakan guru monoton, sehingga kegiatan
membaca atau menyimak drama anak untuk mengidentifikasi unsur-unsurnya
menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa.
Dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi
dasar mengidentifikasi unsur-unsur (tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita dan
amanat) dalam teks drama anak pada kelas VI SDN Bejagung II, tingkat
penguasaan materi oleh siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
evaluasi setelah proses pembelajaran yang mana hanya 8 siswa dari 22 siswa
yang mampu memcapai tingkat penguasaan materi di atas Standart Ketuntasan
Belajar yaitu 60. Maka untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
tersebut, diupayakan perbaikan pembelajaran di kelas melalui Penelitian
Tindakan Kelas/ atau Classroom Action Research.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasidi SDN Bejagung II Kecamatan
Semanding Kabupaten Tuban pada kelas VI mata pelajaran Bahasa Indonesia
Semester II dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
a. Banyak siswa yang belum mampu memahami teks drama.
b. Siswa belum mampu mengidentifikasi unsur-unsur (tokoh, sifat, latar,
tema, jalan cerita dan amanat) dalam teks drama

2. Analisis Masalah
Banyak siswa yang lebih tertarik dengan bermain games daripada
membaca atau menonton sebuah drama. Hal ini dikarenakan tontonan di
youtube dianggap lebih menarik bagi anak-anak. Sehingga timbul berbagai
permasalahan diantaranya:
a. Siswa kurang memahami cerita drama dengan baik.
b. 80% siswa tidak dapat mengidentifikasi unsur-unsur (tokoh, sifat, latar,
tema, jalan cerita dan amanat) dalam teks drama
3

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasar analisis dan identifikasi masalah diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode penemuan
melalui bermain peran akan meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia siswa kelas VI SDN Bejagung II kecamatan Semanding
kabupaten Tuban?
Untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap pembelajaran materi
teks drama anak kompetensi dasar mengidentifikasi unsur-unsur (tokoh, sifat,
latar, tema, jalan cerita dan amanat) dalam teks drama anak dilakukan dengan
mengamati skor aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, hasil tes siswa
pada setiap siklus, dan hasil isian angket yang berisi respon siswa.

C. TUJUAN PERBAIKAN
Untuk mengetahui penerapan metode penemuan melalui bermain
peran dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VI SDN
Bejagung II Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban tahun pelajaran
2021/2022

D. MANFAAT PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa
manfaat diantaranya :
1. Bagi guru, guru dapat menemukan strategi dan metode pembelajaran
yang tepat dan efektif untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
2. Bagi siswa, siswa akan memperoleh pengalaman belajar Bahasa
Indonesia yang menyenangkan dan tidak monoton.
3. Bagi sekolah, akan memberi wawasan pembelajaran inovatif yang akan
memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu pembelajaran.
4. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada pengembangan
proses pembelajaran di kelas.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu system atau proses
membelajarkan subyek didik/ pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik /pembelajar
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
(Depdiknas,2002).
Dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran berisi sejumlah
komponen yang terorganisir yang meliputi tujuan, materi, strategi dan metode,
media dan alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi dan tindak lanjut
pembelajaran (misalnya remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar). Sebagai suatu proses, pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau
kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar (Depdiknas, 2002).
Proses tersebut dimulai dari merencanakan program pengajaran
tahunan, program semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan)
termasuk didalamnya adalah kegiatan guru untuk membaca buku-buku atau
media cetak lainnya yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan
disajikan beserta penyiapan perangkat kelengkapan lainnya berupa alat
peraga dan alat evaluasi. Sebab pada dasarnya belajar merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan melalui berbagai aktifitas misalnya: membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru, menulis dan lain sebagainya. Belajar
akan lebih baik jika pembelajar mengalami atau melakukan sendiri, agar tidak
bersifat verbalisme. Dengan arti lain belajar merupakan kegiatan psiko fisik
menuju pada perkembangan pribadi seutuhnya.
Beberapa kalangan pelajar menganggap bahwa belajar adalah aktifitas
yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian
dan pikiran pada suatu pokok bahasan tertentu. Kegiatan tersebut hampir
selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif memperdalam suatu ilmu.
Hal ini mengakibatkan penurunan gairah belajar siswa.
5

Penurunan gairah belajar selain disebabkan ketidaktepatan metodologi,


juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu
menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah, namun jarang
diselingi berbagai metode yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajarannya. Siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat serta tidak
punya inisiatif dan kontribusi dalam proses pembelajaran baik secara
intelektual maupun emosional dan secara pribadi maupun kelompok.
Adanya kelompok belajar diharapkan mampu mengembangkan
pengertian diantara anggota dan menjadi sumber untuk menemukan jalan
keluar dari masalah yang dihadapi dan perubahan pada individu.
Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran berdasarkan
kurikulum untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Siswa sebagai
pembelajar di sekolah memiliki kepribadian, pengalaman dan tujuan. Pada
akhir proses belajar siswa mendapatkan hasil belajar yang hasilnya terukur
seperti yang tertuang dalam rapor, ijasah maupun kemampuan lain melalui
latihan yang akhirnya dapat menerapkan kemampuan dan pengetahuannya
dalam kehidupan

B. BELAJAR TUNTAS
Belajar tuntas merupakan suatu filsafat yang menyatakan bahwa
dengan system pengajaran yang tepat,semua siswa dapat belajar dengan hasil
yang baik dari hampir seluruh materi yang diajarkan.Pandangan tersebut
menolak suatu pandangan yang menyatakan bahwa tingkat keberhasilan
siswa di sekolah ditentukan oleh tingkat IQnya.”Belajar tuntas ini telah ada
sejak enam puluh tahun lalu tatkala C. Washburn dan H.C. Marison
mengembangkan suatu system pengajaran sehingga semua siswa diharapkan
dapat menguasai sejumlah tujuan pendidikan”(Suryobroto,2002:96).
Berkaitan dengan bahan pelajaran yang digunakan dalam system
belajar tuntas, maka bahan pelajaran yang digunakan sebagai wahana
mencapai tujuan pendidikan dibagi menjadi unit-unit yang sengaja diurutkan
secara sistematis dari yang mudah ke yang sukar. Para siswa tidak boleh
6

mengikuti ke unit berikutnya sebelum menyelesaikan sebelumnya.Terhadap


siswa yang belum berhasil menyelesaikan satu unit tertentu harus diberikan
unit pelajaran berikutnya.
Program perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada anak yang
belum mencapai ketuntasan menurut C. Washburn dan H.C. Marison (dalam
Suryobroto,2002:97) terbagi dalam empat cara, yaitu;
1. Mengulang kembali pengajaran
2. Menuturkan siswa
3. Menyusun kembali aktifitas belajar siswa
4. Mengadakan perbaikan terhadap kebiasaan siswa dalam cara belajarnya.
Dalam system belajar tuntas ini harus didukung oleh fasilitas
pendidikan yang sangat memadai, yang mampu menunjang keberhasilan
strategi belajar mengajar.
Dipandang dari sudut pendidikan, penerapan system belajar tuntas ini
menguntungkan siswa, karena dengan cara tersebut dapat mengembangkan
kemampuan setiap siswa dengan maksimal. Pandangan yang menyatakan
bahwa semua siswa (kategori normal) akan mampu belajar dengan hasil yang
baik juga akan berimbas pada pandangan bahwa semua guru dapat mengajar
dengan baik.

C. FAKTOR-FAKTOR BELAJAR
Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswalah yang
menentukan terjadi atau tidak terjadinya belajar. Dalam proses belajar siswa
menghadapi masalah-masalah intern maupun ekstern. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2006:238) faktor intern yang mempengaruhi proses belajar,
diantaranya:
a) Sikap terhadap belajar
b) Motivasi belajar
c) Konsentrasi belajar
d) Mengolah bahan belajar
e) Menyimpan perolehan hasil belajar
7

f) Menggali hasil belajar yang tersimpan


g) Kemampuan hasil prestasi atau unjuk hasil belajar
h) Rasa percaya diri siswa
i) Intelegensi dan keberhasilan belajar
j) Kebiasaan belajar
k) Cita-cita siswa
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:248) faktor-faktor
ekstern yang berpengaruh pada aktifitas belajar siswa adalah sebagai berikut:
a) Guru sebagai Pembina siswa belajar
b) Sarana dan prasarana pembelajaran
c) Kebijakan penilaian
d) Lingkungan social siswa di sekolah
e) Kurikulum sekolah

D. METODE PENEMUAN
Metode penemuan disebut juga discovery learning atau belajar
penemuan metode ini dikembangkan oleh Bruner (1966) yang beranggapan
belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.
Menurut Bruner belajar penemuan adalah proses belajar dimana guru
harus menciptakan situasi belajar yang problematic, menstimulus siswa
dengan pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa mencari jawaban sendiri
dan melakukan eksperimen.Menurut Bruner belajar penemuan pada akhirnya
dapat meningkatkan penalaran dan kemampuan untuk berpikir bebas dan
melatih keterampilan kognitif siswa dengan cara menemukan dan
memecahkan masalah yang ditemui dengan pengetahuan yang dimiliki dan
menghasilkan pengetahuan yang bermakna bagi dirinya.
1. Manfaat Belajar Penemuan
a. Untuk menguji apakah belajar sudah bermakna.
b. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan tersimpan lama dan mudah
diingat.
8

c. Diperlukan dalam pemecahan masalah agar siswa dapat


mendemonstrasikan pengetahuan yang diterimanya.
d. Transfer dapat ditingkatkan setelah generalisasi ditemukan sendiri oleh
siswa.
e. Penerapan belajar penemuan mungkin mempunyai pengaruh dalam
menciptakan motivasi belajar.
f. Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara
bebas.
2. Tahap-tahap Penerapan Belajar Penemuan
a. Stimulus (pemberian perangsang/stimuli)
b. Problem statement (mengidentifikasi masalah)
c. Data collection (pengumpulan data)
d. Data processing (pengolahan data)
e. Verifikasi (pembuktian antara hipotesis dan pengolahan data)
f. Generalisasi (menarik kesimpulan)

E. BERMAIN PERAN
1.Metode Simulasi
Metode bermain peran adalah salah satu proses belajar mengajar yang
tergolong dalam metode simulasi. Menurut Dawson (1962) yang dikutip oleh
Moedjiono & Dimyati (1992:80) mengemukakan bahwa simulasi merupakan
suatu istilah umum berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan
suatu model yang mereplikasi proses-proses perilaku. Sedangkan menurut Ali
(1996:83) mengemukakan bahwa metode simulasi adalah suatu cara
pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan.
Metode pengajaran simulasi terbagi menjadi 3 kelompok seperti
yang dikemukakan oleh Ali (1996:83) berikut ini ;
1. Sosiodrama
Semacam drama social yang berguna untuk menanamkan kemampuan
menganalisa situasi sisal tertentu
2. Psikodrama
9

Hampir mirip sosiodrama. bedanya terletak pada


penkanannya.Sosiodrama menekankan pada permasalahan social
sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikologi
3. Role playing
Disebut juga bermain peran bertujuan menggambarkan suatu peristiwa
masa lampau.
Sedangkan Moedjiono dan Dimyati (1992:80) juga membagi metode
pengajaran simulasi menjadi 3 yaitu:
1) Permainan simulasi (simulation games)
Yaitu suatu permainan dimana para pemain berperan sebagai pengambil
keputusan, bertindak layaknya situasi sebenarnya dan/ atau
berkompetisi untuk tujuan tertentu dengan peran yang ditentukan.
2) Bermain peran (Role Playing)
Yaitu memainkan peran berdasar kejadian terdahulu yang dmaksudkan
menciptakan kembali situasi masa lalu, kemungkinan kejadian yang
akan datang maupun mangkhayalkan situasi pada tempat atau waktu
tertentu.
3) Sosiodrama
Adalah pemecahan masalah kelompok yang berpusat pada suatu
masalah kemanusiaan.

Berdasarkan kutipan tersebut, berarti metode bermain peran adalah


metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-
pura dari siswa yang terlihat dan/ atau peniruan situasi dari tokoh-tokoh
sejarah sedemikian rupa. Dengan demikian metode bermain peran adalah
metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran/ tokoh
yang terlibat dalam proses sejarah.
Bermain peran bertujuan :
1. Melatih siswa untuk menghadapi situasi yang sebenarnya
2. Melatih praktek berbahasa lisan secara intensif
10

3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan


berkomunikasi
4. Mengajarkan pada siswa prinsip-prinsip dasar demokrasi.
Dan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang dimaksud bermain
peran diwujudkan dalam memerankan tokoh-tokoh yang terdapat dalam teks
drama ‘Tikus-Tikus Nakal’ serta ”Generasi Emas.

2.Asumsi Pembelajaran Bermain Peran


Menurut Dr. E. Mulyasa,M.Pd. (2004:141) terdapat empat asumsi
yang mendasari pembelajaran bermain peran yaitu:
a. Bermain peran mendukung situasi belajar berdasar pengalaman yang
menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘disini pada saat ini’.
b. Memungkinkan peserta didik mengungkapkan perasaannya yang tidak
dapat dikenali tanpa bercermin pada orang lain.
c. Emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar kemudian ditingkatkan
melalui proses kelompok. Model ini berusaha mengurangi peran guru
yang biasanya mendominasi pembelajaran dan mengaktifkan siswa
untuk memecahkan masalah.
d. Proses psikologis yang tersembunyi seperti sikap, nilai, perasaan dan
system keyakinan dapat dimunculkan melalui kombinasi pemeranan
yang spontan.
Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain
peran sebagai model pembelajaran, diantaranya:
a. Kualitas pemeranan
b. Analisis dalam diskusi
c. Pandangan peserta didik pada peran yang ditampilkan dibandingkan
dengan situasi kehidupan riil

3.Tahap-tahap Bermain Peran


Menurut Shaftel (1967) mengemukakan sembilan tahap bermain peran
yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran, yaitu:
11

(1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik


(2) memilih partisipan/peran,
(3) menyusun tahap-tahap peran,
(4) menyiapkan pengamat,
(5) pemeranan,
(6) diskusi dan evaluasi,
(7) pemeranan ulang,
(8) diskusi dan evaluasi tahap dua,
(9) membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan.

F. PELAJARAN BAHASA INDONESIA


1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dan masyarakat yang
menggunakan yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan penegtahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap
bahasa dan satra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi
peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional,
dan global. dengan standar kompetenssi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
diharapkan :
12

a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan


kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan
penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual
bangsa sendiri.
b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi
bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan
berbahasa dan sumber belajar.
c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah
dan kemampuan peserta didiknya.
e. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam
pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.
f. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar
yang tersedia.
g. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap
memperhatikan kepentingan nasional.

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
b. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
13

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas


wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia


Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Mendengarkan (menyimak)
Menyimak/ mendengar adalah keterampilan memahami bahasa lisan
yang bersifat resepsif. Dengan demikian, mendengarkan di sini bukan berarti
bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus
memahaminya. Keterampilan menyimak juga merupakan kegiatan awal yang
dilakukan oleh manusia dilihat dari proses pemerolehan bahasa.
Ada deskripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya
belajar yaitu interaktif dan noninteraktif. Mendengarkan/ menyimak secara
interaktif terjadi dalam percakapan secara tatap muka dan percakapan di
telepon atau yang sejenis dengan itu. Sedangkan mendengarkan secara
noninteraktif adalah kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara,
tidak bisa mengulangi apa yang diucapkan dan tidak bisa meminta pembicara
diperlambat.
b. Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kegiatan komunikasi lisan dalam
menyampaikan informasi/ pesan kepada pendengar melalui bahasa lisan.
Menurut Mulyati dkk berbicara adalah keterampilan berbicara dalam
menyampaikan informasi/ pesan kepada orang lain dengan media bahasa lisan.
Keterampilan berbicara ini termasuk keterampilan yang bersikap produktif.
Sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis
situasi berbicara yaitu interaktif, semi interaktif dan noninteraktif.
14

c. Membaca
Keterampilan membaca juga termasuk keterampilan reseptif bahasa
tulis. Menurut Somadayo membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa
tulis. Sedangkan menurut Tarigan membaca sebagai suatu proses yang
dilakukan serta dpergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
Sesuai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca
adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan/
informasi yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
d. Menulis
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang bersifat produktif
yang menggunakan tulisan. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang
paling rumit diantara keterampilan berbahasa lainnya karena menulis bukan
hanya sekedar menyalin kata-kata atau kalimat-kalimat melainkan
mengembankan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam struktur tulisan yang
teratur.
Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar bersifat apresiatif, karena
dengan sastra dapat menanamkan rasa peka terhadap kehidupan, mengajarkan
siswa bagaimana menghargai orang lain, mengerti hidup, dan belajar
bagaimana menghadapi berbagai persoalan.
15

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. SUBYEK PENELITIAN
1. Tempat, subyek dan waktu penelitian
a. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN Bejagung II
kecamatan Semanding kabupaten Tuban sejumlah 22 siswa dengan
rincian 8 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
b. Penelitian dilaksanakan pada Semester II tahun ajaran 2022/2022
c. Jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jam ke
No Hari,tanggal Siklus Pengamat
Pukul
Selasa 1-3 Nur Rachmawati,
1. I
21 Maret 2022 07.30-09.15 S.Pd.
Selasa 1-3 Nur Rachmawati,
2. II
28 Maret 2022 07.30-09.15 S.Pd.

2. Faktor yang diselidiki


a. Faktor Siswa
Melihat proses dan hasil belajar siswa kelas VI SDN Bejagung II
terhadap pelajaran Bahasa Indonesia materi Drama Anak kompetensi
dasar Mengidentifikasi berbagai unsur (tokoh,sifat,latar,tema,jalan
cerita dan amanat) dari teks drama anak. Selain itu aktifitas siswa
dalam pembelajaran dan respon siswa setelah pembelajaran akan
dilihat.
b. Faktor Guru
Melihat cara guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran di kelas, melihat apakah perangkat pembelajaran (LKS
dan perangkat penilaian) sesuai dengan tujuan atau kompetensi dalam
KTSP. Selain itu apakah aktifitas guru selama proses pembelajaran
16

sudah sesuai dengan silabus dan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran


yang telah dirancang.

B. DESKRIPSI PER SIKLUS


1.Rencana

SIKLUS I PERENCANAAN

REFLEKSI

TINDAKAN/OBSERVIAS
I

SIKLUS II

REVISI PERENCANAAN
REFLEKSI

TINDAKAN/OBSERVIAS
I

REVISI PERENCANAAN
Dan seterusnya hingga
Dan seterusnya hingga masalah terselesaikan
masalah terselesaikan

Gambar 1 : Siklus pelaksanaan perbaikan pembelajaran

2.PelaksanBaan
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus.
 Siklus pertama
17

Bertanya jawab tentang unsur-unsur yang terdapat dalam drama.Siswa


diminta mengidentifikasi berbagai unsur (tokoh,sifat,latar,tema,jalan crita
dan amanat) yang terdapat dalam teks drama anak ‘tikus-tikus Nakal’
 Siklus kedua
Siswa diminta bermain peran sesuai dalam teks drama ‘Tikus-Tikus
Nakal’.Semua kelompok mengamati dan mengidentifikasi unsure-unsur
yang terdapat dalam teks drama yang diperankan. Guru bertanya jawab
unsur-unsur yang terdapat dalam teks drama tersebut.
3.Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Hasil pengamatan aktifitas siswa selama pembelajaran
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 2.
Lembar Penilaian Proses
Siklus I
NO ASPEK KLP 1 KLP 2 KLP 3 KLP 4 KLP 5
1 Menjelaskan unsur-
3 2 3 5 3
unsur dalam drama
2 Menjelaskan tokoh
4 3 2 4 3
beserta sifatnya
3 Menjelaskan latar
dalam teks drama 4 2 2 4 2
‘Tikus-Tikus Nakal
4 Menjelaskan tema
dalam teks drama 2 2 1 3 1
‘Tikus-Tikus Nakal’
5 Menjelaskan amanat
yang terkandung 2 2 2 2 1
dalam teks drama

JUMLAH 15 11 10 18 10
18

LEMBAR PENILAIAN PROSES

Tabel 3. Siklus II
NO ASPEK KLP 1 KLP 2 KLP 3 KLP 4 KLP 5
1 Menjelaskan unsur-
5 5 4 5 5
unsur dalam drama
2 Menjelaskan tokoh
5 4 4 5 4
beserta sifatnya
3 Menjelaskan latar
dalam teks drama 5 4 4 5 4
‘Tikus-Tikus Nakal
4 Menjelaskan tema
dalam teks drama 4 3 3 4 4
‘Tikus-Tikus Nakal’
5 Menjelaskan amanat
yang terkandung 4 3 4 4 3
dalam teks drama

JUMLAH 23 19 19 23 20

KETERANGAN:
Skor maksimal untuk tiap aspek adalah 5

Hasil pengamatan pada guru adalah lembar penilaian guru diantaranya:


1.Lembar Observasi Kesiapan Mengajar Guru
2.Lembar Observasi Guru Dalam Pembelajaran
19

Lembar Observasi
Kesiapan Mengajar Guru

Tabel 4. Siklus I
Skor Skor Prosentase
No. Obyek Pengamatan
Maksimal Pengamatan (%)
1 Tujuan Pembelajaran 10 10 100%

2 Media Pembelajaran 15 9 60%

3 Strategi Pembelajaran 15 5 33%

4 Materi Pembelajaran 15 15 100%

5 Pengorganisasian Kelas 15 10 66%

6 Evaluasi Pembelajaran 15 10 66%

7 Tindak Lanjut Pembelajaran 15 10 66%

Jumlah 100 69 69%

Tabel 5. Siklus II
Skor Skor Prosentase
No. Obyek Pengamatan
Maksimal Pengamatan (%)
1 Tujuan Pembelajaran 10 10 100%

2 Media Pembelajaran 15 12 80%

3 Strategi Pembelajaran 15 15 100%

4 Materi Pembelajaran 15 15 100%

5 Pengorganisasian Kelas 15 12 80%

6 Evaluasi Pembelajaran 15 12 80%

7 Tindak Lanjut Pembelajaran 15 15 100%

Jumlah 100 91 91%


20

Tabel 6.Siklus I
Lembar Observasi
Aktifitas Guru dalam Pembelajaran
Skor Skor Prosentase
NO Aspek yang diamati
maksimal pengamatan (%)
1. Mengorganisasikan materi 15 6 40%
pembelajaran dengan realitas
2. Menggunakan metode yang 15 9 60%
tepat
3. Melibatkan siswa dalam 15 6 40%
pembelajaran
4. Melaksanakan Tanya jawab 15 12 80%
5. Menggunakan media 10 10 100%
6. Memberi arahan membuat 15 12 80%
rangkuman
7. Memotivasi siswa 15 6 40%

Jumlah 64 64%

Tabel 7. Siklus II
Skor Skor Prosentase
NO Aspek yang diamati
maksimal pengamatan (%)
1. Mengorganisasikan materi 15 12 80%
pembelajaran dengan realitas
2. Menggunakan metode yang 15 12 80%
tepat
3. Melibatkan siswa dalam 15 15 100%
pembelajaran
4. Melaksanakan Tanya jawab 15 12 80%
5. Menggunakan media 10 10 100%
6. Memberi arahan membuat 15 12 80%
rangkuman
7. Memotivasi siswa 15 12 80%

Jumlah 85 85%
21

4.Refleksi
 Siklus I
Dari hasil refleksi pembelajaran siklus I, siswa membaca teks drama dan
mengidentifikasi unsur-unsurnya melalui diskusi kelompok.Setelah guru
melakukan Tanya jawab ternyata sebagian besar siswa belum bisa
mengidentifikasi unsur-unsur yang terdapat dalam teks drama ‘Tikus-Tikus
Nakal’ dengan benar terutama menemukan jalan cerita, tema dan amanat
yang terkandung dalam teks drama tersebut. Maka guru perlu melakukan
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode yang lebih
melibatkan siswa dalam pembelajaran.
 Siklus II
Dalam perbaikan pembelajaran siklus II guru meminta siswa bermain peran
dan kelompok mengamati kemudian berdiskusi.Tiap kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapi.Kemudian
guru bertanya jawab untuk menyimpulkan hasilnya. Proses dan hasil belajar
siswa pada siklus ini meningkat dan sebagian besar siswa sudah dapat
mengidentifikasi unsure-unsur yang terkandung dlam teks drama ‘Generasi
Emas’ seperti menemukan tokoh dan sifatnya, latar, jalan cerita dan
menentukan tema serta amanat yang terkandung didalamnya.Dengan
metode ini hampir seluruh siswa terlibat dalam proses pembelajaran yang
membuat suasana pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan serta
membuat motivasi siswa meningkat dalam mengikuti proses pembelajaran.
22

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.DESKRIPSI PER SIKLUS


 Siklus I
Pada pembelajaran siklus I ini guru membagi siswa menjadi 5
kelompok,tiap kelompok diminta membaca teks drama ‘Tikus-Tikus Nakal’
yang dibagikan guru kemudian tiap kelompok berdiskusi mengidentifikasi
unsure-unsur yang terdapat pada drama tersebut seperti tokoh dan sifatnya,
mencari latar, tema, jalan cerita dan menemukan amanat yang terkandung
dalam drama tersebut. Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang
unsure-unsur tersebut namun siswa kurang aktif menjawab karena siswa
kesulitan mengidentifikasi unsure-unsur yang terkandung dalam teks drama
tersebut terutama menemukan tema, jalan cerita dan amanat yang
terkandung dalam drama tersebut.Hasil evaluasi juga menunjukkan
penguasaan siswa pada materi tersebut masih rendah. Hal tersebut dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 8: Kategori dan Frekuensi Jawaban Siswa Siklus I.
NO RENTANG NILAI KATEGORI FREKUENSI SISWA
1. 30-50 Kurang 15
2. 60-70 Cukup 5
3. 80-90 Baik 2

Hasil evaluasi siswa pada tabel diatas menunjukkan bahwa hanya 7


siswa atau sekitar 32% siswa yang mendapat nilai diatas SKB (Standar
Ketuntasan Belajar) yaitu 60.Sementara 15 siswa atau sekitar 68% mendapat
nilai dibawah SKB. 15 siswa tersebut perlu mendapatkan remedial atau
perbaikan pembelajaran kembali.
 Siklus II
Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini guru menerapkan metode
penemuan melalui bermain peran untuk mengidentifikasi unsure-unsur yang
23

terkandung dalam teks drama Generasi Emas .Beberapa siswa diminta


memerankan tokoh dalam teks drama tersebut, kelompok lain mengamati
lalu berdiskusi.Masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.Guru
bertanya jawab dan sebagian besar siswa merespon baik. Hasil evaluasi
siswa dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 9: Kategori dan Frekuensi Jawaban Siswa Siklus II.
NO RENTANG NILAI KATEGORI FREKUENSI SISWA
1. 30-50 Kurang 3
2. 60-70 Cukup 10
3. 80-90 Baik 9

Pada table diatas dapat dilihat hasil evaluasi siswa meningkat.


Sekitar 19 siswa atau 86% mendapat nilai diatas SKB (Standar Ketuntasan
Belajar) yaitu 60.Dan hanya 3 siswa atau sekitar 14% dari 22 siswa yang
masih kesulitan memahami materi.Namun demikian pembelajaran sudah
bisa dikatakan berhasil.

B.PEMBAHASAN TIAP SIKLUS


 Siklus I
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I guru menggunakan metode
ceramah, diskusi kelompok, Tanya jawab dan pemberian tugas.Pada awal
pembelajaran guru menanyakan unsure-unsur yang terdapat dalam
drama.Kemudian siswa membaca teks drama ‘Tikus-Tikus Nakal’ dan
siswa diminta berdiskusi kelompok untuk mengidentifikasi unsure-unsur
yang terdapat didalamnya seperti tokoh, watak, latar, tema,jalan cerita
dan amanat yang terkandung didalamnya kemudian menjawab
pertanyaan dari teks drama tersebut.
Kemudian guru bertanya jawab dari hasil kelompok
mengidentifikasi unsure-unsur dalam teks drama ‘Tikus-Tikus
Nakal’.Ternyata sebagian besar siswa kesulitan menemukan tema,jalan
cerita dan amanat yang terkandung dalam teks drama ‘Tikus-Tikus
24

Nakal’ tersebut. Dalam menemukan tokoh dan sifatnya serta latar


sebagian besar siswa sudah bisa mengidentifikasi. Dalam kegiatan Tanya
jawab siswa kurang aktif menjawab karena kesulitan menguasai materi.
Suasana belajar menjadi monoton dan membosankan.
Dapat disimpulkan dari uraian pembelajaran diatas bahwa metode
yang digunakan guru kurang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran yang berakibat rendahnya motivasi siswa dalam Tanya
jawab. Siswa menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran.Oleh karena
itu guru perlu melakukan perbaikan pembalajaran kembali.
 Siklus II
Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini guru menggunakan
metode penemuan melalui bermain peran untuk mengatasi hasil evaluasi
siswa pada siklus I yang masih rendah.Beberapa siswa diminta bermain
peran sesuai tokoh-tokoh pada teks drama ‘Generasi Emas’, sedangkan
kelompok lain mengamati. Kemudian siswa berdiskusi kelompok untuk
mengidentifikasi unsure-unsur didalamnya.
Setelah itu masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa,
ternyata sebagian besar siswa sudah dapat mengidentifikasi unsure-unsur
pada teks drama ‘Generasi Emas terutama menemukan tema,
menjelaskan jalan cerita dan amanat yang terkandung dalam teks drama
tersebut.
Dari uraian pembelajaran diatas dapat disimpulkan ternyata metode
yang digunakan guru menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa
dalam kegiatan Tanya jawab. Siswa sangat dilibatkan dalam proses
pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan
menyenangkan bagi siswa. Dari hasil evaluasi proses dan akhir
pembelajaran ternyata mengalami peningkatan yaitu 86% dan dapat
dikatakan pembelajaran sudah berhasil sehingga guru tidak perlu
mengadakan perbaikan pembelajaran kembali.
25

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN
Pada awal pembelajaran siklus I proses dan hasil belajar siswa
masih rendah yang dapat dilihat pada hasil evaluasi siswa yang hanya 32%
siswa yang mendapart nilai diatas SKB yaitu 60.Guru meminta siswa membaca
teks drama dan meminta siswa mengidentifikasi unsure-unsurnya (sifat, tokoh,
latar, tema, jalan cerita dan amanat) kemudian dibahas secara klasikal.Ternyata
metode yang digunakan guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran
sehingga motivasi siswa rendah dan suasana belajar membosankan dan kurang
menarik.
Pada perbaikan pembelajaran siklus II, guru menerapkan metode
penemuan melalui bermain peran. Beberapa siswa memerankan tokoh-tokoh
dalam teks drama ‘Generasi Emas, kelompok lain mengamati kemudian
berdiskusi kelompok. Lalu tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
masing-masing, kemudian guru bertanya jawab untuk menyimpulkan bersama-
sama. Ternyata pada siklus II ini proses dan hasil belajar siswa meningkat. Hal
ini dapat dilihih pada hasil evaluasi siswa yang meningkat yaitu 86% siswa
sudah menguasai materi. Dari lembar observasi guru, metode yang digunakan
guru sudah tepat untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran dan memotivasi
siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Dengan
hasil ini maka guru tidak perlu melakukan perbaikan kembali.

B.SARAN DAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, berikut dikemukakan
beberapa saran diantaranya:
 Bagi guru hendaknya selalu merencanakan prosedur pembelajaran yang
membuat suasana belajar menyenangkan bagi siswa.
 Guru hendaknya selalu menggunakan metode pembelajaran yang inovatif
dan Variatif
26

 Guru hendaknya selalu melibatkan siswa dalam setiap proses pembelajaran


sehingga motivasi siswa meningkat.
 Bagi kepala sekolah hendaknya memberi dukungan baik secara moril
maupun materiil untuk meningkatkan kinerja guru.
 Bagi rekan guru, selalu bertukar pikiran bila menemukan kesulitan dalam
pembelajaran untuk menemukan problem solving yang tepat sehingga
meningkatkan kualitas pembelajaran.
27

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2008. Model Silabus kelas VI. Jakarta: Depdiknas


Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Santosa,Puji,dkk.2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Skillbeck, Malcolm.1976. School Based Curriculum DeVIelopment and Teacher
Education Mimeograph.OECD
Sukini,Iskandar.2008. Bahasa Indonesia Untuk Kelas VI SD dan MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Nasional
Suryobroto.2006. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Tim FKIP.2009. Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan). Jakarta:
Universitas Terbuka.
Winataputra, Udin S.,dkk.2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka
28

LAMPIRAN-LAMPIRAN
29

Lampiran 1a.RPP Siklus I


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : VI/II
Alokasi Waktu : 2X35 menit

A.Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi berbagai unsur (tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita, dan
amanat) dari teks drama anak

B.Indikator
 Mengidentifikasi unsur-unsur dari teks drama
 Menjelaskan unsur tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita, dan amanat dari
teks drama anak

C.Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan tokoh dan sifatnya dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan latar dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan tema dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan jalan cerita dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan amanat yang terkandung dalam teks drama

D.Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal (5 menit)
 Appersepsi : bertanya pada siswa contoh-contoh drama yang pernah
dilihat
2. Kegiatan inti (55 menit)
 Guru membagikan teks drama “Tikus-Tikus Nakal”.
 Siswa diminta membaca sejenak teks drama “Tikus-Tikus Nakal”.
30

 Guru bertanya jawab dengan siswa unsur-unsur yang terdapat pada teks
drama.
 Guru menjelaskan kembali unsur-unsur dalam teks drama ‘Tikus-Tikus
Nakal’dari hasil presentasi masing-masing kelompok.
 Siswa mengerjakan soal-soal dari teks drama “Tikus-Tikus Nakal”
3. Kegiatan akhir (10 menit)
 Siswa diminta mencari sebuah teks drama pendek dari media cetak dan
menemukan unsur-unsurnya.

E.Sarana dan Sumber Belajar


1. BSNP (2008).KTSP SD Model Silabus Kelas VI.Jakarta:Departemen
Pendidikan Nasional
2. Sukini ,Iskandar (2008).Bahasa Indonesia Untuk Kelas VI.SD dan
MI.Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional
3. Teks drama pendek

F.Model dan Metode


1. Model : pembelajaran langsung
2. Metode : tanya jawab, ceramah, pemberian tugas
F.Evaluasi
1. Prosedur : tes proses dan akhir
2. Bentuk : subyektif
3. Jenis : lisan dan tulis
4. Alat : soal-soal

Mengetahui, Bejagung, 22 Maret 2022

NUR RACHMAWATI, S.Pd. WINDA KRISTIANI


NIP.19820225200312 2 006
31

Teks Siklus II
GENERASI EMAS
Pada suatu hari di sebuah kelas

(Di dalam kelas siswa sedang mendengarkan penjelasan dari guru)


Jatmiko : (Berbisik ke telinga Ababal) Bal! Bangun, Bal! Jangan tidur.
Ababal : (menggeliat. Menundukkan kepala)
Jatmiko : (Menarik lengan Ababal) Bangun. Nanti Pak Pur marah.
Nurul : Jat... (Ucapan Nurul terhenti)
Purnomo : Hei kalian! Kenapa ribut sendiri? (Menunjuk ke arah ketiganya).
Indri : Makanya jangan ribut terus. (tetap melihat ke depan).
Ababal : Iya, Pak. Ada apa, Pak? (Mengucek mata. Menoleh ke arah Jatmiko
dan Nurul).
Jatmiko : Habislah kita.
Purnomo : Kalian bertiga! Maju ke sini!
(Jatmiko dan Ababal melangkah perlahan ke arah Purnomo)
Purnomo : Kamu juga! (Menunjuk Nurul)
Nurul : Kok saya,...
Indri : Cepat maju. Biar tidak tambah parah.
Nurul : (Melangkah terburu-buru menyusul Jatmiko dan Ababal)
Purnomo : Kalian ini ribut saja. Tidak memperhatikan penjelasan saya. Kalian
ngerti apa yang saya jelaskan tadi?
(Ababal, Jarmiko, dan Nurul terdiam)
Purnomo : Kalian bertiga keluar! Jangan ikut kelas saya!
Nurul : Tapi, Pak....
Purnomo : Tidak usah tapi. Keluar!

(Set panggung berubah menjadi gelap)


(Tampak tiga pemuda sedang berbincang-bincang di luar kelas)
Ababal : Maaf ya. Gara gara aku (diam melihat Jatmiko) kalian (melihat
Nurul) jadi ikutan dihukum.
32

JatmikO : Gak papa, Jeh. Cuma kebetulan apes aja. (Menepuk pundak Ababal)
Nurul : Yang paling apes aku. Gak rame juga diusir. Tapi gak papa. Kita
kan fren!
Jatmiko : Kau tak tidur kah semalam?
Ababal : Aku tidur menjelang subuh.
Nurul : Ngapain?
Ababal : Jaga diesel. Bantu bapak ngairi sawah.
Jatmiko : Baguuuuusss... (menyorongkan kedua jempolnya ke muka Ababal)
Nurul : Jangan bogas bagus aja. Gimana pelajaran Pak Purno ini.
Ababal : Hus jangan disingkat. Namanya pak Purnomo bukan Porno.
Jatmiko : Tenang aja, nanti kita pinjam catatannya Indri.
Nurul : Nah itu Indri. (Menunjuk ke arah Indri)
Ababal : Ayu ya dia.
Jatmiko : Bal! Fokus, Bal.
Indri : (Menghampiri Ababal, Nurul dan Jatmiko) Ini catatan plus
tugasnya Pak Pur.
Nurul : Wah Indri pengertian banget.
Indri : Minggu depan dikumpulkan.
Ababal : Indri juga baik.
Indri : Kalau sudah kalian tulis segera kembalikan (menyodorkan buku
pada Jatmiko)
Jatmiko : (Menerima buku Indri) Makasih ya...
Indri : (Melangkah pergi) Ingat segera kembalikan!
(semua diam. Indri menoleh ke belakang dan melotot)
Ababal, Nurul, Jatmiko : siap! (memberikan hormat kepada Indri)

(Panggung gelap. Set panggung berubah.di dekat tempat parkir)

Sukatman : Kalian tadi bikin masalah apa?


Ababal : Ngapunten, Pak. Masalah apa?
Sukatman : Tadi di kelas. Jamnya Pak Pur.
33

Nurul : Oh... Yang tadi, Rek. Pak Purnomo yang salah sangka, Pak.
Jatmiko : Iya, Pak. Tadi Ababal yang ketiduran. Saya bangunkan. Kami
dituduh ribut di kelas.
Sukatman : oh begitu. (Menoleh ke Ababal) Kenapa kamu tidur kelas, Le?
Ababal : Saya kurang tidur, Pak. Sudah dua malam saya membantu bapak
mengairi sawah. Musim kemarau sawah garapan bapak mengering.
Sukatman : Marahnya Pak Pur itu karena dia sayang pada kalian. Kalian
memang harus bantu orang tua. Tapi kalian juga harus semangat
belajar. Jangan tidur terus di kelas.
(Ababal, Nurul, Jatmiko takzim mendengarkan tanpa berani berkata)

Sukatman : Kalian adalah generasi emas. Yang harus diasah agar terus berkilau.
Bermanfaat dan sekses. Ayo! Sekarang ikut saya. (Melangkah
segera. Diikuti Ababal, Nurul, dan Jatmiko).
Nurul : Mau ke mana, Pak?
Sukatman : Ini sudah siang. Kita ke masjid dulu. Lalu makan bakso.
Nurul : Alhamdulillah.
(Ababal dan Jatmiko mengucapkan Alhamdulillah tanpa suara
sambil menengadahkan tangab)
(Panggung gelap. Cerita berakhir)

Jawablah soal-soal berikut!


1. Sebutkan unsur-unsur yang terdapat pada teks drama diatas!
2. Sebutkan tokoh dan sifatnya pada teks drama tersebut!
3. Dimanakah latar terjadinya peristiwa tersebut?
4. Apa tema dari teks drama ‘Generasi Emas’?
5. Tuliskan amanat yang terkandung dalam teks drama ‘Generasi Emas!
34

Lampiran 1b. RPP Siklus II


RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : VI/II
Alokasi Waktu : 2X35 menit

A.Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi berbagai unsur (tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita, dan
amanat) dari teks drama anak

B.Indikator
 Mengidentifikasi unsur-unsur dari teks drama
 Menjelaskan unsur tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita, dan amanat dari
teks drama anak

C.Tujuan Pembelajaran
 Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan tokoh dan sifatnya dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan latar dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan tema dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan jalan cerita dari teks drama
 Siswa dapat menjelaskan amanat yang terkandung dalam teks drama

D.Langkah Pembelajaran
1.Kegiatan awal (10 menit)
 Salam, doa, presensi
 Appersepsi : bertanya pada siswa contoh-contoh drama yang pernah
dilihat dan unsure-unsur yang terdapat dalam drama
 Penyampaian tujuan pembelajaran
35

2.Kegiatan inti (80 menit)


 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
 Guru membagikan teks drama “Generasi Emas”.
 Siswa diminta membaca sejenak teks drama “Generasi Emas”.
 Guru bertanya jawab dengan siswa unsure-unsur yang terdapat pada
teks drama.
 Guru meminta beberapa siswa untuk bermain peran sesuai teks drama
“Generasi Emas”, siswa lain diminta mengamati.
 Masing-masing kelompok mendiskusikan masing-masing unsur drama
yang terdapat dalam teks tersebut.
 Wakil masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil
diskusi kelompok masing-masing,kelompok lain menanggapi.
 Guru bertanya jawab tentang hasil identifikasi unsure-unsur dalam teks
drama ‘Generasi Emas
 Guru menjelaskan kembali unsur-unsur dalam teks drama ‘Generasi
Emas dari hasil presentasi masing-masing kelompok.
 Siswa mengerjakan soal-soal dari teks drama “Generasi Emas”
1. Kegiatan akhir (15 menit)
 Menyimpulkan bersama-sama siswa
 Siswa diminta mencari sebuah teks drama pendek dari media cetak dan
menemukan unsur-unsurnya (pekerjaan rumah).

E.Sarana dan Sumber Belajar


1.BSNP (2008).KTSP SD Model Silabus Kelas VI.Jakarta:Departemen
Pendidikan Nasional
2.Sukini ,Iskandar (2008).Bahasa Indonesia Untuk Kelas VI SD dan
MI.Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional
3.Teks drama pendek
F.Model dan Metode
1.Model :pembelajaran langsung
2.Metode :bermain peran,tanya jawab, ceramah, diskusi,pemberian tugas
36

F.Evaluasi
1.Prosedur : tes proses dan akhir
2.Bentuk : subyektif
3.Jenis : lisan dan tulis
4.Alat : soal-soal

Mengetahui, Bejagung, 29 Maret 2022

Ana Pujiati, S.Pd. NUR RACHMAWATI


NIP. 19571107197907 1 002 NIP. 19820225200312 2 006
37

Lampiran 2a: Laporan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

SISTEMATIKA LAPORAN

Nama Sekolah : SDN Bejagung II


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VI/II
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Maret 2022
Waktu : 2 x 35 menit

Masalah yang diatasi:


1. Siswa kesulitan mengidentifikasi unsure-unsur (tokoh, sifat, latar, tema,
jalan cerita dan amanat) dalam teks drama terutama menemukan tema dan
jalan cerita.
2. Siswa kesulitan menyimpulkan amanat yang terkandung dalam teks drama
yang mereka baca.
Cara Mengatasi:
1. Meminta siswa membaca seksama teks drama yang diberikan dan
mengidentifikasi unsure-unsurnya melalui diskusi kelompok dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam teks drama tersebut.
2. Menjelaskan kembali unsure-unsur dalam teks drama tersebut.

Hasil:
Pada pembelajaran siklus I ini ternyata hasil belajar siswa masih rendah yaitu
hanya 7 siswa dari 22 siswa atau 32% siswa yang hasil evaluasi akhirnya diatas
SKB (Standar Ketuntasan Belajar) yaitu 60. Sementara 15 siswa atau 68% siswa
yang lain perlu mendapat remedial kembali. Siswa masih kesulitan menemukan
tema, menjelaskan jalan cerita dan menyimpulkan amanat yang terkandung dalam
teks drama. Metode yang digunakan guru kurang melibatkan siswa sehingga
motivasi siswa rendah dan pembelajaran menjadi monoton.
38

ampiran 2b: Laporan Perbaikan Pembelajaran Siklus II

SISTEMATIKA LAPORAN

Nama Sekolah : SDN Bejagung II


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VI/II
Hari/Tanggal : Selasa, 29 Maret 2022
Waktu : 2 x 35 menit

Masalah yang diatasi:


1.Siswa kesulitan mengidentifikasi unsure-unsur (tokoh, sifat, latar, tema,
jalan cerita dan amanat) dalam teks drama terutama menemukan tema dan
jalan cerita.
2.Siswa kesulitan menyimpulkan amanat yang terkandung dalam teks drama
yang mereka baca.
Cara Mengatasi:
1.Meminta beberapa siswa bermain peran sesuai tokoh-tokoh dalam teks
drama ‘Generasi Emas. Siswa berdiskusi kelompok untuk mengidentifikasi
unsure-unsur dalam teks drama tersebut kemudian masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya sementara kelompok lain
menanggapi.
2.Guru bertanya jawab untuk menyimpulkan dari hasil diskusi siswa.

Hasil:
Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini ternyata hasil belajar siswa
meningkat yaitu 19 siswa dari 22 siswa atau 86% siswa yang hasil evaluasi
akhirnya diatas SKB (Standar Ketuntasan Belajar) yaitu 60. Sementara 3 siswa
yang lain tidak perlu remedial.Metode yang digunakan guru sudah melibatkan
siswa dan memotivasi siswa sehingga pembelajaran lebih hidup dan
menyenangkan.
39

Lampiran 3a. siklus I

Hasil Evaluasi Pembelajaran


KETERANGAN
NO NAMA SISWA NILAI
(Baik/Cukup/Kurang)
1 Fitriana 40 Kurang
2 Nyono 40 Kurang
3 Sunarsih 50 Kurang
4 Darsi 40 Kurang
5 Dasmiati 50 Kurang
6 Indahwati 60 Cukup
7 Ita Purnamasari 80 Baik
8 Julaikah 70 Cukup
9 Juliati 50 Kurang
10 Kasturi 80 Baik
11 Laminah 50 Kurang
12 Lawan 50 Kurang
13 Luluk Lestari 50 Kurang
14 Marji 60 Cukup
15 Muhammad Ali 40 Kurang
16 Muhammad Sun’an 70 Cukup
17 Mujiati 60 Cukup
18 Munanto 30 Kurang
19 Muntianik 50 Kurang
20 Muslik 40 Kurang
21 Neni 50 Kurang
22 Ninik 40 Kurang
40

Lampiran 3b: Siklus II

Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran


NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 Fitriana 70 Cukup
2 Nyono 60 Cukup
3 Sunarsih 70 Cukup
4 Darsi 60 Cukup
5 Dasmiati 70 Cukup
6 Indahwati 80 Baik
7 Ita Purnamasari 90 Baik
8 Julaikah 90 Baik
9 Juliati 80 Baik
10 Kasturi 90 Baik
11 Laminah 70 Cukup
12 Lawan 70 Cukup
13 Luluk Lestari 80 Baik
14 Marji 80 Baik
15 Muhammad Ali 70 Cukup
16 Muhammad Sun’an 90 Baik
17 Mujiati 80 Baik
18 Munanto 50 Kurang
19 Muntianik 60 Cukup
20 Muslik 50 Kurang
21 Neni 70 Cukup
22 Ninik 50 Kurang
41

Lampiran 4a.
LEMBAR PENILAIAN PROSES

Siklus I
NO ASPEK KLP 1 KLP 2 KLP 3 KLP 4 KLP 5
Menjelaskan unsur-
1 3 2 3 5 3
unsur dalam drama
Menjelaskan tokoh
2 4 3 2 4 3
beserta sifatnya
Menjelaskan latar
3 dalam teks drama 4 2 2 4 2
‘Tikus-Tikus Nakal
Menjelaskan tema
4 dalam teks drama 2 2 1 3 1
‘Tikus-Tikus Nakal’
Menjelaskan amanat
5 yang terkandung 2 2 2 2 1
dalam teks drama

JUMLAH 15 11 10 18 10

KETERANGAN:
Skor maksimal untuk tiap aspek adalah 5
42

Lampiran 4b
LEMBAR PENILAIAN PROSES

Siklus II
NO ASPEK KLP 1 KLP 2 KLP 3 KLP 4 KLP 5
Menjelaskan unsur-
1 5 5 4 5 5
unsur dalam drama
Menjelaskan tokoh
2 5 4 4 5 4
beserta sifatnya
Menjelaskan latar
3 dalam teks drama 5 4 4 5 4
“Generasi Emas”
Menjelaskan tema
4 dalam teks drama 4 3 3 4 4
‘Generasi Emas
Menjelaskan amanat
5 yang terkandung 4 3 4 4 3
dalam teks drama

JUMLAH 23 19 19 23 20

KETERANGAN:
Skor maksimal untuk tiap aspek adalah 5
43

Lampiran 5a
Lembar Observasi
Kesiapan Mengajar Guru

Tabel 3a. Siklus I


Skor Skor Prosentase
No. Obyek Pengamatan
Maksimal Pengamatan (%)
1 Tujuan Pembelajaran 10 10 100%

2 Media Pembelajaran 15 9 60%

3 Strategi Pembelajaran 15 5 33%

4 Materi Pembelajaran 15 15 100%

5 Pengorganisasian Kelas 15 10 66%

6 Evaluasi Pembelajaran 15 10 66%

7 Tindak Lanjut Pembelajaran 15 10 66%

Jumlah 100 69 69%

Observer I Observer II

Ana Pujiati, S.Pd. Nur Rachmawati, S.Pd.SD


44

Lampiran 5b
Lembar Observasi
Kesiapan Mengajar Guru

Tabel 3b. Siklus II


Skor Skor Prosentase
No. Obyek Pengamatan
Maksimal Pengamatan (%)
1 Tujuan Pembelajaran 10 10 100%

2 Media Pembelajaran 15 12 80%

3 Strategi Pembelajaran 15 15 100%

4 Materi Pembelajaran 15 15 100%

5 Pengorganisasian Kelas 15 12 80%

6 Evaluasi Pembelajaran 15 12 80%

7 Tindak Lanjut Pembelajaran 15 15 100%

Jumlah 100 91 91%

Observer I Observer II

Ana Pujiati, S.Pd. Nur Rachmawati, S.Pd.SD


45

Lampiran 6a.
Lembar Observasi
Aktifitas Guru dalam Pembelajaran

Tabel 4a. Siklus I


Skor Skor Prosentase
NO Aspek yang diamati
maksimal pengamatan (%)
1. Mengorganisasikan materi 15 6 40%
pembelajaran dengan realitas
2. Menggunakan metode yang 15 9 60%
tepat
3. Melibatkan siswa dalam 15 6 40%
pembelajaran
4. Melaksanakan Tanya jawab 15 12 80%
5. Menggunakan media 10 10 100%
6. Memberi arahan membuat 15 12 80%
rangkuman
7. Memotivasi siswa 15 6 40%

Jumlah 64 64%

Observer I Observer II

Ana Pujiati, S.Pd. Nur Rachmawati, S.Pd.SD


46

Lampiran 6b.
Lembar Observasi
Aktifitas Guru dalam Pembelajaran

Tabel 4b. Siklus II


Skor Skor Prosentase
NO Aspek yang diamati
maksimal pengamatan (%)
1. Mengorganisasikan materi 15 12 80%
pembelajaran dengan realitas
2. Menggunakan metode yang 15 12 80%
tepat
3. Melibatkan siswa dalam 15 15 100%
pembelajaran
4. Melaksanakan Tanya jawab 15 12 80%
5. Menggunakan media 10 10 100%
6. Memberi arahan membuat 15 12 80%
rangkuman
7. Memotivasi siswa 15 12 80%

Jumlah 85 85%

Observer I Observer II

Ana Pujiati, S.Pd. Nur Rachmawati, S.Pd.SD


47

Lampiran 7a.
Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat
Dalam Penyelenggaraan PKP

Kepada
Kepala UPBJJ UT Surabaya
Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:

Nama : Nur Rachmawati, S.Pd.SD.


NIP : 19710620199304 2 001
Tempat Mengajar : SDN Bejagung II
Alamat Sekolah : Desa Bejagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban
Telepon : (0356) 611671

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam


pelaksanaan PKP atas nama:

Nama : Winda Kritiani


NIM : 858719601
Program Studi : S I PGSD
Tempat Mengajar : SD Bejagung II
Alamat Sekolah : Desa Bejagung Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban
Telepon : 085755465002

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Semanding, 22 Maret 2022

Mengetahui, Teman Sejawat


Kepala Sekolah

Ana Pujiati, S.Pd. Nur Rachmawati, S.Pd.SD


NIP:19571107197907 1 002 NIP:19710620199304 2 001
48

Lampiran 7b.

Format Surat Pernyataan Teman Sejawat


Dalam Penyelenggaraan PKP

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Winda Kristiani, S.Pd.


NIM : 858719601
UPBJJ-UT : Surabaya
Pokjar : Tuban

Menyatakan bahwa :

Nama : Nur Rachmawati, S.Pd.SD.


Tempat Mengajar : SDN Bejagung II
Guru Kelas : VI

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Semanding, 22 Maret 2022

Yang Membuat Pernyataan


Teman Sejawat Mahasiswa,

Nur Rachmawati, S.Pd.SD Winda Kristiani, S.Pd.


NIP:19710620199304 2 001 NIP. -
49

Lampiran 8.

SURAT PERNYATAAN
PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN LAPORAN PKP

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Winda Kristiani, S.Pd.


Tempat tanggal lahir : Tuban, 6 Maret 1986
NIM : 858719601
Program Studi : PGSD
Alamat : RT. 03 RW.09 Kel. Ronggomulyo Kec. Tuban
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Laporan PKP yang diserahkan ke UPBJJ-UT Surabaya untuk dinilai ini
adalah benar-benar pekerjaan saya sendiri (bukan hasil jiplakan baik
sebagian maupun seluruhnya)
2. Apabila pada kemudian hari terbukti/dapat dibuktikan bahwa laporan PKP
ini hasil jiplakan, sebagaimana yang termaktub pada nomor (1), saya
bersedia mendapat sangsi dari UPBJJ-UT Surabaya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Surabaya, April 2022

Pembimbing, Yang menyatakan,

SARI FITRIYANINGSIH, S.Pd., M.Pd., M.Sc.. Winda Kristiani, S.Pd


NIDN 0089050601 NIM .858719601

Anda mungkin juga menyukai