Anda di halaman 1dari 5

Peningkatan Hasil Belajar Membaca Permulaan dengan Menggunakan

Metode Bermain Kartu Huruf di Kelas I SD Negeri 173389 Doloksaribu


Kecamatan Pagaran

Pine Sitanggang 1)
Istiqomah Dwi Andari2)
Email : Pinesitanggang09@gmail.com
Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP Universitas Terbuka1)
Dosen Program Studi PGSD FKIP Universitas Terbuka2)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa dengan
menggunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri 173389 Doloksaribu
Kecamatan Pagaran Kabupaten Sumatera Utara. Jenis penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas yang berlangsung dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua
kali pertemuan dengan tahapan kegiatan yaitu perencanaan pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi. Metode pengumpulan data menggunakan tes dan unjuk kerja. Dengan bantuan
observasi, perilaku siswa dicatat dengan indikator sikap, sedangkan tes menunjukkan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran. Analisis data kualitatif berdasarkan model Kurt
Lewin digunakan sebagai metode penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas I SD
173389 Doloksaribu Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara.

Kata Kunci: Hasil belajar siswa, Kemampuan membaca, Media kartu huruf

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah proses terencana untuk menciptakan suasana proses pembelajaran
supaya peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan memperoleh kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlak, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan memiliki dampak yang besar pada
kehidupan individu dan masyarakat luas. Mendidik mencakup banyak hal yaitu mulai dari
perkembangan pengetahuan, perkembangan fisik, perkembangan kesehatan, perkembangan
keterampilan, perkembangan pikiran, perkembangan sosial, sampai pada perkembangan iman.
Menurut Aliputri dalam Pertiwi (2019), Pendidikan dan pelatihan adalah proses yang
bermanfaat. Tujuan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengartikulasikan hasil yang
diharapkan pembelajar pada akhir pembelajaran. Pengalaman belajar ada di mana-mana, dan
salah satunya adalah sekolah.
Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Guru
wajar apabila menginginkan sebanyak mungkin muridnya bisa berhasil dan mendapat nilai
yang bagus. Seorang guru tidak senang jika banyak muridnya yang mendapat nilai jelek atau
gagal. Guru diharapkan dapat mengembangkan potensi anak melalui proses pembelajaran.
Pendidikan dasar bukan hanya sarana sosialisasi, tetapi juga kompetensi Ini
meningkatkan kemungkinan bahwa siswa akan digunakan dalam kehidupan publik. untuk
belajar bahasa Orang Indonesia di SD menghadapi berbagai hambatan karena pengalaman dan
kemampuan bahasa mereka. Pelajar Indonesia tidak sama, terutama dari kabupaten Alor di
Nusa Tenggara Timur. Ini adalah perbedaan bahasa. Bahasa daerah yang berasal dari dialek
dan sering dijumpai atau didengar dalam kehidupan sehari-hari (Dony, 2022).
Pembelajaran merupakan hubungan antara guru dan siswa dalam lingkungan belajar
dengan menggunakan media pembelajaran. Jadi, Pembelajaran yaitu suatu bantuan atau
dorongan yang diberi kepada peserta didik agar memperoleh ilmu pengetahuan, pembentukan
kepintaran, karakter, moral, percaya diri pada peserta didik (Suardi, 2018).
Aspek perkembangan anak salah satunya yaitu perkembangan bahasa. Perkembangan
bahasa antara lain yaitu keterampilan membaca, menulis, mendengar, mendengar, berbicara,
dan berkomunikasi. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan sama pentingnya
ketika belajar bahasa Indonesia. Unik di dalam Membaca dan menulis dimulai dengan
membaca Keterampilan membaca awal anak ditingkatkan, membaca dimulai kemudian
memberikan anak-anak dasar untuk mempelajari mata pelajaran berikutnya.
Menurut Gumilar dkk (2022) menyatakan bahwa Diharapkan kemampuan belajar anak
meningkat drastis dengan menggunakan metode permainan kartu. Cara ini dinilai efektif
karena walaupun media kartu huruf huruf tidak terstruktur seperti ejaannya, namun cukup
untuk anak memahami dan mengingat huruf dan kata yang ada di kartu huruf. Membaca
merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa melalui menulis. Membaca
merupakan kegiatan memperoleh pengetahuan, memperoleh pengetahuan dan informasi serta
mengumpulkan pengalaman baru, sehingga membaca harus diajarkan sejak dini.
Membaca permulaan, seorang siswa wajib mampu membaca huruf, suku kata, dan
kalimat. Di sekolah dasar, pembelajaran berlangsung sesuai dengan perbedaan antara sekolah
rendah dan sekolah atas. Pembelajaran di kelas bawah sering disebut sebagai pembelajaran
membaca permulaan, sedangkan pembelajaran di kelas yang lebih tinggi disebut sebagai
pembelajaran membaca menengah. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
beberapa hambatan bagi anak sekolah dasar untuk mulai membaca, yaitu: faktor intelektual,
faktor lingkungan, kurangnya motivasi keluarga dan rendahnya minat baca siswa.
Sering dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan membaca tidak
lagi menjadi prioritas dalam belajar, terlihat dari minat siswa untuk membaca sudah sangat
rendah. Siswa tidak lagi tertarik untuk membaca buku ilmu pengetahuan. Salah satu faktor
yang menurunkan kemampuan membaca awal siswa adalah terus pasifnya siswa dengan
metode pengajaran papan tulis dan pembelajaran yang berpusat pada guru. Prestasi sekolah
anak-anak juga menurun. Masalah lain yang sering dihadapi anak dalam pembelajaran adalah
guru sering menjumpai anak yang kesulitan menguasai huruf, suku kata, kata dan kalimat
sederhana, serta anak tidak memahami isi pelajaran saat membaca.
Guru harus merencanakan instruksi untuk meningkatkan keterampilan membaca awal
siswa. Cerita perlu digunakan untuk mengembangkan bahan ajar pengantar yang lebih sesuai
dengan kebutuhan perkembangan siswa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kegemaran
membaca dengan mengajak siswa sekolah dasar membaca dan membaca ulang buku. Buku
yang terkesan serius dan mengandung banyak materi cenderung membosankan dan membuat
putus asa (Harpiani, 2021).
Membaca permulaan sangat penting sehingga guru menggunakan strategi pembelajaran
yang berbeda untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa. Guru sekolah dasar
memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa Indonesia, khususnya pemahaman
bacaan. Jika tidak memiliki keterampilan membaca yang baik sejak usia dini, anak Anda akan
mengalami kesulitan belajar di kemudian hari. Membaca/literasi bukan hanya landasan
terpenting untuk pengajaran bahasa Indonesia, tetapi juga landasan terpenting untuk
pengajaran mata pelajaran lainnya.
Membaca adalah keterampilan utama yang dipelajari siswa di sekolah. Siswa lebih
mudah mengikuti pelajaran dan mencatat dengan keterampilan belajar yang telah dimilikinya.
Masalah yang masih umum terjadi di kalangan guru kelas bawah, terutama guru kelas satu,
adalah meskipun hal ini tidak menghalangi banyak siswa untuk lancar belajar begitu mereka
masuk sekolah dasar, tidak semua siswa dapat membaca. Di sekolah, hal ini menimbulkan
tantangan bagi guru, terutama mereka yang dapat merancang pembelajaran yang efektif dan
menarik yang membantu siswa memperoleh keterampilan belajar dan membentuk kebiasaan
belajar.
Keterampilan membaca merupakan landasan yang paling penting tidak hanya untuk
pembelajaran bahasa tetapi juga untuk pembelajaran lainnya. Melalui membaca, siswa
memperoleh pengetahuan yang sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan berpikir
sosial dan emosional.
Dalam artikel ini penulis memaparkan pembelajaran membaca permulaan di SD 173389
Doloksaribu yang sebelumnya belum mengoptimalkan lingkungan belajar di sekolah. Media
tradisional seperti papan tulis masih digunakan dalam pembelajaran dan fokus pembelajaran
hanya pada guru. Guru biasanya menggunakan buku untuk mengajar siswa membaca secara
langsung. Buku yang digunakan juga sesuai dengan tingkatan siswa, namun sebagian siswa
merasa terbebani karena lebih penting belajar membaca buku sendiri. Akibatnya, kemampuan
membaca awal siswa sangat rendah.
Belajar membaca diperlukan metode dan media pembelajaran sehingga sangat
bermanfaat bagi siswa kelas 1, dan sangat diperlukan bagi siswa kelas 1 yang pada usia 6
tahun masih dalam tahap berpikir khusus dan dapat dengan mudah dikenali oleh anak. benda.
ini yang sebenarnya. Selain itu, berbagai alat yang digunakan guru juga akan merangsang
minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan guru saat
pembelajaran membaca salah satunya yaitu media kartu huruf. Berdasarkan uraian di atas,
maka peneliti berencana melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
Membaca Siswa Kelas I SD Negeri 173389 Doloksaribu dengan menggunakan media kartu
huruf”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dikembangkan dalam dua siklus, berdasarkan penelitian yang dilakukan di
SD Negeri 173389 Kecamatan Doloksaribu Kabupaten Pagaran tahun ajaran 2023/2024 di
Kelas I yang dilaksanakan bulan Oktober 2023. Subyek penelitian terdiri dari 28 siswa terdiri
dari 13 laki-laki dan 15 perempuan.
Survei ini dilakukan pada bulan Mei 2023. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart (1988) yang merupakan satu siklus yang terdiri dari empat tahapan meliputi: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) Refleksi. Langkah-langkah
berikutnya yaitu perencanaan dalam perbaikan, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi.
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal tes isian. Adapun tahapan kegiatan
dari setiap siklusnya adalah : Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan
(Observation) dan Refleksi (Reflection). Dalam perencanaan, peneliti membuat kurikulum
yaitu RPP yang memuat RPP dari awal kegiatan, kegiatan itu, sampai akhir. Pada tahap
aktivitas, peneliti menerapkan strategi pembelajaran menggunakan kartu huruf sebagai
sumber belajar di kelas yang berlangsung dalam dua tahap.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri 173389 Doloksaribu Tahun Pelajaran


2023/2024. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi empat
tahapan yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Amrina, Z. (2013). PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN
MELALUI METODE BERMAIN KARTU HURUF DI KELAS I SD KURAO
PAGANG KECAMATAN NANGGALO PADANG. JURNAL FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, 1(2).
Dony, P. M. T., Indarti, T., & Subrata, H. (2022). Pengembangan Media Kartu Huruf untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6(5), 8992-9006.
Purba, E. Y., Lumbantobing, M. T., & Sirait, E. M. (2022). Pengaruh Media Kartu Huruf
terhadap Hasil Belajar Siswa Subtema 1 Hidup Rukun di Rumah Siswa Kelas 2 SD
Negeri 124385 Pematangsiantar Tahun Ajaran 2022/2023. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling (JPDK), 4(5), 6428-6439.
Subli, S. (2021). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Media
Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 1 SD N 166/IX Tanjung Lanjut Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 11(2), 323-330.
Subli, S. (2021). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Media
Kartu Huruf Pada Siswa Kelas 1 SD N 166/IX Tanjung Lanjut Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Ilmiah Dikdaya, 11(2), 323-330.

Anda mungkin juga menyukai