Anda di halaman 1dari 24

Nama : Ni Putu Winda Tya Ariantari

NIM : 1812061006

Kelas : 6A

Metode Penelitian

Pengembangan Sebuah Media Pembelajaran yang Digunakan Untuk


Meningkatkan Motivasi Siswa Untuk Belajar Berpikir Kritis di SMK Vidya
Usadha.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya pengembangan kualitas dalam diri manusia


dilihat dari berbagai bidang akademik maupun non akademik (Priatna, 2004:27).
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai pengalaman belajar yang dirasakan oleh
setiap manusia yang menjadi salah satu bagian hidup yang mempengaruhi
pertumbuhan individu (Soyomukti, 2015:22). Dapat dimaknai bahwa pendidikan
ialah suatu proses belajar yang berkelanjutan dan secara bertahap yang dirasakan
oleh setiap manusia dalam hidupnya masing-masing. Pendidikan juga dapat
bermakna segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan manusia dimasa
hidupnya. Pendidikan ini bisa dilakukan dimana saja, dan kapan saja, baik di
sekolah, dirumah, di lingkungan sekitar, di lingkungan keluarga, dan lain-lain.

Tujuan pendidikan bisa ditanamkan sejak manusia masih dalam


kandungan, lahir, hingga dewasa dilihat dari perkembangan dirinya. Pendidikan
usia dini sudah diterapkan dalam UU 20 Sisdiknas 2003 yang bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi diri yang dimiliki peserta didik
(Depdiknas 2003:11). Tujuan pendidikan juga untuk menciptakan manusia yang
memiliki akhlak yang baik, berwibawa, memiliki ilmu, kreatif, mandiri, serta
bertanggung jawab. Dalam hal ini pendidikan diharapkan mampu
mengembangkan wawasan, sosial, sehingga membawa kemajuan dari dalam diri,
masyarakat, dan negara untuk menciptakan pembangunan nasional yang berilmu
pengetahuan berteknologi yang baik (Idi. 2014:71). Pendidikan pada dasarnya
bermaksud untuk membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki di dalam dirinya dan mengembangkan potensi kemanusiaan. Jadi yang
menjadi sasaran pendidikan ialah manusia, karena manusia memiliki daya pikir
dan memiliki sikap sosial yang sangat tinggi, atau dapat dikatakan pendidikan
sebagai proses memanusiakan manusia. Pendidikan dalam arti mendidik yang
berarti memberi tuntunan, pertolongan, memberdayakan potensi yang dimilikinya
untuk berkembang secara bertahap melalui pendidikan sekolah sampai pendidikan
lanjutan sehingga mereka bisa hidup mandiri di masa depan (Neolaka dan Grace
Amialia, 2017:15).

Ada 3 jenis pendidikan yang diketahui yaitu : pendidikan formal,


pendidikan informal, dan non formal. Namun yang akan dibahas hanya pada
pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan kegiatan yang dilakukan secara
berstruktur/berskala dimulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas/kejuruan, hingga perguruan tinggi (Dosen Pendidikan,
2015). Sekolah dianggap sebagai tempat untuk menuntut ilmu, dan menerima
pembelajaran yang sesuai dengan bidangnya. Sekolah adalah suatu lembaga yang
digunakan untuk kegiatan belajar, dalam hal ini peserta didik bisa menuntut ilmu
sesuai dengan bidang yang dimiliki masing-masing individu di sekolah.

Sekolah ialah sebuah tempat dimana proses orang-orang untuk belajar.


Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang tidak tahu menjadi tahu. Belajar
tidak hanya di sekolah saja, melainkan bisa di lingkungan sekitar juga. Tetapi
pada umumnya peserta didik akan belajar di sekolah dari tingkat dasar hingga
tingkat menengah atas. Pada tingkat menengah atas, sekolah dibagi menjadi 2
yaitu sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan. Namun
kebanyakan orang memilih untuk bersekolah di SMK dibandingkan di SMA
karena harapan mereka ketika lulus SMK akan menjadi lulusan yang terampil dan
siap kerja.

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan menengah


yang mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja dalam bidang tertentu.
Lulusan yang terampil dan produktif sangat dibutuhkan di dunia industri
(Djojonegoro, 1998). Sekolah Menengah Kejuruan ini ialah jenjang menengah
yang mengutamakan kemampuan yang dimiliki setiap peserta didik dan nantinya
akan dikembangkan di dunia kerja. Ada beberapa jurusan umum yang banyak
diminati oleh peserta didik ketika mereka memilih SMK antara lain :
Keperawatan, Perhotelan, Pariwisata, dan lainnya. Dari jurusan tersebut,
keterampilan berbahasa juga sangat diperlukan nanti ketika sudah memasuki
dunia kerja.

Dapat kita ketahui bahasa merupakan sistem komunikasi berupa suara.


Bahasa memiliki peran yang sangat penting dikehidupan manusia untuk
menyampaikan ungkapan atau maksud tertentu agar bisa dimengerti oleh orang
lain. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan orang yang diajak bicara agar
ungkapan yang kita ingin berikan dapat dengan mudah tersampaikan. ()

Kemampuan berbahasa sebagai salah satu poin penting untuk


berkomunikasi dengan orang lain sangat digunakan di dalam dunia kerja. Sekolah
Menengah Kejuruan juga perlu mempelajari beberapa bahasa asing selain bahasa
Indonesia, karena bahasa apapun bisa digunakan ketika berkomunikasi dengan
orang lain di tempat kerja. Bahasa jepang adalah salah satu bahasa umum yang
banyak digunakan oleh seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain di
dunia kerja. Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan pada jurusan tertentu seperti
keperawatan juga sangat membutuhkan pembelajaran bahasa Jepang. Menurut
(Nugroho et al., 2012) Walaupun beberapa orang beranggapan bahwa bahasa
Jepang adalah bahasa yang sulit karena memiliki 3 tulisan yang berbeda dengan
makna yang berbeda juga, dan para pelajar mengalami kesulitan dalam
mempelajari dan memahami bahasa Jepang, akan tetapi bahasa Jepang ialah
bahasa yang kian populer dan banyak digunakan untuk berkomunikasi di dunia
kerja.

Pada proses pembelajaran juga perlu persiapan yang sangat detail agar
hasil dari pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Dalam proses pembelajaran
juga terdapat komunikasi antara guru dengan siswa. Profesi guru tidak hanya
mampu untuk menyampaikan materi, akan tetapi guru harus bisa melaksanakan
kegiatan seperti : mengatur kelas, mengelola sumber belajar dan memfasilitasi
kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu perlu adanya media yang mendukung
untuk melakukan proses belajar mengajar. Penggunaan media sangat penting
digunakan pada proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Semakin bagus media yang digunakan, siswa akan semakin semangat untuk
belajar. Maka dari itu guru diharapkan bisa memilih media yang cocok digunakan
untuk proses pembelajaran di kelas sesuai dengan jurusan masing-masing.
Penggunaan media di kalangan siswa sangat penting untuk meningkatkan rasa
ingin tahu, memotivasi siswa untuk lebih semangat belajar. Di era yang sudah
berkembang seperti sekarang, berbagai macam media sudah digunakan oleh
semua guru namun kebanyakan media yang digunakaan tidak sesuai/tidak disukai
oleh siswa.

Semenjak adanya virus yang sangat berbahaya ini, proses belajar mengajar
di dalam kelas diubah menjadi proses belajar mengajar secara online. Hal ini
menjadi kendala yang sangat berat bagi guru bahkan siswa. Banyak guru
mengeluhkan keadaan seperti ini, dan sebagian siswa tidak mengerti terkait materi
yang diberikan oleh guru. Kendala yang dihadapi oleh guru biasanya ketika
mereka mencari materi yang tepat dan mudah dipahami, karena materi di SMA
ataupun SMK sedikit berbeda sesuai dengan jurusan, memerlukan waktu yang
cukup lama untuk pembuatan media agar mendapatkan hasil media yang sangat
bagus dan bisa diterima ketika digunakan untuk mengajar di dalam kelas, dan
kendala yang paling umum ialah keterbatasan siswa untuk bisa mengakses media
yang sudah dibuat oleh guru, hal tersebut sering berhubungan dengan kendala
sinyal karena tempat tinggal siswa tidak mendukung dengan adanya sinyal yang
baik. (Mahendra, 2021). Kendala semacam inilah yang membuat siswa tidak
semangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas, bahkan tidak mengerti dengan
materi yang dijelaskan jika media yang digunakan tidak bagus, tidak tepat, dan
tidak bisa diakses.

Berdasarkan kendala yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka perlu


dilakukan penelitian terkait hal itu. Penelitian yang dilakukan ialah penelitian
tindak lanjut dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya terkait dengan
penggunaan media yang tepat untuk pembelajaran online di SMK. SMK yang
dituju ialah SMK Vidhya Usada yaitu SMK keperawatan yang ada di kota
Singaraja. Pemilihan SMK Vidya Usadha Singaraja sebagai latar penelitian dilihat
dari kendala yang dihadapi seperti yang sudah dijelaskan diatas. SMK Vidya
Usada merupakan sekolah swasta yang memiliki satu jurusan yaitu jurusan
keperawatan ini sudah menggunakan kurikulum 2013. Peneliti telah melakukan
instrumen penelitian berupa wawancara dan hasil angket.

Sekolah ini juga mengampu pelajaran bahasa jepang mulai dari kelas X
sampai kelas XII. Dari hasil instrumen yang telah ada, dijelaskan bahwa media
pembelajaran perlu dikembangkan dan juga perlu adanya variasi dari media itu
untuk meningkatkan motivasi siswa kelas XI agar bisa lebih berpikir kritis pada
materi yang diajarkan di dalam kelas. Maka dari itu, peneliti akan melakukan
pengembangan media pembelajaran tersebut pada kelas XI keperawatan, dengan
judul penelitian “Pengembangan Sebuah Media Pembelajaran yang
Digunakan Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa Untuk Belajar Berpikir
Kritis di SMK Vidya Usadha.”

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan masalah yang sudah dijelaskan di atas, terdapat permasalahan
yang sudah teridentifikasi yaitu :
1.2.1. Materi yang digunakan pada media tertentu kurang tepat, akibatnya siswa
tidak memahami materi yang dijelaskan.
1.2.2. Media yang dipersiapkan diperlukan waktu yang cukup lama.
1.2.3. Keterbatasan siswa dalam mengakses media yang dibuat guru diakibatkan
oleh kendala sinyal.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang sudah dijelaskan, maka penulis akan membatasi
maslaah antara lain :
1). Penelitian ini dilakukan di SMK Vidhya Usada.
2). Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Keperawatan.
3). Penelitian ini melibatkan guru bahasa Jepang di SMK Vidhya Usada.
1.4. Rumusan Masalah
1.4.1. Bagaimana bentuk media pembelajaran yang tepat digunakan kelas XI
SMK di Vidhya Usada ?
1.4.2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran yang digunakan agar
mampu membuat siswa kelas XI di SMK Vidhya Usada bisa termotivasi
untuk lebih semangat belajar ?
1.5. Tujuan Masalah
1.5.1. Untuk mengetahui bentuk media pembelajaran yang digunakan kelas XI di
SMK Vidhya Usada
1.5.2. Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran yang digunakan
agar mampu membuat siswa kelas XI di SMK Vidhya Usada bisa
termotivasi untuk lebih semangat belajar.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Media Pembelajaran

A. Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin yang artinya “medium” yang memiliki arti
perantara atau pengantar. Secara umum media memiliki arti segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi untuk si penerima informasi (Depdiknas, 2003).
Dalam proses pembelajaran, media dapat diartikan sebagai alat-alat yang
digunakan untuk memproses, menangkap sebuah materi, dan menyusun kembali
materi secara visual ataupun verbal. Media bisa saja disebut dengan bagian dari
proses komunikasi. Ada beberapa pengertian media yang diungkapkan oleh para
ahli diantaranya :
Menurut Ahmad Suryadi (2020 : 13) menjelaskan bahwa media sering kali
dapat diartikan sebagai alat elektronik yang berfungsi sebagai menyusun
informasi visual ataupun verbal dalam proses pembelajaran. Pada intinya media
digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi.
Menurut Heinich, dkk (dalam Suryadi 2020 : 14) menyatakan bahwa
media adalah perantara sumber pesan. Media dicontohkan seperti film, televisi,
komputer, bahan tercetak (majalah, koran, buku), dan lain sebagainya.
Menurut Kustandi dan Daddy Darmawan (2020 : 6 ) mengatakan bahwa
media menunjukkan fungsi dan perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif
antara guru dan siswa di dalam kelas sebagai proses belajar denga nisi pelajaran.
Secara garis besar media dapat diartikan sebagai sarana untuk meningkatkan
proses belajar mengajar siswa dengan guru di dalam kelas, berhubung media yang
digunakan banyak jenisnya, diharapkan guru bisa memilih media yang tepat dan
sesuai dengan keperluan siswa di dalam kelas.
Menurut Heinich (1996) berpendapat bahwa media merupakan alat untuk
menyalurkan sebuah komunikasi, contoh media yang dimaksud ialah seperti :
film, televisi, komputer, dan lainnya.
Selain pengertian yang sudah dijelaskan oleh beberapa para ahli, masih
terdapat pengertian media yang lainnya yang dikemukakan oleh beberapa para
ahli diantaranya :
Menurut Gagne (1985) bahwa media merupakan segala bentuk komponen
yang bisa merangsang siswa untuk belajar.

B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan
pendidik. Pembelajaran ini sangat berhubungan erat dengan belajar dan mengajar
yang terjadi secara bersamaan di dalam kelas. Belajar ialah suatu proses
memperoleh ilmu yang diberikan oleh pendidik, sedangkan mengajar ialah segala
hal yang dilakukan pendidik/guru seperti memberi pengetahuan baru kepada
peserta didik di dalam kelas, mengimplementasikan kurikulum dalam kelas, dan
kegiatan yang membuat peserta didik bermoral dan memiliki pengetahuan tinggi.
Pembelajaran sering diartikan sebagai bantuan berupa sebuah materi belajar dari
pendidik kepada peserta didik agar peserta didik bisa menguasai materi yang
diberikan, serta membentuk kepercayaan diri dari peserta didik tersebut. (Suardi,
2018 : 6-8).

Media pembelajaran
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan diatas mengenai media, dapat
diartikan bahwa media pembelajaran adalah sebuah perantara yang digunakan
untuk pembelajaran sebagai bantuan guru untuk mengajar sebuah materi di kelas.
2.1.2. Karakteristik Media Pembelajaran
Menurut Medoff and Kaye (dalam Andrew, dkk, 2020 : 3) menyatakan
media mempunyai keuntungan bagi semua orang, dan bisa digunakan diberbagai
jenis komunikasi seperti televisi,, radio, koran, dan masih banyak lagi. Pada media
televisi dapat digunakan untuk menyiarkan pesan dan dapat dilihat di seluruh kota
yang ada di Indonesia bahkan bisa saja sampai ke luar negeri. Media radio bisa
digunakan untuk menyiarkan informasi lokal ke pendengar lokal melalui suara.
Selain televisi, radio, dsn majalah dianggap sebagai media, internetpun juga
sebagai salah satu media yang digunakan oleh semua orang, dan menjadi media
utama untuk siswa di sekolah. Karena media internet bisa dijangkau sangat luas,
dan bisa mengakses apa saja yang ada pada internet tersebut.
Pada era yang sudah maju seperti saat ini, penggunaan media sudah sangat
berkembang, proses pembelajaranpun didukung oleh media yang sangat menarik
untuk digunakan, karena hal ini sebagai salah satu cara untuk memotivasi siswa
agar lebih semangat untuk belajar di dalam kelas. Peran guru sangat penting
dalam mengembangkan media yang akan digunakan sebagai proses belajar, agar
minat siswa untuk belajar di dalam kelas semakin tinggi.

2.1.3. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Menurut Nasional (dalam Purba, dkk 2020 : 9 ) menyatakan bahwa ada 5
jenis media pembelajaran seperti :
1. Media Audio Visual yang dapat bergerak seperti : film, suara, film televisi,
dll.
2. Media Audio Visual yang tidak dapat bergerak seperti : film rangkai,
suara, dll.
3. Audio Semi Gerak seperti : tulisan jauh bersuara
4. Media audio seperti : radio, telepon, dll.
5. Media cetak seperti : buku, modul, bahan ajar yang lainnya.

Jenis media yang paling umum digunakan dalam pembelajaran adalah


visual yang terdiri dari 3 visual yaitu visual cetak, proyektor, dan pajangan. Pada
visual cetak bisa berupa gambar, bagan, grafik, poster, dan lain sebagainya. Pada
visual proyektor bisa berupa power point sebagai penyajian bahan pembelajaran.
Pada visual pajangan mencakup papan tulis, papan multifungsi, dan lainnya.
Media pembelajaran juga berupa video yang menampilakn gambar yang bergerak
dengan menggunakan layar. videotape, powtoon termasuk dari sebuah video.
(Yaumi 2018 :12).
Dalam kegiatan pembelajaran guru harus mencari, memilih, dan
menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan
keadaan siswa, tujuan, dan materi pembelajaran yang akan diajarkan (Satrianawati
2018:7).

2.1.4. Manfaat Media Pembelajaran


Pemanfaatan media sangat diperlukan baik individu maupun kelompok.
Media pembelajaran pada umumnya memuat informasi dan pengetahuan, oleh
karena itu banyak peserta didik menggunakan media untuk mencari informasi atau
pengetahuan. Setiap jenis media memiliki kegunaan yang berbeda ketika
digunakan untuk proses belajar. Pada media audio sangat tepat dimanfaatkan
untuk menghasilkan suara agar didengar oleh peserta didik untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mendengar informasi dan pengetahuan secara
komprehensif. Pada media gambar sangat tepat dimanfaatkan sebagai media agar
dapat dilihat oleh peserta didik agar tidak terjadi kesalahan interpretasi dalam
mempelajari informasi atau pengetahuan. Pada media video sangat tepat
dimanfaatkan untuk memperlihatkan sebuar gambar dengan adanya gerakan dan
proses untuk melakukan suatu aktivitas. Adapun media internet yang sangat
bermanfaat bagi semua orang termasuk peserta didik, karena internet merupakan
sarana mencari beragam informasi yang diperlukan. Media juga sangat
bermanfaat sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam melakukan hal yang
positif yang dapat mempengaruhi sikap, nilai, emosi, dari penggunanya (Pribadi
2017 :23).

2.1.4. Fungsi Media Pembelajaran


Menurut Rudi Susilana (dalam :17) mengatakan bahwa ada berbagai
macam fungsi media pembelajaran yang bisa dipahami antara lain :
1. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
2. Media pembelajaran berfungsi untuk mencari informasi penting atau
pengetahuan, bukan untuk hiburan.
3. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dari penjelasan yang sudah ada di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari
media pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar peserta didik melalui
minat, perhatian, dan rasa semangat peserta didik untuk mengikuti proses belajar.
Menurut Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar (2016:7), mengatakan bahwa
berdasarkan fungsi media yang sudah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa media
dalam kegiatan belajar mengajar sangat mempengaruhi alat indra manusia.
Penggunaan media akan lebih menjamin pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan dan mempengaruhi emosional dan mental mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian berasal dari dua kata yaitu metode dan penelitian.
Metode dapat diartikan dengan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan penelitian dapat diartikan dengan pencarian suatu fakta untuk
menentukan sesuatu dengan cara mengumpulkan data yang didapatkan (Sando,
dkk 2015:4). Jadi dapat diartikan bahwa metode penelitian ialah sebuah cara yang
dilakukan untuk menentukan sesuatu agar mencapai tujuan tertentu. Ada beberapa
penelitian yang bisa digunakan salah satunya adalah penelitian pengembangan.
3.1 Model Penelitian Pengembangan
Pada penelitian ini menggunakan penelitian yang bernama penelitian
pengembangan. Menurut Sutarti dan Edi Irawan (2017 : 4) mengatakan bahwa
penelitian pengembangan sering disebut juga dengan (R & D) yaitu sebuah
penelitian yang difokuskan untuk mengembangkan sebuah produk yang akan
digunakan untuk proses pembelajaran di sekolah dan bukan untuk menguji teori.
Metode penelitian pengembangan ialah metode yang menghasilkan sebuah produk
dan akan diuji produk tersebut di bidang pendidikan. Penelitian pengembangan
juga dapat diartikan dengan suatu pengkajian yang sistematik terhadap
pendesainan, proses pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas dan
efektivitas (Seels and Richey 1994). Sejalan dengan itu, penelitian pengembangan
ialah penelitian untuk menghasilkan produk baru atau bisa juga untuk
menyempurnakan atau mengembangkan produk yang ada. 3
Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti harus memilih model penelitian
yang tepat dan akan digunakan untuk mengembangkan produk yang dibuat.
Peneliti menggunakan model ADDIE yang memiliki singkatan yaitu Analysis,
Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluation.
Model ADDIE ini adalah model penelitian yang rasional dan lebih lengkap. Oleh
sebab itu, model ini bisa digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan
produk seperti strategi pembelajran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.
Peneliti akan melakukan penelitian di sekolah keperawatan yaitu SMK Vidya
Usadha Singaraja dengan mengembangkan produk atau media menggunakan
model ADDIE.
3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan
Pada model ADDIE yang dipilih oleh peneliti memiliki beberapa langkah
untuk pengembangan suatu produk/media, diantaranya :
1. Pada tahap Analysis mencakup pada penilaian kebutuhan, identifikasi
tujuan, tugas, konteks, tujuan dan anilisis keterampilan. Kegiatan utama
pada tahap ini ialah
2. Pada tahap Design mencangkup pengembangan tujuan, item tes dan
strategi pembelajaran.
3. Pada tahap Development meliputi persiapan bahan pengajaran.
4. Pada tahap Implementation meliputi kegiatan dalam mendukung
pengiriman intruksi.
5. Pada tahap Evaluation mencakup evaluasi sumatif yaitu evaluasi apakah
pelajar berhasil mencapai tujuan yang diinginkan atau belum. (Sutarti dan
Edi Irawan 2017 : 16).

3.3 Uji Coba Produk


3.3.1 Desain Uji Coba
Desain berupa sebuah media yang sudah dibuat untuk peserta didik berupa uji
coba perseorangan atau individu akan diperlihatkan kepada guru yang terkait dan
peserta didik supaya peneliti bisa mengetahui kualitas media yang sudah
dikembangkan tersebut dan nantinya media tersebut akan diuji apakah layak
digunakan untuk proses pembelajaran kedepannya.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba yang dilakukan oleh peneliti yaitu guru dan siswa kelas XI di
SMK vidya usadha Singaraja, yaitu sekolah keperawatan. Berdasarkan masalah
yang sudah dijelaskan sebelumnya, di sekolah ini memiliki pelajaran bahasa
jepang. Sekolah ini dijadikan sebagai tempat uji coba untuk mengembangkan
media pembelajaran yang akan dibuat untuk menuntun siswa lebih berpikir kritis.
3.3.3 Jenis Data
Jenis data yang diperoleh yaitu informasi langsung dari guru yang terkait,
peneliti melakukan wawancara dan memberikan angket untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan agar penelitian pengembangan ini dapat berjalan sesuai dengan
data yang sudah ada. Pengumpulan data sangat penting dalam proses penelitian ini
agar hasil yang diinginkan sesuai dengan kenyataan yang ada.
3.3.4 Metode Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data peneliti melakukan dua cara untuk mendapatkan
data yaitu dengan :
1. Wawancara
Wawancara pertama kali dilakukan di SMK Vidya Usada Singaraja,
bertujuan untuk mengetahui keadaan proses pembelajaran yang masih
dilakukan sampai saat ini. Wawancara disini dilakukan bersama guru yang
terkait yaitu guru yang mengampu mata pelajaran bahasa jepang di SMK
Vidya Usada Singaraja.
2. Angket
Pengumpulan data selanjutnya menggunakan angket. Angket adalah teknik
pengumpulan data berupa beberapa pertanyaan yang terlampir yang terkait
dengan kepentingan penelitian. Pertanyaan tersebut dalam bentuk tertulis dan
akan dijawab oleh responden secara tertulis juga. Guru yang mengampu mata
pelajaran bahasa Jepang di SMK Vidya Usada sudah diberikan angket, agar
peneliti tahu pengembangan media apa yang tepat digunakan yang sesuai dari
hasil angket dari guru tersebut.
3.3.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Data yang sudah didapatkan dan terkumpul secara lengkap akan digunakan
untuk menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan untuk pengembangan
media yang nantinya akan dijelaskan secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Gagne Robert. ( 1985 ). The Conditionng Of Learning. New York : Hot


Rinehart and Winston.
Heinich R, et all. (1996). Instructional Media and Tecnologies for Learning. 5
edition. New York : Macmillan Publishing Company.
Priatna, T. (2004). Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam, Ikhtiar
Mewujudkan Pendidikan Bernilai Ilahiah dan Insaniah di Indonesia. Bandung
: Pustaka Bani Quraisy.
Soyomukti, N. (2005). Teori-teori Pendidikan :Tradisional, (Neo) Liberal,
Marxis-Sosialis, Post Modern. Yogyakarta : Ar-Ruz Media.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Idi, Abdullah. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Dosen Pendidikan. (2015). Pendidikan Formal : Pengertian, Ciri, Tujuan,
Perbedaan, dan Pentingnya. https://www.dosenpendidikan.co.id/pendidikan-
formal/. (Diakses 19 Mei 2021).
Depdiknas. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.
Suryadi, Ahmad. (2020). Teknologi dan Media Pembelajaran Jilid 1. Jawa
Barat : CV Jejak, Anggota IKAPI.
Kustandi, Cecep dan Daddy Darmawan. 2020. Pengembangan Media
Pembelajaran, Jakarta : KENCANA.
Pakpahan, dkk. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran. : Yayasan Kita
Menulis.
Satrianawati. (2018). Media dan Sumber Belajar. Yogyakarta :
DEEPUBLISH.
Yaumi, Muhammad. (2018). Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta :
PRENADA MEDIA GROUP.
Pribadi, Benny A. (2017). Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran.
Jakarta : KENCANA.
Siyoto, Sando, dkk. (2015). Dasar Metologi Penelitian. Yogyakarta : Literasi
Media Publishing.
Sutarti, Tatik dan Edi Irawan. (2017). Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta : DEEPUBLISH.
Seels, Barbara.B, dan Rita C.Richey. (1994). Instructional Tecnology (The
Definition and Domains Of The Field). : Information Age Publishing.
Neolaka, Armos dan Grace Amialia. (2017). Landasan Pendidikan (Dasar
Pengenalan Diri Sendiri Menuju Perubahan Hidup). Depok : KENCANA.
Jalinus, Nizwardi dan Ambiyar. (2016). Media dan Sumber Pembelajaran.
Jakarta : KENCANA.
Holiday. L, Versatile. (2021). Pengertian Bahasa, Peran, dan Fungsi Bahasa
Secara Umum di Masyarakat. https://tirto.id/pengertian-bahasa-peran-fungsi-
bahasa-secara-umum-di-masyarakat-gdhW . (Diaskses 20 Juni 2021).
Suardi, Moh. (2018). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. DEEPUBLISH.
Rohani. (2019). Media Pembelajaran.
http://repository.uinsu.ac.id/8503/1/Diktat%20Media%20Pembelajaran
%20RH%202019.pdf . (Diakses 27 Juni 2021).
Gagne, Robet. (1985). The Conditiong Of Learning. New York : Hot Rinehart
an Winston.
Lampiran-lampiran.
Lampiran 1.

ANGKET

Mohon bantuan untuk mengisi angket terkait dengan pembelajaran Bahasa


Jepang yang dilakukan di sekolah Bapak/Ibu. Angket ini merupakan pertanyaan
lanjutan terkait pembelajaran online, khususnya pada media yang digunakan
dalam pembelajaran. Pada penelitian terdahulu diketahui terdapat kendala dalam
penyiapan media dalam pembelajaran daring meliputi: kesulitan mencari materi
yang tepat agar mudah dipahami siswa, memerlukan waktu yg lebih lama dalam
mempersiapkan media, dalam pembuatan media pembelajaran harus
membutuhkan waktu ekstra karena ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan
agar media dapat diterima dengan baik dalam proses pembelajaran. Untuk
menindak lanjuti hasil tersebut akan dilakukan penelitian lanjutan untuk
mengembangkan media. Hasil angket ini akan digunakan sebagai dasar penelitian
pengembangan, yaitu untuk mengetahui: (1) media yang digunakan apakah
mampu menuntun siswa berpikir kritis, serta (2) kebutuhan guru terhadap media
pembelajaran. Data pribadi dalam angket tidak akan dipublikasikan. Terima kasih
atas segala bantuan yang diberikan.
(Peneliti: Desak Made Sri Mardani, I Wayan Sadyana, dkk)
A. Penggunana media selama ini
1. Media apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran online?
a. Video
b. Gambar
c. Slideshow/PPT
d. Lagu
e. Audio
f. Yang lainnya, sebutkan…….

2. Jika media yang digunakan berupa video, video tentang apa?


a. Pengenalan/penjelasan materi/pola kalimat
b. Pengenalan/penjelasan kosakata
c. Percakapan mengandung materi pelajaran
d. Video yang memiliki sebuah cerita sesuai dengan materi pelajaran
e. Yang lainnya, seperti…..

3. Jika media yang digunakan berupa gambar, gambar tentang apa?


a. Gambar yang menunjukkan kosakata saja
b. Gambar menunjukkan suatu kondisi/keadaan (ruangan, tempat dsb)
c. Gambar urutan sebuah cerita
d. Yang lainnya, seperti………….

4. Jika media yang digunakan berupa slideshow/PPT, tentang apa?


a. Pengenalan/penjelasan materi/pola kalimat
b. Pengenalan/penjelasan kosakata
c. Percakapan
d. Yang memiliki sebuah cerita
e. Yang lainnya, seperti…………

5. Jika media yang digunakan berupa lagu, tentang apa?


a. Pengenalan/penjelasan kosakata
b. Yang memiliki sebuah cerita
c. Yang lainnya, seperti…………

6. Jika media yang digunakan berupa lagu, tentang apa?


a. Pengenalan/penjelasan kosakata
b. Yang memiliki sebuah cerita
c. Yang lainnya, seperti…………

B. Kebutuhan media
7. Menurut Bapak/Ibu media yang sudah ada selama ini (di internet, buat sendiri,
dsb) sudah memenuhi kebutuhan dalam pembelajaran?
Sudah

8. Menurut Bapak/Ibu apakah dengan media yang digunakan selama ini sudah
mampu menuntun siswa untuk berpikir kritis? Seperti apa penggunaan
medianya? Apa yang dilakukan siswa ketika ditunjukkan media?
Sudah. Sebelum pembelajaran dimulai (pra-pembelajaran) siswa diberikan video
pembelajaran yang berkaitan dengan tema yg dipelajari, kemudian ketika
pertemuan guru mengajak siswa untuk menganalisis isi video tersebut, kosakata
apa yang digunakan, kemudian mengaitkan video yang disimak dengan materi
pembelajaran yang akan dipelajari. Selanjutnya mengingat kembali kosakata yg
sudah dipelajari, dan aplikasi menggunakan kalimat sesuai konteks yang
diajarkan.

9. Apakah Bapak/Ibu merasa perlu dikembangkan media yang mampu menuntun


siswa berpikir kritis (seperti percakapan, cerita, dsb yang sesuai materi)?
Perlu. karena guru harus selalu update dan inovatif dalam mengembangkan
media pembeajaran untuk dapat menuntun siswa berpikir kritis sesuai tuntutan
kurikulum 2013.

10. Jika iya, media seperti apa yang Bapak/Ibu perlukan agar nanti juga bisa
digunakan ketika pembelajaran sudah tidak online?
PPT, audio dan juga video pembelajaran inovatif

Instrumen Wawancara
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Waktu :
Tempat :

No Pertanyaan Jawaban
Bagimana kondisi siswa di
sekolah SMK Kesehatan Vidya
1. Usadha Singaraja ini sensei
untuk tahun ajaran yang akan
datang?
Siswa kelas XII apakah akan ada
kegiatan lainnya yang akan
2.
mereka lakukan di tahun ajaran
yang akan datang?
3. Kami sebelumnya sudah
merancang, bahwa akan
mengadakan penelitian di SMK
Kesehatan Vidya Usadha
Singaraja Kelas XI dan Kelas XII
di Jurusan keperawatan
bagaimana sensei?
Untuk kelas X di SMK
Kesehatan Vidya Usadha
4.
Singaraja ini jurusan apa saja
sensei?
Selain mengajar apakah sensei
5.
memiliki kegiatan lain?
Dulu sensei dari tahun berapa
6.
kuliah di Undiksha?

Transkrip Wawancara
Nama Sekolah : SMK Kesehatan Vidya Usadha Singaraja
Nama Guru : Ni Kadek Melina Saputra, S.Pd
Jabatan : Guru mata pelajaran Bahasa Jepang
Waktu : 10.00 WITA -10.15 WITA
Tempat : SMK Kesehatan Vidya Usadha Singaraja

No Pertanyaan Jawaban
Untuk di tahun depan atau ajaran
selanjutnya kita (SMK Kesehatan
Vidya Usadha Singaraja) hanya
memiliki Kelas XII dan calon siswa
Bagaimana keadaan siswa di
Kelas X. Data untuk siswa Kelas X
sekolah SMK Kesehatan Vidya
sudah ada namun jumlahnya belum
7. Usadha Singaraja ini sensei
tahu berapa. Jadi tahun ajaran
untuk tahun ajaran yang akan
selanjutnya SMK Kesehatan Vidya
datang?
Usadha Singaraja tidak mempunyai
Kelas XI, karena Kelas XI yang
sekarang untuk tahun ajaran
selanjutnya sudah menjadi Kelas XII.
8. Siswa kelas XII apakah akan ada Untuk Kelas XII ini rencananya di
tahun ajaran selanjutnya akan PKL
dari bulan Juli sampai September
selama 3 bulan. Jadi kondisinya
seperti itu sehingga bisa
diaplikasikan di Kelas X. Kalau
mahasiswa yang melakukan
kegiatan lainnya yang akan penelitian sebelumnya atau kemarin
mereka lakukan di tahun ajaran judul penelitiannya “SMK Swasta di
yang akan datang? Singaraja, jadi itu kan semua di SMK
Swasta. Terus didapat di Kelas XI
dan XII karena yang mahasiswa
tersebut lakukan yaitu melakukan
wawancara, dan memberikan angket
atau kuesioner, tidak masuk ke kelas
karena waktu itu juga daring .
Untuk tahun ajaran selanjutnya Kelas
XI tidak ada, dan untuk Kelas XII
ada 8 orang, namun akan
mengadakan PKL. Namun,
penelitian ini untuk di Kelas XI dan
Kami sebelumnya sudah
Kelas XII Jurusan keperawatan
merancang, bahwa akan
tahun ajaran selanjutnya bisa
mengadakan penelitian di SMK
dilakukan dengan cara memberikan
9. Kesehatan Vidya Usadha
angket atau kuesioner maupun
Singaraja Kelas XI dan Kelas
melakukan wawancara. Kalau mau
XII di Jurusan keperawatan
mencari foto-foto dokumentasi di
bagaimana sensei?
kelas akan sulit. Untuk kelas X
nantinya ada dari bulan Juli. Oleh
karena itu nanti tolong sampaikan
saja dulu kepada dosennya bahwa
Kelas XI tidak ada.
10. Untuk kelas X di SMK Untuk kalau SMK kita (SMK
Kesehatan Vidya Usadha Kesehatan Vidya Usadha Singaraja)
dari Kelas X sudah mendapatkan
Jurusan dan di sini (SMK Kesehatan
Singaraja ini jurusan apa saja
Vidya Usadha Singaraja) hanya satu
sensei?
Jurusan saja yaitu Keperawatan
(Asisten Keperawatan) saja.
Sedang melakukan PPG. PPGnya
Selain mengajar apakah sensei
11. sudah berjalan dari Mei yang
memiliki kegiatan lain?
angkatan ke-2 sampai Agustus.
Saya dari D3 Bahasa Jepang
angkatan pertama dari 2006 tamat
2009. Terus sebelumnya sudah
mengajar di SMA Negeri 4 Singaraja
sama di SMK Kesehatan Vidya
Dulu sensei dari tahun berapa Usadha Singaraja. Dulu SMK ini
12.
kuliah di Undiksha? lokasinya di Gajah Mada depan
pompa bensin. Setelah itu 2016
SMKnya pindah di Sukasada. Saya
ambil alih kredit 2013 dan menjadi
alumni Undiksha atau S1 tahun
2014.

Anda mungkin juga menyukai