Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN

KOMUNIKATIF KELAS V SD PADURENAN II DI BEKASI TAHUN PELAJARAN


2016/2017

Atie Hidayati
tie_28@yahoo.com
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pendekatan komunikatif mampu
memberikan pengaruh yang tepat pada keterampilan berbicara siswa Sekolah Dasar.Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Penelitian ini dilaksanakan
di SD Negeri Padurenan II, Kota Bekasidengan subyek penelitian siswa kelas V-A sejumlah 30 siswa
yang terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Partisipan yang terlibat di dalam penelitian
ini adalah peneliti sendiri yang berperan sebagai guru yang mengajar di kelas V-A dan guru kelas V-B
sebagai kolaborator.Instrumen yang digunakan dalam penelitian iniadalah lembar observasi.Berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalahTerdapat peningkatan
yan signifikan keterampilan berbicara melalui pendekatan komunikatif pada siswa kelas V dengan tema
satu “Benda-benda di Lingkungan Sekitar,” subtema “Manusia dan Lingkungan”. Pada siklus I sebanyak
19 siswa (63,3%) tuntas, dan 11 siswa (36,7%) belum tuntas. Sedangkan pada siklus II tema dua
„Peristiwa dalam Kehidupan”, subtema “Macam-macam Peristiwa dalam Kehidupan”, sebanyak 30 siswa
(100 %) tuntas dengan nilai rata-rata 78,60.

Kata Kunci : berbicara, pendekatan, komunikatif

PENDAHULUAN menghubungkan makna atau ide yang


Bahasa mewakili yang terpenting diajukan, bahasa dapat diwujudkan dalam
dari semua komponen dalam kehidupan bentuk lisan dan atau artikel. Bahasa adalah
manusia. Manusia tidak akan mampu alat komunikasi untuk mengirimkan
melanjutkan dan memperpanjang hidup informasi, siswa belajar untuk
mereka lebih baik dan teratur tanpa adanya berkomunikasi dengan yang lain melalui
bahasa. Mempelajari bahasa yang akan berbagai cara, salah satunya adalah
digunakan dalam kehidupan sehari-hari berbicara.
merupakan kebutuhan pokok manusia, Bahasa Indonesia merupakan
karena dengan bahasa manusia akan bisa pelajaran yang wajib dimulai dari
berpikir lebih baik. Bahasa dapat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 83


dengan tujuan agar mahasiswamemiliki cepat, membaca secara kritis, membaca
kemampuan bahasa dan untuk dapat untuk menghormati dan juga membaca
mengembangkan kepribadiannya serta untuk mengamandemen. Aspek penulisan di
menerapkan bahasa Indonesia dalam sekolah dasar ada kegiatan misalnya:
komunikasi sehari-hari menjadi lebih baik menulis mulai, menulis surat terpisah,
dan nyata. benar. Dalam dunia pendidikan, menulis meluruskan bersama, menulis
bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa paragraf, menulis komposisi, menulis surat,
pengantar kegiatan sekolah di berbagai menulis berita, menulis orasi copy dan juga
bidang sains. Hal ini menunjukkan bahasa menulis laporan.
Indonesia memegang peranan penting dalam Seiring pertumbuhan zaman,
proses pendidikan di Indonesia. Dalam perubahan kurikulum telah dilakukan.
Kurikulum Sekolah Dasar, studi bahasa Perubahan terakhir menghasilkan Kurikulum
Indonesia meliputi 4 aspek yaitu: 2013 yang berorientasi pada siswa dalam
mendengar, berbicara, membaca, dan mengembangkan kompetensi sikap,
menulis. pengetahuan dan juga keterampilan secara
Pada aspek mendengarkan di sekolah terpadu melalui proses belajar siswa, dari
dasar ada kegiatan misalnya: mendengarkan mengajar hingga belajar. Kurikulum 2013
cerita guru, mendengarkan dongeng, disusun untuk menjawab kebutuhan
mendengarkan drama, mendengarkan puisi pendidikan abad ke-21 guna menghasilkan
anak, mendengarkan berita, mendengarkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif dan
diskusi dan juga mendengarkan wawancara. afektif. Dalam Kurikulum 2013 bahasa
Aspek berbicara di sekolah dasar ada Indonesia merupakan salah satu mata
kegiatan misalnya: memperkenalkan diri, pelajaran dan fungsi yang mendasar sebagai
bercerita, orasi, discoursing, memberikan mata pelajaran rancangan pendidikan
respon, diskusi, wawancara, pertemuan bahkan mengambil posisi sebagai bahasa
sederhana dan juga drama. Aspek membaca draft sains.
di sekolah dasar ada kegiatan misalnya: Studi bahasa Indonesia bertujuan
membaca pengenalan, mengenali tanda- untuk meningkatkan keterampilan memiliki
tanda suara, membaca tindik, membaca bahasa dan sastra, meningkatkan
dengan lancar, membaca secara teknis, kemampuan berpikir dan memiliki eksistensi
membaca dalam hati, membaca dengan alam, dan juga kemampuan untuk

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 84


memperluas pengetahuan. Jika tidak, siswa siswa dapat berkomunikasi dengan semua
juga diinstruksikan untuk mempertajam orang, juga dengan guru, dengan teman
perasaannya. Siswa tidak hanya diharapkan sebaya dan masyarakat pada umumnya.
untuk dapat memahami informasi yang Selanjutnya berbicara untuk
dikirimkan secara langsung atau tidak merepresentasikan keterampilan
langsung, tetapi juga memahami informasi penyampaian pesan melalui bahasa lisan.
yang dikirimkan secara tidak langsung. Berbicara adalah salah satu keterampilan
Siswa tidak menjadi pintar hanya dalam yang sangat penting yang dimiliki dan
memiliki eksistensi yang alami, tetapi juga dikuasai oleh siswa. Namun kenyataan di
memiliki efisiensi dalam interaksi sosial dan lapangan yaitu di kelas V SDN Padurenan II
dapat menghormati perbedaan, sebaik dalam masih mengalami pengalaman berbicara.
hubungan individu dan juga dalam Kendala di antara siswa adalah belajar untuk
kehidupan masyarakat, yang memiliki latar mengeluarkan pendapat dan aktivitas
belakang berbagai agama dan budaya. wawancara.
Salah satu keterampilan berbahasa Deskripsi kemampuan berbicara
berbicara. Dalam penelitian ini difokuskan siswa di kelas V saat ini adalah siswa
pada keterampilan berbicara. Berbicara menemukan kesulitan untuk berbicara atau
adalah kemampuan untuk mengatakan suara gugup, kalimat cenderung pendek dan
artikulasi atau kata-kata untuk terbata-bata, siswa kurang berani atau takut
mengekspresikan, mengekspresikan, atau dan juga tidak dapat berbicara dengan baik.
mengirimkan pikiran, gagasan, dan Pada saat wawancara misalnya: siswa belum
perasaan. Untuk siswa Sekolah Dasar, dapat menggunakan struktur kalimat dengan
keterampilan berbicara merupakan salah benar, mantra dan intonasi yang masih
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh kurang tepat dan ekspresi isi yang tidak tepat
siswa, karena keterampilan berbicara telah isi atau pesan yang dikirimkan. Deskripsi
dimiliki oleh setiap orang yang sangat kemampuan keterampilan berbicara siswa di
membutuhkan dalam komunikasi, baik kelas V terjadi karena guru mendapat fokus
untuk satu cara dalam karakter maupun untuk melakukan kompetensi kegiatan
timbal balik atau keduanya. Dengan belajar yang harus dicapai sehingga
keterampilan berbicara yang dimiliki maka mengabaikan kemampuan atau dominasi
siswa dapat menyampaikan pesan sehingga berbicara dalam proses belajar siswa. Di

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 85


samping itu, guru sering dibebani komunikasi, b) item desain harus
menggunakan media, sehingga sering guru menekankan proses belajar mengajar non
memberikan instruksi kepada siswa untuk diskusi fundamental, c) item harus
melakukan kegiatan berbicara hanya mendukung siswa untuk berkomunikasi
memberikan nilai dan barang jadi tanpa dengan cara biasanya.
mengevaluasi aktivitas siswa. Strategi belajar mengajar dalam
Berdasarkan masalah di atas, guru pendekatan komunikatif bergantung pada
perlu menerapkan pendekatan studi yang cara pembelajaran siswa aktif, yaitu siswa
benar untuk meningkatkan keterampilan terlibat dalam proses belajar secara aktif.
berbicara di siswa kelas V sekolah dasar. Strategi berdasarkan prosedur pendekatan
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan komunikatif yaitu memendekkan presentasi
yaitu melalui pendekatan komunikatif. dialog, mempresentasikan dialog pelatihan
Pendekatan komunikatif mewakili studi lisan, presentasi pertanyaan dan jawaban,
bahasa yang memberikan kemampuan observasi dan studi, penarikan kesimpulan,
bahasa keterampilan untuk didukung oleh aktivitas interaktif, pembuatan tugas dan
pengetahuan bahasa. Pendekatan evaluasi pelaksanaan. Oleh karena itu,
komunikatif diajarkan untuk memperoleh melalui pendekatan komunikasi siswa
informasi yang diperlukan dalam kehidupan diharapkan dapat mengatur keterampilan
sehari-hari agar siswa memahami penelitian berbicara sehingga mampu meningkatkan
yang lebih memiliki makna. Pendekatan keterampilan berbicara yang dievaluasi
komunikatif ini dapat memberikan sesuai, keakuratan, dan kefasihan berbicara.
kebebasan kepada siswa untuk Melalui pembelajaran pendekatan
mengutarakan pendapat secara lisan dan komunikatif juga dapat mengevaluasi
juga merangkai kata-kata untuk kekurangan siswa secara intensif dan
diberitahukan kepada teman-temannya memberikan bimbingan yang diperlukan
dengan sendirinya.Pendekatan komunikatif agar aktivitas belajar lebih aktif dengan
berorientasi pada proses belajar untuk minat dan interaktif.
mengajarkan bahasa berdasarkan tugas dan Dalam kaitannya dengan latar
fungsi komunikasi. Prinsip dasar belakang masalah di atas dan didukung oleh
pendekatan komunikatif adalah: a) item penelitian yang relevan yang telah dilakukan
harus terdiri dari bahasa sebagai sarana oleh peneliti lain sebelumnya yaitu hasil

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 86


penelitian “Peningkatan Keterampilan Ajaran 2016/2017". Melalui penelitian ini
Keterampilan melalui Metode Diskusi diharapkan dapat diketahui sejauh mana
Kelompok pada Siswa kelas V SDN pendekatan komunikatif mampu
Sampaka” oleh Eresia Lamajau (UNTAD, memberikan pengaruh yang benar pada
2014) menyimpulkan melalui studi tentang ketrampilan peaking kepada siswa sekolah
metode diskusi kelompok secara efektif dasar secara klasik.
mengalami peningkatan aktivitas siswa dan
guru dan juga hasil belajar lengkap dengan METODE .
klasikal dan individu. Metode dalam penelitian ini adalah
Penelitian tentang "Pendekatan penelitian tindakan (action research).
Komunikatif Untuk Meningkatkan Penelitian bersifat partisipatif dalam arti
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SD bahwa peneliti terlibat dalam penelitian, dan
Negeri 113 Pekanbaru" oleh Rahmatul bersifat kolaboratif karena terlibat dengan
Yusna (Universitas Riau 2012) pihak lain (kolaborator). Penelitian
menyimpulkan pendekatan komunikatif menggunakan prosedur pelaksanaan
dapat meningkatkan aktivitas belajar guru pembelajaran melalui pendekatan
dan siswa dan juga proses belajar menjadi komunikatif pada penelitian Bahasa
lebih aktif dan termotivasi. sehingga hasil Indonesia. Prosedur Penelitian
belajarnya lengkap secara individu atau menggunakan model prosedur penelitian
klasik.Dari hasil penelitian sebelumnya, satu dari Kemmis & Mc Taggart yang memiliki
dan kedua, dapat dilihat bahwa pendekatan sembilan fase, 1) mempresentasikan dialog
komunikatif memberikan hasil yang dapat singkat 2) mempresentasikan pelatihan lisan
meningkatkan aktivitas belajar dan belajar dialog 3) presentasi pertanyaan dan jawaban
siswa serta hasil belajar lengkap dengan 4) analis dan studi 5) penarikan kesimpulan
klasikal dan individu pada kegiatan 6) aktivitas interpresentasi 7) aktivitas
berbicara. Dengan demikian berdasarkan produk oral 8) hadiah tugas, dan 9) eksekusi
uraian dan juga fakta di lapangan, peneliti Penelitian Subjek ini adalah siswa kelas VA
bermaksud untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Padurenan II Kota
kelas V tentang "Peningkatan Keterampilan Bekasi, Jawa Barat berjumlah 30 responden.
Berbicara Melalui Pendekatan Komunikatif Alat untuk mengumpulkan data yang akurat
di Kelas V SD Padurenan II di Bekasi Tahun adalah dengan menggunakan lembar

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 87


instrumen observasi. Lembar ini merupakan selama proses kegiatan keterampilan
instrumen untuk mencatat data yang akurat berbicara.
sesuai dengan kejadian pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Lembar HASIL DAN PEMBAHASAN
observasi berisi tentang pernyataan yang
Hasil temuan di lapangan mengenai
sesuai dengan indikator penelitian.
pembelajaran keterampilan berbicara pada
Data penelitian berupa data
siswa kelas V D Sekolah Dasar Negeri
kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam
Padurenan II Mustikajaya Bekasi melalui
penelitian ini adalah dengan teknik tes dan
pendekatan komunikatif. Peneliti berperan
non tes. Pengumpulan data tes menggunakan
sebagai perencana, pelaksana, dan pengajar
lembar penilaian, berbicara dengan target
di kelas selama penelitian tindakan kelas
untuk menilai pencapaian siswa setelah
berlangsung.Penelitian dilaksanakan selama
dilakukan oleh penelitian dalam proses
dua siklus, tiap siklus terdiri dari dua kali
belajar. Penilaian keterampilan berbicara
pertemuan.Alokasi waktu tiap pertemuan
siswa dilakukan secara manual pada
adalah 70 menit (2 x 35 menit).Pelaksanaan
instrumen grille yang telah dibuat. Hal ini
masing-masing siklus melalui beberapa
dilakukan oleh peneliti sehingga dapat
tahapan, yaitu perencanaan (planning),
melihat secara kuantitatif peningkatan hasil
pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan
keterampilan. Sedangkan teknik non tes
(observing), dan refleksi (reflecting).
dilakukan oleh 1) observasi langsung
menggunakan lembar observasi tindakan Prasiklus
pengamat belajar dan siswa selama proses
Pelaksanaan prasiklus pada rangkaian
pembelajaran. Observasi dilakukan sejak
penelitian ini untuk mengetahui kondisi
awal kegiatan belajar sampai akhir kegiatan
pembelajaran keterampilan berbicara
studinya 2) catatan lapangan adalah untuk
sebelum diberi tindakan.Peneliti
mencatat setiap tindakan yang dilakukan
melaksanakan prasiklus pada tanggal
oleh guru dan siswa dan seluruh kejadian
12September 2017 dengan alokasi waktu 2 x
yang mempengaruhi pelaksanaan tindakan
35 menit. Pembelajaran berlangsung pada
di kelas 3) dokumentasi dalam bentuk foto
tema1, “Benda-benda di Lingkungan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
Sekitar” subtema 1 “ Wujud benda dan
dan 4 ) dokumentasi dalam bentuk video
Cirinya, pembelajaran 4 dengan indikator

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 88


mengeluarkan pendapat tentang Tabel 2. Hasil ketuntasan Keterampilan
Berbicara Prasiklus
keseimbangan alam.
Adapun hasil keterampilan berbicara
Hasil
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Jumlah
Keterampilan Persentase
Siswa
Berbicara
Jumlah Siswa Tuntas 10 33,33 %
Interval Relatif Belum Tuntas 20 66,67 %
Frekuensi Kumulatif
Nilai (%) Jumlah 30 100 %
14-27 4 13.33 13.33
Dari data tabel di atas, dapat diketahui
28-40 8 26.67 40.00
bahwa hasil tes prasiklus menunjukkan
41-53 5 16.67 56.67
bahwa nilai rata-rata siswa mencapai 37,8.
54-66 4 13.33 70.00
Dengan KKM 70, maka dari 30 siswa yang
67-79 3 10 80.00
tuntas berjumlah 10 siswa dan yang belum
80-92 3 10 90.00
tuntas berjumlah 20 siswa. Adapun
93-100 3 10 100.00
gambaran secara visual hasil prasiklus pada
Jumlah 30 100
diagram di bawah ini:
Tabel 1. Distribusi Hasil Keterampilan
Berbicara Prasiklus Hasil Ketuntasan
Keterampilan Berbicara
Berdasarkan data pada tabel 1 maka
Prasiklus
nilai keterampilan berbicara siswa pada
prasiklus, menunjukan perolehan yang
[33,33]
paling banyak nilai 28-40 berjumlah 8 siswa, [66,67] %
kemudian nilai 41-53 berjumlah 5 siswa, %

untuk nilai 14-27 dan 54-65 berjumlah 4


Tuntas Belum Tuntas
siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
hasil keterampilan berbicara siswa masih Gambar 1: Diagram Lingkaran Hasil
Ketuntasan Keterampilan Berbicara
rendah sehingga perlu tindakan untuk Prasiklus
pembelajaran selanjutnya. Adapun tabel
hasil ketuntasanketerampilan berbicara
siswa prasiklus sebagai berikut.

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 89


Berdasarkan paparan di atas dapat bentuk laporan. Hal ini dilakukan untuk
disimpulkan bahwa kondisi pembelajaran melihat sejauh mana terjadinya peningkatan
keterampilan berbicara masih rendah keterampilan berbicara dan menuangkannya
sebagai berikut: 1). Pada proses dalam bentuk tulisan melalui pendekatan
pembelajaran guru tidak memperhatikan komunikatif. Berikut ini disajikan hasil
kegiatan keterampilan berbicara, ketika pengolahan data hasil belajar siswa dalam
siswa tampil danya menangkap awal tabel di bawah ini
berbicara saja; 2). Guru hanya menggunakan
Tabel 3.Distribusi Hasil Keterampilan
media gambar yang terdapat pada buku Berbicara
siswa; 3). Antusias siswa dalam
Jumlah Siswa
pembelajaran berbicara masih kurang karena
Interval Relatif
masih menggunakan tehnik ceramah; 4). Frekuensi Kumulatif
Nilai (%)
Tidak terdapatnya contoh yang dapat dilihat
54 - 60 11 36.67 36.67
siswa misalnya melalui video sehingga dapat
61 - 67 2 6.67 43.33
terlihat siswa mengalami kesulitan berbicara
68 - 74 4 13.33 56.67
atau gugup, kalimat tidak jelas seolah
75 - 81 6 20.00 76.67
bergumam, siswa kurang berani atau takut
82 - 88 1 3 80.00
serta tidak dapat berbicara dengan baik.
89 - 95 5 17 96.67
Oleh karena itu, perlu adanya tindakan
96 - 100 1 3 100.00
terhadap pembelajaran yang dapat
Jumlah 30 100
berdampak positif terhadap peningkatan
keterampilan berbicara.
Berdasarkan data pada table di atas,
Siklus I hasil keterampilan berbicara menunjukkan
Berdasarkan hasil evaluasi pada tema perolehan paling banyak pada nilai 54-60
satu ”Benda-Benda di Lingkungan Sekitar” yaitu sebanyak 11 siswa dengan persentase
mengenai ” Manusia dan Lingkungannya”, 36,67 %. Selanjutnya dideskripsikan bahwa
hasil keterampilan berbicara diperoleh dari siswa yang tuntas berjumlah 19 siswa (63,3
tes yang diberikan pada di akhir siklus I %) dan yang belum tuntas berjumlah 11
berupa tes menyajikan dan siswa (36,7 %). Evaluasi keterampilan
mempresentasikan hasil wawancara dalam berbicara pada ranah kognitif dan

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 90


psikomotor diperoleh rata-rata 71,16. Hal 45
40
tersebut menunjukkan bahwa keterampilan 35
30
25
berbicara belum mencapai target yang telah 20
15
10
ditentukan. Adapun tabel ketuntasan hasil 5
0
keterampilan berbicara siswa pada tahap Kete
Stru pata
Pela
siklus I adalah sebagai berikut: ktur n Isi Eksp Sika
fala
Kali Berb resi p
n
mat icar
Tabel 4. Hasil Ketuntasan Keterampilan a
Berbicara Siklus I
Skor 15,17 14,87 26,27 7,43 7,43
Hasil Keterampilan Jumlah Perse Skor Maksimal 20 20 40 10 10

Menulis Laporan Siswa ntase


63,3 Gambar 2: Diagram Batang Pencapaian
Tuntas 19 Indikator Keterampilan Berbicara Siklus
% I
36,7
Belum Tuntas 11 Adapun hasil penilaian setiap
%
indikator menunjukkan bahwa indikator
Jumlah 30 100%
pelafalan mencapai skor rata-rata 15,17 dari
skor maksimal 20, indikator struktur kalimat
Berdasarkan dari tabel di atas, hasil
mencapai skor 14,87 dari skor minimal 20,
keterampilan berbicara siswa belum
ketepatan isi berbicara mencapai skor rata-
memenuhi target yang diharapkan. Oleh
rata 26,27 dari skor maksimal 40, indikator
karena itu perlu adanya tindakan selanjutnya
ekspresi mencapai skor rata-rata 7,43 dari
pada siklus II. Peneliti harus memperbaiki
skor maksimal 10, dan indikator sikap
kekurangan yang ditemukan selama
mencapai skor rata-rata 7,43 dari skor
pembelajaran di siklus I sehingga hasil
maksimal 10. Data tersebut menunjukkan
keterampilan menulis laporan dapat lebih
telah terjadi peningkatan jika dibandingkan
meningkat. Untuk mendapatkan gambaran
dengan perolehan skor rata-rata tiap
secara visual mengenai hasil keterampilan
indikator pada pra siklus.
berbicara siswa pada setiap indikator, dapat
disajikan dalam diagram berikut

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 91


Peningkatan keterampilan berbicara terjadi Tabel 5. Distribusi Hasil keterampilan
Berbicara Siklus II
karena siswa melaksanakan kegiatan belajar
dengan pendekatan komunikatif. Guru
Jumlah Siswa
bersama siswa melaksanakan pembelajaran
Interval Relatif
keterampilan berbicara dengan melibatkan Frekuensi Kumulatif
Nilai (%)
kemampuan agar tujuan pembelajaran pada
70 - 74 11 36.67 36.67
kriteria yang dinilai tercapai, yaitu:
pelafalan/pengucapan/intonasi, struktur 75 - 79 10 33.33 70.00

kalimat, ketepatan isi berbicara, ekspresi dan 80 - 84 2 6.67 76.67

sikap. 85 - 89 0 0 76.67
90 - 94 6 20.00 96.67
Siklus II
95 - 99 1 3.33 100.00
Berdasarkan hasil evaluasi pada tema Jumlah 30 100
dua “Peristiwa Dalam kehidupan”
dmengenai “Macam-macam peristiwa Berdasarkan data pada tabel di atas,
Dalam Kehidupan”. hasil keterampilan hasil keterampilan berbicara menunjukkan
berbicara diperoleh dari tes yang diberikan perolehan paling banyak pada nilai 70-74
pada di akhir siklus II berupa tes menyajikan yaitu sebanyak 11 siswa dengan persentase
dan mempresentasikan hasil wawancara 36.67 %. Berdasarkan atas Kriteria
dalam bentuk laporan. Hal ini dilakukan Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
untuk melihat sejauh mana terjadinya ditetapkan yaitu 70, diketahui bahwa yang
peningkatan keterampilan berbicara dan tuntas seluruh siswa dengan jumlah 30 siswa
menuangkannya dalam bentuk tulisan (100 %). Evaluasi keterampilan berbicara
melalui pendekatan komunikatif. Berikut ini diperoleh dengan skor rata-rata 79.00. Hal
disajikan hasil pengolahan data hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa keterampilan
siswa dalam tabel di bawah ini berbicara siswa telah mencapai target yang
diharapkan. Untuk mendapatkan gambaran
secara visual mengenai hasil keterampilan
berbicara siswa pada setiap indikator, dapat
disajikan dalam diagram berikut

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 92


45 ketepatan isi berbicara mencapai skor rata-
40
35
30 rata 29,8 dari skor maksimal 40, indikator
25
20
15
10
5
ekspresi mencapai skor rata-rata 8,3 dari
0
Ket skor maksimal 10, dan indikator sikap
Stru epa
Pela Eks mencapai skor rata-rata 8,4 dari skor
ktur tan Sika
fala pres
Kali Isi p
n i maksimal 10. Data tersebut menunjukkan
mat Ber
bi… telah terjadi peningkatan jika dibandingkan
Skor 16,3 15,7 29,8 8,3 8,4
dengan perolehan skor rata-rata tiap
Skor Maksimal 20 20 40 10 10
indikator pada pra siklus.
Pada siklus II siswa yang tuntas
Gambar 3: Diagram Batang Pencapaian
Indikator Keterampilan Berbicara Siklus berjumlah 30 siswa. Adapun tabel
II ketuntasan hasil keterampilan menulis
Hasil keterampilan berbicara pada laporan siswa pada tahap siklus II adalah
siklus II sama halnya dengan siklus I, sebagai berikut:
terdapat lima indikator yang dijadikan rubrik
Tabel 6. Hasil Ketuntasan Keterampilan
penilaian keterampilan berbicara siswa, Menulis Laporan Siklus II
yaitu pelafalan/pengucapan/intonasi, struktur
Hasil Keterampilan Jumlah Perse
kalimat, ketepatan isi berbicara, ekspresi dan
Menulis Laporan Siswa ntase
sikap. Dari hasil penilaian keterampilan
Tuntas 30 100 %
berbicara menunjukkaan bahwa tujuh siswa
Belum Tuntas - -
23,33% yang mendapat skor antara 85 –
Jumlah 30 100 %
100 Kriteria A, 12 siswa 40,00% yang
mendapat skor antara 75 – 84 Kriteria B,
Berdasarkan tabel di atas hasil
11 siswa 36,67% mendapat skor antara 60
keterampilan berbicara siswa telah
– 74 Kriteria C. Maka rata – rata nilai memenuhi target yang diharapkan, maka
siswa sebesar 79.00. penelitian peningkatan keterampilan
Adapun hasil penilaian setiap berbicara melalui pendekatan komunikatif
indikator menunjukkan bahwa indikator pada siswa kelas V SDN Padurenan II
pelafalan mencapai skor rata-rata 16,3 dari dihentikan pada siklus II.
skor maksimal 20, indikator struktur kalimat
mencapai skor 15,7 dari skor maksimal 20,

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 93


SIMPULAN komunikatif pada siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Padurenan II dihentikan pada
Simpulan hasil penelitian, yaitu
siklus II. Hal tersebut membuktikan bahwa,
adanya peningkatan keterampilan berbicara
pendekatan komunikatif dapat meningkatkan
melalui pendekatan komunikatif pada siswa
keterampilan berbicara siswa kelas V
kelas V dengan tema satu “Benda-benda di
Sekolah Dasar Negeri Padurenan II,
Lingkungan Sekitar,” subtema “Manusia dan
Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.
Lingkungan”.Hasil keterampilan berbicara
siswa mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal tersebut terbukti dengan
DAFTAR PUSTAKA
siswa yang dinyatakan tuntas pada siklus I,
diketahui sebanyak 19 siswa (63,3 %) dan Arsjad, Maidar G. & Mukti U.S. 1998.
Pembinaan Kemampuan Berbicara
yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (36,7 bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
%). Evaluasi keterampilan mendengarkan Asih. 2015. Strategi Pembelajaran Bahasa
Indonesia, Bandung:Pustaka Setia.
pada siklus I diperoleh rata-rata 71,17. Azie Furqanul & Chaedar Alwasilah. 2002.
Peningkatan keterampilan berbicara Pengajaran Bahasa Komunikatif.
Bandung: Rosda.
mendekati target dan nilai siswa hanya ada Eggen, Paul & Don Kauchak. 2007.
beberapa yang masih di bawah rata-rata EdicationalPsychology. Usa:Pearson.
Ghazali, Syukur. Pembelajaran
kriteria ketuntasan minimal.
Keterampilan Berbahasa.
Hasil keterampilan berbicara melalui Bandung;Aditama.
Hopkins, David. 2011. Panduan Guru
pendekatan komunikatif pada siklus II tema Penelitian Tindakan Kelas (A
dua „Peristiwa dalam Kehidupan”, subtema Teacher’s Guide Classroom
Research).Yogyakarta: Pustaka
“Macam-macam Peristiwa dalam Belajar.
Kehidupan”. Diketahui bahwa yang tuntas Hurlock, Elizabeth B. 2002.
PsikologiPerkembangan. Jakarta:
sebanyak 30 siswa (100 %) . Hal ini Erlangga.
menunjukkan adanya peningkatan Madya, Suwarsih. 2011. Penelitian
Tindakan Action Research . Bandung:
keterampilan berbicara pada siklus II dengan Alfabeta
memperoleh rata-rata 78,60. Pada Meleong, Lexy. 2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti telah Remaja Rosda karya.
memenuhi target yang telah ditentukan dan Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian
Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:
diharapkan, maka penelitian peningkatan BpFE.
keterampilan berbicara melalui pendekatan

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 94


Nurjamal, Daeng. 2014. Terampil
Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Suyadi. 2012.Buku Panduan Guru
Profesional Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dan Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS). Yogyakarta: Penerbit
ANDI
Tarigan, Djago. 1996. Teknik Pengajaran
Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tanujaya, Benediktus & Jeinne Mumu.
2015. Penelitian Tindakan kelas,
Yogyakarta: Media Akademi
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Berbicara
Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto, 2011. Panduan Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research)
Teori & Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka Raya
Wassid, Iskandar & Dadang Suhendar.
2016. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung;Rosda.
Wiriatmadja, Rochiati. Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung;Remaja
Rosdakarya.
Zulela, 2013. Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Bandung: Rosda.

Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. V No. 2 Juli 2018 95

Anda mungkin juga menyukai