Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sinektik

Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020


Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP


KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA SISWA KELAS III
SD NEGERI PAGENDISAN PATI

Dwi Desi Andriyati1, Endah Rita S. D.2, Kiswoyo3


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
Email : dwidesiandriyati49@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of using hand puppet
media on listening skills to the stories of third grade students of SD Negeri
Pagendisan Pati. The type of research used in this study is quantitative
and pre-experimental design with the type of One Group Pretest-Posttest
Design. This study uses a saturated sampling technique that is according
to third grade students. While the data collection techniques used are tests,
interviews, and documentation. Student learning outcomes in this study
obtained an average pretest value was 52.65 and an increase in the
average posttest score was 79.12. The results of the study concluded that
class III of Pagendisan State Elementary School was normally distributed
because Ltable = 0.195> Lhitung = 0.117, the initial data were normally
distributed.

Keywords : Hand puppet media, Listening skills, Stories

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media boneka tangan terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas
III SD Negeri Pagendisan Pati. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Kuantitatif dan bentuk desain Pre Eksperimental
Design dengan jenis One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh yaitu seluruth siswa kelas III.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini
diperoleh rata – rata nilai pretest adalah 52,65 dan peningkatan dalam nilai
rata – rata posttest adalah 79,12. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh
kesimpulan bahwa kelas III SD Negeri Pagendisan berdistribusi normal
karena Ltabel = 0,195 > Lhitung = 0,117 maka data awal berdistribusi normal.

Kata Kunci : Media Boneka Tangan, Keteremapilan Menyimak, Cerita

171
PENDAHULUAN dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Pendidikan ialah proses Negara (Indonesia, 2003).
dimana seseorang mengembangkan Pada Pasal 3 Bab II UU RI No.
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk 20 tahun 2003 tentang sistem
tingkah laku lainnya di dalam Pendidikan Nasional yaitu Pendidikan
masyarakat, dimana dia hidup Nasional berfungsi mengembangkan
(distionary of education) dalam buku kemampuan dan membentuk watak
Soegeng Ysh, (2017:64). Belajar ialah serta peradaban bangsa yang
suatu proses usaha yang dilakukan bermartabat dalam rangka
seseorang untuk memperoleh suatu mencerdaskan kehidupan bangsa,
perubahan tingkah laku yang baru bertujuan untuk berkembangnya
secara keseluruhan, sebagai hasil potensi siswa agar menjadi manusia
pengalamannya sendiri dalam yang beriman dan bertakwa kepada
interaksi dengan lingkungannya. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Kegiatan belajar suatu pendidikan mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
memiliki unsur yaitu peserta didik atau mandiri, dan menjadi warga negara
siswa, pendidik atau guru, interaksi yang demokratis serta bertanggung
antara (siswa dan siswa serta siswa jawab (Indonesia, 2003).
dengan guru), serta materi pendidikan. Untuk menciptakan
Undang-Undang Republik keberhasilan dalam proses
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pembelajaran diperlukan inovasi
tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pembelajaran, antara lain
menyatakan bahwa pendidikan adalah keterampilan guru dalam mengadakan
usaha sadar dan terencana untuk proses pembelajaran, kesiapan siswa
mewujudkan suasana belajar dan dalam menerima pembelajaran, sarana
proses pembelajaran agar siswa secara dan prasarana pendidikan, dan peran
aktif mengembangkan potensi dirinya serta masyarakat dalam dunia
untuk memiliki kekuatan spiritual pendidikan. Peran tugas dan tanggung
keagamaan, pengendalian diri, jawab guru adalah sebagai pengajar,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sebagai pendidik, dan sebagai
serta keterampilan yang diperlukan pembimbing (Kusdaryani, Wiwik, dan

172
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

Trimo, 2009). Hal ini mengandung memegang peranan penting dalam


makna bahwa guru memiliki peranan kehidupan sehingga harus dipupuk
sangat penting dalam meningkatkan dan dikembangkan sedini mungkin
mutu pendidikan. kepada anak-anak. Dalam kehidupan
Menyimak adalah suatu proses sehari-hari, kehidupan menyimak
kegiatan mendengarkan lambang- tidak pernah terlewati. Menyimak
lambang lisan untuk memahami isi dilakukan untuk memperoleh
wacana yang dikomunikasikan secara informasi, menangkap isi atau pesan,
langsung oleh pembicara. Telaah yang dan memahami komunikasi. Maka
dilakukan oleh Paul T. Rankin dalam dari itu, kurang mampunyai siswa
Setyaningsih (2007) bahwa 45% dalam mengungkapkan kembali isi
waktu penggunaan bahasa tertuju pada cerita umumnya disebabkan karena
menyimak, 30% berbicara, 16% daya imajinasi siswa untuk
membaca, dan 9% menulis. Hal menangkap penjelasan guru secara
tersebut menunjukkan bahwa betapa menyeluruh masih rendah. Sehingga
pentingnya menyimak. Dalam sebuah cerita yang disampaikan guru tidak
hasil penelitian di Jerman, diperoleh dapat diceritakan kembali sepenuhnya
data bahwa rasio kegiatan empat oleh siswa. Oleh karena itu, guru
keterampilan berbahasa adalah 8 : 7 : mengembangkan media pembelajaran
4 : 1 yang berarti kegiatan melalui penggunaan media boneka
mendengarkan menyita 80% dalam dengan maksud agar siswa dapat
kehidupan seseorang, berbicara 70%, menginterpretasikan isi cerita sesuai
sedangkan membaca 40%, dan dengan imajinasinya yang pada
menulis hanya 10% dari hidup kita. akhirnya siswa dapat mengungkapkan
James Asher dalam menerapkan Total kembali isi cerita, mengungkapkan
Physical Response pada mulanya hasil pengamatan dengan bahasa yang
membagi pembelajaran bahasa 70% runtut, sehingga bermakna.
untuk mendengarkan, 20% untuk Dari hasil observasi yang
berbicara, dan 10% untuk membaca diperoleh peneliti pada tahun
dan menulis. Keterampilan menyimak 2019/2020 di SD Negeri Pagendisan,

173
Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, media dalam pengajaran
tentang kondisi kemampuan mendengarkan/ menyimak cerita.
menyimak dan berbicara di kelas III Guru masih menggunakan metode
masih rendah. Hal ini dilihat dari nilai lama yaitu membacakan cerita dengan
ulangan harian siswa. Nilai tertinggi menggunakan buku paket sebagai
yaitu 88 sedangkan nilai terendah pegangan saat mengajar materi
siswa yaitu 58. Hal ini menunjukkan menyimak cerita. Kurangnya media
kategori yang kurang memuaskan yang digunakan guru, mengakibatkan
karena belum mencapai KKM sebagian siswa kehilangan konsentrasi
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang menyimak di tengah jalannya cerita.
telah ditetapkan yaitu 75. Pada Pada saat guru memberikan tes lisan
umumnya siswa masih bingung yang berkaitan dengan teks bacaan
mengenai pembelajaran tematik yang dibahas, beberapa siswa tidak
sehingga hasil belajarnya kurang mampu menjawab karena kurang
maksimal. Pada proses pembelajaran menyimak cerita yang dibacakan guru.
masih menggunakan sistem Oleh karena itu, pengembangan media
pembelajaran yang berpusat pada guru sangat dibutuhkan guna menunjang
dengan menggunakan metode proses komunikasi dalam kegiatan
ceramah dan pendekatan yang pembelajaran tersebut.
digunakan masih tekstual. Semua itu Berdasarkan wawancara yang
harus diubah dimulai dari dilakukan peneliti terhadap guru kelas
pembelajaran yang semula masih III SD Negeri Pagendisan menyatakan
(teacher centered) berpusat pada guru bahwa sebagian siswa mudah
harus diubah menjadi pembelajaran menerima dan menangkap materi yang
yang berpusat pada siswa (student disampaikan guru namun sebagian
centered). Pendekatan yang semula besar lagi masih kurang dalam
tekstual diubah menjadi kontekstual. memahami materi yang disampaikan
Semua perubahan itu dimaksudkan guru. Hal ini dibuktikan dengan
untuk memperbaiki mutu pendidikan. jumlah siswa yang sudah mencapai
Pada mata pelajaran Bahasa nilai KKM sebanyak 7 siswa,
Indonesia guru belum menggunakan

174
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

sedangkan yang belum mencapai kemudia setelah siswa diberikan


KKM sebanyak 12 siswa. perlakuan dengan media boneka
Menurut Sudjana, Nana dan tangan siswa diberikan postest untuk
Rivai Ahma (2007), didalamnya mengetahui perbedaan yang terjadi.
dijelaskan bahwa pengertian boneka Selanjutnya data yang diperoleh
ialah tiruan bentuk manusia dan dilakukan uji normalitas awal dan
bentuk binatang. Jadi, sebenarnya akhir untuk mengetahui apakah data
boneka merupakan salah satu model berdistribusi normal atau tidak.
perbandingan. Kemudian uji T juga digunakan dalam
penelitian ini guna menganalisis data
METODE PENELITIAN yang sudah diperoleh.
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan jenis One HASIL DAN PEMBAHASAN
grup Pretest-posttest Desaign. Data Penelitian ini dilaksanakan di
penelitian ini terdiri atas data pretest SD Negeri Pagendisan yang terletak di
dan posttest pada keterampilan desa Pagendisan kecamatan Winong
menyimak cerita tema 6 subtema 1 kabupaten Pati. Penelitian ini
pembelajaran 5. Populasi dalam dilaksanakan di kelas III dengan
penelitian ini adalah siswa kelas III SD jumlah siswa sebanyak 19 siswa.
Negeri Pagendisan, sedangkan sampel Sebelum diberi perlakuan dengan
yang digunakan yaitu sampel jenuh media boneka tangan, anak diberikan
seluruh siswa kelas III yang berjumlah sebuah soal untuk menguji instrumen
19 siswa. Teknik pengumpulan data yang akan menentukan bahwa soal-
yang digunakan dalam penelitian ini soal tersebut valid atau tidak valid
adalah tes, wawancara, dan untuk digunakan penelitian.
dokumentasi. Tes yang digunakan Setelah soal diketahui valid
adalah pretest dan postest untuk atau tidak, tahap selanjutnya yaitu
memperoleh nilai siswa. Pretest penelitian. Penelitian dilanjutkan
dilakukan di awal pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau
sebelum siswa diberikan perlakuan, treatment diberikan sebanyak 4 kali.

175
Treatment atau pembelajaran treatment berakhir, kemudian
dilakukan dengan menggunakan diberikan soal postest untuk mengukur
media boneka tangan. Setelah kemampuan menyimak cerita siswa.

Nilai Pretest dan Posttest

100
80
60 PRETES
40
20 POSTTES
0
Nilai Nilai Rata-rata
Tertinggi Terendah

Gambar 1. Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest

Berdasarkan gambar 1, dapat nilai posttest memperoleh nilai


diketahui hasil dari nilai pretest terendah 60 sedangkan nilai tertinggi
kemampuan pada kedua perlakuan 90 dengan rata-rata 79,12.
memiliki kemampuan yang sama. Hal Selanjutnya setelah diperoleh
itu terlihat pada hasil pretest kelas nilai pretest dan postest maka
yang memiliki rata-rata kemampuan dilakukan uji normalitas awal (pretest)
yang sama. Nilai pretest diperoleh dan uji normalitas akhir (postest).
nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 80 Berikut merupakan hasil uji
dengan rata-rata 52,65. Sedangkan normalitas awal (pretest).
Tabel 1. Uji Normalitas Awal
Data Keterampilan Menyimak Keterangan
L0 0,117 Berdistribusi Normal
Ltabel 0,195

Berdasarkan tabel 1 diatas berasal dari populasi tersebut


diperoleh taraf nyata 5% dengan berdistribusi normal. Adapun hasil
diperoleh L0 (0,117) < Ltabel (0,195) perhitungan uji normalitas akhir dapat
maka H0 diterima, sehingga sampel dilihat pada tabel berikut:

176
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

Tabel 2.Uji Normalitas Akhir


Data Hasil Belajar Keterangan
L0 0,147 Berdistribusi Normal
Ltabel 0,195

Berdasarkan tabel 2, diperoleh dengan rata-rata pretest yaitu 52,65


taraf nyata 5% dengan diperoleh L0 sedangkan rata-rata posttest yaitu
(0,147) < Ltabel (0,206) maka H0 79,12. Dari data tersebut dapat
diterima, sehingga sampel berasal dari disimpulkan bahwa data posttest
populasi tersebut berdistribusi normal. meningkat signifikan dibandingan
Sebelum perhitungan uji-t, dengan data pretest.
data akhir setelah diberikan perlakuan Berdasarkan hasil perhitungan
pada siswa dapat meningkatkan uji-t satu pihak antara nilai pretest dan
keterampilan menyimak siswa. Hal ini nilai posttest maka diperoleh data
dibuktikan dengan nilai data awal dan sebagai berikut:
nilai data akhir siswa meningkat
Tabel 3. Uji T
Simpangan thitung ttabel Ket. Kesimpulan
baku
7,051453 12,68847 2,093024 thitung > ttabel H0 ditolak

Berdasarkan perhitungan di atas boneka tangan berpengaruh terhadap


diperoleh Thitung = 12,68847. Hal keterampilan menyimak cerita siswa
tersebut kemudian dikonstruksikan kelas III SDN Pagendisan.
dengan Ttabel dari tabel distribusi t Penggunaan media boneka
dengan db = N - 1 = 19 – 1 = 18, dan tagan dapat membuat siswa
taraf signifikan 0,05 sebesar 2,093024. memahami isi cerita yang
Karena thitung > ttabel yaitu 12,68847 > disampaikan oleh guru, sehingga
2,093024, maka H0 ditolak dan Ha keterampilan menyimak cerita siswa
diterima. Jadi, terdapat perbedaan kelas III SD Negeri Pagendisan
signifikan nilai hasil pretest dan menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat
posttest meningkat. Sehhingga dapat dilihat dari rata – rata nilai pretest
dikatakan bahwa media pembelajaran dengan rata – rata nilai postest setelah

177
menggunakan media boneka tangan. meningkatnya keterampilan
Hal tersebut sesuai dengan yang menyimak setelah diberi perlakuan
diungkapkan oeh Azhar Arsyad dengan menggunakan media
(2011:25-27) berpendapat bahwa pembelajaran boneka tangan. Serta
media pembelajaran dapat perhitungan uji t pada keterampilan
memperjelas pesan dan informasi menyimak menunjukkan bahwa thitung
yang disampaikan, sehingga dapat sebesar 12,68847 sedangkan ttabel
meningkatkan keterampilan 2,093024 dengan taraf signifikan 5%
menyimak cerita siswa. Penggunaan karena thitung > ttabel yaitu 12,68847 >
media boneka tangan dalam proses 2,093024 artinya H0 ditolak dan Ha
pembelajaran juga membuat pesan diterima. Sehingga dapat dikatakan
atau isi cerita yang disampaikan oleh bahwa media boneka tangan efektif
guru secara lisan menjadi lebih terhadap keterampilan menyimak
konkret dan lebih jelas, sehingga peserta didik kelas III SD Negeri
mudah dipahami oeh siswa. Jadi Pagendisan.
penggunaan media boneka tangan
berpengaruh terhadap keterampilan DAFTAR PUSTAKA
menyimak cerita siswa kelas III SD Azhar Arsyad. 2011. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT
Negeri Pagendisan.
Raja Grafindo Persada.

Indonesia, R. 2003. Undang-Undang


SIMPULAN
Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Berdasarkan hasil penelitian yang Sistem Pendidikan Indonesia. In
indonesia.
telah dilakukan di SD Negeri
Pagendisan Kecamatan Winong Kusdaryanti, Wiwik, dan Trimo. 2009.
Landasan Kependidikan .
Kabupaten Pati, maka penelitian ini
Semarang: IKIP PGRI Press.
dapat disimpulkan bahwa media
Setyaningsih, N.H. 2007.
pembelajaran “Boneka Tangan”
Pengembangan Keterampilan
efektif terhadap meningkatnya Menyimak di SMA.
Pendalaman Materi Ajar
keterampilan menyimak siswa kelas
Bahasa Indonesia Materi TOT
III SD Negeri Pagendisan Kabupaten Guru Pemandu/Instruktur
Bahasa Indonesia SMA.
Pati. Hal ini didukung dengan

178
Jurnal Sinektik
Volume 3 Nomor 2, Edisi Desember 2020
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)

Semarang: LPMP Jawa


Tengah

Soegeng. 2017. Filsafat Pendidikan.


Yogyakarta:Magnum Pustaka
Utama.

Sudjana, Nana dan Rivai Ahma. 2007.


Media Pengajaran. Bandung :
Sinar Baru Algensindo.

179

Anda mungkin juga menyukai