Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Pendidikan Anak

FAKTOR KELUARGA, SEKOLAH DAN TEMAN SEBAYA PENDUKUNG


KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI

JURNAL

Oleh

YEKTI AKILASARI
(1113054068)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
2

FAKTOR KELUARGA, SEKOLAH DAN TEMAN SEBAYA PENDUKUNG


KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI

Yekti Akilasari1, Baharuddin Risyak2, Lilik Sabdaningtyas3


1
FKIP Universitas Lampung, Jl.Pof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1
2
FKIP Universitas Lampung, Jl.Pof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1
3
FKIP Universitas Lampung, Jl.Pof. Dr. Soemantri Brojonegoro No 1

Corresponding author, tel/fax : 085669473450, email : yektiakilasari@yahoo.com

Abstact: Family, School And Peer Factors To Support Children Social


Development. The research problem was children social development that still
undeveloped. This study aimed to determine the supporting factor of children social
development were in Budy Mulya kindergarten Negeri Katon Pesawaran district. The
research was descriptive studies. Data collected by observation and inteview, and
analyzed by using quantitatve descriptive with percentage designed. The results showed
that family environment determine the leading roles for children, followed by others
factors, such as schools and peers environment. From the result, it can beconcluded that
families, schools and peers environment has a considerable role for children social
development in Budi Mulya Kalirejo kindergarten, Negeri Katon district Pesawaran.

keywords: early childhood, environment, social

Abstrak: Faktor Keluarga, Sekolah Dan Teman Sebaya Pendukung Kemampuan


Sosial Anak Usia Dini. Masalah penelitian ini adalah kemampuan sosial anak.
Penelitian ini untuk mengetahui faktor pendukung kemampuan sosial anak usia dini di
TK Budi Mulya Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran. Metode
penelitian yang digunakan adalah Studi Deskriptif. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan wawancara. Analisis data menggunakan deskriptif
kuantitatif dengan persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, lingkungan keluarga
yang menentukan peran pertama bagi pendidikan anak, lingkungan sekolah lingkungan
yang kedua untuk anak berhubungan langsung dengan pendidik dan teman sebaya dan
lingkungan teman sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat
kematangan yang kurang lebih sama dengan usianya. Disimpulkan bahwa faktor
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, mendukung kemampuan sosial anak usia
dini di TK Budi Mulya Kalirejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran.

kata kunci: anak usia dini, lingkungan, sosial


1)
Mahasiswa
2)
Pembimbing 1
3)
Pembimbing 2
3

PENDAHULUAN teman-teman sebaya atau dengan orang


dewasa di lingkungan sekitarnya.
Anak usia dini menurut NAEYC Hurlock (Susanto 2011:131) menjelaskan
(National Association for the education of bahwa masa periode perkembangan anak
young children) adalah sosok individu di bagi menjadi dua, yaitu masa awal dan
yang sedang menjalani suatu proses akhir anak. Periode awal anak
perkembangan dengan pesat dan berlangsung dari usia dua tahun sampai
fundamental bagi kehidupan selanjutnya dengan enam tahun maka disebutlah anak
yang berada pada rentang usia 0-8 tahun usia dini, adapun masa anak akhir yaitu
Sujiono (2013:6). Melalui pendidikan dari usia enam tahun sampai si anak
diharapkan akan membentuk generasi matang. Banyak sebutan untuk menyebut
penerus yang memiliki pengetahuan dan anak usia dini saat berkembang, ada yang
keterampilan yang sangat diperlukan bagi menyebut “masa sulit, masa tumbuh
perkembangan bangsa dan negara. Hal ini kembang, dan masa pencarian jati diri.”
sesuai dengan pengertian pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya yang Konsep-Konsep Kemampuan Sosial
ditujukan pada anak 0-6 tahun yang Anak Usia Dini
dilakukan melalui pemberian rangsangan
Perilaku sosial adalah kegiatan yang
pendidikan untuk membantu pertumbuhan
berhubungan dengan orang lain. Kegiatan
dan perkembangan jasmani dan rohani
yang berkaitan dengan pihak lain yang
agar memiliki kesiapan untuk memasuki
memerlukan dalam bersosialisasi dalam
pendidikan yang lebih lanjut.
hal tingkah laku yang dapat diterima oleh
orang lain, belajar memainkan peran
Pendidikan anak usia dini diadakan untuk
sosial yang dapat diterima oleh orang lain,
merangsang setiap aspek perkembangan
serta mengembangkan sikap sosial yang
agar berkembang sesuai dengan tahapan
layak diterima oleh orang lain.
usianya. Salah satunya adalah
kemampuan sosial anak yang masuk
dalam perkembangan sosial anak. Bar-Tal (Susanto 2011:138)
Kemampuan sosial adalah kemampuan mengungkapkan perilaku sosial sebagai
anak untuk mengelola emosi dirinya perilaku yang dilakukan secara suka rela
dengan orang lain yang berkenaan dengan (voluntary), yang dapat menguntungkan
hati dan kepedulian antar sesama manusia atau menyenangkan orang lain tanpa
serta kemampuan untuk mengelola emosi antisipasi reward external. Perilaku sosial
diri sendiri maupun orang lain sehingga ia ini di lakukan dengan tujuan yang baik,
bisa berinteraksi dengan baik dengan seperti menolong, membantu, berbagi,
teman-teman sebaya atau dengan orang dan menyumbang.
dewasa di lingkungan sekitarnya.
Secara spesifik, Hurlock (Susanto 2011:
Kemampuan Sosial Anak Usia Dini 139) mengklasifikasikan pola perilaku
sosial pada anak kedalam pola-pola
Kemampuan sosial adalah kemampuan perilaku sebagai berikut yaitu, meniru,
anak untuk mengelola emosi dirinya persaingan, kerjasama, simpati, empati,
dengan orang lain yang berkenaan dengan dukungan sosial, membagi dan prilaku
hati dan kepedulian antar sesama manusia akrab. Adapun yang dimaksudkan dengan
serta kemampuan untuk mengelola emosi delapan pola prilaku tersebut yaitu:
diri sendiri maupun orang lain sehingga ia meniru, persaingan, kerjasama, simpati,
bisa berinteraksi dengan baik dengan
4

empati, dukungan sosial, membagi dan anak sosial dan emosi anak. Stimulus
prilaku akrab. yang diberikan oleh pendidik PAUD
terhadap anak memiliki pengaruh
Faktor-Faktor Yang Mendukung yang tidak sedikit guna
Perkembangan Sosial Emosional Anak mengoptimalkan perkembangan
Usia Dini sosial dan emosi anak. Pendidik
PAUD merupakan wakil dari orang
Faktor lingkungan diartikan sebagai tua mereka saat berada disekolah.
kekuatan yang kompleks dari dunia fisik Pola asuh dan prilaku yang
dan sosial yang memiliki pengaruh ditrampilkan oleh pendidik PAUD
terhadap susunan biologis serta dihadapan anak juga dapat
pengalaman pesikologis, termasuk memengaruhi perkembangan sosial
pengalaman sosial dan emosi anak sejak dan emosinya.
sebelum ada dan sesudah anak lahir.
Faktor lingkungan ini meliputi semua Teman sebaya
pengaruh lingkungan termasuk Teman sebaya adalah hubungan
didalamnya pengaruh berikut ini: individu pada anak-anak atau remaja
dengan tingkat usia yang sama serta
Keluarga melibatkan keakraban yang relatif
Pada ilmu pendidikan, keluarga besar dalam kelompoknya. Jadi
menjadi lingkungan pendidikan yang lingkungan teman sebaya ini yang
pertama dan utama. Dengan memiliki peran penting untuk anak
demikian, dapatlah dikatakan bisa membedakan baik buruk prilaku
lingkungan keluarga memiliki peran dan mengasah tingkat kematangan
yang utama dalam menentukan dalam dirinya dengan
perkembangan sosial dan emosi anak membandingkan antara teman satu
usia dini dikemudian hari dan untuk dengan yang lainya.
kehidupan selanjutnya yang akan
mereka jalani, dan dilingkungan Ciri-Ciri Sosial Anak Usia Dini
keluarga ini lah anak pertama kalinya
menerima pendidikan dari orang Anak-anak usia dini biasanya mudah
tuanya atau orang terdekatnya. Orang beradaptasi dengan lingkungan
tua mereka merupakan pendidik bagi sekitarnya. Umumnya anak usia dini
mereka pola asuh orang tua, sikap, memiliki satu atau dua teman dekat, tetapi
serta situasi dan kondisi yang sedang teman dekat anak usia dini ini mudah
melingkupi orang tua dapat berganti-ganti. Mereka biasanya mudah
memberikan pengaruh yang sangat menyesuaikan diri untuk bersosialisasi
besar terhadap perkembangan sosial dengan orang baru. Teman dekat yang
dan emosi anak. dipilihnya biasanya memiliki jenis
kelamin yang sama, kemudian bertambah
Sekolah dengan teman berjenis kelamin yang
Sekolah merupakan lingkungan berbeda. Kelompok bermain anak usia
kedua bagi anak, disekolah anak dini cenderung kecil dan tidak
berhubungan dengan pendidik PAUD terorganisasi secara baik, oleh karena itu
dan teman sebayanya. Hubungan kelompok ini mudah berganti. Panten
antara anak dengan pendidik PAUD (Susanto 2011:150) mengamati tingkah
dan anak dengan teman sebayanya laku sosial anak usia dini ketika mereka
dapat memmengaruhi perkembangan sedang bemain bebas sebagai beikiut:
5

Tingkah laku unocupied anak tidak adalah seluruh murid TK Budi Mulya
bemain dengan sunguh-sungguh. Ia Kalirejo Kecamatan Negerikaton
mungkin berdiri disekitar anak lain Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 18
dan memandang temanya tanpa (delapan belas) anak terdiri dari
melakukan kegiatan apapun. 11(sebelas) laki-laki dan 7 (tujuh)
Bermain soliter anak bermain perempuan usia rata-rata 5-6 tahun.
sendiri menggunakan alat permainan
yang berbeda dengan apa yang Dalam penelitian ini ada dua variabel
dimainkan teman didiekatnya. yakni variabel (y) kemampuan sosial dan
Mereka tidak berusaha untuk saling variabel (x) lingkungan keluarga,
bicara. lingkungan sekolah, dan lingkungan
Tingkah laku onloker anak teman sebaya.
menghabiskan waktu dengan
mengamati. Kadang memberikan 1. Kemampuan Sosial Anak Usia Dini
komentar tentang apa yang dilakukan (y)
temnya. ● Definisi Konseptual
Perilaku sosial adalah kegiatan yang
METODE berhubungan dengan orang lain,
kegiatan dengan pihak lain yang
Penelitian ini merupakan penelitian memerlukan sosialisasi dalam hal
deskriftif. Menurut Sukmadinata (2011: tingkah laku yang dapat diterima oleh
72) penelitian deskriftif adalah suatu orang lain.
bentuk penelitian yang paling dasar.
Ditunjukan untuk mendeskripsikan atau Secara sepesifik hurlock (Susanto
menggambarkan fenomena-fenomena 2011:139) mengklasifikasikan pola
yang ada baik fenomena yang bersifat perilaku sosial pada anak usia dini
alami maupun rekaan manusia. Penelitian kedalam pola-pola perilaku sebagai
ini mengkaji bentuk, aktifitas, berikut: meniru, persaingan, kerja
karakteristik, perubahan, hubungan, sama, simpati, empati, dukungan
kesamaan dan perbedaannya dengan sosial, membagi, dan prilaku akrab.
fenomena yang lain.
● Devinisi Operasional
Metode penelitian deskriptif kuantitatif ini Pola-pola prilaku akrab pada anak usia
akan menggambarkan tentang keadaan dini yaitu:
yang sebenarnya mengenai analilis Meniru, anak usia dini suka sekali
Pembelajaran Anak Usia Dini dalam meniru pilaku oang lain atau oang tua,
penyusunan program PAUD di TK Budi sodara, guru, teman sebaya atau orang
Mulya Kalirejo, Kecamatan Negrikaton disekitarnya. Prilaku meniru anak bisa
Kabupaten Pesawaran tahun ajaran dibilang alamiah karena kebanyakan
2014/2015. anak usia dini suka menirukan prilaku
orang lain disekitarnya.
Persaingan, anak usia dini suka sekali
HASIL DAN PEMBAHASAN bersaing pada saat dalam keluarga
anak-anak bersaing dengan sodara atau
Penelitian ini dilakukan di TK Budi sepupunya untuk mendapatkan pujian
Mulya Kalirejo Kecamatan Negeri Katon dan perhatian dari orang-orang yang
Kabupaten Pesawaran di kelas B usia 5-6 ada dirumah tersebut.
tahun. Populasi dalam penelitian ini
6

Kerjasama, mulai tahun ketiga mendukung kemampuan sosial anak


akhir anak mulai bermain secara seperti :
baik dan bersama teman dengan
membentuk suatu kelompok anak a. Lingkungan keluarga merupakan
usia dini mudah bekerjasama “lingkungan pertama yang mula-
sesama teman karena anak usia dini mula memberikan pengaruh yang
suka berganti ganti teman dalam mendalam bagi anak”. Dari
jangka waktu lama atau sebentar. anggota-anggota keluarganya
Simpati, anak mudah bersimpati (ayah, ibu dan saudara-
terhadap orang lain karena ketika saudaranya) anak memperoleh
anak berusia lebih dari tiga tahun segala kemampuan dasar, baik
semakin banyak kontak bermain intelektual maupun sosial. Ada
dengan teman maka simpati akan beberapa pengertian lingkungan
cepat berkembang. masyarakat menurut para ahli,
Empati, sama saja dengan simpatik diantaranya adalah St. Munajat
bisa merasakan keadaan emosional Danusaputra Lingkungan
orang lain atau lebih merupakan kondisi yang
mengembangkan diri untuk didalamnya terdapat manusia dan
membayangkan diri sendiri di aktivitasnya. Lingkungan
tempat orang lain. masyarakat mempengaruhi
Dukungan sosial, anak lebih kesejahteraan manusia dan tingkah
mementingkan dukungan dari laku manusia yang tinggal
teman-temanya dari pada dukungan didalamnya.
dari orang tuanya.
Membagi, sama saja dengan
berbagi, anak mulai mengetahui b. Lingkungan Sekolah wahana
bahwa salah satu cara mendapatkan kegiatan dan proses pendidikan
persetujuan sosial yang baik dengan berlangsung. Di sekolah diadakan
cara berbagi miliknya kepada orang kegiatan pendidikan, pembelajaran
lain termasuk orang tua, sodara, dan latihan. Sekolah merupakan
guru, dan teman sebaya. lembaga pendidikan formal yang
Perilaku Akrab, anak usia dini sistematis melaksanakan program
sering kali berperilaku bimbingan, pengajaran, dan
mengakrapkan diri dengan oang latihan dalam rangka membantu
yang baru dikenalnya, ketika siswa agar mampu megembangkan
mereka merasa nyaman dengan guru potensinya baik yang menyangkut
atau temanya mereka tidak segan aspek moral, spiritual, intelektual,
untuk memeluk, merangkul, mau emosional maupun sosial.
digendong, dan memegang tangan.
Banyak tanya untuk membuat
suasana semakin akrab. c. Lingkungan teman sebaya adalah
hubungan individu pada anak-anak
2. Faktor-Faktor yang Mendukung atau remaja dengan tingkat usia
Kemampuan Sosial Anak Usia Dini yang sama serta melibatkan
(x) keakraban yang relatif besar dalam
● Definisi Konseptual kelompoknya.
Faktor-faktor Sosial menurut Benny
dan Middle (2013) adalah faktor yang ● Definisi Operasional
7

a. lingkungan keluarga adalah yang sesungguhnya terjadi dilapangan.


lingkungan yang utama bagi anak Peneliti menemui kepala sekolah yang
untuk menentukan perilakunya di bernama Ibu Herawati untuk
masa yang akan datang, karena membicarakan mengenai observasi untuk
keluarga yang utama memberikan melihat tingkah laku anak saat
perhatian dan nilai-nilai positif bersosialisasi sehari-hari disekolah dan
dan negatif didalam kehidupan melihat bagaimana sikap anak terhadap
bermasyarakat. lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan teman sebaya terhadap perkembangan
b. lingkungan sekolah adalah kemampuan sosialisasi anak usia dini.
lingkungan dimana anak
menuntut ilmu dan belajar untuk Setelah membicarakan semua dengan
mengembangbangkan kreatifitas kepala sekolah, dari beliau didapatkan
dan perilaku kejasama dengan informasi mengenai siswa yang nilai
orang lain. sosialnya rendah. Rahmat salah satunya ia
selalu menangis jika dijaili temanya yang
c. Lingkungan teman sebaya adalah
niatnya mengajaknya bermain, ia pun
lingkungan yang memiliki peran
menangis ketika peneliti mengajak
penting untuk anak bisa
berkenalan, dan peneliti kembali
membedakan baik buruk perilaku
menemukan anak-anak yang bemasalah
dan mengasah tingkat
seperti lingga, rahma dan dio yang selalu
kematangan dalam dirinya dengan
mengganggu permainan teman saat
membandingkan antara teman
mereka sudah selesai mengerjakan tugas
satu dengan yang lainya.
dari guru mereka selalu menggagu
temanya yang belum selesai.

Deskripsi Hasil Penelitian Dikelas yang akan diteliti kebetulan anak-


anaknya berusia 5- 6 tahun yang terdiri
Penelitian ini bersifat deskriptif artinya dari 11 anak laki-laki dan 7 anak
memberikan penjelasan tentang apa itu perempuan yang kebetulan di TK Budi
lingkungan sosial anak usia dini. Dalam Mulya saat ini hanya ada satu kelas.
penelitian ini, peneliti melakukan Setelah melakukan percakapan dengan
penelitian untuk mengetahui apa faktor- kepala sekolah dan guru kelas diberikan
faktor yang mendukung kemampuan surat penelitian pendahuluan. Pada
sosial anak usia dini di TK Budi Mulya tanggal 12 maret 2015 peneliti kembali
penelitian ini dilakukan selama enam hari mendatangi TK Budi Mulya, untuk
tehitung dari tanggal 24-28 maret 2015. memberikan surat izin penelitian dan
menentukan hari akan dilakukan
Penelitian ini diawali pada tanggal 25 penelitian.
Februari 2015 dengan mendatangi Taman
Kanak-Kanak (TK) Budi Mulya Kemudian tanggal 24 Maret 2015
Pesawaran terlebih dahulu untuk meminta ditentukan sebagai pertemuan.
izin penelitian pendahuluan skripsi Selanjutnya pada saat berbaris sebelum
kepada ketua yayasan dan kepala sekolah memasuki kelas pada hari Senin Ibu
yang nantinya peneliti akan melakukan Herawati selaku kepala sekolah
penelitian di sekolah tersebut. Penelitian memperkenalkan kepada siswa dan
pendahuluan bertujuan untuk menjelaskan maksud dan tujuan
mendapatkan data awal tentang keadaan kedatangan peneliti di TK Budi Mulya.
8

Setelah Perkenalan selesai, peneliti berdialog atau tanya jawab tentang apa itu
dipersilahkan masuk ke ruang kelas dan perilaku sosial yang kemudian guru
melakukan pengamatan pembelajaran memberikan pengertian tentang prilaku
pertama. Respon siswa sangat antusias sosial tersebut yang kebetulan semua
dan menyambut hangat kedatangan siswa beragama islam. Tujuannya adalah
peneliti. Guru kemudian melakukan untuk memberikan pemahaman mengenai
kegiatan pembukaan dengan, memberikan arti sosialisasi dalam lingkungan sekitar
salam dan dengan suara lantang anak dalam kehidupan sehari-hari apakah anak
menjawab salam. Menanyakan kabar hari dapat bersosialisasi dengan baik di
ini, tidak lupa anak-anak mengucapkan lingkungan keluarga sekolah, dan teman
doa sebelum belajar. Setelah berdoa guru sebaya.
bertanya kepada anak-anak tentang hari,
tanggal dan sudah sarapan atau belum, Pada saat guru memberikan pembelajaran
guru mengajak anak menyanyikan lagu- tersebut peneliti mengamati banyak anak
lagu yang pernah diajarkan oleh guru yang sibuk bermain sendiri dengan
untuk mengingat kembali lagu-lagu yang membawa mainan dan juga anak yang
telah diajarkan sebelumnya. sibuk bermain dan mengobrol dengan
teman sebangkunya walaupun masih ada
Sebelum melakukan pertemuan inti guru anak yang memperhatikan juga antusias
mempersilahkan anak-anak untuk dengan tanya jawab yang dilakukan oleh
meperkenalkan diri masing-masing karena guru. Disinilah peneliti mulai menemukan
pada saat sebelum masuk kelas hanya permasalahan yang terdapat pada anak
peneliti yang memperkenalkan diri. Di mengenai perilaku sosial itu sendiri.
TK Budi Mulya anak-anaknya senang dan Setelah tanya jawab anak diberikan
antusias menyambut peneliti yang pembelajaran seperti biasa yaitu buku
disebutnya ibu guru baru, namun ada bergambar yang bertemakan pelangi dan
beberapa anak yang tidak bisa beradaptasi anak diberikan gunting oleh guru untuk
dengan cepat dengan peneliti yaitu menggunting pelangi yang sudah diwarnai
bernama mela dan rahmat pada saat oleh anak. Anak terlihat serius dan
memperkenalkan diri mereka malu-malu menunjukan sikap tidak sopan ketika guru
bahkan rahmat sampai menangis. Setelah bertanya apakah sudah selesai, sebagian
peneliti bertanya kepada guru kelas siswa menjawab dan sebagian lagi
dijelaskan bahwa memang rahmat adalah mengacuhkan pertanyaan guru.
anak yang manja dan suka memukul, yang Dikarenakan budaya yang beragam maka
dikarenakan orang tuanya yang tidak banyak anak yang saat disekolah
rukun sehingga rahmat mengalami trauma menggunakan bahasa ibu atau bahasa
yang dikarenakan ia selalu melihat sehari-hai di rumah seperti mengunakan
ayahnya yang selalu memukul dan bahasa jawa, lampung, dan sunda.
memarahi ibunya, bahkan rahmat pernah Kemudian untuk menghindari komunikasi
melihat ayahnya membunuh seekor yang kurang baik guru menganjurkan
kucing di depanya mengakibatkan rahmat ketika di sekolah anak menggunakan
selalu mengekspresikan sesuai emosi dan bahasa indonesia, walaupun banyak anak
kondisi yang ia lihat saat di rumah dan yang tidak fasih menggunakan bahasa
terbawa sampai sekolah. indonesia, setidaknya anak tidak akan
kehilangan komunikasi yang baik dengan
Selanjutnya setelah perkenalan selesai temanya. Setiap pertemuan peneliti
guru masuk pada pembelajaran inti. Pada memfokuskan terhadap dua sampai empat
pertemuan pertama guru mengajak anak anak untuk mencari tahu apa pemasalahan
9

yang ada di TK Budi Mulya. Setelah dari biasanya. Dan peneliti kembali
selesai pukul 09:00 WIB anak istirahat menemukan anak-anak yang bemasalah
dan makan lalu bermain sampai 09:30 seperti lingga, rahma dan alif yang selalu
setelah itu memasuki kelas kembali dan mengganggu permainan teman saat
diberikan buku untuk menulis, setelah mereka sudah selesai terlebih dulu.
menulis yang diberikan guru di papan Disinilah terlihat jika sosial anak rendah
tulis anak menumpulkan buku dan pulang. karena tidak terdapat kerjasama yang baik
Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal dan guru hanya duduk di depan jika anak
25 Maret 2015, anak-anak masuk pada tidak mengerti anak yang menghampiri
pukul 08:00 seperti biasa anak langsung guru utuk bertanya.
masuk kelas setelah bel berbunyi, dan
memberikan salam kepada ibu guru, Pada tanggal 26 maret 2015 dilakukan
Menanyakan kabar hari ini, tidak lupa pertemuan yang ketiga, kebetulan
anak-anak mengucapkan doa sebelum petemuan yang ke 3 anak akan melakukan
belajar, setelah berdoa guru menanyakan olahraga, sebelum melalukan olahraga
kembali pelajaran yang telah dilakukkan anak dianjurkan melakukan doa sebelum
kemarin. Sebagian besar anak masih belajar. Setelah itu anak melakukan
mengingat pelajaran kemarin dan mereka senam untuk pemanasan guna peregangan
menjawab dengan benar. Kegiatan otot agar saat setelah olahraga anak tidak
selanjutnya yaitu kegiatan inti. merasakan nyeri.

Pada pertemuan kedua anak akan bermain Kegiatan inti anak akan berolahraga
sambil belajar. permainannya yaitu dengan jalan sehat dan mengelilingi
lompat biji pada pertemuan kedua ini. sekitar TK Budi Mulya dan kebetulan
Selanjutnya guru memberikan peraturan banyak rumah siswa TK Budi Mulya yang
permainannya yaitu lompat biji pada dekat dengan TK, selagi jalan sehat dan
pertemuan kedua ini anak dibagi menjadi berkeliling sekitar TK guru mengajak
enam kelompok yaitu tiga anak setiap anak untuk mampir ke rumah ssiwa yang
kelompoknya. Maksud dari judul dekat dan dilewati saat jalan sehat. Pada
permainan ini adalah anak diminta saat perjalanan dilakukan lingga dan dio
membuat tirai dari sedotan dan karton sangatlah jail selalu mengganggu temanya
yang sudah dibentuk bintang dan di dengan cara mendorong, memukul bahkan
rangkai oleh guru, tugas murid yaitu saat delvin akan menggandeng tanggan
menempelkan beras yang diberi warna ibu guru, dio menarik delvin sampai jatuh
merah, kuning dan hijau oleh guru seperti dan menangis. Setelah selesai jalan sehat
kolase. Sedangkan setiap rangkaian tirai dan mengelilingi rumah-rumah siswa
ada 3 bintang dari ukuran kecil, sedang, yang terdekat dan sampai di sekolah ibu
dan besar. Lalu anak menempel beras guru mempersilahkan anak untuk istirahat
sesuai kreasinya masing-masing bintang makan dan lalu bertanya jawab tentang
mana yang akan diberi warna merah, apa yang sudah dilihat ketika di jalan dan
kuning dan biru. setelah didiamkan bercerita. Sesudah itu pulang dan tidak
sebentar dan kering dirangkai lagi denagn lupa anak berdoa sebelum pulang.
sedotan. Setelah selesai lalu anak akan
menggantungkan hasil karyanya di Pada petemuan ini peneliti melihat anak
jendela atau pintu kelas. Peneliti hanya yang selalu bertengkar ketika di
mengamati dan melihat bagaimana perjalanan saat berkeliling lingga dan dio
perkembangan anak-anak dengan adanya memang seperti kata ibu guru TK Budi
penerapan pembelajaran yang berbeda Mulya dan kenyataan yang peneliti lihat
10

lingga dan dio lah yang sangat tanggal, sesudah itu dibagikan lagi LKS
menonjolkan tidak sopannya mereka. tersebut kepada anak untuk digunting
gambar beserta nama binatang lalu anak
Pada tanggal 27 maret 2015 dilakukan di anjurkan untuk menempelkan gambar
pertemuan keempat. Judul permainan yang telah dipotong kedalam buku tulis
untuk pertemuan yang keempat adalah yang khusus disediakan untuk menenmpel
pesan berantai. Pesan berantai adalah berbagai hasil dari kaya anak setiap
suatu permainan dengan cara berbisik harinya.
untuk menyampaikan pesan yang didapat
agar sampai ke penerima pesan yang Setelah selesai menempel anak diberikan
terakhir. Tujuan dari permainan ini adalah tulisan dipapan tulis yang di tuliskan oleh
untuk mengembangkan kerjasama dalam guru untuk anak menyalinya di buku tulis
kemampuan sosial, melatih kesabaran masing-masing, lalu setelah selesai akan
anak dalam menunggu giliran. Untuk dikumpulkan dan dibei nilai oleh guru.
aspek sosial dapat melaksanakan tugas Karena TK Budi Mulya terletak dikota
dengan kelompok agar anak mampu kecamatan maka anak di tuntut oleh oang
bekerjasama dengan baik. tuanya setelah selesai dari TK harus bisa
membaca dan menulis, sebagai guru yang
Seperti biasa anak masuk pukul 08.00 dan mengajar hanya bisa mengiakan
langsung masuk kelas untuk melakukan keinginan para wali murid, dan kebetulan
kegiatan pembukaan. Guru mengucap kelas yang saya observasi adalah kelas B.
salam dan anak menjawab salam. Guru
menanyakan kabar dan hari ini, anak Pertemuan ke lima pada tanggal 28 april
menjawab dengan suara lantang dan 2015 seperti biasa sebelum memulai
bersemangat. Kemudian guru meminta pembelajaran inti anak bedoa, mengucap
anak untuk berdoa sebelum belajar dan salam lalu guru bertanya hari ini dan apa
diminta untuk duduk dengan rapih yang sudah diberikan kemain. Pertemuan
ditempat biasa yang di sediakan guru. kali ini peneliti mengulangi meneliti
Lalu anak bemain pesan beantai dan keseharian dan sikap anak saja apakah
terlihat kembali memang ahmat, lingga, anak bisa meniru, bersaing, kerjasama,
dan dio tidak bekerja sama dengan simpati, empati, dukungan sosial, berbagi
temannya dengan baik, walaupun mereka dan perilaku akrab. bekejasama dengan
sudah dipisahkan saat berkelompok tetap baik dan menggunakan sikap toleansi
saja mereka sangat kompak saat sesuai kemampuan anak usia dini atau
menggagu temanya. Setelah selesai anak tidak. Membentuk karakter anak sangat
istirahat dan masuk, langsung diberikan sulit, oleh karena itu guru harus sangat
LKS dan anak dianjurkan mengisi LKS berhati-hati terhadapnya kali ini guru
tentang hewan. Disini akan telihat memberikan pengetian kembali mengenai
bagaimana sosialisasi siswa dengan teman sopan santun dan kehidupan besosialisasi
terkait saling tanya dan saling ganggu di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat
yang biasa dilakukan anak-anak. dan teman sebaya. Walaupun banyak anak
yang mengerti dan sebagian tidak, guru
Selanjutnya anak diminta untuk mewarnai tetap melakukanya karena sangat penting
gambar binatang dan menebalkan huruf untuk kehidupan sehai-hari.
yang bertuliskan nama hewan tersebut di
atasnya. Setelah selesai mewarnai anak Pembahasan
dimininta untuk mengumpulkan dan
diberikan kepada guru untuk diberikan
11

Berdasarkan hasil deskripsi di atas, dapat Ternyata dari lingkungan keluarga dan
di lihat peran lingkungan sangat lingkungan teman sebaya sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan sikap mendukung kemampuan sosial anak,
anak saat bersosialisasi dilingkungan terbukti dari hasil penelitian yang
keluarga, sekolah dan teman sebaya. dilakukan. Sedangkan saat di sekolah,
Sedangkan kegiatan yang melihat apa saja lingkungan sekolah kurang baik terbukti
yang mendukung anak pada setiap dari hasil penelitian.
kegiatan yang dilakukan anak kereteria
penilaianya berjumlah 18 orang dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
demikian dari faktor-faktor yang dilakukan penulis maka saran yang dapat
mendukung tiap anak paling tepat diajukan yaitu: Untuk guru agar lebih
kegiatan yang dilakukan adalah perlakuan memperhatikan dan meningkatkan
keluarga yang benar sangat baik untuk kemampuan sosial anak karena
tumbuh kembang dan sikap anak saat kemampuan sosial anak saat disekolah
bersosialisasi di lingkungan keluarga, pada saat poses belajar mengajar kurang
sekolah dan teman sebaya. baik dan untuk lingkungan keluarga dan
teman sebaya sudah baik, maka
Berdasarkan hasil analisis disimpulkan disarankan untuk lebih ditingkatkan lagi
bahwa dari 18 anak di TK Budi Mulya saat pembelajaran dilakukan disekolah,
Kalirejo Kecamatan Negerikaton agar tidak terkesan pembelajaran yang
Kabupaten Pesawaran hasil penelitian biasa saja, karena bisa menimbulkan anak
menunjukan bahwa ditinjau dari menjadi malas belajar apa lagi jika anak
lingkungan keluarga, sebanyak 18 siswa selalu dituntut untuk bisa lancar membaca
55,6% kemampuan sosial baik, 33,3% dan menulis, menjadikan anak bosan dan
kemampuan sosial cukup baik dan 11,1% perlakuan guru saat disekolah sangan
kemampuan sosial kurang baik. Ditinjau mendukung kemampuan sosial anak, dari
dari lingkungan sekolah sebanyak 18 hasil data yang diperoleh bahwa
siswa 55,6% kemampuan sosial baik, lingkungan keluarga dan teman sebaya
27,7% kemampuan sosial cukup baik dan lebih menonjol tingkat kematangan anak,
16,7% kemampuan sosial kurang baik. maka disarankan kepada guru untuk lebih
Ditinjau dari lingkungan teman sebaya, mengembangkan kemampuan anak pada
sebanyak 18 siswa 50% kemampuan saat poses belajar mengajar di kelas
sosial baik, 27,8% kemampuan sosial maupun pada saat anak berinteraksi
cukup baik dan 22,2% kemampuan sosial langsung dengan teman sebaya pada saat
kurang baik. istirahat di sekolah maupun pada saat di
lingkungan lainnya.
Tabel. I Rekapitulasi Data Faktor-Faktor Yang
Mendukung Kemampuan Sosial Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
NO Faktor- B CB KB jumla
faktor yang
yang
h
dilakukan oleh Benny (2011) dalam
mendukung penelitianya ditemukan bahwa penelitian
kemampuan ini bertujuan untuk mengungkapkan
sosial faktor-faktor yang mempengaruhi
1 Lingkungan 55,6% 33,3% 11,1% 100%
kemampuan berinteraksi sosial pada anak
keluarga
yang bermasalah di kelompok usia 5-6
2 Lingkungan 55,6% 27,7% 16,7% 100%
sekolah tahun TK Barunawati Pontianak Barat.
3 Lingkungan 50% 27,8% 22,2% Sumber data terdiri dari 4 guru di
100%
teman sebaya kelompok anak usia 5-6 tahun, 4 orang
tua subyek kasus, dan 4 anak sebagai
12

subyek kasus. Hasil analisis data 6 tahun di Taman Kanak-kanak Kemala


menunjukkan bahwa konsep diri anak Bhayangkari I Pekanbaru adalah faktor
merupakan faktor internal yang dominan intelektual, emosional, dan pendidikan
mempengaruhi kemampuan berinteraksi dan kematangan. Sedangkan untuk faktor
sosial anak. Sedangkan dorongan dari status sosial ekonomi dan keluarga juga
guru merupakan faktor eksternal yang berpengaruh, akan tetapi sudah bisa
dominan memperngaruhi kemampuan dikategorikan baik.
berinteraksi sosial anak. Faktor yang
paling dominan mempengaruhi Berdasarkan penelitian terdahulu di atas
kemampuan berinteraksi sosial anak maka dapat disimpulkan bahwa faktor
adalah dorongan dari guru. faktor yang mempengaruhi kemampuan
sosial anak dan faktor dominan yang
Lalu penelitian yang dilakukan oleh Joe mempengaruhi kemampuan sosial anak
(2012) dalam penelitian ini di temukan adalah lingkungan keluarga, sekolah dan
bahwa latar belakang dari penelitian ini teman sebaya.
adalah kurang mampunya anak dalam
bersosial ini terlihat antara anak laki-laki Simpulan
dan anak perempuan tidak mau bermain
secara bersama-sama, ada juga anak Berdasarkan hasil analisis data dapat
masih memilih-milih teman untuk disimpulkan bahwa dari 18 anak di TK
bermain, ada juga anak selalu ingin Budi Mulya Kalirejo Kecamatan
mendapatkan permainan yang disukainya Negerikaton Kabupaten Pesawaran hasil
tanpa mau bergantian dengan teman lain, penelitian menunjukan bahwa ditinjau
anak hanya mementingkan dari lingkungan keluarga, sebanyak 18
kesenangannya sendiri serta kurangnya siswa 55,6% kemampuan sosial baik,
kerjasama dan kekompakan ketika 33,3% kemampuan sosial cukup baik dan
bermain yang melibatkan tim. Oleh 11,1% kemampuan sosial kurang baik.
karena itu perlu diketahui faktor-faktor Ditinjau dari lingkungan sekolah
yang mempengaruhi kemampuan sosial sebanyak 18 siswa 55,6% kemampuan
anak dan faktor dominan yang sosial baik, 27,7% kemampuan sosial
mempengaruhi kemampuan sosial anak cukup baik dan 16,7% kemampuan sosial
menjadi rendah. Tujuan dari penelitian ini kurang baik. Ditinjau dari lingkungan
adalah untuk mengetahui apa saja faktor teman sebaya, sebanyak 18 siswa 50%
yang mempengaruhi kemampuan sosial kemampuan sosial baik, 27,8%
anak dan mengetahui seberapa besar kemampuan sosial cukup baik dan 22,2%
faktor yang mempengaruhinya. kemampuan sosial kurang baik.
Ternyata dari lingkungan keluarga dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian lingkungan teman sebaya sangat
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. mendukung kemampuan sosial anak,
Alat pengumpulan data yang digunakan terbukti dari hasil penelitian yang
berupa lembar observasi serta wawancara dilakukan. Sedangkan saat disekolah,
pada anak. Jumlah sampel dalam lingkungan sekolah kurang baik tebukti
penelitian ini adalah 48 anak yang terdiri dari hasil penelitian.
dari 29 orang anak laki-laki dan 19 orang
anak perempuan. Dari hasil penelitian DAFTAR RUJUKAN
tersebut didapatkan kesimpulan bahwa Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi
faktor dominan yang menyebabkan Pendidikan. Jakarta: Bumi
rendahnya kemampuan sosial anak usia 5- Aksara.
13

Benny dan Middle. 2013. Jurnal.


Pengembangan Kemampuan Sosio
Emosional. FKIP Untan. (Online),
(http://Jurnal.Untan.Ac.Id, di akses
pada tanggal 05 september 2015.)

Joe, K. 2012. Faktor-faktor yang


mempengaruhi sosial emosianak
usua dini. (Online),
(http://www.academia.edu, di akses
pada tanggal 05 september 2015.

Sujiono, Y.N. 2013. Konsep Dasar


Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks.

Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia


Dini. Jakarta: Kencana Prenanda
Media Group.

Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian


Pendidikan: Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Dengan PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai