Anda di halaman 1dari 28

A.

Judul
PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DI KELAS 1 SDN 2
PRINGGACALA KECAMATAN KARANGAMPEL KABUPATEN
INDRAMYU

B. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan merupakan modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia
yang berkualitas akan mampu mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dan memberi
layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Semua bangsa berusaha meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk Indonesia.
Menurut Sugihartono dkk, (dalam Utami 2017:1) menyatakan
Secara umum pendidikan merupakan suatu kegiatan yang secara sadar
dan disengaja, serta penuh dengan tanggung jawab yang dilakukan orang
dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak
tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung
terus-menerus.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung peserta didik
dan membina siswa agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan, dan
keterampilan. Proses pendidikan memerlukan pembinaan secara terkoordinasi dan
terarah yang diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal
sehingga tercapainya tujuan pendidikan. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Dari
pengertian pendidikan tersebut, jelas bahwa kegiatan pendidikan adalah kegiatan
pengembangan potensi peserta didik secara optimal dan terpadu, baik dimensi

1
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta ketrampilan peserta didik.
Dalam pembelajaran di sekolah mata pelajaran bahasa Indonesia
diajarkan tentang kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa meliputi
Kemampuan menyimak, Kemampuan berbicara, Kemampuan membaca dan
Kemampuan menulis. kemampuan berbahasa tersebut tidak hanya digunakan
dalam mempelajari mata pelajaran bahasa Indonesia, akan tetapi digunakan juga
untuk mempelajari bidang mata pelajaran yang lain. Tanpa memahami
kemampuan berbahasa tersebut, tidak mungkin dapat memahami mata pelajaran
yang lain dengan baik.
Salah satu kemampuan berbahasa adalah kemampuan dalam membaca.
Kemampuan menurut Poerwadarminta (dalam Widarti 2012:6) kemampuan
adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dalam melakukan suatu tindakan atau
kegiatan. “Membaca permulaan adalah pengajaran membaca awal yang diberikan
kepada siswa kelas I dengan tujuan agar siswa terampil membaca serta
mengembangkan pengetahuan bahasa dan kemampuan berbahasa guna
menghadapi kelas berikutnya”. Kemampuan membaca permulaan sangat perlu
untuk diteliti karena dengan meneliti, kita dapat mengetahui dengan pasti seberapa
jauh kemampuan membaca permulaan yang dimiliki oleh siswa.
Kemampuan membaca permulaan sebagai salah satu kemampuan
berbahasa yang perlu dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar kelas I. Peranan
pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca di Sekolah Dasar
menjadi sangat penting karena kemampuan ini secara langsung berkaitan dengan
seluruh proses belajar siswa di Sekolah Dasar. Keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
membaca mereka. Siswa yang tidak terampil membaca dengan baik akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam kenyataannya, kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas
I SDN 2 Pringgacala, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, masih
rendah. Rendahnya kemampuan membaca permulaan dapat disebabkan dari
berbagai sebab. Berdasarkan observasi dari siswa bahwa pelajaran bahasa

2
Indonesia kurang menarik dan membosankan. Hal tersebut membuat siswa kurang
serius dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Dipandang dari segi guru,
kurangnya kemampuan membaca permulaan disebabkan karena dalam proses
pembelajaran guru hanya ceramah kepada siswa. Hal lain dapat disebabkan karena
guru kurang tepat dalam penggunaan media. Apabila hal ini dibiarkan dampaknya
anak akan mengalami kesulitan dalam pembelajaran di kelas selanjutnya. Bila
masalah ini tidak ditingkatkan maka anak akan kesulitan dalam memahami
sumber belajar yang berupa tulisan.
Banyak cara salah satunya yang dapat digunakan peneliti untuk menggali
informasi berupa tulisan dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan
antara lain dengan menggunakan media gambar seri. Dengan menggunakan media
gambar seri pada pembelajaran membaca permulaan diharapkan perhatian siswa
lebih terfokus dan siswa lebih tertarik sehingga akan memberikan pengalaman
yang nyata. Selain itu media gambar seri dapat mempermudah siswa dalam
pembelajaran membaca permulaan dan melatih siswa lebih berpikir aktif, kreatif
serta melatih siswa untuk lebih mudah dan cepat dalam belajar membaca
permulaan.
Menurut Arsyad (2017:19) mengemukakan bahwa:
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Pembelajaran melalui media akan menjadikan siswa berlatih, bermain


asyik dan bekerja. Dengan demikian media dapat membantu menghidupkan
suasana kelasnya dan menghindari suasana monoton dan membosankan sehingga
dapat menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Oleh karena itu
keterampilan manajerial pembelajaran guru harus senantiasa mewaspadai
pembelajaran yang berorientasi pada media gambar seri terhadap membaca
permulaan.
Dalam hal ini media akan membantu siswa dalam memahami pelajaran
membaca permulaan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media cukup
penting khususnya media gambar seri. Dengan media gambar seri siswa lebih

3
menyukainya apalagi gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang
baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, terlebih lagi dalam pelajaran membaca permulaan di kelas I.
Dengan gambar seri siswa termotivasi untuk belajar dan terus menerus belajar,
sehingga rasa keingintahuan siswa besar dan mendorong siswa selalu belajar
membaca dan kode pikirannya siswa semakin terampil membaca permulaan di
kelas I.
Permasalahan yang terjadi di kelas I SDN 2 Pringgacala ini adalah siswa
belum terampil dalam membaca. Apabila masalah ini tidak cepat diatasi siswa
akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi
selanjutnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan membaca permulaan khususnya
pada mata pelajaran bahasa Indonesia diperlukan media khususnya media gambar
seri. Media gambar seri merupakan media pandang dua dimensi yang dirancang
secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Ada beberapa
contoh media dua dimensi antara lain grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan
komik.Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu siswa agar lebih mudah
dan berhasil dalam membaca permulaan di kelas 1.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian yang berjudul. Penerapan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan di Kelas 1 SDN 2 Pringgacala.

C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1. Belum tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan oleh
guru,sekolah dan masyarakat.
2. Pengelolaan managerial siswa yang kurang memadai.
3. Minat siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia masih rendah.
4. Media pembelajaran kurang bervariatif.
5. Kurang tepatnya guru menggunakan media.
6. Kemampuan membaca permulaan dalam pelajaran bahasa Indonesia pada
siswa kelas 1 SDN 2 Pringgacala.

4
D. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini hanya
dibatasi pada masalah: Kemampuan membaca permulaan dalam pelajaran bahasa
Indonesia pada siswa kelas 1 SDN 2 Pringgacala, Kecamatan Karangampel,
Kabupaten Indramayu.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian diatas, maka rumusan
masalah ini adalah:
1. Apakah media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan dalam pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 SDN 2
Pringgacala, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu ?
2. Apakah media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar membaca
permulaan dalam pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 SDN 2
Pringgacala, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu ?

F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kemampuan membaca permulaan pada pelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan media gambar seri pada siswa kelas 1 SDN 2 Pringgacala.

G. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas ini akan memberikan
manfaat bagi:
1. Bagi siswa
a. Dapat memotivasi siswa dalam belajar.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran di kelas.
d. Memudahkan siswa dalam mengenal abjad dalam pembelajaran.
2. Bagi Pendidik
a. Membantu guru untuk dapat berkembang secara profesional.
b. Memudahkan guru dalam mengenalkan materi pembelajaran.

5
c. Guru memiliki kemampuan penelitian tindakan kelas yang inovatif.
d. Memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya memilih dan
menerapkan pola pendekatan dan strategi pembalajaran dalam proses
pembelajaran di kelas I agar lebih menarik, aktif dan diminati siswa
sehingga akhirnya dapat meningkatkan prestasi atau hasil belajar.
e. Terjadi hubungan interpersonal antara guru dengan peserta didik dan
peserta didik dengan peserta didik.
f. Guru memperoleh kesempatan untuk mendayagunakan peserta didik
dan saran prasarana yang ada di sekolah.
3. Bagi Peneliti
a. Menambah pengalaman baru yang bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan dan pengalaman.
b. Dengan menggunakan media gambar seri dapat mempermudah meneliti
dalam mengetahui kemampuan siswa terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia.

H. Definisi Operasional
1. Pengertian Media
Ariyati (2014) Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
Peningkatan Kemampuan Membaca pikiran, perasaan, perhatian dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
2. Pengertian Media Gambar Seri
Menurut Asti (2021) menyatakan: Gambar berseri merupakan sejumlah
gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan
menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan
lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan
situasi ataupun tokohdalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan
situasi-situasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak
menunjukkan kesinambungan.

6
3. Pengertian Membaca
Widarti (2012) Membaca adalah proses majemuk yang meliputi koordinasi
mata, kemampuan membedakan melalui penglihatan dan pendengaran dan
kemampuan kognitif untuk bekerja dengan bagian-bagian atau dengan
satuan keseluruhan.
4. Kemampuan Membaca
Menurut Aisyah, (2020) Kemampuan membaca merupakan dasar
untuk menguasai berbagai bidang studi.
5. Pengertian Membaca Permulaan
menurut Tambubolon, (dalam Ariyati, 2014) Bahasa yang digunakan
sebagai alat komunikasi pada dasarnya adalah lambang-lambang bunyi
yang bersistem, yang dihasilkan oleh artikulator (alat bersuara) manusia,
dan sifatnya manasuka (arbitrary) serta konvensional.
6. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Nurhadayani (2018) Bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik
dan benar.

I. Kajian Pustaka
1. Pengertian Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium
dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi
dari pengirim menuju ke penerima. Kata media berasal dari bahasa latin,
yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang
terletak di tengah atau suatu alat. Menurut Ariyati (2014:50) Media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang Peningkatan Kemampuan
Membaca pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media disebut juga alat-alat
visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam
proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi

7
lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan alat-alat ini guru dan siswa
dapat berkomunikasi lebih mantap dan hidup serta interaksinya bersifat
banyak arah.
Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam
meraih tujuan-tujuan belajar.
a. Tujuan Penggunaan Media
Tujuan utama penggunaan media diantaranya agar pesan atau informasi
yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap secara maksimal oleh siswa
sebagai penerima informasi.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Media merupakan alat bantu untuk memudahkan guru berkomunikasi
dengan siswanya. Menurut Asyad (2017:19) Mengemukakan bahwa :
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan


proses belajar mengajar dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu. Media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan dengan menarik dan tepercaya, memudahkan
penafsiran data, dan memadatkan informasi.
c. Macam-Macam Media
Menurut Widarti, (2012:9), mengklasifikasikan media pembelajaran
menjadi 3 menurut jenisnya, antara lain :
1. Media Audio
Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari
pengirim ke penerima pesan melalui indera pendengaran atau media
yang dapat didengar. Agar media tersebut benar-benar dapat
membawakan pesan yang mudah diterima oleh pendengar, harus
digunakan bahasa audio. Secara sederhana bahasa audio adalah bahasa
yang memadukan elemen-elemen suara, bunyi, dan musik, yang

8
mengandung nilai abstrak. Misalnya : Bahasa puitis, musik yang
agung, suara yang merdu. Misalnya : Tape recorder, kaset audio,
radio, CD, MP3. Ada beberapa jenis program audio, antara lain :
Program wicara, wawancara, diskusi, buletin, warta berita, program
dokumenter, program feature dan majalah udara, drama, audio.
2. Media Visual
Media visual juga disebut media pandang, karena seseorang dapat
menghayati media tersebut melalui penglihatannya atau media
yang hanya dapat dilihat. Media visual dapat diklasifikasikan
menjadi 2 (dua), antara lain :
a) Media visual yang tidak diproyeksikan
Media yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana,
tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksikan
perangkat lunak. Media ini tidak dapat tembus cahaya, tidak dapat
dipantulkan pada latar. Media ini digunakan karena lebih praktis,
mudah pembuatannya ataupun penggunaannya. Misalnya : Gambar
mati, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta,
realia, model, spesimen, mock up, berbagai jenis papan, sketsa.
b) Media visual yang diproyeksikan
Media ini merupakan suatu media visual namun dapat
diproyeksikan pada layar melalui suatu pesawat proyektor.
Oleh karena itu, media ini terdiri dari 2 unsur yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu perangkat keras dan
perangkat lunak.
c) Media Audio Visual
Media audio visual merupakan media yang tidak hanya dapat
melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat
mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media yang
menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual
(penglihatan) yang dapat dipandang maupun didengar suaranya.

9
Ada dua jenis media yang dibahas dalam buku ajar ini yaitu : Slide
suara dan televisi. banyak jenisnya, namun dalam buku ajar ini
hanya dikemukakan beberapa jenis, yaitu: OHP, slide, filmstre, dan
opaque proyektor.
2. Pengertian Media Gambar Seri
Media gambar seri merupakan salah satu jenis media visual atau grafis
yang memudahkan siswa dalam menghayati setiap bentuk gambar yang
divisualisasikan . Menurut Asti (2021:45) menyatakan:

Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan


suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan
antara gambar yang satu dengan lainnya, sedangkan gambar lepas
merupakan gambar yang menunjukkan situasi ataupun tokohdalam cerita
yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu, antara gambar
satu dengan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan.

Media ini juga disebut dengan flow chart atau gambar susun. Media
gambar seri dapat dibuat dari kertas manila lebar yang berisi beberapa buah
gambar atau dibuat dari kertas biasa yang berisi beberapa buah gambar
kemudian dibagikan kepada siswa. Gambar tersebut berhubungan satu sama
lain sehingga merupakan rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor urut
sesuai dengan jalan cerita. Media ini sangat sesuai untuk melatih
keterampilan menulis terutama menulis karangan.
Media gambar/foto sangat umum digunakan dalam pembelajaran
karena kepraktisan dan kemudahannya dalam menggunakan. Walaupun
telah banyak digunakan dalam pembelajaran, akan tetapi media gambar
tetap mampu menyita perhatian siswa dan mampu memberikan visualisasi
yang lebih jelas mengenai konsep yang akan diberikan. Media gambar
adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar
sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya
menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, dan tempat.
Untuk meningkatkan mutu proses belajar-mengajar, guru seharusnya
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara. Dengan menggunakan
perantara tersebut seorang guru akan lebih mudah dalam menyampaikan

10
materi pelajaran. Penggunaan media akan banyak bermanfaat bagi siswa.
Oleh karena itu, seorang guru harus pandai memilih media yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Secara umum, penggunaan media gambar sebagai
media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berbahasa siswa,
sesuai dengan hal itu penggunaan media gambar dalam pembelajaran
membaca diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran akan dapat
membangkitkan keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap diri siswa. Selain itu, media gambar juga dapat berguna untuk
membangkitkan gairah siswa, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan menggunakan media
gambar pada proses belajar mengajar dapat mengembangkan kemampuan
visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan
penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak
mungkin dihadirkan di dalam kelas, serta dapat membantu mengembangkan
kepribadian anak.

3. Pengertian Membaca
Membaca merupakan jendela dunia. Ungkapan ini secara jelas
menggambarkan manfaat membaca, yaitu membuka, memperluas wawasan
dan pengetahuan individu. Membaca membuat individu dapat meningkatkan
kecerdasan, mengakses informasi dan juga memperdalam pengetahuan
dalam diri seseorang. Widarti (2012:7) Membaca adalah proses majemuk
yang meliputi koordinasi mata, kemampuan membedakan melalui
penglihatan dan pendengaran dan kemampuan kognitif untuk bekerja
dengan bagian-bagian atau dengan satuan keseluruhan. Membaca adalah
merupakan seni dalam berkomunikasi untuk menuangkan gagasan yang
ada di dalam pikiran seseorang tanpa terikat oleh jarak, ruang dan waktu
bahkan membaca dikatakan sebagai suatu penemuan yang dapat membuat
seseorang tahu akan berbagai pengetahuan. Hal ini disebabkan dengan
membaca seseorang dapat menyampaikan pesan, gagasan, perasaan dan

11
informasi kepada orang lain. Membaca adalah suatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif,
selanjutnya membaca juga menangkap pikiran dan perasaan orang lain
dengan perantara tulisan (gambar dari bahasa yang dilisankan)”. Membaca
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa tulis, yang reseptif,
karena dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh infomasi ilmu
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh
melalui bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut mampu
mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas
wawasannya. Dengan demikian maka kegiatan membaca merupakan
kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapa pun yang ingin maju dan
meningkatkan diri.
Menurut Widarti (2012:6) memandang membaca sebagai suatuproses
untuk memahami makna suatu tulisan. Proses yang dialami dalam membaca
adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari
mengenali huruf, kata, ungkapan, frase, kalimat dan wacana serta
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Bahkan lebih jauh dari
itu dalam kegiatan membaca, pembaca menghubungkannya dengan maksud
penulis berdasarkan pengalamannya. Sedangkan menurut Hari (dalam
Widarti 2012:6) membaca merupakan interpretasi yang bermakna dari
simbol verbal yang tertulis/tercetak. Sebagai proses visual membaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata
lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas
pengalaman kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan
pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-
kata dengan menggunakan kamus.

12
4. Kemampuan Membaca
Menurut Aisyah, (2020:638) Kemampuan membaca merupakan
dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Oleh karena itu, siswa
harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Membaca
adalah kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan secara sadar atau
tidak sadar melalui penguraian pesan yang mengelilingi kita dalam
berbagai bentuk. Kemampuan membaca dilakukan agar peserta didik
tidak hanya untuk mampu membaca tetapi peserta didik, melakukan
kegiatan memahami karangan, bacaan, menanggapi teksbacaan,
mengkomunikasikan secara lisan maupun tulisan, dan lain sebagainya.
a. Jenis-jenis membaca
Kegiatan membaca dapat dibeda-bedakan berdasarkan tujuan, jenis
wacana yang dibaca, cara melakukan kegiatan, dan tempat kegiatan.
Berikut ini ada beberapa jenis kegiatan membaca yang bisa dilakukan di
sekolah atau di luar sekolah.
1. Membaca Teknik
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa menyuarakan lambang-
lambang tertulis. Melalui kegiatan ini siswa dibiasakan membaca
dengan intonasi yang wajar, tekanan yang baik, dan lafal yang benar.
2. Membaca dalam Hati
Jenis membaca ini perlu segera dilatihkan setelah siswa menguasai
semua huruf.
3. Membaca Indah
Membaca indah adalah membaca teknik, tetapi bahan bacaan
digunakan ialah karya sastra, seperti puisi dan prosa liris, kegiatan ini
bertujuan apresiatif.
4. Membaca bahasa
Kegiatan membaca bahasa ditekankan pada kebahasaan, bukan isinya.
Jadi, dalam kegiatan ini berdasarkan bacaan yang diberikan, siswa
berlatih mengenai makna dan penggunaan kata, ungkapan, serta
kalimat.

13
5. Membaca Cepat
Tujuan kegiatan membaca cepat adalah agar siswa mampu engan
cepat menangkap isi bacaan. Untuk mencapai kecepatan membaca
yang memadai, siswa harus berlatih mempercepat gerakan mata dan
memperluas penglihatannya pada waktu menghadapi bacaan.
6. Membaca Pustaka
Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan di luar jam pelajaran,
kegiatan membaca pustaka yang terarah dapat memberikan
sumbangan yang sangat berarti dalam pengembangan minat serta
kemampuan memahami bacaan.
7. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di
kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca dengan
menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau membantu mereka
menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Tujuan membaca
menurut Menurut Rahim (2012:8) tujuan membaca yaitu:
a. Kesenangan
b. Menyempurnakan membaca nyaring
c. Menggunakan strategi tertentu
d. Mempengaruhi pengetahuannya tentang suatu topik
e. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya
f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan/tertulis
g. Mengkonfirmasikan/menolak prediksi
h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks.
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

14
5. Pengertian Membaca Permulaan
Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan
kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan
lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada
penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk
memahami makna suatu kata dan kalimat. Membaca permulaan adalah
menurut Tambubolon, (dalam Ariyati, 2014:50) Bahasa yang digunakan
sebagai alat komunikasi pada dasarnya adalah lambang-lambang bunyi
yang bersistem, yang dihasilkan oleh artikulator (alat bersuara) manusia,
dan sifatnya manasuka (arbitrary) serta konvensional.
Dalam kemampuan membaca permulaan untuk anak usia dini, di
mulai dengan mengenal huruf, kata, kalimat-kalimat sederhana.
Selanjutnya Amonah, (2019:30) bahwa: langkah pertama melatih
keterampilan membaca ditekankan pada simbol-simbol atau tanda- tanda
yang berhubungan dengan huruf- huruf. Pembelajaran membaca
permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk
menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini
sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read)”.
Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa memiliki
keterampilan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang
wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.

6. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas
bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa
Indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Menurut Nurhadayani (2018:6)
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa
untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Contoh upaya untuk
menjaga kemurnian bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-
kaidah ejaan dan tulisan bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

15
EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik
komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan upaya lain
yang dapat digunakan untuk melestarikan bahasa Indonesia adalah dengan
menanamkan bahasa Indonesia sejak dini.
Penanaman bahasa Indonesia sejak dini diaplikasikan dengan metode
membaca diharapkan dapat memberi inspirasi untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan pembelajaran pada tema dua “kegemaranku” subtema
empat gemar membaca tersebut memberikan pelatihan dan pendidikan
tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan pendidikan
bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan informal,
pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan informal
dilakukan oleh keluarga di rumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak
berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan
formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD
sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan formal ini gurulah yang
berperan penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia.
Sedangkan pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah,
dapat melalui kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain
sebagainya.

I. Penelitian Terdahulu yang Relevan


1. Hariyati. M (2016) Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian dari
prasiklus, siklus I, siklus II terus meningkat. Hasil yang diperoleh
berdasarkan indikator kemampuan membaca permulaan : (1) membaca
dengan memperhatikan tanda baca 22,22%, 38,88%,dan 72,22% (2)
membaca dengan suara keras 16,66%, 44,44% dan 88,88% (3) kelancaran
pengungkapan kata 38,88%, 44,44% dan 61,11%. Untuk indikator
kemampuan menulis permulaan (1) menulis kalimat diawali dengan huruf
kapital 27,77%, 50% dan 83,33% (2) menulis dengan spasi dan tanda baca
27,77%, 38,88% dan (3) dapat menulis 5-8 kata 23,22%, 33,33%, dan

16
61,11%. Hasil belajar diperoleh 63,22%, 68,80% dan 76,86%. Dapat
disimpulkan penerapan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis permulaan serta hasil belajar siswa kelas II SD
Negeri 01 Pulosari tahun 2016.
2. Pertiwi. PW (2019) Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase yang
didapat dari ahli materi sebesar 82,5% dengan kriteria sangat layak.
Persentase yang didapat dari ahli media adalah 97% dengan kriteria sangat
layak. Hasil belajar uji skala besar mengalami peningkatan dengan
perolehan kriteria sedang. Angket tanggapan siswa dan guru mendapatkan
kriteria sangat baik. Dibuktikan pada hasil rata-rata nilai tes akhir sebesar
77,5 dibandingkan rata-rata nilai tes awal sebesar 64,5 dengan perolehan N-
gain sebesar 0,367 dalam kriteria sedang. Simpulan penelitian yaitu 1)
Pengembangan media gambar seri menggunakan teori Borg and Gall. 2)
Kriteria penilain kelayakan media dan materi sangat layak. 3) Media gambar
seri efektif untuk belajar menulis kembali siswa di kelas dua SD.

J. Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa indonesia mempunyai peran yang penting untuk
meningkatkan kualitas manusia. Pembelajaran bahasa indonesia pada dasarnya
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Demikian
halnya dengan adanya media pembelajaran menggunakan media gambar seri yang
berguna untuk menarik dan memotivasi kemampuan belajar membaca siswa.
Kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 2 Pringgacala
tergolong masih rendah. Rendahnya kemampuan membaca permulaan pada siswa
kelas I SD Negeri 2 Pringgacala ini, dikarenakan kurang tepatnya alat dan media
yang digunakan guru dalam pengajaran membaca permulaan. Semula guru
mengajar membaca permulaan hanyalah dengan tulisan di papan tulis saja, jadi
siswa hanya diberi sesuatu yang abstrak atau dengan kata lain guru mengajar
dengan berceramah atau berbicara “satu arah”, sehingga kegiatan siswa hanyalah
membayangkan penjelasan dari guru. Akibatnya siswa merasa bosan dan kurang
semangat dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas.

17
Dengan demikian daya pikir siswa rendah, sehingga siswa kurang terampil
dalam membaca. Dengan adanya kondisi yang seperti ini, guru termotivasi untuk
mengubah strategi mengajarnya. Dengan media gambar seri diharapkan akan
meningkatkan membaca permulaan, karena media seri merupakan media yang
sifatnya konkrit, dapat mengatasi batasan ruang, dan waktu, dapat mengatasi
keterbatasan pengamatan, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa
saja dan murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan
peralatan khusus.

Kondisi awal Belum Kemampuan


mengoptimalkan membaca
pembelajaran permulaan siswa
menggunakan media rendah

Tindakan
Menggunakan media Penggunan
gambar seri dalam media
pembelajaran gambar seri

Kondisi akhir Pembelajaran menggunakan media


gambar seri diharapkan dapat
meningkat

Gambar 1.1. Bagan kerangka berpikir pada penelitian tindakan kelas

K. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat diajukan
hipotesis tindakan yaitu: Terdapat peningkatan kemampuan membaca permulaan
pada siswa kelas 1 SDN 2 Pringgacala, Kecamatan Karangampel, Kabupaten
Indramayu.

18
L. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan penelitian
berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sitematis.
Jenis-jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan
tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Pendekatan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kuantitatif, dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini merupakan
bentuk penelitian refektif yang dilakukan oleh guru, yang hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini juga merupakan penelitian yang
bersifat reparatif yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran agar anak
dapat mencapai hasil yang maksimal.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan dalam beberapa siklus. Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
bagaimana sekelompok guru mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran mereka sendiri, mereka dapat mencoba suatu gagasan
perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata
dari upaya itu. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 1
semester genap SDN 2 Pringgacala yang berjumlah 40 orang yang terdiri
dari laki-laki 16 orang dan perempuan 24 orang. Alasan memilih subyek
penelitian ini adalah bahwa berdasarkan hasil observasi yang di lakukan
peneliti lakukan bahwa di kelas 1 tingkat kemampuan membaca siswa
dalam aspek menceritakan gambar masih rendah.

2. Desain Penelitian
Menurut Yushalihin. (2017:23) model penelitian dalam penelitian
tindakan kelas ini mengacu pada model penelitian tindakan Kemmis dan Mc
Taggart yang menyatakan bahwa model penelitian Kemmis dan Mc Taggart

19
merupakan pengembangan model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin memiliki
empat komponen yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Model Kemmis dan Mc
Taggart, juga menggunakan keempat komponen penelitian tersebut dalam
setiap langkah. Akan tetapi pada model Kemmis dan Mc Taggart,
komponen tindakan dan pengamatan menjadi satu komponen karena kedua
kegiatan ini dilakukan secara simultan seperti pada gambar berikut:
Keterangan:
a. perencanaan
b. pelaksanaan tindakan
c. observasi
d. refleksi

Gambar 1.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis & Mc. Taggart Yushalihin, (2017: 23).

Keempat tahapan dalam penelitian tersebut dijelaskan seperti berikut.


a. Perencanaan
1) Membuat RPP tentang materi yang akan diajarkan dengan
menggunakan media gambar dan menerapkan Pendekatan
Keterampilan Proses. RPP disusun oleh peneliti dengan pertimbangan
dari dosen yang bersangkutan.
2) Mempersiapkan sarana pembelajaran yang digunakan dalam setiap
pembelajaran.

20
3) Membuat lembar observasi untuk mencatat pengamatan terhadap
kegiatan siswa selama proses pembelajaran terkait penggunaan
pendekatan keterampilan proses dan media gambar.
4) Membuat lembar evaluasi untuk mengukur hasil pembelajaran
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan
yang telah dibuat dan dalam pelaksanaanya bersifat fleksibel dan terbuka
terhadap perubahan-perubahan. Selama proses pembelajaran berlangsung
peneliti mengajar dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan tindakan ini peneliti, dibantu oleh satu rekan guru sejawat
atau mitra peneliti. Tugas rekan guru sejawat peneliti adalah membantu
mengamati aktivitas peneliti dalam menerapkan dan mengamati
partisipasi siswa serta mendokumentasikan proses pembelajaran di kelas.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas
berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana kegiatan
siswa pada saat proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam
menerapkan pendekatan keterampilan proses. Observasi tersebut
dilakukan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi.
d. Refleksi
Data yang diperoleh pada saat observasi dan hasil tes dianalisis kemudian
dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti
dan rekan guru sejawat (mitra peneliti). Diskusi tersebut bertujuan untuk
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara
melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul,
dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Jika
dengan tindakan yang diberikan dapat meningkatkan keterampilan
menulis permulaan siswa sesuai dengan indikator keberhasilan
penelitian, maka penelitian dihentikan. Tetapi jika indikator keberhasilan
belum tercapai, penelitian dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

21
3. Populasi dan Sampel
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Pringgacala yang berada di desa
Pringgacala Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu.
b. Subjek
Subjek penelitian adalah suatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun
lembaga dan terdapat objek yang menjadi pusat perhatian dan sasaran
penelitian. Menurut Arikunto, (Ginanjar 2016, hlm. 54) menyebutkan
bahwa yang dimaksud dengan ‘subjek penelitian adalah suatu benda, hal
atau orang tempat data variabel penelitian melekat dan yang
dipermasalahkan’. Maka subjek merupakan sesuatu yang posisinya
sangat penting, karena pada subjek itulah terdapat data tentang variabel
yang diteliti dan diamati oleh peneliti adalah siswa SDN 2 Pringgacala.
Pengambilan Subjek penelitian ini menggunakan teknik populasi.
c. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Secara umum populasi merupakan jumlah yang terdiri atas obyek atau
Subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Arikunto (Ginanjar 2016, hlm. 54) menjelaskan
“Populasi adalah subjek penelitian”. Kemudian Riduwan (Ginanjar
2016, hlm. 54) menyatakan “Populasi merupakan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian”. Lebih lanjut lagi Sugiyono
(Ginanjar 2016, hlm. 54) menyatakan “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: subyek/obyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.. Jadi populasi dalam
penelitian ini siswa SDN 2 Pringgacala kelas 1 yang berjumlah 40
anak.

22
2) Sampel
Sampel merupakan dari sekian jumlah karakteristik yang ada pada
populasi dan kemudian digunakan untuk penelitian. Menurut Arikunto
(Ginanjar 2016, hlm. 54) menjelaskan “sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Kemudian Riduwan (Ginanjar 2016,
hlm. 54) menyatakan “sampel adalah bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini Menurut Aini (2019:69)
adalah: 1) Tes kemampuan Membaca. Tes adalah serempetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan sesuai
dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur
tingkat kemampuan membaca siswa dengan berbantuan media gambar. 2)
Observasi. Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan
selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data kuantitafif dan kualitatif sesuai dengan kompetensi
yang dinilain adalah aktifitas guru dan siswa. Aktifitas guru dalam proses
belajar mengajar adalah guru berusaha menyampaikan sesuatu hal yang
disebut "pesan".

5. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah: Tes kemampuan
membaca gambar Tes adalah serempetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan sesuai dengan objek
yang diteliti.

23
Tabel 1.1 Membaca permulaan

Aspek Lafal Kelancaran Kejelasan Intonasi Jumlah


Penilaian
Siswa
1. 4 4 4 4 16
2. 3 3 3 3 12
Keterangan :
a). Lafal
4: Benar, jelas sesuai hurufnya.
3: Benar, kurang jelas.
2: Apabila benar, kurang jelas.
1: Tidak benar, kurang jelas.
b). Intonasi
4: Benar, tepat.
3: Benar, kurang tepat.
2: Apabila benar, kurang tepat.
1: Tidak benar, kurang tepat.
c). Kelancaran
4: Benar, lancar.
3: Benar, kurang lancar.
2: Apabila benar, kurang lancar.
1: Tidak benar, kurang lancar.
d). Kejelasan
4: Benar, jelas.
3: Benar, kurang jelas
2: Apabila benar, kurang jelas.
1: Tidak benar, kurang jelas

6. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini, data yang dianalisis adalah hasil kegiatan pembelajaran
mengenal huruf. Analisis pembelajaran anak dilakukan pada setiap
pertemuan dalam siklus I dan II dengan menggunakan teknik diskriptif

24
kuantitatif persentase. Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan
dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan
mendalami sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data motivasi
belajar siswa, kinerja guru, dan interaksi pembelajaran yang bersumber
dari data observasi. Persentase motivasi belajar setiap siswa digunakan
rumus sebagai berikut :
R
N= 100
SM
Keterangan :
N = Nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap

b. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar
kognitif siswa dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru
menggunakan media audio visual. Analisis kuantitatif diperoleh dari hasil
tes yang dikerjakan siswa pada siklus I. siklus II dan siklus III.
Nilai rata-rata hasil belajar kognitif diperoleh dengan rumus:
∑x
X́ =
N
Keterangan:
X́ =Nilai rata-rata yang dicari
∑ x =Jumlah nilai
N =Aspek yang dinilai
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar

∑ siswa yang tuntas belajar


x= x 100%
∑ siswa

25
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini
digunakan utntuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus
selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan
pembelajaran.

7. Indikator ketercapaian
Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini dianggap berhasil apabila
ada peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dan
menunjukkan peningkatan pemahaman siswa dalam mengenal huruf dengan
kriteria cukup yaitu telah dapat menceritakan dengan benar, dapat menulis
dengan benar, dan dapat menghubungkan gambar dengan huruf dengan
benar. Penelitian dianggap berhasil apabila sejumlah 70%.
Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, peneliti
menganggap bahwa penerapan strategi mind mapping dalam materi
membaca nyaring dikatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar
siswa jika siswa mampu menyelasaikan soal dan memenuhi ketuntasan
belajar minimal 70%.

M. Jadwal Penelitian
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

Bulan/Tahun 2021-2022
No. Jenis Kegiatan
November Desembe Januari Februari
r

1. Pengajuan Judul
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Penelitian
5. Pengelolaan dan
Analisis Data
6. Penyelesaian Skripsi

26
7. Sidang Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Aini. B, (2019).Peningkatan Kemampuan Membaca Menggunakan Media


Gambar Siswa Kelas Satu SDN 3 Suralaga Tahun Pelajaran 2019/2020.
BADA’A: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 1, No. 2, Desember 2019,
Hal. 65-75. Tersedia.
https://jurnal.iaihnwpancor.ac.id/index.php/badaa/article/download/254/15
9
Aisyah, S (2020) Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Pendekatan Whole
Language di Sekolah Dasar.jurnal Basicedu Vol 4No 3Tahun 2020p-ISSN
2580-3735 e-ISSN
25801147.Tersedia:https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/393
Arsyad, A. (2017) Media Pembelajaran.Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada
Asmonah (2019) Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan
Model Direct Instruction Berbantuan Media Kartu Kata Bergambar.Jurnal
Pendidikan Anak, 8 (1), 2019, 29-
37.Tersedia:https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/download/26682
/12459
Asti, A.W (2021) Pengaruh Penggunaan Gambar Seri Terhadap Kemampuan
Membaca Anak Pada Kelompok Bermain Melati Kabupaten Gowa.Jurnal
Dunia Anak Usia Dini Volume 3 Nomor 1 Januari
2021:Tersedia.http://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJEC/article/view/870
Ginanjar, A. (2016). Metode Penelitian Kuantitaif. Indramayu: Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP NU Indramayu.
Hariyati. M (2016) Penerapan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Dan Menulis Permulaan Siswa Kelas Ii Sd Negeri
01 Pulosari Kebakkramat Tahun 2015/2016. Pendidikan guru sekolah
dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah
surakarta. Tersedia: http://eprints.ums.ac.id/42242/1/NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf
Nurhadayani. R (2018) Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
MediaFlashcardpada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi SiswaKelas
I SDN 35 Nungga Kota Bima.Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 8. No. 1,
Januari–Juni
2018.Tersedia:https://www.ejournal.tsb.ac.id/index.php/jpb/article/view/94
Pertiwi. PW (2019) Pengembangan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Kembali Siswa Kelas Ii Sdn Sukorejo 03.
Pendidikan guru sekolah dasar fakultas ilmu pendidikan universitas negeri
semarang. Tersedia:
http://lib.unnes.ac.id/33548/1/1401415308_Optimized.pdf
Utami, C. d (2017). Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap
Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 Sd Negeri 1 Rajabasa
Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017, tersedia:

27
http://digilib.unila.ac.id/26708/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf[8
Widarti. S (2012) Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Awal Melalui
Media Gambar Pada Anak Kelompok B Ii Tk ‘Aba Kuncen Delanggu
Klaten Tahun 2012/2013.Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tersedia:http://eprints.ums.ac.id/21409/27/9RR._NASKAH_PUBLIKASI.
pdf
Yusalihin.L . B (2017). Penggunaan Media Kartu Kata Untuk Meningkatkan
Kemapuan Membaca Permulaan Dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siawa Kelas Ii Sdn 6 Kilang Kecamatan Montong Kabupaten
Lombok Timur Tahun Pelajaran 2016/2017. Diakses dari:
http://etheses.uinmataram.ac.id/1279/1/Lalu%20Budi
%20Yushalihin151119248.pdf[4 juli 2020]

28

Anda mungkin juga menyukai