Abstract: The main role of a mother is caring for children, but over time, many mothers have entered the world
of work, so that the role of parenting has become increasingly complicated. This will affect the social
development of preschool children, because in this period, children learn to socialize with their environment,
which is learned from their relationship with their mother. The purpose of this study was to determine the
relationship between working mother parenting with social development of preschool children. This research is a
quantitative descriptive correlational study with a cross sectional research design. The sampling technique used
was total sampling with a total of 20 working mothers and 20 preschool children who attended early childhood
education at PAUD St. Juliana Golo Bilas. The data analysis used was univariate and bivariate analysis using the
Exact Fisher Test. The results showed p value 0.001 <0.05, which means that there is a significant relationship
between the parenting style of working mothers with the social development of preschool children at PAUD St.
Juliana Golo Bilas. It is hoped that parents, especially working mothers, can apply appropriate parenting so that
children can experience appropriate social development.
Keywords: Working mothers, Parenting, social development, Preschool age.
Abstrak: Peran utama seorang ibu adalah mengasuh anak, tetapi seiring dengan perkembangan zaman banyak ibu
yang terjun ke dunia kerja, sehingga peran pengasuhan pun menjadi semakin rumit. Hal ini akan mempengaruhi
perkembangan sosial anak usia prasekolah, karena dalam periode ini, anak belajar untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya, yang dipelajari dari relasinya dengan sang ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif deskriptif korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling dengan jumlah 20 orang ibu bekerja dan 20 anak usia prasekolah yang mengikuti
pendidikan anak usia dini di PAUD St. Juliana Golo Bilas. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat
dan bivariat menggunakan uji Exact Fisher Test. Hasil penelitian menunjukan p value 0,001<0,05 berarti ada
hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah di
PAUD St.Juliana Golo Bilas. Diharapkan agar orang tua khususnya ibu yang bekerja dapat menerapkan pola asuh
yang sesuai agar anak dapat mengalami perkembangan sosial yang sesuai.
Kata Kunci: Ibu bekerja, Pola asuh, Perkembangan sosial, Usia prasekolah.
1
JWK: Vol 6, No 1, Thn 2021 (ISSN: 2548-4702)
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan....... 2
Berdasarkan fenomena diatas, penulis dengan 720, sedangkan nilai alpha cronbach
tertarik untuk melakukan penelitian tentang sebesar 0,920.
“Hubungan pola asuh ibu bekerja dengan Analisa data yang digunakan
perkembangan sosial anak usia prasekolah di menggunakan program statistik SPSS 22.0 for
PAUD St.Juliana Golo Bilas”. window dengan uji statistik Exact Fisher Test.
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran pola asuh yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diterapkan oleh ibu bekerja pada anak usia Penelitian ini dilakukan di PAUD
prasekolah, gambaran tingkat perkembangan St.Juliana Golo Bilas pada tanggal 21-28
sosial anak usia prasekolah dan untuk Februari 2021. Responden dari penelitian ini
mengetahui hubungan pola asuh ibu bekerja adalah ibu bekerja yang memiliki anak usia
dengan perkembangan sosial anak usia prasekolah yang bersekolah di PAUD
prasekolah di PAUD St.Juliana Golo Bilas. St.Juliana Golo Bilas sebanyak 20 orang dan
anak usia prasekolah yang bersekolah di
METODE PAUD St.Juliana Golo Bilas sebanyak 20
Penelitian ini merupakan penelitian orang.
kuantitatif deskriptif korelasional dengan
rancangan penelitian cross sectional. Teknik Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
sampling yang digunakan dalam penelitian ini Ibu
adalah total sampling, dimana seluruh
populasi diambil sebagai sampel, sehingga Tabel 1.Distribusi Frekuensi Karakteristik
jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah Berdasarkan Usia Ibu
20 ibu dan 20 anak. No Usia ibu N %
1 17 – 25 tahun 6 30
Teknik pengumpulan data 2 26 – 35 tahun 10 50
menggunakan data primer dan sekunder. Data 3 36 – 45 tahun 3 15
primer diperoleh dari responden menggunakan 4 46 – 55 tahun 1 5
Parenting Styles and Dimensions Total 20 100
Questionnaire (PSDQ) untuk mengukur pola Sumber : data primer tahun 2021
asuh ibu bekerja, dan untuk mengukur Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa,
perkembangan sosial anak usia prasekolah responden terbanyak berusia antara 26 – 35
peneliti menggunakan lembar observasi tahun yaitu 10 orang (50%) dan yang paling
VSMS (Vineland Social Maturity Scale). sedikit adalah usia 46 – 55 tahun berjumlah 1
Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil orang (5%). Menurut Departemen Kesehatan
pengambilan data awal di PAUD St.Juliana RI, usia 26-35 tahun masuk dalam kategori
Golo Bilas, dan dari jurnal serta buku-buku dewasa awal (Amin & Juniati, 2017).
sebagai referensi. Usia merupakan salah satu faktor yang
Instrumen yang digunakan dalam mempengaruhi pola asuh yang diterapkan
penelitian ini merupakan instrumen baku, oleh ibu bekerja. Jika ibu berusia terlalu muda
tetapi penulis tetap melakukan uji validitas dan ataupun terlalu tua, akan mempengaruhinya
realibilitas. Kuesioner PSDQ untuk mengukur dalam menjalankan peran-peran pengasuhan,
pola asuh ibu bekerja dinyatakan valid dengan karena sangat dibutuhkan kekuatan fisik dan
dengan nilai r hitung berkisar antara 503 sampai psikososial (Altridonatho & Agency, 2014).
Dengan bertambahnya usia ibu, tenaga yang
5 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 6, Nomor 1, Juni 2021 (ISSN: 2548-4702)
responden (50%), sedang yang paling sedikit kekerasan yang biasa dilakukan oleh orang tua
adalah ibu bekerja yang menerapkan pola asuh di Manggarai berupa kekerasan fisik, psikis
permisif, yaitu sebanyak 1 orang (5%). dan kekerasan verbal (Domino, 2019). Anak
Dalam pola asuh otoriter, orang tua dalam tradisi Manggarai diposisikan sebagai
bertindak bahwa sesuatu yang menjadi objek orang dewasa bukan sebagai subyek
aturannya harus dipatuhi dan dijalani oleh yang memiliki kebebasan pribadi (Lon &
anak (Mursid, 2016), ini dibuktikan dari Widyawati, 2017).
kuesioner yang diisi oleh responden pada saat
penelitian, bahwa ibu sering mengancam Hasil Analisis Univariat Variabel
bahkan memberikan hukuman fisik terhadap Perkembangan Sosial Anak
anak ketika tidak mengikuti keinginan ibu.
Dari penelitian terdahulu yang Tabel 8.Hasil Analisis Univariat Variabel
dilakukan oleh Utami, dkk (2019) didapatkan Perkembangan Sosial Anak
hasil bahwa hampir setengah dari jumlah No
Perkembangan Sosial
N %
responden ibu bekerja, menerapkan pola asuh Anak
1 Kurang 6 30
otoriter dengan jumlah 40%, hal ini
2 Sesuai 9 45
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
3 Lebih 5 25
pengalaman sebelumnya dalam pengasuhan Total 20 100
anak, pendidikan ibu dan kualitas interaksi ibu Sumber : data primer tahun 2021
dan anak (Utami, Maulia, & Indriastuti, 2019). Dalam tabel 8, dapat dilihat bahwa
Sedangkan pada penelitian yang jumlah responden terbanyak adalah responden
dilakukan oleh Shaomi (2017), didapatkan yang mengalami perkembangan sosial yang
hasil yaitu 43,5% ibu bekerja menerapkan pola sesuai sebanyak 9 orang (45%), sedangkan
asuh otoriter. Penerapan pola asuh otoriter ini, yang paling sedikit adalah responden yang
disebabkan oleh keterbatasan waktu yang mengalami perkembangan sosial lebih
dimiliki ibu dan juga kondisi fisik ibu yang sebanyak 5 orang (25%).
sudah terkuras selama bekerja sehingga ibu Perkembangan sosial dikatakan sesuai
lebih cenderung mengancam dan memaksa jika perkembangan kemampuan anak untuk
anak (Shaumi, 2017). berinteraksi dan bersosialisasi dengan
Hasil penelitian di atas tidak sejalan lingkungannya sesuai dengan usia dan tugas
dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawan, perkembangannya (Soetdjiningsih & Ranuh,
dkk. (2019), yang menyatakan bahwa ibu 2013). Pernyataan ini diperkuat dengan hasil
bekerja cenderung menerapkan pola asuh observasi yang dilakukan dalam penelitian ini,
demokratis. dimana hampir setengah responden anak
Dengan mengacu pada hasil penelitian mampu melakukan pernyataan-pernyataan
diatas dapat dikatakan bahwa mayoritas ibu yang tertera pada lembar observasi sesuai
bekerja menerapkan pola asuh otoriter dengan periode usianya.
disebabkan oleh budaya setempat. Hal ini Hasil penelitian ini sejalan dengan
didukung oleh pendapat Domino yang penelitian yang dilakukan oleh Wina (2016),
mengatakan bahwa gaya pengasuhan yang yang menunjukan bahwa sebagian besar
diterapkan oleh orang tua berhubungan dengan respondennya memiliki perkembangan sosial
konteks budaya. Orang tua di Manggarai dalam kategori baik atau sesuai, hal ini
cenderung mendisiplinkan anak dengan cara disebabkan karena pada usia prasekolah anak
memberi hukuman kepada anak. Bentuk
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan....... 8
mengalami penyesuaian cara bergaul dengan perkembangan pada periode umur yang
teman-temannya dan pada masa inilah dasar bersangkutan. Hasil penelitian ini sejalan
sikap sosial dan perilaku sosial anak dibentuk dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
(Wina, Yudiernawati, & Maemunah, 2016). mengatakan bahwa anak yang diasuh dengan
Sedangkan Batubara berpendapat bahwa pola asuh otoriter cenderung suka menyendiri,
perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh mengalami kemunduran perkembangan, dan
perlakuan atau bimbingan orang tua dalam hal kurang memiliki inisiatif (Irawan, Verawati, &
ini ibu, untuk mengenalkannya pada berbagai Putri, 2019). Anak dengan pola otoriter
aspek kehidupan sosial (Batubara, Wahyuni, mengalami perkembangan sosial yang lebih
& Adha, 2018). dikarenakan ibu selalu memaksa anak untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan
Hasil Uji Bivariat sang ibu, sehingga anak tumbuh menjadi
penurut, mandiri tetapi cenderung munafik
Tabel 9.Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja (Helmawati, 2014). Ini dibuktikan ketika
Dengan Perkembangan Sosial Anak dalam penelitian, peneliti menemukan bahwa
Usia Prasekolah anak dengan pola asuh otoriter sangat mandiri
Perkembangan Sosial untuk melakukan sesuatu bahkan
P
Pola Kura- Total
Asuh ng
Sesuai lebih Val kemampuannya berada di atas periode
ue umurnya.
N % N % N % N %
Demo
0 0 8 40 1 5 9 45 Dalam penelitian ini, selain pola asuh
kratis
otoriter, ibu bekerja juga menerapkan pola
Otori
5 25 1 5 4 20 10 50 asuh demokratis dengan jumlah 9 orang
ter 0,001
Perm
1 5 0 0 0 0 1 5
(45%). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
isif ibu bekerja yang menerapkan pola asuh
Total 6 30 9 45 5 25 20 100
demokratis cenderung memiliki anak dengan
Sumber: data primer tahun 2021
perkembangan sosial yang sesuai yaitu
Dalam penelitian ini didapatkan hasil
berjumlah 8 orang (40%), dan perkembangan
bahwa setengah dari jumlah responden ibu
sosial lebih sebanyak 1 orang (5%). Hal ini
bekerja menerapkan pola asuh otoriter dengan
dikarenakan biasanya ibu dengan pola asuh
jumlah 10 orang (50%). Anak yang tumbuh
demokratis biasanya akan memberikan
dengan pola asuh otoriter cenderung
kesempatan kepada anaknya untuk tidak selalu
mengalami pertumbuhan sosial yang kurang
bergantung dengan orang lain, ia akan
sesuai yaitu kurang dari usia ataupun
memberikan kebebasan pada anak untuk
perkembangan lebih dari usia, sebagaimana
mencoba melakukan sesuatu tetapi tetap dalam
yang digambarkan pada tabel 9 bahwa ibu
batasan tertentu untuk mengontrol perilaku
bekerja yang menerapkan pola asuh otoriter
anak. Kebebasan ini membuat anak lebih
memiliki anak dengan perkembangan sosial
kreatif dan mau mencoba hal-hal baru
kurang sebanyak 5 orang (25%),
sehingga anak lebih mampu bertanggungjawab
perkembangan lebih sebanyak 4 orang (20%),
terhadap apa yang mereka lakukan, mampu
sedangkan anak dengan perkembangan sesuai
memimpin dan mengarahkan diri sendiri serta
hanya 1 orang (5%). Pada saat peneliti
mandiri untuk memenuhi kebutuhannya
melakukan penelitian, anak dengan
seperti makan sendiri, berpakaian sendiri dan
perkembangan sosial kurang, cenderung tidak
bersosialisasi dengan baik (Putri, 2012). Hal
mampu melakukan secara mandiri tugas
ini dibuktikan dalam penelitian ini, bahwa
9 Jurnal Wawasan Kesehatan, Volume: 6, Nomor 1, Juni 2021 (ISSN: 2548-4702)
anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis ibu bekerja dengan perkembangan sosial anak
mampu melakukan tugas perkembangannya usia prasekolah dengan P Value 0,000.
secara mandiri sesuai dengan periode
umurnya. KESIMPULAN
Sedangkan ibu yang menerapkan pola Gambaran pola asuh ibu bekerja pada
asuh permisif berjumlah 1 orang (5%), anak usia prasekolah di PAUD St.Juliana Golo
memiliki anak dengan perkembangan sosial Bilas adalah pola asuh otoriter sebanyak 10
kurang. Ini sesuai dengan pendapat Irawan orang (50%), pola asuh demokratis sebanyak 9
(2019) yang mengatakan bahwa ibu bekerja orang (45%), dan pola asuh permisif sebanyak
yang menerapkan pola asuh permisif biasanya 1 orang (5%).
membiarkan anak melakukan sesuatu tanpa Gambaran tingkat perkembangan sosial
pengawasan, jarang mengoreksi atau anak usia prasekolah di PAUD St.Juliana Golo
memperingatkan anak dan cenderung Bilas, tingkat perkembangan sosial kurang
memanjakan anak. Pola permisif akan berjumlah 6 orang (30%), tingkat
memberikan dampak buruk terhadap perkembangan sesuai berjumlah 9 orang
perkembangan sosial anak karena akan (45%), sedangkan tingkat perkembangan lebih
tumbuh menjadi pribadi yang manja, tidak sebanyak 5 orang (25%).
mandiri atau selalu bergantung pada orang lain Ada hubungan yang signifikan antara
dan kurang matang secara sosial (Irawan, pola asuh ibu bekerja dan perkembangan
Verawati, & Putri, 2019). Ini dibuktikan dari sosial anak usia prasekolah di PAUD St.
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, Juliana Golo Bilas, dengan nilai p value
bahwa anak yang diasuh dengan pola asuh 0,001<0,05.
permisif tidak mampu melakukan secara
mandiri tugas perkembangan yang termasuk
dalam periode umurnya. DAFTAR RUJUKAN
Berdasarkan hasil uji fisher (Exact Altridonatho, & Agency, B. (2014).
Fisher Test), menunjukan P Value sebesar Mengembangkan Pola Asuh
0,001 berarti ada hubungan yang signifikan Demokratis. Jakarta: IKAPI.
antara pola asuh ibu bekerja dengan
perkembangan sosial anak usi prasekolah di Amin, M., & Juniati, D. (2017). Klasifikasi
PAUD St.Juliana Golo Bilas. Perkembangan Kelompok Umur Manusia Berdasarkan
sosial diartikan sebagai kemampuan anak usia Analisis Dimensi Fraktal Box
3-6 tahun dalam hal kemandirian dan Counting Dari Citra Wajah Dengan
penyesuaian diri untuk berinteraksi dan Deteksi Tepi Canny. Jurnal Ilmiah
bersosialisasi dengan lingkungan yang sesuai Matematika .
dengan tugas perkembangannya. Salah satu
Azizah, M. (2019). Hubungan Pola Asuh Ibu
faktor yang dapat mempengaruhi
Bekerja Terhadap Kemandirian Anak
perkembangan anak usia prasekolah adalah
Usia 5-6 Tahun di TK Se kelurahan
pola asuh yang diterapkan oleh ibu. Semakin
Cinere-Depok.
baik pola asuh yang diterapkan ibu, semakin
sesuai juga perkembangan sosial anak. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai.
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang (2017). Angkatan Kerja. Retrieved
dilakukan oleh Irawan, dkk. (2019), yang Desember 18, 2020, from BPS
menjelaskan bahwa ada hubungan pola asuh
Badar, Demang & Daar, Hubungan Pola Asuh Ibu Bekerja Dengan.......
10
Domino, P. (2019). Pola Asuh Orang Tua Putri, G. P. (2012). Perbedaan Perkembangan
Dengan Menggunakan Kekerasan sosial Anak Prasekolah Dengan Pola
Terhadap Anak Dalam Keluarga Di Asuh Demokratis Dan Otoriter Di
Manggarai, NTT. Psikologi Pendidikan Taman Kanak-Kanak Dharma Indria
. Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.