Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN

PERBAIKAN PEMBELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS


PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU
HURUF PADA SISWA KELAS I SDN CIBEUTEUNG UDIK 01

Mata Kuliah : Pemantapan Kemampuan Profesional

Kode Mata Kuliah : PDGK 4501

Masa Registrasi : 2021,10

Oleh :
RITA NARULITA
NIM. 857328416

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


POKJAR CISEENG
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
BOGOR
2021
ABSTRAK

Siswa di kelas I SD Negeri Cibeuteung Udik 01 masih banyak yang belum mampu membaca dan
menulis dengan tepat. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf di kelas I SD Negeri Cibeuteung
Udik 01 dan meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan
mengenal membaca dan menulis permulaan di kelas I SD Negeri Cibeuteung Udik 01 Tahun
Pelajaran 2021/2022. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus,
tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan
refleksi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media
gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran ternyata dapat meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah
siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari siklus pertama sampai siklus kedua dan terciptanya
suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.

Kata Kunci: membaca dan menulis permulaan, media gambar, kartu huruf.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan


dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat
direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di
Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran dikelas merupakan harapan


dan tuntutan setiap perubahan kurikulum.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional


merumuskan tujuan pendidikan nasional yang berfungsi “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Untuk mencapai tujuan itu, sekolah dasar sebagai sebuah lembaga
formal dalam memberikan layanan pendidikan berperan mendorong tumbuh kembang anak,
termasuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya dalam membaca dan menulis
permulaan.

Lahirnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membawa
dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan diangkatnya
membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan
berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di Sekolah Dasar dari kelas I sampai
dengan kelas III.
Hakikat dari belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis.

Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui komunikasi timbal balik dan tidak semata-
mata merupakan pemberian informasi searah tanpa mengembangkan gagasan, kreatifitas dan
nilai serta keterampilan baik secara mandiri maupun dalam suasana kebersamaan. Siswa
diaktifkan dalam belajar agar mampu mengembangkan, baik berupa pengetahuan sikap dan
nilai maupun keterampilan serta mampu menerapkan Proses Belajar Mengajar yang
menganut cara belajar siswa aktif, berorientasi kepada siswa itu sendiri. Hal ini
memungkinkan siswa itu berfikir, bersikap dan bertindak kreatif sehingga dikemudian hari
mereka dapat menghadapi perubahan-perubahan masyarakat dan memberikan sumbangan
bagi pembangunan Bangsa.

Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,


membaca, dan menulis. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah
sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka. Siswa yang tidak mampu
membaca dan menulis dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam
menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-
buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan
belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami
kesulitan dalam membaca dan menulis.

Hal pertama yang diajarkan kepada anak pada awal-awal masa persekolahan adalah
kemampuan membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi
pemerolehan bidang-bidang ilmu lainnya di Sekolah.
Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan
dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di kelas I. Dengan kata lain,
guru memegang peranan yang strategis dalam meningkatkan ketrampilan membaca dan
menulis siswa. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator,
motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses pembelajaran. Guru yang
berkompetensi tinggi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa,
mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga
ahli. Sedangkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,


struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan dimiliki seseorang secara
otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik secara terus-menerus. Dengan menulis
secara terus-menerus dan latihan yang sungguh-sungguh, keterampilan tersebut dapat dimiliki
oleh siapa saja. Keterampilan itu juga bukanlah suatu keterampilan yang sederhana,
melainkan menuntut sejumlah kemampuan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat,
penulis tetap dituntut memenuhi persyaratan seperti yang dituntut apabila menulis tulisan
yang rumit.

Di kelas 1 SD, pengajaran membaca dan menulis diberikan dengan sederhana. Siswa
belajar membaca dan menulis secara bertahap. Pengenalan dimulai dari huruf demi huruf
yang kemudian dirangkai menjadi kata. Pengajaran ini dikenal dengan Membaca Menulis
Permulaan dengan tujuan memperkenalkan cara membaca dan menulis dengan teknik-teknik
tertentu sampai dengan anak mampu mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan, dengan
kata lain kalimat sederhana.
Membaca dan menulis merupakan satu aspek ketrampilan yang sulit diajarkan pada siswa
kelas 1 SDN Cibeuteung Udik 01. Penulis merasa kesulitan untuk mengajak siswa belajar
membaca dan menulis, hanya beberapa siswa yang termotivasi untuk dapat membaca dan
menulis. Kurangnya kemampuan siswa dalam mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat
menjadi permasalahan di kelas. Penulis belum mampu menguasai metode yang cocok untuk
digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis dan belum mampu menarik perhatian
semua siswa pada saat pembelajaran dikelas sehingga siswa-siswa masih banyak yang belum
mampu membaca dan menulis dengan tepat.

Dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan siswa kurang terlibat secara aktif.
Dari 13 siswa hampir semua siswa mengalami kesulitan membaca dan menulis, dan yang
menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah siswa kurang latihan,
kemampuan guru yang kurang dalam menggunakan media pembelajaran, sistem kegiatan
belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik sehingga siswa bosan, siswa sering tidak
masuk sekolah, lingkungan keseharian siswa dan faktor dari orang tua yang ekonominya
lemah sehingga anak kurang mendapat perhatian dari orangtua. Berdasarkan kenyataan
dilapangan, kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Dengan permasalahan yang ada, untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan siswa, maka penulis mencoba melakukan tindakan dengan menggunakan media
gambar dan kartu huruf pada pembelajaran Bahasa Indonesia agar dapat “Meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I di SDN Cibeuteung Udik
01 Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor “.
B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan di atas, penulis ingin melakukan penelitian tentang:

1. Apakah yang menyebabkan siswa kurang mampu membaca dan menulis permulaan?
2. Apakah media gambar dan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis permulaan pada siswa kelas I SDN Cibeuteung Udik 01?
3. Bagaimanakah hasil pembelajaran membaca dan menulis permulaan siswa dengan
menggunakan media gambar dan kartu huruf di kelas l SDN Cibeuteung Udik 01?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian perbaikan ini adalah:

1. Untuk mengatasi kesulitan siswa kelas I SDN Cibeuteung Udik 01 dalam membaca
dan menulis permulaan.
2. Untuk mengetahui penggunaan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis permulaan.
3. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam membaca dan menulis permulaan
dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Siswa
a) Hasil belajar siswa meningkat.
b) Siswa dapat mengikuti pembelajaran aktif dan kreatif sehingga siswa merasa
senang mengikuti pembelajaran.
2. Guru
a) Menjadi guru profesional yang mampu merancang perbaikan pembelajaran
sehingga mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya,
dengan demikian guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja
profesional.
b) Mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
c) Dengan adanya perbaikan membuat guru lebih percaya diri, dan sekaligus guru
berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri sehingga
menjadi guru yang inovatif.

3. Sekolah
Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar, dan
kompetensi siswa dalam membaca menulis permulaan, sehingga diharapkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kemampuan

Kemampuan (Chaplin,2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat,


kesanggupan; tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan. Sedangkan
menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan adalah suatu kekuatan untuk menunjukkan suatu
tindakan khusus atau tugas khusus, baik secara fisik maupun mental. Senada dengan pendapat
Sternberg, Warren (1994: 1) mengemukakan bahwa kemampuan adalah kekuatan siswa
dalam menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi yang
bersifat kompleks dan pemecahan problem mental.

Lain halnya dengan pendapat Gagne dan Briggs (1997: 57) kemampuan adalah hasil
belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu proses belajar-mengajar. Selaras dengan
itu, Eysenck, Arnold, dan Meili (1995: 5) mengemukakan bahwa kemampuan adalah suatu
pertimbangan konseptual. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kemampuan berarti semua
kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menunjukkan suatu aktivitas.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat diperlukan siswa untuk melakukan
suatu tindakan atau aktivitas.

B. Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar

Anak kelas 1 adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Perkembangan emosi
anak usia 6-8 tahun telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat
mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang
benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan
dengan kemampuannya dalam mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan
berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Tahapan perkembangan berpikir
tersebut, kecenderungan belajar anak usia SD, yaitu:
1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar dimulai dari hal-hal yang yang bersifat nyata
yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan dalam
belajar akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai,
sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang
alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Karena cara belajar anak SD untuk kelas rendah masih bersifat
konkrit, maka pelaksanan pembelajarannya diupayakan sedemikian rupa sehingga anak
banyak melakukan kegiatan belajar melalui pengalaman langsung.
2. Integratif
Pada tahap usia SD anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan,
mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia SD, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal
yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan
serta kedalaman materi. Pembelajaran di SD perlu memperhatikan landasan psikologis
yang mendasari perilaku belajar anak. Sebagai seorang guru SD yang profesional Anda
perlu memahami secara mendalam tentang kajian psikologis dan teori belajar agar dapat
mengaplikasikannya dalam berbagai peristiwa belajar, serta mampu memecahkan
masalah pada saat siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
C. Membaca dan Menulis Permulaan
1. Pengertian Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 62), membaca adalah lihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis, oleh sebab itu menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1990: 63), tujuan utama membaca adalah melihat serta memahami isi dari
apa yang tertulis. Sedangkan pengertian membaca menurut Henry Guntur Tarigan
(1986: 7) adalah sebagai berikut, membaca suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata bahasa tulis.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang reseptif.
Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh
informasi, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru.
Membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti
atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis.
Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa
mempersoalkan apakah rangkaian kata/kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau
tidak, melainkan lebih daripada itu. Kegiatan ini dapat disebut membaca. Membaca
seperti ini tergolong jenis membaca permulaan yang dilakukan oleh siswa sekolah
dasar kelas rendah.
Hal senada juga dikemukakan oleh Ahmad S. Harjasujana (1985: 3) yang
menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespons lambang-lambang
tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.
Kemampuan membaca merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
semua anak dan harus dikembangkan, karena itu pembelajaran membaca dan menulis
permulaan harus dimulai sejak anak kelas I sekolah Dasar. Sehingga anak memiliki
kompetensi dasar membaca yang baik.
Menurut Broughton sebagaimana dikutip oleh Henry Guntur Tarigan secara garis
besar ada dua aspek penting dalam membaca yaitu:
a) Keterampilan yang bersifat mekanis, dapat dianggap berada pada urutan yang
lebih rendah. Aspek ini mencakup:
 Pengenalan bentuk huruf
 Pengenalan unsur-unsur linguistik
 Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
 Kecepatan membaca ke taraf lambat
b) Keterampilan yang bersifat pemahaman, dapat dianggap pada urutan yang lebih
tinggi. Aspek ini mencakup:
 Memahami pengertian sederhana
 Memahami signifikasi atau makna
 Evaluasi atau penilaian
 Kecepatan membaca fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan
2. Membaca Permulaan
Henry Guntur Tarigan (1986: 8) menyebutkan ada beberapa aspek membaca,
diantaranya: penggunaan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonim,
kata, frase, kalimat, dan lain-lain), pengenalan hubungan pada ejaan dan bunyi, dan
kecepatan membaca bertaraf lambat melihat begitu banyak ragam membaca, maka
yang penulis teliti adalah membaca permulaan. Membaca permulaan dibagi dua
macam, yaitu, membaca permulaan tanpa buku, dan membaca permulaan dengan
buku.
Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah
agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut (Akhadiah,
1991/1992: 31). Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses
pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual
bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to
read). Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk
memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai
membaca untuk belajar (reading to learn).
Kedua tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca
permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula
pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas. Demikian juga
pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi bacaan, masih perlu
perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan.
3. Tujuan Membaca Permulaan
Tujuan membaca permulaan menurut Henry Guntur Tarigan (1986: 8) adalah
dapat melafalkan huruf-huruf dengan baik, dapat melafalkan huruf-huruf dalam kata
ulangan dengan baik, dapat menyebutkan makna kata dalam kalimat yang dibacanya.
Pada tahun-tahun pertama, pengajaran SD adalah saat pertama kalinya bahasa
secara resmi diajarkan. Kebanyakan anak memiliki keragaman latar belakang sebelum
memasuki Sekolah Dasar. Diantaranya latar bahasa ibu atau lingkungan. Karena
adanya keanekaragaman latar belakang seperti itulah guru hendaknya dapat
menggunakan alat pelajaran dan model secara efektif agar keterampilan membaca
dapat dicapai.
4. Pengertian Menulis
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (mengarang, membuat surat)
dengan tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:968) menurut pengertian ini,
menulis merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan.
Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan
yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21).
5. Menulis Permulaan
Kegiatan menulis bagi siswa kelas I adalah menulis permulaan yang dilaksanakan
secara terpadu dengan kegiatan membaca, sebab kegiatan membaca biasanya diikuti
dengan kegiatan menulis, demikian pula sebaliknya. Kegiatan menulis pada tahap-
tahap awal adalah, melatih gerakan tangan dengan sikap duduk yang tepat. Gerakan
tangan dapat dilemaskan dengan latihan membuat bermacam-macam garis,
menebalkan huruf/kata, menyiapkan dan sebagainya.
Sama halnya dengan membaca permulaan, menulis permulaan terutama dalam
mengenalkan huruf baru, guru sebaiknya melakukan kegiatan menatap, tutup/buka
mata untuk melihat tulisan guru dan kegiatan dikte yang baik dan sering. Bentuk
tulisan yang dikembangkan adalah terutama huruf cetak dan huruf sambung (tegak
bersambung).
6. Tujuan Menulis Permulaan
Tujuan Menulis Permulaan menurut A. Malik Tachir (1996) dijelaskan sebagai
berikut:
a) Dapat mengambil sikap duduk/tegak dengan baik.
b) Dapat memegang pensil dengan baik.
c) Dapat meletakkan buku dengan baik.
d) Dapat mengambil jarak antar mata dan buku dengan betul.
e) Dapat menulis tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m
f) Dapat menghubungkan huruf tegak bersambung a i, u, e, o, s, t, k, g, m menjadi
dalam kalimat.
Contoh penerapannya:
a) Guru menyediakan huruf a i, u, e, o, s, t, k, g, m dengan huruf cetak dan huruf
tegak bersambung yang sudah baku.
b) Guru menyediakan beberapa gambar.
c) Contoh huruf cetak yang baku dengan kartu huruf maupun kartu kata.
d) Guru menyediakan huruf siswa mencontoh menulis huruf yang sudah disediakan
oleh guru dengan kartu huruf
e) Menulis huruf depan suatu kata.
Guru menyebutkan suatu kata kemudian anak dimulai untuk menuliskan huruf
depan kata tersebut. Bisa juga guru menunjuk gambar dan anak diminta
menuliskan huruf depan dari kata yang sesuai dengan gambar.
f) Menulis kata
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan gambar dengan kata di bawah
gambar tersebut, anak diminta menulis kata tersebut.
D. Hakikat Media Gambar dan Kartu Huruf
1. Pengertian Media Gambar
Menurut Oemar Hamalik (1994: 95) bahwa media gambar adalah segala sesuatu
yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun
pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque
proyektor. Pendapat lain mengatakan media gambar merupakan peniruan dari benda-
benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap
lingkungan (Soelarko, 1980: 3). Senada dengan pendapat Arif Sadiman (1996: 29)
Media gambar juga diartikan media yang paling umum dipakai, yang merupakan
bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.
Gambar merupakan salah satu bentuk media yang masuk dalam kategori grafis.
Gambar didefinisikan sebagai representasi visual dari orang, tempat, ataupun benda
yang diwujudkan diatas kanvas, kertas atau bahan lain baik dengan cara lukisan,
gambar atau foto. Menurut Hackbarth yang dikutip oleh Soedjono Sumarto (1996: 82)
mengemukakan pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu
guru dalam beberapa hal, yaitu:
a) Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat foto/gambar.
b) Menyediakan gambaran nyata dari obyek yang karena suatu hal tidak mudah
untuk diamati.
c) Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak.
2. Manfaat Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai
salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa
dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi utama dari media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru
3. Media Kartu Huruf
Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan
suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks). Potongan-potongan
huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata
maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan
sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan.
Selain itu kartu huruf juga melatih kreatif siswa dalam menyusun kata – kata sesuai
dengan keinginannya.
Cara menggunakan kartu huruf dalam pengajaran membaca permulaan Hainstock
(1999:205) menjelaskan bahwa kartu-kartu huruf yang telah dibuat dengan cara
sebagai berikut:
a) Biarkan siswa mengenalkan dirinya sendiri dengan huruf-huruf dengan cara
menemukan huruf-huruf sebagaimana yang diterima
b) Pilihlah kata yang terdiri dari tiga huruf, ucapkan kata-kata itu kepada siswa dan
biarkan dia mencari huruf-huruf yang didengar
c) Teruskan membuat kata-kata dengan cara ini hingga siswa mampu bekerja sendiri
dengan kata--kata pilihannya
d) Kata-kata itu bisa dibaca dan ditulis setelah mereka susun Penggunaan media
gambar dan kartu huruf dalam proses belajar mengajar akan memberikan hasil
yang optimal apabila digunakan secara tepat, dalam arti sesuai dengan materi
pelajaran dan mendukung. Gambar dan kartu huruf dapat memberikan nilai yang
sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk
memperjelas pengertian baru, dan untuk memperjelas pengertian tentang sesuatu.

E. Penyebab Kurangnya Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Kelas 1


Yang menjadi penyebab siswa tidak bisa membaca dan menulis adalah:
1. Siswa kurang latihan karena siswa hanya belajar disekolah sedangkan dirumah
siswa tidak mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru disekolah.
2. Siswa sering tidak masuk sekolah disebabkan oleh beberapa hal seperti sakit,
pergi mengikuti orangtua.
3. Kegiatan belajar mengajar yang monoton dan kurang menarik, sehingga siswa
bosan
4. Lingkungan keseharian siswa yang sebagian besar jarang belajar dirumah
5. Faktor dari orang tua yang ekonominya lemah sehingga anak kurang mendapat
perhatian dari orangtua.
BAB. III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SDN Cibeuteung Udik 01 sebanyak
13 siswa dari 7 laki – laki dan 6 perempuan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia
tentang membaca dan menulis permulaan pada semester ganjil tahun pelajaran
2021/2022
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cibeuteung Udik 01
Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada:

PENGAMAT/
No Mata Pelajaran Kegiatan Hari/Tanggal
SUPERVISOR
Selasa,
Pra Siklus
12 Oktober 2021
Kamis,
1 Bahasa Indonesia Siklus I
14 Oktober 2021
Kamis,
Siklus II
11 November 2021

4. Pihak yang Membantu


Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh teman
sejawat sebagai observer dan siswa sebagai subyek penelitian

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dan dua kali
pertemuan. Masing-masing siklus meliputi :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan (Observasi)
4. Refleksi

Langkah-langkah pada model siklus di atas adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan
Dalam tahapan ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca
dan menulis permulaan dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf.
Adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu:
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b) Menyusun indikator pembelajaran
c) Menyusun lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran
d) Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
pembelajaran
e) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang telah dirumuskan. Setiap langkah yang telah direncanakan
diamati dan dikumpulkan data-datanya, baik data aktifitas selama proses
pembelajaran maupun data hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran dari siklus satu ke siklus
berikutnya.

3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (Observasi) merupakan salah satu teknik pengumpulan data /
fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pada tahap pengamatan
(observasi) sebenarnya bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu
mengamati aktivitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Peneliti dibantu
oleh supervisor 2 baik mengenai aktivitas siswa maupun aktivitas guru selama
proses pembelajaran.
4. Refleksi
Hasil observasi yang dilaksanakan bersama-sama supervisor 2 kemudian
didiskusikan. Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan
diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan analisismasalah dicari dan
ditentukan solusinya untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah :
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar dan
mean (rerata) kelas.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf serta hasil catatan
lapangan dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.

Untuk mengumpulkan data-data selama perbaikan penelitian, peneliti menggunakan


instrument sebagai berikut :

1. Lembar Observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru sebagai
peneliti oleh supervisor 2 dan pengamatan ( observasi ) terhadap siswa sebagai
subyek yang penelitian. Lembar observasi terhadap guru sebagai peneliti adalah
jurnal yang telah disediakan. Lembar observasi untuk siswa sebagai subyek
perbaikan penelitian adalah observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran

2. Lembar tes
Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data – data dikumpulkan
melalui hasil tes pembelajaran berupa soal – soal yang disusun dalam RPP
( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran
dimasukkan kedalam suatu tabel, kemudian dideskripsikan sehingga diketahui
peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklusnya.
3. Dokumentasi
Diambil pada saat peneliti akan melakukan penelitian dalam proses pembelajaran
membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan penelitian ini pada siswa kelas 1 SD Negeri Cibeuteung Udik 01
Kecamatan Ciseeng Kabupaten Bogor tentang pembelajaran membaca dan menulis
pada tema 3 Kegiatanku sub tema kegiatan pagi hari pembelajaran 1. Dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru bertindak sbagai peneliti sedangkan teman
sejawat sebagai pengamat atau observer.
Hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
a) Perencanaan
 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai tema kurikulum 2013
 Mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran
 Mempersiapkan media pembelajaran
 Mempersiapkan instrument penilaian
b) Pelaksanaan
Penulis mengajar tentang membaca dan menulis di kelas I SD Negeri
Cibeuteung Udik 01, dengan indikator mengidentifikasi ciri – ciri suasana pagi
hari, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan
materi kemudian menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis
menyampaikan penjelasan tentang ciri – ciri pagi hari dengan menggunakan
metode tanya jawab kemudian diakhir kegiatan mengerjakan lembar kerja
siswa.
Tabel. 1. Hasil pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan ( RP ) /Pra siklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan


.
1. Andini Puspita Dewi 40 Kurang
2. Ardiansyah 40 Kurang
3. Aulia Denada 40 Kurang
4. Aisya Syifa 50 Kurang
5. Dea Oktavianti 40 Kurang
6. Dewi Arum Sari 40 Kurang
7. Farel 50 Kurang
8. Fatih Al-Qarni 40 Kurang
9. Fuad Al-Syakir 30 Kurang
10. Fina 20 Kurang
11. Gio Saka Gemilang 40 Kurang
12. Khalid Al Aji Wijaya 40 Kurang
13. M. Karel Ardiansyah 40 Kurang

Rata-rata Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah


39,23 50 20

c) Pengamatan
 Guru dalam mengajar terlihat kurang semangat sehingga siswa kurang
perhatian dalam belajar.
 Penggunaan metode masih kurang karena guru menggunakan metode
ceramah dan mengerjakan tugas.
 Guru dalam memberikan contoh kurang bervariasi.
 Pelajaran belum ada penguatan sehingga pelajaran tersebut harus diulang.
 Media pembelajaran tidak dipajang didepan kelas hanya menggunakan
buku siswa sehingga sebagian siswa sibuk dengan kegiatan yang lain.

d) Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, maka
dapat diketahui bahwa pelajaran diperoleh nilainya yang kurang baik dilihat
dari keberhasilan siswa
Berdasarkan tabel diatas nilai evaluasi pra siklus diperoleh dari 13 orang
siswa hanya 1 orang yang mendapat nilai baik . hal ini disebabkan guru tidak
menggunakan media pembelajaran dan Kurangnya perhatian siswa diwaktu
guru menjelaskan pembelajaran.

2. Siklus I
a) Rencana Pembelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Menyampaikan topik yang akan dipelajari
 Menjelaskan tentang ciri-ciri pagi hari dan membedakan ciri-ciri pagi
hari dengan malam hari
 Membimbing siswa dalam diskusi kelas tentang proses terbitnya matahari
dengan melakukan percobaan menggunakan globe
 Mengadakan tanya jawab.
 Menyimpulkan pelajaran.
 Guru mengadakan evaluasi secara tertulis
b) Pelaksanaan
Dalam proses kegiatan belajar mengajar penulis menyampaikan tujuan
pembelajaran, melakukan apersepsi sesuai dengan materi kemudian
menuliskan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti penulis mengajar tentang
mengidentifikasi ciri-ciri pagi hari dengan mengunakan media gambar yang
dipajang di depan kelas. siswa diminta mengamati lalu menuliskan ciri – ciri
tersebut dipapan tulis dan membacanya secara individu dan menjelaskan
proses terbitnya matahari dengan menggunakan globe dan lembar kerja siswa

Tabel 2 : Hasil pembelajaran RPP 1 / Siklus 1

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Andini Puspita Dewi 75 Baik
2. Ardiansyah 40 Kurang
3. Aulia Denada 65 Baik
4. Aisya Syifa 90 Sangat Baik
5. Dea Oktavianti 40 Kurang
6. Dewi Arum Sari 40 Kurang
7. Farel 50 Kurang
8. Fatih Al-Qarni 40 Kurang
9. Fuad Al-Syakir 30 Kurang
10. Fina 0 Kurang
11. Gio Saka Gemilang 40 Kurang
12. Khalid Al Aji Wijaya 40 Kurang
13. M. Karel Ardiansyah 40 Kurang

Rata-rata Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah


45,35 90 0

c) Pengamatan
Guru melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat sebagai
pengamat. Pengamat mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa
serta mendata hasil dan kemajuan yang dicapai oleh siswa dengan
menggunakan lembar observasi. Adapun hasil pengamatan yang dicatat oleh
observator adalah :
 Penggunaan konsep sudah sesuai dengan materi pembelajaran.
 Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena alat
peraga yang digunakan kurang terlihat dari belakang (Gambarnya terlalu
kecil)
 Penggunaan metode sudah bervariasi hanya ketika menggunakan metode
tanya jawab, pernyataan guru kurang menyeluruh begitu pula ketika
berdiskusi dikelas masih ada siswa yang belum aktif mengikuti pelajaran.
 Hasil belajar siswa belum maksimal karena masih ada siswa yang belum
mencapai nilai KKM yaitu 65
d) Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
maka dapat diketahui bahwa pembelajaran meningkat kearah yang lebih baik
diantaranya:
 Penjelasan konsep sudah sesuai dengan materi pelajaran.
 Penggunaan alat peraga sudah ada tetapi kurang maksimal karena terlalu
kecil gambarnya sehingga siswa yang duduk dibagian belakang tidak dapat
melihat alat peraga dengan jelas. Oleh sebab itu di RPP kedua diharapkan
alat peraganya lebih baik lagi.
 Penggunaan metode sudah cukup namun dalam metode tanya jawab,
pertanyaan guru belum menyeluruh demikian pula ketika di RPP kedua
guru dalam memberikan pertanyaan agar menyeluruh sehingga siswa aktif
dalam pembelajaran.
 Hasil belajar siswa ada peningkatan namun belum maksimal, diharapkan
disiklus kedua hasil belajar siswa lebih maksimal lagi.
 Aktivitas siswa sudah aktif karena guru menggunakan metode yang benar
untuk siklus kedua harus lebih aktif lagi agar hasil belajar yang dicapai
maksimal.
3. Siklus 2
a) Perencanaan
 Tanya jawab untuk mengaitkan konsep sebelum dengan konsep yang akan
dipelajari.
 Menjelaskan ciri – ciri suasana dipagi hari
 Siswa Membaca bacaan pada buku siswa
 Membimbing siswa dengan membagi kelompok
 Mendiskusikan ciri – ciri suasana pagi hari dan membedakan suasana pagi
hari dan malam hari
 Masing – masing kelompok diberikan media gambar dan kartu huruf
 Kartu huruf terdiri dari huruf – huruf A – Z sebanyak 15 seri
 Siswa mencari huruf – huruf yang ada sesuai dengan benda yang dilihat
pada gambar
contoh : pada gambar ada matahari , siswa mencari huruf – huruf yang
terdiri dari huruf m,a,t,a,h,a,r,i dan menyusunnya menjadi nama benda
tersebut.
 Dengan melihat gambar siswa diminta menemukan 5 macam benda setelah
itu mencari huruf – huruf yang sesuai dengan nama benda yang ditemukan
pada kartu huruf, siswa menyusun kartu huruf tersebut sesuai dengan nama
benda yang ditemukan
 Masing – masing kelompok memajang dan membacakan hasil diskusi
kelompok didepan kelas.
b) Pelaksanaan

Tabel 3. Hasil Pembelajaran RPP 2 / Siklus 2

No Nama Siswa Nilai Keterangan


.
1. Andini Puspita Dewi 80 Baik
2. Ardiansyah 60 Sedang
3. Aulia Denada 80 Baik
4. Aisya Syifa 90 Sangat Baik
5. Dea Oktavianti 40 Kurang
6. Dewi Arum Sari 75 Baik
7. Farel 80 Baik
8. Fatih Al-Qarni 65 Baik
9. Fuad Al-Syakir 60 Sedang
10. Fina 0 Kurang
11. Gio Saka Gemilang 60 Sedang
12. Khalid Al Aji Wijaya 60 Sedang
13. M. Karel Ardiansyah 70 Baik

Rata-rata Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah


63,08 90 0

c) Pengamatan.
 Penggunaan alat peraga sudah maksimal dan lebih baik, gambar yang
ditampilkan terlihat oleh siswa karena siswa duduk berkelompok dan
masing – masing kelompok diberikan media gambar
 Dengan menggunakan kartu huruf 85 % siswa sudah dapat menyusun
kata, membaca kata yang disusun dan menuliskan kembali.
 Siswa terlihat sangat senang dan berebutan untuk mendapatkan huruf –
huruf yang mereka cari pada kartu huruf.
 Penggunaan metode sudah cukup baik dengan mengajak siswa berdiskusi
secara kelompok. semua kelompok aktif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
 Hasil belajar siswa sudah maksimal karena siswa mencapai nilai KKM
sudah mencapai 85%
d) Refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
maka dapat diketahui bahwa pembelajaran diperoleh hasil yang baik. Hal ini
dapat dilihat dari keberhasilan dari RPP II dengan perubahan perolehan nilai
yang lebih baik. Siswa sudah mencapai KKM hingga 85% meningkat dari
RPP I yang hanya 38%.
Dari uraian kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, melalui dua
siklus tersebut terlihat adanya perubahan yang menuju kesempurnaan. Dari
segi guru, siswa dan perangkat pembelajaran, sehingga hasil yang diperoleh
memuaskan.

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU

Mata Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )


Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari ) Pembelajaran 1
Kelas : 1 (satu )
Hari / Tanggal : Kamis, 30 Oktober 2014
Fokus Observasi : Penerapan Metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar

No Aspek yang diobservasi Ada Tidak Komentar


ada
.
1. Ceramah :
a. Menjelaskan pokok-pokok materi secara
sistematis
b. Memberikan Ilustrasi
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Tanya Jawab:
a. Mengajukan Pertanyaan
b. Memberikan Kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
c. Memindahkan giliran pertanyaan
Kerja Kelompok :
a. Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
b. Membagikan LKS
c. Melakukan supervisi terhadap kegiatan
kelompok
d. Memberi bantuan kepada kelompok
2.
3.

Kegiatan dilakukan secara klasikal dan individu

2.

Penggunaan Media Gambar


a. Memajang Gambar

b. Meminta Komentar Siswa

Padang, 30 Oktober 2014

Supervisor 2

Desi Zulina, S.PdI

LEMBAR PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU

Mata Pelajaran : Tema 3 ( KegiatanKu )

Sub Tema 1 ( Kegiatan Pagi Hari ) Pembelajaran 1

Kelas : 1 (satu )

Hari / Tanggal : Kamis, 6 November 2014

Fokus Observasi : Penerapan Metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar

NO
Aspek yang diobservasi

Kemunculan

Komentar

Ada

Tidak Ada

1.

Ceramah:

a. Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis

b. Memberikan Ilustrasi

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Tanya Jawab:

a. Mengajukan Pertanyaan

b. Memberikan Kesempatan kepada siswa untuk bertanya


c. Memindahkan giliran pertanyaan

Kerja Kelompok :

a. Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan

b. Membagikan LKS

c. Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok

d. Memberi bantuan kepada kelompok


2.

Penggunaan Media Gambar

a. Memajang Gambar

b. Meminta Komentar Siswa

Padang, 6 November 2014 Supervisor 2


Desi Zulina, S.PdI

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dalam kegiatan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 1 dengan materi


mengidentifikasi dan menjelaskan suasana pagi hari sudah dapat mencapai hasil yang
optimal. Dari uraian hasil penelitian dari setiap siklus mengalami peningkatan yang
signifikan, peningkatan yang signifikan ini terjadi karena guru telah memperbaiki kinerja
secara sistematis dan berkelanjutan.

Pada siklus 1 kinerja guru belum terlaksana dengan baik karena metode mengajar yang
digunakan belum mencapai sasaran, guru sudah menggunakan alat peraga yang sesuai dengan
materi tapi belum mampu untuk menarik perhatian seluruh siswa, strategi pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi sehingga hanya sebagian siswa terlihat aktif dalam
pembelajaran.

Pada siklus 2 guru menerapkan strategi pembelajaran dengan cara berkelompok sehingga
suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. dengan adanya diskusi kelompok setiap
kelompok ingin menjadi yang terbaik, mereka berebutan untuk maju kedepan menempelkan
kartu huruf untuk menuliskan nama benda – benda yang ada pada media gambar.
Peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus sampai siklus 2 terjadi karena guru telah
memperbaiki kinerjanya dalam proses Pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode yang
tepat (ceramah,Tanyajawab, diskusi kelompok ) pada konsep mengidentifikasi suasana pagi .
Metode ceramah digunakan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan komunikasi
lisan karena lebih efektif dan ekonomis untuk keperluan penyampaian informasi dan
pengertian. Metode Tanya jawab digunakan agar setiap siswa berpartisipasi secara aktif,
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dipelajari.
Metode diskusi kelompok digunakan guru untuk memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat ke-
simpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Siswa berkeinginan untuk
melaporkan hasil diskusi ke depan kelas berarti telah menunjukkan adanya ketrampilan
proses dalam pembelajaran membaca dan menulis.
Metode yang digunakan guru dalam interaksi belajar mengajar merupakan salah satu
faktor yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses belajar mengajar. Oleh sebab itu
metode mengajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keperluan dan situasi yang
sedang berlangsung agar tujuan pembelajaran berhasil dengan baik.

Pembelajaran menggunakan media gambar dan kartu huruf memberikan motivasi kepada
siswa supaya siswa tertarik dan aktif untuk mengikuti pembelajaran.

Dengan melihat data dari hasil penelitian dapat dilihat ketuntasan belajar siswa dari setiap
siklus, sebagian besar mengalami peningkatan.

Sebelum siklus siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal hanya 1 siswa dari 13 siswa.
Pada siklus ke satu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar minimal meningkat
menjadi 38% atau 5 siswa dari 13 siswa. Pada siklus kedua terjadi perubahan yaitu 85% atau
11 siswa dari 13 siswa mencapai KKM sedangkan 2 siswa yang belum mencapai KKM
adalah 1 siswa memerlukan layanan khusus karena mengalami kesulitan dalam mengenal
huruf sehingga sulit untuk membaca dan menulis dan memiliki inteligensia rendah sedangkan
1 siswa lagi hanya belum mampu untuk mengenal huruf dan sudah dapat meniru tulisan.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Dalam penerapan pembelajaran dengan media gambar dan kartu huruf dalam upaya
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SDN
Cibeuteung Udik 01 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf
dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Kondisi awal
sebelum dilakukan penelitian nilai rata-rata 35, dengan adanya penelitian meningkat menjadi
77. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa dengan menggunakan media
gambar dan kartu huruf dilaksanakan dalam dua siklus. Dari tindakan ini, ternyata sikap dan
kemampuan membaca dan menulis siswa meningkat. Secara keseluruhan siswa yang tadinya
belum bisa membaca setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan media
gambar siswa mampu membaca kalimat sederhana. Disamping itu, siswa sudah mampu
menyalin tulisan dengan baik dan benar. Dengan demikian, indikator kompetensi belajar
siswa kelas I SDN Cibeuteung Udik 01 pada kemampuan membaca dan menulis permulaan
meningkat lebih baik dari yang di standarkan dengan nilai KKM yaitu 65. Dalam
pembelajaran membaca dan menulis permulaan keterpaduan empat aspek kebahasaan yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sangat besar dan tidak dapat dipisahkan.

2. Dengan menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam kegiatan pembelajaran
ternyata dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar
dari siklus pertama sampai siklus kedua dan terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif
dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran mengalami perubahan yang semula masih
secara konvensional menjadi lebih bervariatif. Guru tidak lagi hanya mengandalkan metode
ceramah saja dalam pembelajaran. Guru dapat membuat strategi pembelajaran sesuai dengan
situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar kehidupan siswa. Materi pembelajaran membaca
dan menulis permulaan hendaknya disesuaikan dengan perkembangan siswa sehingga
rendahnya kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa dapat diatasi. adanya media
pembelajaran sebagai alat bantu siswa untuk mengeluarkan ide –ide pemikirannya, sehingga
membuat siswa menjadi bersemangat.

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan simpulan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran tindak


lanjut sebagai berikut:

1. Saran Bagi Guru

a. Guru perlu melakukan tindakan untuk mengurangi kejenuhan dan meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan metode yang bervariasi sehingga siswa terangsang untuk beraktifitas
secara optimal dalam pembelajaran.
b. Guru hendaknya menggunakan media gambar dan kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa.

c. Guru hendaknya memberikan penghargaan baik bentuk pujian maupun penilaian terhadap
hasil karya siswa, sehingga dapat menambah semangat belajar.

d. Guru dapat merefleksi hasil pembelajaran dan harus berani mengadakan perbaikan
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa.

2. Saran Bagi Siswa

a. Siswa perlu sesering mungkin melakukan latihan membaca dengan mendeskripsikan


gambar-gambar dan kartu huruf agar lebih lancar dan benar dalam membaca.

b. Siswa perlu berlatih menulis agar gerakan tangan semakin terampil sehingga mampu
menulis dengan baik dan benar.

c. Siswa harus rajin belajar dengan melaksanakan latihan – latihan membaca dan menulis
baik dirumah, disekolah, dan dimanapun siswa berada

d. Siswa perlu keberanian bertanya, baik kepada guru, orangtua, teman, atau kepada siapa
saja yang dianggap mampu dan mengetahui bacaan yang dilihatnya sehingga siswa yang rajin
belajar membaca dan menulis prestasinya lebih baik.

3. Saran Bagi Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah hendaknya mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia dengan inovasi


dan kreativitas baru dalam upaya peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa.

b. Kepala Sekolah hendaknya selalu memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan
sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad S. Harjasujana, dkk, 1985 Membaca, Jakarta, Universitas Terbuka,

Akhadiah, M. K. S, Arsjad, M. G., Ridwan, S. K., Zulfahnur Z.F., & Mukti, U.S.
(1991/1992). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Kependidikan

Arief S. Sadiman dkk. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali

Chaplin, J.P. 2000. Kamus Lengkap Psikologi, Terjemahan Kartini Kartono.Jakarta: Raja
Grafindo Persada
eprints.uns.ac.id/7692/1/143881308201008401.pdf diunduh tgl 16/11/2014

eprints.uns.ac.id/8215/1/156342308201012031.pdf diunduh tgl 16/11/2014

Eysenck, H. J, W. Arnold dan R. Meili. 1995. Encyclopedia Psychology. West

Gagne, Robert M. dan Briggs, Leslie J. 1997. Principles of Instructional Design. New York:
Holt, Rinehart and Winston Germany: Fontana/ Collins in Assosiation with search Press.

Henry Guntur Tarigan 1986. Membaca Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Tarsito

Kamus Bahasa Indonesia, 1991, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Malik Thachir, 1994. Pandai Membaca dan Menulis I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Soelarko. 1980.
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013

Sternberg, Robert J. 1994. Encyclopedia of Human Intelligence. New York: Macmillan


Publishing Company.

Tarigan. 1986. “Efektivitas Pengajaran Menulis”. http://www.ialf.edu/bipa/jan 2003 diunduh


tgl 15/11/2014

Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional

Warren, Howard C. 1994. Dictionary of Psychology. Cambridge, Massachusetts: Houghton


Mifflin Company.

Anda mungkin juga menyukai