Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

MENGGUNAKAN POWER POINT UNTUK MATA PELAJARAN


BAHASA INDONESIA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 SLAWI
Insan Akbar Hakiki, Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd.

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Berdasarkan pengamaan yang dilakukan oleh peneliti pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SMP Negeri 3
Slawi ditemukan bahsa siswa kurang memahami materi dengan baik khususnya pada tata cara berbahasa yang baik dan
benar seperti penggunaan tanda baca, huruf kapital, maupun penggunaan kata sehingga berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Masalah tersebut timbul karena guru kurang maksimal dalam penggunaan media pembelajaran dalam proses
pebelajaran, sehingga kurang menarik perhatian siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari
permasalahan tersebut maka dibutuhkan media pembelajaran interaktif menggunakan power point. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan yaitu Analisis,
Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan uji validitas atau
uji kelayakan oleh ahli media dan ahli materi, media pembelajaran interaktif yang dibuat dikatakan layak untuk
digunakan. Namun dalam penelitian ini tidak melakukan penerapan secara langsung karena adanya pandemi COVID-
19 yang mengharuskan siswa melakukan pembelajaran secara daring atau belajar dari rumah.

Abstract

Based on the treatment conducted by researchers on Indonesian subjects class VII in Slawi State Junior High School
found that students do not understand the material well, especially in good and correct language procedures such as
the use of punctuation, capital letters, and the use of words so that it affects student learning outcomes.The problem
arises because the teacher is less maximal in the use of learning media in the learning process, so it is less attractive to
students and the activeness of students in following the learning process.From these problems, interactive learning
media is needed using power points.The research method used is development research with the ADDIE model
consisting of five stages, namely Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation.From the results of
research that has been done with validity tests or feasibility tests by media experts and material experts, the interactive
learning media created is said to be suitable for use.But in this study did not apply directly because of the COVID-19
pandemic that requires students to do online learning or learn from home.

Keywords: learning media, powerpoint, indonesian subject

PENDAHULUAN intelektual, moral, maupun sosial agar dapat


hidup mandiri sebagai individu dan makhluk
Pendidikan merupakan suatu usaha sosial.
sadar yang dilakukan secara sistematis untuk
membawa bangsa kearah yang lebih baik dengan Hal tersebut sesuai dengan tujuan
memberikan pengetahuan, keterampilan, pendidikan yang tercantum dalam Undang-
maupun segala sesuatu yang mampu Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan
menumbuhkan perkembangan potensi yang ada Pemerintah Negara Republik Indonesia untuk
dalam setiap individu dengan sebaik mungkin. mencerdaskan kehidupan bangsa serta
Hal tersebut senada dengan apa yang telah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
disampaikan oleh Sudjana dan Rivai (2009:1) sistem pendidikan nasional. Hal tersebut
mengenai tujuan pendidikan, yaitu dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-Undang
mengantarkan para siswa menuju pada Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
perubahan-perubahan tingkah laku baik
Pendidikan Nasional dalam pasal 3 yang Teknologi menjadikan semua hal
meyebutkan sebagai berikut: menjadi lebih mudah dan bermanfaat apabila
digunakan dengan sebaik mungkin. Dengan
Pendidikan nasional berfungsi teknologi guru dapat memecah kebosanan siswa
mengembangkan kemampuan dan membentuk ketika di ajar, karena sebelum teknologi
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat berkembang dengan pesat guru hanya mampu
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, menyampaikan materi dengan metode ceramah
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta atau metode tradisional. Kebosanan muncul
didik agar menjadi Manusia yang beriman dan karena siswa hanya memperoleh materi yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersifat verbal tanpa adanya gambaran secara
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, jelas tentang apa yang disampaikan oleh guru.
mandiri, dan menjadi warga negara yang Akan tetapi sekarang guru dapat merubah
demokratis serta bertanggung jawab. metode pembelajarannya seiring dengan
bervariasinya media pembelajaran yang dapat
Tujuan belajar menurut Oemar Hamalik (2008: digunakan oleh guru. Sehingga guru dapat
73-75) terdiri dari 3 komponen, yaitu: memberikan gambaran secara jelas kepada siswa
tentang materi apa yang akan disampaikan
1. Tingkah laku terminal. Tingkah laku kepada siswa baik itu melalui gambar maupun
terminal adalah komponen tujuan belajar video yang dapat dimasukkan kedalam media
yang menentukan tingkah laku siswa setelah pembelajaran.
belajar
Aktivitas utama (sentral) dari bidang
2. Kondisi-kondisi tes. Komponen kondisi tes
kajian teknologi pendidikan adalah : (1)
tujuan belajar menentukan situasi dimana mengkreasi proses dan sumber belajar, (2)
siswa dituntut untuk mempertunjukan menggunakan proses dan sumber belajar, dan (3)
tingkah laku terminal. mengelola proses dan sumber pembelajaran,
3. Ukuran-ukuran perilaku. Komponen ini yang semuanya ditujukan untuk memfasilitasi
merupakan suatu pernyataan tentang ukuran pembelajaran (Subkhan, 2013:13).
yang digunakan untuk membuat Retnowati (2017: 69) menyatakan bahwa
pertimbangan mengenai perilaku siswa. penggunaan media pembelajaran mempengaruhi
motivasi belajar siswa, karena dengan adanya
Berdasarkan tujuan tersebut dapat kita penggunaan media pembelajaran dengan tepat
simpulkan bahwa kemampuan merupakan salah dan sesuai dengan isi materi yang disampaikan
satu hal yang penting dan harus dikedepankan pada saat proses pembelajaran maka seorang
dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan siswa akan termotivasi untuk menerima
bangsa, karena dengan memiliki kemampuan pembelajaran dengan baik.
setiap individu akan lebih mudah dan maksimal
dalam melakukan sesuatu. (Joni Purwono, dkk, 2014) menjelaskan
Dahulu sebuah sekolah dapat beroprasi
bahwa media pembelajaran memiliki peran
jika ada murid, guru, dan ruangan atau tempat penting dalam menunjang kualitas proses
untuk belajar dengan beberapa sarana belajar mengajar.
pendukung kegiatan belajar mengajar seperlunya.
Guru merupakan satu-satunya sumber belajar, Media pembelajaran interaktif adalah
dan menjadi pusat tempat bertanya, tetapi segala sesuatu baik hardware maupun software
dengan era yang seperti sekarang ini sudah tidak yang mampu mengkondisikan siswa berinteraksi
mungkin guru menjadi sentral dalam proses secara aktif dan mandiri dengan seperangkat
pembelajaran mengingat teknologi yang semakin pesan-pesan pembelajaran yang terkemas secara
maju dan berkembang pesat. Apalagi kurikulum harmonis baik teks maupun hypertext, terpadu
yang dipakai sekarang ini yaitu kurikulum 2013 dengan gambar-gambar, suara, video/film, dan
yang menuntut siswanya agar lebih mandiri dan animasi untuk kepentingan pencapaian tujuan-
aktif dalam belajar. tujuan pembelajarran tertentu ( Kustiono, 2010:8)
Mata pelajaran Bahasa Indonesia Indonesia, kendala yang sering dihadapi siswa
merupakan mata pelajaran yang wajib ada dari adalah kurang memahami tentang etika dalam
tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah. menulis, misalnya seperti penggunaan huruf
Mata pelajaran Bahasa Indonesia seharusnya kapital, penggunaan tandaa baca, penulisan
menjadi mata pelajaran yang paling mudah, nama orang atau nama kota.
tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang
kesulitan untuk mempelajarinya. Kebanyakan Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa
siswa menyepelekan mata pelajaran Bahasa karakteristik siswa usia Sekolah Menengah
Indonesia karena dirasa tidak ada yang terlalu Pertama (SMP) antara lain :
penting untuk dipelajari. 1. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi
tinggi dan berat badan.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia 2. Mulai timbul ciri-ciri seks sekunder
memiliki empat keterampilan yaitu 3. Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta
menulis (Dalman, 2012 :3). Dalam pengajarannya keinginan untuk bebas dari dominasi dengan
sendiri mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya kebutuha bimbingan dan bantuan dari orang
menggunakan media seadanya seperti buku teks, tua.
dan guru hanya menjelaskan secara verbal tanpa 4. Senang membandingkan kaedah-kaedah,
ada media lain yang menarik perhatian siswa. nilai-nilai etika atau norma dengan
Sehingga ketika mengikuti pembelajaran banyak kenyataan yang terjadi dalam kehidupan
siswa yang mengantuk bahkan ribut sendiri orang dewasa.
ketika guru sedang menerangkan materi. 5. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
6. Mulai mempertanyakan secara skeptic
Penggunaan media pembelajaran mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
interaktif sangat dibutuhkan, karena dengan keadilan tuhan
media pembelajaran interaktif mampu memacu 7. Mulai mengembangkan standard dan
semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran harapan terhadap perilaku diri sendiri yang
dan memahami materi apa yang telah sesuai dengan dunia sosial
disampaikan oleh guru, terlebih pada mata 8. Kecenderungan minat dan pilihan karier
pelajaran yang kurang siswa suka. relative sudah lebih jelas.

Penggunaan media pembelajaran Hal ini sejalan dengan pengalaman peneliti


interaktif menggunakan power point ini ketika mengajar di sebuah tempat bimbingan
didasarkan pada penelitia sebelumnya yang belajar siswa Sekolah Menengah Pertama. Tidak
dilakukan oleh Kholida Munasti dalam jurnal hanya itu, peneliti juga melakukan wawancara
Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Islam dengan guru Bahasa Indonesia di SMP N 3 Slawi
Negeri Sunan Kalijaga tahun 2021 Volume 6-2 juga mendapati kendala yang sama seperti apa
dengan judul “ Respon Penggunaan Media Power yang peneliti alami. Sehingga peneliti memilih
Point Berbasis Interaktif untuk anak Usia Dini di SMP Negeri 3 Slawi, kebetulan di SMP Negeri 3
Era Pandemi”. Penelitian ini bertujuan untuk Slawi juga memiliki memiliki fasilitas yang
memastikan keefektifan Power Point sebagai memadai seperti monitor LCD dan sound system
media pembelajaran interaktif di masa pandemic serta lapop inventaris dari SMP tersebut untuk
dengan melihat ketertarikan dan juga respon menayangkan media pembelajaran interaktif
belajar yang ditimbulkan oleh anak. Hasil dari berbasis media.
penelitian ini mengungkapkan bahwa
penggunaan Power Point dimasa pandemic Berdasarkan permasalahan tersebut,
sangat efektif, karena penggunaan Power Point maka peneliti melakukan penelitian berjudul
dapat membangkitkan motivasi belajar, membuat “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
senang dan tidak membosankan, meningkatkan Menggunakan Powerpoint untuk Mata Pelajaran
antusiasme, dan membuat lebih mudah diingat. Bahasa Indonesia Kelas VII di SMP Negeri 3
Slawi”. Masalah yang dirumuskan berdasarkan
Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama latar belakang diatas adalah “Bagaimana prosedur
khususnya mata pelajaran mata pelajaran Bahasa pegembangan media pembelajaran interarktif
menggunakan Power Point untuk mata pelajaran Berdasarkan hasil dari penilaian ahli materi
Bahasa Indonesia dan veliditas media dengan skor total 63, sedangkan skor yang
pembelajaran interaktif menggunakan diharapkan adalah 75, maka dihitung presentase
powerpoint untuk mata pelajaran Bahasa kelayakannya dengan rumus Presentase 84%
Indonesia kelas VII di SMP Negeri 3 Slawi?”. yang pada tabel termasuk kategori Layak untuk
diuji cobakan kepada siswa.

Revisi Produk

Setelah dilakukan tahap validasi, kemudian


media power point diperbaiki kekurangannya
berdasarkan komentar dan saran dari para ahli.
Para ahli media memberikan komentar bahwa
video ini sudah baik dan bisa digunakan untuk
uji lapangan. Ada beberapa saran yang diberikan
oleh para ahli diantaranya :

1. Teks “dan” pada slide 1 diperbaiki,


Gambar 1. Prosedur Pengembangan Model ADDIE diperbesar dan font diganti yang menarik.
2. Di setiap slide selain diberi tombol kembali
juga ditambahi menu/ tombol untuk
Aspek Ahli Media 1 Ahli Media 2
kembali ke Home.
Peilaian
Sko Persenta Sko Persenta 3. Slide ke 3 (Loading) sepertinya tidak perlu,
r se r se jadi setelah tombol Mulai langsung link ke
Tampilan 46 84% 53 96% Home.
Kemudah 8 80% 8 80% 4. Setiap foto/gambar diberi keterangan
an sumber diperoleh dari mana.
Audio 18 90% 25 100% 5. Tata letak tulisan disesuaikan
Total 72 80% 86 95% 6. Ukuran gambar disesuaikan ( memanfaat-
Kategori Layak Layak kan ruang kosong).
Tabel 1. Hasil Validasi Ahli Media 7. Tombol navigasi disesuaikan dengan fungsi
pada tombol..
Berdasarkan hasil dari penilaian ahli
media dengan skor total 158, sedangkan skor Berdasarkan ahli materi media yang
yang diharapkan adalah 180, maka dihitung digunakan sudah layak. Adapun komentar dan
presentase kelayakannya dengan rumus saran yang diberikan adalah media pembelajaran
Presentase 88% yang pada tabel termasuk ini akan lebih bagus lagi ditambahkan video guru
kategori Layak untuk diuji cobakan kepada siswa. ketika sedang menjelaskan materi.

Ahli Materi Pembahasan

Ahli materi berperan untuk memvalidasi Produk media ini dikembangan


media dari segi isi dan penyajian materi. Uji ke- menggunakan model ADDIE yang terdiri dari
layakan materi dilakukan oleh guru bahasa lima tahapan, yaitu : (1) Analysis, (2) Design, (3)
Indonesia SMP Negeri 3 Slawi. Berikut adalah Development, (4) Implementation, dan (5)
analisis data validasi dari ahli materi. Evaluation. Produk produk yang ada dapat
dikatakan layak dan bisa digunakan di dalam
Aspek Peilaian Ahli Materi 1 proses belajar mengajar. Proses pengembangan
Skor Persentase media pembelajaran interaktif melalui beberapa
Isi dan Tujuan 26 87% tahap pengembangan dan validasi dari para ahli
Instruksional 37 82% sehingga diperoleh produk multimedia
pembelajaran yang masuk kategori layak.
Total 63 84%
Kategori Layak
Tahap pertama adalah tahap analisis. tidak dapat melakukan implementasi tersebut
Pada tahap analisis terdapat 2 tahapan, yaitu karena adanya pandemik COVID-19 yang
Needs Assesment (Analisis Kebutuhan) berupa mengharuskan siswa belajar dari rumah atau
analisis keadaan lapangan dan peserta didik serta daring.
pengumpulan materi yang akan dijadikan pokok
bahasan dalam pengembangan media. Hasil Tahap kelima adalah Evaluasi. Evaluasi
informasi mengenai proses pembelajaran, yang dilaksanakan berupa evaluasi
karakteristik siswa dan pengembangan media pengembangan dan evaluasi kelayakan produk
pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan media pembelajaran. Evaluasi dilakukan oleh ahli
observasi yang dilakukan di SMP Negeri 3 Slawi. media dan ahli materi untuk mengetahui
kelayakan media pembelajaran interaktif
Tahapan selanjutnya yaitu Front-end tersebut, dan nantinya akan digunakan dan
Analysis dengan cara mengumpulkan referensi disebarluaskan di SMP Negeri 3 Slawi. Dari
berupa kurikulum, silabus mata pelajaran Bahasa evaluasi yang telah dilakukan, peneliti diperoleh
Indonesia kelas VII semester 1, serta sumber data yang menggambarkan kualitas produk
belajar yang berkaitan dengan materi yang media pembelajaran interaktif yang
dibutuhkan dalam pengembangan media dikembangkan apakah valid atau tidak valid.
pembelajaran. Hasil dari analisa terhadap kondisi
lapangan, maka dipilih 1 Kompetensi Dasar (KD) Simpulan
yang menjadi sasaran pengembangan media.
Materi pokok dari kompetensi dasar tersebut Berdasarkan dari hasil penelitian
tentang Surat Dinas dan Surat Pribadi yang pengembangan media pembelajaran interaktif
tertuang pada bab Belajar Santun dalam materi Surat Dinas dan Surat Pribadi ini,
Mengungkapkan Perasaan dan Gagasan melalui disimpulkan bahwa:
Surat.
Prosedur Pengembangan Media
Tahapan kedua yaitu Desain. Tahap Pembelajaran Interaktif (MPI) materi Surat
desain merupakan tahapan perancangan media Pribadi dan Surat Dinas untuk kelas VII SMP
pembelajaran interaktif yang meliputi rumusan telah sesuai dengan prosedur pengembangan
tujuan pembuatan media pembelajaran interaktif media yang menggunakan metode
Surat Dinas dan Surat Pribadi, pembuatan pengembangan ADDIE, dari mulai analisis,
flowchart, pembuatan Storyboard, pengumpulan desain, produksi, penerapan dan evaluasi. Tahap
objek rancangan, dan penyusunan instrument uji analisis yang dimulai dari analisis pasar, analisis
kelayakan. pengguna, analisis kurikulum, dan analisis
sarana. Tahap Design dibuat berdasarkan tahap
Tahapan ketiga adalah Pengembangan. persiapan yang merujuk pada Kompetensi Dasar,
Tahapan pengembangan ini merupakan tahap Indikator, dan materi pembelajaran yang
membuat dan mengembangkan media dilanjutkan ke tahap penyusunan naskah yang
pembelajaran dari semua komponen yang telah biasanya dibuat dalam sebuah GBIM (Garis Besar
disiapkan menjadi satu kesatuan utuh sesuai Isi Media) dan flowchart. Tahap Development
dengan flowchart dan storyboard yang telah atau Pengembangan yaitu media diproduksi
dirancang menggunakan Microsoft Power Point. sesuai dengan tahap design yang dibuat dengan
Setelah media selesai dibuat, dilakukan uji menggunakan software Power Point dan terlebih
validasi oleh ahli media dan ahli materi untuk dahulu dilakukan uji validitas kepada ahli media
memperoleh masukan terhadap pengembangan dan ahli materi sebelum diimplementasikan
disertai dengan instrument penilaian kelayakan kepada siswa. Tahap Implementasi dimana tahap
media pembelajaran interaktif. penerapan kepada siswa untuk mengethui
keefektifan media pembelajaran interaktif yang
Tahapan keempat yaitu Implementasi. telah di buat, namun pada penelitian ini pada
Pada tahapan ini media pembelajaran interaktif tahap implementasi tidak dapat dilakukan karena
yang telah selesai dikembangkan kemudian adanya pandemic COVID-19 yang mengharuskan
diimplementasikan kepada siswa kelas VII SMP siswa belajar dari rumah sehingga peneliti tidak
Negeri 3 Slawi. Namun pada tahapan ini peneliti dapat melakukan penerapan secara langsung
kepada siswa. Tahap evaluasi yaitu tahap akhir Subkhan, Edi. 2013. Pengantar Teknologi
dalam proses pengembangan media Pendidikan: Prespektif Paradigmatik dan
pembelajaran interaktif ini dengan dilakukannya Multidimesional. Yogyakarta: Deepublish
revisi berdasarkan saran para ahli.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Hasil uji kelayakan media pembelajaran 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
interaktif yang dilakukan oleh ahli media Sekretariat Kabinet RI.
diperoleh presentase kelayakan sebesar 88%
dalam kategori sangat layak, dan hasil dari ahli
materi diperoleh presentase kelayakan sebesar
84% dalam kategori layak. Berdasarkan hasil
pengujian tersebut maka Pengembangan Media
Pembelajaran Interaktif untuk Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 3 Slawi
layak digunakan dalam proses pembelajaran.

PUSTAKA

Achmad Rivai, Nana Sudjana. (2009). Media


Pengajaran. Badung : Sinar Baru Algesindo

Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta:


Rajawali Pers.

Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan, Bandung:


Citra Adtya Bakti.

Kustiono. 2010 Media Pembelajaran: Konsep, Nilai


Edukatif, Klasifikasi, Praktek Pemanfaatan dan
Pengembangan. Semarang: Unnes Press.

Munasti, Kholida. 2021. Respon Penggunaan Media


Power Point Berbasis Interaktif untuk Anak Usia Dini
di Era Pandemi. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Volume 6 (2).
https://www.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/vie
w/1567 (diunduh pada 10 Agustus 2021).

Purwono. Joni, dkk. (2014). Penggunaan Media


Audio-Visual Pada Mata Pelajaran
IlmuPengetahuan Alam Di Sekolah Menengah
Pertama Negeri1 Pacitan. Dalam Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran Vol.2, No.2: 127.
Retnowati. (2017). Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP
Negeri 1 Punggur Kabupaten Lampung Tengah.Metro :
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Anda mungkin juga menyukai