Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN POLA ASUH IBU BEKERJA DENGAN

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH


DI PAUD SANTA JULIANA GOLO BILAS

Anastasia Natalia Badar1, Fransiska Yuniati Demang2, Gabriel Fredi Daar3


1,2,3
Prodi Sarjana Keperawatan FIKP Unika St. Paulus Ruteng Jl. Jend. Ahmad Yani, No.10, Ruteng Flores 86508
Email:badar.anastasia@gmail.com

Abstract: The main role of a mother is caring for children, but over time, many mothers have entered the world
of work, so that the role of parenting has become increasingly complicated. This will affect the social
development of preschool children, because in this period, children learn to socialize with their environment,
which is learned from their relationship with their mother. The purpose of this study was to determine the
relationship between working mother parenting with social development of preschool children. This research is a
quantitative descriptive correlational study with a cross sectional research design. The sampling technique used
was total sampling with a total of 20 working mothers and 20 preschool children who attended early childhood
education at PAUD St. Juliana Golo Bilas. The data analysis used was univariate and bivariate analysis using the
Exact Fisher Test. The results showed p value 0.001 <0.05, which means that there is a significant relationship
between the parenting style of working mothers with the social development of preschool children at PAUD St.
Juliana Golo Bilas. It is hoped that parents, especially working mothers, can apply appropriate parenting so that
children can experience appropriate social development.
Keywords: Working mothers, Parenting, social development, Preschool age.

Abstrak: Peran utama seorang ibu adalah mengasuh anak, tetapi seiring dengan perkembangan zaman banyak ibu
yang terjun ke dunia kerja, sehingga peran pengasuhan pun menjadi semakin rumit. Hal ini akan mempengaruhi
perkembangan sosial anak usia prasekolah, karena dalam periode ini, anak belajar untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya, yang dipelajari dari relasinya dengan sang ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling dengan jumlah 20 orang ibu bekerja dan 20 anak usia prasekolah yang mengikuti
pendidikan anak usia dini di PAUD St. Juliana Golo Bilas. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat
dan bivariat menggunakan uji Exact Fisher Test. Hasil penelitian menunjukan p value 0,001<0,05 berarti ada
hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah di
PAUD St.Juliana Golo Bilas. Diharapkan agar orang tua khususnya ibu yang bekerja dapat menerapkan pola asuh
yang sesuai agar anak dapat mengalami perkembangan sosial yang sesuai.
Kata Kunci: Ibu bekerja, Pola asuh, Perkembangan sosial, Usia prasekolah.

1
JWK: Vol 6, No 1, Thn 2021 (ISSN: 2548-4702)
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan....... 2

PENDAHULUAN tujuan yang diinginkannya. Communication


Anak usia prasekolah adalah anak yang (C)merupakan kemampuan anak dalam
berusia sekitar 3-6 tahun. Periode ini disebut berkomunikasi untuk mengekspresikan
the wonder years dimana anak mengalami sesuatu yang sedang dirasakannya dan juga
perkembangan yang pesat. Tugas untuk berinteraksi dengan orang lain, seperti
perkembangan anak pada tahap ini lebih tertawa, dan bercerita.Locomotion (L) adalah
ditekankan pada perkembangan sosialnya kemampuan anak untuk melakukan aktivitas
dalam rangka mempersiapkan diri memasuki motorik,sedangkan socialization (S)
dunia sekolah (Supartini, 2004). merupakan kemampuan anak dalam
Perkembangan sosial merupakan berinteraksi dengan teman sebayanya, terlibat
pencapaian kematangan dalam hubungan dalam permainan dan berkompetisi dengan
sosial dan sebagai proses belajar untuk tujuan memperoleh kepuasan diri dalam
menyesuaikan diri terhadap norma kelompok, hubungan sosial tersebut (Putri, 2012).
moral dan tradisi. Untuk mencapai Perkembangan sosial anak sangat
kematangan sosial anak harus belajar tentang dipengaruhi oleh faktor pola asuh orang tua.
cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain Pola asuh adalah cara orang tua dan anak
(Yusuf, 2011). berinteraksi, yang meliputi pemenuhan
Perkembangan sosial anak usia kebutuhan fisik seperti makan, minum dan
prasekolah berhubungan dengan kemampuan kebutuhan non fisik seperti perhatian, empati,
mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi kasih sayang dan lain-lain (Wibowo, 2012).
dengan lingkungannya. Indikator Terdapat tiga bentuk pola asuh yang
perkembangan sosial tersebut meliputi yang bisa mempengaruhi perkembangan
delapan kategori yaitu self help general sosial anak yaitu pola asuh demokratis, pola
(SHG), self help eating (SHE), self help asuh otoriter, permisif. Pola asuh demokratis
dressing (SHD), self help direction (SD), mengedepankan ekspresi penuh cinta dan
Occupation (O), communication (C), tanggap kepada anak, dimana anak diberi
locomotion (L), dan socialization (S) kebebasan tetapi dalam batasan-batasan
(Soetdjiningsih & Ranuh, 2013). tertentu (Key, 2013). Dalam pola asuh otoriter
Adapun self help general (SHG) orang tua bertindak bahwa sesuatu yang
merupakan kemampuan dan kemauan anak menjadi aturannya harus dipatuhi dan dijalani
untuk melakukan sesuatu sendiri, sehingga oleh anak (Mursid, 2016). Sedangkan pola
anak dapat menolong dirinya sendiri dalam asuh permisif adalah pola asuh yang bersifat
melakukan aktivitasnya. Self help eating children centered maksudnya adalah bahwa
(SHE) adalah kemampuan anak untuk segala aturan dan ketetapan keluarga berada di
menolong diri sendiri dalam hal makan, tangan anak, dimana orang tua jarang bahkan
dengan kata lain anak mampu makan sendiri. tidak mengontrol perbuatan anak (Wina,
Self help dressing (SHD) merupakan Yudiernawati, & Maemunah, 2016).
kemampuan anak untuk berpakaian sendiri. Dalam hubungan dengan
Self help direction (SD) adalah kemampuan perkembangan sosial anak usia prasekolah,
anak untuk mengarahkan, memimpin dirinya seorang ibu lebih cenderung melakukan peran
sendiri dan bertanggung jawab terhadap manajerial seperti pengaturan mengenai
dirinya sendiri. Occupation (O) adalah kesempatan anak untuk melakukan kontak
kemampuan anak untuk melakukan pekerjaan sosial dengan teman sebaya ataupun orang
bagi dirinya sendiri dalam rangka mencapai dewasa (Ismiatun & Yoyon, 2019).
3 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 6, Nomor 1, Juni 2021 (ISSN: 2548-4702)

Namun, sejalan dengan perkembangan diperhatikan dan mencari perhatian di luar.


zaman, banyak ibu yang terjun ke dalam dunia Anak juga tidak merasa dekat dengan ibunya
kerja. Hal ini tampak pada data statistik yang (Muntiani & Supartini, 2013). Nursalam
ada bahwa pada tahun 2019 perempuan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Indonesia yang bekerja sebanyak 40,23%, di Sulistyowati dan Kisdiarti, menjelaskan bahwa
Nusa Tenggara Timur sebanyak 44,96% semakin sibuk seseorang bekerja, semakin
perempuan yang bekerja (Subdirektorat besar kemungkinan untuk mengabaikan
Statistik Ketenagakerjaan, 2019), sedangkan di informasi-informasi di luar pekerjaanya,
Manggarai pada tahun 2017 sebanyak 42,09% sehingga tingkat pengetahuannya menurun.
perempuan yang bekerja (Badan Pusat Hal ini bisa terjadi pada ibu yang bekerja,
Statistik Kabupaten Manggarai, 2017). karena minimnya pengetahuan akan
Status pekerjaan ibu akan perkembangan sosial anak, ibu cenderung
mempengaruhi cara ibu mengasuh anak atau tidak memantau dan tidak mengarahkan anak
dengan kata lain mempengaruhi pola asuh pada perkembangan sosial yang sesuai,
yang diterapkan ibu. Spencer berpendapat kondisi ini berpengaruh secara langsung
bahwa ibu yang bekerja cenderung memiliki berupa keterlambatan perkembangan sosial
cara pengasuhan yang lebih buruk daripada seperti anak tumbuh menjadi penakut,
ibu yang tidak bekerja (Ismiatun & Yoyon, pendiam, pemalu, atau biasanya anak lebih
2019). Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan suka bergaul dengan remaja yang berperilaku
menyita waktu seringkali menjadi penghambat yang kurang baik seperti berperilaku kasar
pemenuhan kebutuhan untuk kebersamaan yang akan memberi dampak buruk terhadap
dalam keluarga, merawat dan mengasuh anak, masa depan anak berupa resiko kenakalan
sehingga interaksi antara ibu dan anak menjadi remaja (Sulistyowati & Kasdiarti, 2016).
sangat terbatas, jika dibandingkan dengan ibu Dari hasil penelitian yang dilakukan
yang tidak bekerja, yang setiap hari berada oleh Wina,dkk (2016) diketahui bahwa
bersama anaknya. Keadaan ini dikhawatirkan sebagian besar responden (82,5%)
akan berpengaruh pada pertumbuhan dan mendapatkan pola asuh orang tua dalam
perkembangan anak (Supartini, 2004). kategori demokratis, dan sebagian besar
Menurut penelitian yang dilakukan responden (87,5%) mempunyai perkembangan
oleh Tong, dkk mengemukakan bahwa sosial dalam kategori baik. Dari hasil
berkurangnya interaksi antara ibu yang bekerja penelitian ini dilihat ada hubungan signifikan
dan anak khususnya dalam hal bermain antara pola asuh orang tua dan perkembangan
bersama dapat mempengaruhi keterampilan sosial anak usia prasekolah di TK Muslimat
sosial anak, karena melalui permainan anak Ar – Rohma Gading Kembar Kecamatan
belajar tentang interaksi yang terstruktur dan Jabung Kabupaten Malang (Wina,
harmonis yang kemudian akan mempengaruhi Yudiernawati, & Maemunah, 2016).
perilaku dan kemandirian anak (Tong, et al., PAUD St. Juliana adalah salah satu
2009). PAUD yang mengalami masalah dengan
Sedangkan menurut penelitian yang perkembangan sosial, karena masih banyak
dilakukan oleh Muntiani dan Supartini, ibu anak yang menangis ketika ditinggal orang
yang bekerja cenderung mengalami kelelahan tuanya, anak juga mengalami masalah dalam
fisik setelah bekerja karena itu, kurang hal kemandirian dimana banyak anak yang
mendengarkan keluhan-keluhan anak, masih memerlukan bantuan saat ke toilet.
akibatnya anak sering merasa tidak
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan....... 4

Berdasarkan fenomena diatas, penulis dengan 720, sedangkan nilai alpha cronbach
tertarik untuk melakukan penelitian tentang sebesar 0,920.
“Hubungan pola asuh ibu bekerja dengan Analisa data yang digunakan
perkembangan sosial anak usia prasekolah di menggunakan program statistik SPSS 22.0 for
PAUD St.Juliana Golo Bilas”. window dengan uji statistik Exact Fisher Test.
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran pola asuh yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diterapkan oleh ibu bekerja pada anak usia Penelitian ini dilakukan di PAUD
prasekolah, gambaran tingkat perkembangan St.Juliana Golo Bilas pada tanggal 21-28
sosial anak usia prasekolah dan untuk Februari 2021. Responden dari penelitian ini
mengetahui hubungan pola asuh ibu bekerja adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia
dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah yang bersekolah di PAUD
prasekolah di PAUD St.Juliana Golo Bilas. St.Juliana Golo Bilas sebanyak 20 orang dan
anak usia prasekolah yang bersekolah di
METODE PAUD St.Juliana Golo Bilas sebanyak 20
Penelitian ini merupakan penelitian orang.
kuantitatif deskriptif korelasional dengan
rancangan penelitian cross sectional. Teknik Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
sampling yang digunakan dalam penelitian ini Ibu
adalah total sampling, dimana seluruh
populasi diambil sebagai sampel, sehingga Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik
jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah Berdasarkan Usia Ibu
20 ibu dan 20 anak. No Usia ibu N %
1 17 – 25 tahun 6 30
Teknik pengumpulan data 2 26 – 35 tahun 10 50
menggunakan data primer dan sekunder. Data 3 36 – 45 tahun 3 15
primer diperoleh dari responden menggunakan 4 46 – 55 tahun 1 5
Parenting Styles and Dimensions Total 20 100
Questionnaire (PSDQ) untuk mengukur pola Sumber : data primer tahun 2021
asuh ibu bekerja, dan untuk mengukur Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa,
perkembangan sosial anak usia prasekolah responden terbanyak berusia antara 26 – 35
peneliti menggunakan lembar observasi tahun yaitu 10 orang (50%) dan yang paling
VSMS (Vineland Social Maturity Scale). sedikit adalah usia 46 – 55 tahun berjumlah 1
Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil orang (5%). Menurut Departemen Kesehatan
pengambilan data awal di PAUD St.Juliana RI, usia 26-35 tahun masuk dalam kategori
Golo Bilas, dan dari jurnal serta buku-buku dewasa awal (Amin & Juniati, 2017).
sebagai referensi. Usia merupakan salah satu faktor yang
Instrumen yang digunakan dalam mempengaruhi pola asuh yang diterapkan
penelitian ini merupakan instrumen baku, oleh ibu bekerja. Jika ibu berusia terlalu muda
tetapi penulis tetap melakukan uji validitas dan ataupun terlalu tua, akan mempengaruhinya
realibilitas. Kuesioner PSDQ untuk mengukur dalam menjalankan peran-peran pengasuhan,
pola asuh ibu bekerja dinyatakan valid dengan karena sangat dibutuhkan kekuatan fisik dan
dengan nilai r hitung berkisar antara 503 sampai psikososial (Altridonatho & Agency, 2014).
Dengan bertambahnya usia ibu, tenaga yang
5 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 6, Nomor 1, Juni 2021 (ISSN: 2548-4702)

diberikan untuk mengurus anak tidak Tabel 3.Distribusi Frekuensi Karakteristik


seoptimal pada usia muda sehingga ibu tidak Berdasarkan Pekerjaan Ibu
selalu berada di dekat anak untuk melatih dan No Pekerjaan Ibu N %
mengembangkan kemandirian anak, 1 Karyawati 8 40
sedangkan ibu yang memiliki usia terlalu 2 Wiraswasta 7 35
3 Guru 5 25
muda akan lebih mendahulukan
Total 20 100
kepentingannya sendiri, sehingga ibu sering
Sumber : data primer tahun 2021
meninggalkan anaknya dan biasanya ibu
Dari hasil penelitian ini diketahui
mengganti waktu yang terbuang dengan cara
bahwa jumlah responden terbanyak adalah
memperbolehkan apapun yang dikehendaki
yang bekerja sebagai karyawati dengan jumlah
oleh anak (Azizah, 2019).
8 orang (40%), dan yang paling sedikit
responden yang bekerja sebagai guru yaitu
Karakteristik Responden Berdasarkan
berjumlah 5 orang (25%).
Pendidikan Ibu
Status pekerjaan ibu digunakan untuk
Tabel 2.Distribusi Frekuensi Karakteristik mengetahui penggunaan waktu untuk
Berdasarkan Pendidikan Ibu mengasuh anak (Filiya, 2008). Pekerjaan akan
No Pendidikan Ibu N % mempengaruhi pengetahuan ibu dalam
1 SD 4 20 mengasuh anak. Pegawai pemerintahan seperti
2 SMA 7 35 guru akan selalu dituntut untuk selalu
3 D3 2 10 memperbaharui informasi, sehingga akan
4 S1 7 35
menambah pengetahuan ibu, hal ini berbeda
Total 20 100
dengan para pekerja swasta (wiraswasta dan
Sumber : data primer tahun 2021
karyawati) yang terfokus pada satu pekerjaan
Dari tabel 2, diketahui jumlah
sehingga untuk memperoleh informasi sangat
responden terbanyak adalah ibu berpendidikan
sedikit. Terkadang pekerja serta kesibukannya
SMA sebanyak 7 orang (35%) dan S1
dapat menjadikan seorang individu kurang
sebanyak 7 orang (35%), sedangkan yang
memperhatikan sesuatu sekitar mereka
paling sedikit adalah responden yang
(Sulistyowati & Kasdiarti, 2016).
berpendidikan D3 yaitu berjumlah 2 orang
(10%).
Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan orang tua akan
Jumlah Jam Kerja Per Hari
mempengaruhi kesiapan orang tua dalam
menjalankan pengasuhan terhadap anaknya
Tabel 4.Distribusi Frekuensi Karakteristik
(Altridonatho & Agency, 2014). Pendidikan
Berdasarkan Jumlah Jam Kerja Ibu Per
ibu akan memberikan dampak bagi pola pikir
Hari
dan cara pandang ibu dalam mengasuh dan
Jumlah Jam kerja Ibu
mendidik anak. Semakin tinggi pendidikan ibu No N %
Per Hari
maka semakin baik juga pengasuhan yang 1 1 – 3 jam 1 5
diterapkan (Wina, Yudiernawati, & 2 4 – 6 jam 7 35
Maemunah, 2016). 3 7 – 9 jam 12 60
Total 20 100
Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber : data primer tahun 2021
Pekerjaan Ibu Dalam penelitian ini, responden
terbanyak adalah yang bekerja selama 4 – 6
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan....... 6

jam per hari sejumlah 12 orang ( 60%),


sedangkan yang paling sedikit adalah ibu yang Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
bekerja selama 1 – 3 jam per hari sejumlah 1 Anak
orang (5%).
Apabila waktu kerja lebih dari 7 jam Tabel 6.Distribusi Frekuensi Karakteristik
keadaan ini akan mengurangi waktu Berdasarkan Usia Anak
kebersamaan antara ibu dan anak, keadaan ini
akan menyebabkan ibu tidak dapat mengasuh No Usia Anak N %
anaknya dengan baik (Filiya, 2008). Ibu yang 1 3,0 – 4,6 tahun 7 35
bekerja purna waktu sebelum anak berusia tiga 2 4,7 – 5,6 tahun 7 35
3 5,7 – 6,6 tahun 6 30
bulan akan mengakibatkan timbulnya
Total 20 100
gangguan kecemasan pada anak. Semakin
Sumber : data primer tahun 2021
lama waktu ibu bekerja akan semakin kurang
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat
perkembangan anak karena anak kurang
bahwa yang terbanyak adalah responden yang
distimulasi perkembanganannya (Azizah,
berusia antara 3,0 – 4,6 tahun dan 4,7 – 5,6
2019).
tahun sebanyak masing-masing 7 orang (35%),
sedangkan yang paling sedikit adalah
Karakteristik Responden Berdasarkan
responden yang berusia antara 5,7 – 6,6 tahun
Jenis Kelamin Anak
sebanyak 6 orang (30%).
Anak usia prasekolah seringkali
Tabel 5.Distribusi Frekuensi Karakteristik
mengalami masalah perilaku karena anak
Berdasarkan Jenis kelamin Anak
No Pekerjaan Ibu N %
sedang dalam proses pengembangan
1 Laki-laki 12 60 kepribadian. Perkembangan sosial pada anak
2 Perempuan 8 40 diawali dengan bermain secara paralel, dimana
Total 20 100 anak terlihat seolah-olah bermain dengan
Sumber : data primer tahun 2021 temannya padahal ternyata asyik bermain
Dari tabel 5, diketahui bahwa sebagian dengan permainannya sendiri (Sofia, Irzalinda,
besar responden anak dalam penelitian & Prawisudawati, 2016).
berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah
sebanyak 12 orang (60%), sedangkan Hasil Uji Univariat Variabel Pola Asuh Ibu
responden dengan jenis kelamin perempuan Bekerja
sebanyak 8 orang (40%).
Tabel 7. Hasil Analisis Univariat Variabel
Anak laki-laki dan perempuan tumbuh
Pola Asuh Ibu Bekerja
dalam dunia sosial yang berbeda. Anak laki-
No Pola Asuh Ibu Bekerja N %
laki cenderung bermain dalam kelompok besar 1 Demokratis 9 45
yang terstruktur secara hirarkis yang memiliki 2 Otoriter 10 50
seorang pemimpin untuk mengatur apa yang 3 Permisif 1 5
harus dilakukan dan bagaimana cara Total 20 100
melakukannya, sedangkan anak perempuan Sumber : data primer tahun 2021
biasanya bermain dalam kelompok yang lebih Berdasarkan hasil uji univariat variabel
kecil atau kelompok sebaya anak perempuan pola asuh ibu bekerja dapat diketahui bahwa
yang lebih dekat (Sofia, Irzalinda, & yang terbanyak adalah ibu bekerja yang
Prawisudawati, 2016). menerapkan pola otoriter, yaitu sebanyak 10
7 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 6, Nomor 1, Juni 2021 (ISSN: 2548-4702)

responden (50%), sedang yang paling sedikit kekerasan yang biasa dilakukan oleh orang tua
adalah ibu bekerja yang menerapkan pola asuh di Manggarai berupa kekerasan fisik, psikis
permisif, yaitu sebanyak 1 orang (5%). dan kekerasan verbal (Domino, 2019). Anak
Dalam pola asuh otoriter, orang tua dalam tradisi Manggarai diposisikan sebagai
bertindak bahwa sesuatu yang menjadi objek orang dewasa bukan sebagai subyek
aturannya harus dipatuhi dan dijalani oleh yang memiliki kebebasan pribadi (Lon &
anak (Mursid, 2016), ini dibuktikan dari Widyawati, 2017).
kuesioner yang diisi oleh responden pada saat
penelitian, bahwa ibu sering mengancam Hasil Analisis Univariat Variabel
bahkan memberikan hukuman fisik terhadap Perkembangan Sosial Anak
anak ketika tidak mengikuti keinginan ibu.
Dari penelitian terdahulu yang Tabel 8.Hasil Analisis Univariat Variabel
dilakukan oleh Utami, dkk (2019) didapatkan Perkembangan Sosial Anak
hasil bahwa hampir setengah dari jumlah No
Perkembangan Sosial
N %
responden ibu bekerja, menerapkan pola asuh Anak
1 Kurang 6 30
otoriter dengan jumlah 40%, hal ini
2 Sesuai 9 45
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
3 Lebih 5 25
pengalaman sebelumnya dalam pengasuhan Total 20 100
anak, pendidikan ibu dan kualitas interaksi ibu Sumber : data primer tahun 2021
dan anak (Utami, Maulia, & Indriastuti, 2019). Dalam tabel 8, dapat dilihat bahwa
Sedangkan pada penelitian yang jumlah responden terbanyak adalah responden
dilakukan oleh Shaomi (2017), didapatkan yang mengalami perkembangan sosial yang
hasil yaitu 43,5% ibu bekerja menerapkan pola sesuai sebanyak 9 orang (45%), sedangkan
asuh otoriter. Penerapan pola asuh otoriter ini, yang paling sedikit adalah responden yang
disebabkan oleh keterbatasan waktu yang mengalami perkembangan sosial lebih
dimiliki ibu dan juga kondisi fisik ibu yang sebanyak 5 orang (25%).
sudah terkuras selama bekerja sehingga ibu Perkembangan sosial dikatakan sesuai
lebih cenderung mengancam dan memaksa jika perkembangan kemampuan anak untuk
anak (Shaumi, 2017). berinteraksi dan bersosialisasi dengan
Hasil penelitian di atas tidak sejalan lingkungannya sesuai dengan usia dan tugas
dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawan, perkembangannya (Soetdjiningsih & Ranuh,
dkk. (2019), yang menyatakan bahwa ibu 2013). Pernyataan ini diperkuat dengan hasil
bekerja cenderung menerapkan pola asuh observasi yang dilakukan dalam penelitian ini,
demokratis. dimana hampir setengah responden anak
Dengan mengacu pada hasil penelitian mampu melakukan pernyataan-pernyataan
diatas dapat dikatakan bahwa mayoritas ibu yang tertera pada lembar observasi sesuai
bekerja menerapkan pola asuh otoriter dengan periode usianya.
disebabkan oleh budaya setempat. Hal ini Hasil penelitian ini sejalan dengan
didukung oleh pendapat Domino yang penelitian yang dilakukan oleh Wina (2016),
mengatakan bahwa gaya pengasuhan yang yang menunjukan bahwa sebagian besar
diterapkan oleh orang tua berhubungan dengan respondennya memiliki perkembangan sosial
konteks budaya. Orang tua di Manggarai dalam kategori baik atau sesuai, hal ini
cenderung mendisiplinkan anak dengan cara disebabkan karena pada usia prasekolah anak
memberi hukuman kepada anak. Bentuk
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan....... 8

mengalami penyesuaian cara bergaul dengan perkembangan pada periode umur yang
teman-temannya dan pada masa inilah dasar bersangkutan. Hasil penelitian ini sejalan
sikap sosial dan perilaku sosial anak dibentuk dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
(Wina, Yudiernawati, & Maemunah, 2016). mengatakan bahwa anak yang diasuh dengan
Sedangkan Batubara berpendapat bahwa pola asuh otoriter cenderung suka menyendiri,
perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh mengalami kemunduran perkembangan, dan
perlakuan atau bimbingan orang tua dalam hal kurang memiliki inisiatif (Irawan, Verawati, &
ini ibu, untuk mengenalkannya pada berbagai Putri, 2019). Anak dengan pola otoriter
aspek kehidupan sosial (Batubara, Wahyuni, mengalami perkembangan sosial yang lebih
& Adha, 2018). dikarenakan ibu selalu memaksa anak untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
Hasil Uji Bivariat sang ibu, sehingga anak tumbuh menjadi
penurut, mandiri tetapi cenderung munafik
Tabel 9.Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja (Helmawati, 2014). Ini dibuktikan ketika
Dengan Perkembangan Sosial Anak dalam penelitian, peneliti menemukan bahwa
Usia Prasekolah anak dengan pola asuh otoriter sangat mandiri
Perkembangan Sosial untuk melakukan sesuatu bahkan
P
Pola Kura- Total
Asuh ng
Sesuai lebih Val kemampuannya berada di atas periode
ue umurnya.
N % N % N % N %
Demo
0 0 8 40 1 5 9 45 Dalam penelitian ini, selain pola asuh
kratis
otoriter, ibu bekerja juga menerapkan pola
Otori
5 25 1 5 4 20 10 50 asuh demokratis dengan jumlah 9 orang
ter 0,001
Perm
1 5 0 0 0 0 1 5
(45%). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
isif ibu bekerja yang menerapkan pola asuh
Total 6 30 9 45 5 25 20 100
demokratis cenderung memiliki anak dengan
Sumber: data primer tahun 2021
perkembangan sosial yang sesuai yaitu
Dalam penelitian ini didapatkan hasil
berjumlah 8 orang (40%), dan perkembangan
bahwa setengah dari jumlah responden ibu
sosial lebih sebanyak 1 orang (5%). Hal ini
bekerja menerapkan pola asuh otoriter dengan
dikarenakan biasanya ibu dengan pola asuh
jumlah 10 orang (50%). Anak yang tumbuh
demokratis biasanya akan memberikan
dengan pola asuh otoriter cenderung
kesempatan kepada anaknya untuk tidak selalu
mengalami pertumbuhan sosial yang kurang
bergantung dengan orang lain, ia akan
sesuai yaitu kurang dari usia ataupun
memberikan kebebasan pada anak untuk
perkembangan lebih dari usia, sebagaimana
mencoba melakukan sesuatu tetapi tetap dalam
yang digambarkan pada tabel 9 bahwa ibu
batasan tertentu untuk mengontrol perilaku
bekerja yang menerapkan pola asuh otoriter
anak. Kebebasan ini membuat anak lebih
memiliki anak dengan perkembangan sosial
kreatif dan mau mencoba hal-hal baru
kurang sebanyak 5 orang (25%),
sehingga anak lebih mampu bertanggungjawab
perkembangan lebih sebanyak 4 orang (20%),
terhadap apa yang mereka lakukan, mampu
sedangkan anak dengan perkembangan sesuai
memimpin dan mengarahkan diri sendiri serta
hanya 1 orang (5%). Pada saat peneliti
mandiri untuk memenuhi kebutuhannya
melakukan penelitian, anak dengan
seperti makan sendiri, berpakaian sendiri dan
perkembangan sosial kurang, cenderung tidak
bersosialisasi dengan baik (Putri, 2012). Hal
mampu melakukan secara mandiri tugas
ini dibuktikan dalam penelitian ini, bahwa
9 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 6, Nomor 1, Juni 2021 (ISSN: 2548-4702)

anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak
mampu melakukan tugas perkembangannya usia prasekolah dengan P Value 0,000.
secara mandiri sesuai dengan periode
umurnya. KESIMPULAN
Sedangkan ibu yang menerapkan pola Gambaran pola asuh ibu bekerja pada
asuh permisif berjumlah 1 orang (5%), anak usia prasekolah di PAUD St.Juliana Golo
memiliki anak dengan perkembangan sosial Bilas adalah pola asuh otoriter sebanyak 10
kurang. Ini sesuai dengan pendapat Irawan orang (50%), pola asuh demokratis sebanyak 9
(2019) yang mengatakan bahwa ibu bekerja orang (45%), dan pola asuh permisif sebanyak
yang menerapkan pola asuh permisif biasanya 1 orang (5%).
membiarkan anak melakukan sesuatu tanpa Gambaran tingkat perkembangan sosial
pengawasan, jarang mengoreksi atau anak usia prasekolah di PAUD St.Juliana Golo
memperingatkan anak dan cenderung Bilas, tingkat perkembangan sosial kurang
memanjakan anak. Pola permisif akan berjumlah 6 orang (30%), tingkat
memberikan dampak buruk terhadap perkembangan sesuai berjumlah 9 orang
perkembangan sosial anak karena akan (45%), sedangkan tingkat perkembangan lebih
tumbuh menjadi pribadi yang manja, tidak sebanyak 5 orang (25%).
mandiri atau selalu bergantung pada orang lain Ada hubungan yang signifikan antara
dan kurang matang secara sosial (Irawan, pola asuh ibu bekerja dan perkembangan
Verawati, & Putri, 2019). Ini dibuktikan dari sosial anak usia prasekolah di PAUD St.
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, Juliana Golo Bilas, dengan nilai p value
bahwa anak yang diasuh dengan pola asuh 0,001<0,05.
permisif tidak mampu melakukan secara
mandiri tugas perkembangan yang termasuk
dalam periode umurnya. DAFTAR RUJUKAN
Berdasarkan hasil uji fisher (Exact Altridonatho, & Agency, B. (2014).
Fisher Test), menunjukan P Value sebesar Mengembangkan Pola Asuh
0,001 berarti ada hubungan yang signifikan Demokratis. Jakarta: IKAPI.
antara pola asuh ibu bekerja dengan
perkembangan sosial anak usi prasekolah di Amin, M., & Juniati, D. (2017). Klasifikasi
PAUD St.Juliana Golo Bilas. Perkembangan Kelompok Umur Manusia Berdasarkan
sosial diartikan sebagai kemampuan anak usia Analisis Dimensi Fraktal Box
3-6 tahun dalam hal kemandirian dan Counting Dari Citra Wajah Dengan
penyesuaian diri untuk berinteraksi dan Deteksi Tepi Canny. Jurnal Ilmiah
bersosialisasi dengan lingkungan yang sesuai Matematika .
dengan tugas perkembangannya. Salah satu
Azizah, M. (2019). Hubungan Pola Asuh Ibu
faktor yang dapat mempengaruhi
Bekerja Terhadap Kemandirian Anak
perkembangan anak usia prasekolah adalah
Usia 5-6 Tahun di TK Se kelurahan
pola asuh yang diterapkan oleh ibu. Semakin
Cinere-Depok.
baik pola asuh yang diterapkan ibu, semakin
sesuai juga perkembangan sosial anak. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai.
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang (2017). Angkatan Kerja. Retrieved
dilakukan oleh Irawan, dkk. (2019), yang Desember 18, 2020, from BPS
menjelaskan bahwa ada hubungan pola asuh
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan.......
10

Manggarai: Muntiani, & Supartini. (2013). Hubungan Ibu


https://manggaraikab.bps.go.id/ Bekerja Dengan Perkembangan Balita
Usia 4-5 Tahun Di TK Dharma Wanita
Batubara, H. S., Wahyuni, R. S., & Adha, D. Desa Grogol Kecamatan Tulangan
A. (2018). Hubungan Pola Asuh Ibu Kabupaten Sidoarjo. Embrio Jurnal
Terhadap Perkembangan Sosial Anak Kebidanan .
Prasekolah Di Kelompok Bermain
Bunayya Pekanbaru Tahun 2018. Mursid. (2016). Perkembangan Pembelajaran
Ensiklopedia Of Journal . Paud. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Domino, P. (2019). Pola Asuh Orang Tua Putri, G. P. (2012). Perbedaan Perkembangan
Dengan Menggunakan Kekerasan sosial Anak Prasekolah Dengan Pola
Terhadap Anak Dalam Keluarga Di Asuh Demokratis Dan Otoriter Di
Manggarai, NTT. Psikologi Pendidikan Taman Kanak-Kanak Dharma Indria
. Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

Filiya, A. N. (2008). Hubungan Tumbuh Shaumi, Z. (2017). Perbedaan Pola Asuh


Kembang Anak Dengan Pola Asuh Ibu Antara Ibu Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja. Bekerja Pada Anak Di TK PGRI
Slungkep 02. Prosiding HEFA (pp.
Helmawati. (2014). Pendidikan dalam 456-466). Kudus: LPPM STIKES
Keluarga. Bandung: Remaja Cendekia Utama Kudus.
Rosdakarya.
Soetdjiningsih, & Ranuh, I. N. (2013).
Irawan, R., Verawati, M., & Putri, D. R. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
(2019). Hubungan Pola Asuh Ibu
Bekerja dengan perkembangan Sosial Sofia, A., Irzalinda, V., & Prawisudawati, E.
Anak Usia Prasekolah. Health Science (2016). Faktor-Faktor Yang Berperan
Journal . Terhadap Perkembangan Sosial Anak
Usia Dini. Pedagogika .
Ismiatun, A. N., & Yoyon, S. (2019).
Pengaruh Pengasuhan Ibu Yang Subdirektorat Statistik Ketenagakerjaan.
Bekerja Terhadap perkembangan (2019). Keadaan Angkatan Kerja Di
Sosial Anak Usia 5-6 Tahun Di Indonesia Februari 2019. Jakarta: BPS
Kabupaten Purbalingga. Jurnal Al- RI.
Abyadh .
Sulistyowati, A., & Kasdiarti, R. (2016). Studi
Key, J. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Bekerja
Yogyakarta: Kanisius. Tentang Perkembangan Sosial Anak
Prasekolah Di Desa Simogirang
Lon, Y. S., & Widyawati, F. (2017). Kecamatan Prambon, Sidoarjo.
Lingkaran Kekerasan Terhadap Anak
Dalam Masyarakat Manggarai. Jurnal Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar
Pendidikan dan Kebudayaan Missio . Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
11 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 6, Nomor 1, Juni 2021 (ISSN: 2548-4702)

Tong, L., Shinohara, R., Sugisawa, Y.,


Tanaka, E., Maruyama, A., Sawada,
Y., et al. (2009). Relationship Of
Working Mothers' Parenting Style and
Consistency To Early Childhood
Development: A Longitudinal
Investigation. Journal Of Advanced
Nursing .

Utami, W., Maulia, D., & Indriastuti, H. I.


(2019). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua(Ibu) yang Bekerja dan Tidak
Bekerja Dengan Perkembangan
Psikososial Anak Usia Prasekolah Di
TK Aisyiyah III Kebumen. University
Research Colloquium .

Wibowo, A. (2012). Pendidikan Karakter.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wina, L., Yudiernawati, A., & Maemunah, N.


(2016). Hubungan Pola Asuh Orang
Tua Dengan Perkembangan Sosial
Anak Usia Prasekolah (4-6 Tahun) Di
TK Muslimat Al-Rohma Gading
Kembar Kecamatan Jabung Kabupaten
Malang. Nursing newss .

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan


anak Dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosada Karya.

Anda mungkin juga menyukai