1, April 2021
Received: 18 November 2020 | Accepted: 04 Februari 2021 | Published: 30 April 2021
Abstrak
Pandemi COVID-19 berdampak pada keharusan dilakukannya pembelajaran dari
rumah. Hal ini berdampak pada perubahan cara anak dalam belajar dan peran
orang tua untuk melakukan pendampingan dalam belajar. Karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimanakah peran orang tua dalam melakukan
pendampingan belajar terhadap anaknya. Penelitian ini dirancang untuk
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Surabaya, pada
keluarga yang memiliki anak dengan usia sekolah dasar. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah sembilan orang diambil dengan menggunakan teknik
purposive, berdasarkan kriteria memiliki anak yang sedang bersekolah di jenjang
sekolah dasar. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik
wawancara. Selanjutnya, data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara
naratif kualitatif dengan menggunakan teknik interaktif dari Miles dan Huberman.
Adapun peran orang tua dalam pemenuhan hak anak untuk memperoleh
pendidikan adalah mendampingi anak dalam belajar, menyediakan fasilitas belajar
anak, dan memotivasi anak. Sedangkan pembagian peran orang tua dalam
pendampingan belajar anak, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar peran itu
dijalankan oleh ibu. Sesuai dengan konstruksi gender patriarkhi, ayah berperan
mencari nafkah, sehingga kegiatan pendampingan anak tanpa disadari telah
disepakati dikerjakan oleh ibu. Temuan ini menunjukkan kuatnya nilai gender
patriarkhi berlaku di masyarakat.
Kata Kunci: Belajar Dari Rumah; Peran Orang Tua; Anak; Hak Pendidikan
Abstract
The COVID-19 pandemic has an impact on the necessity of learning from home.
The impacts were changing the way children learn and the role of parents to assist
in learning. Therefore, this study aims to describe how parents' role in providing
learning assistance for their children. This research is designed to use a qualitative
approach. This research was conducted in Surabaya, in families who have children
of elementary school age. The research subjects in this study were nine people who
were taken using a purposive technique, based on the criteria of having children
who are currently attending elementary school level. Data were collected using
interview techniques. Furthermore, the data obtained in this study were analyzed in
a qualitative narrative using interactive techniques from Miles and Huberman.
Parents' role in fulfilling children's rights to education is assisting children in learning,
providing learning facilities for children, and motivating children. While the division of
parents' roles in child learning assistance, it can be explained that most of the roles
are carried out by mothers. Following the gender patriarchal construction, the father
has the role of earning a living, so that the child assistance activities have been
unwittingly agreed upon by the mother. This finding shows the strength of the
patriarchal gender values prevailing in society.
Dalam kondisi normal, hak anak untuk (Umar 2010), relasi gender ditentukan
memperoleh pendidikan melalui sekolah oleh pembagian peran dan fungsi di
ini dilakukan dalam pendampingan guru, masyarakat, karena dalam gender
tetapi dalam posisi pandemik terdapat harapan-harapan budaya
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, terhadap laki-laki dan perempuan (Lips
anak tidak bisa pergi ke sekolah untuk 2014). Terkait dengan itu, pada umumnya
belajar. Karena itu penelitian ini laki-laki sebagai pencari nafkah dan
bermaksud mengungkap bagaimanakah perempuan sebagai ibu rumah tangga
peran orang tua dalam pemenuhan hak (Lips 2017).
pendidikan anak di keluarga pada masa Perempuan diidentikkan dengan
pandemi COVID-19? urusan domestik. Berdasarkan
Gender memuat seperangkat nilai penelitiannya, Damatun, Tantung, dan
dan norma yang menjadi ukuran untuk Memah (Damatun 2017) mengungkapkan
“menjadi” laki-laki dan perempuan. bahwa perempuan sebagai pekerja di
Stereotype merupakan bagian dari lingkup hortikultura adalah seorang ibu
kebudayaan yang merupakan nilai, rumah tangga tidak terlepas dari
simbol, keyakinan yang terbentuk melalui kewajiban dan tanggung jawabnya yang
sistem tertentu (Hurlock 1999). Ada wajib dilakukan yaitu dalam pekerjaan
gambaran bagaimana menampilkan diri mengurus rumah tangga. Pembagian
menjadi laki-laki atau perempuan. Ada peran laki-laki dan perempuan serta
karakteristik yang dilekatkan kepadanya pekerjaan rumah menjadi persoalan yang
secara berbeda; maskulin atau feminine. tampaknya sulit berubah (Jatiningsih
Konstruksi sosial ini mempengaruhi 2018). Meningkatkan peran serta
pikiran dan perilaku setiap individu dalam perempuan dalam kegiatan mencari
masyarakat, sehingga ia dijadikan nafkah bukan berarti mengganggu
pedoman setiap individu untuk pekerjaan wanita dalam mengurus rumah
berperilaku (Poloma n.d.). tangga (Eliana 2007). Artinya, pekerjaan
Dalam ideologi gender patriarkhi, atau aktivitas produktif perempuan di luar
kultur laki-laki mendominasi hampir rumah tidak pernah bisa menghapus
segala aspek kehidupan, sehingga secara peran utamanya sebagai seorang ibu dan
kolektif dan tidak sadar masyarakat isteri di lingkup domestic. Karena itu,
melegitimasi dan menerapkan kultur apapun posisinya, pada umumnya
tersebut dalam kehidupannya (Yaqin perempuan tetap menjadi penanggung
2005). Hal ini mempengaruhi pemahaman jawab urusan domestic, termasuk di
dan tindakan laki-laki terhadap dalamnya pengasuhan dan pendidikan
perempuan dan perempuan dalam anak-anaknya, bahkan ketika ia pun
melihat dirinya sendiri. Setiap orang bekerja di lingkup publik sebagaimana
membangun persepsi atas dirinya sesuai halnya seorang suami. Hegemoni nilai-
identitas gender yang disadarinya. nilai gender memengaruhi bagaimana
Karena itu, budaya patriarkhi ini tidak relasi gender itu berlangsung, termasuk
hanya membatasi kebebasan dalam kehidupan yang tiba-tiba berubah
perempuan, tetapi juga mengorupsi karena pandemik COVID-19.
kesadarannya untuk membebaskan Pola relasi antara laki-laki dan
dirinya (Beauvoir 1953). perempuan dalam konstruksi gender
Bagaimana peran tersebut patriarkhi menyebabkan keduanya
dijalankan oleh orang tua (ayah dan ibu) mengalami dehumanisasi.
tergantung pada masing-masing nilai-nilai
yang berlaku di masing-masing keluarga. “Kaum perempuan mengalami
Keluarga yang berada dalam dominasi dehumanisasi karena
nilai gender tertentu, maka akan hidup ketidakadilan gender dan
dan berinteraksi sesuai dengan nilai-nilai kaum laki-laki mengalami
gender tersebut. Identitas gender pun dehumanisasi karena
akan dibentuk sesuai dengan nilai-nilai melanggengkan penindasan
gender yang berlaku di keluarga dan gender. … pola relasi antara
masyarakat setempat. Menurut Umar keduanya tidak akan pernah
persoalan, karena orang tua belum kebiasaan baik dan baru yang perlu terus
terbiasa melakukannya. Tanpa persiapan, dikembangkan. Belajar sepanjang hayat
orang tua harus mengambil alih sebagian menjadi efek positif dalam proses LFH ini.
tugas guru untuk mendampingi anaknya Peran orang tua sebagai
masing-masing dalam beraktivitas belajar pembimbing merupakan peran yang
dari rumah selama masa pandemik mendasar dalam pengembangan anak.
COVID-19. Dalam proses ini, selain Hal ini karena usia anak sekolah
managemen waktu, penguasaan materi merupakan usia penting dalam
dan kerjasama antara kedua orang tua pembentukan karakter kepribadian. Di
dalam upaya mengoptimalkan sinilah orang tua berperan sebagai
pembelajaran anak masih menjadi pembimbing. Peran pembimbing jika
persoalan. dikaitkan dengan kebijakan pemerintah
Kesadaran bahwa anak harus untuk melakukan pembelajaran di rumah
belajar menjadi kekuatan untuk menjamin adalah membimbing anak tentang
keberlangsungan anak dalam bersekolah. pembiasaan tentang waktu belajar dan
Di keluarga, orang tua wajib mengasuh, menyelesaikan tugas dari guru. Orang tua
memelihara, mendidik, dan melindungi dalam hal ini membimbing anak agar
anak, menumbuhkembangkan anak dalam mengerjakan tugas dengan
sesuai dengan kemampuan, bakat, dan bersungguh-sungguh sesuai dengan
minatnya, memberikan pendidikan instruksi dari guru. Peran orang tua
karakter, dan penanaman nilai budi sebagai pembimbing dapat disimpulkan
pekerti pada anak. Peran orang tua dalam bahwa upaya orang tua untuk
pemenuhan hak pendidikan ini anak membiasakan anaknya untuk tepat waktu
sangat penting karena dengan cara itu, dan cermat dalam mengerjakan tugas,
keluarga akan selalu mengupayakan agar serta bertanggung jawab dan disiplin.
anaknya dapat belajar dengan baik. Peran orang tua sebagai
Selain sarana dan prasarana, pendamping ialah suatu peran yang
komunikasi keluarga dengan anak juga dilakukan orang tua yang bertujuan untuk
menjadi prioritas utama untuk mendampingi proses belajar anak di
mempengaruhi peningkatan kemampuan masa pandemi COVID 19.
anak dalam menerima materi Pendampingan orang tua ini meliputi
pembelajaran dari gurunya. Kemampuan komunikasi, motivasi, dan curah
yang dimiliki anak dapat digunakan pendapat. Pendampingan terkait
sebagai tolak ukur oleh orang tua dan komunikasi adalah upaya yang dilakukan
dijadikan sebagai latihan evaluasi dalam orang tua untuk mentransformasi materi
berkomunikasi dengan guru yang atau informasi dari guru kepada anaknya.
mengajarnya. Hal ini sesuai dengan data Tujuannya adalah agar anak tidak
yang dianalisis bahwa dengan adanya disinformasi atas materi yang diiterima.
pandemi COVID-19 ini komunikasi orang Pendampingan terkait motivasi
tua dengan anak menjadi makin kuat. merupakan upaya yang dilakukan orang
Orang tua makin mengenal kemampuan tua untuk menjaga stabilitas atau
anaknya, sehingga orang tua menjadi meningkatnya motivasi belajar anaknya.
paham dalam mengukur kemampuan motivasi belajar anak seringkali naik
anaknya selama proses pembelajaran. turun, sehingga perlu adanya
Selain itu kerjasama orang tua menjadi pendampingan agar motivasi diri anak
strategi yang saat ini dilakukan untuk tetap terjaga misalnya anak dibanggakan
upaya bimbingan, pendampingan dan atas ketepatan waktu dalam pengerjaan
panutan bagi anaknya selama proses tugas. Pendampingan terkait curah
pembelajaran. Belajar dari rumah pendapat merupakan upaya orang tua
menciptakan ruang belajar baru bagi tentang kemampuan anak dalam
orang tua. Grup WA dan google menjadi menguasai materi yang telah diberikan
hal yang biasa dibuka dan dimanfaatkan guru.
oleh orang tua. Grup WA bahkan menjadi Kategori yang terakhir yaitu peran
semacam ruang kelas bagi para orang orang tua sebagai motivator dan panutan
tua, yang ternyata diisi oleh para ibu. Ini anak. Peran orang tua ini sangat