Anda di halaman 1dari 11

P-ISSN: 2303-2898 | E-ISSN: 2549-6662 Vol. 10, No.

1, April 2021
Received: 18 November 2020 | Accepted: 04 Februari 2021 | Published: 30 April 2021

PERAN ORANG TUA DALAM


PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN ANAK
PADA MASA BELAJAR DARI RUMAH
Oksiana Jatiningsih1*, Siti Maizul Habibah1, Rahmanu Wijaya1, Maya Mustika Kartika Sari1
1
Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
*
e-mail: oksianajatiningsih@unesa.ac.id

Abstrak
Pandemi COVID-19 berdampak pada keharusan dilakukannya pembelajaran dari
rumah. Hal ini berdampak pada perubahan cara anak dalam belajar dan peran
orang tua untuk melakukan pendampingan dalam belajar. Karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimanakah peran orang tua dalam melakukan
pendampingan belajar terhadap anaknya. Penelitian ini dirancang untuk
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Surabaya, pada
keluarga yang memiliki anak dengan usia sekolah dasar. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah sembilan orang diambil dengan menggunakan teknik
purposive, berdasarkan kriteria memiliki anak yang sedang bersekolah di jenjang
sekolah dasar. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik
wawancara. Selanjutnya, data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara
naratif kualitatif dengan menggunakan teknik interaktif dari Miles dan Huberman.
Adapun peran orang tua dalam pemenuhan hak anak untuk memperoleh
pendidikan adalah mendampingi anak dalam belajar, menyediakan fasilitas belajar
anak, dan memotivasi anak. Sedangkan pembagian peran orang tua dalam
pendampingan belajar anak, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar peran itu
dijalankan oleh ibu. Sesuai dengan konstruksi gender patriarkhi, ayah berperan
mencari nafkah, sehingga kegiatan pendampingan anak tanpa disadari telah
disepakati dikerjakan oleh ibu. Temuan ini menunjukkan kuatnya nilai gender
patriarkhi berlaku di masyarakat.

Kata Kunci: Belajar Dari Rumah; Peran Orang Tua; Anak; Hak Pendidikan

Abstract
The COVID-19 pandemic has an impact on the necessity of learning from home.
The impacts were changing the way children learn and the role of parents to assist
in learning. Therefore, this study aims to describe how parents' role in providing
learning assistance for their children. This research is designed to use a qualitative
approach. This research was conducted in Surabaya, in families who have children
of elementary school age. The research subjects in this study were nine people who
were taken using a purposive technique, based on the criteria of having children
who are currently attending elementary school level. Data were collected using
interview techniques. Furthermore, the data obtained in this study were analyzed in
a qualitative narrative using interactive techniques from Miles and Huberman.
Parents' role in fulfilling children's rights to education is assisting children in learning,
providing learning facilities for children, and motivating children. While the division of
parents' roles in child learning assistance, it can be explained that most of the roles
are carried out by mothers. Following the gender patriarchal construction, the father
has the role of earning a living, so that the child assistance activities have been
unwittingly agreed upon by the mother. This finding shows the strength of the
patriarchal gender values prevailing in society.

Keywords: Learning from Home; Parents’s Role; Child; Education Right

Doi: http://dx.doi.org/10.23887/jish-undiksha.v10i1.29943 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 147


Oksiana Jatiningsih, Siti Maizul Habibah, Rahmanu Wijaya, Maya Mustika Kartika Sari | Peran
Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

PENDAHULUAN mengajarnya secara online, dan


Wabah Covid-19 yang luar biasa karenanya melibatkan orang tua untuk
memaksa presiden RI mengambil mendampingi anak-anaknya ketika
kebijakan untuk menentapkan kondisi proses belajar. Tanpa persiapan yang
darurat kesehatan masyarakat. Melalui matang, tiba-tiba semua orang harus
Keputusan Presiden Republik Indonesia menyesuaikan diri dengan situasi baru
Nomor 11 tahun 2020 ditetapkan Corona yang tercipta karena pandemik COVID-
Virus Disease 2O19 (COVID-I9) sebagai 19.
jenis penyakit yang menimbulkan Kegiatan belajar dilakukan secara
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat pada daring (online). Hadirnya “sekolah” di
tanggal 31 Maret 2020. Sebelumnya, rumah ini menuntut orang tua berperan
WHO pun telah menyatakan COVID-19 menjadi pendamping anak dalam belajar,
sebagai global pandemik tanggal 11 atau bahkan mungkin “pengganti guru.”
Maret 2020. Konsekuensi dari Tentu saja orang tua (ayah dan/atau ibu)
dikeluarkannya kebijakan ini adalah memiliki peran penting dalam
dilakukannya serangkaian kebijakan lain mendampingi proses belajar anak.
antara lain dikeluarkannya Peraturan Benardes (Benardes 2002)
Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2020 mengemukakan keluarga memiliki empat
tentang Pedoman Pembatasan Sosial fungsi yaitu seksual, ekonomi, reproduktif,
Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka dan pendidikan. Terkait dengan
Percepatan Penanganan COVID-19. pemenuhan hak anak dalam memperoleh
Pasal 1 Peraturan Pemerintah pendidikan, maka keluarga dalam konteks
nomor 21 tahun 2020 tentang PSBB dan ini tidak hanya menjalankan perannya
Permenkes No. 9 Tahun 2020, PSBB sebagai tempat anak memperoleh
adalah pembatasan kegiatan tertentu pendidikan pertamanya (primer), tetapi
penduduk dalam suatu wilayah yang juga terkait dengan pemenuhan hak anak
diduga terinfeksi COVID-19 sedemikian untuk belajar dalam posisinya sebagai
rupa untuk mencegah kemungkinan individu warga Negara, yaitu bersekolah.
penyebarannya. Pasal 4 Peraturan Dalam kondisi normal, hak anak untuk
Pemerintah tersebut menyatakan, “PSBB memperoleh pendidikan melalui sekolah
setidaknya mencakup: peliburan sekolah ini dilakukan dalam pendampingan guru,
dan tempat kerja, pembatasan kegiatan tetapi dalam posisi pandemik
keagamaan, dan/atau pembatasan sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
kegiatan di tempat atau fasilitas umum,“ anak tidak bisa pergi ke sekolah untuk
yang dilakukan dengan tetap belajar.
mempertimbangkan kebutuhan Kegiatan belajar dilakukan secara
pendidikan, produktivitas kerja, dan daring (online). Hadirnya “sekolah” di
ibadah penduduk. rumah ini menuntut orang tua berperan
Sekolah ditutup dan pembelajaran menjadi pendamping anak dalam belajar,
berlangsung dari rumah. Kebijakan social atau bahkan mungkin “pengganti guru.”
distancing yang dikeluarkan pemerintah Tentu saja orang tua (ayah dan/atau ibu)
dalam rangka mencegah penularan virus memiliki peran penting dalam
tersebut, mengharuskan dilaksanakannya mendampingi proses belajar anak.
kebijakan Learning from Home (LFH). Aji Benardes (Benardes 2002)
(Aji 2020) mengemukakan bahwa sekolah mengemukakan keluarga memiliki empat
ditutup untuk mengurangi kontak secara fungsi yaitu seksual, ekonomi, reproduktif,
masif dari orang-orang dan untuk dan pendidikan. Terkait dengan
menyelamatkan hidup dari serangan pemenuhan hak anak dalam memperoleh
COVID-19. Tentu saja penutupan sekolah pendidikan, maka keluarga dalam konteks
tidak boleh menghilangkan hak anak ini tidak hanya menjalankan perannya
untuk memperoleh pendidikan. sebagai tempat anak memperoleh
Konsekuensinya, peserta didik yang pendidikan pertamanya (primer), tetapi
biasanya belajar di sekolah menjadi juga terkait dengan pemenuhan hak anak
menjalankan aktivitasnya dari rumah. untuk belajar dalam posisinya sebagai
Guru pun menjalankan kewajiban individu warga Negara, yaitu bersekolah.

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 148


Delvia Ananda Kaisupy, Skolastika G. Maing | Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak
Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

Dalam kondisi normal, hak anak untuk (Umar 2010), relasi gender ditentukan
memperoleh pendidikan melalui sekolah oleh pembagian peran dan fungsi di
ini dilakukan dalam pendampingan guru, masyarakat, karena dalam gender
tetapi dalam posisi pandemik terdapat harapan-harapan budaya
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, terhadap laki-laki dan perempuan (Lips
anak tidak bisa pergi ke sekolah untuk 2014). Terkait dengan itu, pada umumnya
belajar. Karena itu penelitian ini laki-laki sebagai pencari nafkah dan
bermaksud mengungkap bagaimanakah perempuan sebagai ibu rumah tangga
peran orang tua dalam pemenuhan hak (Lips 2017).
pendidikan anak di keluarga pada masa Perempuan diidentikkan dengan
pandemi COVID-19? urusan domestik. Berdasarkan
Gender memuat seperangkat nilai penelitiannya, Damatun, Tantung, dan
dan norma yang menjadi ukuran untuk Memah (Damatun 2017) mengungkapkan
“menjadi” laki-laki dan perempuan. bahwa perempuan sebagai pekerja di
Stereotype merupakan bagian dari lingkup hortikultura adalah seorang ibu
kebudayaan yang merupakan nilai, rumah tangga tidak terlepas dari
simbol, keyakinan yang terbentuk melalui kewajiban dan tanggung jawabnya yang
sistem tertentu (Hurlock 1999). Ada wajib dilakukan yaitu dalam pekerjaan
gambaran bagaimana menampilkan diri mengurus rumah tangga. Pembagian
menjadi laki-laki atau perempuan. Ada peran laki-laki dan perempuan serta
karakteristik yang dilekatkan kepadanya pekerjaan rumah menjadi persoalan yang
secara berbeda; maskulin atau feminine. tampaknya sulit berubah (Jatiningsih
Konstruksi sosial ini mempengaruhi 2018). Meningkatkan peran serta
pikiran dan perilaku setiap individu dalam perempuan dalam kegiatan mencari
masyarakat, sehingga ia dijadikan nafkah bukan berarti mengganggu
pedoman setiap individu untuk pekerjaan wanita dalam mengurus rumah
berperilaku (Poloma n.d.). tangga (Eliana 2007). Artinya, pekerjaan
Dalam ideologi gender patriarkhi, atau aktivitas produktif perempuan di luar
kultur laki-laki mendominasi hampir rumah tidak pernah bisa menghapus
segala aspek kehidupan, sehingga secara peran utamanya sebagai seorang ibu dan
kolektif dan tidak sadar masyarakat isteri di lingkup domestic. Karena itu,
melegitimasi dan menerapkan kultur apapun posisinya, pada umumnya
tersebut dalam kehidupannya (Yaqin perempuan tetap menjadi penanggung
2005). Hal ini mempengaruhi pemahaman jawab urusan domestic, termasuk di
dan tindakan laki-laki terhadap dalamnya pengasuhan dan pendidikan
perempuan dan perempuan dalam anak-anaknya, bahkan ketika ia pun
melihat dirinya sendiri. Setiap orang bekerja di lingkup publik sebagaimana
membangun persepsi atas dirinya sesuai halnya seorang suami. Hegemoni nilai-
identitas gender yang disadarinya. nilai gender memengaruhi bagaimana
Karena itu, budaya patriarkhi ini tidak relasi gender itu berlangsung, termasuk
hanya membatasi kebebasan dalam kehidupan yang tiba-tiba berubah
perempuan, tetapi juga mengorupsi karena pandemik COVID-19.
kesadarannya untuk membebaskan Pola relasi antara laki-laki dan
dirinya (Beauvoir 1953). perempuan dalam konstruksi gender
Bagaimana peran tersebut patriarkhi menyebabkan keduanya
dijalankan oleh orang tua (ayah dan ibu) mengalami dehumanisasi.
tergantung pada masing-masing nilai-nilai
yang berlaku di masing-masing keluarga. “Kaum perempuan mengalami
Keluarga yang berada dalam dominasi dehumanisasi karena
nilai gender tertentu, maka akan hidup ketidakadilan gender dan
dan berinteraksi sesuai dengan nilai-nilai kaum laki-laki mengalami
gender tersebut. Identitas gender pun dehumanisasi karena
akan dibentuk sesuai dengan nilai-nilai melanggengkan penindasan
gender yang berlaku di keluarga dan gender. … pola relasi antara
masyarakat setempat. Menurut Umar keduanya tidak akan pernah

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 149


Oksiana Jatiningsih, Siti Maizul Habibah, Rahmanu Wijaya, Maya Mustika Kartika Sari | Peran
Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

saling bersinggungan secara METODE


harmonis jika budaya Penelitian ini menggunakan
patriarkhis masih bergelindan pendekatan kualitatif eksploratif, yang
ikut menjustifikasi bermaksud mengungkap fenomena yang
pemahaman pola relasi antara ada di balik realita dan hendak
keduanya. Dikotomi peran ditampilkan secara alami sebagaimana
domestik-publik antara laki- cara mereka menuturkan pokok
laki dan perempuan, persoalan yang sedang dikaji. Penelitian
menyebabkan perempuan ini termasuk jenis penelitian dasar, karena
“terpenjara” di ranah domestik itu penelitian ini memang tidak
dan laki-laki bebas bergerak di dimaksudkan untuk menyelesaikan
ranah publik. Dikotomi persoalan praktis.
tersebut linier dengan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
pembakuan peran laki-laki di Surabaya. Kota yang diasumsikan
sebagai kepala keluarga dan orang-orang yang tinggal di dalamnya
berkewajiban mencari nafkah adalah mereka yang relatif melek
(publik, produksi), sedangkan teknologi, sehingga sebenarnya orang tua
perempuan (istri) sebagai ibu pun diasumsikan relatif melek teknologi
rumah tangga yang sehingga pembelajaran yang dilakukan
berkewajiban mengurus secara online pun sebenarnya tak terlalu
pekerjaan domestik” (Fujiati menjadi persoalan. Kondisi ini tentu
2014). berbeda jika yang diteliti adalah daerah
yang orang tua/wali murid adalah mereka
Relasi gender di keluarga yang “jauh” dari kehidupan teknologi.
menggambarkan bagaimana relasi laki- Kegiatan pengumpulan data dilakukan
laki dan perempuan dalam berinteraksi di pada bulan September-November 2020.
keluarga. Komunikasi yang dilakukan di Subjek dalam penelitian ini adalah
keluarga bukanlah secara acak, tetapi orang tua/wali murid dari anak yang
terpola sehingga tergantung kepada tingkat pendidikannya Sekolah Dasar
keluarga itu memilih pola yang paling (SD). Subjek penelitian sembilan orang,
tepat bagi keluarganya, salah satu nilai yang diambil secara purposive
yang mengatur pola itu adalah nilai berdasarkan kriteria memiliki anak yang
gender (Hasan 2017). Terkait ini, manusia sedang bersekolah di tingkat sekolah
baik perempuan maupun laki-laki memiliki dasar, dengan mempertimbangkan
perbedaan kodrat sesuai dengan kecukupan data yang diperoleh.
fungsinya masing-masing. Teori struktural Fokus dalam penelitian ini adalah:
fungsional cenderung memandang laki- (1) pemahaman orang tua terhadap hak
laki dan perempuan sebagai bagian dari anak dalam belajar, (2) sikap dan
struktur nilai dalam kehidupan tindakan orang tua (ayah dan ibu) dalam
masyarakat. Relasi tersebut diyakini memperhatikan, mendampingi, dan
menjadi pilihan tepat yang harus memberikan bantuan kepada anaknya
dipertahankan karena kontribusinya dalam proses belajar di rumah selama
dalam menciptakan harmoni dalam LFH pada masa pandemik COVID-19.
kehidupan. Konstruksi gender patriarkhi Untuk mengungkapnya, dilakukan analisis
sebagaimana yang telah hidup dan terhadap pernyataan-pernyataan dan
terpelihara dalam kehidupan menyisakan cerita yang disampaikan subjek penelitian
dehumanisasi pada laki-laki dan tentang hal tersebut.
perempuan, terutama bagi perempuan, Data yang telah terkumpul dianalisis
yang lebih banyak diposisikan subordinat secara naratif dengan menggunakan
dan marginal. Hal ini berdampak pada model interaktif Miles dan Hubberman
cara orang berpikir, bersikap, dan (Miles 1992). Pada dasarnya analisis ini
bertingkahlaku dalam peran yang didasarkan pada penyederhanaan dan
dilakoninya dalam kehidupan sehari-hari. intepretasi data. Proses ini terdiri atas tiga
sub proses analisis, yaitu penyajian data,
reduksi data, dan verifikasi, yang

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 150


Delvia Ananda Kaisupy, Skolastika G. Maing | Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak
Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

merupakan proses yang tegas mengatakan, “Tidak, melainkan


berkesinambungan dan terkait sampai memberikan pemahaman soal yang akan
diperoleh suatu simpulan. dikerjakan.” Lebih lanjut Endah
mengemukakan bahwa orang tua penting
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk selalu belajar. Hal ini sangat terasa
Dalam beberapa hal orang tua di saat ini ketika harus menjadi guru untuk
harus mengambil beberapa peran yang anaknya. Ia mengemukakan, “Selama ini,
biasa dilakukan guru di sekolah. Selama saya banyak menitipkan anak belajar ke
ini, orang tua mendampingi anak dalam sekolah, paling di rumah ya tetap
belajar di rumah dalam waktu dan lingkup mendampingi sedikit-sedikit, tapi tidak
yang terbatas, yaitu terutama ketika seperti sekarang. Dulu anak sudah
anaknya mendapatkan pekerjaan rumah diterangkan gurunya, paling di rumah
atau mengalami kesulitan belajar. Dalam tinggal ngerjakan PR atau tugas
waktu yang tidak terlalu lama dan spesifik membaca. Sekarang orang tua juga harus
tujuannya. Kini dalam masa LFH hal belajar lagi (sambil tersenyum).” Listya
tersebut menjadi kebutuhan yang tidak menceritakan bahwa ia mendampingi
bisa dihindari. Bahkan banyak yang anaknya untuk belajar sekitar tiga jam per
mengatakan orang tua terpaksa harus hari di pagi hari, siang dan sore hari.
menjadi “guru” di sekolah rumahnya. Dikemukakannya, “Kalau dihitung
Orang tua memiliki kesempatan akumulasi mendampingi anak belajar
untuk banyak belajar dan mendampingi yaitu selama anak saya belajar yaiu
anaknya dalam belajar. Beberapa peran sekitar 3-4 jam biasanya pada pagi hari
yang dijalankan orang tua terkait dengan siang dan sore.” Lebih lanjut diceritakan
pemenuhan hak belajar anak yang tentang aktivitas pendampingan belajar
terpaksa berlangsung di rumah adalah untuk anaknya, “Ya, biasanya kalau lebih
mendampingi anak dalam belajar, pada ke praktek bapaknya yang
menyediakan fasilitas belajar anak, dan mendampingi, kalau pada teori maka ke
memotivasi anak dalam belajar. saya, tetapi lebih banyak yang
mendominasi saya dari pada bapaknya
Mendampingi Anak dalam Belajar dalam memantau pembelajaran.” Tokoh
Pendampingan belajar anak adalah ayah berperan dalam melakukan
hal yang harus dilakukan orang tua. Anak pendampingan, terutama ketika kegiatan
yang biasanya dalam membiasakan diri belajar itu berupa praktik, bukan teori.
belajar didampingi oleh orang tua, dalam Terkait dengan pendampingan
waktu cukup panjang harus belajar di anaknya dalam belajar, Erlina
rumah. Karena itu menjamin bahwa mengemukakan bahwa ia tidak selalu
saatnya belajar anak melakukan aktivitas mendampingi intens anaknya dalam
belajar merupakan hal yang sangat belajar, tetapi selalu mengontrolnya untuk
penting dilakukan di setiap keluarga. memastikan bahwa proses belajar
Waktu belajar anak dimulai pada jam berjalan dengan baik. Erlina
08.00 di mana pada jam tersebut anak mengemukakan, “Ketika ada yang tidak
sudah menerima pembelajaran melalui dimengerti maka saya mengajarinya. Tapi
WA Grub yang telah disediakan oleh saya selalu memantau proses belajarnya
sekolah. agar semua berjalan lancer. Jika ada
Apa bentuk pendampingan yang kesulitan syaa akan membantunya.”
dilakukan ketika anak belajar sangat Cara lain dalam mengawal kegiatan
ditentukan oleh keadaan. Terhadap hal anak dalam belajar dari rumah adalah
tersebut, Endah mengemukakan, “Setiap memantau nilai yang diperoleh oleh anak.
hari mendampingi anak belajar 2-3 jam. Ali mengemukakan bahwa ia memantau
Menjelaskan seperti guru sebisa mungkin. nilai anaknya, “Ya karena nilai adalah
Mengoreksi tugas anak juga.” Ada hal parameter atau tolak ukur keberhasilan
menarik terkait dengan hal terakhir ini proses belajar mengajar, sehingga harus
yaitu pengakuannya untuk tidak terus dipantau secara berkala.” Erlina
membantu anaknya mengerjakan soal mengemukakan, “Iya, karena nilai harian
kecuali memahami soal. Endah dengan selalu langsung tampil ketika

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 151


Oksiana Jatiningsih, Siti Maizul Habibah, Rahmanu Wijaya, Maya Mustika Kartika Sari | Peran
Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

menyelesaikan tugas.” Kontrol terhadap Memaksimalkan upaya agar dapat


penyelesaian tugas oleh anak menjadi menjadi pendamping belajar yang baik
sangat penting dilakukan oleh orang tua. bagi anaknya dilakukan oleh orang tua.
Hal ini sangat dimudahkan pula karena Ifa mengemukakan, “Menjelaskan seperti
guru menggunakan WA grup dalam guru sebisa mungkin seperti saya
berkomunikasi. Ifa mengemukakan, “Ya, akhirnya belajar bisa bahasa Inggris dari
pasti karena jika nilai nya jelek maka anak youtube agar bisa ngajari anak.” Hal lain
saya tidak bisa. Karena nilai itu salah satu yang dilakukan ketika mengalami
hasil dari proses belajar.” Nilai menjadi kesulitan dalam pendampingan anak
bukti otentik hasil belajar anaknya. adalah minta tolong kepada orang lain
Karena itu, Ifa merasa sangat penting yang dianggap bisa. Ifa menjelaskan, “…
untuk mengawal agar hasil belajar itu iya tapi pada kelas kakaknya saya
baik, tentu saja melalui proses yang baik. bingung sehingga saya minta tolong
Lebih lanjut, Ifa mengemukakan bahwa ia tetangga untuk ngajari, karena saya
sangat ketat mengawal pengerjaan tugas hanya lulusan SMA dan pelajaran anak-
anaknya. Ia menuturkan, “Mengoreksi anak SD sekarang susahnya minta
tugas anak dan memastikan tugasnya ampun… Biasanya saya browsing di
dikerjakan.” google, atau tanya kerabat yang jadi
Pendampingan kepada anak, tidak guru.” Hal yang sama juga dikemukakan
selalu menjadi pekerjaan “setiap saat” oleh Listya.
bagi orang tuanya. Pada keluarga yang Saat anak-anak menemui kesulitan,
memiliki anak yang sudah mandiri dalam Majid mengemukakan bahwa yang
belajar, aktivitas pendampingan itu mengatasi semua itu isterinya. Beliau
dilakukan sesuai kebutuhan. Listya mengaku tidak tahu kesulitan belajar
mengemukakan, anak, karena isterinya sudah mengatasi
“…. Biasanya saya lebih persoalan kesulitan belajar anaknya
mendampingi anak ketika dengan bertanya ke sesama wali murid.
memang dari anak saya yang Lebih lanjut, Majid mengemukakan, “Saya
menemukan kesulitan untuk yang bagian cari uang, sama mengambil
bertanya pada saya, karena raport.” Hal yang sama juga dikemukakan
memang anak saya sudah oleh Mughni. Ia mengemukakan bahwa
mandiri. … Ya mengintervensi jika isterinya yang terlibat dalam seluruh
memang ada materi atau soal proses pendampingan belajar anaknya. Ia
yang anak saya tidak bisadan mengatakan, “isteri saya yang tergabung
itupun sifatnya saya menjelaskan dalam grup orang tua anak saya. Karena
tidak mengerjakan tugasnya.” itu, dia yang mengetahui banyak hal.
Saya tidak tahu. Yang mendampingi anak
Senada dengan itu, Ali belajar sepenuhnya isteri saya, karena
menceritakan, “Kami mendampingi anak saya bekerja untuk mencari nafkah.
kami dalam belajar daring termasuk Kesulitan belajar anak hampir tidak
mengerjakan tugas. Kami mengarahkan pernah terjadi, kalau pun ada biasanya
dan membimbing dalam mengerjakan anaknya yang langsung bertanya ke
tugas, sedangkan anak kami gurunya.” Hal yang sama juga
mengerjakan tugas tersebut sendiri.” dikemukakan oleh Hanafi, Mughni,
Meskipun pada umumnya orang tua Thamrin.
menyerahkan tanggung jawab Ifa mengemukakan bahwa proses
penyelesaian tugas itu kepada anaknya, belajar daring mengharuskan orang tua
tetapi dalam proses ini, kadang-kadang memfasilitasi anak dengan perangkat HP.
jika terpaksa, orang tua membantu Ifa mengemukakan, “Ya HP saya pinjami
anaknya menjawab pertanyaan tugas jika pada jam belajar dan membelikan paket
anaknya mengalami kesulitan. internet. HP dipakai gantian karena hanya
punya satu.” Majid mengemukakan, anak-
Menyediakan fasilitas belajar anak anak menggunakan sarana pembelajaran
Tidak semua matapelajaran dapat dengan menggunakan HP. Ya… itu
ditangani orang tua dengan baik. sudah … sudah memadai kami fasilitasi

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 152


Delvia Ananda Kaisupy, Skolastika G. Maing | Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak
Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

mereka, berupa buku, jaringan internet, Memotivasi Anak untuk Belajar


hp, dan lainnya. HP yang digunakan ya Kebosanan dan kejenuhan menjadi
HP yang disediakan untuk mereka, kondisi yang mewarnai kondisi anak
gantian. Tapi kadang-kadang jika selam proses LFH, karena itu sangat
bersamaan belajarnya, ya pinjam HP penting bagi orang tua memahami kondisi
ibunya. Listya menceritakan, “Karena LFH itu. Menuntut anak untuk melakukan
nya panjang, akhirnya sy membelikan hp, berbagai upaya terbaik menjadi hal yang
laptop pengunaanya bergantian, akses sepertinya kurang dianggap utama. Ifa
internet juga ada di rumah.” mengemukakan, “Anak-anak sudah
Kebutuhan sarana dan prasarana ngerjakan saya sudah senang, krn masih
anak berupa HP disadari oleh semua anak kadang males ngerjakan kadang
orang tua menjadi kebutuhan belajar bagi semangat.” Ali mengaku bahwa persoalan
anaknya. Karena itu, ada yang sengaja terbesar bagi anak-anak saat ini adalah
membeli HP meskipun tidak baru hanya motivasi belajarnya. Ia mengemukakan,
untuk memfasilitasi kebutuhan anak “Alhamdulillah materi pelajaran anak bisa
dalam belajar. Demikian dikemukakan kami ikuti dengan baik, namun acapkali
oleh Hanafi dan Thamrin. “Yang penting kami mengalami kesulitan dalam menjaga
anak dapat belajar. Bagaimana lagi… motivasi belajar anak agar tetap
memang kondisinya seperti itu,” demikian semangat belajar.”
dikemukakan Thamrin. Pelajaran berharga yang diambil
Proses pembelajaran yang informan (orang tua) dalam proses
diberikan guru berupa video ataupun pendampingan anaknya belajar adalah
materi bentuk lain yang diakhiri dengan tanggung jawab. Listya mengemukakan
penugasan yang harus disampaikan bahwa setiap orang tua
melalui media foto kepada guru yang bertanggungjawab atas pendidikan
bersangkutan. Ifa mengemukakan, anaknya. “Karena sudah menjadi
“Karena itu HP nya memang harus HP tanggungjawab orang tua untuk selalu
yang bisa dipergunakan untuk video, foto, memantau pada perkembangan yang ada
dan WA, juga internetan.” disekolah baik ketika LFH maupun tidak.”
Menyediakan internet juga menjadi Sebagaimana dikemukakan Listya, Ifa
bagian penting untuk menjamin menceritakan, “
kelancaran proses belajar anak. Endah Orang tua harus selalu bertanggung
mengemukakan, “ya…. Sejak WFH yang jawab terhadap urusan belajar anaknya.
berkepanjangan, akhirnya kami Tidak bisa hanya dipasrahkan kepada
memutuskan untuk memasang wifi di sekolah atau guru. Ini saya jadi sangat
rumah agar anak lebih mudah dalam sadar bahwa saya juga harus terus
belajar.” Hal yang sama juga belajar. Belajar sabar dan juga cari ilmu
dikemukakan oleh Ali, Hanafi, Ifa, Erlina, agar bisa ndampingi anak belajar ….
dan Thamrin. Selain internet dan HP, hal Memastikan anak dapat menguasai
lain yang dapat dilakukan orang tua materi dengan baik … memfasilitasi
terkait sarana dan prasarana belajar ini, ketika anak mengerjakan tugas.”
Ali menceritakan agar anaknya betah Kebosanan menjadi persoalan tersendiri
belajar, ia juga menyediakan buku-buku bagi anak. Selain belajar orang tua juga
bacaan dan meja belajar yang menarik berperan dalam memelihara semangat
untuk anaknya. belajar anaknya. Hal ini menjadi
Peran orang tua dalam memberikan persoalan tersendiri yang harus dikuatkan
jaminan agar anak dapat belajar dengan oleh orang tua. Berbagai upaya orang tua
baik, membuatnya harus membeli sarana dilakukan untuk membuat anaknya tetap
dan prasarana belajar anaknya serta bersemangat belajar. Salah satu hal
menyediakan jaringan internet. Dengan dilakukan orang tua adalah membiarkan
cara itu, kebutuhan anaknya dalam anaknya bermain di sekitar rumahnya
belajar akan dapat terpenuhi dengan baik. dengan tetap memperhatikan protocol
Meskipun tidak ideal, anak akan tetap kesehatan.
dapat belajar di masa pandemik ini. Kesiapan orang tua dalam
mendampingi belajar anak masih menjadi

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 153


Oksiana Jatiningsih, Siti Maizul Habibah, Rahmanu Wijaya, Maya Mustika Kartika Sari | Peran
Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

persoalan, karena orang tua belum kebiasaan baik dan baru yang perlu terus
terbiasa melakukannya. Tanpa persiapan, dikembangkan. Belajar sepanjang hayat
orang tua harus mengambil alih sebagian menjadi efek positif dalam proses LFH ini.
tugas guru untuk mendampingi anaknya Peran orang tua sebagai
masing-masing dalam beraktivitas belajar pembimbing merupakan peran yang
dari rumah selama masa pandemik mendasar dalam pengembangan anak.
COVID-19. Dalam proses ini, selain Hal ini karena usia anak sekolah
managemen waktu, penguasaan materi merupakan usia penting dalam
dan kerjasama antara kedua orang tua pembentukan karakter kepribadian. Di
dalam upaya mengoptimalkan sinilah orang tua berperan sebagai
pembelajaran anak masih menjadi pembimbing. Peran pembimbing jika
persoalan. dikaitkan dengan kebijakan pemerintah
Kesadaran bahwa anak harus untuk melakukan pembelajaran di rumah
belajar menjadi kekuatan untuk menjamin adalah membimbing anak tentang
keberlangsungan anak dalam bersekolah. pembiasaan tentang waktu belajar dan
Di keluarga, orang tua wajib mengasuh, menyelesaikan tugas dari guru. Orang tua
memelihara, mendidik, dan melindungi dalam hal ini membimbing anak agar
anak, menumbuhkembangkan anak dalam mengerjakan tugas dengan
sesuai dengan kemampuan, bakat, dan bersungguh-sungguh sesuai dengan
minatnya, memberikan pendidikan instruksi dari guru. Peran orang tua
karakter, dan penanaman nilai budi sebagai pembimbing dapat disimpulkan
pekerti pada anak. Peran orang tua dalam bahwa upaya orang tua untuk
pemenuhan hak pendidikan ini anak membiasakan anaknya untuk tepat waktu
sangat penting karena dengan cara itu, dan cermat dalam mengerjakan tugas,
keluarga akan selalu mengupayakan agar serta bertanggung jawab dan disiplin.
anaknya dapat belajar dengan baik. Peran orang tua sebagai
Selain sarana dan prasarana, pendamping ialah suatu peran yang
komunikasi keluarga dengan anak juga dilakukan orang tua yang bertujuan untuk
menjadi prioritas utama untuk mendampingi proses belajar anak di
mempengaruhi peningkatan kemampuan masa pandemi COVID 19.
anak dalam menerima materi Pendampingan orang tua ini meliputi
pembelajaran dari gurunya. Kemampuan komunikasi, motivasi, dan curah
yang dimiliki anak dapat digunakan pendapat. Pendampingan terkait
sebagai tolak ukur oleh orang tua dan komunikasi adalah upaya yang dilakukan
dijadikan sebagai latihan evaluasi dalam orang tua untuk mentransformasi materi
berkomunikasi dengan guru yang atau informasi dari guru kepada anaknya.
mengajarnya. Hal ini sesuai dengan data Tujuannya adalah agar anak tidak
yang dianalisis bahwa dengan adanya disinformasi atas materi yang diiterima.
pandemi COVID-19 ini komunikasi orang Pendampingan terkait motivasi
tua dengan anak menjadi makin kuat. merupakan upaya yang dilakukan orang
Orang tua makin mengenal kemampuan tua untuk menjaga stabilitas atau
anaknya, sehingga orang tua menjadi meningkatnya motivasi belajar anaknya.
paham dalam mengukur kemampuan motivasi belajar anak seringkali naik
anaknya selama proses pembelajaran. turun, sehingga perlu adanya
Selain itu kerjasama orang tua menjadi pendampingan agar motivasi diri anak
strategi yang saat ini dilakukan untuk tetap terjaga misalnya anak dibanggakan
upaya bimbingan, pendampingan dan atas ketepatan waktu dalam pengerjaan
panutan bagi anaknya selama proses tugas. Pendampingan terkait curah
pembelajaran. Belajar dari rumah pendapat merupakan upaya orang tua
menciptakan ruang belajar baru bagi tentang kemampuan anak dalam
orang tua. Grup WA dan google menjadi menguasai materi yang telah diberikan
hal yang biasa dibuka dan dimanfaatkan guru.
oleh orang tua. Grup WA bahkan menjadi Kategori yang terakhir yaitu peran
semacam ruang kelas bagi para orang orang tua sebagai motivator dan panutan
tua, yang ternyata diisi oleh para ibu. Ini anak. Peran orang tua ini sangat

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 154


Delvia Ananda Kaisupy, Skolastika G. Maing | Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak
Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

berpengaruh dalam membangun motivasi melakukan pendampingan belajar bagi


belajar anak di masa pandemi COVID-19. anaknya. Sementara ayah, yang tugas
Orang tua merupakan seseorang yang utamanya mencari nafkah tetap dapat
memiliki kewajiban dalam pemenuhan konsentrasi mencari nafkah. Anak
biaya administrasi sekolah anaknya menjadi prioritas tanggung jawab seorang
dengan cara bekerja dan menghasilkan ibu.
uang. Akan tetapi di masa pandemi Masyarakat didominasi oleh nilai-
COVID-19 ini orang tua memiliki dua atau nilai gender patriarkhi, dalam konstruksi
lebih kewajiban yakni pemenuhan hak ideologi ini laki-laki memiliki peran yang
belajar anak. Sesuai dengan kondisi yang berbeda dengan perempuan. Ada
terjadi selain bekerja untuk dapat pembagian peran yang kaku berdasarkan
membiayai pendidikan anaknya orang tua jenis kelamin. Perempuan bertanggung
harus mendampingi proses belajar jawab atas urusan domestik, perawatan
anaknya. Kondisi ini yang dapat dijadikan dan pendidikan anak. Oleh karena itu,
langkah memotivasi belajar pada anaknya kebijakan LFH akan berdampak pada
bahwa tugas dan kewajiban orang tua aktivitas yang dijalankan anggota
dapat ditularkan agar anak dapat belajar keluarga, khususnya orang tua. Sabiq
dengan semangat. (Sabiq 2020) mengungkapkan bahwa
Pada umumnya masyarakat mayoritas orang tua merasa nyaman
beranggapan bahwa mengurus anak dengan adanya program pendampingan
adalah tugas orangtua perempuan, LFH. Dewi (Dewi 2020) mengungkapkan
sedangkan mencari nafkah adalah tugas bahwa pembelajaran daring di SD dapat
dari orang tua laki-laki. Sebagaimana terlaksana dengan cukup baik apabila
temuan Fujiati (Fujiati 2014) mindset adanya kerjasama antara guru, siswa dan
dualitas gender ini sering menjadi kendala orang tua dalam belajar di rumah.
dalam upaya perkembangan psikologis Pendampingan belajar oleh orang tua ini
dan motivasi anak dalam belajar. Gade juga berdampak positif dalam merekatkan
(Gade n.d.) yang menulis dengan hubungan orang tua dengan anak
pandangan Islam, makin menguatkan (Cahyati 2020). Namun hal ini tak selalu
bahwa ibu memiliki peran utama dalam ditemukan. Secara umum kendala-
pendidikan anak. Di sisi lain, tanggung kendala orang tua dalam mendampingi
jawab dan beban kerja perempuan yang anak belajar di rumah pada masa
bertambah karena selain domestic kini pandemi COVID-19 adalah kurangnya
ada tugas baru untuk melakukan pemahaman materi oleh orang tua,
pendampingan belajar terhadap anak kesulitan orang tua dalam menumbuhkan
yang dipandang sebagai konsekuensi minat belajar anak, tidak memiliki
yang harus dipikul oleh ibu agar anak- cukup waktu untuk mendampingi anak
anak memperoleh layanan akan haknya karena harus bekerja, orang tua tidak
untuk belajar. Tak banyak ayah yang sabar dalam mendampingi anak saat
mengambil peran turut terlibat dalam belajar di rumah, kesulitan orang tua
proses pembelajaran anak. Hal ini juga dalam mengoperasikan gadget, dan
terjadi pada keluarga yang ibunya juga kendala terkait jangkauan layanan
bekerja di ruang publik. internet (Wardani 2020). Orang tua
Sebagaimana konstruksi gender berkewajiban melakukan pendampingan
patriarkhi yang masih berlaku di anak dalam belajar di rumah dan hal ini
masyarakat, ibu memiliki peran dalam tidak selalu mudah dilakukan.
melakukan aktivitas-aktivitas domestic. Nilai gender patriarkhi mewarnai
Perawatan dan pendidikan anak pembagian peran yang berlangsung
merupakan bentuk-bentuk peran ibu yang dalam kehidupan. Pembagian peran
tidak pernah dapat dialihkan kepada seperti ini tidak pernah dinyatakan secara
orang lain. Tututan ini semakin menguat tertulis dan dinyatakan dalam
ketika anak harus belajar di masa kesepakatan lisan, namun nilai-nilai ini
pandemik. Ibu yang menjalankan hidup dan menjiwai semua proses
perannya dalam urusan domestic memiliki kehidupan. Tidak disadari bahwa kuatnya
tambahan tanggung jawab untuk nilai gender patriarkhi masih terjadi.

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 155


Oksiana Jatiningsih, Siti Maizul Habibah, Rahmanu Wijaya, Maya Mustika Kartika Sari | Peran
Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

Kewajiban melakukan penampingan dan ketidakadilan pada laki-laki atau


pembimbingan belajar lebih menjadi perempuan dalam berbagai konteks
tanggung jawab ibu. Pembagian peran kehidupan. Dekonstruksi nilai-nilai
bahwa ibu beraktivitas domestic dan ayah kesetaraan gender dapat diawali dari
di lingkup publik mendapatkan penguatan praktik peran orang tua di rumah.
dalam kondisi pandemik, saat kebijakan
LFH harus dilakukan. DAFTAR PUSTAKA
Aji, R. H. S. (2020). Dampak COVID-19
SIMPULAN DAN SARAN Pada Pendidikan di Indonesia:
Semua orang tua menyadari bahwa Sekolah, Keterampilan, dan Proses
anak harus tetap belajar di masa Pembelajaranle. SALAM; Jurnal
pandemik. Pada umumnya mereka Sosial & Budaya Syar-I FSH UIN
sepakat bahwa belajar di sekolah masih Syarif Hidayatullah Jakarta, 7, 395–
mengkhawatirkan kondisinya, sehingga 402.
belajar terpaksa dilakukan dari rumah. Beauvoir, S. D. (1953). The Second Sex.
Tanggung jawab atas pendidikan London: Jonathan Cape Thirty
anaknya ini berdampak pada lahirnya Badford Square.
aktivitas orang tua untuk terus belajar Benardes, J. (2002). Family Studies: An
antara lain melalaui sarana WA grup Introduction. New York: Routledge.
kelas yang dibentuk. Cahyati, N. & Kusumah, R. (2020). Peran
Orang tua berperan melakukan Orang Tua dalam Menerapkan
pendampingan belajar bagi anaknya, Pembelajaran di Rumah Saat
menyediakan sarana dan prasarana Pandemi COVID 19. Golden Age,
belajar, serta memotivasi belajar anak. Universitas Hamzanwadi, 4, 152–59.
Dalam proses itu orang tua bertindak Damatun, M. (2017). Peran Tenaga Kerja
melakukan pendampingan, Wanita dalam Usahatani Hortikultura
pembimbingan, dan melakukan evaluasi. di Kelurahan Wailan, Tomohon
Ibu mengambil peran lebih banyak dalam Utara, Kota Tomohon. Agri-Sosio
melakukan pendampingan belajar Ekonomi Unsrat, 13, 169 – 182.
terhadap anaknya. Karena ayah bekerja Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-
mencari nafkah, maka tanpa kesepakatan 19 terhadap Implementasi
sudah otomatis terbangun pembagian Pembelajaran Daring di Sekolah
kerja antara ayah dan ibu dalam Dasar. Ilmu Pendidikan, 2, 55–56.
mendampingi anak belajar. Eliana, N. & Ratina, R. (2007). Faktor-
Berdasarkan temuan tersebut dapat Faktor Yyang Mempengaruhi
dikemukakan bahwa pembagian peran Curahan Waktu Kerja Wanita.
dalam keluarga terkait dengan Ketenagakerjaan, EPP, 4, 11–18.
pemenuhan hak anak dalam belajar Fujiati, D. (2014). Relasi Gender dalam
melalui LFH masih cenderung diwarnai Institusi Keluarga dalam Pandangan
oleh konstruksi gender patriarkhi. Dalam Teori Sosial dan Feminis.
kesadaran para pelakunya, praktik yang MUWÂZÂH, 6, 32–54.
terjadi pun semakin meneguhkan masih Gade, F. (2013). 40 Ibu sebagai
kuatnya nilai gender patriarkhi di lingkup Madrasah dalam Pendidikan Anak.
domestik. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 8, 31–40.
Berdasarkan temuan penelitian, saran Hasan, N. & Bin, M. Z. (2017). Pola
yang dapat diajukan adalah: (1) Persepsi Komunikasi Gender dalam
diri tentang tugas mencari nafkah dan Keluarga. Wardah, 18, 181–200.
mengurus rumah tangga bersumber pada Hurlock, E. B. (1999). Psikologi
sosialisasi nilai gender patriarkhi yang Perkembangan Suatu Pendekatan
panjang. Nilai-nilai ini perlu didekonstruksi Sepanjang Rentang Kehidupan
untuk makin menguatkan peran kedua (Terjemahan) Live Span
orang tua dalam pembimbingan dan Development. Jakarta: Erlangga.
pendampingan anak. (2) Pembagian Jatiningsih, O. (2018). The Perspective of
peran boleh saja terjadi, tetapi hal ini Family-Gender Role of PPKn
perlu dijaga agar tidak menimbulkan Teacher Candidates at Universitas

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 156


Delvia Ananda Kaisupy, Skolastika G. Maing | Peran Orang Tua Dalam Pemenuhan Hak
Pendidikan Anak Pada Masa Belajar Dari Rumah

Negeri Surabaya. Advances in


Social Science, Education and
Humanities Research, 226, 228–33.
Lips, H. M. (2014). Gender. The Basics.
New York: Routledge.
Lips, H. M. (2017). A New Psychology of
Women. Gender, Culture, and
Ethnicity. Fourth Edition. Illinois:
Waveland Press.
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1992).
Qualitative Data Analysis.
Terjemahan Oleh: Tjetjep Rohendi
Rohidi. Jakarta: UI Press.
Poloma, M. M. (2000). Sosiologi
Kontemporer. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sabiq, A. F. (2020). Persepsi Orang Tua
Siswa Tentang Kegiatan Belajar Di
Rumah Sebagai Dampak
Penyebaran COVID 19. Civic-
Culture: Jurnal Ilmu Pendidikan PKn
dan Sosial Budaya, 4, 01–07.
Umar, N. (2010). Argumen Kesetaraan
Gender: Perspektif Al Qur’an.
Jakarta: Paramadina.
Wardani, A. & Ayriza, Y. (2020). Analisis
Kendala Orang Tua dalam
Mendampingi Anak Belajar di
Rumah pada Masa Pandemi
COVID-19. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 5, 772–
82.
Yaqin, M. A. (2005). Pendidikan
Multikultural: Cross-Cultural
Understanding untuk Demokrasi dan
Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media.

Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora | 157

Anda mungkin juga menyukai