SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 (S1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
ANISYAH
NIM. 20591025
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
penting di sekolah dasar, karena Bahasa memiliki peran yaitu antara lain
sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia, dan juga
dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi
1
reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan mendapat
wawasannya.2
informasi yang disampaikan secara lisan dengan baik jika mampu membaca
informasi dengan baik pula. Keterampilan membaca yang baik membuat siswa
siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh sebab itu,
harus dilakukan dengan intensif agar siswa mampu membaca dengan baik.3
masa sekarang ini pada sebuah sistem pendidikan modern fungsi guru sebagai
media pembelajaran agar proses belajar mengajar pada khusunya dan proses
2
Slamet, Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia Dikelas Rendah dan Kelas Tinggi
Di Sekolah Dasar (Surakarta: UNS Pers, 2017), hlm. 46
3
Esti Ismawati dan Faraz Umaya, Belajar Bahasa Di Kelas Awal (Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2017), hlm. 50
2
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas III di
SDN 25 Lebong. Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu guru yaitu
Ibu Tulastri, S. Pd, ia mengatakan bahwa kelas III SD ada sebanyak 27 orang
dan diantaranya ada 2 orang yang membaca nya masih mengeja. Berdasarkan
peserta didik kelas rendah ternyata masih kurang, ditandai dengan masih
banyak peserta didik yang belum lancar membaca, masih banyak yang belum
mengeja, masih banyak yang belum bisa membedakan antara huruf abjad yang
satu dengan huruf lainnya, dan masih kurang memahami bacaan. Kenyataan
yang terlihat pada proses pembelajaran berlangsung dikelas yaitu kurang nya
sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan juga disebabkan
berpusat pada pendidik dan peserta didik tidak ikut aktif dalam proses
kemampuan membaca awal peserta didik yang sudah lancar dan yang belum
lancar membaca.4
perhatian besar oleh guru Bahasa Indonesia maupun dari guru kelasnya
4
Tulastri, S. Pd, Wawancara, 24 Februari 2024
3
sendiri. Pembelajaran membaca di sekolah dasar, lebih terfokus pada
kemampuan membaca.
dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak tetapi lebih dari itu yaitu,
lainnya.
agar siswa bisa membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan
tepat. Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca
awal dipengaruhi oleh keaktifan dan kreatifitas guru yang mengajar di kelas
rendah dan yang paling penting agar siswa bisa melanjukan ke tahap kelas
sekolah dasar Kabupaten Lebong seperti: kurangnya perhatian dari guru dalam
proses belajar membaca awal dimana membaca awal tersebut memuat bebrapa
indikator yang harus dicapai oleh siswa yaitu, ketepatan, kejelasan suara, dan
4
dan guru harus mempunyai stategi yang khusus agar peserta didik semangat
dalam proses belajar membaca, banyak siswa yang belum mengenal huruf
alfabet disini peran guru harus membimbing dan mengajarkan peserta didik
Indonesia di SD N 25 Lebong”
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
SD N 25 Lebong
5
C. Batasan Masalah
Indonesia
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
6
2. Untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan membaca siswa setalah
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
1. Bagi Guru
25 Lebong.
7
2. Bagi Siswa
dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
dan ilmu pengetahuan peneliti yang lebih luas dalam mengajar siswa
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
gambar, dan ada juga teks cerita pendek yang berhubungan dengan
gambar dan kosakata yang dapat diceritakan melalui ilustrasi dan teks.5
dan lebih sadar mengatakan itu mungkin. Gambar dan kata dan kalimat
5
Asratul Hasanah, and Mai Sri lena, Analisis Kemampuan Membaca Permulaan dan
Kesulitan yang dihadapi Siswa Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol, 3. No. 5,
2021, hlm. 3297
6
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:
Angkasa Bandung, 2008), hlm. 8
9
cerita, menghayati unsur drama, dan melafalkan setiap kata dalam
buku dengan tepat serta tahu pasti makna tiap-tiap kata tersebut.
kalimat ujaran yang lebih dramatik daripada urutan biasa. Hal ini
7
Sadiman, Media Pendidikan (Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya)
(Jakarta: Grafindo Persada, 2012), hlm. 31
10
pertanyaanseputar cerita yang disampaikan seperti tokoh, alur
halaman selanjutnya.
siswa dan tidak bercerita lebih dari 10 menit. Hal ini bertujuan agar
11
jika para siswa bosan mereka tidak akan bisa berekplorasi sesuai
siswa membangun rasa percaya diri. Rasa percaya diri itulah yang
diri.
gambarsecara keseluruhan.
11) Pencerita tetap bercerita pada saat tangan membuka halaman buku.
12
menjadibertambah. Kosakata tersebut yang akan mendorong siswa
1) Fiksi
dengan imajinasinya.
2) Historis
pada kenyataan atau suatu fakta di masa lalu. Buku ini mencakup
dari sejarah.
3) Informasi
8
Musfiroh, Tadkiroatun, Bercerita Untuk Anak Usia Dini (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2005), hlm. 143
13
4) Biografi
meninggal.
5) Cerita rakyat
masa lalu.
6) Kisah nyata
yaitu:
9
McElmeel, Character Educationa: A Book Guide For Teachers, Librarians, And
Parents (United states: Teacher Ideas press, 2002), hlm. 59
14
penjelasan. Dalam buku cerita bergambar ini di utamakan sekali
didalam teks.
isi teks. Dalam buku cerita bergambar ini diutamakan sekali adalah
siswa.
10
Lina Marita Zonna, Penggunaan Buku Cerita Bergambar Dalam Menumbuhkan
Kemampuan Membaca Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi 1 Tirtobinangun Kabupaten Nganjuk,
(Program Studi Pg-Paud, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya), hlm. 5
15
maksud yang disampaikan oleh teks tersebut juga membuat siswa
jenis buku cerita bergambar yang dikembangkan saat ini seperti cerita
11
Faizah, Keefektifan cerita bergambar untuk pendidikan nilai dan keterampilan
berbahasa dalam pembelajaran bahasa indonesia (Jakarta: Cakrawala Pendidikan, 2009), hlm.
252
16
langsung, gaya penulisannya yang sederhana serta pemilihan bahasa
dengan gambar yang bisa memperjelas maksud dari teks. Buku cerita
yang bagus. Konsep yang tertulis dapat dengan mudah dipahami oleh
persembahan hidup.
17
f) Buku bergambar membantu merangsang imajinasi anak. Buku
mengubah ide abstrak menjadi bentuk yang lebih realistis. (2) Mudah
menginterpretasikan gambar.
2. Kemampuan Membaca
mengeja sebuah tulisan. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam
12
Sunnasih, Kemampuan Membaca Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah Bagian Dari
Pengembangan Bahasa. Naturalistic: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 2,
No. 1, 2017, hlm. 40
13
Riga Zahara Nurani, Fajar Nugraha, and Heris Mahendra, Analisis Kesulitan Membaca
Permulaan Pada Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu, Vol. 5 No. 3, 2021, hlm. 1463
18
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang menyatakan bahwa
membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Ada lima
1) Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, dapat dengan
menambah wawasan.16
14
Supadmi Rejeki, Meningkatkan Kemampuan Membaca Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran PAKEM (Aktif, Efektif, dan Menyenangkan. Social, Humanities, and Educatianol
Studies (SHEs): Conference Series, Vol 3, No. 2, 2020, hlm. 2233
15
I Ketut Artana, Perpustakaan, Masyaratak, dan Pembudayaan gemar membaca.
ACAR YA PUSTAKA.” Jurnal Ilmiah dan Informasi.” Vol. 1, No. 2, hlm. 20
16
Nining Hadani, Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini melalui
Kegiatan Permainan Kartu Kata di TK Al-Fauzan Desa Ciharashas Kecamatan Cilaku Kabupaten
19
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca
Cianjur. Empowerment : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. Vol. 6, No. 1,
2017, hlm. 20
17
Siska Kusmayanti, Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori. Jurnal
Pendidikan UNIGA, Vol 13. No.01 (2019), hlm. 223
20
Untuk mengajari anak membaca, harus diawali dengan tahap
bertahap, tidak salah jika anak dipersiapkan sejak dini untuk mengenal
18
Mochmahsun and Miftakul Koiriyah, Meningkatkan Keterampilan Membaca melalui
Media Big Book pada Siswa Kelas IA MI Nurul Islam Pasirian Lumajang. Bidayatuna : Jurnal
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Vol 2. No. 1, hlm. 61
19
Sunnasih, Kemampuan Membaca Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah Bagian Dari
Pengembangan Bahasa. Naturalistic : Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2. No.
1 (2017), hlm. 40
21
dalam melakukan tahapan proses membaca yang berlangsung pada
kelas-kelas awal yaitu kelas I, II, dan III dengan penekanan pada
sistem tulisan yang berasal dari media tulis. Adapaun indikator dalam
sama.
b) Tujuan
antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta
20
Kholid Harras, Hakekat Mebaca. Jakarta : Depdikbud PPGLP. (2011), h. 8 - 9
22
dari Uci Sugiarti berpendapat membaca memiliki tujuan sebagai
berikut:21
ideas).
demi halaman.
bagian cerita.
dirasakan penulis.
21
Uci Sugiarti, Pentingnya Pembinaan Kegiatan Membaca Sebagai Implikasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Basatra : Jurnal Unimed ac.id. vol 1. No. 2( 2012)
23
7) Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate).
sebagai berikut:
d) Kriteria Membaca
(d) Kelancaran
22
Darmiyati Zuchdi dan budiasih, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah (Yogyakarta: PAS, 2001), hlm. 50
24
2) Pemahaman isi, yang dinilai di antaranya :
(d) Nada
4) Kecepatan23
1) Faktor fisiologis
23
Supriyadi, dkk. Materi Pokok Bahasa Indonesia 2, (Jakarta: Dapertemen P dan K,
1992), hlm. 129
25
kemampuan siswa dalam membedakan simbol-simbol cetakan,
2) Faktor Intelektual
3) Faktor Lingkungan
mencakup:
24
Iskandar wassid dan Dadang Sunender, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 289.
25
Safari, Pengujian dan penilaian bahasa dan sastra Indonesia (Jakarta: PT.
Kartanegara, 2002), hlm. 91-92.
26
(a) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah
membaca.
yang dibaca.
contoh bahasa yang baik dari orang tua mendorong siswa akan
27
mendukung perkembangan bahasa dan intelegnsi siswa atau
4) Faktor Psikologis
(a) Motivasi
siswa.
(b) Minat
26
Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai
Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pembelajaran (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 176
28
minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam
29
kepada orang lain sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan
beberapa faktor sehingga siswa merasa sulit dan tidak bisa untuk
rangkap.
27
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hlm.
16
28
Novika Dian Dwi Lstari, et al, Analisis Faktor-Faktor Yang Menghambat Belajar
Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu, Vol 5 No. 4 (2021), hlm. 2613
29
Riga Zahara Nurani, Fajar Nugraha, and Heris Mahendra, Analisis Kesulitan Membaca
Permulaan Pada Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu, Vol. 5, No. 3 (2021), hlm. 1463
30
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia
wajib bagi seluruh peserta didik disemua jalur dan jenjang pendidikan
menjadi bangsa yang berbudaya baca tulis. Untuk itu perlu dilakukan
nonformal.
30
Uyu Mu‟awwanah, Bahasa Indonesia 1 (Depok: CV. Madani Damar Madani, 2015),
hlm. 11
31
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2009), hlm. 45
31
Pengembangan melalui pendidikan formal, dimulai dari
Sekolah Dasar. Jenjang sekolah ini berfungsi sebagai pusat budaya dan
awal peserta didik ialah salah satu cara yang dilakukan dalam
diperhatikan, yaitu:
sosial kultural.
32
(3) Karakteristik yang berkenaan32
diasumsikan cocok bagi peserta didik usia sekolah dasar adalah model
rasional.
menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena berfokus pada
32
Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Alumni, 1994), hlm. 43.
33
gagasannya. Di sisi lain, maksud, ide, pikiran, dan gagasan tersebut
mendatang.33
a) Keterampilan menyimak
harus dikembangkan.
33
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 12.
34
Proses menyimak memerlukan perhatian serius para
35
menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi
b) Keterampilan membaca
34
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 200-201
36
kata/bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah
bermakna.
komponen, yaitu:
37
(3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau
meaning.35
menulis)
matang.
lain:
35
Syaiful Bahri, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 28.
38
(a) Gaya Berbicara
bersosialisasi.
39
(a) Pakaian yang rapi dan serasi
36
Puji santosa, dkk., Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesiadi SD (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), hlm. 3.
40
c. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia
cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan
41
pengumuman, kemus, ensiklopedi, serta mengapresiasi dan
pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca , dan kosa kata yang
37
Apri Damai Sagita Krissandi, dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD, (Jakarta:
Media Maxima, 2017), hlm. 68.
42
Hasil penelitian berdasarkan analisis deskriptif didapatkan bahwa
sangat tinggi lebih besar dibandingkan dengan siswa yang diajar tanpa
diajar dengan penggunaan media buku cerita. Dari uji hipotesis dua sampel
media buku ceritameningkatdari 61, 84% menjadi 76, 63% pada siswa
Gowa38.
pada terletak pada objek penelitian dimana penelitian ini meneliti siswa
media pembelajaran yaitu buku cerita bergambar, masalah yang ada dalam
38
Marwati Marwati, Muhammad Basri, Pengaruh penggunaan media buku cerita
terhadap kemampuan membaca siswa pada pembelajaran bahasa indonesia kelas IV SD, JKPD
(Jurnal Kajian Pendidikan Dasar) 3 (1), 451-461, 2018
43
penelitian yaitu sama-sama tentang kemampuan membaca peserta didik,
87, 2 dan pada kelas kontrol adalah 78, 1. Hasil perhitungan uji-t diperoleh
2020/2021.39
Pujut. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian saya yaitu sama-
44
yang ada dalam penelitian yaitu sama-sama tentang kemampuan membaca
3. Penelitian Ayu Resti Putri dengan judul “Pengaruh Media Buku Cerita
kelas eksperimen dilihat pada kolom t-test for equality of means dengan
(2,063). Ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan media
yaitu buku cerita bergambar, masalah yang ada dalam penelitian yaitu
40
Ayu Resti Putri dengan judul, Pengaruh Media Buku Cerita Bergambar Terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III SD N 05 Berangah Tahun Ajaran 2022/2023,
Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 8 (1), 440-453, 2023.
45
yang diteliti sama-sama mata pelajaran bahasa Indonesia, dan sama-sama
C. Kerangka Berpikir
yang kurang bervariasi. Sehingga membuat siswa tidak berniat dan enggan
aktivitas kegiatan belajar mengajar. Jika hal tersebut terus menerus terjadi
maka bukan tidak mungkin prestasi juga ikut turun, dan tujuan pembelajaran
46
menarik dan lebih variatif. Media buku cerita bergambar adalah suatu
perantara atau media bagi anak yang berbentuk media yang isi ceritanya
gambar yang menarik, lucu, dan juga menyenangkan supaya anak menjadi
gemar dan senang membaca dengan demikian membaca menjadi suatu hal
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang anak. Oleh karena itu
47
eksperimen pada objek penelitian dan dipadukan dengan hasil kajian terhadap
literatur yang relevan dengan bidang penelitian, belum didasarkan pada fakta-
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data dan analisis data
penelitian.
Hipotesis penelitian ada dua macam, yaitu hipotesis kerja (ha) dan
hipotesis nol (ho). Hipotesis kerja (hipotesis yang akan diuji) dinyatakan
dalam bentuk kalimat positif dan hipotesis nol dinyatakan dalam bentuk
sebagai berikut:
48
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka, atau data berupa
kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang disajikan dalam
angka.41
dibandingkan dengan pre-test dan post-test untuk kelompok yang akan dites.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Pretest Treatment Post test
O1 X O2
41
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis data
Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 20
42
Sugiyono, Pendidikan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2014), hlm.
6.
49
Sumber: Abdul Rahmat, Gorontalo: Ideas Publising 2020
Keterangan :
X = Perlakuan (treatment)
1. Populasi
manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam satu
tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari dari hasil
suatu penelitian. 43 Pada penelitian ini, populasi yang dipakai yaitu siswa
2. Sampel
sumber data. Syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa sampel harus
diambil dari bagian populasi. Yang dapat diambil sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang
43
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara,2014), hlm. 53
50
ditemui dilapangan dan bukan populasi target. Sugiyono berpendapat bahwa
sampel itu sendiri adalah suatu bagian dari nilai dan karakteristik populasi.
Sampel disini akan menjadi perwakilan dari populasi.44 Pada penelitian ini
sampel merupakan seluruh anggota populasi, yaitu seluruh siswa kelas III
Tabel 3.2
Populasi Penelitian Anak kelas 3 SDN 25 Lebong
Laki-Laki Perempuan
19 Orang 8 Orang
D. Variable Penelitian
dalam bahasa Indonesia sering disebut juga variabel bebas, variabel bebas
variabel bebas pada penelitian ini adalah Media Buku Cerita Bergambar (X)
44
Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia,2017), hlm. 25
51
Dalam SEM (Structura Equation Modeling) Pemodelan Persamaan
yang menjadi variabel dependen atau variabel terikat (Y) pada penelitian ini
a. Tes
berupa tes objektif bentuk Multiple Choice. Tes ini terdiri dari pretest
dan postest yang dibuat relatif sama dilihat dari kognitifnya. Tes awal
45
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
h. 39-64
52
b. Dokumentasi
penelitian.
c. Observasi
disekolah.46
d. Wawancara
46
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
hlm. 71
53
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berkaitan dengan kualitas pengumpulan data
karena itu instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya belum
tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda
1. Uji Validasi
rumusnya yaitu:
∑ (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Keterangan:
N : Banyaknya subyek
∑ X2 : Jumlah X2
∑ Y2 : Jumlah Y2
54
2. Uji Realibilitas Instrumen
∑
( )( )
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
Vt = varians total
Untuk melihat pedoman kriteria reliabilitas dapat kita lihat pada table
dibawah ini:
Table 3.2 49
Kriteria reliabilitas
47
Arikunto, op. cit. hal.176
48
Nurrachman, Latifa. "Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa
yang Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi." (2015).
49
Jihad, Asep. Evaluasi pembelajaran (Jakarta: Multi Pressindo, 2008), hlm. 29
55
3. Tingkat Kesukaran Soal
P=
Keterangan:
makin sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh
makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai
berikut:
Table 3.3
Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai P Kategori
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
56
Perhitungan daya pembeda dilakukan dengan menggunakan AnatesIV4.
D=
Keterangan:
benar
dengan benar
Table 3.4
Tabel Kriteria Daya Pembeda
57
G. Teknik AnalisiS Data
1. Uji persyaratan
a. Uji Normalitas
data yang normal dan untuk membuktikan data penelitian normal atau
adalah rumus Chi Kuadrat (hitung), atau data dihitung dengan SPSS 26
( )
∑
Keterangan:
Fe = Frekuensi di popolasi
tidak normal maka akan digunakan uji statistik non parmetrik yaitu uji
MannWhitney.
58
b. Uji Homogenitas
Tujuan dari uji homogenitas untuk mengetahui apakah nilai dari pre-
test dan juga post-test berdistribusi homogen atau tidak, pengujian juga
Keterangan:
F= Nilai F hitung
kriteria pengujian:
Jika Fhitung ≥ dari Ftabel, maka tidak homogen dan jika Fhitung≤dari
bantuan aplikasi Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS) versi 26.
nilai signifikat lebih ˃ dari 0,05 maka data Homogen. Jika nilai signifikat
c. Uji Hipotesis
59
Berikut adalah rumus uji t-test sebagai berikut:
( )( )
Keterangan:
H. Definisi Operasional
1. Media Buku Cerita Bergambar (BCB)
Buku cerita bergambar merupakan cerita berbentuk buku, dimana
ada gambar yang menjadi perwakilan dari cerita yang saling berkaitan
serta terdapat goresan pena yang bisa mewakili cerita yang ditampilkan
oleh gambar. Melalui media gambar bisa memperkuat daya ingat siswa
dan mempermudah pemahaman siswa untuk memahami isi cerita. Buku
bergambar adalah salah satu bentuk seni visual yang penting serta bisa
diakses oleh siswa sebab menyampaikan kesempatan pada siswa untuk
mengeksplorasi pengalaman sendiri serta memahami nilai-nilai yang
terkandung pasa keluarga dan masyarakat.
2. Kemampuan membaca
Kemampuan membaca adalah kesanggupan seseorang dalam
mengucapkan, mengeja, melafalkan, dan memahami secara kritis dan
evaluative dalam keseluruhan isi bacaan.
3. Pelajaran Bahasa Indonesia
60
Pelajaran artinya dipelajari atau dijarkan, Bahasa Indonesiaatau suatu mata
pelajaran wajib yang ada disetiap jenjang pendidikan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Anita Kurniya Sari “Pengaruh Penggunaan Media Cerita Bergambar Terhadap
Peingkatan Keterampilan Menyimak Dan Membaca Pada Anak
Berkesulitan Belajar Kelas II SDN Petoran Jebres Surakarta Tahun
Ajaran 2009/2010”, (Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010).
Asratul Hasanah, and Mai Sri lena, Analisis Kemampuan Membaca Permulaan
dan Kesulitan yang dihadapi Siswa Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu
Pendidikan. Vol, 3. No. 5, 2021, hlm. 3297
Ben Kei Daniel and Tony Harland, „Higher Education Research Methodology‟,
Higher Education Research Methodology, 2017.
Esti Ismawati dan Faraz Umaya, Belajar Bahasa Di Kelas Awal (Yogyakarta:
Penerbit Ombak, 2017)
Hugiono dan Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: PT. Bina Aksara,
2000)
Mika Istova dan Tatat Hartati, Pengaruh Media Film Animasi Fiksi Islami Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menyimak Dan Berbicara Siswa Sekolah
Dasar, JPSD Vol. 2 No. 1, (Maret 2016) ISSN 2301-671X, hlm. 73
62
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2009)
Novika Dian Dwi Lstari, et al, Analisis Faktor-Faktor Yang Menghambat Belajar
Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu, Vol 5
No. 4 (2021), hlm. 2613
Riga Zahara Nurani, Fajar Nugraha, and Heris Mahendra, Analisis Kesulitan
Membaca Permulaan Pada Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu,
Vol. 5 No. 3, 2021, hlm. 1463
Riga Zahara Nurani, Fajar Nugraha, and Heris Mahendra, Analisis Kesulitan
Membaca Permulaan Pada Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Basicedu,
Vol. 5, No. 3 (2021), hlm. 1463
Slamet, Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia Dikelas Rendah dan Kelas
Tinggi Di Sekolah Dasar (Surakarta: UNS Pers, 2017)
63
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta:Rineka Cipta, 2013)
Sunnasih, Kemampuan Membaca Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah Bagian Dari
Pengembangan Bahasa. Naturalistic: Jurnal Penelitian Pendidikan dan
Pembelajaran. Vol. 2, No. 1, 2017, hlm. 40
Sunnasih, Kemampuan Membaca Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah Bagian Dari
Pengembangan Bahasa. Naturalistic : Jurnal Penelitian Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol 2. No. 1 (2017), hlm. 40
Syaiful Bahari Djamarah, Guru dan Anak Didik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005)
64