Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh E-learning Berbasis Video terhadap Minat Belajar

Siswa pada Materi Sistem Pernafasan Manusia


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Dosen Pengampu :
Aida Fikriyah, S.Pd, M.Pd

Oleh:
Finda Nur Oktavia
NIM. 180641100058

Program Studi Pendidikan IPA


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Trunojoyo Madura
April 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bagian dari kehidupan yang memang sudah berjalan sejak manusia
itu ada yaitu pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah kegiatan manusia yang
didalamnya terdapat sebuah tindakan edukatif dan didaktis yang diperuntukkan
bagi generasi-generasi yang hidup. Selain itu pendidikan diartikan sebagai usaha
membina dan mengembangkan kepribadian manusia menjadi baik dibagian rohani
atau dibagian jasmani (Koesoema, 2007). Menurut UU No.20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan
dirinya, masyarakat, dan Negara. Pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang
terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan aturan
yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar ksepakatan
masyarakat. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
(Hendriana & Jacobus, 2016). Saat ini, masalah terbesar di dunia pendidikan yaitu
tidak berkembangnya pendidikan di Indonesia, dikarenakan beberapa faktor yaitu
diantaranya fasilitas yang kurang memadai dan guru atau tenaga kependidikan
yang masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Guru
merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran untuk upaya
meningkatkan motivasi siswa. Namun kenyataannya masih banyak guru yang
tidak menguasai di bidang keilmuwannya. Misalnya, guru IPA dapat mengajar
bahasa indonesia. Semakin bertambahnya tahun, jumlah guru semakin banyak
akan tetapi mutu dan profesionlisme maksih belum ada yang sesuai harapan.
Banyak guru yang tidak berkualitas dalam menyampaikan materi. Guru menjadi
salah satu penunjang berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan, maka guru
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan.
Pembelajaran adalah proses dimana terjadi interaksi antara pengajar atau guru
dengan siswa pada suatu lingkungan belajar. Di dalam proses pembelajaran guru
mengajar agar siswa dapat belajar dan menguasai isi materi tersebut. Seperti
halnya dalam pembelajaran IPA, yang mana guru harus membimbing siswa dalam
memahami semua materi yang ada. Dalam pembelajaran IPA ini sangat erat
kaitannya dengan lingkungan alam sekitar, yang mana bukan hanya dalam
penguasaan pengetahuan yang berupa konsep-konsep, fakta-fakta, prinsip-prinsip
saja akan tetapi suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA memiliki karakteristik
yang sangat kompleks karena memerlukan berpikir kritis dalam melakukan
analisis terhadap sebuah permasalahan. Oleh karena itu tujuan pembelajaran IPA
selain membentuk karakteristik siswa berliterasi sains akan tetapi juga mampu
berfikir kritis. Berdasarkan hasil survei dari PISA dan TIMSS, rendahnya
kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran IPA. Oleh gkarena itulah,
dibutuhkan suatu pembelajaran yang dapat melatih keterampilan berpikir kritis
peserta didik (Rahayuni, 2016).
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah memahami
bagaimana membangkitkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Minat
adalah suatu rasa ketertarikan, fokus, ketekunan, usaha, pengetahuan, ketrampilan,
dan motivasi. Minat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran
akademik, serta pengetahuan dan bidang studi tertentu bagi setiap individu. Minat
belajar adalah sikap ketertarikan pada kegiatan belajar, baik menyangkut rencana
dalam belajar maupun inisiatif melakukan usaha tersebut dengan bersungguh-
sungguh. Minat belajar dapat diukur melalui 4 indikator yaitu ketertarikan untuk
belajar, perhatian dalam belajar, motivasi belajar. dan pengetahuan. Ketertarikan
artinya apabila seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu pelajaran maka
ia akan memiliki perasaan tertarik terhadap pelajaran tersebut. Ia akan rajin
belajar dan terus memahami semua ilmu yang berhubungan dengan bidang
tersebut, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh antusias dan tanpa ada beban
dalam dirinya. Perhatian merupakan konsentrasi terhadap pengamatan ataupun
yang lainnya dengan mengesampingkan hal lain dari pada itu. Jadi, peserta didik
akan mempunyai perhatian dalam belajar, jika jiwa dan pikirannya terfokus
dengan apa yang ia pelajari. Motivasi merupakan usaha untuk mendorong
tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi mencapai tujuan
yang diharapkan dalam belajar. Pengetahuan diartikan bahwa jika seseorang yang
berminat terhadap suatu pelajaran maka akan mempunyai pengetahuan yang luas
tentang pelajaran tersebut serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan
sehari-hari. Faktor penyebab rendahnya minat belajar adalah kurangnya variasi
pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Banyak siswa yang kurang
termotivasi atau berminat mempelajari IPA karena banyak konsep-konsep yang
bersifat abstrak, banyaknya istilah asing, nama-nama ilmiah dan simbol-simbol
dalam rumus (Nurhasanah & Sobandi, 2016). Minat belajar pengaruhnya besar
sekali terhadap hasil belajar karena dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, jika tanpa minat seseorang tidak akan
mungkin melakukan sesuatu yang diminatinya. Oleh karena itu, minat belajar
berperan sanga penting dalam proses belajar (Aritonang, 2008). Kebanyakan yang
dikeluhkan sebagian besar siswa yaitu sulitnya dalam belajar IPA, dikarenakan
terlalu banyak materi yang susah untuk dimengerti dan dipahami. Sehingga hal
tersebutlah yang membuat siswa banyak yang kurang minat terhadap IPA.
Contohnya dalam bidang biologi, yang mana banyak nama-nama ilmiah dan
istilah asing yang harus dipelajari. Maka dalam pembelajaran sebaiknya guru
harus tepat dalam menentukan media pembelajaran sehingga siswa dapat lebih
mudah dalam memahami materi pelajaran.
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk
menerapkan motode pembelajaran E-learning yang berbasis teknologi yaitu
dengan menggunakan media pembelajaran berupa video. Penerapan suatu model
pembelajaran merupakan komponen sangat penting dan harus diperhatikan agar
suatu model pembelajaran dapat berkesinambungan dan memberikan pengaruh
dalam pelaksanaannya. Berkaitan dengan pembelajaran, pemanfaatan teknologi
informasi dalam hal ini E-learning diperlukan tidak hanya guru yang terampil
memanfaatkan teknologi serta teknologi untuk pembuatan bahan ajar, akan tetapi
diperlukan suatu rancangan agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan
efektif. E-learning merupakan proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan
media teknologi informasi, dimana ada yang terlibat dalam sistem ini seperti guru
dan siswa (Sandiwarno,2016). Media pembelajaran video merupakan media
pembelajaran yang sangat efektif, karena ia merupakan gabungan media audio dan
visual. Dengan adanya media ini, siswa dapat memberhentikan atau mengulang
video yang diputar jika dia belum paham.
Media pembelajaran dengan menggunakan video jelas lebih cenderung
mudah mengingat dan memahami pelajaran karena tidak menggunakan satu
jenis alat indera. Tidak hanya ada suara saja yang didengar oleh telinga namun
bisa dilihat oleh mata. Kelebihan media video yaitu menyajikan obyek belajar
secara kongkret atau pesan pembelajaran secara realistik. Sehingga media ini
sangat baik untuk menambah minat belajar, memiliki daya tarik tersendiri dan
dapat menjadi pemacu atau memotivasi pembelajar untuk belajar, sangat baik
untuk pencapaian tujuan belajar psikomotorik, dapat mengurangi kejenuhan dalam
belajar, terutama jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara ceramah dan
diskusi persoalan yang ditayangkan, menambah daya tahan ingatan atau retensi
tentang obyek belajar yang dipelajari pembelajar, portabel dan mudah
didistribusikan (Purwanti, 2015). Perlunya penerapan model pembelajaran ini
sangat penting bagi siswa untuk menumbuhkan minat belajar siswa, sehingga
penulis tertarik dengan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran E-learning terhadap Minat Belajar Siswa pada Mater Sistem
Pernafasan Manusia” yang bertujuan untuk meningkatkan keefektifan belajar
siswa dan untuk meningkatkan minat belajar siswa pada materi sistem pernafasan
manusia
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Siswa kesulitan dalam mempelajari materi pelajaran IPA.
2. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan
materi, sehingga siswa kurang memahami materi.
3. Rendahnya minat belajar siswa terhadap Pelajaran IPA.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana kelayakan model pembelajaran e-learning berbasis video pada
materi sistem pernafasan pada manusia untuk siswa SMP?
2. Bagaimana respon siswa setelah proses pembelajaran e-learning menggunakan
video pada materi sistem pernafasan pada manusia?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran E-learning berbasis video terhadap
minat belajar siswa pada materi sistem pernafasan pada manusia?
D. Tujuan Penelitian
Adapun beberapa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran E-learning berbasis video terhadap
minat belajar siswa pada materi sistem pernafasan pada manusia.
2. Untuk mengetahui respon siswa setelah proses pembelajaran e-learning
berbasis video pada materi sistem pernafasan pada manusia
3. Untuk mengetahui minat belajar siswa pada materi sistem pernafasan pada
manusia dengan menggunakan model pembelajaran E-learning berbasis video
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat baik guru, siswa, peneliti, sekolah maupun peneliti yang lain.
1. Bagi Siswa
Kegiatan menjadi sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan
ketersediaaan waktu para siswa.
2. Bagi Guru
Mempermudah dalam membuat pembaruan materi pembelajaran,
mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Mendapat pengetahuan tentang media pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku dll), mengefektifkan waktu proses belajar mengajar.
F. Batasan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti membatasi penelitian ini
sebagai berikut :
1. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran E-
learning berbasis video.
2. Tolak ukur dari penelitin ini adalah minat belajar siswa.
3. Materi yang digunakan adalah materi IPA SMP kelas VIII semester 2 tahun
ajaran 2019/2020 dengan materi sistem pernafasan pada manusia KD 3.9.
G. Definisi Istilah
Definisi istilah yang harus dipahami dalam penelig tian ini adalah sebagai
berikut :
1. E-learning merupakan sebuah bentuk model pembelajaran yang efektif dan
memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi (Hanum, 2013).
2. Media pembelajaran video merupakan media penyampaian pembelajaran yang
melibatkan dua indera dalam memahaminya, yaitu indera penglihat dan indera
pendengar (Purwanti, 2015).
3. Minat belajar adalah dorongan batin yang tumbuh dari seseorang siswa untuk
meningkatkan kebiasaan belajar yang akan tumbuh saat siswa memiliki
keinginan untuk meraih nilai terbaik, atau ingin memenangkan persaingan
dalam belajar dengan siswa lainnya (Nurhasanah & Sobandi, 2016).
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar


siswa. Jurnal pendidikan penabur, 7(10), 11-21. Diakses dari
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/
Bramantha, H. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Penjaskes Pokok Bahasan
Teknik Dasar Renang Gaya Bebas dengan Pendekatan Kontekstual
pada Siswa Kelas X di SMK Daerah Situbondo. JPDI (Jurnal
Pendidikan Dasar Indonesia), 2(2), 25-27. Diakses dari
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/
Hanum, N. S. (2013). Keefetifan e-learning sebagai media pembelajaran (studi
evaluasi model pembelajaran e-learning SMK Telkom Sandhy Putra
Purwokerto). Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1). Diakses dari
https://journal.uny.ac.id/
Koesoemo, D. ( 2007). Pendidikan Karakter. Jakarta : Grasindo. Diakses dari
https://books.google.co.id/
Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat belajar sebagai determinan hasil
belajar siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran
(JPManper), 1(1), 128-135. Diakses dari https://ejournal.upi.edu/
Purwanti, B. (2015). Pengembangan media video pembelajaran matematika
dengan model assure. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan
Pendidikan, 3(1). Diakses dari http://ejournal.umm.ac.id/
Rahayuni, G. (2016). Hubungan keterampilan berpikir kritis dan literasi sains
8pada pembelajaran IPA terpadu dengan model PBM dan STM. Jurnal
penelitian dan Pembelajaran IPA, 2(2), 131-146. Diakses dari
http://www.jurnal.untirta.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai