Anda di halaman 1dari 10

Pembelajaran Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan:

Teks Narasi Kelas VII SMP

Sakhia Afifah
E-mail: sakhiaafifah@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

Pengantar
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan kegiatan atau proses yang
terjadi antara guru dan siswa dalam ruang lingkup pendidikan yang bersifat saling
memengaruhi satu sama lain. Tujuan dari adanya proses pembelajaran ini adalah
untuk membentuk pribadi siswa yang disiplin, bertanggungjawab, dan bermanfaat
bagi lingkungan. Dalam hal ini guru berperan penting dalam membentuk sikap
dan karakter siswanya, kompetensi mengajar yang dimiliki guru akan berpengaruh
terhadap jalannya proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan kerjasama yang
kuat antar guru dan siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
sesuai tujuan yang akan dicapai.
Tingkat keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat dilihat dari
pemahaman, kemampuan, dan prestasi belajar siswa. Hal ini juga dipengaruhi
oleh sikap dan motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap individu. Semakin tinggi
sikap dan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran maka semakin tinggi pula
tingkat keberhasilan yang akan dicapai oleh siswa (Zulhafizh, dkk:2013).
Sebagaimana Prayitno & Amti (2004:280) yang menjelaskan bahwa hasil belajar
merupakan alat untuk melihat sejauh mana siswa telah mencapai tujuan belajar
yang telah ditentukan. Untuk itu, dalam mendukung keberhasilan proses belajar
dapat ditentukan dari metode atau sistem pembelajaran dan media pembelajaran
yang tepat, serta kompetensi guru dan semangat belajar siswa yang tinggi.
Salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran
adalah dengan memanfaatkan media. Pemanfaatan berarti kegiatan yang
menggunakan proses dan sumber daya dalam pembelajaran, yaitu tanggung jawab
untuk memperkenalkan siswa pada materi dan kegiatan tertentu, mempersiapkan
siswa untuk menghadapi materi dan kegiatan yang dipilih, memberikan
bimbingan selama kegiatan, dan mengevaluasi hasil yang diperoleh siswa.
Penggunaan media dapat meningkatkan produktivitas siswa dan menginspirasi
siswa dalam belajar. Lynch (2008) “affirmed that media can maximize the level of
contribution in learning”, media dapat memaksimalkan tingkat kontribusi dalam
pembelajaran. Dari pendapat Lynch tersebut dapat disimpulkan bahwa media
dalam pembelajaran sangat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran
yang lebih efektif dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Dengan
menunggunakan media, siswa menjadi lebih interaktif dan cenderung lebih tinggi
bidang akademisnya (Furnhan, dkk:2005). Penggunaan media pembelajaran pula
membuat guru lebih mudah dalam menyampaikan perintah dan informasi untuk
belajar kepada siswa.
Contoh dari penggunaan media pembelajaran ini adalah media Cerita
Bergambar. Media cerita bergambar ini dapat digunakan pada materi Teks Narasi
untuk siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penggunaan media
cerita bergambar juga bentuk pengimplementasian dari bentuk pembelajaran
PAIKEM. Model pembelajaran PAIKEM sendiri merupakan singkatan dari
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Aspek utama yang terdapat dalam media Cerita Bergambar ini diantaranya
adalah aspek kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Aspek kreatif dimana guru
mampu menciptakan sebuah media yang mendukung pembelajaran dengan
berbagai kreasi dan bentuk baru yang berbeda dari sebelumnya. Kemudian aspek
inovatif yang dilihat dari bagaimana guru dapat menciptakan suatu hal yang baru
baik dari segi bahan, metode, perangkat, media, dan sebagainya yang belum
pernah ada sebelumnya sesuai dengan sikap dan karakteristik siswa serta
ketersesuaiannya dengan materi pelajaran. Dan aspek menyenangkan yang berarti
mendapatkan respon positif dan disukai oleh siswa karena tidak merasa susah atau
tertekan dalam belajar melainkan merasa senang dan happy pada saat
pembelajaran. Dengan demikian media Cerita Bergambar dibuat untuk
menciptakan suasana baru dalam belajar dan meningkatkan keterampilan
berbahasa siswa terutama dalam pemahaman mengenai Teks Narasi. Berfokus
pada keterampilan menulis, siswa diharapkan mampu menyusun sebuah cerita
berdasarkan unsur-unsur teks narasi dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.
Tindakan yang Dilakukan
a. Pengenalan Media Cerita Bergambar
Pengertian media dalam dunia pendidikan adalah alat dan bahan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media juga dapat dikatakan sebagai
perantara, sebagaimana yang diungkapkan oleh Heinich (dalam Arsyad, 2013:3)
yang mengungkapkan istilah media ini sebagai perantara pertukaran informasi
antara sumber dan penerima. Demikian juga Gagne & Briggs (dalam Arsyad,
2013:4) yang mengatakan media pembelajaran meliputi alat-alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar. Oleh karena itu media
pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dalam kegiatan belajar mengajar untuk
membangkitkan perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Proses pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran berfungsi
sebagai komunikasi yang efektif antara guru dan siswa. Media pembelajaran
disusun sesuai dengan materi dan bahan ajar. Romiszowski mengungkapkan
media “as the carriers on messages, from some transmitting source (which may
be a human being or inanimate object), to receiver of the message (which in our
case is the learner”. Penggunaan media pembelajaran perlu memerhatikan hal-hal
sebagai berikut, yaitu tujuan penggunaannya, ketepatan penggunaan media
tersebut dalam pembelajaran, keadaan siswa, ketersediaan, dan biaya.
Pemilihan media Cerita Bergambar termasuk dalam penyajian dengan
visual dua dimensi yang sangat sederhana dan mudah dibuat dimana guru
memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan. Menurut Nana
Sudjana & Ahmad Rifai (2001:68) media visual adalah media yang menyatukan
fakta dan ide secara jelas melalui kombinasi ekspresi verbal dan grafis. Dengan
hal ini, siswa diharapkan dapat mengombinasikan kata-kata terhadap gambar yang
mereka lihat.
Media Cerita Bergambar digunakan sebagai media pembelajaran materi
Teks Narasi untuk kelas VII SMP lebih tepatnya adalah Teks Cerita Fabel. Proses
pembuatan media Cerita Bergambar ini sangat mudah, yakni (1) menyediakan
gambar yang akan menjadi inti dalam cerita, (2) menyatukan gambar yang telah
dipilih, (3) mencetak hasil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar (1).

Gambar 1. Media Cerita Bergambar


Terlihat jelas pada gambar diatas, terdapat gambar yang menjadi
komponen atau inti pada cerita yang akan ditulis oleh siswa nantinya. Terdapat
gambar hewan yang menjadi tokoh dalam cerita, gambar rumah dan matahari
yang akan menjelaskan latar pada cerita, dan gambar jagung yang menjadi topik
atau konflik pada cerita yang akan dibuat oleh siswa nantinya. Media ini
diharapkan mampu melatih keterampilan menulis yang dimiliki oleh siswa,
bagaimana siswa mampu memahami makna dari teks fabel yang mereka buat
sesuai dengan unsur dari teks tersebut.
b. Ketersediaan Guru dan Siswa
Guru
Guru merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Guru sangat berperan
penting dalam keberhasilan dunia pendidikan. Menurut Djamarah (2015: 280)
Guru adalah seseorang yang membekali siswa atau seorang profesional dengan
pengetahuan yang dapat membimbing siswa dalam merencanakan, menganalisis
dan memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dalam kehidupan sehari-hari
terdapat pepatah yang mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”
dengan artian bahwa setiap apa yang dikerjakan oleh guru selalu ditiru oleh
muridnya, maka dari itu perbuatan yang dilakukan oleh guru haruslah
mencerminkan segala sesuatu yang baik bagi siswanya. Guru sebagai pendidik
harus mampu dan bertanggung jawab dalam mewariskan nilai dan norma kepada
siswanya dan siap berperan sebagai apapun saat dibutuhkan.
Kompetensi mengajar merupakan perpaduan antara keterampilan pribadi,
ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara konsisten
merupakan standar kompetensi profesi guru yang meliputi penguasaan materi,
pemahaman siswa, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan
profesionalisme. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru diantaranya ada
kompetensi pendagogik yaitu kemampuan dalam mengelola kelas, kemampuan
kepribadian yang berkaitan dengan karakter pribadi, kompetensi profesional yang
berkaitan dengan kemampuan guru dalam melaksanakan perannya dengan baik,
dan kompetensi sosial yang mencakup kemampuan guru dalam komunikasi.
Kompetensi diatas sangat diperlukan agar dapat menciptakan suasana kelas dan
siswa yang bermutu.
Siswa
Siswa atau peserta didik secara sederhana diartikan sebagai seseorang
yang mendapatkan pendidikan. Siswa adalah anggota masyarakat yang berupaya
mengembangkan kemampuan dirinya melalui proses belajar melalui pendidikan
baik pendidikan nonformal maupun pendidikan formal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Tugas siswa di sekolah dibagi menjadi tiga bagian:
pemahaman subjek studi, pemenuhan tugas yang ditetapkan oleh guru, pelatihan
ulang subjek dan penyelesaian pekerjaan rumah.
c. Penerapan Media Cerita Bergambar dalam Proses Pembelajaran
Media Cerita Bergambar digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia
materi Teks Narasi bagian Fabel. Teks s narasi adalah karangan tentang suatu
peristiwa, tindakan, atau situasi secara kronologis (secara berurutan). Salah satu
bentuk teks narasi adalah teks cerita fabel. Fabel seperti yang diketahui adalah
sebuah cerita yang diperankan oleh hewan dan bersifat imajinatif.
Dalam pembelajaran, setelah menjelaskan mengenai materi tersebut guru
dapat melakukan evaluasi dengan memanfaatkan media Cerita Bergambar. Cara
kerja media ini adalah siswa menulis cerita fantasi fabel sesuai dengan kerangka
yang ada. Guru akan menjelaskan bagaimana cara kerja media tersebut, yakni
siswa diminta menulis atau mengarang sebuah cerita tabel sesuai dengan gambar
yang tersedia. Dijelaskan bahwa gambar yang ada pada kertas kerja yang
dibagikan adalah unsur utama dalam cerita yang akan mereka buat. Cerita fabel
yang dibuat harus berdasarkan unsur teks cerita fabel yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Penilaian ini dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dalam
mengarang sebuah cerita fabel dan utuh sesuai unsur dan struktu teks fabel
tersebut. Dengan media ini, siswa diharapkan mampu merencanakan
pengembangan cerita dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur,
dan penggunaan ejaan.
Penggunaan media ini diharapkan mampu membangkitkan kreatifitas
siswa dalam mengarang sebuah cerita dan kerapian strukturnya. Media ini juga
diharapkan membangkitkan motivasi dan sikap belajar siswa untuk lebih aktif lagi
dan memberikan efek menyenangkan.

Sarana Pendukung
a. Materi Pembelajaran (Teks Narasi)
Teks narasi merupakan teks yang menceritakan suatu peristiwa secara
utuh dan berurutan berdasarkan waktu. Teks narasi dapat bersifat fiktif atau
imajinatif, namun dapat pula bersifat aktual atau fakta. Teks narasi memiliki
karakteristik khusus yaitu berisikan suatu kisah atau peristiwa, memiliki unsur
tokoh, peristiwa, dan waktu, bersifat fiksi ataupun nonfiksi, serta menciptakan
kesan atau pesan kepada pembacanya.
Untuk membuat sebuah teks narasi perlu memperhatikan unsur-unsur
pembentuknya agar teks yang dihasilkan jelas unsur sebab dan akibatnya. Unsur
pembentuk dalam teks narasi terdiri dari:
1. Tema yang merupakan pokok pembicaraan dan dasar
pengembangan kisah.
2. Latar yang merupakan tempat, waktu, ataupun suasana terjadinya
suatu kisah.
3. Penokohan yang merupakan penentuan watak dan karakter tokoh.
4. Alur yang merupakan pola rangkaian kisah.
Selain unsur pembentuk sebagai pembangun sebuah kisah tersebut,
terdapat pula struktur dari teks naras:
1. Pengenalan yang biasanya gambaran awal pada sebuah kisah.
2. Kemunculan konfliks yang merupakan bagian pemunculan kisah
awal.
3. Klimaks yang merupakan bagian dari puncak konfliks.
4. Antiklimaks yang merupakan simpulan dan penutup kisah.
Secara umum teks narasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teks narasi
ekspositoris dan teks narasi sugestif.
1. Teks narasi ekspositoris
Teks jenis ini bersifat informatif dan jelas yang membuat pembaca
dapat dengan mudah mengerti isi teks, serta bertujuan untuk
memperluas pemahaman pembaca. Secara sederhana, teks narasi
ekspositoris berarti teks yang menyadikan suatu kisah secara fakta
berdasarkan apa yang terjadi. Yang termasuk dalam jenis teks ini
adalah teks biografi, autobiografi, dan lainnya.
2. Teks narasi sugestif
Teks jenis ini menceritakan sebuah kisah yang berasal dari ide,
pikira, dan imajinasi dari pengarang. Oleh sebab itu, teks jenis ini
bersifat fiktif dan imajinatif. Diantara teks yang termasuk dalam
jenis ini adalah teks fabel, legenda, mite, dage, dan lainnya.
Tindakan Solutif
Penggunaan media belajar Cerita Bergambar membantu merangsang ide
dan kreativitas siswa dalam menulis. Diharapkan tidak ada kendala berarti dalam
penerapannya pada proses pembelajaran karena penggunaannya yang sederhana
dan mudah. Namun kendala kecil seperti kurangnya atau rusaknya media yang
akan digunakan dapat diatasi dengan memperbanyak atau melebihkan sedikit
bahan atau media yang akan digunakan nantinya dikelas. Dengan kata lain, perlu
persiapan yang matang dengan menyediakan media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran agar tidak menghalangi kegiatan belajar mengajar.

Simpulan
Tingkat keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat dilihat dari
pemahaman, kemampuan, dan prestasi belajar siswa. Hal ini juga dipengaruhi
oleh sikap dan motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap individu. Salah satu cara
untuk meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran adalah dengan
memanfaatkan media. Media cerita bergambar ini dapat digunakan pada materi
Teks Narasi untuk siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Penggunaan media cerita bergambar juga bentuk pengimplementasian dari bentuk
pembelajaran PAIKEM. Hal ini menunjukkan bagaimana kompetensi pada guru
sangat dibutuhkan agar bahan ajar dan suasana belajar yang diciptakan dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Referensi
Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurinayah, N. R. (2018). Modul Bahasa Indonesia: Teks Narasi (Cerita Fantasi).
Bandung: Universitas Pasundan.
Mustafa, M. N., Hermandra, & Zulhafizh. (2019). Teachers’ Strategies to Design
Media to Implement Communicative Leaning in Public Schools. Journal
of Educational Sciences, 3(1), 13-24.
Zulhafizh, Atmazaki, & Syahrul, R. (2013). Kontribusi Sikap dan Motivasi
Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa,
Sastra dan Pembelajaran, 1(2), 13-28.
Data Penulis
Sakhia Afifah, akrab dipanggil Sakhia lahir di Pekanbaru, tanggal
25 September 2001. Pada tahun 2019 melanjutkan pendidikannya
di Universitas Riau pada program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah melalui jalur Mandiri Bina
Lingkungan setelah menamatkan sekolahnya di SMA Negeri 1
Tembilahan. Saat ini telah menerbitkan beberapa judul antologi
buku bersama teman-teman sependidikan lainnya. Harapan penulis
untuk kedepannya semoga tetap optimis dan percaya diri pada
kemampuan diri dan dapat menyelesaikan studi pendidikan dengan
baik serta hasil yang baik pula.

Kontak:
Hp/WA + 6281266682274
Email sakhiaafifah@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai