Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Corona virus berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok. Kemudian virus
menyebar ke berbagai wilayah di dunia termasuk ke wilayah Indonesia.
Awalnya kasus terbanyak terdapat di Cina, namun saat ini kasus terbanyak
terdapat di Italia dengan 86.498 kasus, diikuti oleh Amerika dengan 85.228
kasus dan Cina 82.230 kasus. Virus ini telah menyebar hingga ke 199 negara.
Di Indonesia pada 4 Oktober 2020 terdapat 21,1% jumlah kasus aktif, dengan
penambahan kasus 75,3% jumlah kasus sembuh. Dan 3,7% kasus meninggal
(Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2020). Kebijakan pemerintah seperti
physical distancing dan PSBB untuk menanggulangi Covid-19 (Coronavirus
disease 2019) ini bagi sebagian orang menimbulkan dampak negatif seperti
cemas, tertekan, hingga stress. Virus Covid-19 di indonesia berdampak pada
berbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan termasuk pendidikan
(Ilpaj & Nurwati, 2020).
Tanggal 24 Maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19, dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar
dilaksanakan di rumah melalui pembelajaran daring atau jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi
siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup
antara lain mengenai pandemi Covid-19 (Dewi, 2020). Covid-19 berdampak
pada pendidikan. Banyak negara negara lain yang meliburkan sekolah
termasuk Indonesia. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di
seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Jika
kondisi ini terus meningkat, maka dapat dipastikan dampaknya terhadap
sektor pendidikan juga akan semakin meningkat. Dampak yang paling
dikhawatirkan adalah efek jangka panjang. Sebab para siswa dan mahasiswa

1
2

secara otomatis akan merasakan keterlambatan dalam proses pendidikan yang


dijalaninya. Hal ini bisa mengakibatkan pada terhambatnya perkembangan
kematangan mereka di masa yang akan datang (Puji Asmaul Chusna, 2020).
Ada kerugian mendasar bagi murid ketika terjadi penutupan sekolah ataupun
kampus yaitu keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan
siswa, sarana dan prasarana yang kurang memadai, akses internet yang
terbatas, kurang siapnya penyediaan anggaran. Banyak ujian yang mestinya
dilakukan oleh murid pada kondisi normal, tetapi karena dampak Covid-19
maka ujian dibatalkan ataupun ditunda. Penilaian internal bagi sekolah
barangkali dianggap kurang penting tetapi bagi keluarga murid informasi
penilaian sangat penting. Ada yang menganggap hilangnya informasi
penilaian murid sangatlah berarti bagi keberlangsungan masa depan murid.
Misalkan saja target-target skill maupun keahlian tertentu murid yang
mestinya tahun ini mendapatkan penilaian sehingga berdampak buruk untuk
tahun yang akan datang, maka pupus sudah bagi murid yang telah mampu
menguasai banyak keterampilan di tahun ini tetapi tidak memperoleh
penilaian yang semestinya (Syah, 2020).
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2008 tentang wajib belajar
bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Wajib Belajar. Pemerintah dan
pemerintah daerah menjamin terselenggaranya program wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Warga negara
Indonesia yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti program wajib
3

belajar apabila daya tampung satuan pendidikan masih memungkinkan


(Undang-Undang, 2008).
Jumlah siswa SD di Indonesia paling banyak dibandingkan dengan
siswa lainnya dan masih membutuhkan bimbingan dari orang tua maupun
gurunya. Siswa SD berjumlah 25.486.506 orang, siswa baru 4.257.224 orang
yang berasal dari 148.244 sekolah (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017). Jumlah siswa SD di bawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menurut kabupaten/kota pada tahun 2019/2020 di Kabupaten
Ciamis sebanyak 93.669 orang yang berasal dari 744 sekolah (Badan Pusat
Statistik, 2020).
Anak merupakan seorang individu yang belum dewasa yang masih
harus dididik oleh orang dewasa (orang tua, guru, orang dewasa sekitarnya).
Anak-anak menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan dalam suatu
lingkungan dan hubungan. Bowbly mengidentifikasikan pengaruh perilaku
pengasuhan sebagai faktor kunci dalam hubungan antara orang tua dan anak
yang dibangun sejak usia dini. Pada masa awal kehidupanya anak
mengembangkan hubungan emosi yang mendalam dengan orang dewasa
yang secara teratur dalam merawatnya (Rachmawati, 2019).
Orang tua merupakan penanggung jawab utama dalam pendidikan
anak-anaknya. Dimanapun anak tersebut menjalani pendidikan, baik di
lembaga formal, informal maupun non formal orang tua tetap berperan dalam
menentukan masa depan pendidikan anak-anaknya. Pendidikan di luar
keluarga, bukan dalam arti melepaskan tanggung jawab orang tua dalam
pendidikan anak, tetapi hal itu dilakukan orang tua semata-mata karena
keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orang tua, karena sifat ilmu yang terus
berkembang mengikuti perkembangan zaman, sementara orang tua memiliki
keterbatasan-keterbatasan. Disamping itu juga, karena kesibukan orang tua
bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ikut mendorong orang tua
untuk meminta bantuan pihak lain dalam pendidikan anak-anaknya (Umar,
2015).
4

Peran ibu dalam masa pandemi ini sangatlah penting, para ibu harus
bisa membagi tugasnya dalam proses pembelajaran yang dilakukan di rumah.
Mereka harus bisa menjadi ibu sekaligus pendidik untuk anak-anak mereka.
Menemani mereka dalam proses pembelajaran, memperhatikan setiap tugas-
tugas sekolah onlinenya. Menjadikan mereka sebagai teman dalam belajar,
atau bisa saja memberikan peluang kepada mereka untuk belajar sambil
bermain (Aziza & Yunus, 2020). Peran aktif ibu juga sangat membantu
proses emosional anak, yang dapat ditinjau menurut bentuk dukungan yang
berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan emosional anak, yaitu
melepaskan daya kreasi dan imajinasi anak yang berdampak positif dan
tentunya anak selalu terarah (Putro et al., 2020). Apabila ibu kurang memberi
perhatian terhadap emosional anak maka akan ada dampak negatif dari
perkembangan emosional anak.
Menurut Setiadi (2008:50) setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang
mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau
pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai
anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus
rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak anak, pelindung keluarga dan
juga anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak
sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial
dan spiritual (Fitria, 2016).
Peran serta orang tua dalam mendidik anak adalah kunci keberhasilan
orang tua dalam membentuk kepribadian anak. Anak cenderung meniru setiap
hal yang dilihat dari orang tuanya. Anak mengikuti perintah dari yang
diajarkan oleh orang tuanya. Peran serta orang tua juga dipandang
memainkan peran dalam peningkatan pembelajaran anak di sekolah. Orang
tua tidak hanya bertugas untuk membiayai pendidikan anak, namun juga
harus berperan serta dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan belajar
anak di sekolah. Di luar pembelajarannya di sekolah, ketika di rumah anak
5

membutuhkan peran orang tua untuk memberikan motivasi belajar bagi


anaknya, dalam hal ini orang tua harus berperan aktif (Akbar, 2015).
Peran ibu sangat dibutuhkan bagi perkembangan emosional anak karena
seorang ibu memiliki ikatan emosional dengan anak. Oleh karena itu ibu
bekerja harus bisa menyeimbangkan dan memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya untuk keluarga dan pekerjaannya. Agar hasil yang diinginkan
bisa tercapai keluarga terutama anak tidak merasa terabaikan ibu menjadi
lebih mudah untuk menghabiskan waktu atau quality time bersama keluarga
terutama anak dan pekerjaan di luar rumah terselesaikan sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Peran ibu dalam mendukung prestasi belajar anak, yaitu
pendidik, motivasi, fasilitator, pembimbing (Aisyatinnaba, 2015).
Pada hakikatnya pelaksanaan pendidikan anak merupakan amanat
besar dari Allah SWT. Orang tua harus serius dan bersungguh-sungguh dalam
mendidik anak. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat At-
Tahrim ayat 6:
ٌ‫ارةُ ع ََل َم ٰۤل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظ‬
َ ‫ النَّاسُ َو ْال ِح َج‬b‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا‬
َ‫ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.

Ayat di atas menerangkan bahwa orang tua mempunyai kewajiban


mendidik anak-anaknya agar terpelihara dari api neraka. Selain mendidik
orang tua juga memiliki kewajiban untuk membimbing, mengasuh dan
mengarahkan anak-anaknya untuk menjalankan perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangan-Nya. Pendidikan awal yang perlu ditanamkan sejak
awal ialah pendidikan agama Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالف‬
‫ فََأبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َأوْ يُ َم ِّج َسانِ ِه َأوْ يُنَصِّ َرانِ ِه‬،‫ط َر ِة‬
6

Artinya: “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua


orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.” (HR.
Ahmad Ibnu Hambal).

Berdasarkan hadits itu bahwa setiap anak dilahirkan ke muka bumi


dalam keadaan fitrah (suci). Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan
anaknya tetap fitrah atau tidak. Jika terlahir dari orang tua muslim, maka
tugas orang tuanya mengajarkan tentang Islam sejak dini. Bahkan untuk
menjadi seorang ibu harus belajar sejak dini pula, karena dengan informasi
atau pemahaman yang telah diberikan orang tuanya akan menjadi bekal
ketika ia menjadi seorang istri maupun ibu. Begitu pula untuk menjadi
seorang ayah. Belajar atau menuntut ilmu bukan ketika menjelang hari
pernikahan. Dengan pemahaman yang dimiliki oleh calon suami dan istri atau
calon ayah dan ibu akan memengaruhi pula anak-anaknya. Orang tua yang
salih akan melahirkan anak yang salih. Meski begitu sangat perlu
memberikan pendidikan kepada anak-anak. Karena ini akan membuat siklus
kebaikan pada sebuah keluarga. Jika orang tua yang tidak salih atau tidak
memberikan pendidikan maka anak-anaknyapun tidak salih atau tidak
memiliki pemahaman.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 15
November 2020 terhadap 8 orang tua karir. Saat diwawancarai 5 orang tua
mengatakan mendampingi anak belajar setiap malam hari mengulang
pembelajaran yang diajarkan selama kelas daring, sedangkan 2 orang tua
menjawab mendampingi anak belajar hanya jika anak mendapatkan tugas
saja. 1 orang tua menjawab mendampingi anak belajar jika sudah pulang
bekerja dan menanyakan bagaimana pembelajaran selama kelas daring,
sedangkan pada saat mewawancarai anak, anak merasa tidak didampingi.
Anak merasa jika didampingi oleh orang tua anak malah dibentak karena
tidak paham. 8 orang tua menjawab telah menyediakan semua fasilitas anak
untuk belajar, tetapi anak merasa fasilitas yang diberikan masih kurang. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “gambaran peran orang tua
7

karir dalam proses belajar anak sekolah dasar di masa pandemi Covid-19 di
Desa Mekarjadi Sadananya Ciamis”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulis mengajukan
rumusan masalah “bagaimana gambaran peran ibu bekerja dalam proses
belajar anak sekolah dasar di masa pandemi Covid-19 di Desa Mekarjadi
Sadananya Ciamis?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui “gambaran
peran ibu bekerja dalam proses belajar anak sekolah dasar di masa
pandemi Covid-19 di Desa Mekarjadi Sadananya Ciamis”.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui gambaran peran pendidik (edukator) ibu bekerja dalam
proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
b. Mengetahui gambaran peran pendorong (motivator) ibu bekerja
dalam proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
c. Mengetahui gambaran peran fasilitator ibu bekerja dalam proses
pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
d. Mengetahui gambaran peran pendamping ibu bekerja dalam proses
pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Manfaat Teoritis
8

a. Penelitian ini diharapkan menambah wawasan keilmuan tentang


peran penting orang tua dalam mendampingi anak selama belajar.
b. Selain itu untuk menambah khazanah kepustakaan program studi S1
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Ciamis dan diharapkan
tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu studi banding bagi
peneliti lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
orang tua yang bekerja dalam memberikan pendampingan kepada
anaknya sehingga pembelajaran anak dapat berjalan dengan baik dan
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Bagi Ibu bekerja
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi bagi ibu
bekerja tentang pentingnya peran ibu bekerja dalam proses belajar
anak sekolah dasar di masa pandemi Covid-19.
c. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya
terutama yang berkaitan dengan peran orang tua dalam pembelajaran
anak khusus nya S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Ciamis.

E. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Tahun Metode Hasil


Siti Nur Pengaruh Manajemen 2016 Penelitian Terdapat pengaruh yang
Aisyah, Waktu Ibu Bekerja kuantitatif positif antara manajemen
Vera Utami Terhadap Kecerdasan asosiatif waktu ibu bekerja terhadap
Gede Putri, Emosional Anak kecerdasan emosional anak.
Mulyati Tingkat kekuatan pengaruh
manajemen waktu ibu
bekerja terhadap kecerdasan
emosional anak adalah
sedang. Tujuan pun berbeda
karena penelitian tersebut
tertuju pada manajemen
waktu terhadap
pembelajaran anak,
9

sedangkan penelitian ini


bertujuan kepada gambaran
peran orang tua karir dalam
pembelajaran anak (Aisyah
et al., 2016).
Devi Fitria Peran Ibu Yang 2016 kualitatif dan Salah satu peran orang tua di
Bekerja Terhadap jenis data Desa Kuala Marasa dalam
Pendidikan Anak deskriptif meningkat prestasi belajar
anak, walaupun orang tua
selalu disibukkan dengan
pekerjaan orang tua selalu
menjalankan perannya yaitu
dengan menyediakan segala
fasilitas yang dibutuhkan
oleh anak dalam belajar,
sehingga fasilitas tersebut
bisa membantu anak selalu
mendapatkan prestasi baik di
sekolah selalu mendapatkan
juara dan di kegiatan
ekstrakulikuler juga anak
bisa berprestasi (Fitria,
2016).
Frans Peran Keluarga dalam 2020 Kualitatif 7 fungsi peran keluarga
Pantan1, Pendidikan Anak pada etnografi dalam pendidikan anak.
Priskila Masa Pandemi Covid- Ketujuh peran tersebut
Issak 19 tampak sangat strategis dan
Benyamin perlu dilakukan dengan
sebaik-baiknya oleh
keluarga dalam rangka
membentuk anak untuk siap
terjun dalam kehidupan yang
sebenarnya, khususnya
dalam masa pandemi Covid-
19. Karena peran tersebut
ditemukan berdasarkan
kajian ketika terjadi pandemi
Covid-19 maka,
dimungkinkan ketujuh peran
ini tidak akan relevan
apabila diterapkan pada
masa selain pandemi Covid-
19 (Frans Pantan, 2020).

Hasil penelitian tersebut diatas dengan penelitian yang akan dilakukan


adalah metode, waktu dan tempat penelitian. Hasil penelitian diatas metodenya
menggunakan kuantitatif asosiatif, kualitatif dan jenis data deskriptif, kualitatif
etnografi, sedangkan waktu dan tempat penelitiannya pada tahun 2016 Pengaruh
Manajemen Waktu Ibu Bekerja Terhadap Kecerdasan Emosional Anak, tahun 2016
Peran Ibu Yang Bekerja Terhadap Pendidikan Anak dan pada tahun 2020 Peran
10

Keluarga dalam Pendidikan Anak Pada Masa Pandemi Covid-19. Metode penelitian
yang saya gunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional,
sedangkan waktu dan tempat penelitiannya pada tahun 2021 di Desa Mekarjadi
Kecamatan Sadananya Ciamis. Persamaan dari penelitian diatas tersebut dengan
penelitian saya adalah meneliti peran ibu bekerja dalam proses belajar anak.

Anda mungkin juga menyukai