Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENBACA SISWA KELAS II

SD NEGERI ROJOPOLO 03 JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG


MELALUI MEDIA PUZZLE KATA

Fikriyah Shakina Lillah, H. Hari Satrijono, Alvi Hasanati

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
Email: fikriyahwahidiyah12@gmail.com

ABSTRAK
Kebanyakan siswa masih rendah dalam kemampuan membaca padahal
membaca merupakan keterampilan bahasa Indonesia. Tujuan penelitan ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas II SD melalui
media puzzle kata. Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran ini, peneliti
menggunakan siklus PTK untuk mengetahui hasil pembelajaran dimana
menggunakan beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Partisipan dalam penelitian ini yaitu 11 siswa dikelas II, yaitu 4
siswa laki–laki dan 7 siswa perempuan di SD Negeri Rojopolo 03 Jatiroto
Kabupaten Lumajang. Pelaksanaan perbaikan tindakan kelas menggunakan
dua siklus. Adapun hasil pembelajaran Bahasa indonesia pada Siswa Kelas II
SD setelah menggunakan media puzzel kata, yaitu dapat dibuktikan dengan
hasil dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2, yaitu dari prasiklus dari 50 % ke
siklus 1 menjadi 66,66% dan pada siklus 2 menjadi 91,66%. Dengan demikian,
dapat dibuktikan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II
SD mengalami peningkatan yang sangat bagus.

Kata kunci: Media puzzle kata, hasil belajar, kemampuan membaca

ABSTRACT
Most students are still low in reading ability even though reading is an
Indonesian language skill. The purpose of this research is to improve the
reading ability of class II students through word puzzle media. In this
learning improvement activity, researchers used the PTK cycle to
determine learning outcomes which used several stages, namely planning,
implementation, observation, and reflection. The participants in this study
were 11 students in class II, namely 4 male students and 7 female students at
SD Negeri Rojopolo 03 Jatiroto, Lumajang Regency. Implementation of class
action improvements using two cycles. The results of learning Indonesian in
Class II SD after using the word puzzle media, which can be proven by the
results of the pre-cycle, cycle 1, and cycle 2, namely from pre-cycle from 50%
to cycle 1 to 66.66% and in cycle 2 to 91.66%. Thus, it can be proven that
learning Indonesian in class II has experienced a very good improvement.

Keywords: word puzzle media, learning outcomes, reading ability.

1
PENDAHULUAN
Pendidikan artinya usaha sadar serta berkala buat mewujudkan suasana belajaragar
peserta didik aktif banyak sekali potensi dirinya buat mempunyai kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang
diharapkan dirinya sendiri, rakyat, bangsa serta negara. Pembelajaran tidakakan berhasil
dengan tepat tanpa ada pengelolaan kelas dan metode yang tepat. di global pendidikan banyak
sekali metode atau media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan suatu
pembelajaran pada siswa. Sebagian besar hasil pendidikan selama ini hanya tampak asal
kemampuan siswa menghafal kabar-keterangan, meskipun banyak banyak siswa mampu
menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun pada
kenyataannya mereka takjarang tidak memahami secara mendalam subtansi materinya
(Nurgiansah, T. H. (2021).
Pendidikan yaitu berasal belajar yang harus mempunyai pengetahuan dan
kemampuan buat mengelola situasi dan syarat belajar mengajar,sehingga proses belajar bisa
berlangsung sacara efektif serta efisien demi tercapainya keberhasilan pembelajaran. Buat
mewujudkan kegiatan pembelajaran yang efektif perlu memperhatikan faktor dalam
lingkungan belajar mirip penjual, siswa, serta prasarana. menjadi guru sekolah dasar selalu
dituntut sebagai guru kreatif, menggunakan mengkombinasikan materi, metode, media
menggunakan mata pelajaran. agar akibat belajar yang pada inginkan bisa tercapai.
(Anggraeni, R.D, Sulton, S, &Sulthoni, S., 2019)
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki kiprah penting buat pendidikan di
Indonesia sebab yaitu bahasa resmi pada semuabidang. Pembelajaran bahasa Indonesia
diarahkan buat menaikkan kemampuan peserta didik berkomunikasi pada bahasa
Indonesia menggunakan baik dan sahih. Komunikasi itu diperlukan terjadi baik secara mulut
juga tertulis. Lebih dari itu, pemahaman terhadap bahasa Indonesia dibutuhkan
menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya kesusastraan bangsa Indonesia (Bhakti,
W. P, 2020).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini artinya naratif kualitatif. Teknik
pengumpulan data berupa penyimpanan. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif
melalui kajian teoritis. Hasil penelitian ini membagikan bahwa penyisipan karakter
pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan dominasi
keempat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Rahmi,
A., & Damri, D., 2021).

2
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mensugesti kehidupan rakyat tidak
kecuali dalam bidang pendidikan. Kemajuan disegala bidang puntak lepas asal peranera
industry yang menyerap kecerdasan buatan (AI) buat membentuk perubahan dimasa
mendatang. Tetapi pada pertengahan bulan Januari 2019 timbul sebuah konsep masyarakat
5.0 yang dirintis oleh Negara Jepang. Konsep ini lebih mengutamakan teknologi yang modern
menggunakan gila menjadi komponen utamanya. Ciri-ciri Society 5.0 adalah mempunyai
tujua untuk menghasilkan masyarakat yang berwawasan ke depan, saling menghormati satu
sama lain, dan masyarakat yang dapat memimpin kehidupan aktif, nyaman, serta
menyenangkan (Gilli, Y., & Dalle, A., 2019).
Berdasarkan hasil observasi pada SD Negeri Rojopolo 03 terteliti bersama teman
sejawat diketahui serta ditemukan beberapa pertarungan yang dapat diidentifikasi, bahwa
pembelajaran konvensional yang meliputi guru jarang memberikantugasgrub pada siswa,
Pertanyaan yang diajukan oleh guru hanya dijawab oleh beberapa siswa saja, suasana kelas
hening dan membosankan, materi yang diajarkan hanya berdasarkan buku dan bukan
dari pengalaman siswa. Siswa adalah penerima informasi pasif dan kebanyakan siswa
memperoleh informasi hanya dari guru, pembelajaran dilakukan secara individual, Dalam
pembelajaran masih banyak anak yang malu dan takut sehingga proses pembelajaran
tergolong pasif, metode dan model pembelajàran yang diterapkan pada saat itu kurang efektif,
media yang digunakan guru kurang sesuai dan kurang menarik sehingga hasil belajar anak
kurang maksimal.
Selanjutnya, sesuai bantuan tadi bahwa buat menaikkan kegiatan serta hasil belajar
peserta didik sebab penerapan media pembelajaran dapat memberikan kondisi belajar yang
menyenangkan, menaikkan keterampilan sosial, meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa,
membantu siswa pada memahami bahan yang diberikan melalui kegiatan pelajaran Bahasa
Indonesia.
Media pembelajaran aneka macam ragamnya, penjual menjadi pendidik tentu harus
mempunyai media pembelajaran yang menarik serta berbagai ragam, dan diubah suaikan
dengan bahan yang akan mengajar. Sehinga tujuan pedagogi yang telah dirumuskan
bernyanyi pendidik dapat tercapai. Penyebab lainnya yaitu kurang inovatif penjual dalam
menggunakan media yang bisa membantu anak meningktakan keterampilan berbicara, maka
berasal itu peneliti menggunakan papan media istilah menjadi solusi perseteruan tadi
(Palittin,I.D,Wolo,W,& Purwanty, R., 2019).
Terkait memakai penelitian ini, peneliti memakai media pembelajaran yakni puzzle
kata, media ini dibuat dan dibentuk secara manual oleh peneliti sendiri. Media ini berbentuk

3
papan menjadi media dasarnya dan dilengkapi kantong yang latihan unsur–unsur kalimat
seperti, S (Subjek), P (Predikat), O (Objek), K (informasi).
Masing-masing kantong akan berisikan kosa kata sesuai dengan unsur S-P-O-K
tersebut, contohnya pada kantong S (Subjek) berisi beberapa kata subjek utama atau pelaku
mirip Ibu, Ayah, Kakak, Andi, Siti, dan lain – lain Pada kantong O (Objek) berisikan
beberapa kata benda seperti Buah, Buku, Pakaian Kursi, dan lain-lain Pada kantong K
(Keterangan) berisikan beberapa kata keterangan berupa tempat atau waktu seperti Pagi,
Siang, Malam, Sekolah, Pasar, dan lain-lain. Disamping kantong tersebut terdapat papan
susun yang digunakan untuk menyusun kata – kata yang sudah terdapat gambar sesuai dengan
isi dari kantong S-P-O-K tadi.
Berasal penjelasan pada peneliti merasa media puzzle istilah, sangat cocok sekali buat
menarik minat anak dalam menulis menggunakan cara merangsang anak dengan bermain
serta belajar memasangkan susunan beberapa istilah yang kemudian sebagai kalimat
sederhana. Adapun alasan peneliti menggunakan teka-teki media istilah, karna mempunyai
beberapa keunggulan yakni: pertama kantong SPOK, akan mempermudah peserta didik
memahami unsur kalimat sehingga anak bisa menyusun istilah–istilah tersebut menjadi
kalimat yang mudah. Kedua kantong S-POK, akan mempermudah peserta didik dalam
memahami makna kalimat yang telah mereka susun. Ketiga ada gambar menjadi visualisasi
pemahaman peserta didik saat menyusun istilah menjadi sebuah kalimat. Teka-teki media
keempat kata mudah diapahami dan dimainkan, sebagai akibatnya tidak terkesan
membosankan. Teka-teki media kelima istilah dibuat dengan papan yang ringan serta bias
dilipat sehingga sangat cocok habis pembelajaran di luar ruangan.
Menurut Gerlach & Ely, menyatakan media bisa dimengerti secara garis besar seperti
manusia, materi, atau peristiwa yang menciptakan kondisi sehingga peserta didik dapat
memeperoleh pengetahuan, keterampilan, atau perilaku. Bisa diartinya bahwasannya media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang bersangkutan mengenai perangkat lunak dan
perangkat keras yang bisa diterapkan buat mengalirkan bahan yang dipelajari dari asal
pembelajaran ke peserta didik (individu atau gerombolan), menjadi akibat mampu
merangsang otak, perasaan,perhatian serta minat siswa pada mengikuti proses alur
pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dan pembelajaran berjalan sesuai
menggunakan yang dibutuhkan.
Teka-teki media yang dipilih sebagai solusi buat mengatasi perseteruan dikelas II
dipelajaran Bahasa Indonesia dari Yudha (2007:33), teka-teki yaitu suatu gambar yang
dibagikan sebagai rabat-rabat gambar yang bertujuan buat mengasah daya pikir ,melatih

4
kesabaran, serta kemampuan menyebarkan. Selain itu, media puzzle pula dapat disebut
permainan edukasi karena tidak hanya buat bermain namun jua mengasah otak dan melatih
antara kecepatan pikiran serta tangan.oleh karena itu, teka-teki media diperlukan bisa
meningkatkan hasil belajar peserta didik.menggunakan demikian perlu diadakan perbaikan
pada pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan peneliti
melalui kerja sama menggunakan guru kelas II SDN Rojopolo 03 yang berjudul Peningkatan
Kemampuan Membaca peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri Rojopolo 03 Jatiroto
Kabupaten Lumajang melaui media puzzle kata, tujuannya adalah untuk memperbaiki metode
pembelajaran yang sudah ada sebelumnya.

METODE
Mekanisme evaluasi Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model Kemmis serta Mc Taggart (Basrowi, 2008:68) yang terdiri asal 2 siklus.
Setiap daur ulang mencakup perencanaan, aplikasi tindakan, pengamatan (observasi) serta
refleksi. Contoh ini yaitu contoh daur ulang berulang-ulang, menggunakan sebagai setiap
tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan dan perbaikan yang ingin dicapai.
Menyiapkan alat pembelajaran yang meliputi, rencana perbaikan Pembelajaran (RPP)
yang berisi tentang baku Muatan, muatan dasar, indikator, tujuan pembelajara, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langka kegiatan pembelajaran, alat dan
sumber belajar, penilaian, kriteria evaluasi, tes tulis berupa esai.
Peneliti menjadi pihak pengamat melakukan observasi buat melengkapi
pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan buat bias menata langkah–langkah pemugaran
terhadap pembelajaran selanjutnya. Pengamatan atau observasi yang dilakukan pada lusini
adalah observasi terbuka. Pengamatan dilakukan bernyanyi peneliti dengan catat kegiatan
peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung. Langkah selanjutnya adalah termin
refleksi. Refleksi dilakukan menggunakan cara mengolah data, analisis, menyebutkan, dan
disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan belajar peserta didik di sisklus II ini bisa
dikatakan berhasil sebab nilai yang diperoleh siswa sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang diinginkan. Metode pengumpulan data artinya cara-cara yang bisa
habis oleh peneliti buat mengumpulkan data (Arikunto, 1998: 134).

Pengumpulan data tidak berguna untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan serta
akurat yang mampu digunakan dengan sempurna sesuai dengan tujuan penelitian. Metode
yang habis buat mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu: metode observasi pertama,

5
kedua metode wawancara, ketiga metode tes. Hal-hal yang diamati diobservasi yaitu
kegiatan guru serta peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung. Observasi
terhadap peneliti untuk mengetahui proporsi aktivitas guru dalam pelaksanaan penerapan
media puzzle, dilakukan bernyanyi satu guru kelas II.
Pengamatan terhadap kegiatan siswa buat mengetahui proporsi aktivita peserta didik,
dilakukan bernyanyi teman sejawat Hal- hal yang diobservasi kegiatan penjual yaitu apakah
peneliti telah menerapkan media nyata sesuai menggunakan indikator. Sedangkan hal-hal
yangdiobservasi aktivitas peserta didik yaitu siswa mendengarkan serta catat penjelasan
penjual; peserta didik bertanya pada penjual atau menjawab pertanyaan guru: peserta didik
berperan aktif memberikan pendapat serta bertanya di sahabat sekelompoknya waktu
pembelajaran; peserta didik berpartisipasi menjawab tugas di Lomba Kompetensi peserta
didik dan aktif membantu teman gerombolan; wawancara dilakukan terhadap penjual serta 2
siswa kelas, wawancara pada guru bahasa indonesia dilakukan untuk mengetahui kendala-
kendala yang dihadapi dan kesalahan-kesalahan yang acap kali dilakukan bernyanyi peserta
didik pada materi bangun ruang volume balok, sedangkan wawancara di siswa dilakukan
buat mengetahui tanggapan siswa mengenai penerapan media puzzle dan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam menuntaskan soal-soal. Wawancara memakai siswa ini dikhususkan
pada doa siswa, 1 peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi dan 1 peserta didik
menerima nilai terendah (Putri, R.S.A., 2021) buat mengetahui tingkat kemampuan peserta
didik dalam tahu dan menguasai materi artinya dengan memberikan tes. Pada penelitian
ini, tesyang habis merupakantes deskripsi (esai) yang dirancang oleh peneliti sendiri. Soal
tes yang dibuat mencakup bahan bangun ruang volume balok.
Soal tes diberikan pada saat pendahuluan, setiap akhirnya pertemuan diadakan tes
akhir daur ulang menjadi penilaian akhir yang dilaksanakanpada akhirsiklus yaitu disetiap
pertemuan. Analisis data merupakan cara yang pagar penentu buat menyusun dan memasak
data yangdikumpulkan, sebagai akibatnya menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya penelitian ini artinya Penelitian Tindakan Kelas
yang dilaksanakan memakai doa siklus, dimana setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu
termin perencanaan, termin pelaksanaan, observasi, serta refleksi (Handayani, 2022). Tahap
Perencanaan pada tahapan ini peneliti telah berhasil: pertama menyusun materi awal
pengawasan akademik, kedua keputusan skenario dan langkah-langkah pendampingan,
ketiga menyusun instrument observasi kepala sekolah observasi guru,serta instrument
kegiatan pengawasan akademik keempat memilih jadwal kegiatan mengawasi akademik

6
yang terbagi menjadi 2 pertemuan, kelima menyusun panduan menganalisis datayang akan
terjadi observasiserta yang akan terjadi pengawasan akademik.
Tahap aplikasi di tahapan peneliti ini melakukan doa aktivitas yaitu aktivitas
pendampingan/pembimbingan secara klasikal, serta kegiatan kedua yaitu pelaksanaan
pengawasan akademik di kelas senyatanya. termin Pengumpulan Data akibat Pengamatan
ketua Sekolah memperoleh skor homogen-rata sebanyak 3,40 hasil Pengamatan guru
memperoleh skor homogen-homogen sebanyak 3,33 yang akan terjadi pengawasan
akademik pada Kelas nilai memperoleh rata-rata sebanyak 64,82. Termin Refleksi di
tahap ini peneliti melakukan beberapa aktivitas yang adalah tahapan akhir asal pelaksanaan
daur ulang saya yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, serta observasi. Adapun kegiatan
secara rinci meliputi data renungan atas akibat observasi serta hasil pengamatan selama
prose pembelajaran di kelas senyatanya, pengolahan data hasil penelitian dan
mencocokkan dengan indikator keberhasilan, rencana perbaikan dan penyempurnaan,
memberikan penguatan atas hasil yang diperolehnya, dan rencana tindak lanjut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan siklus saya pada peneitian ini dilaksanakan dengan memakai teka-teki
media. Peneliti dibantu oleh penjual kelas serta doa sahabat sejawat menjadi pengamat
dalam melaksa nakan penelitian. Pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 08
Mei 2023 tema 8 Kebersamaan pada pukul 07.00 – 08.10. Selesainya melakukan persiapan
mengajar, guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tanya jawab guru
melakukan apersepsi pada siswa selama 5 menit. Pelaksanaan siklus dilakukan sesuai
dengan analisis refleksi siklus yang akan terjadi. Refleksi pada siklus sudah mengalami
peningkatan di hasil belajar serta aktivitas siswa, tetapi terdapat beberapa kekurangan,
sebagai akibatnya perlu dilakukan penelitian siklus II agar akibat belajar serta kegiatan
belajar siswa lebih baik berasal sebelumnya.

Pelaksanaan siklus II pada perbaikan pembelajaran ini dilakukan sebanyak 1 kali


pertemuan menggunakan memakai teka-teki permainan media istilah, Rabu 14 April 2023
materi Menyusun Kalimat Sederhana dipukul 07.00-08.10.Sselesainya melakukan
persiapan mengajar, penjual melaksanakan pembelajaran dengan metode tanya jawab guru
melakukan apersepsi pada peserta didik selama 10mnt, aplikasi pada siklus II ini dibantu 1
teman sejawat menjadi pengamat asal peneliti, penjual memulai dengan hadiah motivasi
pada semua siswa supaya mengikuti aktivitas pembelajaran ini menggunakan baik. penjual

7
membacakan hokum permainan yang dilaksanakanpada pembelajaran. Penjual dan siswa-
siswa menyiapkan bidak permainan puzzle kata. lalu penjual mengingatkan siswa buat
bergabung menggunakan kelompoknya masing-masing. Melalui aktivitas inti tersebut guru
memberikan lampu serta mengingatkan kembali hal materi menyusun kalimat sederhana,
yang nanti sebagai pertanyaan yang ada di kartu pandai yang harus diambil bernyanyi
setiap kelompok di ketika permainan berlangsung.
Guru menjelaskan kalimat sederhana buat Susun. Selain guru mengungkapkan
model tadi, peserta didik diminta menyebutkan benda lainyang merupakan bagian-bagian
di lebih kurang selainyang disebutkan penjual. Siswa memainkan permainan puzzle kata
menggunakan penuh semangat danrasa percaya diri menjawab semua pertanyaan yang
ada. Hampir semua siswa bias menjawab pertanyaan pada teka-teki kartu istilah yang
berhubungan menggunakan bahan, setelah peserta didik menyebutkan model kalimat
sederhana. sehabis menyelesaikan permainan puzzle kata buat mengetahui kemampuan
siswa, Maka siswa diminta untuk mengerjakan esai tesyang sudah diberikan bernyanyi
guru selama 30 menit. Setelah peserta didik semuanya menyelesaikan begini, siswa
diminta mengumpulkan jawaban ke meja penjual, penjual melakukan respon serta umpan
balik yang positif.
Menjadi aktivitas akhir pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II, penjual
berpesan supaya permanen ulet belajar, banyak membaca, menjaga kesehatan, tak jarang
mencuci tangan, menggunakan topeng jika melakukan kegiatan di luar rumah. Bila ada
peserta didik yang akan bertanya, guru memberi kesempatan secara bergantian, guru
mengajak semua siswa berdoa bersama serta akhir aktivitas pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan proses pembejaran berlangsung.
Aktivitas observasi dilakukan buat mengamati aktivitas yangdilakukan peserta didik selama
aktivitas pembelajaran berlangsung. Perbaikan pembelajaran ini dibantu 1 orang pengamat
yaitu teman sejawat penjual kelas. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, banyak
siswa mengalami sedikit kesulitan kurang fokus, setelah diadakan wawancara
menggunakan beberapa anak. Berasal jumlah 35 peserta didik, ternyata terdapat beberapa
peserta didik yang menerima nilai kurang optimal.
Hal itu ditimbulkan beberapa faktor seperti terdapat yang tidak memperhatikan saat
penjual menjelaskan aturan permainannya, kurang konsentrasi saat mendengarkan
pertanyaan yangdisampaikan oleh teman kelompoknya, terdapat pula yang memang tidak
mengetahui jawaban asal pertanyaan yang disampaikan. Selanjutnya, terkait menggunakan

8
jawaban soal tes ditemukan asal 35 peserta didik, 10 peserta didik menerima nilai sangat
baik, 8 siswa mendapat nilai baik, 6siswa mendapat nilai relatif, serta10 peserta didik
masih kurang. Oleh sebab itu, penjual berusaha melakukan pemugaran-pemugaran terhadap
beberapa anak tadi. Bab ini dipaparkan hal kesimpulan serta saran..
Adapun yang akan terjadi pemugaran pembelajaran ini menjadi berikut. sesuai
pelukisan data serta temuan penelitian di bab hasil dan pembahasan, maka dapat diambil
konklusi bahwa peningkatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas II SD
Negeri Rojopolo 03 Kecamatan Jatiroto selesainya memakai media permainan puzzle
istilah, yaitu dapat dibuktikan dengan yang akan terjadi dari pra daur, siklus 1, dan siklus 2,
yaitu dari prasiklus dari 50 % ke siklus 1 menjadi 68,47% dan pada siklus 2 menjadi
91,68%. Dengan demikian, dapat dibuktikan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia pada
siswa kelas II SD Negeri Rojopolo 03 Rojopolo setelah menggunakan media permainan
puzzle kata terdapat peningkatan meningkat pada tahun pelajaram 2022/2023. Berikut tabel
1 merupakan hasil tes siswa kelas II SD Negeri Rojopolo 03:

Tabel 1. Hasil tes siswa kelas II SD Negeri Rojopolo 03


Jenis Kelamin KKM 70
Nilai
No Nama Siswa Tidak
L P Siklus 2 Tuntas
Tuntas
1. Aliando Dwi Ramadhani L 78 √
2. Kaniya P 68 √
3. Ubaydillah Faza L 79 √
4. Kurnia Ningsih P 78 √
5. Lailatul Komariah P 100 √
6. Umi Firdausiyah P 90 √
7 Sandy L 70 √
8 Muhammad Ilham H. L 89 √
9 Hilmi putri yana P 54 √
10 Zahra P 97 √
11 Humairotul yuli p 70 √
Ramadhani
Jumlah 4 7 9 2

Pengamatan dilakukan secara bersamaan menggunakan proses pembejaran


berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan buat mengamati kegiatan yangdilakukan
peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pemugaran pembelajaran ini
dibantu 1 orang pengamat yaitu sahabat sejawat guru kelas. Selesainya melakuk anak

9
tivitas pembelajaran sesuai datapa daatas,dengan jawaban soal Menyusun Kaliamt
Sederhana ditemukan berasa l11 peserta didik, terdapat tiga siswa menerimanilai
sangat baik, 1siswa mendapat nilai baik,lima siswa mendapat nilai cukup,serta doa
siswamasih kurang. Hal ini terlihat dikemampuan hasil belajar ini.

Tabel 2. Data Kemampuan Hasil belajar Siswa.


No Kategori Jumlah anak Keterangan
1. 80 – 100 3 anak Sangat Baik
2. 70 – 79 1 anak Baik
3. 60 – 69 5 anak Cukup
4. ≤ 59 2 anak Kurang

Yang akan terjadi refleksi pertunjukan bahwa ada beberapa kekurangan yang wajib
diperbaiki, antara lain: pertama peserta didik masih terdapat yang tidak perhatikan apayang
guru sampaikan pada awal pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran terdapat siswa
yangkurang aktif, kurang percaya diriserta peserta didik yangsibuk menggunakan urusannya
sendiri.kedua peserta didik masih gundah dan kesulitan buat melakukan aturan permainan
ular tangga yang telah pada sampaikan bernyanyi penjual,sebagai akibatnya penjual perlu
membimbing peserta didik. Ketiga perlunya anugrah hadiah kepada peserta didik yang
dievaluasi aktif serta akibat belajar yang baik, sehingga dapat menambah semangat siswa
dalam pelajaran selanjutnya.
Hal ini dibuktikan melalui proses penggunaan media permainan puzzle kata yang
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II
materi menyusun kalimat sederhana, yaitu: pertama guru memberi penjelasan di awal
mengenai pembelajaran yang akan berlangsung; kedua guru menjelaska materi bagian-
bagian tumbuhan dan fungsinya, ketiga guru menjelaskan aturan permainan dalam
pembelajaran yan akan dilaksanakan dengan materi tersebut menggunakan media
permainan puzzle kata, keempat guru memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh
siswa secara individu dan kelompok yang terdapat pada kartu pintar puzzle kata; (5) siswa
menjawab semua pertanyaan tersebut dengan baik (Rini, W. A., & Sukartaningsih, W.,
2021).

10
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian dapat kesimpulan bahwa ada peningkatan pembelajaran


Bahasa Indonesia pada peserta didik kelas II setelah menggunakan teka-teki permainan
media istilah, yaitu bisa terbukti dengan akibat asal pradaur ulang,siklus1, dan siklus 2, dari
prasiklus dari 50% ke siklus 1 menjadi 68,47% dan pada siklus 2 menjadi 91,68%. Adapun
sarannya mencakup, bagi saya sendiri penjual kelas sesuai peningkatan kemampuan siswa
selesainya media permainan puzzle yang diterapkan istilah, disarankan buat menerapkan
media tersebut di pelajaran Bahasa Indonesia. Bagi sekolah, bisa dijadikan menjadi acuan
cara lain khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Bagi siswa, disarankan buat berlatih
soal-soal materi bagian-bagian tanaman dan kegunaanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, R. D., Sulton, S., & Sulthoni, S. (2019). Pengaruh Multimedia Tutorial Terhadap
Hasil Belajar Bahasa Indonesia. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 2(2), 96-
101.
Bhakti, W. P. (2020). Pergeseran penggunaan bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dalam
komunikasi keluarga di Sleman. Jurnal Skripta, 6(2).
Gilli, Y., & Dalle, A. (2019). Kefektifan Penggunaan Media Gambar Berseri dalam
Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana Bahasa Jerman Siswa. Eralingua: Jurnal
Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 3(1), 36-40.
Handayani, D. F. (2022). Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi.
CV Literasi Nusantara Abadi.
Nurgiansah, T. H. (2021). Pelatihan penelitian tindakan kelas bagi guru pendidikan
kewarganegaraan di sekolah menengah atas se-kabupaten bantul. BERNAS:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 28-33.
Palittin, I. D., Wolo, W., & Purwanty, R. (2019). Hubungan motivasi belajar dengan hasil
belajar siswa. Magistra: Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 6(2), 101-109.
Putri, R. S. A. (2021). Pengembangan Media Puzzle Kata Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menyusun Kalimat Sederhana Siswa Kelas III SDIT Al-Uswah 02 Banyuwangi
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Rahmi, A., & Damri, D. (2021). Meningkatkan Keterampilan Menulis Kalimat Sederhana
melalui Media Buku Halus Kasar Bagi Anak Disgrafia di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(6), 5305-
Rini, W. A., & Sukartaningsih, W. (2021). Pengembangan Media Puzzle Kata Bergambar
Menggunakan Aplikasi Instagram Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Pada
Keterampilan Membaca Permulaan. Jurnal PGSD, 9, 2597-2609.

11

Anda mungkin juga menyukai